SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Beberapa Masalah Pasca Melahirkan
Posted by: ummushofiyya on: 03/07/2010
In: Kehamilan dan Menyusui
36 Komentar

Setelah melalui masa kehamilan yang panjang
dan persalinan yang berat, perjuangan seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan muncul
masalah yang terkait dengan proses persalinannya. Oleh karena itu, supaya dapat mengatasinya
dengan tepat, setiap ibu perlu mengetahui masalah apa saja yang biasanya muncul dan
bagaimana solusinya.
Berikut ini, beberapa masalah yang biasanya muncul setelah ibu melahirkan bayinya:
Keletihan
Jarang sekali ada ibu yang bisa terlepas dari rasa letih ini. Setelah melelui proses persalinan yang
penuh perjuangan, ibu akan mengalami keletihan yang sepertinya tidak mereda dan biasanya
merasa seperti tidak bertenaga. Hal ini tidak mengherankan, karena setelah melahirkan, seorang
ibu dituntut untuk menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengurus bayi yang baru saja
dilahirkannya. Tenaga ibu terkuras habis karena harus menyusui berkali-kali dalam sehari.
Disamping itu, seringnya terbangun ketika malam hari menyebabkan ibu tidak memiliki waktu
untuk beristirahat. Apalagi ditambah dengan berbagai pekerjaan rumah tangga yang harus
diselesaikan, dan ada pula yang masih harus mengurus anak-anaknya yang lain. Meskipun
keletihan adalah hal yang biasa terjadi, namun ibu dapat sedikit menguranginya dengan
melakukan usaha sebagai berikut:
Pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk beristirahat, yaitu ketika bayi tertidur baik pada
siang maupun malam hari.
Jika memungkinkan, mintalah bantuan dari orang-orang terdekat (terutama suami) untuk
membantu meringankan pekerjaan.
Usahakan untuk makan makanan yang bergizi dan dalam jumlah yang cukup. Jika perlu,
minum madu dan makan kurma, karena terbukti dapat memulihkan tenaga.
Minum cukup air, karena kekurangan cairan akan membuat tubuh menjadi lemas.
Kontraksi Rahim
Kontraksi rahim setelah melahirkan, yang dirasakan seperti kejang atau kram perut, merupakan
hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Kontraksi ini merupakan usaha untuk
mengerutkan pembuluh darah yang terbuka karena terpisahnya plasenta (ari-ari) dan kembalinya
rahim ke ukuran dan lokasi seperti sebelum melahirkan. Kontraksi ini akan makin terasa ketika
ibu menyusui, karena pengisapan payudara oleh bayi akan melepaskan hormon oksitosin, yaitu
hormon yang dapat merangsang terjadinya kontraksi.
Mengeluarkan Darah
Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas.
Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya
deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan
khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi.
Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah berkurang
selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya
terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu
segera beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemah. Untuk lebih jelasnya, bisa disimak
kembali pembahasan tentang ”Nifas” di blog ini atau dilihat pada majalah As-Sunnah edisi
12/XI/1429H/2008M.
Bermasalah Saat Buang Air Kecil
Selama 24 jam setelah melahirkan, banyak ibu yang mengalami kesulitan saat buang air kecil.
Beberapa ibu sama sekali tidak merasa ingin buang air kecil, beberapa ibu yang lain merasa ingin
tapi tidak dapat melakukannya, dan ada pula yang bisa melakukannya tapi dengan disertai rasa
nyeri dan terbakar. Kandung kemih sangat perlu untuk dikosongkan dalam waktu 6 sampai 8 jam
setelah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih. Bagi ibu yang tidak bisa
buang air kecil, ada beberapa cara yang bisa dicoba, antara lain:
1. Jika keadaan memungkinkan, segera bangun dari tempat tidur dan berjalan-berjalan.
2. Minum air dalam jumlah yang cukup.
3. Ibu bisa memilih untuk duduk berendam di air hangat atau dengan mendinginkan
menggunakan bungkusan es. Cara-cara tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk
buang air kecil.
Sulit Buang Air Besar
Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis (kejiwaan), dapat menunda kembalinya fungsi
normal usus setelah melahirkan. Salah satu faktor adalah otot-otot perut yang membantu proses
pembuangan telah mengalami peregangan selama kelahiran, sehingga menjadi kurang efektif
dalam melakukan tugas ini. Selain itu, penyebab lainnya adalah karena usus besar mungkin
mengalami trauma selama persalinan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. Namun demikian,
faktor terbesar yang menyebabkan hambatan untuk buang air besar adalah faktor psikologis
seperti takut jahitan terbuka, malu, atau perasaan tertekan. Berikut ini beberapa cara untuk
memperlancar proses buang air besar:
Hendaknya ibu menghilangkan kekhawatiran untuk buang air besar, salah satunya adalah
jangan terlalu takut jika jahitan akan terbuka.
Makan makanan yang berserat (sayur dan buah) dan banyak minum air.
Jika kondisi memungkinkan, segera bangun dan berjalan-jalan
Usahakan untuk segera ke toilet (jangan menunda) saat merasakan dorongan untuk buang
air besar.
Wasir
Wasir atau ambeyen disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada anus atau
dubur. Keadaan ini bisa menyebabkan nyeri, gatal, panas, dan kadang berdarah. Wasir ada dua
macam, yaitu wasir internal (berada di dalam) dan wasir eksternal (berada di luar). Seringkali
ibu hamil mengalami wasir, terutama pada trimester (3 bulan) terakhir dari masa kehamilannya.
Pada waktu persalinan, terjadi tekanan keluar yang kuat pada anus, dan tekanan ini dapat
memperparah wasir yang sudah ada atau membentuk wasir yang sebelumnya belum ada. Ada
beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak enak dan mempercepat
penyembuhan wasir, yaitu:
1. Pertahankan keteraturan buang air besar supaya tidak terjadi sembelit (susah buang air
besar, biasanya karena tinja yang keras) yang akan memperparah keadaan wasir.
2. Ibu dapat memilih untuk melakukan kompres panas atau dingin, sesuai dengan
kenyamanan masing-masing. Atau bisa juga melakukan kompres panas dan dingin secara
bergantian. Ada beberapa ibu yang lebih nyaman dengan duduk berendam di air hangat
selama 20 menit, namun ada juga yang justru lebih suka dengan kompres dingin.
3. Tidur atau berbaring dalam posisi miring, dan hindari posisi telentang.
4. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama. Gunakan bantalan yang empuk ketika duduk.
5. Jika wasir sangat mengganggu dan tidak kunjung reda, periksakan ke dokter. Biasanya
dokter akan meresepkan obat yang dimasukkan lewat anus.
Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas
Mengandung dan melahirkan anak merupakan pengalaman yang menakjubkan sekaligus
melelahkan bagi seorang wanita. Hendaknya seorang ibu melakukan tugasnya dengan penuh
kesabaran dan ikhlas untuk mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan begitu,
tugas yang berat akan terasa lebih ringan dalam menjalaninya. Terlebih lagi jika mengingat
bahwa mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi ladang pahala bagi kita. Demikian penjelasan
yang berkaitan dengan kondisi ibu setelah melahirkan, semoga bermanfaat.
Penulis: dr. Avie Andriyani (dimuat di majalah As Sunnah edisi 12/Thn XIII/Rabi‟ul Tsani
1431H/Maret 2010M)
Sumber:
1. Heidi Murkoff, dkk. Buku ”Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”.
Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta.
2. Arlene Eissenberg dkk. Buku ”Bayi pada Tahun Pertama, Apa yang Anda Hadapi Bulan
per Bulan”. Tahun 1997. Penerbit Arcan, Jakarta.
3. Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta.
@2010. Artikel http://ummushofiyya.wordpress.com

Twitter

septiancahyosusilo
A fine WordPress.com site
Stay updated via RSS

Cari disitus ini

Arsip
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o
o

Oktober 2013
September 2013
Agustus 2013
Juli 2013
Juni 2013
Mei 2013
April 2013
Maret 2013
Februari 2013
Januari 2013
Desember 2012
November 2012
Oktober 2012
September 2012
Agustus 2012
Juli 2012

Kategori
o

Artikel
o
o
o
o
o
o

Bola
Eksak
Ilmu Sosial dan Politik
Inovatif Kreatif
Sing song
Uncategorized

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA: MASALAH DAN SOLUSI
Posted: 7 Februari 2013 in Ilmu Sosial dan Politik

0

BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara lengkap dan
bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan
system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya. Sedangkan kesehatan reproduksi remaja
adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system, fungsi, dan proses reproduksi yang
dimiliki oleh remaja. Kaum remaja Indonesia saat ini mengalami lingkungan sosial yang sangat
berbeda daripada orangtuanya. Dewasa ini, kaum remaja lebih bebas mengekspresikan dirinya,
dan telah mengembangkan kebudayaan dan bahasa khusus antara grupnya. Sikap-sikap kaum
remaja atas seksualitas dan soal seks ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh
lebih banyak kesempatan mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai
melakukan hubungan seks.
Menurut PKBI, akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai media massa,
memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat, perilaku seks pranikah, dengan satu atau berganti pasangan. Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang
masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari
media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan
perilaku berbahaya untuk kesehatannya. Secara garis besar dapat dikelompokkan empat
golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu :
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah,
dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat
tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada
kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi
reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang
lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena
ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli
kebebasannya secara materi, dsb).
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual,
dsb).

Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/hormonal yang sangat dramatik merupakan
pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang
menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan
remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS
serta narkotika. Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan
pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri
mengalami perubahan fisik yang cepat. Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak
yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang
benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab
perilaku reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka
pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat
penting. Melihat kondisi seperti diatas penulis ingin meneliti tentang apa saja masalah kesehatan
reproduksi remaja dan bagaimana solusi dalam mengatasinya.
1. B. Rumusan Masalah
2. Apakah masalah yang terjadi terkait kesehatan reproduksi remaja?
3. Solusi apa yang dapat ditawarkan untuk mengetasi masalah tersebut?

BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
1. Masalah Kehamilan Remaja

Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil
dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam
kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya.
1. Masalah Aborsi

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita.
Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi tidak merasakan apa-apa dan
langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita,
terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah
terjadi
1. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang menyerang organ kelamin seseorang dan
sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih
berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina,
oral maupun anal.
1. HIV dan AIDS

1)

HIV

HIV merupakan singkatan dari ‟human immunodeficiency virus‟. HIV merupakan retrovirus
yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan
macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau
mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan
yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan
fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien
(Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar
jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena
infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah.
2)

AIDS

AIDS adalah singkatan dari „acquired immunodeficiency syndrome‟ dan menggambarkan
berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi
HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya
berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi
AIDS.
1. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja

Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah, khususnya
dalam hal cara-cara melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti pencegahan
KTD, IMS, dan HIV dan AIDS. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRRI) tahun
2002-2003 yang dilakukan oleh BPS memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan dasar
penduduk usia 15-24 tahun tentang ciri-ciri pubertas sudah cukup baik, namun dalam hal
pengetahuan tentang masa subur, risiko kehamilan, dan anemia relatif masih rendah. Tingkat
pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu Kesehatan Reproduksi, Indonesia,
2002-2003
Tabel 2.1 Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu
Kesehatan
Reproduksi, Indonesia, 2002-03
Persentase Penduduk yang mengetahui dengan benar tentang:
Risiko hamil
Masa subur
Ciri-ciri
Ciri-ciri
Karakteristik
jika sekali
pubertas pada pubertas pada
Anemia
berhubungan
laki-laki
perempuan
Perempuan
seks
Laki-laki
Perempuan

80.2
80.8

70.2
90.1

20.4
30.7

46.1
43.1

65.7
44.9

Demikian pula pengetahuan remaja tentang IMS dan HIV dan AIDS masih sangat rendah.
Gencarnya informasi tentang HIV dan AIDS selama ini nampaknya belum mampu
meningkatkan pengetahuan remaja secara signifikan tentang penyakit tersebut, apalagi sampai
dengan perubahan perilaku. Apa yang telah banyak dilakukan selama ini nampaknya baru
kesadaran di kalangan remaja bahwa fenomena HIV dan AIDS ada di sekitar mereka. Masih
sangat sedikit remaja yang memiliki pengetahuan yang benar tentang seluk beluk HIV dan
AIDS. Kondisi yang sama juga berlaku untuk IMS. Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24
tahun tentang beberapa isu HIV dan AIDS dan IMS, Indonesia, 2002-2003
Tabel 2.2 Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu HIV dan
AIDS dan IMS, Indonesia, 2002-2003
Persen penduduk
Percaya Mengetahui Mengetahui
Pernah
Pernah
Karakteristik
HIV/AIDS
1 cara
2 cara
dengar
dengar
dapat
menghindari menghindari
HIV/AIDS
IMS
dihindari HIV/AIDS HIV/AIDS
Laki-laki
82.1
65.6
36.3
10.7
40.0
perempuan
87.7
70.1
32.8
9.9
30.0

Dapat
menyebutkan
gejala IMS
30.0
20.0

Survei yang pernah dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
pada tahun 1999 dan 2003 membuktikan bahwa pemberian informasi seksualitas tidak terbukti
mendorong remaja mencoba atau menjadi aktif untuk melakukan hubungan seks. Pemberian
informasi atau pelatihan yang benar tidak mengajarkan remaja melakukan hubungan seks atau
berperilaku seksual aktif. Penelitian ini mempunyai temuan yang sama dengan beberapa survei
di berbagai negara.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang teknologi informasi,
permasalah remaja yang terkait dengan kesehatan reproduksinya semakin kompleks. Hal ini
tentu akan mempengaruhi status kesehatan reproduksi para remaja yang pada gilirannya akan
berdampak terhadap kualitas generasi dimasa mendatang.
World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman
(unsafe abortion) di dunia, 9,5 % (19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman) diantaranya terjadi
di negara berkembang. Sekitar 13 % dari total perempuan yang melakukan aborsi tidak aman
berakhir dengan kematian. Resiko kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia
diperkirakan 1 berbanding 3700 dibanding dengan aborsi. Diwilayah Asia Tenggara, WHO
memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi
di Indonesia, dimana 2.500 di antaranya berakhir dengan kematian. Angka aborsi di Indonesia
diperkirakan mencapai 2,3 juta pertahun. Sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh
remaja. (Medical-Journal, Soetjiningsih, 2004)
Menurut Parawansa (2000), menyatakan bahwa jumlah aborsi di Indonesia dilakukan oleh 2 juta
orang tiap tahun, dari jumlah itu, 70.000 dilakukan oleh remaja putri yang belum
menikah. Menurut Azwar,A (2000) menyatakan bahwa jumlah aborsi pertahun di Indonesia
sekitar 2,3 juta. Setahun kemudian terjadi kenaikan terjadi kenaikan cukup besar. Menurut
Nugraha,B,D, bahwa tiap tahun jumlah wanita yang melakukan aborsi sebanyak 2,5 juta.
Menurut seminar yang diadakan tanggal 6 Agustus 2001 di Jakarta Utomo,B, melaporkan hasil
penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia tahun 2000,
menyimpulkan bahwa di Indonesia terjadi 43 aborsi per 100 kelahiran hidup. Ia juga
menyampaikan bahwa sebagian besar aborsi adalah aborsi yang disengaja, ada 78 % wanita
diperkotaan dan 40 % di pedesaan yang melakukan aborsi dengan sengaja. (Kusmaryanto, 2002).
Laporan yang disinyalir melalui Kapanlagi (25/08/2005) Tingkat aborsi (pengguguran
kandungan) di kalangan remaja di tanah air hingga tidak berbeda dengan angka-angka yang
disebutkan diatas, dimana diperkirakan dari hasil suvey dan penelitian pada tahun 2005 masih
cukup tinggi hingga mencapai 30%. Atau mencapai dua juta orang/tahun, dan 30% diantaranya
atau 600 ribu orang dari kalangan remaja. Tingginya tingkat aborsi yang dilakukan kalangan
remaja terjadi akibat perilaku hubungan seksual sebelum menikah, bahkan banyak juga remaja
yang terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual (PSM). Perkiraan yang sama ternyata
tidak berbeda dengan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) 2004 tentang aborsi
atau pengguguran kandungan, tingkat aborsi di Indonesia sekitar 2 sampai 2,6 juta kasus
pertahun, 30% dari aborsi tersebut dilakukan oleh mereka di usia 15-24 tahun.
Apabila disimpulkan dengan kenaikan 100,000 kasus aborsi pertahun saja, maka denga
menggunakan data WHO ada tahun 2004 dimana kasus aborsi telah mencapai 2,5 juta kasus.
Maka di tahun 2010 kasus aborsi dapat diperkirakan telah mencapai 3,1 Juta kasus. Ini angka
fantastis. Dan apabila 30% dari pelaku aborsi adalah terjadi dikalangan remaja maka kasusnya
dapat mencapai 930.000 kasus pertahun. Dan mungkin saja akan berkembang terus apabila tidak
segera dicegah. Apalagi dampak kematian dari aborsi tidak aman) tersebut akan turut meningkat.
1. B.

