SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Abdul Ghofur,
Pegiat Gerakan Antipemiskinan Rakyat Indonesia
(i)   meningkatkan daya beli RTM yang rentan terhadap
      perubahan ekonomi serta meningkatkan ketahanan
      pangan;
(ii) menjadi komplemen penting dalam mendukung program
      perbaikan gizi, pendidikan dan kesehatan, serta
      mendukung program pemberdayaan masyarakat miskin;
(iii) mendukung program jaminan HPP melalui pengadaan
      gabah/beras DN, sehingga dapat terwujud pertumbuhan
      produksi beras dan melestarikan swasembada.
(iv) Raskin merupakan salah satu Program Penanggulangan
      Kemiskinan , termasuk dalam Kluster I Bantuan dan
      Perlindungan Sosial bagi Kelompok Sasaran
 Diawali dengan adanya program Operasi Pasar
  Khusus (OPK) Beras pada pertengahan tahun 1998
  terkait dengan munculnya krisis moneter dan
  ekonomi tahun 1997 dan 1998 yang mengakibatkan
  penurunan produksi pangan secara nyata.
 Masyarakat miskin 40% pengeluaran rumah tangga
  untukmembeli beras
 Dengan beras 15-20 kg/KK, penerima manfaat bisa
  mencukupi 40-60% kebutuhan pangan keluarganya
 Harga beras Rp1.000,- sampai Rp1.600/kg
  terjangkau oleh keluarga miskin.
Tahun
  Asumsi dan
  Parameter        2005    2006    2007       2008       2009       2010      2011        2012

Kuantum (ton) 1.991.133 1.624.089 1.731.805 3.342.500 3.330.000   3.147.118 3.147.841   3.147.841

> RTS (juta KK)    11,1    12,7     16,7      19 ,1       18,5      17,5      17,5        17,5

> Durasi (bulan)    12      10       11        12         12         12        12          12
   >Alokasi
 (kg/RTS/bln)       15      13       9         15         15         15        15          15

 HPB (Rp/kg)       3.494   4.275   4.620     5.083       5.500     5.850      6.450      6.558
  Harga jual
   (Rp/kg)         1.000   1.000   1.000     1.600       1.600     2.150      1.600      1.600

 Selisih Harga     2.494   3.275   3.620     3.483       3.900     3.700      4.850      4.958
 Total Selisih
   (miliar)        4.966   5.319   6.269     11.642      12.987    11.644    15.267      15.607
MANFAAT PROGRAM PENGADAAN DAN RASKIN TERHADAP
                PENGURANGAN KEMISKINAN

           PENGADAAN                                              RASKIN


1.   Jaminan harga thd produk petani            1.    Ketahanan pangan RTM semakin kuat
2.   Terjadinya monetisasi ke pedesaan          2.    Stabilisasi harga antar musim & tempat
     yg mendorong pertumbuhan
     ekonomi pedesaan
                                                 1.   Transfer pendapatan
                                                 2.   Transfer gizi makro (kenaikan
                                                      produktivitas)
1.   Perbaikan kesejahteraan petani ,            3.   Sebagai komplemen dlm program
     terutama petani gurem.                           pemberdayaan RTM
2.   Penurunan kemiskinan di pedesaan            4.   Berdampak thd stabilisasi ekonomi



