Lean Canvas adalah alat bantu untuk merencanakan bisnis yang lebih sederhana dibandingkan Business Model Canvas. Lean Canvas hanya terdiri dari satu halaman dan fokus pada masalah pelanggan, solusi, dan metrik utama. Dokumen menjelaskan tujuh alasan mengapa Lean Canvas lebih praktis daripada Business Model Canvas untuk ide bisnis awal, termasuk karena intuitif, universal, dan memungkinkan tindakan. Dokumen juga memberikan contoh pengisian Lean Canvas
Togel Online: Panduan Lengkap tentang Dkitoto, Dkitogel, dan Situs Togel
07 Lean Canvas.pptx
1. Lean Canvas
#07
All rights belong to their respectives owners. No copyright infringement intended. Vector beckground by Freepik.
2. Alur Perkuliahan
1 Intro to Entrepreneurship 9 Stadium Generale 1: FnB
2 Technopreneurship 10 Stadium Generale 2: ICT
3 Sociopreneurship 11 Stadium Generale 3: Creative
4 Business Idea 12 Team Building
5 Value Proposition 13 Product Concept
6 Business Model Introduction 14 Social Impact
7 Lean Canvas 15 Business Pitching
8 UTS 16 UAS
3. Capaian Mhs memahami tentang apa itu Lean
Canvas.
Mhs memahami tentang perbedaan
Lean Canvas dan Business Model
Canvas.
Mhs mampu mengisi Lean Canvas
untuk sebuah bisnis.
4. Agenda 01 Lean Canvas
02 vs Business Model Canvas
03 Cara Mengisi Lean Canvas
6. Apa itu Lean Canvas?
Lean Canvas adalah alat bantu untuk perencanaan
bisnis dimana suatu ide bisnis bisa dibongkar
secara sistematis untuk memudahkan validasi
asumsi.
Lean Canvas terdiri atas satu halaman. Lean
Canvas cocok untuk memetakan rencana bisnis di
fase ide atau fase awal.
Lean Canvas diciptakan oleh Ash Maurya (2010),
dan merupakan adaptasi dari Business Model
Canvas (BMC)-nya Alexander Ostewalder.
Ash Maurya
Creator of Lean Canvas
7.
8. Lean Canvas sudah banyak
digunakan oleh para inovator
dan wirausahawan.
Alasannya?
1. Intuitive
2. Universal
3. Different
4. Simple
5. Practical
6. Actionable
9. Intuitive
NO MBA REQUIRED
Lean Canvas dirancang untuk mudah
digunakan oleh orang biasa, tanpa perlu
bergelar magister menajemen. Ini
dikarenakan ide inovatif bisa datang dari
siapa saja, sehingga semakin mudah alat
bantu ini bisa digunakan akan semakin
banyak ide yang bisa diujicobakan.
10. Universal
USED AROUND THE WORLD
Lean Canvas digunakan, tidak hanya oleh para pebisnis, tetapi juga
insinyur, desainer, dan manajer produk di ribuan perusahaan rintisan
(startup), akselerator, dan perusahaan besar. Lean Canvas juda diajarkan
di banyak sekolah bisnis dan teknik top di seluruh dunia, dan bahkan di
tingkat sekolah tinggi.
11. CUSTOMER - PROBLEM -
SOLUTION FOCUSED.
Lean Canvas memprioritaskan
mendapatkan fondasi dari solusi
dan masalah pelanggan Anda
secara berurutan. Hal ini
memudahkan untuk digunakan pada
proyek inovasi tahap awal di suatu
perusahaan ataupun di startup
(perusahaan rintisan).
Different
12. THE POWER OF THE LEAN CANVAS LIES IN ITS SIMPLICITY.
Untuk bisa merancang produk unggul yang menjawab permasalahan
customer, Business Model Canvas perlu dilengkapi lagi dengan Value
Proposition Canvas. Artinya akan ada 2 kanvas. Dengan Lean Canvas
maka cukup satu kanvas saja.
Simple
13. Practical
BUILT BY ENTREPRENEURS FOR
ENTREPRENEURS,
NOT FOR CONSULTANTS.
