Dokumen tersebut membahas tentang ikatan hidrogen dan belerang. Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi ikatan hidrogen, asal muasal ikatan hidrogen, klasifikasi ikatan hidrogen beserta contohnya. Dokumen juga menjelaskan sejarah, karakteristik, sifat fisika dan kimia, senyawa, manfaat, serta dampak dari belerang.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bumi memang memiliki banyak potensi yang tidak ada batasnya. Dari dulu hingga
sekarang manusia mengolah potensi bumi ini untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mineral dan batubara yang terkandung dalam bumi pun sangatlah banyak dan mungkin tidak
terbatas. Bahkan ada beberapa mineral yang mungkin sampai sekarang belum diketahui
keberadaannya. Yang nantinya akan terus bertambah dan menjadi bagian menarik dari para
ilmuwan untuk ditelurusi lebih lanjut. Belerang merupakan salah satu sumber bumi yang
kaya di Indonesia. Seperti kita ketahui, belerang atau sulfur adalah mineral yang dihasilkan
oleh proses vulkanisme.Berikut adalah informasi mengenai belerang yang didapat dari
berbagai sumber terpercaya.
Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
S dan nomor atom 16. Bentuknya adalah non-metal yang tak berasa, tak berbau dan
multivalent. Belerang, dalam bentuk aslinya, adalah sebuah zat padat kristalin kuning. Di
alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur murni atau sebagai mineral- mineral sulfide
dan sulfate. Ia adalah unsur penting untuk kehidupan dan ditemukan dalam dua asam amino.
Penggunaan komersilnya terutama dalam fertilizer namun juga dalam bubuk mesiu, korek
api, insektisida dan fungisida.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui materi tentang ikatan hidrogen.
ii
2. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen merupakan ikatan antar molekul yang memiliki atom H
yang terikat pada atom yang memiliki keelektronegatifitas yang tinggi. Ikatan Hidrogen
juga dapat didefenisikan sebagai sejenis gaya tarik antar molekul yang terjadi
antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun
lebih kuat dari
kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan
kovalen dan ikatan ion. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van der
Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah atom
hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal dari
sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas yang besar,
seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N). Muatan parsial negatif tersebut berasal
dari pasangan elektron bebas yang dimilikinya. Perhatikan gambar
Gambar. Muatan parsial yang berasal dari atom yang memiliki pasangan elektron bebas.
2.2. Asal Mula Ikatan Hidrogen
Molekul-molekul yang memiliki kelebihan ikatan adalah:
Catatan:
Garis
yang tebal
ii
3. Harus diperhatikan bahwa tiap molekul tersebut:
Hidrogen tertarik secara langsung pada salah satu yang unsur yang paling
elektronegatif,
signifikan
menyababkan
hidrogen
memperoleh
jumlah
muatan
positif
yang
Tiap-tiap unsur yang mana hidrogen tertarik padanya tidak hanya negatif
secara signifikan, tetapi juga memiliki satu-satunya pasangan elektron bebas yang aktif.
Pasangan elektron bebas pada tingkat-2 memiliki elektron yang dikandungnya pada
volume ruang yang relatif kecil yang mana memiliki densitas yang tinggi muatan negatif.
Pasangan elektron bebas pada tingkat yang lebih tinggi lebih tersebar dan tidak terlalu
atraktif pada sesuatu yang positif.
2.3. Klasifikasi Ikatan Hidrogen
Berdasarkan adanya ikatan hidrogen pada senyawa, terdapat 2 jenis:
Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada molekul
yang berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O dengan Cl- terdapat beberapa
ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul, yaitu Hδ+ dan Clδ- sebanyak pasangan elektron
bebas disekitar ion Cl. (4 pasang elektron bebas
Gambar.
Ikatan hidrogen yang terbentuk melalui ikatan intermolekular
(antarmolekul).
Ikatan Hidrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada satu molekul
(dalam satu senyawa). Contohnya molekul air (H2O), dalam air terdapat ikatan hidrogen
sejumlah pasangan elektron bebas pada pusat senyawa
Ikatan hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam makromolekul seperti protein
dan asam nukleat dimana ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama
yang berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting.
2.4. Contoh Ikatan Hidrogen
Air, sebagai dasar kehidupan, disatukan dengan ikatan hidrogen. Gaya tarik antara
molekul polar yang mengandung hidrogen dengan pasangan elektron bebas dari
molekul oksigen. Pada ikatan polar setiap atom hidrogen bermuatan agak positif
ii
4. sehingga dapat menarik elektron. Ikatan hidrogen menyebabkan titik didih dan titik leleh air
tinggi bila dibandingkan molekul lain yang kecil tapi molekulnya nonpolar.