Kebijakan dan Solusi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja

Adapun kebijakan dan solusi tentang masalah kesehatan reproduksi remaja, yaitu sebagai
berikut:
1. Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan yang telah dikeluarkan baik berdasarkan
kesepakatan Internasional maupun oleh Pemerintah Nasional terkait Kesehatan Reproduksi
Remaja.
2. Pada bulan September 1994 di Kairo, 184 negara berkumpul untuk merencanakan suatu
kesetaraan antara kehidupan manusia dan sumber daya yang ada. Konferensi Internasional ini
menyetujui bahwa secara umum akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi harus dapat
diwujudkan sampai tahun 2015.
3. Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) tahun 1994
mengartikan pendekatan untuk memperoleh hak-hak akan kesehatan reproduksi remaja secara
4.

5.

6.

7.

luas. Hasil-hasil ICPD secara khusus menunjukkan perlunya para orang tua dan orang dewasa
lainnya untuk, sesuai dengan kapasitasnya, melakukan bimbingan mengenai hal ini kepada
remaja untuk mengetahui hak-hak mereka terhadap informasi dan pelayanan KRR.
Konvensi Internasional lain yang memuat tentang kesehatan reproduksi serta diadopsi oleh
banyak negara di dunia di antaranya adalah Tujuan Pembangunan Milenium /Milenium
Development Goals. MDGs ini memuat pada tujuan ketiga (goal 3) adalah kesepakatan untuk
mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan termasuk upaya tentang
peningkatan kesehatan reproduksi. Pada tujuan keenam (goal 6) diuraikan bahwa salah satu
kesepakatan indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dengan mengukur tingkat
pengetahuan yang komprehensif tentang HIV pada wanita berusia 15 – 24 tahun. Selain itu jenis
kontrasepsi yang dipakai wanita menikah pada usia 15 – 49 tahun juga merupakan salah satu
indikatornya.
UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mencantumkan tentang Kesehatan Reproduksi
pada Bagian Keenam pasal 71 sampai dengan pasal 77. Pada pasal 71 ayat 3 mengamanatkan
bahwa kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif. Setiap orang (termasuk remaja) berhak memperoleh informasi, edukasi, dan
konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan (pasal
72). Oleh sebab itu Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana
pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk
keluarga berencana (pasal 73). Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif,
preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara
aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas, khususnya reproduksi
perempuan (pasal 74). Setiap orang dilarang melakukan aborsi kecuali yang memenuhi syarat
tertentu (pasal 75 dan 76). Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi
yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan
norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 77)
Pemerintah Indonesia, dalam hal ini BKKBN melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009
menyatakan bahwa salah satu arah RPJM adalah meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi
remaja.
Pertemuan ke 20 parlemen se-Asia Pasifik di Almaty, Kazakhstan pada tanggal 28-29 September
2004 yang membahas isu kependudukan dan pembangunan telah menghasilkan sebuah
deklarasi yang dikenal dengan “Deklarasi Almaty”. Isu-isu terkait didalam deklarasi ke 20
Almaty antara lain mengangkat soal isu kesehatan reproduksi dan STI/HIV/AIDS. Yang
beberapa komitmennya adalah
Mendukung pengingkatan dan mengawasi persamaan akses dalam memenuhi kualitas
pelayanan kesehatan reproduksi untuk semua kalangan termasuk kepada remaja.
Menghimbau kepada semua mitra pelaksanaan pembangunan, untuk segera bertindak dan
melakukan kerjasama dan upaya konkrit untuk mencegah penyebaran lebih luas dari penyakit
STI/HIV/IADS, memberikan perhatian khusus kepada remaja dan anak muda.

1. Adapun solusi dan strategi yang ditawarkan dan kedepannya bisa diterapkan untuk
permasalahan kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai berikut:
1. Menciptakan kebijakan yang melibatkan remaja baik sebagai partisipan aktif maupun
pasif. Tahap awal penentuan kebijakan dalam penanggulangan kesehatan reproduksi
remaja adalah mengerti dunia remaja itu sendiri. Pemerintah seharusnya mengadakan
survei dan penelitian tentang kondisi kesehatan reproduksi remaja di Indonesia.
2.

3.

4.

5.

6.

7.

Penelitian sebaiknya dilakukan menyeluruh di semua wilayah Indonesia dan tidak boleh
hanya memilih beberapa daerah sebagai cluster sampling. Setiap daerah memiliki pola
hidup dan kebudayaan yang berbeda serta tingkat perkembangan yang berbeda
sehingga secara tidak langsung pengaruh globalisasi dan arus informasi terhadap
kesehatan reproduksi berbeda pula. Sebagai contoh kota Jakarta mungkin masih lebih
baik dibandingkan kota Malang karena informasi yang diterima berbeda.
Menyusun suatu Undang-undang dan peraturan pemerintah yang didalamnya
membahas kesehatan reproduksi. Isi kebijakan sebaiknya tidak hanya hukuman atau
denda bagi pelanggar kesehatan reproduksi tetapi akan lebih baik bila didalamnya
ditekankan pada strategi promotif dan preventif terhadap masalah kesehatan
reproduksi yang ada.
Pelayanan-pelayanan kesehatan bagi remaja sebaiknya tidak hanya mengenai aspek
medis kesehatan reproduksi, tetapi hendaknya juga menyangkut hubungan personal
dan menyangkut nilai-nilai moral melalui Pendidik sebaya (Peer Educator).
Menggalang kerja sama dengan semua stakeholder baik pemerintah, swasta, LSM,
organisasi profesi serta organisasi kemasyarakatan berdasarkan prinsip kemitraan dalam
penyelenggaraan program dan pembinaan remaja.
Sebaiknya pemerintah tidak fokus pada pemberian pendidikan seks saja namun lebih
kepada pemberian pendidikan kesehatan reproduksi. Pendidikan seks merupakan
bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi sehingga lingkup pendidikan kesehatan
reproduksi lebih luas. Pendidikan kesehatan reproduksi mencakup seluruh proses yang
berkaitan dengan sistem reproduksi dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, mulai
dari aspek tumbuh kembang hingga hak-hak reproduksi. Sedangkan pendidikan seks
lebih difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan seks.
Melakukan kampanye Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Film Film/Video
Komunitas. Strategi ini kedepannya perlu ditingkatkan mengingat hasil yang didapatkan
cukup efektif karena remaja cenderung akan lebih merespon dan tertarik untuk belajar
tentang kesehatan reproduksi nya melalui media film dan video.
Pemberian pengetahuan dasar kesehatan reproduksi kepada remaja agar mereka
mempunyai kesehatan reproduksi yang baik. Pengetahuan yang diberikan antara lain
terkait:

Tumbuh kembang remaja: perubahan fisik/psikis pada remaja, masa subur, anemi dan
kesehatan reproduksi
Kehamilan dan melahirkan: usia ideal untuk hamil, bahaya hamil pada usia muda, berbagai
aspek kehamilan tak diinginkan (KTD) dan abortus
Pendidikan seks bagi remaja: pengertian seks, perilaku seksual, akibat pendidikan seks dan
keragaman seks
Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS
Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
Kemampuan berkomunikasi: memperkuat kepercayaan diri dan bagaimana bersifat asertif
Hak-hak reproduksi dan jender.
1. Memperbaiki komunikasi antar orangtua dan anak. Empowering keluarga untuk meningkatkan
ketahanan non fisik menghadapi arus globalisasi dengan cara memperkuat sistem agama, nilai
dan norma di dalam keluarga merupakan alternatif utama. Keluarga bertugas mempertebal
iman remaja dan pemuda dengan meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama, norma, budi
pekerti dan sopan santun
2. Dari pihak pemerintah juga diharapkan adanya kegiatan berwawasan nasional misalnya
memperketat sensor arus informasi dan budaya asing, menunjang pembentukan sarana bagi
pengembangan remaja dan lain-lain.

