SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
HUKUM BAYI TABUNG

Selasa, 08 November 2011
Teknologi bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan hasil terapan sains modern yang
pada prinsipnya bersifat netral sebagai bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan biologi.
Sehingga meskipun memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap
penyalahgunaan dan kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, beriman
dan beretika sehingga sangat potensial berdampak negatif dan fatal. Oleh karena itu kaedah
dan ketentuan syariah merupakan pemandu etika dalam penggunaan teknologi ini sebab
penggunaan dan penerapan teknologi belum tentu sesuai menurut agama, etika dan hukum
yang berlaku di masyarakat.
Seorang pakar kesehatan New Age dan pemimpin redaksi jurnal Integratif Medicine, DR.
Andrew Weil sangat meresahkan dan mengkhawatirkan penggunaan inovasi teknologi
kedokteran tidak pada tempatnya yang biasanya terlambat untuk memahami konsekuensi etis
dan sosial yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, Dr. Arthur Leonard Caplan, Direktur Center
for Bioethics dan Guru Besar Bioethics di University of Pennsylvania menganjurkan
pentingnya

komitmen

etika

biologi

dalam

praktek teknologi kedokteran apa yang disebut sebagai bioetika. Menurut John Naisbitt dalam
High Tech - High Touch (1999) bioetika bermula sebagai bidang spesialisasi paada 1960 –an
sebagai tanggapan atas tantangan yang belum pernah ada, yang diciptakan oleh kemajuan di
bidang teknologi pendukung kehidupan dan teknologi reproduksi.
Inseminasi buatan ialah pembuahan pada hewan atau manusia tanpa melalui senggama
(sexual intercourse). Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah dikembangkan dalam
dunia kedokteran, antara lain adalah: Pertama; Fertilazation in Vitro (FIV) dengan cara
mengambil sperma suami dan ovum istri kemudian diproses di vitro (tabung), dan setelah
terjadi pembuahan, lalu ditransfer di rahim istri. Kedua; Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT)
dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri, dan setelah dicampur terjadi
pembuahan, maka segera ditanam di saluran telur (tuba palupi) Teknik kedua ini terlihat lebih
alamiah, sebab sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba palupi setelah terjadi ejakulasi
melalui hubungan seksual.
Masalah inseminasi buatan ini menurut pandangan Islam termasuk masalah kontemporer
ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya seara spesifik di dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah
bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun. Karena itu, kalau masalah ini hendak dikaji
menurut Hukum Islam, maka harus dikaji dengan memakai metode ijtihad yang lazimnya
dipakai oleh para ahli ijtihad (mujtahidin), agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai
dengan prinsip dan jiwa Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum
Islam.
Masalah inseminasi buatan ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan
Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah
dalam Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor
sebagaimana diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986.
Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun
1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan
pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri.
Dengan demikian, mengenai hukum inseminasi buatan dan bayi tabung pada manusia harus
diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila dilakukan dengan sperma atau ovum suami
isteri sendiri, baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam
vagina, tuba palupi atau uterus isteri, maupun dengan cara pembuahannya di luar rahim,
kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri; maka hal ini dibolehkan,
asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukan inseminasi buatan untuk
membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh keturunan.
Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor sperma dan ovum,
maka diharamkan dan hukumnya sama dengan zina. Sebagai akibat hukumnya, anak hasil
inseminasi itu tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya.
Menurut hemat penulis, dalil-dalil syar‟i yang dapat dijadikan landasan menetapkan hukum
haram inseminasi buatan dengan donor ialah:
Pertama; firman Allah SWT dalam surat al-Isra:70 dan At-Tin:4. Kedua ayat tersebuti
menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang mempunyai
kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan
sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati
martabatnya sendiri serta menghormati martabat sesama manusia. Dalam hal ini inseminasi
buatan dengan donor itu pada hakikatnya dapat merendahkan harkat manusia sejajar dengan
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diinseminasi.
Kedua; hadits Nabi Saw yang mengatakan, “tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada
Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri orang
lain).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dipandang Shahih oleh Ibnu Hibban).
Dalil lain untuk syarat kehalalan inseminasi buatan bagi manusia harus berasal dari ssperma
dan ovum pasangan yang sah menurut syariah adalah kaidah hukum fiqih yang mengatakan
“dar‟ul mafsadah muqaddam „ala jalbil mashlahah” (menghindari mafsadah atau mudharat)
harus didahulukan daripada mencari atau menarik maslahah/kebaikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma
dan/atau ovum lebih banyak mendatangkan mudharat daripada maslahah. Maslahah yang
dibawa inseminasi buatan ialah membantu suami-isteri yang mandul, baik keduanya maupun
salah satunya, untuk mendapatkan keturunan atau yang mengalami gangguan pembuahan
normal. Namun mudharat dan mafsadahnya jauh lebih besar, antara lain berupa:
a. Percampuran nasab, padahal Islam sangat menjada kesucian/kehormatan kelamin dan
kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan kemahraman dan kewarisan.
b.

Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam.

c. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi percampuran sperma
pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah.
d.

Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tanggal.

e.

Anak hasil inseminasi lebih banyak unsur negatifnya daripada anak adopsi.

f.

Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bagi bayi

tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan suami-isteri yang
punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami. (QS.
Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14).

More Related Content

What's hot

Hukum penggantian kelamin
Hukum penggantian kelaminHukum penggantian kelamin
Hukum penggantian kelamin
Marhamah Saleh
 
Pendekatan etika kristen tentang aborsi
Pendekatan etika kristen tentang aborsiPendekatan etika kristen tentang aborsi
Pendekatan etika kristen tentang aborsi
liehaning
 
Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
MJM Networks
 

What's hot (11)

Aborsi ditinjau dari sudut agama
Aborsi ditinjau dari sudut agamaAborsi ditinjau dari sudut agama
Aborsi ditinjau dari sudut agama
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Hukum penggantian kelamin
Hukum penggantian kelaminHukum penggantian kelamin
Hukum penggantian kelamin
 
Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
 
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE )
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE ) Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE )
Materi "KLONING" - Biologi - Kelompok 6 - Kelas XII MIPA 1 ( SMA NEGERI 1 SOE )
 
Teknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam IslamTeknologi Genetik Dalam Islam
Teknologi Genetik Dalam Islam
 
study qur'an
study qur'an study qur'an
study qur'an
 
Pendekatan etika kristen tentang aborsi
Pendekatan etika kristen tentang aborsiPendekatan etika kristen tentang aborsi
Pendekatan etika kristen tentang aborsi
 
Makalah bayi tabung
Makalah bayi tabungMakalah bayi tabung
Makalah bayi tabung
 
Makalah bayi-tabung
Makalah bayi-tabungMakalah bayi-tabung
Makalah bayi-tabung
 
Ptt embriologi
Ptt embriologiPtt embriologi
Ptt embriologi
 

Viewers also liked (9)

Rpp seni budayavii-1
Rpp seni budayavii-1Rpp seni budayavii-1
Rpp seni budayavii-1
 
Makalah teori belajar
Makalah teori belajarMakalah teori belajar
Makalah teori belajar
 
Christmas in the UK
Christmas in the UKChristmas in the UK
Christmas in the UK
 
Vers une transition énergétique citoyenne : la réappropriation des questions ...
Vers une transition énergétique citoyenne : la réappropriation des questions ...Vers une transition énergétique citoyenne : la réappropriation des questions ...
Vers une transition énergétique citoyenne : la réappropriation des questions ...
 