Banyak
organik
(karboksilat)
asam membentuk ikatan hidrogen dimer dalam
keadaan padat.
Beberapa
gugus hidroksil memberikan banyak kesempatan untuk ikatan hidrogen dan
mengarah pada viskositas tinggi zat-zat seperti gliserin dan sirup gula.
2.5 Sejarah Sulfur
Sejarah sulfur adalah bagian dari sejarah kuno.. Nama itu sendiri mungkin berasal dari
bahasa Latin yaitu dari bahasa Oscans, seorang orang kuno yang mendiami wilayah
termasuk Vesuvius, dimana simpanan belerang yang luas. Manusia prasejarah menggunakan
sulfur sebagai pigmen untuk melukis gua, salah satu contoh tercatat dari segi pengobatan
ialah dalam penggunaan belerang sebagai tonik. Pembakaran sulfur memiliki peran dalam
seremonial agama Mesir selama 4.000 tahun yang lalu. "Api dan belerang" referensi dalam
Alkitab yang berhubungan dengan belerang, menunjukkan bahwa "api neraka" yang dipicu
oleh belerang. Pada awal dari dan industri menggunakan praktis belerang dikreditkan ke
Mesir, yang menggunakan belerang dioksida untuk pemutih kapas sejak 1600 S.M.
Penggunaan sulfur dalam bahan peledak untuk menampilkan api terjadi sekitar 500
S.M di Cina, dan-menghasilkan agen api yang digunakan dalam peperangan ( kebakaran
Yunani ) pada Abad Pertengahan. Pliny the Elder dalam iklan 50 melaporkan sejumlah
individu menggunakan sulfur dan ironisnya adalah dirinya sendiri tewas, dalam segala
kemungkinan dengan asap belerang, pada saat letusan Belerang dianggap oleh para ahli
alkimia sebagai prinsip mudah terbakar. Pada tahun 1777,Lavoisier mengakui sulfur sebagai
sebuah elemen meskipun dianggap oleh beberapa orang bahwa sulfur menjadi senyawa
hidrogen dan oksigen;sementara sifat unsurnya dikemukakan oleh para ahli kimia Prancis
yaitu Joseph Gay-Lussac dan Louis Thenard.
ii
5. 2.6 Karakteristik Sulfur
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi
mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun
padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran.
Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan
antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Bentuk sulfur atau belerang:
Apabila dibakar apinya berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau busuk.
2.7 Sifat Fisika Sulfur
Berikut ini merupakan sifat-sifat fisika dari sulfur:
Fase
Solid
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
(alpha) 2,07 g/cm
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
(beta) 1,96 g/cm
Massa jenis (sekitar suhu kamar)
(gamma) 1,92 g/cm
Massa jenis cair pada titik lebur
1,819 g/cm; 388,36 K
Titik lebur
115,21 C; 239,38 F; 717,8 K
Titik didih
444,6 C; 832,3 F
Titik kritis
1314 K; 20,7 Mpa
Kalor peleburan
(mono) 1,727 KJ/mol
Kalor penguapan
(momo) 45 kKJ/mol
Kapasitas kalor
(25 C) 22,75 J/mol K
2.8 Sifat Kimia Sulfur
Berikut ini merupakan sifat-sifat kimia dari sulfur:
Struktur kristal
Orthorhombic -1,±2,4,6
Bilangan oksidasi
Oksida asam kuat
Bilangan oksidasi
2,58 (skala Pauling)
Energi ionisasi
Ke 1 adalah 999,6 KJ/mol
Energi ionisasi
Ke 2 adalah 22252 KJ/mol
Energi ionisasi
Ke 3 adalah 3357 KJ/mol
Jari-jari atom
100 pm
Jar-jari kovalen
102 pm
Jari-jari vanderwaals
180 pm
ii
6. 2.9 Senyawa Tiol
Senyawa tiol merupakan senyawa sulfur yang berikatan antara hidrogen dengan
sulfur. Banyak senyawa tiol adalah cairan dengan bau yang mirip dengan bau bawang putih.
Bau tiol sering kali sangat kuat dan menyengat, terutama yang bermassa molekul ringan. Tiol
akan berikatan kuat dengan protein kulit. Distributor gas alam mulai menambahkan berbagai
macam tiol yang berbau tajam ke dalam gas alam yang tidak berbau tersebut setelah kasus
peledakan sekolah New London pada tahun 1937 di New London, Texas yang mematikan.
