1. BAB I
PENDAHULUAN
Manusia memiliki sifat ingin tahu terhadap segala sesuatu, sesuatu yang
diketahui manusia tersebut disebut pengetahuan. Pengetahuan dibedakan menjadi 4
(empat) ,yaitu pengetahuan indera, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafat,
pengetahuan agama. Istilah “pengetahuan” (knowledge) tidak sama dengan “ilmu
pengetahuan”(science).Pengetahuan seorang manusia dapat berasal dari pengalamannya
atau dapat juga berasal dari orang lain sedangkan ilmu adalah pengetahuan yang
memiliki obyek, metode, dan sistematika tertentu serta ilmu juga bersifat universal.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang
merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
1
dengan segala hubungan.
Konsepsi-konsepsi tentang kehidupan dan dunia yang Kita sebut sebut
"filosofis" dihasilkan oleh dua faktor: pertama, konsepsi-konsepsi religius dan etis
warisan; kedua, semacam penelitian yang biasa disebut "ilmiah" dalam pengertian yang
luas. Kedua faktor ini mempengaruhi sistem-sistem yang dibuat oleh para filosof secara
perseorangan dalam proporsi yang berbeda-beda, tetapi kedua faktor inilah yang
sampai batas-batas tertentu, mencirikan filsafat. Filsafat, sebagaimana yang
disampaikan Bertrand Russell, adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara
teologi dan sains.
2. BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pengertian Filsafat
1. Defenisi Filsafat Menurut Para Ahli
Harold H. Titus (1979 ) : (1) Filsafat adalah sekumpulan sikap dan
kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak
kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan
dan sikap yang dijunjung tinggi; (2) Filsafat adalah suatu usaha untuk
memperoleh suatu pandangan keseluruhan; (3) Filsafat adalah analisis logis dari
bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan pengertian ( konsep ); Filsafat
adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan yang dicirikan
jawabannya oleh para ahli filsafat.
Hasbullah Bakry : Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu
sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Istilah Filsafat berasal dari bahsasa Yunani “ Philosofi ” dan dalam
perkembangan berikutnya dikenal di dalam bahasa lain yaitu, Philosofie
(Jerman, Belanda, dan Prancis), Philosofhy (Inggris), Philosophia (Latin), dan
Falsafah (Arab).1
Namun arti kata diatas belum menghasilkan pengertian yang hakiki
(sebenarnya) dari kata fisafat. Aktifitas budi yang dilakukan oleh para filsuf
yang berupa Philosopein, memiliki 2 unsur pokok, yaitu ; pertama, Philen dan
1 Sudarsono, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar,(Jakarta: Rineka Cipta, 1993) h. 10
3. Sophos, kedua Philos dan Sophia. Philen artinya mencintai, Sophos artinya,
bijaksana. Sedangkan secara istilah Philosophia artinya mencintai berusaha
3
untuk memilikinya.
Dan dari kata inilah kata “mencintai “ belum menunjukkan atau
memperlihatkan keaktifan dari seorang filosof untuk memperoleh kearifan atau
kebijaksanaan tersebut. Menurut pengertian yang lazim berlaku di Timur
(Tiongkok atau India), seseorang dari filosof apabila dia telah mendapatkan atau
telah meraih kebijaksanaan. Sedangkan menurut pengertian yang lazim berlaku
di Barat, kata “ mencintai” tidak perlu meraih kebijaksanaan, karena itu yang
disebut filosof atau “orang bijaksana” mempunyai pengertian yang berbeda
dengan pengertian di Timur.
2. Menurut Para Ahli/Filsuf Secara Terminologi
a) Plato (427SM-347SM)
Seorang Filsuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru
Aristoteles, mengatakan; Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).2
b) Aristoteles (384SM-322SM)
Mengatakan ; Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran,
yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika,
ekonomi, politik, dan estetika (filsafat menyelelidiki sebab dan asas segala
benda).