Lean Canvas diciptakan oleh seorang
entrepreneur, Ash Maurya, yang
menginginkan alat perencanaan
bisnis yang lebih praktis daripada
rencana bisnis dan alat pemodelan
bisnis yang lebih dapat
ditindaklanjuti.
14. Actionable
GET BETTER BUSINESS
OUTCOMES.
Luaran dari Lean Canvas mampu
memberikan petunjuk terhadap hal-
hal yang perlu dibenahi ataupun
perlu di-validasikan. Ini
memudahkan untuk mendorong
inovasi yang berkelanjutan.
16. Business Model Canvas
(BMC)
Adalah suatu template untuk
memetakan model bisnis yang
sudah ada atau merencanakan
bisnis baru dalam 1 halaman yang
ringkas.
BMC disajikan dalam bentuk
visual berupa kanvas lukisan, agar
dapat diisi secara kolaboratif,
serta dipahami dengan mudah.
BMC dipopulerkan oleh Alexander
Osterwalder.
17. BMC Terdiri dari 9 Building
Blocks, yaitu:
1. Customer Segments
2. Value Propositions
3. Channels
4. Revenue Streams
5. Key Resources
6. Customer Relationships
7. Key Activities
8. Key Partners
9. Cost Structures
19. BMC memang sudah cukup populer
untuk melakukan pemetaan suatu model
bisnis.
Namun untuk bisnis atau inovasi yang masih
berada di tahap ide atau tahap awal, pada BMC
terdapat hal-hal yang dirasa kurang penting.
Misalnya, untuk inovasi yang masih di tahap ide,
memikirkan supplier (Key Partner) adalah hal
yang kurang penting dibanding memperjelas
masalah (Problem) utama apa yang ingin
diselesaikan dari inovasi tersebut.
Disinilah mengapa Ash Maurya mengusulkan
untuk memodifikasi BMC, mengubah kolom isian
menjadi hal-hal yang dirasa krusial, dan diberi
nama menjadi Lean Canvas.
20. Perbedaan & Persamaan Kolom
BMC → Lean Canvas
Key Partners Diubah & Ditambah Problem (& Existing Alternatives)
Key Activities Diubah Solution
Key Resources Diubah Key Metric
Customer Relationships Diubah Unfair Advantage
Value Propositions Ditambah Unique Value Propositions (& High Level Concept)
Customer Segments Ditambah Customer Segments (& Early Adopters)
Channels Sama Channels
Revenue Streams Sama Revenue Streams
Cost Structures Sama Cost Structures
21. Apa Perbedaan Lainnya dari Lean
Canvas dan Business Model Canvas?
Target Tujuan Fokus Konsumen
Penerapan
Kompetisi
Pendekatan
25. Problem
• List 1 hingga 3 problem utama
yang ingin diselesaikan
• Existing Alternative
– Bisnis pembanding dengan bisnis
kita
– Bisnis yang mirip dengan bisnis
kita
26. Customer Segment
• Siapa yang menjadi segmen pelanggan
kita
• Early Adopter
– Siapa yang akan menggunakan produk kita
di awal?
– Siapa yang membantu menyampaikan
testing produk kita
27. Unique Value Proposition
• Apa keunikan atau bedanya dengan
yang lain
• High Level Concept
– Menyederhanakan konsep produk
dengan perumpamaan yang sudah
umum dikenal, sehingga lebih mudah
dimengerti orang awam.
Misal High Level Concept untuk Spotify adalah “Seperti Netflix tapi
untuk musik”. Sementara untuk Go-Jek (versi awal) adalah “Seperti
Uber, tapi menggunakan sepeda motor”.
28. Solution
• Solusi real dari problem-problem yang
sudah di list, customer segment dan
unique value proposition
• Solution bukanlah sebuah produk atau
jasa semata namun lebih pada proses
yang bisa ditawarkan pada customer
segments anda
29. Channel
• Customer segmen mau mengenal
solusinya lewat mana
• Anda harus meriset terlebih dahulu media
apa yang cocok untuk customer
segments anda
30. Revenue Stream
• Mau dapat uangnya darimana?