                                DAMPAK GANDA DARI SISTEM INI
                              TERHADAP PENURUNAN KEMISKINAN
   OPK/Raskin merupakan topik yang paling banyak dibahas dalam
    konteks bantuan pangan, karena posisi bantuan tersebut yang
    kontroversial dan jangka waktu pemberian bantuan yang cukup
    lama dengen efektifitas yang rendah.
   Beras bantuan ada yang dijual kembali ke pedagang beras, tidak
    sampai pada sasaran.
   Masyarakat juga merasa bahwa beras tidak diberikan kepada
    mereka yang sepantasnya, yakni mereka yang sudah terdaftar
    sebagai golonga pra sejahtera.
   Seringkali masyarakat tidak dibagikan beras dengan alasan tidak
    mampu membayar (walaupun hanya Rp1.000-1.600/kg), dan
    karenanya dijual kembali ke pedagang beras.
   Pembagian beras lebih banyak diprioritaskan untuk keluarga atau
    kerabat Kepala Desa/kelurahan.
   Jumlah RTS 18,497
    juta => 60,4 juta
   Sangat miskin 2,99
    juta, => 15,9 juta
   Miskin, 6,83 juta, =>
    25,2 juta
   Hampir miskin, 7,66
    juta => 19,2 juta
   RTS Tambahan, 1,01
    juta
   Sensus pertanian tahun 1993 dan tahun 2003
    memperlihatkan:
    peningkatan jumlah petani gurem (pengguna
    lahan < 0,5 ha.) dari 10,8 juta menjadi 13,7 juta
    Rumah Tangga Petani (RTP).
   Dalam sepuluh tahun terakhir, 1993-
    2003, jumlah petani gurem dengan pemilikan
    lahan kurang dari 0.5 hektar meningkat cukup
    besar dari 10,8 juta menjadi 13,7 juta rumah
    tangga.
   Sedangkan pada kurun waktu 1983-2003 luasan
    kepemilikan rata-rata turun dari 0.27 hektar
    menjadi 0.09 hektar.
 Bantuan pangan dalam hanya bertujuan untuk mengurangi
  kerentanan. Dalam kondisi emergency, bantuan pangan memang
  dibutuhkan untuk mengurangi resiko kematian yang timbul akibat
  runtuhnya sistem-sistem penunjang hidup.
 Tetapi dalam kondisi krisis berkelanjutan akibat ancaman-
  ancaman kronis, bantuan pangan tidak mencukupi. Bahkan di
  suatu sisi, bantuan pangan bisa menurunkan kapasitas dalam
  jangka panjang dan menciptakan ketergantungan.
 Di sisi lain, bantuan pangan juga memiliki karakteristik dagang
  dan politik. Susan George secara lebih radikal menyebut bantuan
  pangan sebagai ‘sumber keuntungan’, ‘alat kontrol ekonomi dan
  politik’, ‘cara efektif untuk menjaga dominasi atas dunia, terutama
  atas mereka yang tertindas’. (George, Susan., “How the Other Half Dies: The Real
    Reason for World Hunger”, Penguin Books, 1991)
   OPK/Raskin menurunkan harga beras lokal, padahal biaya produksi
    meningkat. Berbagai peningkatan biaya hidup, termasuk kesehatan dan
    pendidikan menurut masyarakat harusnya diikuti dengan peningkatan
    harga jual gabah, bukan dengan memberikan beras.
 Ketahanan pangan selama ini direduksi sebagai
  ketersediaan pangan di pasar,
 Akibatnya mengesampingkan proses dan kedaulatan
 Selain itu, negara selama ini menerjemahkan pangan
  sama dengan beras. Jadi secara sepihak bisa disimpulkan
  bahwa rawan pangan sama dengan rawan beras.
    “...Kita tidak bisa menutup perdagangan beras seratus persen.
    Kita akan butuh ongkos yang mahal dan tidak reasonable dalam
    kondisi saat ini yang penuh dengan tekanan dari internasional
    maupun dalam negeri. Kita perlu menciptakan kondisi yang dekat
    dengan self sufficiency, dimana impor beras tidaklah tabu, tetapi
    tetap dalam batas-batas yang dapat dipertanggungjawabkan
    jumlah dan waktunya. Kita perlu meminimalkan biaya sosial dan
    politik kalau harga beras terlalu tinggi... (Mustafa Abu Bakar, Dirut
    Perum Bulog, 2008)
 Kenyataannya, Raskin tidak mampu mendorong perbaikan lebih
  dari 100 kabupaten/kota rawan pangan...cenderung menjadi
  instrumen reproduksi kemiskinan dan kelaparan di masa
  mendatang....
 Amartya Sen menyebut kondisi seperti di atas sebagai
  entitlements failure. Menurut Sen, kelaparan bukan kondisi dimana
  tidak ada makanan, tetapi adalah kondisi dimana sekelompok
  orang tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan. Ketiadaan
  makanan bisa menjadi penyebab orang tidak memiliki cukup
  makanan, tetapi bukan satu-satunya penyebab karena masih
  banyak kemungkinan penyebab lainnya.
 Karenanya, mengukur katahanan pangan yang berdaulat
  dilakukan dengan perpekstif hak, availability
  (ketersediaan), accesibility (keterjangkauan), acceptability
  (keberterimaan), adaptability (daya adaptasi).