Paparan sejarah islam
Paparan sejarah islamPaparan sejarah islam
Paparan sejarah islam
 
Makalah pegadaian
Makalah pegadaianMakalah pegadaian
Makalah pegadaian
 
Alimentacion comunidad
Alimentacion comunidadAlimentacion comunidad
Alimentacion comunidad
 
Mangas que recomiendo
Mangas que recomiendo Mangas que recomiendo
Mangas que recomiendo
 
Kuartil, desil dan persentil
Kuartil, desil dan persentilKuartil, desil dan persentil
Kuartil, desil dan persentil
 

Similar to Hukum bayi tabung

Kloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatanKloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatan
Addar Quthni
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode pianaPandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Operator Warnet Vast Raha
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
salmairmasuryani1203
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
Mun Imah
 
Bayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIBayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUI
Achmad Ibnu Manshur
 

Similar to Hukum bayi tabung (20)

Inseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agamaInseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agama
 
Inseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agamaInseminasi dalam perspektif agama
Inseminasi dalam perspektif agama
 
Kloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatanKloning inseminasi buatan
Kloning inseminasi buatan
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Pandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabungPandangan islam tentang bayi tabung
Pandangan islam tentang bayi tabung
 
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docxSudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
Sudut Pandang Agama Tentang Bayi Tabung.docx
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode pianaPandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana
 
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
Pandangan islam terhadap bayi tabung wa ode piana AKBID PARAMATA RAHA KAB. MUNA
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
 
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdfAborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
Aborsi [Tinjauan Tafsir Kontemporer] pdf
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Kloning dan pembahasannya
Kloning dan pembahasannyaKloning dan pembahasannya
Kloning dan pembahasannya
 
Bab 5 Islam dan Sains Perubatan
Bab 5 Islam dan Sains PerubatanBab 5 Islam dan Sains Perubatan
Bab 5 Islam dan Sains Perubatan
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islamMakalah aborsi menurut pandangan islam
Makalah aborsi menurut pandangan islam
 
Bayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUIBayi tabung dalam perspektif MUI
Bayi tabung dalam perspektif MUI
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Hukum bayi tabung

