3. Pengertian Aborsi
o Penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup.
o Sebagai gugurnya fetus dari rahim ibu. Pengeluaran
hasil konsepsi pada setiap stadium
perkembangannya sebelum masa kehamilan yang
lengkap (38-40 minggu).
o Pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau
kurang dari 20 minggu) atau pengeluaran janin
sebelum usia kehamilan yang cukup.
|| Arniwati
4. Macam -macam Aborsi
(Dunia Kedokteran )
Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa
tindakan apapun. Kebanyakan disebabkan
karena kurang baiknya kualitas sel telur dan
sel sperma.
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran
kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu
sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan
disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi
(dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
|| Arniwati
5. Macam -macam Aborsi
(Dunia Kedokteran )
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran
kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi
medis. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil
tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau
penyakit jantung yang parah yang dapat
membahayakan baik calon ibu maupun janin yang
dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan
medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
|| Arniwati
6. Alasan-Alasan Dilakukan
Aborsi
Alasan medis: kesehatan ibu dengan kesehatan
fetus. Seorang ibu hamil yang diagnosa
mengidap penyakit berbahaya, diagnosis frenatal
terhadap fetus yang terbukti cacat permanen
pada calon bayi.
|| Arniwati
7. Geisler. Etika
Alasan-Alasan Dilakukan
Aborsi
Alasan psikologis-sosiologis: kasus gadis remaja
yang hamil di luar nikah atau karna perkosaan
keluarga, remaja biasanya tidak dapat menerima
kehamilan, alasan psikologis itu kalau sang remaja
belum bisa menerima kenyataan kalau ia hamil atau
punya bayi. Alasan sosiologisnya gengsi keluarga
kalau ada putrinya lahir di luar nikah apa lagi kasus
perkosaan.
8. Geisler. Etika
Alasan-Alasan Dilakukan
Aborsi
Alasan ekonomis : terkait pasangan subur yang
telah punya banyak anak. Sementara ekonomi
keluarga pas-pasan. Jadi daripada menanggung
beban ekonomi yang sangat berat, lebih baik
digugurkan saja.
Alasan Politis terkait dengan pembatasan
kelahiran dalam rangka KB. Misalnya terjadi di
Cina, aborsi dihalalkan untuk menyukseskan KB.
9. Geisler. Etika
Alasan Lain Yang Sering
Dilontarkan
Terlalu muda (terutama mereka yang hamil di
luar nikah).
Aib keluarga.
Sudah memiliki banyak anak.
Karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan.
10. Geisler. Etika
Persentase Dilakukannya Aborsi
(Studi Dari Aida Torres Dan Jacqueline
Sarroch Forrest (1998)
1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest
(hubungan intim satu darah).
3% karena membahayakan nyawa calon ibu.
3% karena janin akan bertumbuh dengan cacat tubuh
yang serius.
Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasanalasan yang sifatnya untuk kepentingan diri sendiri –
termasuk takut tidak mampu membiayai, takut
dikucilkan, malu atau gengsi.
11. Geisler. Etika
Akibat-akibat Dilakukan
Aborsi
A. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik (“Facts of
Life” yang ditulis oleh Brian Clowes)
• Kematian mendadak karena pendarahan hebat.
• Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.
• Kematian secara lambat akibat infeksi serius
disekitar kandungan.
• Rahim yang sobek (Uterine Perforation).
12. Geisler. Etika
Akibat-akibat Dilakukan
Aborsi
• Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang
akan menyebabkan cacat pada
anak berikutnya.
• Kanker payudara (karena ketidakseimbangan
hormon estrogen pada wanita).
• Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
13. Geisler. Etika
Akibat-akibat Dilakukan
Aborsi
• Kanker leher rahim (Cervical Cancer).
• Kanker hati (Liver Cancer).
• Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa)
yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada
saat kehamilan berikutnya.
• Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan
lagi (Ectopic Pregnancy).
15. Geisler. Etika
Akibat-akibat Dilakukan
Aborsi
B. Resiko kesehatan mental (Psychological Reactions
Reported After Abortion (1994)).
• Kehilangan harga diri (82%).
• Berteriak-teriak histeris (51%).
• Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
16. eisler. Etika
Akibat-akibat Dilakukan
Aborsi
• Ingin melakukan bunuh diri (28%).
• Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang
(41%).
• Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)
17. eisler. Etika
Tanggapan Alkitab
Fetus sudah disapa dalam Alkitab sama seperti
bayi dan anak-anak kecil (Luk. 1:41, 44; 2:12, 16;
Kel. 21:22) bahkan seorang yang disapa seolaholah seperti orang dewasa (I Raj. 3:17).
