Dokumen ini membahas latar belakang terbentuknya Pemberontakan PRRI di Sumatra dan Sulawesi pada tahun 1950-an. PRRI terbentuk karena ketidakharmonisan antara pemerintah pusat dan daerah soal otonomi daerah, kekecewaan tentara akan kesejahteraan, serta dukungan perwira militer atas tuntutan otonomi daerah. Puncak pemberontakan terjadi pada 15 Februari 1958 ketika Ahmad Husein mempro
2. Nama Anggota
• Aulia Assabilqul Khoiriah (07)
• Dewi Astutik (10)
• Disya Dwi Maulidiyah (12)
• Icha Marentika (16)
• Lucky Dimas Abimanyu (19)
• Muhammad Al Mizan (22)
• Parahita Parma Fitri (27)
3. Latar Belakang Pemberontakan PRRI
• Adanya hubungan yang tidak harmonis antara
pemerintah pusat dengan pemerintah daerah
terutama di Sumatra dan Sulawesi mengenai
masalah otonomi daerah dan perimbangan
keuangan antara pusat dan daerah.
• Kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara
di Sumatra dan Sulawesi.
• Meluas tuntutan otonomi daerah
mendapat dukungan dari sejumlah perwira
militer PRRI
4. DEWAN DAERAH YANG DIBENTUK
OLEH PERWIRA MILITER
• 1. Dewan Banteng, dibentuk tanggal 20
Desember 1956 di Sumatra Barat oleh Letnan
Kolonel Ahmad Husein.
• 2. Dewan Gajah, dibentuk tanggal 22 Desember
1956 di Sumatra Utara oleh Kolonel Maludin
Simbolon.
• 3. Dewan Garuda, dibentuk pada pertengahan
bulan Januari 1957 oleh Letnan Kolonel Barlian.
• 4. Dewan Manguni, dibentuk pada tanggal 17
Pebruari 1957 di Manado oleh Mayor Somba.
5. PERTEMUAN DI SUNGAI DAREH
• Tanggal 9 Januari 1958
• Tempat Sungai Dareh, Sumatera Barat.
• Tokoh yang hadir:
Tokoh militer : Letkol Achmad Husein, Letkol
Sumual, Kolonel Simbolon, Kolonel Dachlan
Djambek, dan Kolonel Zulkifli Lubis.
Tokoh sipil : M. Natsir, Sjarif Usman,
Burhanuddin Harahap, dan Sjafruddin
Prawiranegara
6. Hasil pertemuan:
1. Mendirikan gerakan untuk menyelamatkan
Indonesia
2. Meminta pemerintah untuk membubarkan
kabinet Juanda dan digantikan kabinet Hatta
7. RAPAT RAKSASA
• Tanggal 10 Februari 1958
• Tempat Padang, Sumatera Barat
Letkol Achmad Husein memberi ultimatum kepada
pemerintah pusat, isinya :
• Dalam waktu 5 x 24 jam Kabinet Djuanda menyerahkan
mandat kepada Presiden atau Presiden mencabut
mandat Kabinet Djuanda.
• Meminta Presiden menugaskan Drs. Moh. Hatta dan
Sultan Hamengkubuwono IX untuk membentuk kabinet
baru.
• Meminta kepada Presiden supaya kembali kepada
kedudukannya sebagai Presiden konstitusional.
8. • Namun ultimatum tidak dihiraukan oleh
pemerintah pusat
• 11 Februari sidang Dewan Menteri menolak
ultimatum dan memecat Letnan Kolonel Achmad
Husein, Kolonel Zulkifli Lubis, Kolonel Dachlan
Djambek, dan Kolonel Simbolon
• Puncak pemberontakan15 Februari 1958
Ahmad Husein memaklumkan dirinya
"Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia"
(PRRI) "Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia" (PRRI)
9. • Proklamasi diikuti pembentukan kabinet
kabinet dipimpin Sjafruddin Prawiranegara
sebagai Perdana Menteri
• PRRI memisahkan diri dari pemerintah pusat
• 17 Februari 1958 Letnan Kolonel D.J Somba
menyatakan diri putus hubungan dengan
Pemerintah Pusat dan mendukung sepenuhnya
PRRI
Gerakan di Sulawesi ini dikenal dengan nama
Permesta atau Gerakan Piagam Perjuangan Semesta