More Related Content

Similar to Raskin dan Ketahanan Pangan

Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianLutfiyah Siti
 
1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...
1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...
1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...ssuser7c5fea2
 
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalKebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalHerry Mulyadie
 
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiKajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiMoh Hasan Rizal
 
Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemitraan di ...
Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemitraan di ...Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemitraan di ...
Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemitraan di ...Raja Matridi Aeksalo
 
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaTogar Simatupang
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Buku ii-bab-x rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-x rpjmn tahun 2010-2014Buku ii-bab-x rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-x rpjmn tahun 2010-2014PA Rianto
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatPekerja Sosial Masyarakat
 
kompleksitas penguatan ketahanan pangan
kompleksitas penguatan ketahanan pangankompleksitas penguatan ketahanan pangan
kompleksitas penguatan ketahanan panganRustan Amarullah
 
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaEdit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaPanji Kharisma Jaya
 

Similar to Raskin dan Ketahanan Pangan (20)

67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian
 
67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian67594733 pembangunan-pertanian
67594733 pembangunan-pertanian
 
7.bahan kp dan nak (unsri, 24 juli 2018)
7.bahan kp dan nak (unsri, 24 juli 2018)7.bahan kp dan nak (unsri, 24 juli 2018)
7.bahan kp dan nak (unsri, 24 juli 2018)
 
Peranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanianPeranan sektor pertanian
Peranan sektor pertanian
 
Bab ii-1
Bab ii-1Bab ii-1
Bab ii-1
 
Contoh rantai pasok
Contoh rantai pasokContoh rantai pasok
Contoh rantai pasok
 
1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...
1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...
1. KEBIJAKAN UMUM PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN DANA DESA 2022 - KETAHANAN PANGA...
 
Api boyolali (yuti)
Api boyolali (yuti)Api boyolali (yuti)
Api boyolali (yuti)
 
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasionalKebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
Kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional
 
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang PadiKajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
Kajian Kebijakan pemerintah tentang Padi
 
Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemitraan di ...
Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemitraan di ...Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemitraan di ...
Collaborative Governance dalam Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Kemitraan di ...
 
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
Makalah_56 Kel 4 pengaruh perubahan iklim terhadap pembangunan pertanian dan ...
 
Strategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesiaStrategi kemandirian pangan indonesia
Strategi kemandirian pangan indonesia
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
 
Buku ii-bab-x rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-x rpjmn tahun 2010-2014Buku ii-bab-x rpjmn tahun 2010-2014
Buku ii-bab-x rpjmn tahun 2010-2014
 
Bappenas
Bappenas Bappenas
Bappenas
 
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakatStrategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
Strategi dan kebijakan pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat
 
kompleksitas penguatan ketahanan pangan
kompleksitas penguatan ketahanan pangankompleksitas penguatan ketahanan pangan
kompleksitas penguatan ketahanan pangan
 
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agrariaEdit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
Edit 5 25102017 optimalisasi pemanfaatan lahan reforma agraria
 

