SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
BAB I
PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Banyak pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum
dikaruniai anak. Mereka pun gelisah. Usia sudah semakin tua, tetapi belum mempunyai anak.
Ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan menganjurkan
untuk senantiasa berikhtiar (usaha) dalam menggapai karunia Allah SWT. Demikian halnya
di antara panca maslahat yang diayomi oleh maqashid asy-syari‟ah (tujuan filosofis syariah
Islam) adalah hifdz an-nasl (memelihara fungsi dan kesucian reproduksi) bagi kelangsungan
dan kesinambungan generasi umat manusia. Allah telah menjanjikan setiap kesulitan ada
solusi. (QS.Al-Insyirah:5) termasuk kesulitan reproduksi manusia dengan adanya kemajuan
teknologi kedokteran dan ilmu biologi modern yang Allah karuniakan kepada umat manusia
agar mereka bersyukur dengan menggunakannya sesuai kaedah ajaran-Nya.
Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami pula
(hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Akan
tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya atau
tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopii) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak
dapat diatasi dengan cara membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel sperma suami
lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak
dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, atau mengupayakan sampainya sel
sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan
kelahiran dan menghambat suami isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah
menganjurkan dan mendorong hal tersebut dan kaum muslimin pun telah disunnahkan
melakukannya.
Dengan maju pesatnya dibidang teknologi, kini banyak teknologi-teknologi
yang mampu menciptakan/membuat bermacam-macam produk hasil teknologi
dipandangnya berkualitas. Dia n t a r a p r o d u k t e k n o l o g i m u t a k h i r a d a l a h
dibidang

biologi,

Salah

satunya adanya bayi tabung untuk mengatasi

permasalahan yang telah diuraikan di atas . Pada dasarnya orang-orang memuji
dengan kemajuan dibidang teknologi tersebut, namun mereka b e l u m t a h u p a s t i a p a k a h
p r o d u k - p r o d u k h a s i l t e k n o l o g i i t u d i b e n a r k a n menurut hukum agama. O l e h
k a r e n a h a l t e r s e b u t d i a t a s , u n t u k m e n g e t a h u i l e b i h b a n y a k tentang Bayi
Tabung dan bagaimana Menurut Hukum Islam tentang Bayi Tabung tersebut, maka
kami kan mencoba menggali, m e n g k a j i , d a n m e m a p a r k a n m a k a l a h y a n g
b e r j u d u l “ B a y i T a b u n g d a l a m P a n d a n g a n H u k u m I s l a m ”.

B.

RUMUSAN MASALAH

Dari uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah, adapun rumusan masalah dalam
pembahasan ini adalah:
1.

Apa yang dimaksud dengan bayi tabung dan bagaimana proses pembuatannya?

2.

Apa saja peluang dan resiko bayi tabung?

3.

Bagaimana hukum bayi tabung menurut Islam?

C.

TUJUAN

Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan beberapa tujuan pembahasan. Adapun
tujuannya yakni sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian dan proses bayi tabung
2. Mengetahui peluang dan resiko bayi tabung
3. Mengetahui hukum bayi tabung menurut Islam
BAB II
PEMBAHASAN

A.

PENGERTIAN DAN PROSES BAYI TABUNG
Dalam bahasa Inggris bayi tabung dikenal dengan sebutan In Vitro Festilisation yang
dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada th 1977. Kalau dilihat dari kata „bayi‟ &
„tabung‟,bayi tabung berarti bayi dari hasil pembuahan di tabung. Ada juga yang bilang bayi
tabung adalah bayi dari hasil tabungan karena proses bayi tabung itu tidak murah alias
menguras kantong.
Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya (dari pertemuan antara sel telur dan sperma)
yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium.
Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan
tempat pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa
sehingga temperatur dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosesnya mula-mula dengan
suatu alat khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari
wanita yang baru saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi
dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti
dalam rahim. Setelah pembuahan hasil konsepsi tsb dipelihara beberapa saat dalam tabung
tadi sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut.
Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim
wanita..Sudah tentu wanita tersebut akan mengalami kehamilan ,perkembangan selama
kehamilan seperti biasa.

B.

PELUANG DAN RESIKO BAYI TABUNG
Program bayi tabung adalah suatu teknik reproduksi berbantu atau teknik rekayasa

reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia (in
vitro fertilization/IVF).
Teknik ini sekarang semakin banyak dipilih oleh pasangan yang sulit memperoleh
keturunan meskipun memerlukan biaya dan pengorbanan yang tidak sedikit. Ada baiknya,
sebelum menjalani program ini pasangan suami istri terlebih dulu memahami prosedur,
peluang, dan risiko yang harus ditanggung selama menjalani program bayi tabung ini. Hal ini
penting guna mempermudah dan menambah kesiapan mental.
Dr Sudirmanto, SpOG-KFER dari Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita
Jakarta menjelaskan, peluang untuk mendapatkan suatu kehamilan melalui proses bayi
tabung ditentukan oleh banyak faktor.
Beberapa di antaranya adalah cadangan sel telur, lamanya gangguan kesuburan yang
dialami pasangan, riwayat ada atau tidaknya kehamilan sebelumnya, derajat kelainan,
sarana dan fasilitas teknologi laboratorium, ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh tenaga
medis klinik bayi tabung. angka keberhasilan bayi tabung bervariasi dan tergantung pada usia
wanita.
Pada usia kurang dari 30 tahun angka keberhasilannya 35-45 persen, pada usia 31-35
tahun peluang untuk terjadinya kehamilan 30-45 persen, pada usia 36-40 tahun peluang
terjadinya kehamilan 25-30 persen dan pada usia lebih dari 40 tahun peluangnya 10-15
persen.
Beberapa faktor risiko yang mungkin terjadi pada pasangan suami istri yang mengikuti
program bayi tabung. Setidaknya, ada 5 (lima) hal yang harus dipersiapkan pasangan suami
istri yang sudah menetapkan program bayi tabung sebagai pilihan utama.
Pertama, terjadinya stimulasi indung telur yang berlebihan memungkinkan terjadinya
penumpukan cairan di rongga perut dan memberikan beberapa keluhan, seperti rasa
kembung, mual, muntah, dan hilangnya selera makan.
Kedua, saat pengambilan sel telur dengan jarum menimbulkan risiko terjadinya
perdarahan, infeksi, dan kemungkinan jarum mengenai kandung kemih, usus, dan pembuluh
darah. Dengan persiapan yang baik dan panduan teknologi ultrasonografi, keadaan tersebut
umumnya dapat dihindari.
Ketiga, risiko kehamilan kembar lebih dari 2 (dua) akan meningkat dengan banyaknya
embrio yang dipindahkan ke dalam rahim. Hal ini akan memberikan risiko akan persalinan
prematur yang memerlukan perawatan lama. Dengan mempertimbangkan usia istri dan
pembatasan jumlah embrio yang akan dipindahkan ke dalam rahim dapat mengurangi risiko
tersebut.
Keempat, risiko akan keguguran dan kehamilan di luar kandungan. Melalui pemberian
hormon dan pemindahan embrio dengan panduan ultrasonografi, keadaan tersebut diharapkan
tidak terjadi.
Kelima, risiko lain yang timbul dapat berupa biaya yang dikeluarkan, kelelahan fisik,
dan stres emosional dalam menyikapi antara harapan dan kenyataan yang terjadi selama
mengikuti bayi tabung.
C.

HUKUM BAYI TABUNG MENURUT ISLAM
Kalau kita hendak mengkaji masalah bayi tabung dari segi hukum Islam,

maka harus dikaji dengan memakai metode ijtihad lajim dipakai oleh para ahli
ijtihad,agar ijtihadnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa Al-Qur‟an dan Sunah yang
menjadi pegangan umat Islam. Sudah tentu ulama yang melaksanakan ijtihad
tentang masalah ini, memerlukan informasi yang cukup tentang teknik dan proses terjadinya
bayi tabung dari cendekiawan Muslim yang ahli dalam bidang studi yang relevan dengan
masalah ini, misalnya ahli kedokteran dan ahli biologi. Dengan pengkajian secara
multidisipliner ini, dapat ditemukan hukumnya yang proporsional dan mendasar.
Bayi tabung / inseminasi buatan apabila dilakukan dengan sel sperma dan ovum
s u a m i i s t r i s e n d i r i d a n t i d a k d i t r a n s f e r e m b r i o n ya k e d a l a m r a h i m
w a n i t a l a i n termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang berpoligami),
maka Islam membenarkan, baik dengan cara mengambil sperma suami, kemudian
disuntikkan ke dalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan
diluar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri, asal
keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar -benar memerlukan cara
inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami,
suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih Islam“
Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlukan seperti dalam
keadaant e r p a k s a

( e m e r g e n c y) .

Padahal

keadaan

darurat/terpaksa

itu

m e m b o l e h k a n melakukan hal-hal terlarang ”
Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor spermadan
atau ovum, maka diharamkan, dan hukumnya sama dengan zina (prostitusi).D a n s e b a g a i
a k i b a t h u k u m n ya , a n a k h a s i l i n s e m i n a s i t e r s e b u t t i d a k s a h d a n nasabnya
hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Menurut hemat penulis, dalil-dalil syar‟i yang
dapat menjadi landasan hukum untukmengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah
sebagai berikut :
1) A l - Q u r ‟ a n
Surat Al-Isra ayat 70 :
“Dan

sesungguhnya

telah

Kami

meliakan

anak -anak

Adam,

Kami

a n g k a t mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami
ciptakan”.
Surat At-Tin ayat 4 :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Kedua
Tuhansebagai

ayat

tersebut

makhluk

menunjukkan

yang

melebihimakhluk-makhluk

bahwa

mempunyai

Tuhan

memuliakanmanusia,

maka

sudah

martabatnyas e n d i r i

dan

juga

lainnya.

