SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
2010
PENGANTAR TEKNIK TEKSTIL
PEMINTALAN
Dosen
Asisiten

Pengantar Teknik Tekstil

: Didin Wahidin
: Nandang
Taufik

Ilham Tauzi Rahman
(09.K3.0029)
Grup: K-2

1
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pembuatan benang mulai dari serat sampai menjadi benang siap pakai
disebut proses pemintalan atau sering disebut Teknologi pemintalan secara terminology
pengertian Teknologi pemintalan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana
teknik-teknik membuat benang dari bahn baku benang berupa serat sehingga dapat
menjadi benang yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan memenuhi persyaratan
suatu benang.
Proses pemintalan ini melalui beberapa proses dan mesin yang digunakan yang
secara umum diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Blowing
2. Carding
3. Drawing
4. Roving
5. Rin Spining
I.2

Maksud dan tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pengenalan pemintalan ini adalah agar
mahasiswa :
 Mengetahui tahapan – tahapan untuk membuat benang dari bahan dasar
berupa serat
 Mengetahui mesin – mesin yang digunakan untuk membuat serat menjadi
benang beserta fungsi masing – masing mesin.
 Mengetahui dan dapat menjelaskan proses jalannya masing – asing mesin.
 Mengetahui dan mampu menggambar giring diagram
 Mengetahui

dan

memahami

hal

–

hal

yang

dapat

menghambat/mempengaruhi tiap – tiap proses
 Mengetahui cara menjalankan mesin dan mengetahui cara setting /
perintah dengan komputerisasi
 Mengetahui bagian – bagian tiap mesin

Pengantar Teknik Tekstil

2
II.

TEORI DASAR
Pada prinsipnya alat untuk membuat benang terdiri dari sebuah spindle yang

diputar dengan suatau roda. Pada zaman dahulu roda digerakan oleh tangan. Tangan
kiri memegang segumpal serat yang ujungnya dikaitkan pada spindle, dan menariknya
perlahan-lahan menjauhi spindle untuk mendapatkan ukuran benang yang dikehendaki.
Benang yang tealah jadi, kemudian digulung pada spindle ( tempat menggulung
benang. Pada prinsipnya pemintalan ini terdiri dari 3 (tga) proses yaitu :
1) penarikan,
2) pemberian antihan (twist),
3) penggulungan.
Prinsip ini samapai sekarang masih tetap berlaku, hanya saja ditambahkan
beberapa mekanisme yang disesuaikan dengan alat dan teknologi yang berlaku.
Adapun prinsip dasar proses pemintalan benang dibagi menjadi 5 (lima) prinsip
dasar, yaitu :
1.

Pembukaan ( opening )
Setelah kapas dipanen oleh petani kemudian dijual ke “Ginnery” setelah itu

dikupas dengan menggunakan alat pengupas kapas “Ginning” bekerja. Kapas yang
sudah terpisah kemudian dibuat balok (Bal).
Serat kapas yang ada di pabrik pemintalan diperoleh dalam keadaan berbentuk
bal, yaitu balok yang berupa padatan serat kapas. Di pemintalan serat kapas berupa bal
dibuka dan dipukul – pukul/dicabik-cabik dengan maksud untuk menghilangkan
“Foreign Maters” atau kotoran yang terbawa saat proses pemanenan kapas dan saat
pembuatan serat kapas bentuk bal.
Cara – cara pembukaan ( opening )kapas adalah sebagai berikut :
 Dengan alat “Spike Latice” pisau pencabik.
 Penyerapan dengan udara.
2. Pembersihan ( cleaning )
Proses pembersihan yaitu suatu proses untuk menghilangkan kotoran – kotoran
pada kapas yang terbawa dari kebun pada saat pemanenan,hal ini dimaksudkan untuk :
 Mendapatkan kapas yang lebih bersih
 Meningkatkan kapas yang akan diproses.
 Menambah daya jual kapas
Pengantar Teknik Tekstil

3
3. Penarikan / Peregangan ( drufting )
Adapun tujuan dari proses penarikan ini adalah sebagai berikut :
 Menjadiakn/memperoleh diameter benang yang lebih kecil
 Merubah massa bahan agar lebih kecil
 Mensejajarkan serat – serat kapas.
4. Pemberian Antihan / Pemunturan ( twisting )
Proses twisting adalah proses pemberian antihan terhadap serat – serat kapas hal
ini dimaksudkan agar serat – serat dapat menyatu sehingga diperoleh benang yang
lebih kuat ( tidak mudah putus )
5. Penggulungan
Setelah benang mendapatkan antihan dan diperoleh benang yang lebih kuat,
kemudian benang digulung ( proses penggulungan ) agar tidak berceceran/kusut,dan
mudah dalam perlakuan selanjutnya terhadap benang.

Pengantar Teknik Tekstil

4
Alur Proses Pemintalan Benang
Secara sederhana proses pemintalan benang dapat dilihat dari diagram alir
berikut :

BAL KAPAS
BLOWING
Scuther

Chute Feed

Lap

Fleece

CARDING
Slyper Carding

OPEN END

DRAWING

Benang Jadi

Slyper Drawing

ROVING
Roving

RING SPINNING
Benang (Bobbin)

WINNDING
Benang (Cone)
Pengantar Teknik Tekstil

5
1.

BLOWING
Mesin Blowing adalah suatu mesin yang digunakan untuk menguraikan staple

( serat pendek ).karena kapas yang akan diproses masih berbentuk bal – bal yang sangat
padat,shingga harus diuraikan terlebih dahulu melalui proses blowing dengan
menggunakan mesin Blowing.Adapun tujuan proses blowing adalah :
1.

Membuka gumpalan-gumpalan serat.

2.

Mencampur serat

3.

Membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada kapas.

4.

Membuat gulungan lap.
Untuk melakukan fungsi tersebut maka mesin blowing terdiri dari bebebrapa

mesin yang dirangkaikan menjadi satu. Adapun contoh susunan mesin tersebut adalah :
AXIFEED BLENDER

AXIFLOW CLEANER

CAGE SECTION

BUCKLEY CLEANER

SCUTCHER

HOPPER FEEDER

OVERHEAD CONDENSOR

Pengantar Teknik Tekstil

6
2.

KARDING ( Carding )
Gumpalan-gumpalan kapas atau lap yang dihasilkan dari mesin scutcher

masih dalam bentuk gumpalan-gumpalan yang berbeda-beda ukuran dan arahnya,
dan serat tersebut masih belum terpisah atau terurai dengan yang lainnya, dan masih
banyak terdapat kotoran-kotoran.
Agar serat-serat dapat dikenakan tarikan dengan baik dalam proses
selanjutnya, gumpalan-gumpalan serat tersebut harus terurai menjadi serat individu,
bersih dari kotoran dan mempunyai arah tertentu.
Maka tujuan proses carding dari mesin carding adalah :
 Membuka gumpalan-gumpalan serat lebih lanjut , sehingga seratnya terurai satu
sama lain.
 Membersihkan kotoran-kotoran yang masih ada didalam gumpalan-gumpalan
serat atau yang tersangkut sejauh mungkin.
 Memisahkan serat-serat yang sangat pendek dari serat-serat panjang.
 Membentuk serat-serat tersebut menjadi sliver, dengan arah serat kesumbu dari
sliver.
Prinsip proses mesin carding yaitu melewatkan lapisan atau gumpalan serat
diantara dua permukaan yang menyerupai parit kawat yang bergerak dengan
kecepatan yang tidak sama, sehingga gumpalan-gumpalan serat tersebut akan terurai
dan tergaruk. Karena jarak antara kedua permukaan tersebut sangat dekat maka
gumpalan serat tersebut akan membentuk lapisan serat yang tipis dan tersebar
merata pada permukaan, dengan letak serat mengarah kearah gerakan permukaan.
3. DRAWING
Proses pada mesin Drawing merupakan langkah yang sangat penting dalam tahap
pembuatan benang.
Maksud dan tujuan proses Drawing adalah untuk meluruskan dan mensejajarkan
serat dalam sliver ke arah sumbunya, sebagai awal serat-serat itu diregangkan dan
dibuat benang. Penyuapan beberapa sliver bersama-sama ke mesin Drawing disebut
perangkapan, dan dimaksudkan untuk pencampuran agar kerataan sliver yang
dihasilkan cukup baik.

Pengantar Teknik Tekstil

7
Secara keseluruhan, tujuan dari proses pada mesin Drawaing ini adalah :
1. Meluruskan dan mensejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbu sliver.
2. Memperbaiki kerataan serat per satuan panjang, campuran, atau sifat-sifat
lainnya

dengan jalan perangkapan.

3. Menyesuaikan berat sliper per satuan panjang dengan keperluan selanjutnya.
4. Pelurusan serat sebelum dipintal perlu sekali, karena derajat kelurusan dari
serat-serat dalam sliver akan menentukan sifat-sifatnya selama peregangan.
Serat-serat dalam sliver yang sangat lurus akan memudahkan peregangan,
sedangkan serat-serat yang tidak teratur letaknya akan menghasilkan sliver
yang kurang baik.
4. ROVING
Sliver hasil dari mesin Drawing merupakan sliver yang lebih rata dan letak serat –
seratnya sudah sejajar satu sama lain , meskipun bisa langsung dibuat menjadi benang,
sliver tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap untuk memperoleh hasil benang yang
baik dengan menggunakan mesin Flyer . Akibat pengecilan,sliver tersebut akan menjadi
lemah dan untuk memperkuatnya perlu diberkan sedikit antihan ( twist ) sebelum
digulung di bobin .
Mekanisme gerakan pada mesin roving
1. Peregangan (drafting)
Proses peregangan terjadi pada 3 buah pasangan rol peregang.


Rol depan (front rol)



Rol tengah (midle rol)



Rol belakang (back rol)

2. Pemberian antihan (twisting)
Antihan pada roving terjadi akibat perbedaan kecepatan putaran antara rol
peregang depan (front rol ) dengan putaran spindle (flyer). Selain itu posisi spindel
yang tegak lurus terhadap rol depan dapat menyebabkan antihan juga. Pada proses ini
sliver diberi antihan bertujuan untuk memberi kekuatan tarik pada sliver walaupun
jumlah antihan yang diberikan tidak terlalu besar. Antihan yang diberikan tidak boleh
terlalu besar dan tidak boleh terlalu kecil. Jika terlalu besar maka dalam peregangan di
mesin ring spinning akan mengalami kesulitan sebaliknya jika antihan yang diberikan

Pengantar Teknik Tekstil

8
terlalu kecil maka akan sering terjadi putus sliver sehigga akan menghambat proses
karena mesin sering berhenti.
3. Penggulungan (winding)
Penggulungan terjad karena adanya kecepatan putar bobin yang lebih besar
dari pada kecepatan putar dari spindle flyer. Walaupun arah putaran spindel dengan
bobin sama tetapi karena bobin berputar lebih cepat maka spindel akan diam relatif
terhadap bobin.
4. RING SPINNING
Dalam pembuatan benang, mesin ring spining mempunyai fungsi yaitu merubah
sliver roving menjadi benang. Pada prinsipnya ada 3 proses dimana berlangsung dalam
waktu yang hampir bersamaan, yaitu :
1.

Drafting (peregangan)

2.

Twisting (pemberian antihan)

3.

Winding (peggulungan)
Pada dasarnya mesin ring spinning ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Bagian penyuapan
Bagian penyuapan terdiri dari rak, penggantung, topi penutup, gulungan roving,
pengantar.
Rak berfungsi untuk menempatkan penggantung yang jumlahnya sama dengan
jumlah spindle yang terdapat pada satu frame. Besarnya masing-masing
gulungan roving yang disuapkan harus diatur sedemikian rupa sehingga
gulungan roving tidak habis dalam waktu yang bersamaan.
2. Bagian peregangan
Terdiri dari tiga pasang rol peregang yang diperlengkapi dengan:


Per penekan yang fungsinya untuk dapat memberikan tekanan
pada rol peregang atas terhadap rol rol peregang bawah sehingga diperoleh
garis jepit yang diharapkan.



Pembersih yang gunanya untuk membersihkan serat-serat yang
menempel pada rol atas

Pengantar Teknik Tekstil

9
Apron yang fungsinya mengantarkan serat kepasangan rol


depan.

Penghisap yang fungsinya untuk menghisap serat yang keluar



dari pasangan rol peregang depan apabila ada benang yang putus.
3. Bagian penggulungan
Bagian – bagian yang ada pada proses penggulungan terdiri dari :


Bobin yang dipasang pada spindle



Spindle tempat untuk memasang bobbin. Spindle berikut bobbin
diputarkan oleh tin rol denagn perantaraan spindle tape.



Ring yang dipasang pada ring rail



Traveler dipasang pada ring dan berfungsi sebagai pengantar
benang.
Pengontrol



ballooning

yang

fungsinya

untuk

membatasi

kemungkinan membesarnya ballooning.
III.

PENOMORAN BENANG
Penomoran Benang adalah perbandingan antara panjang dan berat benang.
Fungsi nya yaitu menunjukkan kekuatan /ketebalan benang dan menunjukkan
halus atau kasar nya benang.


Sistem Penomoran Benang
a. Sistem Panjang Tetap (Direct System)
N=UxB
P

N : no benang
U : panajang untaian standard (hank)
B : berat benang
P : panjang benang

Yang termasuk system penomoran ini adalah
 System titer denier (TD)

: 1 hank = 9000 m

 System dram (Dram)

: 1 hank = 1000 yard

 Sistem grex (Grex)

: 1 hank = 10.000 m

 System tex (Tex)

: 1 hank = 1000 m

Contoh soal :
1. Benang filamen no TD 20 artinya setiap panjang 9000 m beratnya 20 gram.
Pengantar Teknik Tekstil

10
2. Benang filament no Tex 20 artinya setiap panjang 1000 m beratnya 20 gram.
3. Panjang 1 helai benang filament 2000 m dengan berat 20 gr.tentukan TD.??
Jawab : TD = U x B / P = 9000 x 30 / 2000 = 135

b. Sistem Berat tetap (Indirect system)
N=

P
UxB

N : no benang
U : panjang urutan standard (hank)
B : berat benang
P : panjang benang

Yang termasuk system penomoran ini adalah Ne dan Nm
 System Ne1 : 1 hank = 840 yard = 840 m ( kapas, spun rayon, spun silk)
 System Ne2 : 1 hank = 300 yard ( linen, jute, rami,henep)
 System Ne3 : 1 hank = 560 yard ( worsted, mohair, alpoca, comel’s hair dll)
 System Ne4 : 1 hank = 256 yard ( wool garu)
Contoh penomoran benang dengan Ne.
1. Benang kapas no Ne1 artinya setiap 1 lb panjangnya 1 hank (840 yard).
2. Sehelai benang kapas panjangnya 8400 yard,berat 0,5 lb.tentukan Ne 1 dan
Ne2.
Jawab : Ne1 = P / U x B = 8400 / 840 x 0,5 = 20
Ne2 = P / U x B = 8400 / 300 x 0,5 = 56
3. Sehelai benang kapas panjangnya 60 m, berat 2 gram,tentukan no Nm!!
Jawab : Nm = 60 / 2 = 30
IV. DISKUSI DAN KESIMPULAN
A.

Diskusi
Proses pemintalan masih sangat diperlukan oleh Negara kita mengingat begitu

banyaknya permintaan atau kebutuhan manusia akan tekstil khususnya dalam hal
sandang,jadi secara tidak langsung manusia membutuhkan benang yang merupakan
hasil proses pemintaalan untuk memenuhi kegutuhan sandang tersebut.
Namun yang jadi permasalahan saat ini adalah pada bahan untuk proses
pemintalan yaitu bahan baku berupa kapas,sedangkan negara kita sendiri bukan negara
Pengantar Teknik Tekstil

11
produsen kapas bahkan bisa dikatakan tidak memproduksi kapas,dan juga mengenai
prinsip pemintalan yang membutuhkan waktu yang relative lama karena menggunakan
cara manual dan pada proses pembuatan kebanyakan pemberian twist tidak rata
sehingga benang yang dihasilkan juga tidak rata.
Dengan berkembangnya zaman banyak ditemukan peralatan yang canggih dalam
proses pemintalan yaitu Mesin Blowing, Carding, Drawing, Roving, Ring Spinning,dan
Winnding.
B.

Kesimpulan
Teknologi pemintalan adalah suatu teknik-teknik atau cara pembutan benang

yang diaplikasikan atau diterapkan terhadap pada suatu mesin pintal. Dimana mesin
tersebut memiliki 5 (lima prinsip dasar pemintalan) yaitu :
 Proses pembukaan serat (Opening)
Diterapkan pada mesin “Blowing”
 Proses pembersihan (Cleaning)
Diterapkan pada mesin “ Blowing dan Carding”
 Proses penarikan (Drufting)
Diterapkan pada mesin “Carding, Drawing, Roving, dan Ring Spinning”
 Proses pemberian puntiran (Twisting)
Diterapkan pada mesin “Roving dan Ring Spinning”
 Proses pengulungan (Winding)
Diterapkan pada mesin “Carding, Drawing, Roving, dan Ring Spinning”.
Kelima prinsip dasar tersebut akan selalu terpakai dalam proses pemintalan
benang, walaupun teknologi mesin yang baru makin canggih. Semua mesin yang akan
dibuat tidak akan pernah terlepas dari prinsip ini. Hanya yang akan berubah yaitu
penerapan kelima prinsip ini akan diterapkan dalam proses yang lebih singkat bahkan
kalu biasa kelima prinsip ini diterapkan dalam satu mesin pemintalan benang.
Penomoran benang adalah perbandingan antara panjang dan berat. Cara
penomoran benang ada 2 yaitu system panjang tetap ( direct system ) diantaranya
TD,Dram, Grex dan Tex dan system berat tetap ( indirect system ) diantarnya Ne dan
Nm.
Pengantar Teknik Tekstil

12
DAFTAR PUSTAKA
1. Pawitro , S. Teks, dkk. Teknologi Pemintalan I. Institut Teknologi Tekstil Bandung.
1973.
2. Pawitro , S. Teks, dkk. Teknologi Pemintalan II. Institut Teknologi Tekstil Bandung.
1975.

Pengantar Teknik Tekstil

13
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGANTAR TEKNIK TEKSTIL
(PEMINTALAN)

Nama

: Ilham Tauzi Rahman

N R P

: 09.K3.0029

Group

: K – 2

Dosen

: Didin Wahidin

Asisten

: Nandang
Taufik

Tanggal Laporan

: 08 Maret

2010

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL
B A N D U N G
2 0 1 0

Pengantar Teknik Tekstil

14

More Related Content

What's hot

Konstruksi bahan tekstil
Konstruksi bahan tekstilKonstruksi bahan tekstil
Konstruksi bahan tekstil
Naya Ti
 

What's hot (20)

Eval 1
Eval 1Eval 1
Eval 1
 
penggintiran up twister
penggintiran up twisterpenggintiran up twister
penggintiran up twister
 
Per tenunan
Per tenunanPer tenunan
Per tenunan
 
Teknik benang kain
Teknik benang kainTeknik benang kain
Teknik benang kain
 
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi KainLaporan 1.  Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
Laporan 1. Praktek Evaluasi Tekstil I Dekomposisi Kain
 
Uji pembakaran tekstil
Uji pembakaran tekstilUji pembakaran tekstil
Uji pembakaran tekstil
 
Makalah Proses pemintalan leleh,kering dan basah
Makalah Proses pemintalan leleh,kering dan basahMakalah Proses pemintalan leleh,kering dan basah
Makalah Proses pemintalan leleh,kering dan basah
 
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatifAnalisa serat scr kualitatif & kuantitatif
Analisa serat scr kualitatif & kuantitatif
 
Anyaman kain tenun
Anyaman kain tenunAnyaman kain tenun
Anyaman kain tenun
 
Comber
ComberComber
Comber
 
ppt konstruksi tenunan bahan tekstil kelas X semester gasal smk tata busana ....
ppt konstruksi tenunan bahan tekstil kelas X semester gasal smk tata busana ....ppt konstruksi tenunan bahan tekstil kelas X semester gasal smk tata busana ....
ppt konstruksi tenunan bahan tekstil kelas X semester gasal smk tata busana ....
 
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
LAPORAN PRAKTEK PENGANJIAN (SIZING) PADA BENANG
 
Alat menjahit
Alat menjahit Alat menjahit
Alat menjahit
 
Pemintalan benang
Pemintalan benangPemintalan benang
Pemintalan benang
 
Study On Stop Device In Weaving Loom
Study On Stop Device In Weaving LoomStudy On Stop Device In Weaving Loom
Study On Stop Device In Weaving Loom
 
Proses pemasakan
Proses pemasakanProses pemasakan
Proses pemasakan
 
Yarn Manufacturing Process : Comber Part I
Yarn Manufacturing Process : Comber Part IYarn Manufacturing Process : Comber Part I
Yarn Manufacturing Process : Comber Part I
 
Yarn manufacturing 3
Yarn manufacturing 3Yarn manufacturing 3
Yarn manufacturing 3
 
Warp stop motion
Warp stop motion Warp stop motion
Warp stop motion
 
Konstruksi bahan tekstil
Konstruksi bahan tekstilKonstruksi bahan tekstil
Konstruksi bahan tekstil
 

Similar to Lap.pemintalan ilham

Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdf
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan  bahan Serat.pdfPk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan  bahan Serat.pdf
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdf
Agus Tri
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
Iffa M.Nisa
 

Similar to Lap.pemintalan ilham (20)

Pemintalan
PemintalanPemintalan
Pemintalan
 
Resume pertenunan gw
Resume pertenunan gwResume pertenunan gw
Resume pertenunan gw
 
Tenun
TenunTenun
Tenun
 
Pemintalan serat sutera
Pemintalan serat suteraPemintalan serat sutera
Pemintalan serat sutera
 
Ahmad Syarif Dan Ujang Yanto_mesin sanforisasi.pdf
Ahmad Syarif Dan Ujang Yanto_mesin sanforisasi.pdfAhmad Syarif Dan Ujang Yanto_mesin sanforisasi.pdf
Ahmad Syarif Dan Ujang Yanto_mesin sanforisasi.pdf
 
rekod kerja jahitan
rekod kerja jahitanrekod kerja jahitan
rekod kerja jahitan
 
Pengelosan
PengelosanPengelosan
Pengelosan
 
Jahitan
Jahitan Jahitan
Jahitan
 
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdf
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan  bahan Serat.pdfPk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan  bahan Serat.pdf
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdf
 
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdf
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan  bahan Serat.pdfPk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan  bahan Serat.pdf
Pk7-KD6T1. Pengolahan dan Teknik Dasar kerajinan bahan Serat.pdf
 
P k7 kd4.1.m1 pengolahan, teknik dasar bahan serat alam
P k7 kd4.1.m1 pengolahan, teknik dasar bahan serat alamP k7 kd4.1.m1 pengolahan, teknik dasar bahan serat alam
P k7 kd4.1.m1 pengolahan, teknik dasar bahan serat alam
 
Jahitan
JahitanJahitan
Jahitan
 
T1 Jahitan
T1 JahitanT1 Jahitan
T1 Jahitan
 
T1-Bab5-Jahitan
T1-Bab5-JahitanT1-Bab5-Jahitan
T1-Bab5-Jahitan
 
Kajian fabrik
Kajian fabrikKajian fabrik
Kajian fabrik
 
Tajuk 3 - kelim
Tajuk 3  -  kelimTajuk 3  -  kelim
Tajuk 3 - kelim
 
tajuk 3. Kelim
tajuk 3. Kelimtajuk 3. Kelim
tajuk 3. Kelim
 
the last session
the last sessionthe last session
the last session
 
Grinding and sizing
Grinding and sizingGrinding and sizing
Grinding and sizing
 
Jahitan
JahitanJahitan
Jahitan
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Lap.pemintalan ilham