Kesimpulannya, peran pemerintah, orangtua, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), institusi
pendidikan serta masyarakat sangat diperlukan dalam memahami, mencegah serta cara
mengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja. Karena kompleksnya
permasalahan kesehatan reproduksi remaja itu sendiri, sangatlah urgen bagi pemerintah untuk
segera bertindak. Sehingga harapannya, permasalahan kesehatan reproduksi remaja tidak
berlarut-larut dan segera terpenuhi sehingga tercipta generasi penerus bangsa yang unggul baik
dari segi fisik maupun mental.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan

Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik
yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah
kesehatan. Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah,
khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti
pencegahan KTD, IMS, dan HIV dan AIDS. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja
(SKRRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan oleh BPS memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan
dasar penduduk usia 15-24 tahun tentang ciri-ciri pubertas sudah cukup baik, namun dalam hal
pengetahuan tentang masa subur, risiko kehamilan, dan anemia relatif masih rendah.
Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta
kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami
perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus
yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan.
Selain itu, kebijakan dan solusi agar masalah – masalah yang ada terkait kesehatan reproduksi
remaja juga telah dibuat dan ditawarkan. Hal ini demi meminimalisir masalah yang ada terkait
hal tersebut. Dengan kebijakan lama yang mungkin masih gagal dan diganti kebijakan baru yang
telah berpandang pada evaluasi kebijakan sebelumnya, pastilah dalam mengatasi permasalahan
kesehatan reproduksi remaja akan lebih mudah.
Peran pemerintah, orangtua, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), institusi pendidikan serta
masyarakat sangat diperlukan dalam memahami, mencegah serta cara mengatasi masalah
seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja. Karena kompleksnya permasalahan kesehatan
reproduksi remaja itu sendiri, sangatlah urgen bagi pemerintah untuk segera bertindak. Maka dari
itu dengan solusi yang telah ditawarkan dalam pembahasan diharapkan masalah yang terjadi
akan segera dapat diatasi.
1. B.

Saran
1. Bagi Remaja
1. Setiap remaja di Indonesia harus mengetahui tentang seluk beluk kesehatan
reproduksi remaja agar pemerintah juga lebih mudah dalam mengatasi
permasalahan yang ada.

b. Mungkin sebagai mahasiswa perlu membantu pemerintah dalam melakukan sosialisasi
mengenai kesehatan reproduksi remaja, mungkin lebih mudahnya melalui HMJ atau ketika para
mahasiswa KKN
1. Bagi Pemerintah
1. Pemerintah sebagai implementor kebijakan harus segera mengevaluasi kebijakan yang
sekiranya kurang tepat dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi remaja
agar dapat segera dibuat kebijakan baru yang sesuai.

b. Pengawasan dari pemerintah juga perlu ditingkatkan
1. Adanya sosialisasi yang terkonsep berbeda agar para remaja lebih tertarik untuk mendengarkan
penjelasan yang dalam hal ini mengenai kesehatan mereka.

DAFTAR PUSTAKA
http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2012/07/makalah-kesehatan-reproduksiremaja.html Diakses tanggal 9 Desember 2012
http://belajarpsikologi.com/kesehatan-reproduksi-remaja/
Definisi Dari Berbagai Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja http://www.k4health.org
Diakses pada 9 Desember 2012
Kesehatan Reproduksi Remaja http://drhandri.wordpress.com Diakses pada 9 Desember 2012
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5233
Fauzi, 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperoleh
dari: http://www.kesrepro.info/?q=remaja. Diakses pada 9 Desember 2012
Rice, F.P. 1990. Remaja. Diperoleh
dari: http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=101 di
akses pada 9 Desember 2012
Papalia dan Olds. 2001. Remaja. Diperoleh
dari: http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=101 di
akses pada 9 Desember 2012
Hurlock. http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=10
1 diakses pada 9 Desember 2012
PKBI. Aborsi dan Pergaulan Bebas Remaja yang Mengkwatirkan
http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/17/aborsi-dan-pergaulan-bebas-remaja-yangmengkwatirkan/ diakses pada 9 Desember 2012
http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/detail/130
Kesehatan Reproduksi Remaja Antara Harapan Dan
Kenyataan. http://indonesiannursing.com Diakses pada 9 Desember 2012
Dokumen Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia, 2005
#SeptianCahyo

More Related Content

What's hot

KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKAnnisa Nabila
 
Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...
Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...
Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...Doni Nurdiansyah
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)cahyatoshi
 
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKAnnisa Nabila
 
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunSeputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunAisyah N
 
Proses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuiProses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuicahyatoshi
 
Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif Health
 
Ppasi rev230205 rulina
Ppasi rev230205 rulinaPpasi rev230205 rulina
Ppasi rev230205 rulinaarif budiman
 
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu MenyusuiPromosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusuicahyatoshi
 

What's hot (19)

KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
 
Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...
Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...
Menstruasi terlambat tapi tidak hamil ini 19 penyebab yang mengejutkan & ...
 
LAKTASI
LAKTASILAKTASI
LAKTASI
 
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
 
Proses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,pptProses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,ppt
 
Penyuluhan asi
Penyuluhan asiPenyuluhan asi
Penyuluhan asi
 
159866769 askeb-kebutuhan-ibu-nifas
159866769 askeb-kebutuhan-ibu-nifas159866769 askeb-kebutuhan-ibu-nifas
159866769 askeb-kebutuhan-ibu-nifas
 
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUIPROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)
 
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPKKESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
KESEHATAN IBU DALAM 270 HPK
 
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.YuyunSeputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
Seputar Kehamilan dan Persalinan Normal oleh dr.Yuyun
 
Manajemen laktasi
Manajemen laktasiManajemen laktasi
Manajemen laktasi
 
Proses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusuiProses laktasi dan menyusui
Proses laktasi dan menyusui
 
ASI EKSLUSIF
ASI EKSLUSIFASI EKSLUSIF
ASI EKSLUSIF
 
Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif Imd & asi eksklusif
Imd & asi eksklusif
 
Ppasi rev230205 rulina
Ppasi rev230205 rulinaPpasi rev230205 rulina
Ppasi rev230205 rulina
 
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu MenyusuiPromosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
Promosi Kesehatan Pada Ibu Menyusui
 
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asiSap ( satuan acara penyuluhan ) asi
Sap ( satuan acara penyuluhan ) asi
 
sap asi esklusif
sap asi esklusifsap asi esklusif
sap asi esklusif
 

Similar to MASALAH KESREMAJAAN

Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...Operator Warnet Vast Raha
 
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...Operator Warnet Vast Raha
 
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...evazulioktavia1998
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasRahayu Pratiwi
 
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdf
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdfDr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdf
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdfSbas InSilent
 
kelas ibu hamil pematang lumut.pptx
kelas ibu hamil pematang lumut.pptxkelas ibu hamil pematang lumut.pptx
kelas ibu hamil pematang lumut.pptxClient1Wardana
 
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasKebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasThaa Kshop
 
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptxKEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptxKusumaDewiArimbi
 
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptxKEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptxKusumaDewiArimbi
 
Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Panduan peserta edit kemenkes december (final)Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Panduan peserta edit kemenkes december (final)Laurencus Butsi Siagian
 
tanda tanda bahaya kehamilan
tanda tanda bahaya kehamilantanda tanda bahaya kehamilan
tanda tanda bahaya kehamilannovita268
 
KELAS DAN SENAM IBU HAMIL.pptx
KELAS DAN SENAM IBU HAMIL.pptxKELAS DAN SENAM IBU HAMIL.pptx
KELAS DAN SENAM IBU HAMIL.pptxdwis33
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamilGepy Gbu
 
ppt KIH BOZS.pptx
ppt KIH BOZS.pptxppt KIH BOZS.pptx
ppt KIH BOZS.pptxbozsorie
 
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotisMakalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotisWarung Bidan
 
Posisi tidur yang baik selama hamil
Posisi tidur yang baik selama hamilPosisi tidur yang baik selama hamil
Posisi tidur yang baik selama hamildevi Narti
 

Similar to MASALAH KESREMAJAAN (20)

Proposal paket happy moms rs x
Proposal paket happy moms rs x Proposal paket happy moms rs x
Proposal paket happy moms rs x
 
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
 
Kebutuhan dasar ibu nifas
Kebutuhan dasar ibu nifasKebutuhan dasar ibu nifas
Kebutuhan dasar ibu nifas
 
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
Cara mengatasi masalah dalam kesehatan reproduksi pada ibu nifas dan menyusui...
 
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
PPT Askeb Nifas, Masalah Pengeluaran ASI Menyusui Bayi Prematur Pengaruh Masa...
 
