SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB I 
PEDAHULUAN 
1.1 LATAR BELAKANG 
Kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional tumbu dan berkembang 
sejalan dengan petumbuhan dan perkembangan masyarakat pendukung nya oleh karena 
itu ,sebagian dari masyaakat nasional kebudayaan daera perlu di jaga di lestarikan agar 
kebudayaan tersebut tidak mengalami kepunahan sehinggga kebudayaan daera dapat 
sejalan dengan perkembangan zaman . Eksitensi satra sebagai bagian dari kebudayaan itu 
merajuk pada kemampuan nya dalam merangkum misii humanis yang mengarah pada 
memanusiakan manusia. metode dalam pendekatannya yang spesifik dengan 
mengutamakan unsur etika dan etika berbahasa ,mamp menarik minat dari berbagai 
kalangan untuk mengarunginya ,selain itu berkaitan tersebut di sebabkan oleh kodrat 
manusia yang selalu mencintai keindahan dalam berbahasa . 
dalam hal ini para ahli menyimpulkan bahwa manusia homofabulan ( makhluk bersastra ) 
Melalui media berbahasa sastra dapat leluasa membentangkan segala sendi dan peri 
kehidupan maisi nusia secara luas dan dalam . tuangan pengalaman dalam satra itu berisi 
citra kemanusian cinta kasi dan ajaran lainnya yang sangat beguna bagi manusia dalam 
kehidupannya . bahkan para misi tertentu sastra berguna sangat berguna bagi kehidupan 
manusia dan juga dapat mengembang fungsi sebagai kehidupan manusia dan juga sebagai 
kehidupan yang sifatnya intelektual, 
pendidikan rohani serta hal-hal sifatnya personal maupun sosial. 
Masyrakat muna misalnya ,mempunyai sistim adat istiadat tertentuyang di junjung tinggi 
masyarakatnya.sistim adat istiadat tersebut mengandung muatan sastra yang sangat tinggi 
dengan mana dan nilai –nilai etika yang cukup berharga bagi masyarakat muna, setiap 
anggota masyarakat wajib berbuat dan bertindak menurut aturan adat istiadat yang ada. 
1.2 MASALAH 
Berdasarkan uraian latar belakangdiatas maka yang menjadi permasalahan dalam 
penelitian ini apa makna kaago-ago dalam bahasa muna(analisis makna kaago-ago dalam 
bahasa muna di desa lapokainse kec. Kusambi kab. Muna ?
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 
1.2.1 TUJUAN 
Penelitian ini b ertujuan untuk mendikripsikan makna kaago-ago dalam bahasa muna 
(analisis makna kaago-ago dalam bahasa muna )di desa lapokainse kec. kusambi kab 
muna. 
1.2.2 MANFAAT PENELITIAN 
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 
1.bahan pembinaan dan pengembangan adat istiadat daerah sekaligus menjadi penopang 
bagi pembinaaan dan pengembangan bahasa nasional bahasa indonesia terut ama 
mengenai kebudayaan nasional 
2.bahan banding bagi penelitian yang sejenis baik dalam objek yang sama atau pun dengan 
objek yang berbeda utamanya yang berhubungan dengan makna kaago-ago dalam bahasa 
muna ( analisis kaago-ago dalam bahasa muna). 
3.bahan ajar bagi pembelajaran muatan lokal di sekolah khusus nya pembelajaran bahasa 
dan sastra daera muna sulawesi tenggara. 
1.4 RUANG LINGKUP 
Mengingat masyarakat muna yang mendiami wilaya kabupaten muna terhadap ragam 
diagog maka yang menjadi ruang lingkup penelitian ini di batasi pada makna makna 
ungkapan yang di gunakan dalam proses upacara kaago-ago.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 PENGERTIAN KESUSASTRAAN 
Kata’ kesusastraan ’’berasal dari kata susastra yang memperoleh konfiks ’ke-an .dalam hal 
ini konfiks ke-an mengandung makna tentang atau hal kata susatra terdiri atas kata dasar 
sastra tulisan yang mendapa awalan kehormatan ’su’yang berarti baik atau indah .dengan 
demikian secara etimologi kata kesusatraan berarti pembicaraan tentang berbagai tulisan 
yang inda bentuknya dan mulia isinya (Nursisto,2000:01) Menurut efendi dalam badudu 
(1975:5)kesusastraan yaituciptaan manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan yang dapat 
menimbulkan rasa bagus .karya seni merupakan ciptaan manusia dengan bahasa sebagai 
edianya ,merupakan perpaduan yang harmonis yaitu antara isi (menarik dan baik )dengan 
bahasa (indah ,bagus,susunan dan bagaimana cara mengungkapkanya ). 
Kesusastraan adalah isi dan bentuknya sangat serius berupa ungkapan pengalaman jiwa 
manusia yang di timbah dari kehidupan kemudian di reka dan di susun dengan bahasa yang 
indah sebagai sarana sehinggamencapai syarat estetis yang tinggi(zaidan,2000:196) 
2.2 Tradisi Lisan 
Dalam kerangka besar corpus terdapat filsafat sejara,nilai –niai moral etika hukum adat 
istaiadat,struktur dan organisasi sosial ,sastra dan estetika.selain itu teks lisan juga menuat 
ilmu pengetahuan dengan metodenya masyarakat etik mandar mengetahui cara 
pemanfaatan sumerdaya yang berkesinambungan .mereka mengetahui manfaat dan 
makna tumbu-tumbuhan .tradisi lisan menjelaskan secara pasti pola pola ke pemilikan dan 
pngusaan.atas laut dan sumber daya alam Tradisi lisan dengan demikian mengubungkan 
generasi yang satu ke generasi yang lainnya 
2.3.pengertian foklor 
Foklor merupakan hazana sastra lama .sastra lama ini berkembangsetelah wiliom john 
thoms ,seorang ahli kebudayaan antik dari inggris mengemukakan artikel dalam majalah 
atheaneum no. 982 tanggal 22 agustus 1846. Secara etimologi foklor artinya kolektif ,ciri-ciri 
pengenalan fisik atau kebudayaan yang sama dalam masyarakat sedangkan lore 
merupakan tradisi dari folk . menurut pendapat Alan dalam Danan jaja (1997:1)foklor adalah 
sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pegenalan fisik ,sosial dan kebudayaan sehingga 
dapat di bedakan dari kelompok –kelompok lainnya .
Arti foklor secara keseluruhan pendapat Danadjaja (1997:2) sebagian kebudayaansuatu 
kolektif dan tersebar dan di wariskan turun temurun ,di antara kolektif macam apa saja 
secara tradisional dalam fersi yang berbeda ,baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang 
di sertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu mengingat (mnemonic device). 
Menurut pendapat soeryawan (1984:21)foklor adalah bentuk kesenian yang lahir dan 
menyebar di kalangan rakyat banyak .ciri dari seni budaya ini yang merupakan ungkapan 
pengalaman dan penghayatan rakyat banyak .ciri dari seni budaya ini yang merupakan 
ungkapan pengalaman dan penghayatan manusia yang khas ialah dalam bentuknya yang 
estetis –artistis ,karena dalam pelaksanaan hubungan yang omunikatif ,seni 
mengungkapkannya melalui bentuk- bentuk etetis yang di pilih .Pendpat suryana (1978:1) 
folor merupakan bagian dari persendian cerita yang telah lama hidup dalam tradisi suatu 
msyarakat. Sedangkan menurut pendapat Isakar Dalan H.U.pikiran rakyat (22 januari 
1996)foklor adalah kajian kebudayaan rakyaat jelata baik unsur materi maupun unsur non 
materi . kajian tersebut kepada masalah kepecayaan rakyat bahasa rakyat 
(dialog)kesusatraan rakyat nyanyian dan musik rakyat , tarian dan drama rakyat , 
kesenian rakyat,serta pakayan rakyat 
2.4 ciri –ciri foklor 
Kedudukan foklor dalam kebudayaan lainnya tentu saja berbeda . ciri-ciri yaitu sebagai 
berikut 
A. penyebaran dan pewarisan biasanya di lakukan secara lisan ,yakni di sebarkan 
melalui ebarkan melalui tutur kata dari mulut kemulut . 
B. foklor bersifat tradisional yakni di sebarkandalam bentuk relatif tepat dalam bentuk 
standar 
C. veklor ada ( exis)dalam dalam versi-versi bahkan verion –varion yang berbeda .hal 
ini di akibatkan oleh cara penyebarannya dari mulut kemulut (lisan ) biasanya 
olehcara penyebaran nya dari mulut kemulut (lisan )biasanya bukan melalui 
cetakan atau rekaman sehingga oleh proses lupa diri manusia atau proses 
intarpolasi (interpolatio) 
D. Foklor bersifat anonim , yaitu nama ciptaan nya sudah tidak di ketahui orang lagi . 
E. Foklor biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola dan selalu menggunakan 
kata-kata klise 
F. Foklor mempunyai kegunaan sebagai alat pendidik , pelipur lara,protes sosial sosial , 
dan proyeksi keinginan terpendam 
G. Foklor bersifat pralogis yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan 
logika umum .ciri pengenalan ini teruma berlaku bagi foklor lisan dan sebagian lisan
H. Foklor menjadi milik bersama (colloctive) dari kolektif tertentu . hal ini sudah tentu di 
akibatkan karena pencipta yang pertama sudah tidak di ketahui lagi sehingga setiap 
anggota kolektif yang bersangkutan sangutan merasa memilikinya 
I. Foklor pada umumnya brsifat polos dan lugu , sehingga sering kali kelihatanya kasar 
,terlalu spontan .hal ini dapat di mengerti apa bila mengingat bahwa banyak fklor 
merupakan proyeeksi emosi manusia yang paling jujur prestasinya . 
Folklor merupakan pengindonesiaan kata “Folklore” yang mulanya dari bahasa 
Inggris yang majemuk yaitu “folk” dan “lore”. Pengertian Folk adalah sekelompok 
orang (entitas) yang memiliki ciri-ciri tertentu sebagai pengenal fisik, sosial, dan 
kebudayaan. Dengan pengenal fisik tersebut, maka kelompok itu dapat dibedakan 
dari kelompok-kelompok sosial lainnya. Ciri-ciri pengenal fisik, sosial dan 
kebudayaan itu antara lain, berupa warna kulit, bentuk rambut, bahasa, mata 
pencaharian, taraf pendidikan, dan agama yang sama. Namun, ciri pengenal yang 
lebih penting lagi adalah bahwa mereka telah memiliki suatu tradisi, yaitu 
kebudayaan yang telah mereka warisi secara turun-temurun, sedikitnya dua 
generasi, yang telah mereka akui sebagai milik bersama. Dengan adanya ciri 
pengenal itu, mereka memiliki kesadaran akan identitas kelompok mereka sendiri. 
Kata “lore” lebih merupakan tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang 
diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat 
atau alat pembantu pengingat (mnemonic device). Dengan demikian, pengertian 
folklor adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara 
tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak 
isyarat atau alat pembantu pengingat. 
Dengan begitu, folklore itu sendiri mempunyai ciri-ciri tertentu pula yaitu : 
(http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengertian-ciri-ciri-jenis-jenis-dan.html) 
1. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui 
tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 
2. Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk 
standar. 
3. Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya 
secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk 
dasarnya tetap bertahan. 
4. Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya. 
5. Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya misalnya. Menurut 
sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya 
dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).
6. Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna 
sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan 
terpendam. 
7. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika 
umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan. 
8. Menjadi milik bersama (colective) dari masyarakat tertentu. 
9. Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar 
atau malah terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi 
(cerminan) emosi manusia yang jujur. 
Folklore berfungsi sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan 
suatu kolektif (kelompok tertentu), dan dapat sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan 
lembaga-lembaga kebudayaan. Selain itu folklore juga berfungsi sebagai alat pendidik anak 
maupun sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu 
dipatuhi anggota kolektifnya. 
Jenis-jenis Folklor 
a. Folklor 
b. lisan 
Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental (mentifact) yang meliputi sebagai berikut: 
1. bahasa rakyat seperti logat bahasa (dialek), slang, bahasa tabu, otomatis; 
2. ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran; 
3. pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki; 
4. sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair; 
5. cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: 
mite (myth), legenda (legend), dan dongeng (folktale), seperti Malin Kundang dari Sumatra 
Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah, dan Jaya Prana 
serta Layonsari dari Bali; 
6. nyanyian rakyat, seperti “Jali-Jali” dari Betawi. 
b.sebagian lisan 
Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial (sosiofact), meliputi sebagai berikut: 
1. kepercayaan dan takhayul; 
2. permainan dan hiburan rakyat setempat; 
3. teater rakyat, seperti lenong, ketoprak, dan ludruk; 
4. tari rakyat, seperti tayuban, doger, jaran, kepang, dan ngibing, ronggeng; 
5. adat kebiasaan, seperti pesta selamatan, dan khitanan; 
6. upacara tradisional seperti tingkeban, tu
7. run tanah, dan temu manten; 
8. pesta rakyat tradisional seperti bersih desa dan meruwat 
.c. foklor Bukan Lisan 
Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi sebagai berikut: 
1. arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti Joglo di Jawa, Rumah Gadang di 
Minangkabau, Rumah Betang di Kalimantan, dan Honay di Papua; 
2. seni kerajinan tangan tradisional, 
3. pakaian tradisional; 
4. obat-obatan rakyat; 
5. alat-alat musik tradisional; 
6. peralatan dan senjata yang khas tradisional; 
7. makanan dan minuman khas daerah. 
Jadi, folklor itu sendiri bukan hanya sekedar pesta seni dan pertunjukan musik. Kehidupan 
sehari-hari yang dijalankan sebuah kelompok masyarakat itu sendirilah yang dapat 
dikatakan Folklor. Bokor Folklore Festival 2012 adalah pesta rakyat seni dan pertunjukan 
musik yang akan dilaksanakan di Desa Bokor Kec. Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan 
Meranti, pada tanggal 20 s.d. 22 Juni 2012. Festival kali ini, merupakan lanjutan dari Fiesta 
Bokor Riviera 2011 yang diusahakan pelaksanaannya bersamaan dengan musim buah-buahan. 
Seperti kagiatan yang pertama, Festival Seni dan Pertunjukan Musik ini akan 
dijamu dengan buah-buahan tropika seperti Durian, cempedak, Manggis dan sebagainya. 
Pertunjukan seni dilakukan oleh para penggiat seni dari Propinsi Riau, Propinsi Kepulauan 
Riau, dan selain itu Festival ini juga akan dihadiri oleh grup musik tradisi dari berbagai 
negara. Saat ini 4 kelompok musik dari 4 negara sudah bersedia untuk hadir di helat 
tersebut. Sebagai langkah awal memulai persiapan pekerjaan demi pekerjaan menanti 
menunggu tangan yang penuh dedikasi untuk merancang dan menyajikan event Seni dan 
Wisata di desa Bokor Kec. Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti. Fiesta Bokor 
Riviera 2011 menjadi pembelajaran yang berharga untuk menapak langkah kedepan, 
kesalahan-kesalahan dimasa itu tentu tidak harus terulang kembali. Optimisme yang 
tergambar pada goresan Logo helat ini mesti meresap kedalam jiwa para panitia pelaksana, 
masayarkat Desa Bokor sampai ke Pemkab Kepulauan Meranti. Ini adalah ajang 
mempromosikan daerah ini, menunjukkan kepada dunia bahwa ada deretan Kepulauan 
Meranti yang berbudaya, memiliki potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia, 
walaupun baru berdiri namun siap untuk mensejajarkan diri. Harapan-harapan ini tergambar 
jelas dari goresan Cik Siti atau lebih di kenal didunia Fesbukan dengan Anje Mello. Mari kita 
berikan apa yang kita bisa untuk daerah ini, selamat bertugas rekan-rekan Panitia, Semoga 
Allah SWT memberikan kekuatan fisik dan mental untuk kita semua
2.4 pengertian kaago-ago . 
Kaago ago merupakan suatu secara ritual dilaksanakan oleh masyarakat kabupaten muna 
setiap membuka lahan baru untuk perkebunan. Kaago- ago mempunyai kekuatan simbolis 
sekali gus sebagai wujud dan ekspresi jiwa mereka dengan menjalin hubungan dengan 
menghuni dunia gaib . 
Pelaksanaan acara kaago ago mempunyai kandungan nilai dan makna bagi kehidupan 
masarakat .nilai – nilai tersebut berupa baik buruk,perinta dan larangan yang di anggap 
sebagai suatu nilai yang dapat menberikan kemaslahatan bagi masyarakat .nilai –nilai 
berupa nilai –nilai religius yang mengajak masyarakat untuk taat kepada perinta allah dan 
nabi ,serta ancaman terhadap melanggar aturan yang berlaku serta nilai gotong royong 
yang di jujung tinggi oleh masyarakat dalam setiap sendi kehidupan khususnya di bidang 
pertanian mulai dari pengolahan sampai dengan panen ,di samping itu juga kaago-ago 
sebagai media masyarakat untuk komunikasi berbagai masalah yan di hadapi .saat ini 
kaago –ago mulai terancam punah oleh karena royong di masyarakat. harus tetap di 
pertahankanatau di lestarikan seiring dengan lunturnya ilai religius dan nilai gotong 
2.5 proses pelaksanaan kaago –ago 
Acara kaago-ago dilaksanakan setelah membersikan lahan dan telah siap untuk di tanami 
tanaman .sebelum pelaksanaan kaago –ago terlebih dahulu diadakan pertemuan untuk 
menentukan hari pelaksanaan yang di pimpin oleh masyarakat yang dituangkan ke dalam 
lokasi hamparan lahan itu. Dalam musyawara itu di peroleh kesepakatan kapan 
pelaksanaannya yakni hari yang baik .pemilihan hari yangbaikdi maksudkan agar pelaksaan 
acara tidak mendapat hambatan. Sebelum pelaksanaan masyarakat mempersiapkan 
kelengkapan berupa alat-alat pertanian seperti parang , pacul, tembilan, sabit 
,kampak,bahan pelaksanaan (telur ayam kampung yang sudah di rebus 1 butir ,air ,dan 
kayu yang sudah druncingkan ,bendera (tombi),nasi,tembakau ,daun siri,pinang dan kapu 
siri. 
Pelaksanaan kaago –ago yang di pimpin ,dukun kebun,mula-mula mencap kayu ( kalomuno 
wite )yang sudah di runcingkan sedalam –dalamnya .sehingga membentuk sebuah lubang 
yang di gunakan untuk memasukan telur ayam lalu di siram dengan air sebanyak – 
banyaknya menyediakan sesajian berupa telur, nasi , rokok,siri, kelapa muda.yang di 
sajikan di atas para – para yang terbuat dari bambu selanjutnya parika (dukun kebun 
)memotong ayam sebagai korban kemudian melafalkan mantra (doa pembuka )sebagai 
berikut
E. waompu lahataala fosakarino lima fosakarino ghaghe 
Asalo tulumi omuru bhe odadi konae amago- magoemo tora wite ini 
Neago- ago omputo lahata’ala 
Neago –ago tumbuno tumbu 
Lahae sosumoba sobano lakuno 
Somodaino neati newite aini 
Naorepu,naosaka,naeghefi-ghefi ,naeghabu-ghabu 
Natumumbulao fotuno newite morani 
Notundae barangka ,tongkuno ,peropa ,baluwo,dete katapi 
Neago-ago ali,neago-ago muhamadhi. 
Setelah itu di lanjutkan dengan mengelilingi kebun ( kapalikono galu)oleh parka seraya 
berdoa agar penghuni dunia gaib tidak mengganggu mereka selama menempati kebun 
tesebut .setelah itu doa dengan tujuan agar petani yang ber kebun di lokasi tersebut 
terhindar dari bahaya, bencana atau waba penyakit yang akan menimpa mereka,sehingga 
mereka dapat hidup bahagia. aman dan damai setelah selesai pembacaan doa di lanjutkan 
dengan makan bersama dan seterusnya mencari waktu yang baik untuk menanam. 
2.7 Makna Simbolis Kaago-Ago 
Kalombuno Wite, dilakukan dengan tujuan untuk memnculkan humus tanah supaya 
tanaman menjadi subur. Kalombuno wite mengandung makna bahwa manusia berasal dari 
tanah, hidup dari tanah dan akan kembali ke tanah. Tanah menjadi sumber kehidupan bagi 
manusia harus dipelihara, dan sebagai wujud terma kasih terhadap tanah maka ditanamkan 
telur dan disirami air sebanya-banyaknya. Kapalikino galu bertujuan agar roh ghaib berupa 
setan dan jin jahat pergi jauh dari lokasi perkebunan itu, atau agar tidak menggangu mereka 
selama menempati lokasi itu. Di samping itu, parika mendoakan supaya selamat jauh dari 
bala. Pariaka dianggap mampu melakukan komunikasi dengan mahluk ghaib, dan 
memberitahu kepada mereka untuk meninggalkan lokasi perkebunan itu. 
Tombi (Bendera) sebagai pertanda bahwa kebun itu akan digunakan oleh manusia dalam 
mencari hidup dengan usaha bertani. Ini juga melambangkan perjanjian dengan penghuni 
alam ghaib di sekitar lahan. Bendera ditantanp dengan menyatakan rentang waktu 
mengenai lamanya kebun itu akan diolah oleh petani. Nasi, telur, pinang, rokok dan sirih, 
merupakan sajian yang diperuntukan kepada mahluk ghaib. Hal ini masyarakat 
beranggapan sama dengan manusia yang setiap saat makan, minum, merokok untuk 
