Dokumen ini membahas pengujian perubahan dimensi bahan tekstil pada proses pencucian dan pengeringan. Terdapat penjelasan tentang maksud dan tujuan pengujian, teori dasar, alat-alat yang digunakan seperti mesin cuci dan pengering, cara mempersiapkan contoh uji, cara kerja pengujian, dan diskusi hasil pengujian.
1. PENGUJIAN PERUBAHAN DIMENSI BAHAN TEKSTIL PADA PROSES
PENCUCIAN DAN PENGERINGAN
I. MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
Mengetahui perubahan dimensi bahan tekstil pada proses pencucian dan pengeringan.
TUJUAN
Mampu menguji perubahan dimensi bahan tekstil pada proses pencucian dan
pengeringan.
Mempelajari bagaimana cara melakukan pengujian dimensi bahan tekstil pada proses
pencucian dan pengeringan
Mampu melakukan penghitungan persen perubahan panjang, persen perubahan lebar,
dan mengkeret bahan tekstil.
II. TEORI DASAR
Pada dasarnya pengujian dimensi bahan tekstil ini dimaksudkan untuk menentukan
perubahan dimensi kain tenun dan kain rajut atau pakaian jadi yang akan terjadi apabila
kain mengalami proses pencucian dan pengeringan dalam rumah tangga. Pada pengujian
ini digunakan berbagai cara yang bervariasi dari kondisi pencucian yang paling ringan agar
mencakup semua kondisi pencucian. Sedangkan padaproses pengeringan dilakukan
dengan lima macam cara yang emncakup semua pengeringan baik pengeringan secara
komersil maupun pengeringan rumah tangga.
Prinsip Pengujian
Prinsip pengujiannya adalah contoh uji yang diberi tanda, dicuci dalam mesin cuci dan
dikeringkan sesuai dengan cara yang dipilih. Jarak tanda pada contoh uji menurut arah lusi
dan pakan sebelum dan sesudah pencucian diukur.
1
2. III. PRAKTIKUM
A. ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN
Mesin Cuci
Mesin Tipe A1
Kedudukan silinder pencuci horizontal dengan pintu pemasukan dari depan.
diameter silinder dalam (51,5 ± 0,5) cm.
Kedalaman silinder dalam (33,5 ± 0,5) cm.
Jarak antara silinder luar dan dalam 2,8 cm
Tiga buah sayap pengangkat dengan tinggi masing-masing (5,0 ±0,5) cm
sudut ketajaman 1200.
Gerakan putar 1 (normal), 12 ± 0,1 detik berputar searah jarum jam, 3 ± 0,1
detik berhenti, 12 ± 0,1 detik berputar berlawanan arah jarum jam, 3 ± 0,1
detik berhenti dan seterusnya.
Gerakan putar 2 (ringan), 3 ± 0,1 detik berputar searah jarum jam, 12 ± 0,1
detik berhenti, 3 ± 0,1 detik berputar berlawanan arah jarum jam, 12 ± 0,1
detik berhenti dan seterusnya.
Frekuensi putaran saat pencucian 52 putaran per menit,saat pemerasan 530
± 20 putaran per menit.
Pengisian air pada kondisi normal 25 ± 5 liter per menit, suhu 20 ± 5 0 C.
Waktu pengisian untuk mencapai ketinggian maksimum (13 cm) kurang dari
2 menit.
Waktu pengosongan air dari ketinggian air maksimum (13 cm) kurang dari 1
menit sejak katup pembuangan dibuka.
Sistem pemanasan secara elektronik dilengkapi dengan thermostat.
Kapasitas pemanasan 5,4 ± 0,11 kW.
Mesin Tipe A2
Kedudukan siliner pencuci horizontal dengan pintu pemasukan dari depan.
Diameter silinder dalam 48 cm.
Kedalaman silinder dalam 24,7 cm.
Jarak antara silinder dalam dan luar 2,5 cm.
Tiga buah sayap pengangkat dengan tinggi masing-masing 4,2 cm sudut
ketajaman 120 0 C.
2
3. Gerakan putar 1 (normal), 13,5 detik berputar searah jarum jam, 1,5 dtik
berhenti, 13,5 detik berputar berlawanan arah jarum jam, 1,5 detik berhenti
dan seterusnya.
Gerakan ptar 2 (sedang), 9 detik berputar searah jarum jam, 6 detik berhenti,
9 detik berputar berlawanan rah jarumjam, 6 detik berhenti dan seterusnya.
Gerakan putar 3 (ringan), 3,5 detik berputar searahjarum jam, 11,5 detik
berhenti, 3,5 detik berputar berlawanan arah jarumjam, 11,5 detikberhenti
dan seterusnya.
Frekuensi putaran saat pencucian 50 putaran per menit, saat pemerasan
700 putaran per menit.
Pengisian air pada kondisi normal 10 ± 1 liter per menit, suhu 20 ± 5 0C.
Waktu pengisian untuk mencapaiketinggian maksimum (13 cm) kurang dari
3 menit.
Waktu pengosongan air dari ketinggian air maksimum 913 cm) kurang dari 1
menit sejak katup pembuangan dibuka.
Sistem pemanasan secara elektronik dilengkapi dengan thermostat.
Kapasitas pemanasan 4,6 kW.
Mesin Tipe B
Tipe mesin menggunakan agitator.
Kecepatan agitator (normal = 70 ± 5 putaran per menit, ringan = 50 ± 5
putaran per menit).
Diameter silinder pencuci 50 ± 5 cm.
Tinggi silinder pencuci 30 ± 5 cm.
Pada batas tertinggi volumen air 40 liter.
Waktu pencucian dapat diatur 0-15 menit dengan toleransi 1 menit.
Frekuensi putaran (normal = 525 ± 15 putaran per menit, lambat = 360 ± 15
putaran per menit)
Pengering Putar
Mempunyai keranjang silinder berdiameter 75 cm, kedalaman tidak kurang dari 40
cm, dan frekuensi putar 50 ± 5 putaran per menit. Dilengkapi dengan pengatur suhu
3
4. antara 50-70 0C yang terukur pada lubang ventilasi terdekat dari silinder pengering
serta mempunyai periode pendinginan 5 menit saat pengeringan selesai.
Deterjen Tanpa Pemutih Optik
Detergen tanpa pemutih optik yang sesuai dengan estándar AATCC yang hanya
digunakan pada mesin tipe B, detergen ECE tanpa pemutih optik yang dapat
digunakan pada semua tipe mesin cuci tetapi perubahan warna contoh uji tidak
diamati.
Natrium perborat tetrahidrat
Kain pemberat
Kain pemberat yang merupakan kainyang terdiri dari 2 lembar kain rajut poliéster
100% atau kain tenun campuran poliéster-kapas yang beratnya mendekati contoh
uji dengan toleransi 25% serat ukuran masing-masing 30 x 30 cm dengan toleransi
± 3 cm.
Pengering listrik tekan datar (heated bed press)
Alat bantú pengering tetes dan pengering gantung
Rak pengering kasa
Mistar atau alat ukur baja tahan karat
Pena dengan tinta yang tidak hilang atau luntur yang memberikan penandaan
permanen
Meja datar untuk membentangkan contoh uji
Gunting
B. PERSIAPAN CONTOH UJI
Pada contoh uji kain yang perlu dikakukan adalah :
Menyiapkan contoh uji berukuran sekurang-kurangnya 25 x 25 cm. Pengambilan
contoh uji dilakukan 10 cm dari tepi kain. Bila benang-benang pada tepi contoh uji
diperkirakan akan terus terurai pada proses pencucian sebaiknya tepi contoh uji
diobras atau dijahit.
Membentangkan contoh uji pada meja datar tanpa tekanan atau tegangan dan
usahakan bebas dari kerutan atau kekusutan menggunakan tangan secara
perlahan. Buat sedikitnya tiga pasang tanda masing-masing sejajar arah lusi dan
pakan.
4
5. Kondisikan contoh uji tersebut di dalam ruang standar sampai tercapai
keseimbangan lembab.
Memgukur kembali jarak masing-masing tanda dengan skala terkecil 1 mm dan
catat data ukuran masing-masing jarak tersebut sebagai panjang awal.
C. CARA KERJA
D. DATA PRAKTIKUM
E. DISKUSI
F. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dede Karyana, S.Teks, M.Si. 2008. Pedoman Praktikum Laboratorium Evaluasi
Kimia. Bandung : Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.
P. Soepriyono, S.Teks, dkk. 1973. Serat-Serat Tekstil. Bandung : Institut
Teknologi Tekstil.
Wibowo Moerdoko, S.Teks, dkk. 1975. Evaluasi Tekstil bagian Kimia. Bandung :
Institut Teknologi Tekstil.
5