Raskin dan Ketahanan Pangan

  • 1. Abdul Ghofur, Pegiat Gerakan Antipemiskinan Rakyat Indonesia
  • 2. (i) meningkatkan daya beli RTM yang rentan terhadap perubahan ekonomi serta meningkatkan ketahanan pangan; (ii) menjadi komplemen penting dalam mendukung program perbaikan gizi, pendidikan dan kesehatan, serta mendukung program pemberdayaan masyarakat miskin; (iii) mendukung program jaminan HPP melalui pengadaan gabah/beras DN, sehingga dapat terwujud pertumbuhan produksi beras dan melestarikan swasembada. (iv) Raskin merupakan salah satu Program Penanggulangan Kemiskinan , termasuk dalam Kluster I Bantuan dan Perlindungan Sosial bagi Kelompok Sasaran
  • 3.  Diawali dengan adanya program Operasi Pasar Khusus (OPK) Beras pada pertengahan tahun 1998 terkait dengan munculnya krisis moneter dan ekonomi tahun 1997 dan 1998 yang mengakibatkan penurunan produksi pangan secara nyata.  Masyarakat miskin 40% pengeluaran rumah tangga untukmembeli beras  Dengan beras 15-20 kg/KK, penerima manfaat bisa mencukupi 40-60% kebutuhan pangan keluarganya  Harga beras Rp1.000,- sampai Rp1.600/kg terjangkau oleh keluarga miskin.
  • 4. Tahun Asumsi dan Parameter 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Kuantum (ton) 1.991.133 1.624.089 1.731.805 3.342.500 3.330.000 3.147.118 3.147.841 3.147.841 > RTS (juta KK) 11,1 12,7 16,7 19 ,1 18,5 17,5 17,5 17,5 > Durasi (bulan) 12 10 11 12 12 12 12 12 >Alokasi (kg/RTS/bln) 15 13 9 15 15 15 15 15 HPB (Rp/kg) 3.494 4.275 4.620 5.083 5.500 5.850 6.450 6.558 Harga jual (Rp/kg) 1.000 1.000 1.000 1.600 1.600 2.150 1.600 1.600 Selisih Harga 2.494 3.275 3.620 3.483 3.900 3.700 4.850 4.958 Total Selisih (miliar) 4.966 5.319 6.269 11.642 12.987 11.644 15.267 15.607
  • 5. MANFAAT PROGRAM PENGADAAN DAN RASKIN TERHADAP PENGURANGAN KEMISKINAN PENGADAAN RASKIN 1. Jaminan harga thd produk petani 1. Ketahanan pangan RTM semakin kuat 2. Terjadinya monetisasi ke pedesaan 2. Stabilisasi harga antar musim & tempat yg mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan 1. Transfer pendapatan 2. Transfer gizi makro (kenaikan produktivitas) 1. Perbaikan kesejahteraan petani , 3. Sebagai komplemen dlm program terutama petani gurem. pemberdayaan RTM 2. Penurunan kemiskinan di pedesaan 4. Berdampak thd stabilisasi ekonomi DAMPAK GANDA DARI SISTEM INI TERHADAP PENURUNAN KEMISKINAN
  • 6. OPK/Raskin merupakan topik yang paling banyak dibahas dalam konteks bantuan pangan, karena posisi bantuan tersebut yang kontroversial dan jangka waktu pemberian bantuan yang cukup lama dengen efektifitas yang rendah.  Beras bantuan ada yang dijual kembali ke pedagang beras, tidak sampai pada sasaran.  Masyarakat juga merasa bahwa beras tidak diberikan kepada mereka yang sepantasnya, yakni mereka yang sudah terdaftar sebagai golonga pra sejahtera.  Seringkali masyarakat tidak dibagikan beras dengan alasan tidak mampu membayar (walaupun hanya Rp1.000-1.600/kg), dan karenanya dijual kembali ke pedagang beras.  Pembagian beras lebih banyak diprioritaskan untuk keluarga atau kerabat Kepala Desa/kelurahan.
  • 7. Jumlah RTS 18,497 juta => 60,4 juta  Sangat miskin 2,99 juta, => 15,9 juta  Miskin, 6,83 juta, => 25,2 juta  Hampir miskin, 7,66 juta => 19,2 juta  RTS Tambahan, 1,01 juta
