3. Pengertian Peristiwa Republik Maluku Selatan
Peristiwa Republik Maluku Selatan
Republik Maluku Selatan (RMS) adalah sebuah republik di Kepulauan Maluku
yang diproklamasikan tanggal 25 April 1950. Pemberontakan RMS didalangi
oleh mantan jaksa agung NIT (Negara Indonesia Timur), Soumokil yang
bertujuan untuk melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Sebelum RMS diproklamasikan, Gubernur Sembilan
Serangkai yang beranggotakan pasukan KNIL dan partai Timur Besar terlebih
dahulu melakukan propaganda terhadap NKRI untuk memisahkan wilayah
Maluku. Di sisi lain, menjelang proklamasi RMS, Soumokil telah berhasil
mengumpulkan kekuatan dari masyarakat yang berada di daerah Maluku
Tengah. Sementara itu, sekelompok orang yang menyatakan dukungannya
terhadap NKRI diancam dan dimasukkan ke penjara karena dukungannya
terhadap NKRI dipandang buruk oleh Soumokil.
4. Latar Belakang Republik Maluku Selatan
Pada 25 April 1950, para anggota RMS memproklamasikan berdirinya Republik
Maluku Selatan dengan J.H Manuhutu sebagai Presiden, Albert Wairisal
sebagai Perdana Menteri dan para menteri yang terdiri atas Mr.Dr.C.R.S
Soumokil, D.j. Gasperz, J. Toule, S.J.H Norimarna, J.B Pattiradjawane, P.W
Lokollo, H.F Pieter, A. Nanlohy, Dr.Th. Pattiradjawane, Ir.J.A. Manusama, dan
Z. Pesuwarissa.
Pada 27 April 1950 Dr.J.P. Nikijuluw ditunjuk sebagai Wakil Presiden RMS
untuk daerah luar negeri dan berkedudukan di Den Haag, Belanda. Pada 3 Mei
1950, Soumokil menggantikan Munuhutu sebagai Presiden RMS. Pada 9 Mei
1950, dibentuk sebuah Angkatan Perang RMS (APRMS) dengann Sersan
Mayor KNIL, D.J Samson sebagai panglima tertinggi, sersan mayor Pattiwale
sebagai kepala staf dan anggota staf lainnya terdiri dari Sersan Mayor Kastanja,
Sersan Mayor Aipassa, dan Sersan Mayor Pieter. Untuk sistem
5. Pemerintah mengutus Dr. J. Leimena untuk menyampaikan permintaan berdamai
kepada RMS agar tetap bergabung dengan NKRI. Tetapi, langkah pemerintah
tersebut ditolak oleh Soumokil. Penolakan ini membuat pemerintah Indonesia
memutuskan untuk melaksanakan ekspedisi militer. Kolonel A.E. Kawilarang
dipilih sebagai pemimpin dalam melaksanakan ekspedisi militer tersebut. Beliau
adalah panglima tentara dan teritorium Indonesia Timur yang dirasa mengerti dan
paham bagaimana kondisi Indonesia di wilayah timur.
Akhirnya kota Ambon dapat dikuasai pada awal November 1950. Akan tetapi,
ketika melakukan perebutan Benteng Nieuw Victoria, Letnan Kolonel Slamet
Riyadi gugur. Namun, perjuangan gerilya kecil-kecilan masih berlanjut di Pulau
Seram sampai 1962. Setelah itu, pada tanggal 12 Desember 1963, Soumokil
akhirnya dapat ditangkap dan kemudian dihadapkan pada Mahkamah Militer Luar
Biasa di Jakarta. Berdasarkan keputusan Mahkamah Militer Luar Biasa, Soumokil
dijatuhi hukuman mati. Pada akhirnya pemberontakan RMS berhasil dihentikan
oleh pemerintah Indonesia.