2 Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: Raja Granpindo Persada,2010)
4. c) Marcus Tullius Cicero (106SM-43SM)
Seorang politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan bahwa; Filsafat
adalah pengetahuan tentang sesuatu yang Maha Agung dan usaha-usaha
4
untuk mencapainya.
d) Al-Farabi (W. 950M)
Seorang Filsuf Muslim terbesar sebelum Ibnu Shina, mengatakan; Filsafat
adalah Ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikat yang sebenarnya.
e) Immanual Kant (1724 1804SM)
Ia sering disebut raksasa piring Barat, mengatakan bahwa; Filsafat itu ilmu
pengetahuan yang mencakup didalamnya empat persoalan, yaitu:
Apakah yang dapat diketahui? (dijawab oleh Metafisika)
Apakah yang dapat kita kerjakan? (dijawab oleh Etika)
Sampai dimanakah Pengharapan kita? (dijawab oleh Agama)
Apa itu manusia? (dijawab oleh Antropologi)
f) Prof. Dr. Fuad Hasan (Guru Besar Psikologi UI)
Beliau menyimpulkan bahwa; Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir
radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal
yang hendak dimasalahkan. Dan dengan jalan penjajakan yang radikal itu
Filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang
universal.
g) Drs. H. Hasbullah Bakry
Beliau merumuskan ; Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala
sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia,
sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya
5. sejauhnya yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap
manusia itu sehaurusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
5
h) Rene Descartes
Menurut Rene Descartes, Fisafat merupakan kumpulan segala pengetahuan,
dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya.
i) Francis Bacon
Menurut Francis Bacon, Flisafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu,
dan filsafat menangani semua pengetahuan dari bidangnya.
j) Jhon Dewey
Sebagai tokoh Pragmatis, Jhon Dewey berpendapat bahwa filsafat haruslah
dipandang sebagai suatu pengukapan mengenai perjuangan manusia secara
terus-menerus dalam upaya melakukan penyesuaian berbagai tradisi yang
membentuk budi manusia terhadap kecendrungan-kecendrungan ilmiah dan
cit-cita politik yang baru dan yang tidak sejalan dengan wewenang yang
diakui. Tegasnya, filsafat sebagai suatu alat untuk membuat penyesuaian-penyesuaian
diantara yang lama dan yang baru dalam suatu kebudayaan.
k) Epicuros
Epicuros memandang fisafat sebagai jalan mencari kepuasan dan
kesenangan dalam hidup. Ia beguna buat praktek hidup didunia. Filsafat
membentukpandangan dunia dan sikap hidup. Dengan terjawabnya masalah-masalah
yang rumit (yang menggelisahkan filosof), puaslah dia. Pengertian
sempit membawa orang sempit berfikir. Filsafat membawa kepada berfikir
luas dan dalam sehingga menimbulkan kepuasan. 3
3 Ibrahim Madkour, Filsafat Islam metode dan penerapan (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1993), h. 29
6. 6
l) Bertrand Russel
Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan
sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran
mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai
sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih
menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas
wahyu.4
m) Ibnu Sina
Ibnu sina juga membagi filsafat dalam teori dan praktek. Kedua itu
dihubungkannya dengan agama. Dasarnya terdapat dalam syariat Tuhan,
yang menjelaskan dan kelengkapannya didapatkan dengan tenaga akal
manusia.
n) Windelband
Windelband mengatakan sifat filsafat: merentang pikiran sampai sejauh-jauhnya
tentang suatu keadaan atau hal yang nyata
B. Tokoh Filsafat
1) Aris Toteles
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang pertama ketika
dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat dengan
gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia
memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah
logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain
4 http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/08/pengertian-filsafat/
7. kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran,
7
Ilmu Alam dan karya seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan
dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini
menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap
hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori tentang bentuk-bentuk
ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk
karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan
semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan
bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka
harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya
hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut
dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap
berarti Tuhan. Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif
(deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai
dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam
penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan
berpikir induktif (inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi sumbangan penting
Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam menarik kesimpulan
yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada. Misalkan ada dua
pernyataan (premis).
Setiap manusia pasti akan mati (premis mayor).
Sokrates adalah manusia (premis minor)
8. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal
adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki Karena luasnya lingkup
karya-karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan
skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat
beragam sekali seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika
(misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang
alam), logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya tentang keindahan
dalam buku poitike. Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk
menekankan pengetahuan. Ia mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas
dasar pengamatan dan penglihatan. Menurut Aristoteles keindahan menyangkut
keseimbangan ukuran yakni ukuran material. Menurut Aristoteles sebuah karya
seni adalah sebuah perwujudan artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai
8
dengan estetika.5
2) Plato
Filosof Yunani kuno Plato tak pelak lagi cikal bakal filosof politik Barat
dan sekaligus dedengkot pemikiran etika dan metafisika mereka. Pendapat-pendapatnya
di bidang ini sudah terbaca luas lebih dari 2300 tahun. Tak
diragukan lagi, Plato berkedudukan bagai bapak moyangnya pemikir Barat.
Plato dilahirkan dari kalangan famili Athena kenamaan sekitar tahun 427
SM. Di masa remaja dia berkenalan dengan filosof kesohor Socrates yang jadi
guru sekaligus sahabatnya. Tahun 399 SM, tatkala Socrates berumur tujuh puluh
tahun, dia diseret ke pengadilan dengan tuduhan tak berdasar berbuat brengsek
5 Mudji Sutrisno dan Christ Verhaak, Estetika Filsafat Keindahan (Yogyakarta: Kanisius, 1993).
9. dan merusak akhlak angkatan muda Athena. Socrates dikutuk, dihukum mati.
Pelaksanaan hukum mati Socrates, yang disebut Plato "orang terbijaksana,
terjujur, terbaik dari semua manusia yang saya pernah kenal"-- membikin Plato
benci kepada pemerintahan demokratis.
Tak lama sesudah Socrates mati, Plato pergi meninggalkan Athena dan
selama sepuluh-duabelas tahun mengembara ke mana kaki membawa.
Sekitar tahun 387 SM dia kembali ke Athena, mendirikan perguruan di
sana, sebuah akademi yang berjalan lebih dari 900 tahun. Plato menghabiskan
sisa umurnya yang empat puluh tahun di Athena, mengajar dan menulis ihwal
filsafat. Muridnya yang masyhur, Aristoteles, yang jadi murid akademi di umur
tujuh belas tahun sedangkan Plato waktu itu sudah menginjak umur enam puluh
tahun. Plato tutup mata pada usia tujuh puluh.
Plato menulis tak kurang dari tiga puluh enam buku, kebanyakan
menyangkut masalah politik dan etika selain metafisika dan teologi. Tentu saja
mustahil mengikhtisarkan isi semua buku itu hanya dalam beberapa kalimat.
Tetapi, dengan risiko menyederhanakan pikiran-pikirannya, saya mau coba juga
meringkas pokok-pokok gagasan politiknya.yang dipaparkan dalam buku yang
kesohor, Republik, yang mewakili pikiran-pikirannya tentang bentuk
9
masyarakat yang menurutnya ideal.
Bentuk terbaik dari suatu pemerintahan, usul Plato, adalah pemerintahan
yang dipegang oleh kaum aristokrat. Yang dimaksud aristokrat di sini bukannya
aristokrat yang diukur dari takaran kualitas, yaitu pemerintah yang digerakkan
oleh putera terbaik dan terbijak dalam negeri itu. Orang-orang ini mesti dipilih
bukan lewat pungutan suara penduduk melainkan lewat proses keputusan
bersama. Orang-orang yang sudah jadi anggota penguasa atau disebut
10. "guardian" harus menambah orang-orang yang sederajat semata-mata atas dasar
10
pertimbangan kualitas.
Plato percaya bahwa bagi semua orang, entah dia lelaki atau perempuan,
mesti disediakan kesempatan memperlihatkan kebolehannya selaku anggota
"guardian". Plato merupakan filosof utama yang pertama, dan dalam jangka
waktu lama nyatanya memang cuma dia, yang mengusulkan persamaan
kesempatan tanpa memandang kelamin. Untuk membuktikan persamaan
pemberian kesempatannya, Plato menganjurkan agar pertumbuhan dan
pendidikan anak-anak dikelola oleh negara. Anak-anak pertama-tama kudu
memperoleh latihan fisik yang menyeluruh, tetapi segi musik, matematika dan
lain-lain disiplin akademi tidak boleh diabaikan. Pada beberapa tahap, ujian
ekstensif harus diadakan. Mereka yang kurang maju harus diaalurkan untuk ikut
serta terlibat dalam kegiatan ekonomi masyarakat, sedangkan orang-orang yang
maju harus terus melanjutkan dan menerima gemblengan latihan. Penambahan
pendidikan ini harus termasuk bukan cuma pada mata pelajaran akademi biasa,
tetapi juga mendalami filosofi yang oleh Plato dimaksud menelaah doktrin
bentuk ideal faham metafisikanya.6
3) Al- farabi
Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf islam yang berasal dari Farab,
Kazakhtan
Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa
sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan
6 http://lailafathimah.blogspot.com/2013/07/defenisi-filsafat-menurut-para-ahli.html
11. Ibn Uzalah Al- Farabi , juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-
11
Farabi, Farabi, dan Abunasir.7
Al-Farabi adalah seorang komentator filsafat Yunani yang ulung di
dunia Islam. Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa berbahasa yunani ia
mengenal para filsuf Yunani;Plato, Aristoteles dan platinus dengan baik.
Kontribusinya terletak di berbagai bidang seperti matematika,filosofi ,
pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis berbagai buku tentang
sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, Kitab Al-musiqo.Selain
itu, ia juga dapat memainkan dan telah menciptakan bebagai alat musik.
Al-Farabi dikenal dengan sebutan "guru kedua" setelah Aristoteles
karena kemampuannya dalam memahami Aristoteles yang dikenal sebagai guru
pertama dalam ilmu filsafat.
Dia adalah filsuf Islam pertama yang berupaya menghadapkan,
mempertalikan dan sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik
dengan Islam serta berupaya membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks
agama-agama wahyu.
Al-Farabi hidup pada daerah otonomi di bawah pemerintahan Sayf al
Dawla dan di zaman pemerintahan dinasti Abbasiyyah, yang berbentuk monarki
yang dipimpin oleh seorang Khalifah.8 Ia lahir dimasa kepemimpinan Khalifah
Mu’tamid (869-892 M) dan meninggal pada masa pemerintahan Khalifah Al-
Muthi’ (946-974 M) dimana periode tersebut dianggap sebagai periode yang
paling kacau karena ketiadaan kestabilan politik.
7 Anwarudin Harahap. 1981. “Posisi Abu Nasr Al Farabi dalam Dunia Islam” , skrips i sarjana.
Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
8 H. Sirajuddin Zar, 2004. “Filsafat Islam”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
12. Dalam kondisi demikian, al-Farabi berkenalan dengan pemikiran-pemikiran
dari para ahli filsafat Yunani seperti Plato dan Aristoteles dan
mencoba mengkombinasikan ide atau pemikiran-pemikiran Yunani Kuno
dengan pemikiran Islam untuk menciptakan sebuah negara pemerintahan yang
12
ideal (Negara Utama).9
4) Ibnu Khaldun
Ibn Khaldun, nama ini begitu mashur dikalangan pemikir dan Ilmuwan
Barat.
Ia adalah pemikir dan Ilmuwan Muslim yang pemikiranya dianggap
murni dan baru pada zamannya. Tak heran ide-idenya tentang masyarakat Arab
seperti yang tertuang dalam buku fenomenalnya “muqaddimah” dianggap
sebagai bibit dari kelahiran Ilmu Sosiologi. Penelitiannya tentang sejarah
dengan menggunakan metode yang berbeda dari penelitian Ilmuwan pada saat
itu juga disebut sebagai bibit dari kemunculan Filsafat Sejarah seperti yang ada
sekarang. Kehidupannya yang malang melintang di Tunisia (Afrika) dan
Andalusia, serta hidup dalam dunia politik tak ayal mendukung pemikirannya
tentang Politik serta Sosiologi tajam dan mampu memberikan sumbangsih yang
besar pada Ilmu Pengetahuan.
