Pengujian tahan api pada kain bertujuan untuk mengetahui seberapa tahan kain terhadap api. Pengujian dilakukan dengan memasang kain pada alat uji tahan api secara vertikal lalu dibakar selama 12 detik. Diukur waktu nyala dan bara api. Hasilnya menunjukkan waktu nyala kain arah pakan lebih lama daripada arah lusi, disebabkan oleh kepadatan tenunan. Faktor penentu tahan api selain j
1. PENGUJIAN SIFAT TAHAN API KAIN
I
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui bagaimana cara pengujian tahan api pada kain dan manguasai mekanisme
pengujiannya.
TUJUAN
;
;
Mempelajari bagaimana cara melakukan pengujian tahan api pada kain contoh uji.
;
II
Mampu menguji tahan api pada kain dan mampu melakukan prosedur pengujiannya.
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tahan api pada kain.
TEORI DASAR
Faktor yang berpengaruh pada sifat nyala api atau tahan api adalah jenis serat dan
berat kain. Struktur benang dan struktur kain seperti kain tenun, kain rajut,dan sebagainya
tidak berpengaruh pada sifat nyala api dan tahan api. Sifat nyala api sebagian ditentukan oleh
jenis serat yang digunakan. Serat selulosa seperti kapas, linen, dan rayon mudah
meneruskan pembakaran. Kain wol biasanya sulit menyala, nylon dan poliester mengerut dari
nyala api dan sulit menyala, tetapi penyempurnaan yang membuat kain kaku memungkinkan
nylon dan poliester mudah menyala.
Pada kain-kain yang meneruskan nyala api, sifat tahan apinya bergantung pada berat
kain dan kandungan seratnya. Untuk kain dengan serat sama, makin berat kainnya,makin
tahan api. Dalam keadaan nyata, banyak faktor yang berpengaruh pada sifat tahan api, dan
terdapat beberapa cara uji tahan api. Untuk pakaian, pengujian yang paling banyak digunakan
adalah uji sifat nyala api tekstil pakaian dan uji tahan api (cara vertikal).
Prinsip pengujian sifat nyala api tekstil pakaian adalah mengukur waktu perambatan
nyala api membakar contoh uji yang dijepit rangka dan diletakkan 45 0 dengan jarak 127 mm,
sejak api pembakar diambil. Cara ini tidak dapat digunakan untuk uji penerimaan, tetapi
karena cara ini cepat dan murah, cara ini banyak digunakan untuk pengendalian mutu dalam
industria.
Prinsip uji sifat tahan api (cara vertikal) adalah membakar kain yang dijepit rangka dan
diletakkan vertikal selama waktu tertentu. Diukur waktu dari saat api mulai diambil sampai
2. nyala api padam, waktu dari saat nyala api padam sampai bara padam dan panjang sobekan
pada contoh uji karena sobekan dengan gaya tertentu.
III
PRAKTIKUM
A
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
Alat uji tahan api (cara vertikal). Terdiri dari suatu kotak dengan pintu kaca untuk
melindungi nyala api dari hembusan udara. Didalam alat terdapat tempat untuk
memasang penjepit contoh uji sehingga contoh uji vertikal. Di bagian bawah terdapat
pembakar gas dengan diameter lubang 10 mm dan jika diletakkan dibawah contoh uji
berjarak 19 mm dari ujung bawah contoh uji.
B PERSIAPAN CONTOH UJI
Contoh uji dengan ukuran 76 mm x 300 mm, untuk arah panjang kain dan arah
lebar kain, dikondisikan dalam ruangan standard pengujian.
C CARA PENGUJIAN
;
Jepit contoh uji pada penjepit contoh uji dengan rata dan pasang pada tempat
penjepit contoh uji dalam alat uji tahan api.
;
Atur nyala api hingga tingginya 38 mm.
;
Geser nyala api ke bawah contoh uji dan membakar contoh uji selama 12 ± 0,2
detik kemudian ambilatau padamkan nyala api. Amati adanya lelehan atau tetesan.