6. Tujuan Pemberontakan Republik Maluku Selatan
Soumokil yang mantan Jaksa Agung yang jadi dalang dari pemberontakan RMS, yang
ingin melepaskan wilayah Maluku dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sebelum memproklamasikan Republik Maluku Selatan, Gubernur Sembilan Serangkai
yang punya anggota pasukan KNIL dan Partai Timur Besar dulu melakukan berbagai
propaganda.
Yang mana, dilakukan supaya wilayah Maluku bisa terlepas dari Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Disisi lain, Soumokil udah berhasil meyakinkan masyarakat dan membentuk kekuatan
di daerah Maluku Tengah.
Sedangkan, orang yang gak mendukung dan menyatakan mendukung negara
Kesatuan Republik Indonesia, maka akan diancam atau dimasukkan ke dalam
penjara.
Akhirnya tanggal 25 April tahun 1950, Republik Maluku Selatan diproklamasikan. Saat
itu, yang jadi presiden yaitu J.H Manuhutu dengan perdana menteri Albert Fairisal.
7. Ada beberapa menteri terpilih, yaitu Mr.Dr.C.R.S Soumokil, D.j Gasperz, J.B
Pattiradjawane, J.Toule, S.j,H Norimarna, P.w Lokollo, H.f pieter, A.Nanholy,
Z.Pesuwarissa dan Ir.J.A Manusama.
Lalu di tanggal 27 April 1950, Dr.J.P nikijuluw diangkat jadi wakil presiden dari
Republik Maluku Selatan buat wilayah di luar negeri dan berkedudukan di Den Haag,
Belanda.
Kemudian di tanggal 3 mei 1950, Soumokil menggantikan Manuhutui sebagai presiden
Republik Maluku Selatan.
Pada tanggal 9 mei 1950, dibentuklah angkatan perang Republik Maluku Selatan
(APMRS) yang dipimpin oleh panglima sersan Mayor KNIL, D.J Samson.
Sedangkan, buat kepala staff dipimpin oleh sersan Mayor Pattiwale. Beberapa
anggota staff lainnya yaitu sersan Mayor Aipasa, sersan Mayor Pieter dan Sersan
Mayor Kastanja
8. Upaya Pemberantasan Pemberontakan RMS
Pemerintah Indonesia udah berusaha buat memakai jalan damai buat mengatasi
pemberontakan yang terjadi di wilayah Maluku.
Saat itu, cara yang dilakukan pemerintah dengan mengirim misi perdamaian yang
dipimpin oleh tokoh asli Maluku yaitu Dr. Leimena. Tapi, upaya itu ditolak mentah-
mentah oleh Soumokil.
Lalu, mengirimkan misi perdamaian yang terdiri dari politikus, dokter, pendeta,
dan wartawan juga gak bisa bertemu dengan Soumokil.
Karena upaya perdamaian itu ditolak, lalu dilakukan agresi militer buat
membersihkan gerakan RMS tersebut.
Pasukan itu diberi nama Gerakan Operasi Militer III, yang dipimpin oleh Kolonel
A.E Kawilarang saat itu menjabat sebagai Panglima tentara dan Teritorium
Indonesia Timur.
9. Akhirnya, operasi tersebut dimulai pada tanggal 14 Juli 1950. Sedangkan
pada tanggal 15 Juli 1950, Negara RMS Mengumumkan kalo kondisi
negara dalam keadaan berbahaya.
Lalu, pada tanggal 28 September 1950, Pasukan GOM III menembus
wilayah Ambon termasuk udah menguasai benteng Nieuw Victoria.
Dengan jatuhnya pasukan di Ambon, membuat RMS bisa ditaklukkan dan
pusat pemerintahan juga dipindahkan ke Pulau Seram.
10. Tokoh Pemberontakan RMS
1. J.H Manuhutu
J.H Manuhutu meruakan presiden RMS yng berhasil ditangkap, dan
dihukum selama 4 tahun.
