Dokumen ini berisi naskah drama tentang pentingnya penggunaan alat pelindung diri bagi perawat. Drama ini menceritakan tentang seorang perawat yang sombong dan tidak memakai alat pelindung saat menangani pasien, sehingga tertusuk jarum suntik yang terkontaminasi HIV pasien. Akhirnya perawat tersebut terinfeksi HIV dan menyesali kelalaiannya. Drama ini berpesan bahwa dalam menangani pasien, perawat harus memakai alat pel
1. Tugas : Keperawatan Komunitas
Dosen : Ns. Shanty, S. Kep
“ KELALAIAN PERAWAT“
O LEH:
KELOMPOK8
Wd. Yuyun Angraini
Nurdin Kowa
Iswanto Labidja
Dwi Hardianti Sartika D
Sectya Nendya S
Ld. Ifan Rufi
Ketut Sudiarta
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2012/2013
2. PENDAHULUAN
Topik : K3 dengan Judul “KELALAIAN PERAWAT”
Masalah : Kurangnya pemakaian alat pelindung diri
Sasaran : Perawat
Tujuan : Agar lebih mengetahui pentingnya penggunaan alat pelindung diri dan
dapat mengaplikasikan penggunannya dalam kehidupan sehari-hari
ketika berhadapan langsung dengan pasien baik itu pada pasien
penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
Waktu : ± 45 menit
Tempat kegiatan : RSU Bahteramas
Peran:
1. WD YUYUN ANGGRAINI sebagai PERAWAT UGD
2. NURDIN KOWA sebagai PERAWAT UGD
3. ISWANTO LABIDJA sebagai PETUGAS LAB
4. DWI HARDIANTI sebagai PETUGAS LAB
5. SECTYA NENDYA S sebagai DOKTER
6. LD. IFAN RUFI sebagai PASIEN
7. KETUT SUDIARTA sebagai KELUARGA PASIEN
3. NASKAH DRAMA
Rumah Sakit Bahteramas Kendari merupakan RS terbaru yang dibangun dengan
standar internasional. Alat – alat kesehatannyapun sangat canggih sehinnga banyak
masyarakat yang dating berobat ke RS tersebut.
Alkisah, suatu hari ada seorang pasien yang datang memeriksakan dirinya di RS
tersebut. Dengan keadaan lemah, wajah pucat, tubuh menggigil, berjalan dengan bantuan
keluarganya menghampiri perawat UGD. Pasien itu bernama Ifan yang diantar oleh
keluarganya yaitu Ketut. Ifan adalah seorang perantau dari sebuah desa terpencil. Ia merantau
sejak 6 tahun yang lalu dan memutuskan pulang kekampung halaman setelah merasa
tubuhnya tidak sesehat yang dulu. Semakin hari semakin menurun kondisi kesehatannya.
Hingga pada akhirnya ia datang berobat ke RS tersebut. Menurut hasil penuturan Ifan ia
sering berganti-gantian pasangan. Pasien tersebut ditangani oleh seorang perawat yang
selama ini dikenal pandai, memiliki skil yang baik, banyak dikenal masyarakat, dan selalu
mendapat pujian dari masyarakat maupun dari teman – taman sejawatnya. Perawat tersebut
merasa hebat dan bangga atas skil dan pujian yang dimilikinya sehingga membutanya
sombong.
Ketut : Permisi suster. Adik saya badannya panas. Tolong suster ( dengan wajah penuh
pengharapan agar adiknya secepatnya ditangani)
Yuyun : Silahkan pasiennya diletakkan di tempat tidur ( dengan gaya sok dan sombong)
berjalan menghampiri pasien tersebut sambil membawa infuse.
Nurdin : Mau kepasien mana susuter (denagan nada lemah lembut)?
Yuyun : Apakah kamu tidak liat ada pasien baru masuk ( dengan nada keras).
Nurdin : Saya tau. Tapi pasien tersebut belum dianamnesa dan seharusnya Anda memakai
masker dan handscond ( dengan nada lemah dan takut).
Yuyun : (Karena merasa diajari dan diremehkan oleh perawat baru tersebut lalu perawat
senior berkata dengan lantang) diam kamu. Kamu siapa? Tau tidak saya disni
perawat senior. Jadi, jangan sok-sok mengatur saya.
4. Nurdin : Maaf, bukan maksud saya untuk mengajari kakak. Saya hanyalah perawat baru
disini. Tapi saya hanya menyarankan bahwa alat pelindung diri itu sangat penting
untuk melindungi kita dari penyakit.
Yuyun : Ala……..banyak omong kamu ( sambil berjalan menghampiri pasien untuk diinfus).
Dengan gaya yang sok dan sombong, perawat tersebut menginfus pasien tersebut.
Namun tiba-tiba selang infuse yang akan digunakan tersebut terkait. Membuat ia
sulit untuk menariknya. Saking emosinya, ia menarik selang infuse dengan keras.
Tanpa sadar jarum suntik yang ia gunakan kepasien tersebut tertusuk mengenai
tangannya.
Yuyun : Akh……….(berteriak dalam keadaan panik membuat kaget perawat sejawatnya).
Nurdin : Biar kubantu ka.
Sectya : Cepat keruang K3 ( Seru dokter yang menangani pasien tersebut sambil memeriksa
pasien tersebut) ). Tolong lakukan pemeriksaan Lab darah lengkap ( sambil
berjalan menuju meja jaga untuk mengisi les pasien)
Wawan & Dwi : Permisi Pak (dengan menggunakan masker dan handscond)…….
Wawan : Saya akan mengambil sampel darah sesuai instruksi dokter.
Ifan :
Apakah ini tidak sakit (sambil menarik tangannya karena takut disuntik)?
Dwi :
Begini Bapak. Ini agak sedikit sakit namun tidak lama. Bagaimana Pak (sambil
tersenyum)?
Ifan :
Baiklah kalau begitu. Silahkan ( sambil menyodorkan tangannya).
Wawan : (dengan penuh hati-hati mengambil darah pasien tersebut). OK Pak. Sudah selesai
saya ambil darahnya.
Ifan :
Terima kasih……
Sehari kemudian hasil lab pasien tersebut sudah ada. Ternyata hasilnya pasien tersebut
dinyatakan positif HIV AIDS.
Wawan : Dok ini hasil lab pasien kemarin.
5. Sectya :
Ada apa dengan hasil labnya? Coba saya lihat!!! Iya benar pasien tersebut
berdasarkan
Dwi :
hasil lab positif menderita HIV AIDS.
Lalu bagaimana dengan perawat yang terkena jarum suntik bekas pasien kemarin?
Inyo : Oh iya. Sekarang kita menuju keruang K3 (sambil berdiri, jalan bersama perawat Dwi
dan Wawan). (Memegang bahu perawat Yuyun sambil berkata) anda harus sabar dan
berlapang dada. Ini adalah cobaan dari Allah SWT.
Yuyun : Apa maksud perkataan dokter?
Inyo :
(Dengan ekspresi wajah sedih). Pasien yang datang kemarin positif HIV AIDS.
Karena Anda tertusuk jarum suntik dari pasien tersebut maka Anda terinfeksi virus
HIV.
Yuyun : (Dengan wajah stress dan sedih). Jadi dok saya harus bagaimana? Apa yang harus
saya lakukan dok? Oh Tuhan saya tidak sanggup menghadapi kenyataan ini!!!
Kenapa harus saya ( sambil meronta dan panic)? Iapun merasa bersalah karena telah
mengabaikan saran dari temannya tadi.
Nurdin, Dwi, & Wawan : (menghampiri Yuyun).
Nurdin : Yang sabar ya!!! Kamu harus tabah. Semuanya sudah terjadi. Waktu tidak akan
terulang kembali. Jadi, tidak ada gunanya menyesaliperbuatan yang sudah terlanjur
dilakukan. Lebih baik mulai sekarang kamu harus jaga diri, jaga pola makan, rajin
konsultasi kedokter dan satu lagi kamu harus rajin minum obat secara teratur (
Dengan wajah meyakinkan)
Yuyun : (Dengan wajah penuh penyeselan dan sedih, Yuyun meminta maaf kepada temanteman sejawatnya dan dokter). Saya minta maaf pada kalian semuanya. Saya sangat
menyesal telah mengabaikan saran kalian. Sekali dari lubuk hati saya yang paling
dalan saya mengucapkan permintaan maaf saya yang sebesr-besarnya.
Nurdin, Sectia, Dwi, Wawan : iya, kami terima permintaan maafmu.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan cerita tersebut diatas, maka kami dapat menarik kesimpulan sebagai berikut.
Hikmah yang dapat kita petik berdasarkan ceita tersebut diatas adalah dalam
melakukan tindakan apapun terhadap pasien hendaknya perawat tidak hanya semata-mata
memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien, tetapi juga penting bagi perawat dalam hal
memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja khususnya dalam hal penggunaan alat
pelindung diri seperti masker, handscond, sepatu, dan lain sebagainya. :
INGAT :
“PREVENTION IS BETTER THAN CURE” (MENCEGAH LEBIH BAIK DARI PADA
MENGOBATI)”.