  • 1. HUKUM BAYI TABUNG Selasa, 08 November 2011 Teknologi bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan hasil terapan sains modern yang pada prinsipnya bersifat netral sebagai bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan biologi. Sehingga meskipun memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, beriman dan beretika sehingga sangat potensial berdampak negatif dan fatal. Oleh karena itu kaedah dan ketentuan syariah merupakan pemandu etika dalam penggunaan teknologi ini sebab penggunaan dan penerapan teknologi belum tentu sesuai menurut agama, etika dan hukum yang berlaku di masyarakat. Seorang pakar kesehatan New Age dan pemimpin redaksi jurnal Integratif Medicine, DR. Andrew Weil sangat meresahkan dan mengkhawatirkan penggunaan inovasi teknologi kedokteran tidak pada tempatnya yang biasanya terlambat untuk memahami konsekuensi etis dan sosial yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, Dr. Arthur Leonard Caplan, Direktur Center for Bioethics dan Guru Besar Bioethics di University of Pennsylvania menganjurkan pentingnya komitmen etika biologi dalam praktek teknologi kedokteran apa yang disebut sebagai bioetika. Menurut John Naisbitt dalam High Tech - High Touch (1999) bioetika bermula sebagai bidang spesialisasi paada 1960 –an sebagai tanggapan atas tantangan yang belum pernah ada, yang diciptakan oleh kemajuan di bidang teknologi pendukung kehidupan dan teknologi reproduksi. Inseminasi buatan ialah pembuahan pada hewan atau manusia tanpa melalui senggama (sexual intercourse). Ada beberapa teknik inseminasi buatan yang telah dikembangkan dalam dunia kedokteran, antara lain adalah: Pertama; Fertilazation in Vitro (FIV) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri kemudian diproses di vitro (tabung), dan setelah terjadi pembuahan, lalu ditransfer di rahim istri. Kedua; Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT) dengan cara mengambil sperma suami dan ovum istri, dan setelah dicampur terjadi pembuahan, maka segera ditanam di saluran telur (tuba palupi) Teknik kedua ini terlihat lebih alamiah, sebab sperma hanya bisa membuahi ovum di tuba palupi setelah terjadi ejakulasi melalui hubungan seksual. Masalah inseminasi buatan ini menurut pandangan Islam termasuk masalah kontemporer ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya seara spesifik di dalam Al-Qur‟an dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih klasik sekalipun. Karena itu, kalau masalah ini hendak dikaji
  • 2. menurut Hukum Islam, maka harus dikaji dengan memakai metode ijtihad yang lazimnya dipakai oleh para ahli ijtihad (mujtahidin), agar dapat ditemukan hukumnya yang sesuai dengan prinsip dan jiwa Al-Qur‟an dan As-Sunnah yang merupakan sumber pokok hukum Islam. Masalah inseminasi buatan ini sejak tahun 1980-an telah banyak dibicarakan di kalangan Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional. Misalnya Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980, mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 September 1986. Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri. Dengan demikian, mengenai hukum inseminasi buatan dan bayi tabung pada manusia harus diklasifikasikan persoalannya secara jelas. Bila dilakukan dengan sperma atau ovum suami isteri sendiri, baik dengan cara mengambil sperma suami kemudian disuntikkan ke dalam vagina, tuba palupi atau uterus isteri, maupun dengan cara pembuahannya di luar rahim, kemudian buahnya (vertilized ovum) ditanam di dalam rahim istri; maka hal ini dibolehkan, asal keadaan suami isteri tersebut benar-benar memerlukan inseminasi buatan untuk membantu pasangan suami isteri tersebut memperoleh keturunan. Sebaliknya, kalau inseminasi buatan itu dilakukan dengan bantuan donor sperma dan ovum, maka diharamkan dan hukumnya sama dengan zina. Sebagai akibat hukumnya, anak hasil inseminasi itu tidak sah dan nasabnya hanya berhubungan dengan ibu yang melahirkannya. Menurut hemat penulis, dalil-dalil syar‟i yang dapat dijadikan landasan menetapkan hukum haram inseminasi buatan dengan donor ialah: Pertama; firman Allah SWT dalam surat al-Isra:70 dan At-Tin:4. Kedua ayat tersebuti menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri serta menghormati martabat sesama manusia. Dalam hal ini inseminasi buatan dengan donor itu pada hakikatnya dapat merendahkan harkat manusia sejajar dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang diinseminasi. Kedua; hadits Nabi Saw yang mengatakan, “tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (istri orang lain).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan dipandang Shahih oleh Ibnu Hibban).
  • 3. Dalil lain untuk syarat kehalalan inseminasi buatan bagi manusia harus berasal dari ssperma dan ovum pasangan yang sah menurut syariah adalah kaidah hukum fiqih yang mengatakan “dar‟ul mafsadah muqaddam „ala jalbil mashlahah” (menghindari mafsadah atau mudharat) harus didahulukan daripada mencari atau menarik maslahah/kebaikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma dan/atau ovum lebih banyak mendatangkan mudharat daripada maslahah. Maslahah yang dibawa inseminasi buatan ialah membantu suami-isteri yang mandul, baik keduanya maupun salah satunya, untuk mendapatkan keturunan atau yang mengalami gangguan pembuahan normal. Namun mudharat dan mafsadahnya jauh lebih besar, antara lain berupa: a. Percampuran nasab, padahal Islam sangat menjada kesucian/kehormatan kelamin dan kemurnian nasab, karena nasab itu ada kaitannya dengan kemahraman dan kewarisan. b. Bertentangan dengan sunnatullah atau hukum alam. c. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi percampuran sperma pria dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah. d. Kehadiran anak hasil inseminasi bisa menjadi sumber konflik dalam rumah tanggal. e. Anak hasil inseminasi lebih banyak unsur negatifnya daripada anak adopsi. f. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bagi bayi tabung lewat ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan suami-isteri yang punya benihnya sesuai dengan kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami. (QS. Luqman:14 dan Al-Ahqaf:14).