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui[Ebook] Panduan  Ibu Menyusui
[Ebook] Panduan Ibu Menyusui
 
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifasFaktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
Faktor faktor yang mempengaruhi masa nifas
 
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdf
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdfDr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdf
Dr. Ade - Peran Bidan Mendukung ASI Eksklusif.pdf
 
kelas ibu hamil pematang lumut.pptx
kelas ibu hamil pematang lumut.pptxkelas ibu hamil pematang lumut.pptx
kelas ibu hamil pematang lumut.pptx
 
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasKebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
 
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptxKEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
 
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptxKEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
KEL.1 Kebutuhan dasar ibu bersalin kala I.pptx
 
Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Panduan peserta edit kemenkes december (final)Panduan peserta edit kemenkes december (final)
Panduan peserta edit kemenkes december (final)
 
tanda tanda bahaya kehamilan
tanda tanda bahaya kehamilantanda tanda bahaya kehamilan
tanda tanda bahaya kehamilan
 
KELAS DAN SENAM IBU HAMIL.pptx
KELAS DAN SENAM IBU HAMIL.pptxKELAS DAN SENAM IBU HAMIL.pptx
KELAS DAN SENAM IBU HAMIL.pptx
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamil
 
ppt KIH BOZS.pptx
ppt KIH BOZS.pptxppt KIH BOZS.pptx
ppt KIH BOZS.pptx
 
Makalah askeb persalinan
Makalah askeb persalinanMakalah askeb persalinan
Makalah askeb persalinan
 
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotisMakalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
Makalah hypnobirthing melahirkan tanpa rasa sakit dengan metode hipnotis
 
Posisi tidur yang baik selama hamil
Posisi tidur yang baik selama hamilPosisi tidur yang baik selama hamil
Posisi tidur yang baik selama hamil
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