2. Albert Wairisal
Seseorang yang menjabat sebagai Perdana Menteri Dalam Negeri yang
berhasil di tangkap dan dijatuhi hukuman selama 5 tahun.
3. D.J Gasper
Seseorang yang menjabat sebagai Menteri Keuangan ditangkap dan dijatuhi
hukuman selama 4 1/2 tahun.
4. G.G.H Apituley
Menjabat sebagai Menteri Keuangan yang ditangkap dan dijatuhi hukuman
selama 5 1/2 tahun.
5. T. Nussy
Menjabat sebagai Kepala Staf Tentara RMS yang ditangkap dan dijatuhi
hukuman selama 7 tahun.
11. 6. D.J Samson
Menjabat sebagai Panglima Tertinggi Tentara RMS yang ditangkap dan dijatuhi
hukuman selama 10 tahun.
7. Ibrahim Oharilla
Seorang yang menjabat sebagai Menteri Pangan yang ditangkap dan dijatuhi
hukuman penjara selama 4 1/2 tahun.
8. J.S.H Norimarna
Menjabat sebagai Menteri Kemakmuran, yang ditangkap dan dijatuhi hukuman
penjara selama 5 1/2 tahun.
9. D.Z Pessuwariza
Seseorang yang menjabat sebagai Menteri Penerangan, yang ditangkap dan
dijatuhi hukuman selama 5 1/2 tahun.
10. Dr. T.A Pattirajawane
Seorang yang menjabat sebagai Menteri Kesehatan, yang juga ditangkap dan
dijatuhi hukuman penjara selama 3 tahun.
11. F.H Pieters
Menjabat sebagai Menteri Perhubungan yang ditangkap dan dijatuhi hukuman
12. Dampak Pemberontakan Republik Maluku Selatan
Ditahun 1978, anggota RMS menyandera kurang lebih 70 warga sipil yang ada di
gedung pemerintahan Belanda di Assen-Wesseran.
Teror itu juga dilakukan oleh beberapa kelompok yang ada di bawah pimpinan
RMS, seperti kelompok Bunuh Diri di Maluku Selatan
Lalu ditahun 1975, pada kelompok ini pernah melakukan perampasan kereta api
dengan menyandera 38 penumpang kereta tersebut.
Pada tahun 2002, saat peringatan proklamasi RMS yang ke 15 dilakukan,
diadakan acara pengibaran bendera RMS di Maluku.
Akibat kejadian ini, 23 orang ditangkap oleh aparat kepolisian. Setelah
penangkapan, mereka gak terima karena menganggap ini gak sesuai hukum yang
berlaku.
Kemudian, mereka menuntut Gubernur Maluku dan Kepala Kejaksaan Tinggi
pada saat itu, jadi melakukan penahanan yang di duga sebagai provokator
13. Aksi ini terus dilakukan sampai pada tahun 2004. Ratusan Pendukung
RMS mengibarkan bendera RMS di Kudamati.
Akibatnya, terjadi konflik penangkapan dan konflik aktivis RMS dengan
NKRI.
Gak cukup dengan aksi-aksi itu, Anggota RMS kembali menunjukan
keberadaan pada masyarakat Indonesia.
Lebih parahnya lagi, mereka gak segan-segan meminta pengadilan
negeri Den Haag buat menuntut Presiden SBY dan menangkapnya
atas kasus Ham.
14. Akhir Pemberontakan Republik Maluku Selatan
Pada akhirnya, ibukota RMS itu berhasil direbut dan pemberontakan tersebut
juga berhasil ditumpas habis.
Tapi, TNI kehilangan komandan Letnan Kolonel Slamet Riyadi dan Letnan
Kolonel Soediarto yang gugur tertembak dalam peristiwa tersebut.
Awalnya, Soumokil sendiri udah berhasil dalam upaya melarikan diri ke pulau
Seram. Tapi akhirnya, dia berhasil tertangkap pada tahun 1963 dan dijatuhi
hukuman mati.