• Pilih satu jenis revenue streams yang
menjadi pemasukan utama bisnis anda
• Minimalisasi jenis produk
31. Cost Structure
• Biaya-biaya penting yang akan
dikeluarkan apa saja untuk menambah
value
• Fixed Cost dan Variable Cost
32. Key Metrics
• Cara mengukur kemajuan bisnis anda
• Metrics akan sangat membantu dalam
mengetahui progress dari performa bisnis
anda setiap satuan waktu mungkin setiap
hari, setiap minggu, setiap bulan atau
mungkin juga setiap tahun
• Anda bisa melakukan decision making
dengan lebih baik dengan strategi yang
lebih baik karena anda mengetahui bagian
mana yang harus menjadi fokus utama
untuk perbaikan
33. • Satu hal yang membuat competitor anda
sulit untuk meniru bisnis Anda
• Semakin banyak unfair advantage yang
anda miliki, semakin tinggi barrier to
entry (kesulitan untuk meng-copy) bisnis
anda
Unfair Advantage
35. Kita akan latihan menggunakan GoFood. Idealnya kita
bedah mendalam masing-masing 3 customer
segment-nya (Merchant, Driver & Customer), namun
untuk latihan kali ini kita hanya fokus dari perspektif
Customer (pembeli makanan) saja.
Bayangkan saat belum ada layanan online food delivery.
Anggaplah saat itu layanan antar hanya dimiliki restoran tertentu
seperti PHD. Gojek sudah ada layanan GoRide dan ingin
membidik peluang untuk pengantaran makanan. Bantulah dengan
Lean Canvas!
36. Lean Canvas GoFood
29/03/2021
Iterasi 1
Cost Structure Revenue Streams
Problem Solution
Key Metrics
Unique Value
Proposition
Unfair Advantage
Channels
Customer
Segments
Target customers
Existing Alternative
Early Adopters
Orang dewasa
kelas
menengah yang
mager
Penguni kosan
& apartemen di
tengah kota.
Resto yang
punya layanan
delivery
Macet/ buang
waktu jika ingin
jajan.
Tidak tau resto
yang
recommended.
Pesan via
telepon akan
keluar pulsa,
repot, dan lama
diantar.
Persentase
repeat order
Lamanya waktu
penyelesaian
order
High Concept
Makanan diantar
driver
Ada rating untuk
resto
Pilihan menu ada
di app, tinggal klik
untuk order.
Layanan food
delivery dengan
jumlah merchant
terbesar di
Indonesia.
Seperti
GoRide tapi
mengantarkan
makanan.
Memiliki ratusan
ribu driver yang
siap
mengantarkan
makanan.
Memiliki jutaan
pengguna aplikasi
GoJek
Aplikasi
Promosi
(Merchant
Aquisition)
Biaya
Makanan
Jasa
Driver
Biaya
Operasi
onal
Pembayaran
Customer
Potongan 20%
Transaksi
Merchant
Potongan Jasa
Driver
37. Berikutnya, seorang dokter kulit dan kecantikan
(anggap saja dr. Monita) memiliki ide ingin
meluncurkan produk perawatan kulit berjerawat
melalui medium online. Dokter ini sudah
berpengalaman dan memang ahli dibidangnya.
Berikut gambaran pemetaan ide bisnisnya
dengan Lean Canvas.
41. Tugas #5 - Lean Canvas
Tugas yang dikumpukan ada dua: (A) Mengumpulkan
dokumen Lean Canvas; dan (B) Memberikan link video
presentasi Lean Canvas di Youtube. Teknis pengumpulan
disesuaikan arahan masing-masing dosen kelas.
(A) Dokumen Lean Canvas. Isilah Lean Canvas dengan satu ide
produk terpilih (dari tugas #4 sebelumnya). Gunakan file Lean Canvas
yang sudah disediakan, dan lengkapi bagian-bagiannya seperti yang
sudah dicontohkan. Cara melengkapi boleh menggunakan software
(misal PPT, atau Photoshop) atau bisa juga dengan print dan diisi
menggunakan sticky notes, lalu difoto atau discan. Hasil akhir yang
sudah diisi dikumpulkan dalam format PDF maksimal 2 MB.
(B) Video Presentasi Lean Canvas. Buatlah video presentasi yang
menjelaskan Lean Canvas dari produk tadi. Durasi video minimal 5
menit dan maksimal 10 menit. Upload di Youtube lalu berikan link
videonya.