SKP GURU satuan kinerja pegawai tahun 2023 untuk PNS Aceh
Agribisnis
1. MANAJEMEN USAHATANI
A. TUJUAN MANAJEMEN
Tujuan seorang pengusaha pertanian pada umumnya dan petani sebagai pengelola dan manager
usahatani pada khususnya adalah:
a. Untuk memperolah kesempatan menyelenggarakan hidup yang baik atau sebaikmungkin dan
b. Untuk dapat membina masa depan yang terjamin bagi keturunannya.
Tujuan manajemen usahatani pada khususnya adalah menjalankan perusahaan sedemikian
rupa sehingga dari perusahaan itu diperoleh pendapatan yang semaksimal-maksimalnya secara
terus menerus dengan pemakain sumberdaya-sumberdaya dan dana yang terbatas secara efektif
dan efisien.
Untuk mencapai manajemen tersebut seorang manajer harus selalu mempunyai sifat: agresif,
adaftif, fleksibel, inovativ dan produktif.
1. Sifat Agresif
Dalam pengertian bahwa seorang manajer harus selalu mencari dan mendapatkan kesempatan-
kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang setinggi-tingginya baik di pasar maupun di
dalam pemasaran ataupun di bidang mencari jenis-jenis tanaman baru atau berusaha menekan
biaya pokok dari barang yang di hasilkan. Agresif berarti pula bahwa si pengusaha/ manajer
harus memegang inisiatif, prakarsa dalam segala hal tanpa menunggu ada perintah dari orang
lain.
2. Sifat Adaptif
Berarti bahwa dalam batas-batas tertentu si pengusaha (manajer) harus mempunyai kemampuan
untuk menyusuaikan diri dengan kondisi yang berubah-rubah, yang mungkin menimbulkan
kerugian ataupun keuntungan kepadanya, maka kesempatan tersebut harus di gunakan sebenar-
benarnya.
3. Sifat Fleksibel
Dalam pengertian bahwa si pengusaha dalam menghadapi tantangan-tantangan dari luar tidak
seharusnya menantang atau melawan sehingga bertumbukan dengan yang lain.
4. Sifat Inovatif
Berarti bahwa si pengusaha harus selalu bertujuan untuk memperbaharui usaha-usahanya, dala
arti mencari akal-akal bary, jenis-jenis usaha baru dengan tujuan yang sama, yaitu memperoleh
hasil yang setinggi – tingginya, biaya pokok produk serendah-rendahnya, serta pendapatan yang
setinggi-tingginya tanpa merugikan kepentingan pihak lain atau petani lain.
5. Sifat Produktif
Berarti bahwa setiap pengusaha/manajer usahatani harus mampu menciptakan kegiatan yang
menghasilkan produk yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi perusahaan maupun
bagi keluarga.
6. Sikap Proaktif
2. Artinya bahwa sikap yang tidak menunggu tetapi menjemput bola dengan penuh perhitungan
dengan risiko terendah.
Keenam sifat tersebut harus terdapat pada setiap pengusaha/manajer usahatani agar apa yang di
ingin di capainya dapat terlaksanan dalam tempo sesingkat-singkatnya.
B. UNSUR-UNSUR MANAJEMEN PERUSAHAAN PERTANIAN
Dalam pelaksanaannya manajemen usahatani berpegang pada lima unsur yaitu
1. Pengurusan
Pengurusan adalah menjalankan perusahaan menurut cara-cara yang sudah berlaku secara turun-
temurun dengan usaha untuk memperoleh tambahan pendapatan untuk melakaukan hal-hal yang
sudah biasa tersebut. Tujuan pengurusan adalah untuk menjamin bahwa perusahaan dapat
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Cirri dari perusahaan yang baik adalah
pertumbuhan kondisi perusahaan setiap tahun baru harus melebihi tahun yang sebelumnya.