Dalam mengajarkan tentang masyarakat dan sosiologi, Ibnu Khaldun
menekankan pentingnya menghubungkan pemikiran sosiologi dan observasi
sejarah. Menjelang kematiannya tahun 1400, Ibnu Khaldun telah menghasilkan
sekumpulan karya yang mengandung berbagai pemikiran yang mirip dengan
sosiologi zaman sekarang.
9 Eduarny Tarmiji. 2004. “Konsep Al -Farabi tentang Negara Utama”, thesis magister. Jakarta:
Fakultas Sastra Universitas Indonesia
13. Ia melakukan studi ilmiah tentang masyarakat, riset empiris, dan
meneliti sebab-sebab fenomena sosial. Ia memusatkan perhatian pada berbagai
lembaga sosial (misalnya lembaga politik dan ekonomi) dan hubungan antara
lembaga sosial itu. Ia juga tertarik untuk melakukan studi perbandingan antara
masyarakat primitif dan masyarakat modern. Ibnu Khaldun tak berpengaruh
secara dramatis terhadap sosiologi klasik, tetapi setelah sarjana pada umumnya
dan sarjana muslim khususnya meneliti ulang karyanya, ia mulai diakui sebagai
sejarawan yang mempunyai signifikansi historis.10
13
C. Makna Pendidikan
1) Pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991)
2) Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
(Mudyahardjo, 2001)
3) Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah
dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan
individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya
(Dictionary of Psychology, 1972)
4) Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses pembentukan kemampuan
dasar yang fundamental, baik menyangkut daya pikir atau daya intelektual,
10 Sumber : http://doktorpaisal.wordpress.com/2009/11/23/biografi-ibnu-khaldun//
14. maupun daya emosional atau perasaan yang diarahkan kepada tabiat manusia
14
dan kepada sesamanya.
5) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003)
Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak
didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai
anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi
lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh
sehingga anak menjadi lebih dewasa.
Dari uraian dan pengertian pendidikan diatas disimpulkan bahwa pada
dasarnya pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh
tanggung jawab membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan.
Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya,
sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat.
Dilihat dari sudut pengertian atau definisi, pendidikan ialah usaha sadar
yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan
bimbingan, pembelajaran, dan atau pelatihan yang berlansung di sekolah dan atau di
luar sekolah. Usaha sadar tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran dimana
ada pendidik yang melayani para siswanya melakukan kegiatan belajar, dan
15. pendidik menilai atau mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa tersebut dengan
15
prosedur yang ditentukan.
Menurut Charles E. Silberman pendidikan tidak sama dengan pengajaran,
karena pengajaran hanya menitikberatkan pada usaha mengembangkan
intelektualitas manusia. Sedangkan pendidikan berusaha mengembangkan seluruh
aspek kepribadian dan kemampuan manusia, baik dilihat dari aspek kognitif, afektif
dan psikomotor. Pendidikan mempunyai makna yang lebih luas dari pengajaran,
tetapi pengajaran merupakan sarana yang ampuh dalam menyelenggarakan
pendidikan. Jadi pengajaran merupakan bagian dari pendidikan.
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek. Teori
pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana seharusnya
pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek pendidikan adalah pelaksanaan
pendidikan secara konkretnya. Teori dan praktek seharusnya tidak dipisahkan. Jadi
siapa yang berkecimpung dalam dunia pendidikan sebaiknya menguasai dua hal
tersebut.
D. Makna Pendidikan Bagi Manusia
Pendidikan dimaknai sebagai pewarisan. Baik itu pewarisan nilai ataupun
pewarisan ilmu pengetahuan. Pendidikan diperlukan ketika manusia menyadari
bahwa dia perlu menggunakan semua potensi yang dimilikinya, baik potensi
jasmani ataupun potensi rohani. Tujuannya untuk mempertahankan hidupnya.
Potensi itu masih mentah dan perlu diasah.