  • 8. Sensus pertanian tahun 1993 dan tahun 2003 memperlihatkan:  peningkatan jumlah petani gurem (pengguna lahan < 0,5 ha.) dari 10,8 juta menjadi 13,7 juta Rumah Tangga Petani (RTP).  Dalam sepuluh tahun terakhir, 1993- 2003, jumlah petani gurem dengan pemilikan lahan kurang dari 0.5 hektar meningkat cukup besar dari 10,8 juta menjadi 13,7 juta rumah tangga.  Sedangkan pada kurun waktu 1983-2003 luasan kepemilikan rata-rata turun dari 0.27 hektar menjadi 0.09 hektar.
  • 9.  Bantuan pangan dalam hanya bertujuan untuk mengurangi kerentanan. Dalam kondisi emergency, bantuan pangan memang dibutuhkan untuk mengurangi resiko kematian yang timbul akibat runtuhnya sistem-sistem penunjang hidup.  Tetapi dalam kondisi krisis berkelanjutan akibat ancaman- ancaman kronis, bantuan pangan tidak mencukupi. Bahkan di suatu sisi, bantuan pangan bisa menurunkan kapasitas dalam jangka panjang dan menciptakan ketergantungan.  Di sisi lain, bantuan pangan juga memiliki karakteristik dagang dan politik. Susan George secara lebih radikal menyebut bantuan pangan sebagai ‘sumber keuntungan’, ‘alat kontrol ekonomi dan politik’, ‘cara efektif untuk menjaga dominasi atas dunia, terutama atas mereka yang tertindas’. (George, Susan., “How the Other Half Dies: The Real Reason for World Hunger”, Penguin Books, 1991)  OPK/Raskin menurunkan harga beras lokal, padahal biaya produksi meningkat. Berbagai peningkatan biaya hidup, termasuk kesehatan dan pendidikan menurut masyarakat harusnya diikuti dengan peningkatan harga jual gabah, bukan dengan memberikan beras.
  • 10.  Ketahanan pangan selama ini direduksi sebagai ketersediaan pangan di pasar,  Akibatnya mengesampingkan proses dan kedaulatan  Selain itu, negara selama ini menerjemahkan pangan sama dengan beras. Jadi secara sepihak bisa disimpulkan bahwa rawan pangan sama dengan rawan beras. “...Kita tidak bisa menutup perdagangan beras seratus persen. Kita akan butuh ongkos yang mahal dan tidak reasonable dalam kondisi saat ini yang penuh dengan tekanan dari internasional maupun dalam negeri. Kita perlu menciptakan kondisi yang dekat dengan self sufficiency, dimana impor beras tidaklah tabu, tetapi tetap dalam batas-batas yang dapat dipertanggungjawabkan jumlah dan waktunya. Kita perlu meminimalkan biaya sosial dan politik kalau harga beras terlalu tinggi... (Mustafa Abu Bakar, Dirut Perum Bulog, 2008)
  • 11.  Kenyataannya, Raskin tidak mampu mendorong perbaikan lebih dari 100 kabupaten/kota rawan pangan...cenderung menjadi instrumen reproduksi kemiskinan dan kelaparan di masa mendatang....  Amartya Sen menyebut kondisi seperti di atas sebagai entitlements failure. Menurut Sen, kelaparan bukan kondisi dimana tidak ada makanan, tetapi adalah kondisi dimana sekelompok orang tidak memiliki cukup makanan untuk dimakan. Ketiadaan makanan bisa menjadi penyebab orang tidak memiliki cukup makanan, tetapi bukan satu-satunya penyebab karena masih banyak kemungkinan penyebab lainnya.  Karenanya, mengukur katahanan pangan yang berdaulat dilakukan dengan perpekstif hak, availability (ketersediaan), accesibility (keterjangkauan), acceptability (keberterimaan), adaptability (daya adaptasi).