Walaupun demikian, tidak semua tiol berbau tidak sedap. Sebagai contoh, tioterpineol
bertanggung jawab atas aroma sedap buah Citrus × paradisi.
Oleh karena perbedaan elektronegativitas yang rendah antara hidrogen dengan sulfur,
ikatan S-H secara praktis bersifat kovalen nonpolar. Sehingga ikatan S-H tiol memiliki
momen dipol yang lebih rendah dibandingkan dengan ikatan O-H alkohol. Tiol tidak
menampakkan efek ikatan hidrogen, baik terhadap molekul air, maupun terhadap dirinya
sendiri. Oleh karena itu, tiol memiliki titik didih yang rendah dan kurang larut dalam air dan
pelarut polar lainnya dibandingkan dengan alkohol.
Metode pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan eter. Reaksinya biasanya
lebih cepat dan berendemen lebih tinggi karena anion sulfur merupakan nukleofil yang lebih
baik daripada atom oksigen.
Tiol terbentuk ketika halogenoalkana dipanaskan dengan larutan natrium hidrosulfida.
CH3CH2Br + NaSH heated in ethanol(aq) → CH3CH2SH + NaBr
Selain itu, disulfida dapat dengan mudah direduksi oleh reduktor seperti litium aluminium
hidrida dalam eter kering menjadi dua tiol.
R-S-S-R' → R-SH + R'-SH
Selain membentuk senyawa tiol sulfur juga dapat membentuk senyawa lain. Sulfur
bereaksi dengan semua logam kecuali emas dan platinum,tidak hanya membentuk sulfida,
tetapi juga membentuk senyawa dengan beberapa unsur non-logam.
ii
7. 2.10 Manfaat dari belerang atau sulfur
1. Belerang sangat penting untuk kehidupan. Belerang adalah penyusun lemak, cairan
tubuh dan mineral tulang, dalam kadar yang sedikit.
2. Belerang adalah komponen serbuk mesiu dan digunakan dalam proses vulkanisasi
karet alam dan juga berperaan sebagai fungisida.
3. Belerang digunakan besar-besaran dalam pembuatan pupuk fosfat.
4. Berton-ton belerang digunakan untuk menghasilkan asa sulfat, bahankimia yang
sangat penting.
5. Belerang juga digunakan untuk pembuatan kertas sulfit dan kertas lainnya, untuk
mensterilkan alat pengasap, dan untuk memutihkan buah kering.
6. 6.Belerang merupakan insultor yang baik.
7. Belerang dioksida adalah zat berbahaya di atmosfer, sebagai pencemar udara.
8. Belerang juga banyak digunakan di industri pupuk, kertas, cat, plastik, bahan sintetis,
pengolahan minyak bumi, industri karet dan ban, industri gula pasir, accu, industri
kimia, bahan peledak, pertenunan, film dan fotografi, industri logam dan besi baja.
2.11 Dampak dari Sulfur atau Belerang
Karbon disulfida, hidrogen sulfida, dan sulfur dioksida harus ditangani dengan hatihati . Hidrogen sulfida kecil dalam konsentrasi akan dimetabolisme, tetapi dalam konsentrasi
yang lebih tinggi dengan cepat dapat menyebabkan kematian yang berawal dari kelumpuhan
pernafasan. Dengan cepat mematikan indera penciuman. dioksida merupakan komponen
berbahaya dalam polusi udara atmosfer.
Sulfur dioxide (SO2) memiliki cakupan-cakupan yang sangat mengganggu. Bila kita
menghirup SO2 hanya menembus sejauh hidung dan tenggorokan maka sejumlah kecil
konsentrasi SO2 akan mencapai paru-paru. Akan tetapi jika menghirup secara berat dalam
artian ada di lokasi gas belerang dalam waktu yang lama, maka bernapaslah hanya melalui
mulut atau konsentrasi dari SO2 akan menjadi tinggi.
Efek dari gas belerang terhadap manusia sangatlah bervariasi. Dimana dengan
konsentrasi rendah pada 1ppm yang telah dihirup manusia akan mengalami pengurangan
fungsi paru-paru. Meskipun pada penelitian terhadap 7 sukarelawan hanya 1 orang yang
mengalami efek tidak baik pada 1 ppm. Jika selama 10 hingga 30 menit kedapatan
konsentrasi mencapai 5 ppm akan mengakibatkan sesak napas pada cabang tenggorokan kita.
ii
8. Bila kedapatan selama 20 menit mencapai konsentrasi 8 ppm akan memerahkan tenggorokan,
gangguan pada hidung, dan iritasi pada tenggorokan. Sekitar 20 ppm merupakan titik kritis
dari iritasi konsentrasi SO2, meskipun ada beberapa laporan bahwa ada orang-orang yang
bekerja pada konsentrasi melampaui 20 ppm. Konsentrasi sebesar 500 ppm sangat tidak
dianjurkan untuk dihirup oleh manusia.
Pada beberapa kasus dimana terdapat konsentrasi SO2 yang sangat tinggi pada
ruangan tertutup, dapat mengakibatkan gangguan saluran udara, hypoxemia (kekurangan
oksigen pada darah), dan kematian dalam hitungan menit. Efek dari pulmonary
edema(gangguan pada paru-paru) meliputi batuk dan napas pendek yang dialami selama
berjam-jam atau berhari-hari setelah kedapatan menghirup konsentrasi SO2. Gejala-gejala ini
menyakitkan hati dan menguras tenaga. Hasil dari kedapatan menghirup konsentrasi dalam
waktu yang sering, akan melukai paru-paru secara permanen.
ii
9. BAB III
KESIMPULAN
A.
KESIMPULAN
Belerang berwarna kuning pucat, padatan yang rapuh, yang tidak larut dalam air tapi
mudah larut dalam CS2 (karbon disulfida). Dalam berbagai bentuk, baik gas, cair maupun
padat, unsur belerang terjadi dengan bentuk alotrop yang lebih dari satu atau campuran.
Apabila dibakar apinya berwarna biru dan menghasilkan gas-gas SO2 yang berbau busuk.
Dengan bentuk yang berbeda-beda, akibatnya sifatnya pun berbeda-beda dan keterkaitan
antara sifat dan bentuk alotropnya masih belum dapat dipahami.
Sulfur dapat berikatan dengan senyawa hidrogen membentuk senyawa tiol. Metode
pembuatan tiol mirip dengan pembuatan alkohol dan eter. Reaksinya biasanya lebih cepat dan
berendemen lebih tinggi karena anion sulfur merupakan nukleofil yang lebih baik daripada
atom oksigen.
Unsur belerang mempunyai manfaat dan dampaknya. Manfaat dari belerang salah
satunya adalah belerang digunakan besar-besaran dalam pembuatan pupuk fosfat. Dan salah
satu dampak dari belerang adalah pada beberapa kasus dimana terdapat konsentrasi SO2 yang
sangat tinggi pada ruangan tertutup, dapat mengakibatkan gangguan saluran udara,hypoxemia
(kekurangan oksigen pada darah), dan kematian dalam hitungan menit.
B.
SARAN
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan.
ii
10. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Bubuk_mesiu
http://wihemdra.wordpress.com/2008/10/08/lika-liku-belerang-so2/
http://didahchem.blogspot.com/2013/03/makalah-hidrogen-kimia-anorganik-1.html
http://www.scribd.com/doc/188228845/Makalah-Ikatan-Ion-Dan-Hidrogen
http://www.scribd.com/doc/188228845/Makalah-Ikatan-Ion-Dan-Hidrogen
ii
11. TUGAS : INDIVIDU KIMIA
MAKALAH
IKATAN HIDROGEN
DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM
PRODI
: HERNAWATI
: 913 04 040
: AGROTEKNOLOGI
SEKOLAH TINGGI PERTANIAN WUNA
(STIP)
2013
KATA PENGANTAR
ii
12. Alhamdulillahirobbil ‘Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT
yang telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini, Namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan
sempurna karena mungkin masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga
selalu dilimpahkan kepada junjunan kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW,
kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan mudah-mudahan sampai kepada kita selaku
umatnya.
Makalah ini penulis membahas mengenai “ IKATAN HIDROGEN”, dengan makalah ini
penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Januari 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
ii
13. Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN.... ................................................................................... 2
2.1 Definisi Ikatan Hidrogen.......................................................................
2
2.2. Asal Mula Ikatan Hidrogen....................................................................... 2
2.3. Klasifikasi Ikatan Hidrogen...................................................................
3
2.4. Contoh Ikatan Hidrogen........................................................................
3
2.5 Sejarah Sulfur....................................................................................
4
2.6 Karakteristik Sulfur............................................................................
5
2.7 Sifat Fisika Sulfur.............................................................................
5
2.8 Sifat Kimia Sulfur..............................................................................
5
2.9 Senyawa Tiol........................................................................................
6
2.10 Manfaat dari belerang atau sulfur..........................................................
7
2.11 Dampak dari Sulfur atau Belerang........................................................
7
BAB II PENUTUP................................................................................................... 9
A. Kesimpulan.................................................................................................. 9
B. Saran............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 10
ii