Tujuan mempertahankan hidup ini adalah tujuan yang paling rendah. Hal
tersebut disebabkan karena setelah tujuan itu didapatkan, manusia ingin hidupnya
lebih bermakna. Tatkala seorang manusia menjadi dewasa, tatkala dia menjadi
16. bijaksana, dia menyadari adanya dorongan batin untuk mempertahankan
eksistensinya. Melalui pewarisan nilai pada generasi yang lebih muda inilah seorang
manusia dewasa berusaha untuk mempertahakan eksistensi kehidupan dirinya.
Bagi seorang manusia muda, pendidikan merupakan hal yang penting,
seperti penunjuk arah atau yang membimbing dia untuk menjawab pertanyaan
bagaimana mengarungi kehidupannya di dunia. Sungguh sulit dibayangkan jika
manusia mengikuti naluri saja. Dia tidak mengetahui mana yang baik dan mana
yang buruk. Dia tidak tahu bagaimana harus memecahkan masalah-masalah yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang terjadi jika dia dibiarkan
mengarungi dunia tanpa bimbingan, tanpa arahan, tanpa pengetahuan?.
Rasanya, Pendidikan itu penting bagi semua manusia. Mungkin tidak semua
orang pernah menjadi guru, tetapi begitu banyak orang yang pernah menjadi murid,
paling tidak pada masa kanak-kanak mereka. Mungkin tidak semua orang pernah
mengecap bangku sekolah, tapi semua orang seharusnya, pernah mendapatkan
pendidikan. Baik itu dari orang tua sendiri atau orang lain yang bisa dianggap orang
tua dan bahkan pendidikan dari lingkungan sekitarnya.
16
E. Filsafat Pendidikan
Filsafat dan pendidikan sebenarnya adalah dua istilah yang mempunyai
makna sendiri.Akan tetapi ketika digabungkan akan menjadi sebuah tema yang baru
dan khusus.Filsafat pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ilmu filsafat secara
umum. Filsafat pendidikan memandang kegiatan pendidikan sebagai objek yang
dikaji. Ada banyak defisini mengenai filsafat pendidikan tapi akhirnya semua
mengatakan dan mengajukan soal kaidah-kaidah berpikir filsafat dalam rangka
18. BAB III
PENUTUP
18
1. Kesimpulan
Istilah Filsafat berasal dari bahsasa Yunani “ Philosofi ” dan dalam
perkembangan berikutnya dikenal di dalam bahasa lain yaitu, Philosofie (Jerman,
Belanda, dan Prancis), Philosofhy (Inggris), Philosophia (Latin), dan Falsafah
(Arab).
Namun arti kata diatas belum menghasilkan pengertian yang hakiki
(sebenarnya) dari kata fisafat. Aktifitas budi yang dilakukan oleh para filsuf yang
berupa Philosopein, memiliki 2 unsur pokok, yaitu ; pertama, Philen dan Sophos,
kedua Philos dan Sophia. Philen artinya mencintai, Sophos artinya, bijaksana.
Sedangkan secara istilah Philosophia artinya mencintai berusaha untuk
memilikinya.
Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak
didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai
anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada.
Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi
lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh
sehingga anak menjadi lebih dewasa.
Dari uraian dan pengertian pendidikan diatas disimpulkan bahwa pada
dasarnya pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh
tanggung jawab membimbing anak-anak didik menuju kedewasaan.
Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka
mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin
19. dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya,
sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat.
19
2. Saran
Diharapkan kepada para pendidik dan pembaca makalah ini untuk lebih
memperhatikan tentang pendidikan baik dari tingkat pendidikan dasar dan untuk
pendidikan selanjutnya.
20. 20
DAFTAR PUSTAKA
1) Rakhmat Hidayat (2013). Pedagogi Kritis. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hlm.
2. ISBN 978-979-769-549-1.
2) John Dewey (2008). Pengalaman dan Pendidikan. Yogyakarta: Kepel Press.
ISBN 979-96230-4-9.
3) Wowo Sunaryo Kuswana (2013). Filsafat Pendidikan Teknologi, Vokasi dan
Kejuruan. Bandung: Alfabeta. ISBN 978-602-7825-21-5.
4) http://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_pendidikan#Pengertian_Filsafat_Pendidika
n
5) http://elisa.ugm.ac.id/community/show/filsafatpendidikanolehdrshendangzaelani
sukaya/