;
Ukur waktu nyala (after flame time), yaitu waktu sejak api diambil sampai nyla
padam, dan waktu bara (after glow time), yaitu waktu sejaknyala api padam
sampai bara padam.
;
Dinginkan contoh uji,kemudian ukur panjang arang (char length) sebagai berikut :
;
Lubangi salah satu sudut dengan jarak 0,6 mm dari tepi bawah contoh uji,
kemudian diberi beban sesuai berat kain seperti tercantumpadatabel 14.1.
pegang sudut sebelahnya dan angkat keatas sehingga bagian kain yang
dibakar akan sobek.
;
Ukur panjang sobekan tersebut sampai 3 mm terdekat.
3. D
DATA PRAKTIKUM
;
Standard pengujian
= SNI 08-1512-1989. Cara Uji Tahan Api
Pada Bahan Tekstil. Badan Standarisasi
Nasional 1989
;
Panjang contoh uji
= 32 cm
;
Lebar contoh uji
= 7 cm
;
Waktu nyala kain dengan arah pakan
= 35,6 detik
;
Waktu nyala kain dengan arah lusi
= 19,2 detik
;
Waktu nyala rata-rata
= (35,6 detik + 19,2 detik) / 2
= 27,4 detik
;
Waktu bara
= 0 detik karena tidak ada bara yang terjadi
saat nyala api padam
E DISKUSI
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu kain tahan terhadap
nyala api agar pada kehidupan sehari-hari kita bias terhindar dari bahaya kebakaran atau
terkena percikan api karena sifat tahan api dari bahan tekstil yang digunakan. Praktikan
memerlukan dua potong kain contoh uji yang dipotong dengan panjang dan lebar tertentu
mengikuti arah lusi dan pakannya.
Pengujian tahan api dilakukan dengan alat uji tahan api cara vertical yang terdiri dari
suatu kotak dengan pintu kaca yang fungsinya untuk melindungi nyala api dari hembusan
udara. Terdapat pula tempat untuk memasang penjepit kain dan pembakar gas dengan
diameter lubang 10 mm. Pengujian tahan api dilakukan dua kali masing-masing untuk
arah lusi dan arah pakan.
Penghitungan waktu pengujian tahan api pada kain dilakukan setelah 12 detik api
membakar kain. Hasil pengujian menunjukkan perbedaan waktu yang sangat mencolok
antara waktu nyala api pada kain arah pakan dan kain arah lusi. Waktu nyala api arah
pakan 35,6 detik sedangkan waktu nyala api pada kain arah lusi hanya 19,2 detik.
Penghitungan nilai rata-rata waktu nyalanya adalah 27,4 detik.
4. Perbedaan waktu nyala api antara arah pakan dan arah lusi disebabkan karena arah
pakan adalah arah benang ke arah panjang kain, tenunan ke arah pakan akan lebih rapat
daripada tenunan ke arah lusi sehingga waktu nyala api untuk arah pakan akan lebih lama
daripada arah lusinya. Salah satu factor yang mempengaruhi singkat atau lamanya waktu
nyala api adalah jenis serat yang digunakan untuk menyusun kain,misalnya saja serat
selulosa yang mudah meneruskan pembakaran sehingga waktu nyala apinya akan lebih
cepat daripada kain yang terbuat dari serat protein, tetapi hal lain yang juga berpengaruh
adalah berat kain.
F KESIMPULAN
;
Waktu nyala kain dengan arah pakan
= 35,6 detik
;
Waktu nyala kain dengan arah lusi
= 19,2 detik
;
Waktu nyala rata-rata
= (35,6 detik + 19,2 detik) / 2
= 27,4 detik
;
Waktu bara
= 0 detik karena tidak ada bara yang terjadi
saat nyala api padam
;
Waktu nyala api kain dengan arah pakan lebih lama daripada waktu nyala api kain
dengan arah lusi.
DAFTAR PUSTAKA
N.M. Susyami Hitariat, Widayat, Totong. 2005. Bahan Ajar Praktek Evaluasi Tekstil III
(Evaluasi Kain). Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut Teknologi
Tekstil.
Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil.