SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut
sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting
adalah tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh
kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada
pendapat baru. Penulis harus belajar dan melatih dirinya untuk mengatasi masalahmasalah yang sulit, bagaimana mengekspresikan semua bahan dari bermacam-macam
sumber menjadi suatu karya tulis yang memiliki bobot ilmiah.
Biasanya setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses
penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori, konsep-konsep dan generalisasigeneralisasi hasil penelitian yang bisa dijadikan sebagai landasan teori untuk
pelaksanaan penelitian.
Hoy & Miskel (1987:2) mendefinisikan : "Theory is a set of interrealated concepts,
assumptions and generalizations that systematically describes and explains regularities
in behavior in organization".
Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan teori itu berkenaan dengan konsep, asumsi
dan generalisasi yang logis yang berfungsi untuk mengungkapkan, menejlaskan dan
memprediksi prilaku yang memiliki keteraturan sebagai stimulan dan panduan untuk
mengembangkan pengetahuan.
Yang dibahas pada bagian ini adalah teori-teori tentang ilmu-ilmu yang diteliti.
Penyajian teori dalam landasan teori dianggap tidak terlalu sulit karena bersumber dari
bacaan-bacaan. Akibatnya terjadilah penyajian materi yang tidak proporsional, yaitu
mengambil banyak teori walaupun tidak mendasari bidang yang diteliti.Jadi seharusnya
teori yang dikemukakan harus benar-benar menjadi dasar bidang yang diteiti. Selain itu,
pada bagian ini juga dibahas temuan-temuan penelitian sebelumnya yang terkait
langsung dengan penelitian. Teori yang ditulis orang lain atau temuan penelitian orang
lain yang dikutip harus disebut sumbernya untuk menghindari tuduhan sebagai pencuru
karya orang lain tanpa menyebut sumbernya. Etika ilmiah tidak membenarkan
seseorang melakukan pencurian karya orang lain.
Cara mengutip karya atau sumber tertulis itu sebagai berikut.
Kutipan Langsung
Kutipan langsung ada dua macam, yaitu :
(a) Kutipan langsung yang terdiri atas tidak lebih dari 3 baris tau tidak lebih dari 40
kata ditempatkan didalam paragraf sebagaimana baris yang lain, tetapi diapit oleh
tanda petik dua (“…”) yang dimulai atau ditutup dengan identitas rujukan.
Contoh :
Tolla (1996:89) menegaskan “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan
pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi
yang lain.”
Cara yang lain adalah “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan
pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi
yang lain.” (Tolla, 1996:89).
(b) Kutipan langsung yang terdiri atas lebih dari 3 baris atau lebih dari 40 kata diketik
dalam paragraf tersendiri dengan spasi tunggal yang didahului dan ditutup dengan
tanda petik dua (“…”) dan dimulai pada ketukan ketujuh.
Contoh :
“Perihal perbedaan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus diwarnai oleh
aktivitas berbahasa secara dinamis dan kreatif. Keaktifan secara intelektual tanpa
disertai dengan keaktifan verbal tidak dapat dikatakan CBSA dalam pengajaran bahasa
karena hakikat bahasa adalah tuturan lisan yang kemudian dikembangkan menjadi
aturan lisan dan tulisan. Oleh karena itu, CBSA dalam pengajaran bahasa harus
dimuati dengan kreativitas berbahasa sehingga nama yang poaling tepat adalah CBSA
Komunikatif.”
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung umumnya tampil bervariasi; bergantung kepada gaya bahasa
penulis. Setiap penulis mempunyai cara sendiri-sendiri mengungkapkan kembali ide
atau konsep orang lain di dalam tulisannya. Ada penulis yang memberi komentar lebih
panjang, tetapi ada yang menyatakannya dengan singkat. Kutipan tidak langsung tidak
perlu disertai dengan halaman buku sumber, cukup dengan mencantumkan nama
penulis yang diikuti dengan tahun terbitan buku sumber.
Contoh :
Tolla (1996) mengemukakan bahwa metode CBSA dalam pengajaran perlu dibedakan
dengan metode CBSA dalam bidang studi yang lain kerena pengajaran bahasa
mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan bidang studi yang lain.
Cara Lain :
Penerapan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus dibedakan dengan
penerapannya dalam budang studi yang lain dengan alasan bahwa karakteristik
pengajaran bahasa adalah penggunaan bahasa secara dinamis dan kreatif (Tolla,
1996).
Kerangka Pikir
Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat
mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka
memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan
hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis.
Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka pikir. Kerangka pikir
pada umumnya hanya dipruntukkan pada jenis penelitian kuantatif. Untuk penelitian
kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati
secara langsung oleh penulis. Sedangkan untuk penelitian tindakan kerangka
berpikirnya terletak pada refleksi, baik pada peneliti maupun pada partisipan. Hanya
dengan kerangka berpikir yang tajam yang dapat digunakan untuk menurunkan
hipotesis.
Kemampuan peneliti untuk menyusun kerangka teoritis akan sangat terkait dengan
upaya penelusuran studi kepustakaan, sebagai upaya memperoleh sejumlah referensi
yang mendukung dan tepat untuk membahas lingkup kajian penelitian yang dilakukan.
Selanjutnya kerangka teoritis yang disusun akan bermanfaat pada saat peneliti
menentukan hipotesis penelitian.
Studi Kepustakaan
Setelah seorang peneliti telah menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah
melakukan kajian yang berkaitan dengan: teori yang berkaitan dengan topik penelitian.
Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari
kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari:
buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber
lainnya yang sesuai (internet, koran dll). Keseluruhan upaya tersebut, dikatakan sebagai
upaya Studi Kepustakaan untuk penelitian.
Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh para ahli, diantaranya yang
dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, dan tinjuan teoritis.
Penggunaan istilah-istilah tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang
harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Bila kita
telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur
untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses
umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan
analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian.
Studi kepustakaan mempunyai beberapa fungsi, meliputi:
1. Menyediakan kerangka konsepsi atau teori untuk penelitian yang direncanakan.
2. Menyediakan informasi tentang penelitian terdahulu yang berhubungan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
3. Memberi rasa percaya diri bagi peneliti, karena melalui kajian pustaka semua konstruksi
yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia.
4. Memberi informasi tentang metode-metode, populasi dan sampel, instrumen, dan
analisis data yang digunakan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya.
5. Menyediakan temuan, kesimpulan penelitian yang dihubungkan dengan penemuan dan
kesimpulan kita.
Studi kepustakaan dari sumbernya dibedakan menjadi dua bagian yaitu: kepustakaan
konseptual dan kepustakaan penelitian. Kepustakaan konseptual meliputi konsep-konsep
atau teori-teori yang ada pada buku-buku dan artikel yang ditulis oleh para ahli yang
dalam penyampaiannya sangat ditentukan oleh ide-ide atau pengalaman para ahli
tersebut. Sebaliknya kepustakaan penelitian meliputi laporan penelitian yang telah
diterbitkan baik pada jurnal maupun majalah ilmiah.
Bagi para pemula disarankan untuk menggunakan studi kepustakaan yang berasal dari
kepustakaan konseptual, untuk lebih memudahkan dalam merangkum dan
mengkategorikan teori, sesuai dengan kebutuhan pada saat akan membuat kerangka
konseptual.
Didasarkan pada hal tersebut di atas, maka ada beberapa strategi dalam menyampaikan
studi kepustakaan:
1. Ungkapkan kajian pustaka yang benar-benar terkait erat dengan variabel penelitian.
2. Ungkapkan kajian pustaka dengan urutan dari mulai paparan variabel bebas sampai
dengan variabel terikat atau ungkapkan dari variabel yang cakupannya umum dan luas
ke arah variabel yang spesifik. Tentu saja secara luas dan nampak saling menyapa antar
paparan variabel tersebut dan bukan merupakan kumpulan kutipan sehingga tidak
menjadi suatu pola pemikiran yang menyeluruh.
3. Dapat diungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik sampel dan
demografinya, bila memang dibutuhkan.
Kerangka Konsep
Penentuan kerangka konseptual oleh peneliti akan sangat membantu dalam menentukan
arah kebijakan dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka konseptual merupakan
kerangka fikir mengenai hubungan antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian
atau hubungan antar konsep dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai
dengan
apa
yang
telah
diuraikan
pada
studi
kepustakaan.
Konsep dalam hal ini adalah suatu abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan
menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu, konsep tidak dapat diamati dan
diukur secara langsung. Agar supaya konsep tersebut dapat diamati dan diukur, maka
konsep tersebut harus dijabarkan terlebih dahulu menjadi variabel-variabel.
Dengan adanya kerangka konseptual akan bermanfaat bagi:
1. Minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam bentuk yang layak diuji dan akan
memudahkan penyusunan hipotesis.
2. Memudahkan identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas,
tergantung, kendali, dan variabel lainnya.
Contoh “pendidikan” adalah konsep. Agar dapat diukur maka dijabarkan dalam bentuk
variabel, misalnya “tingkat pendidikan atau jenis pendidikan”. “Ekonomi keluarga” adalah
konsep, maka diubah menjadi variabel “tingkat penghasilan”. Kedua konsep tersebut
dapat disebut sebagai variabel bebas. Sedangkan konsep lainnya dapat disebut sebagai
variabel terikat, misalnya perilaku membuang sampah.

Cara yang terbaik untuk mengembangkan kerangka konseptual tentu saja harus
memperkaya asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-bahan referensi yang
digunakan. Hal ini dapat diperkuat dengan mengadakan amatan-amatan langsung pada
lingkup area masalah yang akan dijadikan penelitian. Dengan demikian kerangka
konseptual yang dibuat merupakan paduan yang harmonis antara hasil pemikiran dari
konsep-konsep (deduksi) dan hasil empirikal (induksi).
Pola berpikir deduksi adalah proses logika yang berdasar dari kebenaran umum
mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada
suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang
bersangkutan. Pola pikir induksi adalah proses logika yang berangkat dari data empirik
lewat observasi menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain induksi adalah proses
mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu
rangkuman hubungan atau suatu generalisasi.
Merumuskan Hipotesis
Pengertian hipotesis
Menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun suatu
hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup
permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti
dan sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian.
Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik
yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam
hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan
permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan penelitian.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hipotesis penelitian dapat dirumuskan
melalui jalur:
1.

Membaca dan menelaah ulang (reviu) teori dan konsep-konsep yang membahas
variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif.

2.

Membaca dan mereviu temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan
dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif.
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang

kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang
kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan
fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi
sangat penting dalam sebuah penelitian.
Manfaat Hipotesis
Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut:
1.

Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian.

2.

Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang
kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti.

3.

Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai
tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
4.

Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar
fakta.

Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada:
1.

Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.

2.

Imajinasi dan pemikiran kreativ dari si peneliti.

3.

Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.

4.

Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.

Ciri hipotesis yang baik
Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
1.

Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan
kalimat pertanyaan.

2.

Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel
penelitian.

3.

Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta.

4.

Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik
menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana
prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud.

5.

Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi
kesalahpahaman pengertian.

Beberapa contoh hipotesis penelitian yang memenuhi kriteria yang tersebut di atas:
1.

Olahraga teratur dengan dosis rendah selama 2 bulan dapat menurunkan kadar
gula darah secara signifikan pada pasien IDDM.

2.

Pemberian tambahan susu sebanyak 3 gelas per hari pada bayi umur 3 bulan
meningkatkan berat badan secara signifikan.

Menggali hipotesis
Didasarkan pada paparan di atas, maka tentu saja merumuskan hipotesis bukan
pekerjaan mudah bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti dituntut untuk
dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti
harus:
1.

Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara
banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang
sedang dilaksanakan.

2.

Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan
hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang
diselidiki.

3.

Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan
yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang
bersangkutan.

Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumbersumber hipotesis dapat berasal dari:
1.

Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan
fenomena.

2.

Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena.

3.

Materi bacaan dan literatur yang valid.

4.

Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena.

5.

Data empiris yang tersedia.

6.

Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar
pada fenomena.

Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena
hal-hal:
1.

Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori
yang jelas.

2.

Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.

3.

Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan
kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar.

Jenis-jenis Hipotesis
Penetapan hipotesis tentu didasarkan pada luas dan dalamnya serta
mempertimbangkan sifat dari masalah penelitian. Oleh karena itu, hipotesispun
bermacam-macam, ada yang didekati dengan cara pandang: sifat, analisis, dan tingkat
kesenjangan yang mungkin muncul pada saat penetapan hipotesis.
Hipotesis dua-arah dan hipotesis satu-arah
Hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pula berupa hipotesis
satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataan mengenai adanya
perbedaan atau adanya hubungan.
Contoh hipotesis dua arah:
1.

Ada perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara bayi yang
memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak
berperan ganda.

2.

Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa.

Hipotesis dua-arah memang kurang spesifik, oleh karena itu perlu diformulasikan dalam
hipotesis satu-arah. Contoh:
1.

Terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang signifikan antara bayi
yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak
berperan ganda.

2.

Ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi
belajar siswa.

Hipotesis Statistik
Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan menggunakan metode
statistik, perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yang digunakan
dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter. Parameter adalah
besaran-besaran yang apa pada populasi.
Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaan usia
menarche yang berarti antara siswi SMU I dan SMU II. Hal ini mengandung arti bahwa
terdapat perbedaan rata-rata usia menarche antara siswi dari kedua sekolah tersebut.
Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang mempunyai simbol M, sedangkan
parameter mean bagi populasi adalah . Oleh karena itu, simbolisasi hipotesis tersebut
adalah:
Ha; 1≠ 2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik)
Ha: 1 > 2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik)
Atau
Ha; 1- 2 ≠ 0 (Hipotesis dua-arah)
Ha: 1 - 2 > 0 (Hipotesis satu-arah) IDM
Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan hipotesis
penelitian secara operasional. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja. Jadi,
statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesis alternatif, akan tetapi
digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Penerimaan atau
penolakan hipotesis alternatif merupakan konsekuensi dari penolakan atau penerimaan
hipotesis nihil.
Hipotesis nihil atau null hypothesis atau Ho adalah hipotesis yang meniadakan
perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel.
Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar
variabel. Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah:
Ho; 1- 2 = 0 (Hipotesis dua-arah)
Ho: 1= 2= 0 (Hipotesis satu-arah)
Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepada penerimaan
hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihil akan meniadakan
hipotesis alternatif.

Kesalahan dalam perumusan hipotesis dan pengujian hipotesis
Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi kesalahan. Macam kesalahan dalam
perumusan hipotesis ada dua macam yaitu:
1.

Menolak hipotesis nihil yang seharusnya diterima, maka disebut kesalahan alpha
dan diberi simbol

2.

atau dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran.

Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebut kesalahan beta
dan diberi simbol .

Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan digunakan taraf signifikansi 0.05 atau
0.01, sedangkan untuk penelitian kedokteran dan farmasi yang resikonya berkaitan
dengan nyawa manusia, diambil taraf signifikansi 0.005 atau 0.001 bahkan mungkin
0.0001. Misalnya saja ditentukan taraf signifikansi 5% maka apabila kesimpulan yang
diperoleh diterapkan pada populasi 100 orang, maka akan tepat untuk 95 orang dan 5
orang lainnya terjadi penyimpangan.
Cara pengujian hipotesis didekati dengan penggunaan kurva normal. Penentuan harga
untuk uji hipotesis dapat berasal dari Z-score ataupun T-score. Apabila harga Z-score
atau T-score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan tidak
diterima dan sebaliknya

More Related Content

What's hot

Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian KebidananCara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian KebidananFeraHerwandar1
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literaturDwi Karyani
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literaturVisy Asmery
 
Bag..proposal(.ke.1.b)ppt
Bag..proposal(.ke.1.b)pptBag..proposal(.ke.1.b)ppt
Bag..proposal(.ke.1.b)pptSukiman Sukiman
 
Tinjau pustaka dan kerangka teori
Tinjau pustaka dan kerangka teoriTinjau pustaka dan kerangka teori
Tinjau pustaka dan kerangka teorilarasati78
 
Landasan teori dan hipotesis mpp
Landasan teori dan hipotesis mppLandasan teori dan hipotesis mpp
Landasan teori dan hipotesis mppDhanar Atmaja
 
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIKKuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIKCatatan Medis
 
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...Dwi Putra Mahardhika
 
Penelusuran Literatur
Penelusuran LiteraturPenelusuran Literatur
Penelusuran LiteraturBunayya
 
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriPenelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriHeri Indra Gunawan
 
kajian pustaka _ penelitian pendidikan
kajian pustaka _ penelitian pendidikankajian pustaka _ penelitian pendidikan
kajian pustaka _ penelitian pendidikanAfrina Astuti
 
penulisan laporan sistematika kti
penulisan laporan sistematika ktipenulisan laporan sistematika kti
penulisan laporan sistematika ktiFransiska Oktafiani
 
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smpMakalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smpkhoirul anam
 
Penelusuran Tinjauan Pustaka
Penelusuran Tinjauan PustakaPenelusuran Tinjauan Pustaka
Penelusuran Tinjauan Pustakapjj_kemenkes
 

What's hot (16)

Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian KebidananCara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literatur
 
Kajian literatur
Kajian literaturKajian literatur
Kajian literatur
 
Bag..proposal(.ke.1.b)ppt
Bag..proposal(.ke.1.b)pptBag..proposal(.ke.1.b)ppt
Bag..proposal(.ke.1.b)ppt
 
Tinjau pustaka dan kerangka teori
Tinjau pustaka dan kerangka teoriTinjau pustaka dan kerangka teori
Tinjau pustaka dan kerangka teori
 
Landasan teori dan hipotesis mpp
Landasan teori dan hipotesis mppLandasan teori dan hipotesis mpp
Landasan teori dan hipotesis mpp
 
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIKKuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
Kuliah Umum Metodologi Penelitian RIK
 
Studi kepustakaan
Studi kepustakaanStudi kepustakaan
Studi kepustakaan
 
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah (Landasan Teori,Kerangka Brepikir,dan Hipo...
 
Penelusuran Literatur
Penelusuran LiteraturPenelusuran Literatur
Penelusuran Literatur
 
Pt 2
Pt 2Pt 2
Pt 2
 
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heriPenelitian dan penulisan ilmiah new heri
Penelitian dan penulisan ilmiah new heri
 
kajian pustaka _ penelitian pendidikan
kajian pustaka _ penelitian pendidikankajian pustaka _ penelitian pendidikan
kajian pustaka _ penelitian pendidikan
 
penulisan laporan sistematika kti
penulisan laporan sistematika ktipenulisan laporan sistematika kti
penulisan laporan sistematika kti
 
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smpMakalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
Makalah pelatihan metodologi penelitian sd smp
 
Penelusuran Tinjauan Pustaka
Penelusuran Tinjauan PustakaPenelusuran Tinjauan Pustaka
Penelusuran Tinjauan Pustaka
 

Similar to TEORI DAN HIPOTESIS

Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdfKajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdfsendi28
 
Materi 6 - Tinjauan Pustaka.pdf
Materi 6 - Tinjauan Pustaka.pdfMateri 6 - Tinjauan Pustaka.pdf
Materi 6 - Tinjauan Pustaka.pdfMahesaRioAditya
 
Telaah literatur dan rerangka konseptual
Telaah literatur dan rerangka konseptualTelaah literatur dan rerangka konseptual
Telaah literatur dan rerangka konseptualKasi Irawati
 
Langkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalLangkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalRiri Pekredastif
 
METODE PENELITIAN.ppt
METODE PENELITIAN.pptMETODE PENELITIAN.ppt
METODE PENELITIAN.pptssuser625035
 
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianKonsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianAwang Deswari
 
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianKonsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianAwang Deswari
 
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianKonsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianAwang Deswari
 
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianKonsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianAwang Deswari
 
4_STUDI KEPUSTAKAAN.pptx
4_STUDI KEPUSTAKAAN.pptx4_STUDI KEPUSTAKAAN.pptx
4_STUDI KEPUSTAKAAN.pptxucialami
 
Materi 5 studi pustaka
Materi 5 studi pustakaMateri 5 studi pustaka
Materi 5 studi pustakaIsna Aryanty
 
KAJIAN TEORI.pptx
KAJIAN TEORI.pptxKAJIAN TEORI.pptx
KAJIAN TEORI.pptxAjengSW
 
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BG 5.pptx
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BG 5.pptxLANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BG 5.pptx
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BG 5.pptxfayyasin99
 
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian KebidananCara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian KebidananFeraHerwandar1
 

Similar to TEORI DAN HIPOTESIS (20)

P7 kajian teori
P7 kajian teoriP7 kajian teori
P7 kajian teori
 
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdfKajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
Kajian Literatur dan Teori Sosial dalam Penelitian (Astika, Uswa).pdf
 
P7_Kajian Teori.pdf
P7_Kajian Teori.pdfP7_Kajian Teori.pdf
P7_Kajian Teori.pdf
 
Materi 6 - Tinjauan Pustaka.pdf
Materi 6 - Tinjauan Pustaka.pdfMateri 6 - Tinjauan Pustaka.pdf
Materi 6 - Tinjauan Pustaka.pdf
 
Analisis wacana
Analisis wacanaAnalisis wacana
Analisis wacana
 
Telaah literatur dan rerangka konseptual
Telaah literatur dan rerangka konseptualTelaah literatur dan rerangka konseptual
Telaah literatur dan rerangka konseptual
 
Langkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposalLangkah langkah-penyusunan-proposal
Langkah langkah-penyusunan-proposal
 
METODE PENELITIAN.ppt
METODE PENELITIAN.pptMETODE PENELITIAN.ppt
METODE PENELITIAN.ppt
 
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianKonsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitian
 
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianKonsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitian
 
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianKonsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitian
 
Konsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitianKonsep menyusun laporan penelitian
Konsep menyusun laporan penelitian
 
4_STUDI KEPUSTAKAAN.pptx
4_STUDI KEPUSTAKAAN.pptx4_STUDI KEPUSTAKAAN.pptx
4_STUDI KEPUSTAKAAN.pptx
 
Materi 5 studi pustaka
Materi 5 studi pustakaMateri 5 studi pustaka
Materi 5 studi pustaka
 
KAJIAN TEORI.pptx
KAJIAN TEORI.pptxKAJIAN TEORI.pptx
KAJIAN TEORI.pptx
 
KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
 
Penulisan Proposal Penelitian
Penulisan Proposal PenelitianPenulisan Proposal Penelitian
Penulisan Proposal Penelitian
 
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BG 5.pptx
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BG 5.pptxLANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BG 5.pptx
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS BG 5.pptx
 
Penulisan karya ilmiah
Penulisan karya ilmiahPenulisan karya ilmiah
Penulisan karya ilmiah
 
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian KebidananCara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
Cara Menyusun Tinjauan Pustaka dan Jenis serta Rancangan Penelitian Kebidanan
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

TEORI DAN HIPOTESIS

  • 1. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Landasan Teori Suatu landasan teori dari suatu penelitian tertentu atau karya ilmiah sering juga disebut sebagai studi literatur atau tinjauan pustaka. Salah satu contoh karya tulis yang penting adalah tulisan itu berdasarkan riset. Melalui penelitian atau kajian teori diperoleh kesimpulan-kesimpulan atau pendapat-pendapat para ahli, kemudian dirumuskan pada pendapat baru. Penulis harus belajar dan melatih dirinya untuk mengatasi masalahmasalah yang sulit, bagaimana mengekspresikan semua bahan dari bermacam-macam sumber menjadi suatu karya tulis yang memiliki bobot ilmiah. Biasanya setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah kedua dalam proses penelitian (kuantitatif) adalah mencari teori, konsep-konsep dan generalisasigeneralisasi hasil penelitian yang bisa dijadikan sebagai landasan teori untuk pelaksanaan penelitian. Hoy & Miskel (1987:2) mendefinisikan : "Theory is a set of interrealated concepts, assumptions and generalizations that systematically describes and explains regularities in behavior in organization". Berdasarkan definisi diatas dapat diartikan teori itu berkenaan dengan konsep, asumsi dan generalisasi yang logis yang berfungsi untuk mengungkapkan, menejlaskan dan memprediksi prilaku yang memiliki keteraturan sebagai stimulan dan panduan untuk mengembangkan pengetahuan. Yang dibahas pada bagian ini adalah teori-teori tentang ilmu-ilmu yang diteliti. Penyajian teori dalam landasan teori dianggap tidak terlalu sulit karena bersumber dari bacaan-bacaan. Akibatnya terjadilah penyajian materi yang tidak proporsional, yaitu mengambil banyak teori walaupun tidak mendasari bidang yang diteliti.Jadi seharusnya teori yang dikemukakan harus benar-benar menjadi dasar bidang yang diteiti. Selain itu, pada bagian ini juga dibahas temuan-temuan penelitian sebelumnya yang terkait langsung dengan penelitian. Teori yang ditulis orang lain atau temuan penelitian orang lain yang dikutip harus disebut sumbernya untuk menghindari tuduhan sebagai pencuru karya orang lain tanpa menyebut sumbernya. Etika ilmiah tidak membenarkan seseorang melakukan pencurian karya orang lain. Cara mengutip karya atau sumber tertulis itu sebagai berikut. Kutipan Langsung Kutipan langsung ada dua macam, yaitu : (a) Kutipan langsung yang terdiri atas tidak lebih dari 3 baris tau tidak lebih dari 40 kata ditempatkan didalam paragraf sebagaimana baris yang lain, tetapi diapit oleh tanda petik dua (“…”) yang dimulai atau ditutup dengan identitas rujukan.
  • 2. Contoh : Tolla (1996:89) menegaskan “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.” Cara yang lain adalah “Metode CBSA dalam pengajaran bahasa berdasarkan pendekatan komunikatif seharusnya berbeda denga metode CBSA dalam bidang studi yang lain.” (Tolla, 1996:89). (b) Kutipan langsung yang terdiri atas lebih dari 3 baris atau lebih dari 40 kata diketik dalam paragraf tersendiri dengan spasi tunggal yang didahului dan ditutup dengan tanda petik dua (“…”) dan dimulai pada ketukan ketujuh. Contoh : “Perihal perbedaan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus diwarnai oleh aktivitas berbahasa secara dinamis dan kreatif. Keaktifan secara intelektual tanpa disertai dengan keaktifan verbal tidak dapat dikatakan CBSA dalam pengajaran bahasa karena hakikat bahasa adalah tuturan lisan yang kemudian dikembangkan menjadi aturan lisan dan tulisan. Oleh karena itu, CBSA dalam pengajaran bahasa harus dimuati dengan kreativitas berbahasa sehingga nama yang poaling tepat adalah CBSA Komunikatif.” Kutipan Tidak Langsung Kutipan tidak langsung umumnya tampil bervariasi; bergantung kepada gaya bahasa penulis. Setiap penulis mempunyai cara sendiri-sendiri mengungkapkan kembali ide atau konsep orang lain di dalam tulisannya. Ada penulis yang memberi komentar lebih panjang, tetapi ada yang menyatakannya dengan singkat. Kutipan tidak langsung tidak perlu disertai dengan halaman buku sumber, cukup dengan mencantumkan nama penulis yang diikuti dengan tahun terbitan buku sumber. Contoh : Tolla (1996) mengemukakan bahwa metode CBSA dalam pengajaran perlu dibedakan dengan metode CBSA dalam bidang studi yang lain kerena pengajaran bahasa mempunyai karakteristik khusus yang berbeda dengan bidang studi yang lain. Cara Lain : Penerapan metode CBSA dalam pengajaran bahasa harus dibedakan dengan penerapannya dalam budang studi yang lain dengan alasan bahwa karakteristik pengajaran bahasa adalah penggunaan bahasa secara dinamis dan kreatif (Tolla, 1996).
  • 3. Kerangka Pikir Kerangka pikir merupakan inti sari dari teori yang telah dikembangkan yang dapat mendasari perumusan hipotesis. Teori yang telah dikembangkan dalam rangka memberi jawaban terhadap pendekatan pemecahan masalah yang menyatakan hubungan antar variabel berdasarkan pembahasan teoritis. Perlu dijelaskan bahwa tidak semua penelitian memiliki kerangka pikir. Kerangka pikir pada umumnya hanya dipruntukkan pada jenis penelitian kuantatif. Untuk penelitian kualitatif kerangka berpikirnya terletak pada kasus yang selama ini dilihat atau diamati secara langsung oleh penulis. Sedangkan untuk penelitian tindakan kerangka berpikirnya terletak pada refleksi, baik pada peneliti maupun pada partisipan. Hanya dengan kerangka berpikir yang tajam yang dapat digunakan untuk menurunkan hipotesis. Kemampuan peneliti untuk menyusun kerangka teoritis akan sangat terkait dengan upaya penelusuran studi kepustakaan, sebagai upaya memperoleh sejumlah referensi yang mendukung dan tepat untuk membahas lingkup kajian penelitian yang dilakukan. Selanjutnya kerangka teoritis yang disusun akan bermanfaat pada saat peneliti menentukan hipotesis penelitian. Studi Kepustakaan Setelah seorang peneliti telah menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan: teori yang berkaitan dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang berhubungan. Sumber-sumber kepustakaan dapat diperoleh dari: buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll). Keseluruhan upaya tersebut, dikatakan sebagai upaya Studi Kepustakaan untuk penelitian. Istilah studi kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh para ahli, diantaranya yang dikenal adalah: kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, dan tinjuan teoritis. Penggunaan istilah-istilah tersebut, pada dasarnya merujuk pada upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan teori-teori yang relevan dengan topik penelitian. Bila kita telah memperoleh kepustakaan yang relevan, maka segera untuk disusun secara teratur untuk dipergunakan dalam penelitian. Oleh karena itu studi kepustakaan meliputi proses umum seperti: mengidentifikasikan teori secara sistematis, penemuan pustaka, dan analisis dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan topik penelitian. Studi kepustakaan mempunyai beberapa fungsi, meliputi:
  • 4. 1. Menyediakan kerangka konsepsi atau teori untuk penelitian yang direncanakan. 2. Menyediakan informasi tentang penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. 3. Memberi rasa percaya diri bagi peneliti, karena melalui kajian pustaka semua konstruksi yang berhubungan dengan penelitian telah tersedia. 4. Memberi informasi tentang metode-metode, populasi dan sampel, instrumen, dan analisis data yang digunakan pada penelitian yang dilakukan sebelumnya. 5. Menyediakan temuan, kesimpulan penelitian yang dihubungkan dengan penemuan dan kesimpulan kita. Studi kepustakaan dari sumbernya dibedakan menjadi dua bagian yaitu: kepustakaan konseptual dan kepustakaan penelitian. Kepustakaan konseptual meliputi konsep-konsep atau teori-teori yang ada pada buku-buku dan artikel yang ditulis oleh para ahli yang dalam penyampaiannya sangat ditentukan oleh ide-ide atau pengalaman para ahli tersebut. Sebaliknya kepustakaan penelitian meliputi laporan penelitian yang telah diterbitkan baik pada jurnal maupun majalah ilmiah. Bagi para pemula disarankan untuk menggunakan studi kepustakaan yang berasal dari kepustakaan konseptual, untuk lebih memudahkan dalam merangkum dan mengkategorikan teori, sesuai dengan kebutuhan pada saat akan membuat kerangka konseptual. Didasarkan pada hal tersebut di atas, maka ada beberapa strategi dalam menyampaikan studi kepustakaan: 1. Ungkapkan kajian pustaka yang benar-benar terkait erat dengan variabel penelitian. 2. Ungkapkan kajian pustaka dengan urutan dari mulai paparan variabel bebas sampai dengan variabel terikat atau ungkapkan dari variabel yang cakupannya umum dan luas ke arah variabel yang spesifik. Tentu saja secara luas dan nampak saling menyapa antar paparan variabel tersebut dan bukan merupakan kumpulan kutipan sehingga tidak menjadi suatu pola pemikiran yang menyeluruh. 3. Dapat diungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik sampel dan demografinya, bila memang dibutuhkan. Kerangka Konsep Penentuan kerangka konseptual oleh peneliti akan sangat membantu dalam menentukan arah kebijakan dalam pelaksanaan penelitian. Kerangka konseptual merupakan kerangka fikir mengenai hubungan antar variabel-variabel yang terlibat dalam penelitian
  • 5. atau hubungan antar konsep dengan konsep lainnya dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa yang telah diuraikan pada studi kepustakaan. Konsep dalam hal ini adalah suatu abstraksi atau gambaran yang dibangun dengan menggeneralisasikan suatu pengertian. Oleh karena itu, konsep tidak dapat diamati dan diukur secara langsung. Agar supaya konsep tersebut dapat diamati dan diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan terlebih dahulu menjadi variabel-variabel. Dengan adanya kerangka konseptual akan bermanfaat bagi: 1. Minat penelitian akan lebih terfokus ke dalam bentuk yang layak diuji dan akan memudahkan penyusunan hipotesis. 2. Memudahkan identifikasi fungsi variabel penelitian, baik sebagai variabel bebas, tergantung, kendali, dan variabel lainnya. Contoh “pendidikan” adalah konsep. Agar dapat diukur maka dijabarkan dalam bentuk variabel, misalnya “tingkat pendidikan atau jenis pendidikan”. “Ekonomi keluarga” adalah konsep, maka diubah menjadi variabel “tingkat penghasilan”. Kedua konsep tersebut dapat disebut sebagai variabel bebas. Sedangkan konsep lainnya dapat disebut sebagai variabel terikat, misalnya perilaku membuang sampah. Cara yang terbaik untuk mengembangkan kerangka konseptual tentu saja harus memperkaya asumsi-asumsi dasar yang berasal dari bahan-bahan referensi yang digunakan. Hal ini dapat diperkuat dengan mengadakan amatan-amatan langsung pada lingkup area masalah yang akan dijadikan penelitian. Dengan demikian kerangka konseptual yang dibuat merupakan paduan yang harmonis antara hasil pemikiran dari konsep-konsep (deduksi) dan hasil empirikal (induksi). Pola berpikir deduksi adalah proses logika yang berdasar dari kebenaran umum mengenai suatu fenomena (teori) dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data tertentu yang berciri sama dengan fenomena yang bersangkutan. Pola pikir induksi adalah proses logika yang berangkat dari data empirik lewat observasi menuju kepada suatu teori. Dengan kata lain induksi adalah proses mengorganisasikan fakta-fakta atau hasil-hasil pengamatan yang terpisah menjadi suatu rangkuman hubungan atau suatu generalisasi.
  • 6. Merumuskan Hipotesis Pengertian hipotesis Menyusun landasan teori juga merupakan langkah penting untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori yang dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu hipotesis penelitian. Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi, dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap pertanyaanpertanyaan penelitian. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hipotesis penelitian dapat dirumuskan melalui jalur: 1. Membaca dan menelaah ulang (reviu) teori dan konsep-konsep yang membahas variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif. 2. Membaca dan mereviu temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan penelitian lewat berfikir induktif. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu, perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian. Manfaat Hipotesis Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. 2. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antar fakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti. 3. Sebagai alat yang sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai-berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.
  • 7. 4. Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta. Oleh karena itu kualitas manfaat dari hipotesis tersebut akan sangat tergantung pada: 1. Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada. 2. Imajinasi dan pemikiran kreativ dari si peneliti. 3. Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti. 4. Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti. Ciri hipotesis yang baik Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: 1. Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat pertanyaan. 2. Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel penelitian. 3. Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta. 4. Hipotesis harus dapat diuji (testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau pengaruh antar variabel termaksud. 5. Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman pengertian. Beberapa contoh hipotesis penelitian yang memenuhi kriteria yang tersebut di atas: 1. Olahraga teratur dengan dosis rendah selama 2 bulan dapat menurunkan kadar gula darah secara signifikan pada pasien IDDM. 2. Pemberian tambahan susu sebanyak 3 gelas per hari pada bayi umur 3 bulan meningkatkan berat badan secara signifikan. Menggali hipotesis Didasarkan pada paparan di atas, maka tentu saja merumuskan hipotesis bukan pekerjaan mudah bagi peneliti. Oleh karena itu seorang peneliti dituntut untuk dapat menggali sumber-sumber hipotesis. Untuk itu dipersyaratkan bagi peneliti harus:
  • 8. 1. Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. 2. Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki. 3. Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan. Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa penggalian sumbersumber hipotesis dapat berasal dari: 1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena. 2. Wawasan dan pengertian yang mendalam tentang suatu fenomena. 3. Materi bacaan dan literatur yang valid. 4. Pengalaman individu sebagai suatu reaksi terhadap fenomena. 5. Data empiris yang tersedia. 6. Analogi atau kesamaan dan adakalanya menggunakan imajinasi yang berdasar pada fenomena. Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis lebih banyak disebabkan karena hal-hal: 1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang jelas. 2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada. 3. Gagal berkenalan dengan teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata dalam membuat hipotesis secara benar. Jenis-jenis Hipotesis Penetapan hipotesis tentu didasarkan pada luas dan dalamnya serta mempertimbangkan sifat dari masalah penelitian. Oleh karena itu, hipotesispun
  • 9. bermacam-macam, ada yang didekati dengan cara pandang: sifat, analisis, dan tingkat kesenjangan yang mungkin muncul pada saat penetapan hipotesis. Hipotesis dua-arah dan hipotesis satu-arah Hipotesis penelitian dapat berupa hipotesis dua-arah dan dapat pula berupa hipotesis satu-arah. Kedua macam tersebut dapat berisi pernyataan mengenai adanya perbedaan atau adanya hubungan. Contoh hipotesis dua arah: 1. Ada perbedaan tingkat peningkatan berat badan bayi antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda. 2. Ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan prestasi belajar siswa. Hipotesis dua-arah memang kurang spesifik, oleh karena itu perlu diformulasikan dalam hipotesis satu-arah. Contoh: 1. Terdapat perbedaan peningkatan berat badan bayi yang signifikan antara bayi yang memperoleh susu tambah 3 gelas dari ibu yang berperan ganda dan tidak berperan ganda. 2. Ada hubungan yang cukup kuat antara tingkat kecemasan siswa dengan prestasi belajar siswa. Hipotesis Statistik Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan menggunakan metode statistik, perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yang digunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter. Parameter adalah besaran-besaran yang apa pada populasi. Sebagai contoh, hipotesis penelitian yang menyatakan adanya perbedaan usia menarche yang berarti antara siswi SMU I dan SMU II. Hal ini mengandung arti bahwa terdapat perbedaan rata-rata usia menarche antara siswi dari kedua sekolah tersebut. Dalam statistika, rata-rata berarti mean yang mempunyai simbol M, sedangkan parameter mean bagi populasi adalah . Oleh karena itu, simbolisasi hipotesis tersebut adalah:
  • 10. Ha; 1≠ 2 (Hipotesis dua-arah) (kurang spesifik) Ha: 1 > 2 (Hipotesis satu-arah) (tepat dan spesifik) Atau Ha; 1- 2 ≠ 0 (Hipotesis dua-arah) Ha: 1 - 2 > 0 (Hipotesis satu-arah) IDM Dengan demikian simbol Ha berarti hipotesis alternatif, yaitu penerjemahan hipotesis penelitian secara operasional. Hipotesis alternatif disebut juga hipotesis kerja. Jadi, statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesis alternatif, akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Penerimaan atau penolakan hipotesis alternatif merupakan konsekuensi dari penolakan atau penerimaan hipotesis nihil. Hipotesis nihil atau null hypothesis atau Ho adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel. Hipotesis nihil berisi deklarasi yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar variabel. Contoh dari hipotesis nol secara statistik adalah: Ho; 1- 2 = 0 (Hipotesis dua-arah) Ho: 1= 2= 0 (Hipotesis satu-arah) Pada akhirnya penolakan terhadap hipotesis nihil akan membawa kepada penerimaan hipotesis alternatif, sedangkan penerimaan terhadap hipotesis nihil akan meniadakan hipotesis alternatif. Kesalahan dalam perumusan hipotesis dan pengujian hipotesis Dalam perumusan hipotesis dapat saja terjadi kesalahan. Macam kesalahan dalam perumusan hipotesis ada dua macam yaitu: 1. Menolak hipotesis nihil yang seharusnya diterima, maka disebut kesalahan alpha dan diberi simbol 2. atau dikenal dengan taraf signifikansi pengukuran. Menerima hipotesis nihil yang seharusnya ditolak, maka disebut kesalahan beta dan diberi simbol . Pada umumnya penelitian di bidang pendidikan digunakan taraf signifikansi 0.05 atau 0.01, sedangkan untuk penelitian kedokteran dan farmasi yang resikonya berkaitan
  • 11. dengan nyawa manusia, diambil taraf signifikansi 0.005 atau 0.001 bahkan mungkin 0.0001. Misalnya saja ditentukan taraf signifikansi 5% maka apabila kesimpulan yang diperoleh diterapkan pada populasi 100 orang, maka akan tepat untuk 95 orang dan 5 orang lainnya terjadi penyimpangan. Cara pengujian hipotesis didekati dengan penggunaan kurva normal. Penentuan harga untuk uji hipotesis dapat berasal dari Z-score ataupun T-score. Apabila harga Z-score atau T-score terletak di daerah penerimaan Ho, maka Ha yang dirumuskan tidak diterima dan sebaliknya