MASALAH KESREMAJAAN

  • 1. Beberapa Masalah Pasca Melahirkan Posted by: ummushofiyya on: 03/07/2010 In: Kehamilan dan Menyusui 36 Komentar Setelah melalui masa kehamilan yang panjang dan persalinan yang berat, perjuangan seorang ibu masih belum usai. Terkadang akan muncul masalah yang terkait dengan proses persalinannya. Oleh karena itu, supaya dapat mengatasinya dengan tepat, setiap ibu perlu mengetahui masalah apa saja yang biasanya muncul dan bagaimana solusinya. Berikut ini, beberapa masalah yang biasanya muncul setelah ibu melahirkan bayinya: Keletihan Jarang sekali ada ibu yang bisa terlepas dari rasa letih ini. Setelah melelui proses persalinan yang penuh perjuangan, ibu akan mengalami keletihan yang sepertinya tidak mereda dan biasanya merasa seperti tidak bertenaga. Hal ini tidak mengherankan, karena setelah melahirkan, seorang ibu dituntut untuk menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengurus bayi yang baru saja dilahirkannya. Tenaga ibu terkuras habis karena harus menyusui berkali-kali dalam sehari. Disamping itu, seringnya terbangun ketika malam hari menyebabkan ibu tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Apalagi ditambah dengan berbagai pekerjaan rumah tangga yang harus diselesaikan, dan ada pula yang masih harus mengurus anak-anaknya yang lain. Meskipun keletihan adalah hal yang biasa terjadi, namun ibu dapat sedikit menguranginya dengan melakukan usaha sebagai berikut: Pergunakan waktu sebaik-baiknya untuk beristirahat, yaitu ketika bayi tertidur baik pada siang maupun malam hari. Jika memungkinkan, mintalah bantuan dari orang-orang terdekat (terutama suami) untuk membantu meringankan pekerjaan. Usahakan untuk makan makanan yang bergizi dan dalam jumlah yang cukup. Jika perlu, minum madu dan makan kurma, karena terbukti dapat memulihkan tenaga. Minum cukup air, karena kekurangan cairan akan membuat tubuh menjadi lemas.
  • 2. Kontraksi Rahim Kontraksi rahim setelah melahirkan, yang dirasakan seperti kejang atau kram perut, merupakan hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan. Kontraksi ini merupakan usaha untuk mengerutkan pembuluh darah yang terbuka karena terpisahnya plasenta (ari-ari) dan kembalinya rahim ke ukuran dan lokasi seperti sebelum melahirkan. Kontraksi ini akan makin terasa ketika ibu menyusui, karena pengisapan payudara oleh bayi akan melepaskan hormon oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang terjadinya kontraksi. Mengeluarkan Darah Kebanyakan ibu telah mengetahui bahwa dirinya akan mengeluarkan darah selama masa nifas. Namun, beberapa ibu masih saja khawatir melihat banyaknya darah, terutama ketika alirannya deras dan tiba-tiba pada saat bangun tidur pada hari-hari awal setelah melahirkan. Jangan khawatir, karena itu merupakan suatu proses yang normal terjadi. Ibu juga tidak perlu khawatir ketika nampaknya jumlah pengeluaran darah sudah berkurang selama satu atau dua hari namun tiba-tiba mengalir lagi dengan deras. Hal tersebut biasanya terjadi karena ibu kecapekan setelah melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, ibu perlu segera beristirahat, mengingat kondisinya yang masih lemah. Untuk lebih jelasnya, bisa disimak kembali pembahasan tentang ”Nifas” di blog ini atau dilihat pada majalah As-Sunnah edisi 12/XI/1429H/2008M. Bermasalah Saat Buang Air Kecil Selama 24 jam setelah melahirkan, banyak ibu yang mengalami kesulitan saat buang air kecil. Beberapa ibu sama sekali tidak merasa ingin buang air kecil, beberapa ibu yang lain merasa ingin tapi tidak dapat melakukannya, dan ada pula yang bisa melakukannya tapi dengan disertai rasa nyeri dan terbakar. Kandung kemih sangat perlu untuk dikosongkan dalam waktu 6 sampai 8 jam setelah melahirkan, untuk menghindari terjadinya infeksi saluran kemih. Bagi ibu yang tidak bisa buang air kecil, ada beberapa cara yang bisa dicoba, antara lain: 1. Jika keadaan memungkinkan, segera bangun dari tempat tidur dan berjalan-berjalan. 2. Minum air dalam jumlah yang cukup. 3. Ibu bisa memilih untuk duduk berendam di air hangat atau dengan mendinginkan menggunakan bungkusan es. Cara-cara tersebut dapat menimbulkan keinginan untuk buang air kecil. Sulit Buang Air Besar Beberapa faktor, baik fisik maupun psikologis (kejiwaan), dapat menunda kembalinya fungsi normal usus setelah melahirkan. Salah satu faktor adalah otot-otot perut yang membantu proses pembuangan telah mengalami peregangan selama kelahiran, sehingga menjadi kurang efektif dalam melakukan tugas ini. Selain itu, penyebab lainnya adalah karena usus besar mungkin mengalami trauma selama persalinan sehingga menjadi lamban dalam bekerja. Namun demikian, faktor terbesar yang menyebabkan hambatan untuk buang air besar adalah faktor psikologis
  • 3. seperti takut jahitan terbuka, malu, atau perasaan tertekan. Berikut ini beberapa cara untuk memperlancar proses buang air besar: Hendaknya ibu menghilangkan kekhawatiran untuk buang air besar, salah satunya adalah jangan terlalu takut jika jahitan akan terbuka. Makan makanan yang berserat (sayur dan buah) dan banyak minum air. Jika kondisi memungkinkan, segera bangun dan berjalan-jalan Usahakan untuk segera ke toilet (jangan menunda) saat merasakan dorongan untuk buang air besar. Wasir Wasir atau ambeyen disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada anus atau dubur. Keadaan ini bisa menyebabkan nyeri, gatal, panas, dan kadang berdarah. Wasir ada dua macam, yaitu wasir internal (berada di dalam) dan wasir eksternal (berada di luar). Seringkali ibu hamil mengalami wasir, terutama pada trimester (3 bulan) terakhir dari masa kehamilannya. Pada waktu persalinan, terjadi tekanan keluar yang kuat pada anus, dan tekanan ini dapat memperparah wasir yang sudah ada atau membentuk wasir yang sebelumnya belum ada. Ada beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk mengurangi rasa tidak enak dan mempercepat penyembuhan wasir, yaitu: 1. Pertahankan keteraturan buang air besar supaya tidak terjadi sembelit (susah buang air besar, biasanya karena tinja yang keras) yang akan memperparah keadaan wasir. 2. Ibu dapat memilih untuk melakukan kompres panas atau dingin, sesuai dengan kenyamanan masing-masing. Atau bisa juga melakukan kompres panas dan dingin secara bergantian. Ada beberapa ibu yang lebih nyaman dengan duduk berendam di air hangat selama 20 menit, namun ada juga yang justru lebih suka dengan kompres dingin. 3. Tidur atau berbaring dalam posisi miring, dan hindari posisi telentang. 4. Hindari berdiri atau duduk terlalu lama. Gunakan bantalan yang empuk ketika duduk. 5. Jika wasir sangat mengganggu dan tidak kunjung reda, periksakan ke dokter. Biasanya dokter akan meresepkan obat yang dimasukkan lewat anus. Jalani Dengan Sabar dan Ikhlas Mengandung dan melahirkan anak merupakan pengalaman yang menakjubkan sekaligus melelahkan bagi seorang wanita. Hendaknya seorang ibu melakukan tugasnya dengan penuh kesabaran dan ikhlas untuk mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan begitu, tugas yang berat akan terasa lebih ringan dalam menjalaninya. Terlebih lagi jika mengingat bahwa mengasuh dan mendidik anak bisa menjadi ladang pahala bagi kita. Demikian penjelasan yang berkaitan dengan kondisi ibu setelah melahirkan, semoga bermanfaat. Penulis: dr. Avie Andriyani (dimuat di majalah As Sunnah edisi 12/Thn XIII/Rabi‟ul Tsani 1431H/Maret 2010M) Sumber:
  • 4. 1. Heidi Murkoff, dkk. Buku ”Kehamilan, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 2006. Penerbit Arcan, Jakarta. 2. Arlene Eissenberg dkk. Buku ”Bayi pada Tahun Pertama, Apa yang Anda Hadapi Bulan per Bulan”. Tahun 1997. Penerbit Arcan, Jakarta. 3. Kapita Selekta Kedokteran UI Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta. @2010. Artikel http://ummushofiyya.wordpress.com Twitter septiancahyosusilo A fine WordPress.com site Stay updated via RSS Cari disitus ini Arsip o o o o o o o o o o o o o o o o Oktober 2013 September 2013 Agustus 2013 Juli 2013 Juni 2013 Mei 2013 April 2013 Maret 2013 Februari 2013 Januari 2013 Desember 2012 November 2012 Oktober 2012 September 2012 Agustus 2012 Juli 2012 Kategori o Artikel
  • 5. o o o o o o Bola Eksak Ilmu Sosial dan Politik Inovatif Kreatif Sing song Uncategorized KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA: MASALAH DAN SOLUSI Posted: 7 Februari 2013 in Ilmu Sosial dan Politik 0 BAB I PENDAHULUAN 1. A. Latar Belakang Masalah Kesehatan reproduksi adalah keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan social secara lengkap dan bukan hanya adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan system reproduksi dan fungsi-fungsi serta prosesnya. Sedangkan kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi yang sehat yang menyangkut system, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja. Kaum remaja Indonesia saat ini mengalami lingkungan sosial yang sangat berbeda daripada orangtuanya. Dewasa ini, kaum remaja lebih bebas mengekspresikan dirinya, dan telah mengembangkan kebudayaan dan bahasa khusus antara grupnya. Sikap-sikap kaum remaja atas seksualitas dan soal seks ternyata lebih liberal daripada orangtuanya, dengan jauh lebih banyak kesempatan mengembangkan hubungan lawan jenis, berpacaran, sampai melakukan hubungan seks. Menurut PKBI, akibat derasnya informasi yang diterima remaja dari berbagai media massa, memperbesar kemungkinan remaja melakukan praktek seksual yang tak sehat, perilaku seks pranikah, dengan satu atau berganti pasangan. Saat ini, kekurangan informasi yang benar tentang masalah seks akan memperkuatkan kemungkinan remaja percaya salah paham yang diambil dari media massa dan teman sebaya. Akibatnya, kaum remaja masuk ke kaum beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatannya. Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu : 1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil). 2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb). 3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membeli kebebasannya secara materi, dsb).
  • 6. 4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakit menular seksual, dsb). Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS & RIV-AIDS serta narkotika. Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Dengan makin banyaknya persoalan kesehatan reproduksi remaja, maka pemberian informasi, layanan dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi sangat penting. Melihat kondisi seperti diatas penulis ingin meneliti tentang apa saja masalah kesehatan reproduksi remaja dan bagaimana solusi dalam mengatasinya. 1. B. Rumusan Masalah 2. Apakah masalah yang terjadi terkait kesehatan reproduksi remaja? 3. Solusi apa yang dapat ditawarkan untuk mengetasi masalah tersebut? BAB II PEMBAHASAN 1. A. Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Masalah Kehamilan Remaja Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika si ibu mengandung bayinya. 1. Masalah Aborsi Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang. Ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi 1. Infeksi Menular Seksual (IMS) Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah infeksi yang menyerang organ kelamin seseorang dan sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit menular seksual akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
  • 7. 1. HIV dan AIDS 1) HIV HIV merupakan singkatan dari ‟human immunodeficiency virus‟. HIV merupakan retrovirus yang menjangkiti sel-sel sistem kekebalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages– komponen-komponen utama sistem kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan sistem kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defisiensi kekebalan tubuh. Sistem kekebalan dianggap defisien ketika sistem tersebut tidak dapat lagi menjalankan fungsinya memerangi infeksi dan penyakit- penyakit. Orang yang kekebalan tubuhnya defisien (Immunodeficient) menjadi lebih rentan terhadap berbagai ragam infeksi, yang sebagian besar jarang menjangkiti orang yang tidak mengalami defisiensi kekebalan. Penyakit-penyakit yang berkaitan dengan defisiensi kekebalan yang parah dikenal sebagai “infeksi oportunistik” karena infeksi-infeksi tersebut memanfaatkan sistem kekebalan tubuh yang melemah. 2) AIDS AIDS adalah singkatan dari „acquired immunodeficiency syndrome‟ dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS. 1. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah, khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti pencegahan KTD, IMS, dan HIV dan AIDS. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan oleh BPS memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan dasar penduduk usia 15-24 tahun tentang ciri-ciri pubertas sudah cukup baik, namun dalam hal pengetahuan tentang masa subur, risiko kehamilan, dan anemia relatif masih rendah. Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu Kesehatan Reproduksi, Indonesia, 2002-2003 Tabel 2.1 Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu Kesehatan Reproduksi, Indonesia, 2002-03 Persentase Penduduk yang mengetahui dengan benar tentang: Risiko hamil Masa subur Ciri-ciri Ciri-ciri Karakteristik jika sekali pubertas pada pubertas pada Anemia berhubungan laki-laki perempuan Perempuan seks
  • 8. Laki-laki Perempuan 80.2 80.8 70.2 90.1 20.4 30.7 46.1 43.1 65.7 44.9 Demikian pula pengetahuan remaja tentang IMS dan HIV dan AIDS masih sangat rendah. Gencarnya informasi tentang HIV dan AIDS selama ini nampaknya belum mampu meningkatkan pengetahuan remaja secara signifikan tentang penyakit tersebut, apalagi sampai dengan perubahan perilaku. Apa yang telah banyak dilakukan selama ini nampaknya baru kesadaran di kalangan remaja bahwa fenomena HIV dan AIDS ada di sekitar mereka. Masih sangat sedikit remaja yang memiliki pengetahuan yang benar tentang seluk beluk HIV dan AIDS. Kondisi yang sama juga berlaku untuk IMS. Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu HIV dan AIDS dan IMS, Indonesia, 2002-2003 Tabel 2.2 Tingkat pengetahuan penduduk usia 15-24 tahun tentang beberapa isu HIV dan AIDS dan IMS, Indonesia, 2002-2003 Persen penduduk Percaya Mengetahui Mengetahui Pernah Pernah Karakteristik HIV/AIDS 1 cara 2 cara dengar dengar dapat menghindari menghindari HIV/AIDS IMS dihindari HIV/AIDS HIV/AIDS Laki-laki 82.1 65.6 36.3 10.7 40.0 perempuan 87.7 70.1 32.8 9.9 30.0 Dapat menyebutkan gejala IMS 30.0 20.0 Survei yang pernah dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada tahun 1999 dan 2003 membuktikan bahwa pemberian informasi seksualitas tidak terbukti mendorong remaja mencoba atau menjadi aktif untuk melakukan hubungan seks. Pemberian informasi atau pelatihan yang benar tidak mengajarkan remaja melakukan hubungan seks atau berperilaku seksual aktif. Penelitian ini mempunyai temuan yang sama dengan beberapa survei di berbagai negara. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan terutama dibidang teknologi informasi, permasalah remaja yang terkait dengan kesehatan reproduksinya semakin kompleks. Hal ini tentu akan mempengaruhi status kesehatan reproduksi para remaja yang pada gilirannya akan berdampak terhadap kualitas generasi dimasa mendatang. World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 20 juta kejadian aborsi tidak aman (unsafe abortion) di dunia, 9,5 % (19 dari 20 juta tindakan aborsi tidak aman) diantaranya terjadi di negara berkembang. Sekitar 13 % dari total perempuan yang melakukan aborsi tidak aman berakhir dengan kematian. Resiko kematian akibat aborsi yang tidak aman di wilayah Asia diperkirakan 1 berbanding 3700 dibanding dengan aborsi. Diwilayah Asia Tenggara, WHO memperkirakan 4,2 juta aborsi dilakukan setiap tahun, dan sekitar 750.000 sampai 1,5 juta terjadi
  • 9. di Indonesia, dimana 2.500 di antaranya berakhir dengan kematian. Angka aborsi di Indonesia diperkirakan mencapai 2,3 juta pertahun. Sekitar 750.000 diantaranya dilakukan oleh remaja. (Medical-Journal, Soetjiningsih, 2004) Menurut Parawansa (2000), menyatakan bahwa jumlah aborsi di Indonesia dilakukan oleh 2 juta orang tiap tahun, dari jumlah itu, 70.000 dilakukan oleh remaja putri yang belum menikah. Menurut Azwar,A (2000) menyatakan bahwa jumlah aborsi pertahun di Indonesia sekitar 2,3 juta. Setahun kemudian terjadi kenaikan terjadi kenaikan cukup besar. Menurut Nugraha,B,D, bahwa tiap tahun jumlah wanita yang melakukan aborsi sebanyak 2,5 juta. Menurut seminar yang diadakan tanggal 6 Agustus 2001 di Jakarta Utomo,B, melaporkan hasil penelitian yang dilakukan di 10 kota besar dan 6 kabupaten di Indonesia tahun 2000, menyimpulkan bahwa di Indonesia terjadi 43 aborsi per 100 kelahiran hidup. Ia juga menyampaikan bahwa sebagian besar aborsi adalah aborsi yang disengaja, ada 78 % wanita diperkotaan dan 40 % di pedesaan yang melakukan aborsi dengan sengaja. (Kusmaryanto, 2002). Laporan yang disinyalir melalui Kapanlagi (25/08/2005) Tingkat aborsi (pengguguran kandungan) di kalangan remaja di tanah air hingga tidak berbeda dengan angka-angka yang disebutkan diatas, dimana diperkirakan dari hasil suvey dan penelitian pada tahun 2005 masih cukup tinggi hingga mencapai 30%. Atau mencapai dua juta orang/tahun, dan 30% diantaranya atau 600 ribu orang dari kalangan remaja. Tingginya tingkat aborsi yang dilakukan kalangan remaja terjadi akibat perilaku hubungan seksual sebelum menikah, bahkan banyak juga remaja yang terjangkit berbagai jenis penyakit menular seksual (PSM). Perkiraan yang sama ternyata tidak berbeda dengan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) 2004 tentang aborsi atau pengguguran kandungan, tingkat aborsi di Indonesia sekitar 2 sampai 2,6 juta kasus pertahun, 30% dari aborsi tersebut dilakukan oleh mereka di usia 15-24 tahun. Apabila disimpulkan dengan kenaikan 100,000 kasus aborsi pertahun saja, maka denga menggunakan data WHO ada tahun 2004 dimana kasus aborsi telah mencapai 2,5 juta kasus. Maka di tahun 2010 kasus aborsi dapat diperkirakan telah mencapai 3,1 Juta kasus. Ini angka fantastis. Dan apabila 30% dari pelaku aborsi adalah terjadi dikalangan remaja maka kasusnya dapat mencapai 930.000 kasus pertahun. Dan mungkin saja akan berkembang terus apabila tidak segera dicegah. Apalagi dampak kematian dari aborsi tidak aman) tersebut akan turut meningkat. 1. B. Kebijakan dan Solusi Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja Adapun kebijakan dan solusi tentang masalah kesehatan reproduksi remaja, yaitu sebagai berikut: 1. Kebijakan dan Peraturan Perundang-Undangan yang telah dikeluarkan baik berdasarkan kesepakatan Internasional maupun oleh Pemerintah Nasional terkait Kesehatan Reproduksi Remaja. 2. Pada bulan September 1994 di Kairo, 184 negara berkumpul untuk merencanakan suatu kesetaraan antara kehidupan manusia dan sumber daya yang ada. Konferensi Internasional ini menyetujui bahwa secara umum akses terhadap pelayanan kesehatan reproduksi harus dapat diwujudkan sampai tahun 2015. 3. Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) tahun 1994 mengartikan pendekatan untuk memperoleh hak-hak akan kesehatan reproduksi remaja secara
  • 10. 4. 5. 6. 7. luas. Hasil-hasil ICPD secara khusus menunjukkan perlunya para orang tua dan orang dewasa lainnya untuk, sesuai dengan kapasitasnya, melakukan bimbingan mengenai hal ini kepada remaja untuk mengetahui hak-hak mereka terhadap informasi dan pelayanan KRR. Konvensi Internasional lain yang memuat tentang kesehatan reproduksi serta diadopsi oleh banyak negara di dunia di antaranya adalah Tujuan Pembangunan Milenium /Milenium Development Goals. MDGs ini memuat pada tujuan ketiga (goal 3) adalah kesepakatan untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan termasuk upaya tentang peningkatan kesehatan reproduksi. Pada tujuan keenam (goal 6) diuraikan bahwa salah satu kesepakatan indikator keberhasilan pembangunan suatu negara dengan mengukur tingkat pengetahuan yang komprehensif tentang HIV pada wanita berusia 15 – 24 tahun. Selain itu jenis kontrasepsi yang dipakai wanita menikah pada usia 15 – 49 tahun juga merupakan salah satu indikatornya. UU nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mencantumkan tentang Kesehatan Reproduksi pada Bagian Keenam pasal 71 sampai dengan pasal 77. Pada pasal 71 ayat 3 mengamanatkan bahwa kesehatan reproduksi dilaksanakan melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Setiap orang (termasuk remaja) berhak memperoleh informasi, edukasi, dan konseling mengenai kesehatan reproduksi yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan (pasal 72). Oleh sebab itu Pemerintah wajib menjamin ketersediaan sarana informasi dan sarana pelayanan kesehatan reproduksi yang aman, bermutu, dan terjangkau masyarakat, termasuk keluarga berencana (pasal 73). Setiap pelayanan kesehatan reproduksi yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif, termasuk reproduksi dengan bantuan dilakukan secara aman dan sehat dengan memperhatikan aspek-aspek yang khas, khususnya reproduksi perempuan (pasal 74). Setiap orang dilarang melakukan aborsi kecuali yang memenuhi syarat tertentu (pasal 75 dan 76). Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi yang tidak bermutu, tidak aman, dan tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan peraturan perundang-undangan (pasal 77) Pemerintah Indonesia, dalam hal ini BKKBN melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005-2009 menyatakan bahwa salah satu arah RPJM adalah meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja. Pertemuan ke 20 parlemen se-Asia Pasifik di Almaty, Kazakhstan pada tanggal 28-29 September 2004 yang membahas isu kependudukan dan pembangunan telah menghasilkan sebuah deklarasi yang dikenal dengan “Deklarasi Almaty”. Isu-isu terkait didalam deklarasi ke 20 Almaty antara lain mengangkat soal isu kesehatan reproduksi dan STI/HIV/AIDS. Yang beberapa komitmennya adalah Mendukung pengingkatan dan mengawasi persamaan akses dalam memenuhi kualitas pelayanan kesehatan reproduksi untuk semua kalangan termasuk kepada remaja. Menghimbau kepada semua mitra pelaksanaan pembangunan, untuk segera bertindak dan melakukan kerjasama dan upaya konkrit untuk mencegah penyebaran lebih luas dari penyakit STI/HIV/IADS, memberikan perhatian khusus kepada remaja dan anak muda. 1. Adapun solusi dan strategi yang ditawarkan dan kedepannya bisa diterapkan untuk permasalahan kesehatan reproduksi remaja adalah sebagai berikut: 1. Menciptakan kebijakan yang melibatkan remaja baik sebagai partisipan aktif maupun pasif. Tahap awal penentuan kebijakan dalam penanggulangan kesehatan reproduksi remaja adalah mengerti dunia remaja itu sendiri. Pemerintah seharusnya mengadakan survei dan penelitian tentang kondisi kesehatan reproduksi remaja di Indonesia.
  • 11. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penelitian sebaiknya dilakukan menyeluruh di semua wilayah Indonesia dan tidak boleh hanya memilih beberapa daerah sebagai cluster sampling. Setiap daerah memiliki pola hidup dan kebudayaan yang berbeda serta tingkat perkembangan yang berbeda sehingga secara tidak langsung pengaruh globalisasi dan arus informasi terhadap kesehatan reproduksi berbeda pula. Sebagai contoh kota Jakarta mungkin masih lebih baik dibandingkan kota Malang karena informasi yang diterima berbeda. Menyusun suatu Undang-undang dan peraturan pemerintah yang didalamnya membahas kesehatan reproduksi. Isi kebijakan sebaiknya tidak hanya hukuman atau denda bagi pelanggar kesehatan reproduksi tetapi akan lebih baik bila didalamnya ditekankan pada strategi promotif dan preventif terhadap masalah kesehatan reproduksi yang ada. Pelayanan-pelayanan kesehatan bagi remaja sebaiknya tidak hanya mengenai aspek medis kesehatan reproduksi, tetapi hendaknya juga menyangkut hubungan personal dan menyangkut nilai-nilai moral melalui Pendidik sebaya (Peer Educator). Menggalang kerja sama dengan semua stakeholder baik pemerintah, swasta, LSM, organisasi profesi serta organisasi kemasyarakatan berdasarkan prinsip kemitraan dalam penyelenggaraan program dan pembinaan remaja. Sebaiknya pemerintah tidak fokus pada pemberian pendidikan seks saja namun lebih kepada pemberian pendidikan kesehatan reproduksi. Pendidikan seks merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi sehingga lingkup pendidikan kesehatan reproduksi lebih luas. Pendidikan kesehatan reproduksi mencakup seluruh proses yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, mulai dari aspek tumbuh kembang hingga hak-hak reproduksi. Sedangkan pendidikan seks lebih difokuskan kepada hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan seks. Melakukan kampanye Kesehatan Reproduksi Remaja dengan Film Film/Video Komunitas. Strategi ini kedepannya perlu ditingkatkan mengingat hasil yang didapatkan cukup efektif karena remaja cenderung akan lebih merespon dan tertarik untuk belajar tentang kesehatan reproduksi nya melalui media film dan video. Pemberian pengetahuan dasar kesehatan reproduksi kepada remaja agar mereka mempunyai kesehatan reproduksi yang baik. Pengetahuan yang diberikan antara lain terkait: Tumbuh kembang remaja: perubahan fisik/psikis pada remaja, masa subur, anemi dan kesehatan reproduksi Kehamilan dan melahirkan: usia ideal untuk hamil, bahaya hamil pada usia muda, berbagai aspek kehamilan tak diinginkan (KTD) dan abortus Pendidikan seks bagi remaja: pengertian seks, perilaku seksual, akibat pendidikan seks dan keragaman seks Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual Kemampuan berkomunikasi: memperkuat kepercayaan diri dan bagaimana bersifat asertif Hak-hak reproduksi dan jender. 1. Memperbaiki komunikasi antar orangtua dan anak. Empowering keluarga untuk meningkatkan ketahanan non fisik menghadapi arus globalisasi dengan cara memperkuat sistem agama, nilai dan norma di dalam keluarga merupakan alternatif utama. Keluarga bertugas mempertebal
  • 12. iman remaja dan pemuda dengan meningkatkan pemahaman nilai-nilai agama, norma, budi pekerti dan sopan santun 2. Dari pihak pemerintah juga diharapkan adanya kegiatan berwawasan nasional misalnya memperketat sensor arus informasi dan budaya asing, menunjang pembentukan sarana bagi pengembangan remaja dan lain-lain. Kesimpulannya, peran pemerintah, orangtua, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), institusi pendidikan serta masyarakat sangat diperlukan dalam memahami, mencegah serta cara mengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja. Karena kompleksnya permasalahan kesehatan reproduksi remaja itu sendiri, sangatlah urgen bagi pemerintah untuk segera bertindak. Sehingga harapannya, permasalahan kesehatan reproduksi remaja tidak berlarut-larut dan segera terpenuhi sehingga tercipta generasi penerus bangsa yang unggul baik dari segi fisik maupun mental. BAB III PENUTUP 1. A. Kesimpulan Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental, sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan. Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi masih rendah, khususnya dalam hal cara-cara melindungi diri terhadap risiko kesehatan reproduksi, seperti pencegahan KTD, IMS, dan HIV dan AIDS. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan oleh BPS memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan dasar penduduk usia 15-24 tahun tentang ciri-ciri pubertas sudah cukup baik, namun dalam hal pengetahuan tentang masa subur, risiko kehamilan, dan anemia relatif masih rendah. Permasalahan remaja seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam kandungan. Selain itu, kebijakan dan solusi agar masalah – masalah yang ada terkait kesehatan reproduksi remaja juga telah dibuat dan ditawarkan. Hal ini demi meminimalisir masalah yang ada terkait hal tersebut. Dengan kebijakan lama yang mungkin masih gagal dan diganti kebijakan baru yang telah berpandang pada evaluasi kebijakan sebelumnya, pastilah dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi remaja akan lebih mudah. Peran pemerintah, orangtua, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), institusi pendidikan serta masyarakat sangat diperlukan dalam memahami, mencegah serta cara mengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja. Karena kompleksnya permasalahan kesehatan reproduksi remaja itu sendiri, sangatlah urgen bagi pemerintah untuk segera bertindak. Maka dari itu dengan solusi yang telah ditawarkan dalam pembahasan diharapkan masalah yang terjadi akan segera dapat diatasi.
  • 13. 1. B. Saran 1. Bagi Remaja 1. Setiap remaja di Indonesia harus mengetahui tentang seluk beluk kesehatan reproduksi remaja agar pemerintah juga lebih mudah dalam mengatasi permasalahan yang ada. b. Mungkin sebagai mahasiswa perlu membantu pemerintah dalam melakukan sosialisasi mengenai kesehatan reproduksi remaja, mungkin lebih mudahnya melalui HMJ atau ketika para mahasiswa KKN 1. Bagi Pemerintah 1. Pemerintah sebagai implementor kebijakan harus segera mengevaluasi kebijakan yang sekiranya kurang tepat dalam mengatasi permasalahan kesehatan reproduksi remaja agar dapat segera dibuat kebijakan baru yang sesuai. b. Pengawasan dari pemerintah juga perlu ditingkatkan 1. Adanya sosialisasi yang terkonsep berbeda agar para remaja lebih tertarik untuk mendengarkan penjelasan yang dalam hal ini mengenai kesehatan mereka. DAFTAR PUSTAKA http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2012/07/makalah-kesehatan-reproduksiremaja.html Diakses tanggal 9 Desember 2012 http://belajarpsikologi.com/kesehatan-reproduksi-remaja/ Definisi Dari Berbagai Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja http://www.k4health.org Diakses pada 9 Desember 2012 Kesehatan Reproduksi Remaja http://drhandri.wordpress.com Diakses pada 9 Desember 2012 http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=5233 Fauzi, 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperoleh dari: http://www.kesrepro.info/?q=remaja. Diakses pada 9 Desember 2012 Rice, F.P. 1990. Remaja. Diperoleh dari: http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=101 di akses pada 9 Desember 2012 Papalia dan Olds. 2001. Remaja. Diperoleh dari: http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=101 di akses pada 9 Desember 2012 Hurlock. http://rumahbelajarpsikologi.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=10 1 diakses pada 9 Desember 2012
  • 14. PKBI. Aborsi dan Pergaulan Bebas Remaja yang Mengkwatirkan http://sosbud.kompasiana.com/2011/04/17/aborsi-dan-pergaulan-bebas-remaja-yangmengkwatirkan/ diakses pada 9 Desember 2012 http://ceria.bkkbn.go.id/referensi/substansi/detail/130 Kesehatan Reproduksi Remaja Antara Harapan Dan Kenyataan. http://indonesiannursing.com Diakses pada 9 Desember 2012 Dokumen Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia, 2005 #SeptianCahyo