manusia

diciptakan

kelebihan/keistimewaan
Dan

seharusnya

Tuhan
manusia

menghormati

sendiri
bisa

oleh

sehingga
berkenan

menghormati

martabat

sesama

m a n u s i a . S e b a l i k n y a inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya
merendahkan harkatmanusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi.
2) H a d i t s N a b i : “
“Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan
h a r i a k h i r menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istriorang lain)’’.
(Hadits riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Hadits ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban)
3) HASIL IJTIHAD PARA ULAMA‟
1) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya menyatakan bahwa bayi tabung

dengan

sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Sebab, ini
termasuk

ikhtiar

yang

berdasarkan

kaidah-kaidah

agama.

Namun, para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri
yang dititipkan di rahim perempuan lain. "Itu hukumnya haram," papar MUI dalam fatwanya.
Apa pasal? Para ulama menegaskan, di kemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah
yang

rumit

dalam

kaitannya

dengan

warisan.

Para ulama MUI dalam fatwanya juga memutuskan, bayi tabung dari sperma yang dibekukan
dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram. "Sebab, hal ini akan menimbulkan
masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal
kewarisan," tulis fatwa itu.Lalu bagaimana dengan proses bayi tabung yang sperma dan
ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang sah? MUI dalam fatwanya secara tegas
menyatakan hal tersebut hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan
kelamin antarlawan jenis di luar penikahan yang sah alias zina.

2) Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah ini dalam forum Munas
Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Ada tiga keputusan yang ditetapkan ulama
NU terkait masalah bayi tabung:
Pertama,

apabila

mani

yang ditabung

dan

dimasukan

ke

dalam

rahim

wani

ta tersebut ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram.
Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW
bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT,
dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) di dalam rahim
perempuan

yang

tidak

halal

baginya."

Kedua, apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya
tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang
keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara'," papar ulama NU dalam
fatwa itu. Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar
hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. "Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan
spermanya (dengan beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan,
karena istri memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang."
Ketiga, apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri dan cara mengeluarkannya termasuk
muhtaram, serta dimasukan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi
mubah (boleh).
3) Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah juga telah menetapkan fatwa terkait boleh
tidak nya menitipkan sperma suami-istri di rahim istri kedua. Dalam fatwanya, Majelis Tarjih
dan Tajdid mengungkapkan, berdasarkan ijitihad jama'i yang dilakukan para ahli fikih dari
berbagai pelosok dunia Islam, termasuk dari Indonesia yang diwakili Muhammadiyah,
hukum inseminasi buatan seperti itu termasuk yang dilarang. "Hal itu disebut dalam
ketetapan yang keempat dari sidang periode ke tiga dari Majmaul Fiqhil Islamy dengan judul
Athfaalul Anaabib (Bayi Tabung)," papar fatwa Majelis Tarjih PP Muhammadiyah.
Rumusannya, "cara kelima inseminasi itu dilakukan di luar kandungan antara dua biji suamiistri, kemudian ditanamkan pada rahim istri yang lain (dari suami itu) ... hal itu dilarang
menurut hukum Syara'.
4) Lembaga Fiqh Islam OKI(Organisasi Konferensi Islam) mengadakan sidang di
Amman pada tahun 1986 u n t u k m e m b a h a s b e b e r a p a t e k n i k i n s e m i n a s i
b u a t a n / b a y i t a b u n g , d a n mengharamkan bayi tabung dengan sperma dan/atau
ovum donor.
BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN
Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat memberikan
kesimpulan bahwa :
1) Bayi tabung/ insemni buatan d e n g a n s e l s p r e m a d a n o v u m d a r i s u a m i i s t r i
sendiri dan tidak ditransfer e m b r i o n y a

kedalam

rahim

wanita

l a i n ( i b u t i t i p a n ) diperbolehkan Islam, jika keadaan kondisi suami
i s t r i ya n g b e r s a n g k u t a n benar-benar memerlukannya (ada hajat, jadi bukan
untuk kelinci percobaan atau main-main). Dan status anak hasil inseminasi
macam ini sah menurutIslam.
2) Bayi tabung Inseminasi buatan dengan sperma dan/atau ovum donor diharamkan (dilarang
keras) Islam. Hukumnya sama dengan zina dan anak yang lahir dari hasil
inseminasi macam ini / bayi tabung ini statusnya sama dengan anak yang lahir di luar
perkawinan yang sah.

B.