18. eisler. Etika
Tanggapan Alkitab
Bayi yang belum lahir diciptakan oleh Tuhan
(Maz. 139:13), dilindungi (Kel. 21:22), Kristus
sendiri sudah menjadi manusia dalam kandungan
Maria (Mat. 1:20-21; Luk. 1:26-27) bahkan orang
yang belum lahir sudah dipanggil Tuhan (Kej.
25:22-23; Hak. 13:2-7; Yes. 49:1, 5; Gal. 1:5).
19. eisler. Etika
Solusi Agar Tidak Terjadi
Aborsi
1. Peranan orang tua.
Keluarga adalah pembentuk masa depan anak.
Disini anak bertumbuh baik fisik maupun psikisnya.
Orang tua seumpama orang yang memegang busur
dengan baik pada sasaran yang tepat, maka anak akan
berhasil, kalau salah, akan terjadi sebaliknya. (Mzm.
127:3-5). Pada masa remaja yang labil, penuh
pergolakan, peran orang tua sangat dominan. Pada
masa ini, orang tua perlu memperhatikan dengan
saksama perkembangan anak-anaknya.
20. eisler. Etika
Solusi Agar Tidak Terjadi
Aborsi
2. Peranan guru PAK
Bagi guru PAK, segala sesuatu harus didasarkan
kepada firman Tuhan. Apa yang dikonselingkan kepada
anak didik harus bersumber utama pada firman Tuhan
dan dengan pertolongan RK. Guru PAK haruslah banyak
berdoa, ini adalah kunci utama keberhasilan guru PAK.
Mazmur 103:5. Anak-anak didik kita akan terbang tinggi
mengarungi kehidupan mereka seperti rajawali. Siswa
adalah subjek bukan objek pembelajaran.
21. eisler. Etika
Solusi Agar Tidak Terjadi
Aborsi
3. Peran Gereja
Terhadap remaja, gereja perlu mengaktualkan
diri dengan tidak segan-segan merubah metode lama
yang mungkin tidak sesuai dengan perkembangan
zaman. “Metode seharusnya dinamis, namun
dogma/doktrin harus tetap statis dan konsisten”.
Dengan pertolongan RK, hendaknya gereja menjadi
solusi atas semua persoalan dunia ini.
22. eisler. Etika
Kehidupan janin atau fetus pada umur 8
minggu; anggota tubuhnya sudah lengkap
biasanya pengguguran kandungn
dilakukan dengan menggunakan suatu
alat penghisap.
23. eisler. Etika
Selur uh tubuh janin menjadi hancur
dalam kandungan ibunya seba gai hasil
pengisapan dan dokter memakai sebilah
pisau yang tajam untuk memotong motong tubuh janin yang ber umur 7 -12
minggu, lalu member sihkan plasenta dari
dalam. Hal ini menyebabkan pendarahan
yang hebat.
24. eisler. Etika
Ja n i n b e r u s i a 2 0 m i n g g u , d i r a c u n d e n g a n
garam, selur uh tubuh dan muka sudah
terbentuk dengan jelas, bahkan sudah
berambut. Lar utan garam diinjeksikan
dengan sebuah jar um. Sang bayi mati
karena per napasannya terhalang oleh
lar utan garam itu. Proses pembunuhan
ber langsung selama satu jam dan akibatnya
kulit janin itu menjadi merah karena
t e r b a k a r.
26. eisler. Etika
TANGGAPAN
Kami tidak setuju dengan tindakan aborsi
ini karena janin yang dikandung selama 9 bulan
sebenarnya kepribadiannya sudah terbentuk
sejak mulai dikandung. Janin merupakan
manusia seutuhnya atau peri kemanusiaannya
sudah ada. Jadi aborsi merupakan suatu
pembunuhan bukan kontrasepsi.
27. DAFTAR KUTIPAN
Dorothy I. Marx. Itu’kan Boleh? Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 2002.
Robert P. Borrong. Etika Seksual Kontemporer. Bandung: INK Media, 2006.
Jeane Becher. Perempuan, Agama, dan Seksualitas. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2010.
Orman L. Geisler. Etika Kristen: Pilihan dan Isu Kontemporer. Disunting
oleh Chilian H Jusuf. Diterjemahkan oleh Ina Elia. Malang: Literatur SAAT,
2010.
Arniwati dan R. Budyarto. Dampak Teknologi Terhadap Kehidupan Rohani
Anak dan Remaja. Surabaya: Gandun Mas, 2012.