2. Pelaksanaan
Tujuan pokok dari setiap perusahaan tidak lain adalah untuk mencapai sesuatu tujuan yang telat
ditetapkan dalam rencana. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila perusahaan tersebut dapat
berjalan secara terus menerus, dalam bahwa sekali berjalan tetap terus berjalan.
3. Kewaspadaan
Yang dimaksud dengan kewaspadaan adalah melindungi diri terhadap kemungkinan-
kemungkinan terjadinya risiko atau kerugian. Tindaka-tindakan si pengusaha/ petani harus
diperhitungkan menurut ukuran, ruang dan waktu sedemikian rupa sehingga di peroleh manfaat
yang sebesar-besarnya bagi perusahaan. Kewaspadaan dalam mengambil keputusan harus
didasarkan pada berbagai informasi yang lengkap, baik informasi dari dalam usahatani sendiri
maupun dari luar.
4. Resiko usaha
Tiap usaha selalu akan menghadapi risiko, besar kecilnya risiko yang dialami seorang pengusaha
atau petani tergantung pada keberanian untuk mengambil suatu keputusan. Dalam usahatani
resiko itu sulit untuk diduga karena faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usahatani
sebagian besar belum di kuasai secara sempurna oleh manusia, misalnya faktor iklim dan
perubahannya. Oleh karena itu, risiko dalam usahatani setiap saat akan mengancam petani, baik
peroroangan maupun kelompok.
5. Sarana penunjang
Yang di maksud dengan sarana penunjang adalah segala peralatan yang dapat menunjang
kelancaran kegiatan pelaksanaan usaha dalam mencapai tujuan-tujuan yang telah di tetapkan.
Sarana ini dapat berupa sarana fisik maupun nonfisik. Sarana fisik adalah peralatan kerja yang
sesuai dengan kegiatan yang di lakukan. Sedangkan sarana nonfisik misalnya ketenagan
kerjaan dan lingkungan kerja.
C. FUNGSI MANAJEMEN USAHATANI
3. Fungsi manajemen perusahaan pertanian secara umum ada lima macam yaitu:
1. Membuat perencanaan
Perencanaan dalam arti luas adalah suatu proses mempersiapkan secara sisitematis kegiatan-
kegian yang akan di lakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam jangka waktu tertentu.
Dalam setiap perencanaan harus mencakup hal-hal berikut:
a) Pekerjaan-pekerjaan apa yang diperlukan dan berapa jumlah tenaga yang di butuhkan untuk
setiap pekerjaan tersebut.
b) Kapan berbagai sumber akan digunakan dan berapa jumlahnya dalam setiap pemakainnya
c) Kesulitan-kesulitan apa yang mungkin dialami dalam setiap kegiatan.
d) Jenis-jenis barang apa yang akan dihasilkan dan berapa jumlah setiap jenis barang tersebut,
e) Bagaimana pola penerimaan yang di kehendaki dari kegiatan tersebut
f) Bagaimana pola pemasaran yang akan dilakukan terhadap barang yang diproduksi tersebut.
g) Berapa kira-kira biaya produksi tiap unit barang yang dihasilkan.
h) Berapa kira-kira keuntungan yang mungkin diperolehnya, dari setiap jenis barang tersebut.
Dalam rencana usahatani, hal-hal tersebut akan dipengaruhui oleh jenis komoditi yang
diusahakan dan pola tanam yang dilaksanakan untuk setiap lahan yang dikuasai petani.
2. Menyusun organisasi perusahaan
Menyusun organisasi perusahaan adalah menyusun personalia yang akan mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang telah ditetapkan dalam rencana, sesuai dengan bidang keahliannya.
Secara umum. bagian dari organisai perusahaan dapat di bedakan menjadi dua bagian (1) bagian
pengadaan (2) bagian penjualan.
Organisasi bagian pengadaan atau penyediaan berfungsi atau bertugas menyediakan segala
sesuatu yang diperlukan dalam usaha produksi,khususnya barang-barang, bahan dan alat-alat.
Bagian penjualan mempunyai tugas untuk mencari informasi harga, mencari pembeli/konsumen,
dan melakukan penjualan barang-barang yang dihasilkan.
3. Melaksanakan usaha
Melaksanakan usaha tidak lain adalah pekerjaan produksi yang sebenarnya yaitu menjalankan,
menggerakkan organisasi yang telah disusun, kemudian organisasinya sesuai dengan kegiatan
yang telah direncanakan, maka pekerjaan pelaksanaan tidak boleh bertemu dengan
permasalahan.
4. Mengawasi jalannya perusahaan
Mengawasi jalannya perusahaan tidak lain dari mengamati dengan cermat, agar segala sesuatu
dalam perusahaan berjalan sesuai dengan rencana. Dalam kegiatan usahatani fungsi pengawasan
ini sulit untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena organisasi usahatani tersebut tidak
merupakan organisasi yang berdiri sendiri terpisah dari organisasi rumahtangga, sehingga bila
terjadi penympangan terhadap rencana yang telah dibuat sulit untuk diawasi.
4. Hal-hal yang diawasi oleh setiap pengusaha diantaranya adalah : Ukuran produk yang dihasilkan,
baik yang menyangkut ukuran berat, ukuran panjang atau kualitasnya. Pengawasan hal-hal
tersebut tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan terhadap perusahaan yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya tugas mengawasi tersebut adalah untuk
menghindarkan kemungkinan-kemungkinan kerugian perusahaan , baik kerugian bersifat
ekonomis maupun kerugian non ekonomis.
5. Evaluasi (membuat penilaian terhadap hasil-hasil usaha)
Tugas membuat penilaian terhadap hasil usaha dapat berjalan bersama-sama dengan tugas
mengawasi jalannya perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan (usahatani) dapat dilihat dari segi teknis, ekonomis dan sosial.
a) Dari segi teknis penggunaan faktor produksi harus makin efektif dan efisien, hal ini dapat
ditunjukkan oleh meningkatnya produktivitas per satuan pemakain faktor produksi yang terus
meningkat, atau dari hasil per satuan luas tertentu misalnya hasil per hektar.
b) Dari segi ekonomi bahwa usahatani tersebut harus bertambah kegiatan atau cabang usahanya,
meskipun modal untuk memperluas usaha itu berasal dari pinjaman atau kredit.
c) Dari segi sosial yang dapat menunjang pada kemajuan perusahaan adalah adanya kepercayaan
dari para konsumen atau pemberi kredit misalnya bank dll, sebab dengan adanya kepercayaan
yang baik tersebut akan memudahkan memperoleh fasilitas-fasilitas ekonomi yang di perlukan
dalam menunjang usaha-usaha pada masa-masa berikutnya.
Untuk memudahkan evaluasi (penilaian hasil-hasil usaha tani ) sangat penting bagi
pengusaha/petani adalah adanya pembukuan (pencatatan) yang lengkap dan teliti setiap kegiatan
produksi dilakukan pada setiap periode tertentu, baik yang menyangkut aspek teknis, ekonomi,
maupun sosial serta permasalahan-permasalahan yang timbul selama kegiatan usaha tersebut
berlangsung.
6. Jenis pengelolaan usahatani
Ditinjau dari segi manajemennya usahatani di Indonesia dapat dibedakan menjadi:
1) Usahatani individual (indifidual farm)
2) Usahatani kooperativ (cooperative farm)
3) Usahatani kolektif (collective farm)
4) Usahatani perkebunan (estate management)
Faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan usahatani adalah:
a) Ukuran luas lahan usahatani
b) Volume usaha yang dijalankan
c) Ketersediaan dan tingkat penggunaan sumber-sumber
d) Ketersediaan fasilitas, serta tujuan yang akan dicapai.