SARAN

v Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nuthfah / Sperma dan BankOvum untuk
pembuatan bayi tabung, karena selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,
juga bertentangan dengan norma agama dan moral,serta merendahkan harkat manusia sejajar
dengan hewan yang diinseminasitanpa perlu adanya perkawinan.
v P e m e r i n t a h h e n d a k n ya h a n ya m e n g i z i n k a n d a n m e l a ya n i p e r m i n t a a n
b a yi tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa
ditransfer ke dalam rahim wanita lain (ibu titipan), dan pemerintah hendaknya juga
melarang keras dengan sanksi-sanksi hukumannya kepada dokter dans i a p a ya n g
m e l a k u k a n i n s e m i n a s i b u a t a n p a d a m a n u s i a d e n g a n s p e r m a dan/atau ovum
donor

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad Daud. 1984. Kedudukan Islam dan Sistem Hukum Islam. Jakarta: Yayasan
Risalah
Hasan, M.Ali. 1998. Masaul Fiqiyah Al-Haditsah. Jakarta: PT. Grafindo Persada
Zuhdi, Masyfuk. 1989. Masail Fiqhiyah. Jakarta: PT. Inti Idayu Press
Http://www.Replubika.co.id/2010/05/08/HukumBayiTabungMenurutIslam
Http://www.Eramuslim.com/konsultasi/Fiqih-Kontemporer/HukumBayi-Tabung.htm
Http://www.Konsultasi.Wordpress.com/2007/01/13/BayiTabung/span
Http://www.NusaIndah.tripod.com/2011/07/22/BayiTabung
Http://www.Kompas.com/2011/06/21/PeluangdanResikoBayiTabung
Diakses pada sabtu 24 November 2012.

More Related Content

What's hot

Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif IslamPenyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif IslamMohd Shukri Mat Nor
 
Masail Fiqhiyyah - Bayi Tabung dan Kloning
Masail Fiqhiyyah - Bayi Tabung dan KloningMasail Fiqhiyyah - Bayi Tabung dan Kloning
Masail Fiqhiyyah - Bayi Tabung dan KloningHaristian Sahroni Putra
 
Bayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIBayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIAchmad Ibnu Manshur
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan pjj_kemenkes
 
Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan pjj_kemenkes
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiRetnoWulan32
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahMaya Nurhayati
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhfhradillah
 
Permulaan Kehidupan Manusia
Permulaan Kehidupan ManusiaPermulaan Kehidupan Manusia
Permulaan Kehidupan ManusiaAndhika Pratama
 
Psikologi Perkembangan_Fase Pre Natal
Psikologi Perkembangan_Fase Pre NatalPsikologi Perkembangan_Fase Pre Natal
Psikologi Perkembangan_Fase Pre Natalwahidatulislamiyah
 
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggi
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggiAsuhan pada ibu hamil resiko tinggi
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggiAmalia Senja
 
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)KhairunNisya2
 
Persentase aborsi
Persentase aborsiPersentase aborsi
Persentase aborsievie_tobeli
 
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseRifka Marwani
 

What's hot (17)

Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif IslamPenyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
Penyewaan Rahim Menurut Perspektif Islam
 
Masail Fiqhiyyah - Bayi Tabung dan Kloning
Masail Fiqhiyyah - Bayi Tabung dan KloningMasail Fiqhiyyah - Bayi Tabung dan Kloning
Masail Fiqhiyyah - Bayi Tabung dan Kloning
 
Inseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agamaInseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agama
 
Bayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIBayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUI
 
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
Prakonsepsi, Konsepsi dan Kehamilan
 
Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan Pendekatan Siklus Kehidupan
Pendekatan Siklus Kehidupan
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikahTugas k.k. 2 askeb pranikah
Tugas k.k. 2 askeb pranikah
 
Abortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhhAbortus illahhhhhh
Abortus illahhhhhh
 
Permulaan Kehidupan Manusia
Permulaan Kehidupan ManusiaPermulaan Kehidupan Manusia
Permulaan Kehidupan Manusia
 
Jurnal Aborsi
Jurnal AborsiJurnal Aborsi
Jurnal Aborsi
 
Psikologi Perkembangan_Fase Pre Natal
Psikologi Perkembangan_Fase Pre NatalPsikologi Perkembangan_Fase Pre Natal
Psikologi Perkembangan_Fase Pre Natal
 
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggi
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggiAsuhan pada ibu hamil resiko tinggi
Asuhan pada ibu hamil resiko tinggi
 
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
In Vitro Fertilisation (IVF) (CTU211)
 
Persentase aborsi
Persentase aborsiPersentase aborsi
Persentase aborsi
 
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouseKehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
Kehidupan reproduksi wanita mulai dari masa menstruasi sampai menupouse
 

Similar to Hukum Bayi Tabung

Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode pianaPandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode pianaOperator Warnet Vast Raha
 
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docxSudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docxRoniIrawan15
 
pandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpjj_kemenkes
 
Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap KesehatanPandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap Kesehatanpjj_kemenkes
 
Tekhnologi kloning manusia
Tekhnologi  kloning manusiaTekhnologi  kloning manusia
Tekhnologi kloning manusiaAS Saprs
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi Yena You
 
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdfSAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdfMuhammadMuazzam16
 