  • 1. 2010 PENGANTAR TEKNIK TEKSTIL PEMINTALAN Dosen Asisiten Pengantar Teknik Tekstil : Didin Wahidin : Nandang Taufik Ilham Tauzi Rahman (09.K3.0029) Grup: K-2 1
  • 2. I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses pembuatan benang mulai dari serat sampai menjadi benang siap pakai disebut proses pemintalan atau sering disebut Teknologi pemintalan secara terminology pengertian Teknologi pemintalan adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana teknik-teknik membuat benang dari bahn baku benang berupa serat sehingga dapat menjadi benang yang sesuai dengan apa yang diharapkan dan memenuhi persyaratan suatu benang. Proses pemintalan ini melalui beberapa proses dan mesin yang digunakan yang secara umum diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Blowing 2. Carding 3. Drawing 4. Roving 5. Rin Spining I.2 Maksud dan tujuan Adapun maksud dan tujuan dari pengenalan pemintalan ini adalah agar mahasiswa :  Mengetahui tahapan – tahapan untuk membuat benang dari bahan dasar berupa serat  Mengetahui mesin – mesin yang digunakan untuk membuat serat menjadi benang beserta fungsi masing – masing mesin.  Mengetahui dan dapat menjelaskan proses jalannya masing – asing mesin.  Mengetahui dan mampu menggambar giring diagram  Mengetahui dan memahami hal – hal yang dapat menghambat/mempengaruhi tiap – tiap proses  Mengetahui cara menjalankan mesin dan mengetahui cara setting / perintah dengan komputerisasi  Mengetahui bagian – bagian tiap mesin Pengantar Teknik Tekstil 2
  • 3. II. TEORI DASAR Pada prinsipnya alat untuk membuat benang terdiri dari sebuah spindle yang diputar dengan suatau roda. Pada zaman dahulu roda digerakan oleh tangan. Tangan kiri memegang segumpal serat yang ujungnya dikaitkan pada spindle, dan menariknya perlahan-lahan menjauhi spindle untuk mendapatkan ukuran benang yang dikehendaki. Benang yang tealah jadi, kemudian digulung pada spindle ( tempat menggulung benang. Pada prinsipnya pemintalan ini terdiri dari 3 (tga) proses yaitu : 1) penarikan, 2) pemberian antihan (twist), 3) penggulungan. Prinsip ini samapai sekarang masih tetap berlaku, hanya saja ditambahkan beberapa mekanisme yang disesuaikan dengan alat dan teknologi yang berlaku. Adapun prinsip dasar proses pemintalan benang dibagi menjadi 5 (lima) prinsip dasar, yaitu : 1. Pembukaan ( opening ) Setelah kapas dipanen oleh petani kemudian dijual ke “Ginnery” setelah itu dikupas dengan menggunakan alat pengupas kapas “Ginning” bekerja. Kapas yang sudah terpisah kemudian dibuat balok (Bal). Serat kapas yang ada di pabrik pemintalan diperoleh dalam keadaan berbentuk bal, yaitu balok yang berupa padatan serat kapas. Di pemintalan serat kapas berupa bal dibuka dan dipukul – pukul/dicabik-cabik dengan maksud untuk menghilangkan “Foreign Maters” atau kotoran yang terbawa saat proses pemanenan kapas dan saat pembuatan serat kapas bentuk bal. Cara – cara pembukaan ( opening )kapas adalah sebagai berikut :  Dengan alat “Spike Latice” pisau pencabik.  Penyerapan dengan udara. 2. Pembersihan ( cleaning ) Proses pembersihan yaitu suatu proses untuk menghilangkan kotoran – kotoran pada kapas yang terbawa dari kebun pada saat pemanenan,hal ini dimaksudkan untuk :  Mendapatkan kapas yang lebih bersih  Meningkatkan kapas yang akan diproses.  Menambah daya jual kapas Pengantar Teknik Tekstil 3
  • 4. 3. Penarikan / Peregangan ( drufting ) Adapun tujuan dari proses penarikan ini adalah sebagai berikut :  Menjadiakn/memperoleh diameter benang yang lebih kecil  Merubah massa bahan agar lebih kecil  Mensejajarkan serat – serat kapas. 4. Pemberian Antihan / Pemunturan ( twisting ) Proses twisting adalah proses pemberian antihan terhadap serat – serat kapas hal ini dimaksudkan agar serat – serat dapat menyatu sehingga diperoleh benang yang lebih kuat ( tidak mudah putus ) 5. Penggulungan Setelah benang mendapatkan antihan dan diperoleh benang yang lebih kuat, kemudian benang digulung ( proses penggulungan ) agar tidak berceceran/kusut,dan mudah dalam perlakuan selanjutnya terhadap benang. Pengantar Teknik Tekstil 4
  • 5. Alur Proses Pemintalan Benang Secara sederhana proses pemintalan benang dapat dilihat dari diagram alir berikut : BAL KAPAS BLOWING Scuther Chute Feed Lap Fleece CARDING Slyper Carding OPEN END DRAWING Benang Jadi Slyper Drawing ROVING Roving RING SPINNING Benang (Bobbin) WINNDING Benang (Cone) Pengantar Teknik Tekstil 5
  • 6. 1. BLOWING Mesin Blowing adalah suatu mesin yang digunakan untuk menguraikan staple ( serat pendek ).karena kapas yang akan diproses masih berbentuk bal – bal yang sangat padat,shingga harus diuraikan terlebih dahulu melalui proses blowing dengan menggunakan mesin Blowing.Adapun tujuan proses blowing adalah : 1. Membuka gumpalan-gumpalan serat. 2. Mencampur serat 3. Membersihkan kotoran-kotoran yang terdapat pada kapas. 4. Membuat gulungan lap. Untuk melakukan fungsi tersebut maka mesin blowing terdiri dari bebebrapa mesin yang dirangkaikan menjadi satu. Adapun contoh susunan mesin tersebut adalah : AXIFEED BLENDER AXIFLOW CLEANER CAGE SECTION BUCKLEY CLEANER SCUTCHER HOPPER FEEDER OVERHEAD CONDENSOR Pengantar Teknik Tekstil 6
  • 7. 2. KARDING ( Carding ) Gumpalan-gumpalan kapas atau lap yang dihasilkan dari mesin scutcher masih dalam bentuk gumpalan-gumpalan yang berbeda-beda ukuran dan arahnya, dan serat tersebut masih belum terpisah atau terurai dengan yang lainnya, dan masih banyak terdapat kotoran-kotoran. Agar serat-serat dapat dikenakan tarikan dengan baik dalam proses selanjutnya, gumpalan-gumpalan serat tersebut harus terurai menjadi serat individu, bersih dari kotoran dan mempunyai arah tertentu. Maka tujuan proses carding dari mesin carding adalah :  Membuka gumpalan-gumpalan serat lebih lanjut , sehingga seratnya terurai satu sama lain.  Membersihkan kotoran-kotoran yang masih ada didalam gumpalan-gumpalan serat atau yang tersangkut sejauh mungkin.  Memisahkan serat-serat yang sangat pendek dari serat-serat panjang.  Membentuk serat-serat tersebut menjadi sliver, dengan arah serat kesumbu dari sliver. Prinsip proses mesin carding yaitu melewatkan lapisan atau gumpalan serat diantara dua permukaan yang menyerupai parit kawat yang bergerak dengan kecepatan yang tidak sama, sehingga gumpalan-gumpalan serat tersebut akan terurai dan tergaruk. Karena jarak antara kedua permukaan tersebut sangat dekat maka gumpalan serat tersebut akan membentuk lapisan serat yang tipis dan tersebar merata pada permukaan, dengan letak serat mengarah kearah gerakan permukaan. 3. DRAWING Proses pada mesin Drawing merupakan langkah yang sangat penting dalam tahap pembuatan benang. Maksud dan tujuan proses Drawing adalah untuk meluruskan dan mensejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbunya, sebagai awal serat-serat itu diregangkan dan dibuat benang. Penyuapan beberapa sliver bersama-sama ke mesin Drawing disebut perangkapan, dan dimaksudkan untuk pencampuran agar kerataan sliver yang dihasilkan cukup baik. Pengantar Teknik Tekstil 7
  • 8. Secara keseluruhan, tujuan dari proses pada mesin Drawaing ini adalah : 1. Meluruskan dan mensejajarkan serat dalam sliver ke arah sumbu sliver. 2. Memperbaiki kerataan serat per satuan panjang, campuran, atau sifat-sifat lainnya dengan jalan perangkapan. 3. Menyesuaikan berat sliper per satuan panjang dengan keperluan selanjutnya. 4. Pelurusan serat sebelum dipintal perlu sekali, karena derajat kelurusan dari serat-serat dalam sliver akan menentukan sifat-sifatnya selama peregangan. Serat-serat dalam sliver yang sangat lurus akan memudahkan peregangan, sedangkan serat-serat yang tidak teratur letaknya akan menghasilkan sliver yang kurang baik. 4. ROVING Sliver hasil dari mesin Drawing merupakan sliver yang lebih rata dan letak serat – seratnya sudah sejajar satu sama lain , meskipun bisa langsung dibuat menjadi benang, sliver tersebut perlu diperkecil tahap demi tahap untuk memperoleh hasil benang yang baik dengan menggunakan mesin Flyer . Akibat pengecilan,sliver tersebut akan menjadi lemah dan untuk memperkuatnya perlu diberkan sedikit antihan ( twist ) sebelum digulung di bobin . Mekanisme gerakan pada mesin roving 1. Peregangan (drafting) Proses peregangan terjadi pada 3 buah pasangan rol peregang.  Rol depan (front rol)  Rol tengah (midle rol)  Rol belakang (back rol) 2. Pemberian antihan (twisting) Antihan pada roving terjadi akibat perbedaan kecepatan putaran antara rol peregang depan (front rol ) dengan putaran spindle (flyer). Selain itu posisi spindel yang tegak lurus terhadap rol depan dapat menyebabkan antihan juga. Pada proses ini sliver diberi antihan bertujuan untuk memberi kekuatan tarik pada sliver walaupun jumlah antihan yang diberikan tidak terlalu besar. Antihan yang diberikan tidak boleh terlalu besar dan tidak boleh terlalu kecil. Jika terlalu besar maka dalam peregangan di mesin ring spinning akan mengalami kesulitan sebaliknya jika antihan yang diberikan Pengantar Teknik Tekstil 8
  • 9. terlalu kecil maka akan sering terjadi putus sliver sehigga akan menghambat proses karena mesin sering berhenti. 3. Penggulungan (winding) Penggulungan terjad karena adanya kecepatan putar bobin yang lebih besar dari pada kecepatan putar dari spindle flyer. Walaupun arah putaran spindel dengan bobin sama tetapi karena bobin berputar lebih cepat maka spindel akan diam relatif terhadap bobin. 4. RING SPINNING Dalam pembuatan benang, mesin ring spining mempunyai fungsi yaitu merubah sliver roving menjadi benang. Pada prinsipnya ada 3 proses dimana berlangsung dalam waktu yang hampir bersamaan, yaitu : 1. Drafting (peregangan) 2. Twisting (pemberian antihan) 3. Winding (peggulungan) Pada dasarnya mesin ring spinning ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : 1. Bagian penyuapan Bagian penyuapan terdiri dari rak, penggantung, topi penutup, gulungan roving, pengantar. Rak berfungsi untuk menempatkan penggantung yang jumlahnya sama dengan jumlah spindle yang terdapat pada satu frame. Besarnya masing-masing gulungan roving yang disuapkan harus diatur sedemikian rupa sehingga gulungan roving tidak habis dalam waktu yang bersamaan. 2. Bagian peregangan Terdiri dari tiga pasang rol peregang yang diperlengkapi dengan:  Per penekan yang fungsinya untuk dapat memberikan tekanan pada rol peregang atas terhadap rol rol peregang bawah sehingga diperoleh garis jepit yang diharapkan.  Pembersih yang gunanya untuk membersihkan serat-serat yang menempel pada rol atas Pengantar Teknik Tekstil 9
  • 10. Apron yang fungsinya mengantarkan serat kepasangan rol  depan. Penghisap yang fungsinya untuk menghisap serat yang keluar  dari pasangan rol peregang depan apabila ada benang yang putus. 3. Bagian penggulungan Bagian – bagian yang ada pada proses penggulungan terdiri dari :  Bobin yang dipasang pada spindle  Spindle tempat untuk memasang bobbin. Spindle berikut bobbin diputarkan oleh tin rol denagn perantaraan spindle tape.  Ring yang dipasang pada ring rail  Traveler dipasang pada ring dan berfungsi sebagai pengantar benang. Pengontrol  ballooning yang fungsinya untuk membatasi kemungkinan membesarnya ballooning. III. PENOMORAN BENANG Penomoran Benang adalah perbandingan antara panjang dan berat benang. Fungsi nya yaitu menunjukkan kekuatan /ketebalan benang dan menunjukkan halus atau kasar nya benang.  Sistem Penomoran Benang a. Sistem Panjang Tetap (Direct System) N=UxB P N : no benang U : panajang untaian standard (hank) B : berat benang P : panjang benang Yang termasuk system penomoran ini adalah  System titer denier (TD) : 1 hank = 9000 m  System dram (Dram) : 1 hank = 1000 yard  Sistem grex (Grex) : 1 hank = 10.000 m  System tex (Tex) : 1 hank = 1000 m Contoh soal : 1. Benang filamen no TD 20 artinya setiap panjang 9000 m beratnya 20 gram. Pengantar Teknik Tekstil 10
  • 11. 2. Benang filament no Tex 20 artinya setiap panjang 1000 m beratnya 20 gram. 3. Panjang 1 helai benang filament 2000 m dengan berat 20 gr.tentukan TD.?? Jawab : TD = U x B / P = 9000 x 30 / 2000 = 135 b. Sistem Berat tetap (Indirect system) N= P UxB N : no benang U : panjang urutan standard (hank) B : berat benang P : panjang benang Yang termasuk system penomoran ini adalah Ne dan Nm  System Ne1 : 1 hank = 840 yard = 840 m ( kapas, spun rayon, spun silk)  System Ne2 : 1 hank = 300 yard ( linen, jute, rami,henep)  System Ne3 : 1 hank = 560 yard ( worsted, mohair, alpoca, comel’s hair dll)  System Ne4 : 1 hank = 256 yard ( wool garu) Contoh penomoran benang dengan Ne. 1. Benang kapas no Ne1 artinya setiap 1 lb panjangnya 1 hank (840 yard). 2. Sehelai benang kapas panjangnya 8400 yard,berat 0,5 lb.tentukan Ne 1 dan Ne2. Jawab : Ne1 = P / U x B = 8400 / 840 x 0,5 = 20 Ne2 = P / U x B = 8400 / 300 x 0,5 = 56 3. Sehelai benang kapas panjangnya 60 m, berat 2 gram,tentukan no Nm!! Jawab : Nm = 60 / 2 = 30 IV. DISKUSI DAN KESIMPULAN A. Diskusi Proses pemintalan masih sangat diperlukan oleh Negara kita mengingat begitu banyaknya permintaan atau kebutuhan manusia akan tekstil khususnya dalam hal sandang,jadi secara tidak langsung manusia membutuhkan benang yang merupakan hasil proses pemintaalan untuk memenuhi kegutuhan sandang tersebut. Namun yang jadi permasalahan saat ini adalah pada bahan untuk proses pemintalan yaitu bahan baku berupa kapas,sedangkan negara kita sendiri bukan negara Pengantar Teknik Tekstil 11
  • 12. produsen kapas bahkan bisa dikatakan tidak memproduksi kapas,dan juga mengenai prinsip pemintalan yang membutuhkan waktu yang relative lama karena menggunakan cara manual dan pada proses pembuatan kebanyakan pemberian twist tidak rata sehingga benang yang dihasilkan juga tidak rata. Dengan berkembangnya zaman banyak ditemukan peralatan yang canggih dalam proses pemintalan yaitu Mesin Blowing, Carding, Drawing, Roving, Ring Spinning,dan Winnding. B. Kesimpulan Teknologi pemintalan adalah suatu teknik-teknik atau cara pembutan benang yang diaplikasikan atau diterapkan terhadap pada suatu mesin pintal. Dimana mesin tersebut memiliki 5 (lima prinsip dasar pemintalan) yaitu :  Proses pembukaan serat (Opening) Diterapkan pada mesin “Blowing”  Proses pembersihan (Cleaning) Diterapkan pada mesin “ Blowing dan Carding”  Proses penarikan (Drufting) Diterapkan pada mesin “Carding, Drawing, Roving, dan Ring Spinning”  Proses pemberian puntiran (Twisting) Diterapkan pada mesin “Roving dan Ring Spinning”  Proses pengulungan (Winding) Diterapkan pada mesin “Carding, Drawing, Roving, dan Ring Spinning”. Kelima prinsip dasar tersebut akan selalu terpakai dalam proses pemintalan benang, walaupun teknologi mesin yang baru makin canggih. Semua mesin yang akan dibuat tidak akan pernah terlepas dari prinsip ini. Hanya yang akan berubah yaitu penerapan kelima prinsip ini akan diterapkan dalam proses yang lebih singkat bahkan kalu biasa kelima prinsip ini diterapkan dalam satu mesin pemintalan benang. Penomoran benang adalah perbandingan antara panjang dan berat. Cara penomoran benang ada 2 yaitu system panjang tetap ( direct system ) diantaranya TD,Dram, Grex dan Tex dan system berat tetap ( indirect system ) diantarnya Ne dan Nm. Pengantar Teknik Tekstil 12
  • 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Pawitro , S. Teks, dkk. Teknologi Pemintalan I. Institut Teknologi Tekstil Bandung. 1973. 2. Pawitro , S. Teks, dkk. Teknologi Pemintalan II. Institut Teknologi Tekstil Bandung. 1975. Pengantar Teknik Tekstil 13
  • 14. LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR TEKNIK TEKSTIL (PEMINTALAN) Nama : Ilham Tauzi Rahman N R P : 09.K3.0029 Group : K – 2 Dosen : Didin Wahidin Asisten : Nandang Taufik Tanggal Laporan : 08 Maret 2010 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL B A N D U N G 2 0 1 0 Pengantar Teknik Tekstil 14