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Zharfa Setiawan
 
Kloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatanKloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatanAddar Quthni
 
tumbuh_kembang_masa_prenatal.docx
tumbuh_kembang_masa_prenatal.docxtumbuh_kembang_masa_prenatal.docx
tumbuh_kembang_masa_prenatal.docxJimatul Arrobi
 

Similar to Hukum Bayi Tabung (20)

Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode pianaPandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
 
Makalah bayi-tabung
Makalah bayi-tabungMakalah bayi-tabung
Makalah bayi-tabung
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Teknologi Reproduksi Berbantu
Teknologi Reproduksi BerbantuTeknologi Reproduksi Berbantu
Teknologi Reproduksi Berbantu
 
Bayi Tabung.ppt
Bayi Tabung.pptBayi Tabung.ppt
Bayi Tabung.ppt
 
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docxSudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
 
pandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatanpandangan agama terhadap kesehatan
pandangan agama terhadap kesehatan
 
Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap KesehatanPandangan Agama Terhadap Kesehatan
Pandangan Agama Terhadap Kesehatan
 
Tekhnologi kloning manusia
Tekhnologi  kloning manusiaTekhnologi  kloning manusia
Tekhnologi kloning manusia
 
Bioteknologi
Bioteknologi Bioteknologi
Bioteknologi
 
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdfSAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
SAINS TEKNOLOGI KEJURUTERAAN ISLAM E-FOLIO.pdf
 
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
 
Makalah iskes
Makalah iskesMakalah iskes
Makalah iskes
 
Hukum bayi tabung
Hukum bayi tabungHukum bayi tabung
Hukum bayi tabung
 
Kloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatanKloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatan
 
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
 
Inseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agamaInseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agama
 
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
Kesehatan reproduksi remaja (revisi)
 
tumbuh_kembang_masa_prenatal.docx
tumbuh_kembang_masa_prenatal.docxtumbuh_kembang_masa_prenatal.docx
tumbuh_kembang_masa_prenatal.docx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Hukum Bayi Tabung

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Banyak pasangan suami istri yang sudah bertahun-tahun menikah tetapi belum dikaruniai anak. Mereka pun gelisah. Usia sudah semakin tua, tetapi belum mempunyai anak. Ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan menganjurkan untuk senantiasa berikhtiar (usaha) dalam menggapai karunia Allah SWT. Demikian halnya di antara panca maslahat yang diayomi oleh maqashid asy-syari‟ah (tujuan filosofis syariah Islam) adalah hifdz an-nasl (memelihara fungsi dan kesucian reproduksi) bagi kelangsungan dan kesinambungan generasi umat manusia. Allah telah menjanjikan setiap kesulitan ada solusi. (QS.Al-Insyirah:5) termasuk kesulitan reproduksi manusia dengan adanya kemajuan teknologi kedokteran dan ilmu biologi modern yang Allah karuniakan kepada umat manusia agar mereka bersyukur dengan menggunakannya sesuai kaedah ajaran-Nya. Pada dasarnya pembuahan yang alami terjadi dalam rahim melalui cara yang alami pula (hubungan seksual), sesuai dengan fitrah yang telah ditetapkan Allah untuk manusia. Akan tetapi pembuahan alami ini terkadang sulit terwujud, misalnya karena rusaknya atau tertutupnya saluran indung telur (tuba Fallopii) yang membawa sel telur ke rahim, serta tidak dapat diatasi dengan cara membukanya atau mengobatinya. Atau karena sel sperma suami lemah atau tidak mampu menjangkau rahim isteri untuk bertemu dengan sel telur, serta tidak dapat diatasi dengan cara memperkuat sel sperma tersebut, atau mengupayakan sampainya sel sperma ke rahim isteri agar bertemu dengan sel telur di sana. Semua ini akan meniadakan kelahiran dan menghambat suami isteri untuk berbanyak anak. Padahal Islam telah menganjurkan dan mendorong hal tersebut dan kaum muslimin pun telah disunnahkan melakukannya. Dengan maju pesatnya dibidang teknologi, kini banyak teknologi-teknologi yang mampu menciptakan/membuat bermacam-macam produk hasil teknologi dipandangnya berkualitas. Dia n t a r a p r o d u k t e k n o l o g i m u t a k h i r a d a l a h dibidang biologi, Salah satunya adanya bayi tabung untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas . Pada dasarnya orang-orang memuji dengan kemajuan dibidang teknologi tersebut, namun mereka b e l u m t a h u p a s t i a p a k a h p r o d u k - p r o d u k h a s i l t e k n o l o g i i t u d i b e n a r k a n menurut hukum agama. O l e h
  • 2. k a r e n a h a l t e r s e b u t d i a t a s , u n t u k m e n g e t a h u i l e b i h b a n y a k tentang Bayi Tabung dan bagaimana Menurut Hukum Islam tentang Bayi Tabung tersebut, maka kami kan mencoba menggali, m e n g k a j i , d a n m e m a p a r k a n m a k a l a h y a n g b e r j u d u l “ B a y i T a b u n g d a l a m P a n d a n g a n H u k u m I s l a m ”. B. RUMUSAN MASALAH Dari uraian diatas, dapat dirumuskan beberapa masalah, adapun rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah: 1. Apa yang dimaksud dengan bayi tabung dan bagaimana proses pembuatannya? 2. Apa saja peluang dan resiko bayi tabung? 3. Bagaimana hukum bayi tabung menurut Islam? C. TUJUAN Dari rumusan masalah diatas dapat dirumuskan beberapa tujuan pembahasan. Adapun tujuannya yakni sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian dan proses bayi tabung 2. Mengetahui peluang dan resiko bayi tabung 3. Mengetahui hukum bayi tabung menurut Islam
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN PROSES BAYI TABUNG Dalam bahasa Inggris bayi tabung dikenal dengan sebutan In Vitro Festilisation yang dirintis oleh PC Steptoe dan RG Edwards pada th 1977. Kalau dilihat dari kata „bayi‟ & „tabung‟,bayi tabung berarti bayi dari hasil pembuahan di tabung. Ada juga yang bilang bayi tabung adalah bayi dari hasil tabungan karena proses bayi tabung itu tidak murah alias menguras kantong. Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsinya (dari pertemuan antara sel telur dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium. Didalam laboratorium tabung tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai dengan tempat pembuahannya yang asli yaitu rahim ibu atau wanita. Dibuat sedemikian rupa sehingga temperatur dan situasinya persis sama dengan aslinya. Prosesnya mula-mula dengan suatu alat khusus semacam alat untuk laparoskopi dilakukan pengambilan sel telur dari wanita yang baru saja mengalami ovulasi. Kemudian sel telur yang diambil tadi dibuahi dengan sperma yang sudah dipersiapkan dalam tabung yang suasananya dibuat persis seperti dalam rahim. Setelah pembuahan hasil konsepsi tsb dipelihara beberapa saat dalam tabung tadi sampai pada suatu saat tertentu akan dicangkokan ke dalam rahim wanita tersebut. Selanjutnya diharapkan embrio itu akan tumbuh sebagaimana layaknya di dalam rahim wanita..Sudah tentu wanita tersebut akan mengalami kehamilan ,perkembangan selama kehamilan seperti biasa. B. PELUANG DAN RESIKO BAYI TABUNG Program bayi tabung adalah suatu teknik reproduksi berbantu atau teknik rekayasa reproduksi dengan mempertemukan sel telur matang dengan sperma di luar tubuh manusia (in vitro fertilization/IVF). Teknik ini sekarang semakin banyak dipilih oleh pasangan yang sulit memperoleh keturunan meskipun memerlukan biaya dan pengorbanan yang tidak sedikit. Ada baiknya, sebelum menjalani program ini pasangan suami istri terlebih dulu memahami prosedur, peluang, dan risiko yang harus ditanggung selama menjalani program bayi tabung ini. Hal ini penting guna mempermudah dan menambah kesiapan mental.
  • 4. Dr Sudirmanto, SpOG-KFER dari Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita Jakarta menjelaskan, peluang untuk mendapatkan suatu kehamilan melalui proses bayi tabung ditentukan oleh banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah cadangan sel telur, lamanya gangguan kesuburan yang dialami pasangan, riwayat ada atau tidaknya kehamilan sebelumnya, derajat kelainan, sarana dan fasilitas teknologi laboratorium, ilmu dan pengalaman yang dimiliki oleh tenaga medis klinik bayi tabung. angka keberhasilan bayi tabung bervariasi dan tergantung pada usia wanita. Pada usia kurang dari 30 tahun angka keberhasilannya 35-45 persen, pada usia 31-35 tahun peluang untuk terjadinya kehamilan 30-45 persen, pada usia 36-40 tahun peluang terjadinya kehamilan 25-30 persen dan pada usia lebih dari 40 tahun peluangnya 10-15 persen. Beberapa faktor risiko yang mungkin terjadi pada pasangan suami istri yang mengikuti program bayi tabung. Setidaknya, ada 5 (lima) hal yang harus dipersiapkan pasangan suami istri yang sudah menetapkan program bayi tabung sebagai pilihan utama. Pertama, terjadinya stimulasi indung telur yang berlebihan memungkinkan terjadinya penumpukan cairan di rongga perut dan memberikan beberapa keluhan, seperti rasa kembung, mual, muntah, dan hilangnya selera makan. Kedua, saat pengambilan sel telur dengan jarum menimbulkan risiko terjadinya perdarahan, infeksi, dan kemungkinan jarum mengenai kandung kemih, usus, dan pembuluh darah. Dengan persiapan yang baik dan panduan teknologi ultrasonografi, keadaan tersebut umumnya dapat dihindari. Ketiga, risiko kehamilan kembar lebih dari 2 (dua) akan meningkat dengan banyaknya embrio yang dipindahkan ke dalam rahim. Hal ini akan memberikan risiko akan persalinan prematur yang memerlukan perawatan lama. Dengan mempertimbangkan usia istri dan pembatasan jumlah embrio yang akan dipindahkan ke dalam rahim dapat mengurangi risiko tersebut. Keempat, risiko akan keguguran dan kehamilan di luar kandungan. Melalui pemberian hormon dan pemindahan embrio dengan panduan ultrasonografi, keadaan tersebut diharapkan tidak terjadi. Kelima, risiko lain yang timbul dapat berupa biaya yang dikeluarkan, kelelahan fisik, dan stres emosional dalam menyikapi antara harapan dan kenyataan yang terjadi selama mengikuti bayi tabung.
  • 5. C. HUKUM BAYI TABUNG MENURUT ISLAM Kalau kita hendak mengkaji masalah bayi tabung dari segi hukum Islam, maka harus dikaji dengan memakai metode ijtihad lajim dipakai oleh para ahli ijtihad,agar ijtihadnya sesuai dengan prinsip-prinsip dan jiwa Al-Qur‟an dan Sunah yang menjadi pegangan umat Islam. Sudah tentu ulama yang melaksanakan ijtihad tentang masalah ini, memerlukan informasi yang cukup tentang teknik dan proses terjadinya bayi tabung dari cendekiawan Muslim yang ahli dalam bidang studi yang relevan dengan masalah ini, misalnya ahli kedokteran dan ahli biologi. Dengan pengkajian secara multidisipliner ini, dapat ditemukan hukumnya yang proporsional dan mendasar. Bayi tabung / inseminasi buatan apabila dilakukan dengan sel sperma dan ovum s u a m i i s t r i s e n d i r i d a n t i d a k d i t r a n s f e r e m b r i o n ya k e d a l a m r a h i m w a n i t a l a i n termasuk istrinya sendiri yang lain (bagi suami yang berpoligami), maka Islam membenarkan, baik dengan cara mengambil sperma suami, kemudian disuntikkan ke dalam vagina atau uterus istri, maupun dengan cara pembuahan dilakukan diluar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri, asal keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar -benar memerlukan cara inseminasi buatan untuk memperoleh anak, karena dengan cara pembuahan alami, suami istri tidak berhasil memperoleh anak. Hal ini sesuai dengan hukum Fiqih Islam“ Hajat (kebutuhan yang sangat penting itu) diperlukan seperti dalam keadaant e r p a k s a ( e m e r g e n c y) . Padahal keadaan darurat/terpaksa itu m e m b o l e h k a n melakukan hal-hal terlarang ” Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor spermadan atau ovum, maka diharamkan, dan hukumnya sama dengan zina (prostitusi).D a n s e b a g a i a k i b a t h u k u m n ya , a n a k h a s i l i n s e m i n a s i t e r s e b u t t i d a k s a h d a n nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Menurut hemat penulis, dalil-dalil syar‟i yang dapat menjadi landasan hukum untukmengharamkan inseminasi buatan dengan donor, ialah sebagai berikut : 1) A l - Q u r ‟ a n Surat Al-Isra ayat 70 : “Dan sesungguhnya telah Kami meliakan anak -anak Adam, Kami a n g k a t mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.
  • 6. Surat At-Tin ayat 4 : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Kedua Tuhansebagai ayat tersebut makhluk menunjukkan yang melebihimakhluk-makhluk bahwa mempunyai Tuhan memuliakanmanusia, maka sudah martabatnyas e n d i r i dan juga lainnya. manusia diciptakan kelebihan/keistimewaan Dan seharusnya Tuhan manusia menghormati sendiri bisa oleh sehingga berkenan menghormati martabat sesama m a n u s i a . S e b a l i k n y a inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkatmanusia (human dignity) sejajar dengan hewan yang diinseminasi. 2) H a d i t s N a b i : “ “Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan h a r i a k h i r menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istriorang lain)’’. (Hadits riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan Hadits ini dipandang sahih oleh Ibnu Hibban) 3) HASIL IJTIHAD PARA ULAMA‟ 1) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwanya menyatakan bahwa bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami-istri yang sah hukumnya mubah (boleh). Sebab, ini termasuk ikhtiar yang berdasarkan kaidah-kaidah agama. Namun, para ulama melarang penggunaan teknologi bayi tabung dari pasangan suami-istri yang dititipkan di rahim perempuan lain. "Itu hukumnya haram," papar MUI dalam fatwanya. Apa pasal? Para ulama menegaskan, di kemudian hari hal itu akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan warisan. Para ulama MUI dalam fatwanya juga memutuskan, bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram. "Sebab, hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam hal kewarisan," tulis fatwa itu.Lalu bagaimana dengan proses bayi tabung yang sperma dan ovumnya tak berasal dari pasangan suami-istri yang sah? MUI dalam fatwanya secara tegas menyatakan hal tersebut hukumnya haram. Alasannya, statusnya sama dengan hubungan kelamin antarlawan jenis di luar penikahan yang sah alias zina. 2) Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah ini dalam forum Munas Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981. Ada tiga keputusan yang ditetapkan ulama NU terkait masalah bayi tabung:
  • 7. Pertama, apabila mani yang ditabung dan dimasukan ke dalam rahim wani ta tersebut ternyata bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram. Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT, dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) di dalam rahim perempuan yang tidak halal baginya." Kedua, apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara'," papar ulama NU dalam fatwa itu. Terkait mani yang dikeluarkan secara muhtaram, para ulama NU mengutip dasar hukum dari Kifayatul Akhyar II/113. "Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani) dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang." Ketiga, apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri dan cara mengeluarkannya termasuk muhtaram, serta dimasukan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung menjadi mubah (boleh). 3) Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah juga telah menetapkan fatwa terkait boleh tidak nya menitipkan sperma suami-istri di rahim istri kedua. Dalam fatwanya, Majelis Tarjih dan Tajdid mengungkapkan, berdasarkan ijitihad jama'i yang dilakukan para ahli fikih dari berbagai pelosok dunia Islam, termasuk dari Indonesia yang diwakili Muhammadiyah, hukum inseminasi buatan seperti itu termasuk yang dilarang. "Hal itu disebut dalam ketetapan yang keempat dari sidang periode ke tiga dari Majmaul Fiqhil Islamy dengan judul Athfaalul Anaabib (Bayi Tabung)," papar fatwa Majelis Tarjih PP Muhammadiyah. Rumusannya, "cara kelima inseminasi itu dilakukan di luar kandungan antara dua biji suamiistri, kemudian ditanamkan pada rahim istri yang lain (dari suami itu) ... hal itu dilarang menurut hukum Syara'. 4) Lembaga Fiqh Islam OKI(Organisasi Konferensi Islam) mengadakan sidang di Amman pada tahun 1986 u n t u k m e m b a h a s b e b e r a p a t e k n i k i n s e m i n a s i b u a t a n / b a y i t a b u n g , d a n mengharamkan bayi tabung dengan sperma dan/atau ovum donor. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN
  • 8. Setelah kami gali, kaji, dan paparkan maka kami dapat memberikan kesimpulan bahwa : 1) Bayi tabung/ insemni buatan d e n g a n s e l s p r e m a d a n o v u m d a r i s u a m i i s t r i sendiri dan tidak ditransfer e m b r i o n y a kedalam rahim wanita l a i n ( i b u t i t i p a n ) diperbolehkan Islam, jika keadaan kondisi suami i s t r i ya n g b e r s a n g k u t a n benar-benar memerlukannya (ada hajat, jadi bukan untuk kelinci percobaan atau main-main). Dan status anak hasil inseminasi macam ini sah menurutIslam. 2) Bayi tabung Inseminasi buatan dengan sperma dan/atau ovum donor diharamkan (dilarang keras) Islam. Hukumnya sama dengan zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi macam ini / bayi tabung ini statusnya sama dengan anak yang lahir di luar perkawinan yang sah. B. SARAN v Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nuthfah / Sperma dan BankOvum untuk pembuatan bayi tabung, karena selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, juga bertentangan dengan norma agama dan moral,serta merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan yang diinseminasitanpa perlu adanya perkawinan. v P e m e r i n t a h h e n d a k n ya h a n ya m e n g i z i n k a n d a n m e l a ya n i p e r m i n t a a n b a yi tabung dengan sel sperma dan ovum suami istri yang bersangkutan tanpa ditransfer ke dalam rahim wanita lain (ibu titipan), dan pemerintah hendaknya juga melarang keras dengan sanksi-sanksi hukumannya kepada dokter dans i a p a ya n g m e l a k u k a n i n s e m i n a s i b u a t a n p a d a m a n u s i a d e n g a n s p e r m a dan/atau ovum donor DAFTAR PUSTAKA Ali, Muhammad Daud. 1984. Kedudukan Islam dan Sistem Hukum Islam. Jakarta: Yayasan Risalah
  • 9. Hasan, M.Ali. 1998. Masaul Fiqiyah Al-Haditsah. Jakarta: PT. Grafindo Persada Zuhdi, Masyfuk. 1989. Masail Fiqhiyah. Jakarta: PT. Inti Idayu Press Http://www.Replubika.co.id/2010/05/08/HukumBayiTabungMenurutIslam Http://www.Eramuslim.com/konsultasi/Fiqih-Kontemporer/HukumBayi-Tabung.htm Http://www.Konsultasi.Wordpress.com/2007/01/13/BayiTabung/span Http://www.NusaIndah.tripod.com/2011/07/22/BayiTabung Http://www.Kompas.com/2011/06/21/PeluangdanResikoBayiTabung Diakses pada sabtu 24 November 2012.