mahluk ghaib laki-laki dan makan sirih untuk mahluk ghaib perempuan. Hal ini menunjukan 
adanya komunikasi yang erat antara masyarakat dengan mahluk gaib .
2.8 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Kaago-Ago 
a. Nilai Religius 
Nilai ini tumbuh bersamaan dengan keyakinan masyarakat tentang kandungan alam 
semesta. Masyarakat percaya dan pekah terhadap kekuatan supranatural. Bahkan, 
masyarakat berpikir bahwa keberadaanya di dunia ini tidak berarti apa-apa tanpa 
mmpercayai kekuatan ghaib. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kehidupan alam ghaib. 
Acara kaago-ago merupakan tradisi yang dilakukan untuk menjebatani kehidupan manusia 
dengan alam ghaib. Dalam acara kaago-ago, kita dituntuk senantiasa berakhlak mulia, tidak 
boleh melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehidupan beragama dan norma-norma 
yang dianut masyarakat secara turun-temurun. perlaksananya semua hal di atas 
dalam acara kaago-ago memiliki beberapa pantangan yang bernilai religious antara lain (1) 
Para petani yang berkebun di lokasi tersebut tidak boleh berbuat hal-hal yang tidakk 
senonoh, seperti berzina dan perbuatan lain yang dilarang agama; (2) tidak boleh mencuri 
dan memukul binatang apalagi membunuhnya. Apabila hal ini dilanggar maka orang atau 
kebun yang bersangkutan tidak akan membawa berkah, tetapi akan mendapatkan bencara 
seperti serangan hama babi, tikus dan sebagainya. Dalam teks batata (doa) menunjukan 
adanya permohonan kepada Allah swt. agar mereka selamat, hasil melimpah, tenang dan 
damai serta ancaman barang siapa yang meranggar akan hancur binasa. 
b. Nilai Gotong-Royong dan kebersamaan 
Dalam acara kaago-ago di samping nilai-nilai religious juga tumbuh nilai gotong-royong dan 
kebersamaan. Nilai ini sudah menjadi ciri khas masyarakat petani. Nilai ini tampak pada saat 
pengolahan lahan, penananaman hingga saat panen, termasuk dalam pelaksanaan acara. 
Masyarakat saling membantu antara satu dengan yang lain dari proses awal berkebun 
sampai panen termasuk menghadapi masalah yang berhubungan dengan pertanian dan 
perkebunan selalu dimusyawarahkan, misalnya serangan wabah penyakit tanaman. Acara 
kaago-ago juga merupakan media yang efektif bagi petani untuk saling tukar pikiran. Untuk 
terlaksananya semua hal diatas dalam acara kaago-ago memiliki beberapa antangan yang 
bernilai religius antara lain (1)para petani berkebun di lokasi tersebut tidak boleh mencuri 
ddan memukul binatang apa lagi membunuhnya .apa bila hal ini di langgar maka orang atau 
kebun yang bersangkutan tidak akan membawa berka tetapi akan mendapatkan bencana 
seperti serangan hama babi ,tikus dan sebagainya. Dalam tes batata (doa)menunjukan 
adanya permohonan kepada allah swt agar mereka selamat hasil melimpa,tenang dan 
damai .serta ancaman barang sapa yang melanggar akan hancur binasa.
c.Nilai Gotong Royang Dan Kebersamaan 
Dalam acara kaago –ago di samping nilai –nilai relegius juga tumbu nilai gotong royong dan 
kebersamaan .nilai ini suda menjadi ciri khas masyarakat petani .termasuk dalam 
pelaksanaan acara .masyarakat salinga membantu antara satu sama lain dari proses awal 
kebun sampai panen temasuk menghadapi masalah yang berhubungan dengan pertanian 
dan perkebunan selalu di musyawarakan ,mialnya serangan waba penyakit tanaman .acara 
kaago-ago merupakan media yang efektif bagi petan untuk saling tukarpikiran .
BAB III 
PENUTUP 
1. KESIMPULAN 
Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Kaago-Ago 
a. Nilai Religius 
Nilai ini tumbuh bersamaan dengan keyakinan masyarakat tentang kandungan alam 
semesta. Masyarakat percaya dan pekah terhadap kekuatan supranatural. Bahkan, 
masyarakat berpikir bahwa keberadaanya di dunia ini tidak berarti apa-apa tanpa 
mmpercayai kekuatan ghaib. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kehidupan alam 
ghaib. Acara kaago-ago merupakan tradisi yang dilakukan untuk menjebatani 
kehidupan manusia dengan alam ghaib. Dalam acara kaago-ago, kita dituntuk 
senantiasa berakhlak mulia, tidak boleh melakukan perbuatan yang tidak sesuai 
dengan kehidupan beragama dan norma-norma yang dianut masyarakat secara 
turun-temurun. perlaksananya semua hal di atas dalam acara kaago-ago memiliki 
beberapa pantangan yang bernilai religious antara lain (1) Para petani yang 
berkebun di lokasi tersebut tidak boleh berbuat hal-hal yang tidakk senonoh, seperti 
berzina dan perbuatan lain yang dilarang agama; (2) tidak boleh mencuri dan 
memukul binatang apalagi membunuhnya. Apabila hal ini dilanggar maka orang atau 
kebun yang bersangkutan tidak akan membawa berkah, tetapi akan mendapatkan 
bencara seperti serangan hama babi, tikus dan sebagainya. Dalam teks batata (doa) 
menunjukan adanya permohonan kepada Allah swt. agar mereka selamat, hasil 
melimpah, tenang dan damai serta ancaman barang siapa yang meranggar akan 
hancur binasa. 
b. Nilai Gotong-Royong dan kebersamaan 
Dalam acara kaago-ago di samping nilai-nilai religious juga tumbuh nilai gotong-royong 
dan kebersamaan. Nilai ini sudah menjadi ciri khas masyarakat petani. Nilai 
ini tampak pada saat pengolahan lahan, penananaman hingga saat panen, termasuk 
dalam pelaksanaan acara. Masyarakat saling membantu antara satu dengan yang 
lain dari proses awal berkebun sampai panen termasuk menghadapi masalah yang 
berhubungan dengan pertanian dan perkebunan selalu dimusyawarahkan, misalnya 
serangan wabah penyakit tanaman. Acara kaago-ago juga merupakan media yang 
efektif bagi petani untuk saling tukar pikiran. Untuk terlaksananya semua hal diatas 
dalam acara kaago-ago memiliki beberapa antangan yang bernilai religius antara lain 
(1)para petani berkebun di lokasi tersebut tidak boleh mencuri ddan memukul
binatang apa lagi membunuhnya .apa bila hal ini di langgar maka orang atau kebun 
yang bersangkutan tidak akan membawa berka tetapi akan mendapatkan bencana 
seperti serangan hama babi ,tikus dan sebagainya. Dalam tes batata 
(doa)menunjukan adanya permohonan kepada allah swt agar mereka selamat hasil 
melimpa,tenang dan damai .serta ancaman barang sapa yang melanggar akan 
hancur binasa. 
c.Nilai Gotong Royang Dan Kebersamaan 
Dalam acara kaago –ago di samping nilai –nilai relegius juga tumbu nilai gotong 
royong dan kebersamaan .nilai ini suda menjadi ciri khas masyarakat petani 
.termasuk dalam pelaksanaan acara .masyarakat salinga membantu antara satu 
sama lain dari proses awal kebun sampai panen temasuk menghadapi masalah yang 
berhubungan dengan pertanian dan perkebunan selalu di musyawarakan ,mialnya 
serangan waba penyakit tanaman .acara kaago-ago merupakan media yang efektif 
bagi petan untuk saling tukarpikiran . 
2. SARAN 
Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya 
membangun sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA 
1. Danjaja.james .1986.foklor indonesia .ilmu gosip.dongeng dan lain –lain jakarta PN 
Grafiti pers 
2. Ardika . 1 wayan .2007 .”kebudayaan lokal multikultural dan politik identitas dalam 
relaksi hubungan 
3. Antar etnis .antara kearifan lokal dengan warga cina dan bali “dalam jurnal lembaga 
kebudayaan 
.UMM.Edisi maret tahun 2007. 
4. Aris, laode 2010 kaago-ago (ritual pemecahan penyakit dalam masyarakat muna 
)tesis di program pasca 
5. Sarjana universitas gaja mada .tidak di terbitkan . 
Endraswara ,suwardi.2003 .metodologi penelitiankebudayaan . yogyakarta .gadja 
mada universitas press
TUGAS : MATA KULIAH SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA 
MAKNA KAAGO-AGO BAGI MASYARAKAT 
PETANI DI KABUPATEN MUNA 
DISUSUN OLEH : 
KELOMPOK III 
1. LA MAEMUDI (KETUA) 
2. ALIMUDIN (ANGGOTA) 
3. LA IDI (ANGGOTA) 
4. MUSTAMIN 
5. LA ODE INDRA 
6. JABALNUR 
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN 
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH 
KENDARI 
2013
DAFTAR ISI 
KATA PENGANTAR................................................................................................ i 
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii 
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1 
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1 
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1 
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2 
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 3 
2.1 Pengertian Kesusatraan............................................................................... 3 
2.2 Tradisi Lisan................................................................................................. 3 
2.3 Pengertian faklor........................................................ ................................. 3 
2.4 Ciri-Ciri Faklor.............................................................................................. 4 
2.5 Proses Pelaksanaan Kaago-Ago............................................................... 8 
2.6 Makna Simbolis Ka Ago-Ago...................................................................... 9 
BAB III PENUTUP................................................................................................. 12 
1. Kesimpulan................................................................................................. 12 
2. Saran........................................................................................................... 13 
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14
KATA PENGANTAR 
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat 
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan 
tepat waktu. 
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul 
“ MAKNA KA AGO-AGO BAGI MASYARAKAT PETANI DI MUNA ” 
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman 
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau 
menyinggu perasaan pembaca. 
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan 
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. 
Raha, Juli 2013 
"Penulis"

More Related Content

What's hot

Konsep cultural awarenees
Konsep cultural awareneesKonsep cultural awarenees
Konsep cultural awareneesEdison Thomas
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaFuji Lestari
 
Budaya, Bahasa, dan Komunikasi
Budaya, Bahasa, dan KomunikasiBudaya, Bahasa, dan Komunikasi
Budaya, Bahasa, dan KomunikasiMuhammad Akhyar
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikAhmad NazRi
 
Sejarah Bab 2 Kelas X
Sejarah Bab 2 Kelas XSejarah Bab 2 Kelas X
Sejarah Bab 2 Kelas XFonda Leviany
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabAgus Maulana
 
Foklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian ArkeologisFoklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian Arkeologistheodorus brian
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuElyn Eveline
 
Falsafah bahasa melayu
Falsafah bahasa melayuFalsafah bahasa melayu
Falsafah bahasa melayuMohammad Yaqin
 
Pp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikPp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikDiana NakEmak
 
MASYARAKAT BAHASA
MASYARAKAT BAHASA MASYARAKAT BAHASA
MASYARAKAT BAHASA Lita Tania
 
Pengertian keanekaragaman budaya
Pengertian keanekaragaman budayaPengertian keanekaragaman budaya
Pengertian keanekaragaman budayaLusi Puspita Sari
 
IHWAL DIALEKTOLOGI
IHWAL DIALEKTOLOGIIHWAL DIALEKTOLOGI
IHWAL DIALEKTOLOGILita Tania
 
Pelbagai jenis bahasa
Pelbagai  jenis bahasaPelbagai  jenis bahasa
Pelbagai jenis bahasaSuedi Ahmad
 

What's hot (20)

Konsep cultural awarenees
Konsep cultural awareneesKonsep cultural awarenees
Konsep cultural awarenees
 
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budayaBahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
Bahasa dan budaya dalam komunikasi lintas budaya
 
Budaya, Bahasa, dan Komunikasi
Budaya, Bahasa, dan KomunikasiBudaya, Bahasa, dan Komunikasi
Budaya, Bahasa, dan Komunikasi
 
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistikTugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
Tugasan hbml3403 linguistik dan sosiolinguistik
 
Sejarah Bab 2 Kelas X
Sejarah Bab 2 Kelas XSejarah Bab 2 Kelas X
Sejarah Bab 2 Kelas X
 
Pengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik ArabPengantar Linguistik Arab
Pengantar Linguistik Arab
 
Foklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian ArkeologisFoklore sebagai Kajian Arkeologis
Foklore sebagai Kajian Arkeologis
 
Tugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayuTugasan bahasa melayu
Tugasan bahasa melayu
 
Falsafah bahasa melayu
Falsafah bahasa melayuFalsafah bahasa melayu
Falsafah bahasa melayu
 
tugas individu
tugas individutugas individu
tugas individu
 
Pp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistikPp konsep dasar sosiolinguistik
Pp konsep dasar sosiolinguistik
 
Proposal penelitian kebahasaan dan sosial
Proposal penelitian kebahasaan dan sosialProposal penelitian kebahasaan dan sosial
Proposal penelitian kebahasaan dan sosial
 
MASYARAKAT BAHASA
MASYARAKAT BAHASA MASYARAKAT BAHASA
MASYARAKAT BAHASA
 
Disain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian KebahasaanDisain Penelitian Kebahasaan
Disain Penelitian Kebahasaan
 
Bahasa manusia
Bahasa manusiaBahasa manusia
Bahasa manusia
 
RAGAM DIALEK
RAGAM DIALEKRAGAM DIALEK
RAGAM DIALEK
 
Pengertian keanekaragaman budaya
Pengertian keanekaragaman budayaPengertian keanekaragaman budaya
Pengertian keanekaragaman budaya
 
DIGLOSIA
DIGLOSIADIGLOSIA
DIGLOSIA
 
IHWAL DIALEKTOLOGI
IHWAL DIALEKTOLOGIIHWAL DIALEKTOLOGI
IHWAL DIALEKTOLOGI
 
Pelbagai jenis bahasa
Pelbagai  jenis bahasaPelbagai  jenis bahasa
Pelbagai jenis bahasa
 

Similar to Makalah kaago ago dalam bahasa muna

PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHPERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHGuru Online
 
Sosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSlemAdi
 
Tugas sbk kliping kebudayaan dan seni
Tugas sbk kliping kebudayaan dan seniTugas sbk kliping kebudayaan dan seni
Tugas sbk kliping kebudayaan dan senianharmasbro
 
pengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_senipengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_seniahufiamaya
 
Makalah kehidupan zaman pra aksara
Makalah kehidupan zaman pra aksaraMakalah kehidupan zaman pra aksara
Makalah kehidupan zaman pra aksaraRohman Efendi
 
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...rachelianto
 
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdfKomunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdfRifayAbas1
 
52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaulKatarina Yuliana
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJASansanikhs
 
Makalh karakteristik sosionatropologi k
Makalh karakteristik sosionatropologi kMakalh karakteristik sosionatropologi k
Makalh karakteristik sosionatropologi kYadhi Muqsith
 
Makalh karakteristik sosionatropologi
Makalh karakteristik sosionatropologiMakalh karakteristik sosionatropologi
Makalh karakteristik sosionatropologiYadhi Muqsith
 

Similar to Makalah kaago ago dalam bahasa muna (20)

PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAHPERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
PERAN BAHASA IBU DALAM MEMBANGUN KEBUDAYAAN DERAH
 
Sosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.pptSosiolinguistik_2.ppt
Sosiolinguistik_2.ppt
 
Tugas sbk kliping kebudayaan dan seni
Tugas sbk kliping kebudayaan dan seniTugas sbk kliping kebudayaan dan seni
Tugas sbk kliping kebudayaan dan seni
 
pengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_senipengertian kebudayaan_seni
pengertian kebudayaan_seni
 
Makalah kehidupan zaman pra aksara
Makalah kehidupan zaman pra aksaraMakalah kehidupan zaman pra aksara
Makalah kehidupan zaman pra aksara
 
Bahasa manusia 2017
Bahasa manusia 2017Bahasa manusia 2017
Bahasa manusia 2017
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Makalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa munaMakalah sistem sapaan bahasa muna
Makalah sistem sapaan bahasa muna
 
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
Analisis Fonetik Pada bahasa Dayak Jangkang di Desa jangkang Benua Kabupaten ...
 
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdfKomunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
Komunikasi lintas Budaya BAB II.pdf
 
Papaer k pop
Papaer k popPapaer k pop
Papaer k pop
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul52462393 makalah-bahasa-gaul
52462393 makalah-bahasa-gaul
 
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJALAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN GEOGRAFI BUDAYA KABUPATEN TANA TORAJA
 
Antropologi
Antropologi Antropologi
Antropologi
 
Buku kearifan lokal
Buku kearifan lokalBuku kearifan lokal
Buku kearifan lokal
 
Makalh karakteristik sosionatropologi k
Makalh karakteristik sosionatropologi kMakalh karakteristik sosionatropologi k
Makalh karakteristik sosionatropologi k
 
Makalh karakteristik sosionatropologi
Makalh karakteristik sosionatropologiMakalh karakteristik sosionatropologi
Makalh karakteristik sosionatropologi
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Recently uploaded (20)

Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Makalah kaago ago dalam bahasa muna

  • 1. BAB I PEDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kebudayaan daerah sebagai bagian dari kebudayaan nasional tumbu dan berkembang sejalan dengan petumbuhan dan perkembangan masyarakat pendukung nya oleh karena itu ,sebagian dari masyaakat nasional kebudayaan daera perlu di jaga di lestarikan agar kebudayaan tersebut tidak mengalami kepunahan sehinggga kebudayaan daera dapat sejalan dengan perkembangan zaman . Eksitensi satra sebagai bagian dari kebudayaan itu merajuk pada kemampuan nya dalam merangkum misii humanis yang mengarah pada memanusiakan manusia. metode dalam pendekatannya yang spesifik dengan mengutamakan unsur etika dan etika berbahasa ,mamp menarik minat dari berbagai kalangan untuk mengarunginya ,selain itu berkaitan tersebut di sebabkan oleh kodrat manusia yang selalu mencintai keindahan dalam berbahasa . dalam hal ini para ahli menyimpulkan bahwa manusia homofabulan ( makhluk bersastra ) Melalui media berbahasa sastra dapat leluasa membentangkan segala sendi dan peri kehidupan maisi nusia secara luas dan dalam . tuangan pengalaman dalam satra itu berisi citra kemanusian cinta kasi dan ajaran lainnya yang sangat beguna bagi manusia dalam kehidupannya . bahkan para misi tertentu sastra berguna sangat berguna bagi kehidupan manusia dan juga dapat mengembang fungsi sebagai kehidupan manusia dan juga sebagai kehidupan yang sifatnya intelektual, pendidikan rohani serta hal-hal sifatnya personal maupun sosial. Masyrakat muna misalnya ,mempunyai sistim adat istiadat tertentuyang di junjung tinggi masyarakatnya.sistim adat istiadat tersebut mengandung muatan sastra yang sangat tinggi dengan mana dan nilai –nilai etika yang cukup berharga bagi masyarakat muna, setiap anggota masyarakat wajib berbuat dan bertindak menurut aturan adat istiadat yang ada. 1.2 MASALAH Berdasarkan uraian latar belakangdiatas maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini apa makna kaago-ago dalam bahasa muna(analisis makna kaago-ago dalam bahasa muna di desa lapokainse kec. Kusambi kab. Muna ?
  • 2. 1.2 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.2.1 TUJUAN Penelitian ini b ertujuan untuk mendikripsikan makna kaago-ago dalam bahasa muna (analisis makna kaago-ago dalam bahasa muna )di desa lapokainse kec. kusambi kab muna. 1.2.2 MANFAAT PENELITIAN Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut 1.bahan pembinaan dan pengembangan adat istiadat daerah sekaligus menjadi penopang bagi pembinaaan dan pengembangan bahasa nasional bahasa indonesia terut ama mengenai kebudayaan nasional 2.bahan banding bagi penelitian yang sejenis baik dalam objek yang sama atau pun dengan objek yang berbeda utamanya yang berhubungan dengan makna kaago-ago dalam bahasa muna ( analisis kaago-ago dalam bahasa muna). 3.bahan ajar bagi pembelajaran muatan lokal di sekolah khusus nya pembelajaran bahasa dan sastra daera muna sulawesi tenggara. 1.4 RUANG LINGKUP Mengingat masyarakat muna yang mendiami wilaya kabupaten muna terhadap ragam diagog maka yang menjadi ruang lingkup penelitian ini di batasi pada makna makna ungkapan yang di gunakan dalam proses upacara kaago-ago.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN KESUSASTRAAN Kata’ kesusastraan ’’berasal dari kata susastra yang memperoleh konfiks ’ke-an .dalam hal ini konfiks ke-an mengandung makna tentang atau hal kata susatra terdiri atas kata dasar sastra tulisan yang mendapa awalan kehormatan ’su’yang berarti baik atau indah .dengan demikian secara etimologi kata kesusatraan berarti pembicaraan tentang berbagai tulisan yang inda bentuknya dan mulia isinya (Nursisto,2000:01) Menurut efendi dalam badudu (1975:5)kesusastraan yaituciptaan manusia dalam bentuk lisan maupun tulisan yang dapat menimbulkan rasa bagus .karya seni merupakan ciptaan manusia dengan bahasa sebagai edianya ,merupakan perpaduan yang harmonis yaitu antara isi (menarik dan baik )dengan bahasa (indah ,bagus,susunan dan bagaimana cara mengungkapkanya ). Kesusastraan adalah isi dan bentuknya sangat serius berupa ungkapan pengalaman jiwa manusia yang di timbah dari kehidupan kemudian di reka dan di susun dengan bahasa yang indah sebagai sarana sehinggamencapai syarat estetis yang tinggi(zaidan,2000:196) 2.2 Tradisi Lisan Dalam kerangka besar corpus terdapat filsafat sejara,nilai –niai moral etika hukum adat istaiadat,struktur dan organisasi sosial ,sastra dan estetika.selain itu teks lisan juga menuat ilmu pengetahuan dengan metodenya masyarakat etik mandar mengetahui cara pemanfaatan sumerdaya yang berkesinambungan .mereka mengetahui manfaat dan makna tumbu-tumbuhan .tradisi lisan menjelaskan secara pasti pola pola ke pemilikan dan pngusaan.atas laut dan sumber daya alam Tradisi lisan dengan demikian mengubungkan generasi yang satu ke generasi yang lainnya 2.3.pengertian foklor Foklor merupakan hazana sastra lama .sastra lama ini berkembangsetelah wiliom john thoms ,seorang ahli kebudayaan antik dari inggris mengemukakan artikel dalam majalah atheaneum no. 982 tanggal 22 agustus 1846. Secara etimologi foklor artinya kolektif ,ciri-ciri pengenalan fisik atau kebudayaan yang sama dalam masyarakat sedangkan lore merupakan tradisi dari folk . menurut pendapat Alan dalam Danan jaja (1997:1)foklor adalah sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pegenalan fisik ,sosial dan kebudayaan sehingga dapat di bedakan dari kelompok –kelompok lainnya .
  • 4. Arti foklor secara keseluruhan pendapat Danadjaja (1997:2) sebagian kebudayaansuatu kolektif dan tersebar dan di wariskan turun temurun ,di antara kolektif macam apa saja secara tradisional dalam fersi yang berbeda ,baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang di sertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu mengingat (mnemonic device). Menurut pendapat soeryawan (1984:21)foklor adalah bentuk kesenian yang lahir dan menyebar di kalangan rakyat banyak .ciri dari seni budaya ini yang merupakan ungkapan pengalaman dan penghayatan rakyat banyak .ciri dari seni budaya ini yang merupakan ungkapan pengalaman dan penghayatan manusia yang khas ialah dalam bentuknya yang estetis –artistis ,karena dalam pelaksanaan hubungan yang omunikatif ,seni mengungkapkannya melalui bentuk- bentuk etetis yang di pilih .Pendpat suryana (1978:1) folor merupakan bagian dari persendian cerita yang telah lama hidup dalam tradisi suatu msyarakat. Sedangkan menurut pendapat Isakar Dalan H.U.pikiran rakyat (22 januari 1996)foklor adalah kajian kebudayaan rakyaat jelata baik unsur materi maupun unsur non materi . kajian tersebut kepada masalah kepecayaan rakyat bahasa rakyat (dialog)kesusatraan rakyat nyanyian dan musik rakyat , tarian dan drama rakyat , kesenian rakyat,serta pakayan rakyat 2.4 ciri –ciri foklor Kedudukan foklor dalam kebudayaan lainnya tentu saja berbeda . ciri-ciri yaitu sebagai berikut A. penyebaran dan pewarisan biasanya di lakukan secara lisan ,yakni di sebarkan melalui ebarkan melalui tutur kata dari mulut kemulut . B. foklor bersifat tradisional yakni di sebarkandalam bentuk relatif tepat dalam bentuk standar C. veklor ada ( exis)dalam dalam versi-versi bahkan verion –varion yang berbeda .hal ini di akibatkan oleh cara penyebarannya dari mulut kemulut (lisan ) biasanya olehcara penyebaran nya dari mulut kemulut (lisan )biasanya bukan melalui cetakan atau rekaman sehingga oleh proses lupa diri manusia atau proses intarpolasi (interpolatio) D. Foklor bersifat anonim , yaitu nama ciptaan nya sudah tidak di ketahui orang lagi . E. Foklor biasanya mempunyai bentuk berumus atau berpola dan selalu menggunakan kata-kata klise F. Foklor mempunyai kegunaan sebagai alat pendidik , pelipur lara,protes sosial sosial , dan proyeksi keinginan terpendam G. Foklor bersifat pralogis yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum .ciri pengenalan ini teruma berlaku bagi foklor lisan dan sebagian lisan
  • 5. H. Foklor menjadi milik bersama (colloctive) dari kolektif tertentu . hal ini sudah tentu di akibatkan karena pencipta yang pertama sudah tidak di ketahui lagi sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan sangutan merasa memilikinya I. Foklor pada umumnya brsifat polos dan lugu , sehingga sering kali kelihatanya kasar ,terlalu spontan .hal ini dapat di mengerti apa bila mengingat bahwa banyak fklor merupakan proyeeksi emosi manusia yang paling jujur prestasinya . Folklor merupakan pengindonesiaan kata “Folklore” yang mulanya dari bahasa Inggris yang majemuk yaitu “folk” dan “lore”. Pengertian Folk adalah sekelompok orang (entitas) yang memiliki ciri-ciri tertentu sebagai pengenal fisik, sosial, dan kebudayaan. Dengan pengenal fisik tersebut, maka kelompok itu dapat dibedakan dari kelompok-kelompok sosial lainnya. Ciri-ciri pengenal fisik, sosial dan kebudayaan itu antara lain, berupa warna kulit, bentuk rambut, bahasa, mata pencaharian, taraf pendidikan, dan agama yang sama. Namun, ciri pengenal yang lebih penting lagi adalah bahwa mereka telah memiliki suatu tradisi, yaitu kebudayaan yang telah mereka warisi secara turun-temurun, sedikitnya dua generasi, yang telah mereka akui sebagai milik bersama. Dengan adanya ciri pengenal itu, mereka memiliki kesadaran akan identitas kelompok mereka sendiri. Kata “lore” lebih merupakan tradisi dari folk, yaitu sebagian kebudayaan yang diwariskan secara lisan atau melalui suatu contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (mnemonic device). Dengan demikian, pengertian folklor adalah bagian dari kebudayaan yang disebarkan dan diwariskan secara tradisional, baik dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat. Dengan begitu, folklore itu sendiri mempunyai ciri-ciri tertentu pula yaitu : (http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/pengertian-ciri-ciri-jenis-jenis-dan.html) 1. Penyebaran dan pewarisannya biasanya dilakukan secara lisan, yaitu melalui tutur kata dari mulut ke mulut dari satu generasi ke generasi selanjutnya. 2. Bersifat tradisional, yaitu disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau dalam bentuk standar. 3. Berkembang dalam versi yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan penyebarannya secara lisan sehingga folklor mudah mengalami perubahan. Akan tetapi, bentuk dasarnya tetap bertahan. 4. Bersifat anonim, artinya pembuatnya sudah tidak diketahui lagi orangnya. 5. Biasanya mempunyai bentuk berpola. Kata-kata pembukanya misalnya. Menurut sahibil hikayat (menurut yang empunya cerita) atau dalam bahasa Jawa misalnya dimulai dengan kalimat anuju sawijing dina (pada suatu hari).
  • 6. 6. Mempunyai manfaat dalam kehidupan kolektif. Cerita rakyat misalnya berguna sebagai alat pendidikan, pelipur lara, protes sosial, dan cerminan keinginan terpendam. 7. Bersifat pralogis, yaitu mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai dengan logika umum. Ciri ini terutama berlaku bagi folklor lisan dan sebagian lisan. 8. Menjadi milik bersama (colective) dari masyarakat tertentu. 9. Pada umumnya bersifat lugu atau polos sehingga seringkali kelihatannya kasar atau malah terlalu sopan. Hal itu disebabkan banyak folklor merupakan proyeksi (cerminan) emosi manusia yang jujur. Folklore berfungsi sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencermin angan-angan suatu kolektif (kelompok tertentu), dan dapat sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan. Selain itu folklore juga berfungsi sebagai alat pendidik anak maupun sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Jenis-jenis Folklor a. Folklor b. lisan Folklor jenis ini dikenal juga sebagai fakta mental (mentifact) yang meliputi sebagai berikut: 1. bahasa rakyat seperti logat bahasa (dialek), slang, bahasa tabu, otomatis; 2. ungkapan tradisional seperti peribahasa dan sindiran; 3. pertanyaan tradisonal yang dikenal sebagai teka-teki; 4. sajak dan puisi rakyat, seperti pantun dan syair; 5. cerita prosa rakyat, cerita prosa rakyat dapat dibagi ke dalam tiga golongan besar, yaitu: mite (myth), legenda (legend), dan dongeng (folktale), seperti Malin Kundang dari Sumatra Barat, Sangkuriang dari Jawa Barat, Roro Jonggrang dari Jawa Tengah, dan Jaya Prana serta Layonsari dari Bali; 6. nyanyian rakyat, seperti “Jali-Jali” dari Betawi. b.sebagian lisan Folklor ini dikenal juga sebagai fakta sosial (sosiofact), meliputi sebagai berikut: 1. kepercayaan dan takhayul; 2. permainan dan hiburan rakyat setempat; 3. teater rakyat, seperti lenong, ketoprak, dan ludruk; 4. tari rakyat, seperti tayuban, doger, jaran, kepang, dan ngibing, ronggeng; 5. adat kebiasaan, seperti pesta selamatan, dan khitanan; 6. upacara tradisional seperti tingkeban, tu
  • 7. 7. run tanah, dan temu manten; 8. pesta rakyat tradisional seperti bersih desa dan meruwat .c. foklor Bukan Lisan Folklor ini juga dikenal sebagai artefak meliputi sebagai berikut: 1. arsitektur bangunan rumah yang tradisional, seperti Joglo di Jawa, Rumah Gadang di Minangkabau, Rumah Betang di Kalimantan, dan Honay di Papua; 2. seni kerajinan tangan tradisional, 3. pakaian tradisional; 4. obat-obatan rakyat; 5. alat-alat musik tradisional; 6. peralatan dan senjata yang khas tradisional; 7. makanan dan minuman khas daerah. Jadi, folklor itu sendiri bukan hanya sekedar pesta seni dan pertunjukan musik. Kehidupan sehari-hari yang dijalankan sebuah kelompok masyarakat itu sendirilah yang dapat dikatakan Folklor. Bokor Folklore Festival 2012 adalah pesta rakyat seni dan pertunjukan musik yang akan dilaksanakan di Desa Bokor Kec. Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti, pada tanggal 20 s.d. 22 Juni 2012. Festival kali ini, merupakan lanjutan dari Fiesta Bokor Riviera 2011 yang diusahakan pelaksanaannya bersamaan dengan musim buah-buahan. Seperti kagiatan yang pertama, Festival Seni dan Pertunjukan Musik ini akan dijamu dengan buah-buahan tropika seperti Durian, cempedak, Manggis dan sebagainya. Pertunjukan seni dilakukan oleh para penggiat seni dari Propinsi Riau, Propinsi Kepulauan Riau, dan selain itu Festival ini juga akan dihadiri oleh grup musik tradisi dari berbagai negara. Saat ini 4 kelompok musik dari 4 negara sudah bersedia untuk hadir di helat tersebut. Sebagai langkah awal memulai persiapan pekerjaan demi pekerjaan menanti menunggu tangan yang penuh dedikasi untuk merancang dan menyajikan event Seni dan Wisata di desa Bokor Kec. Rangsang Barat Kabupaten Kepulauan Meranti. Fiesta Bokor Riviera 2011 menjadi pembelajaran yang berharga untuk menapak langkah kedepan, kesalahan-kesalahan dimasa itu tentu tidak harus terulang kembali. Optimisme yang tergambar pada goresan Logo helat ini mesti meresap kedalam jiwa para panitia pelaksana, masayarkat Desa Bokor sampai ke Pemkab Kepulauan Meranti. Ini adalah ajang mempromosikan daerah ini, menunjukkan kepada dunia bahwa ada deretan Kepulauan Meranti yang berbudaya, memiliki potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia, walaupun baru berdiri namun siap untuk mensejajarkan diri. Harapan-harapan ini tergambar jelas dari goresan Cik Siti atau lebih di kenal didunia Fesbukan dengan Anje Mello. Mari kita berikan apa yang kita bisa untuk daerah ini, selamat bertugas rekan-rekan Panitia, Semoga Allah SWT memberikan kekuatan fisik dan mental untuk kita semua
  • 8. 2.4 pengertian kaago-ago . Kaago ago merupakan suatu secara ritual dilaksanakan oleh masyarakat kabupaten muna setiap membuka lahan baru untuk perkebunan. Kaago- ago mempunyai kekuatan simbolis sekali gus sebagai wujud dan ekspresi jiwa mereka dengan menjalin hubungan dengan menghuni dunia gaib . Pelaksanaan acara kaago ago mempunyai kandungan nilai dan makna bagi kehidupan masarakat .nilai – nilai tersebut berupa baik buruk,perinta dan larangan yang di anggap sebagai suatu nilai yang dapat menberikan kemaslahatan bagi masyarakat .nilai –nilai berupa nilai –nilai religius yang mengajak masyarakat untuk taat kepada perinta allah dan nabi ,serta ancaman terhadap melanggar aturan yang berlaku serta nilai gotong royong yang di jujung tinggi oleh masyarakat dalam setiap sendi kehidupan khususnya di bidang pertanian mulai dari pengolahan sampai dengan panen ,di samping itu juga kaago-ago sebagai media masyarakat untuk komunikasi berbagai masalah yan di hadapi .saat ini kaago –ago mulai terancam punah oleh karena royong di masyarakat. harus tetap di pertahankanatau di lestarikan seiring dengan lunturnya ilai religius dan nilai gotong 2.5 proses pelaksanaan kaago –ago Acara kaago-ago dilaksanakan setelah membersikan lahan dan telah siap untuk di tanami tanaman .sebelum pelaksanaan kaago –ago terlebih dahulu diadakan pertemuan untuk menentukan hari pelaksanaan yang di pimpin oleh masyarakat yang dituangkan ke dalam lokasi hamparan lahan itu. Dalam musyawara itu di peroleh kesepakatan kapan pelaksanaannya yakni hari yang baik .pemilihan hari yangbaikdi maksudkan agar pelaksaan acara tidak mendapat hambatan. Sebelum pelaksanaan masyarakat mempersiapkan kelengkapan berupa alat-alat pertanian seperti parang , pacul, tembilan, sabit ,kampak,bahan pelaksanaan (telur ayam kampung yang sudah di rebus 1 butir ,air ,dan kayu yang sudah druncingkan ,bendera (tombi),nasi,tembakau ,daun siri,pinang dan kapu siri. Pelaksanaan kaago –ago yang di pimpin ,dukun kebun,mula-mula mencap kayu ( kalomuno wite )yang sudah di runcingkan sedalam –dalamnya .sehingga membentuk sebuah lubang yang di gunakan untuk memasukan telur ayam lalu di siram dengan air sebanyak – banyaknya menyediakan sesajian berupa telur, nasi , rokok,siri, kelapa muda.yang di sajikan di atas para – para yang terbuat dari bambu selanjutnya parika (dukun kebun )memotong ayam sebagai korban kemudian melafalkan mantra (doa pembuka )sebagai berikut
  • 9. E. waompu lahataala fosakarino lima fosakarino ghaghe Asalo tulumi omuru bhe odadi konae amago- magoemo tora wite ini Neago- ago omputo lahata’ala Neago –ago tumbuno tumbu Lahae sosumoba sobano lakuno Somodaino neati newite aini Naorepu,naosaka,naeghefi-ghefi ,naeghabu-ghabu Natumumbulao fotuno newite morani Notundae barangka ,tongkuno ,peropa ,baluwo,dete katapi Neago-ago ali,neago-ago muhamadhi. Setelah itu di lanjutkan dengan mengelilingi kebun ( kapalikono galu)oleh parka seraya berdoa agar penghuni dunia gaib tidak mengganggu mereka selama menempati kebun tesebut .setelah itu doa dengan tujuan agar petani yang ber kebun di lokasi tersebut terhindar dari bahaya, bencana atau waba penyakit yang akan menimpa mereka,sehingga mereka dapat hidup bahagia. aman dan damai setelah selesai pembacaan doa di lanjutkan dengan makan bersama dan seterusnya mencari waktu yang baik untuk menanam. 2.7 Makna Simbolis Kaago-Ago Kalombuno Wite, dilakukan dengan tujuan untuk memnculkan humus tanah supaya tanaman menjadi subur. Kalombuno wite mengandung makna bahwa manusia berasal dari tanah, hidup dari tanah dan akan kembali ke tanah. Tanah menjadi sumber kehidupan bagi manusia harus dipelihara, dan sebagai wujud terma kasih terhadap tanah maka ditanamkan telur dan disirami air sebanya-banyaknya. Kapalikino galu bertujuan agar roh ghaib berupa setan dan jin jahat pergi jauh dari lokasi perkebunan itu, atau agar tidak menggangu mereka selama menempati lokasi itu. Di samping itu, parika mendoakan supaya selamat jauh dari bala. Pariaka dianggap mampu melakukan komunikasi dengan mahluk ghaib, dan memberitahu kepada mereka untuk meninggalkan lokasi perkebunan itu. Tombi (Bendera) sebagai pertanda bahwa kebun itu akan digunakan oleh manusia dalam mencari hidup dengan usaha bertani. Ini juga melambangkan perjanjian dengan penghuni alam ghaib di sekitar lahan. Bendera ditantanp dengan menyatakan rentang waktu mengenai lamanya kebun itu akan diolah oleh petani. Nasi, telur, pinang, rokok dan sirih, merupakan sajian yang diperuntukan kepada mahluk ghaib. Hal ini masyarakat beranggapan sama dengan manusia yang setiap saat makan, minum, merokok untuk mahluk ghaib laki-laki dan makan sirih untuk mahluk ghaib perempuan. Hal ini menunjukan adanya komunikasi yang erat antara masyarakat dengan mahluk gaib .
  • 10. 2.8 Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Kaago-Ago a. Nilai Religius Nilai ini tumbuh bersamaan dengan keyakinan masyarakat tentang kandungan alam semesta. Masyarakat percaya dan pekah terhadap kekuatan supranatural. Bahkan, masyarakat berpikir bahwa keberadaanya di dunia ini tidak berarti apa-apa tanpa mmpercayai kekuatan ghaib. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kehidupan alam ghaib. Acara kaago-ago merupakan tradisi yang dilakukan untuk menjebatani kehidupan manusia dengan alam ghaib. Dalam acara kaago-ago, kita dituntuk senantiasa berakhlak mulia, tidak boleh melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehidupan beragama dan norma-norma yang dianut masyarakat secara turun-temurun. perlaksananya semua hal di atas dalam acara kaago-ago memiliki beberapa pantangan yang bernilai religious antara lain (1) Para petani yang berkebun di lokasi tersebut tidak boleh berbuat hal-hal yang tidakk senonoh, seperti berzina dan perbuatan lain yang dilarang agama; (2) tidak boleh mencuri dan memukul binatang apalagi membunuhnya. Apabila hal ini dilanggar maka orang atau kebun yang bersangkutan tidak akan membawa berkah, tetapi akan mendapatkan bencara seperti serangan hama babi, tikus dan sebagainya. Dalam teks batata (doa) menunjukan adanya permohonan kepada Allah swt. agar mereka selamat, hasil melimpah, tenang dan damai serta ancaman barang siapa yang meranggar akan hancur binasa. b. Nilai Gotong-Royong dan kebersamaan Dalam acara kaago-ago di samping nilai-nilai religious juga tumbuh nilai gotong-royong dan kebersamaan. Nilai ini sudah menjadi ciri khas masyarakat petani. Nilai ini tampak pada saat pengolahan lahan, penananaman hingga saat panen, termasuk dalam pelaksanaan acara. Masyarakat saling membantu antara satu dengan yang lain dari proses awal berkebun sampai panen termasuk menghadapi masalah yang berhubungan dengan pertanian dan perkebunan selalu dimusyawarahkan, misalnya serangan wabah penyakit tanaman. Acara kaago-ago juga merupakan media yang efektif bagi petani untuk saling tukar pikiran. Untuk terlaksananya semua hal diatas dalam acara kaago-ago memiliki beberapa antangan yang bernilai religius antara lain (1)para petani berkebun di lokasi tersebut tidak boleh mencuri ddan memukul binatang apa lagi membunuhnya .apa bila hal ini di langgar maka orang atau kebun yang bersangkutan tidak akan membawa berka tetapi akan mendapatkan bencana seperti serangan hama babi ,tikus dan sebagainya. Dalam tes batata (doa)menunjukan adanya permohonan kepada allah swt agar mereka selamat hasil melimpa,tenang dan damai .serta ancaman barang sapa yang melanggar akan hancur binasa.
  • 11. c.Nilai Gotong Royang Dan Kebersamaan Dalam acara kaago –ago di samping nilai –nilai relegius juga tumbu nilai gotong royong dan kebersamaan .nilai ini suda menjadi ciri khas masyarakat petani .termasuk dalam pelaksanaan acara .masyarakat salinga membantu antara satu sama lain dari proses awal kebun sampai panen temasuk menghadapi masalah yang berhubungan dengan pertanian dan perkebunan selalu di musyawarakan ,mialnya serangan waba penyakit tanaman .acara kaago-ago merupakan media yang efektif bagi petan untuk saling tukarpikiran .
  • 12. BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Kaago-Ago a. Nilai Religius Nilai ini tumbuh bersamaan dengan keyakinan masyarakat tentang kandungan alam semesta. Masyarakat percaya dan pekah terhadap kekuatan supranatural. Bahkan, masyarakat berpikir bahwa keberadaanya di dunia ini tidak berarti apa-apa tanpa mmpercayai kekuatan ghaib. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kehidupan alam ghaib. Acara kaago-ago merupakan tradisi yang dilakukan untuk menjebatani kehidupan manusia dengan alam ghaib. Dalam acara kaago-ago, kita dituntuk senantiasa berakhlak mulia, tidak boleh melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kehidupan beragama dan norma-norma yang dianut masyarakat secara turun-temurun. perlaksananya semua hal di atas dalam acara kaago-ago memiliki beberapa pantangan yang bernilai religious antara lain (1) Para petani yang berkebun di lokasi tersebut tidak boleh berbuat hal-hal yang tidakk senonoh, seperti berzina dan perbuatan lain yang dilarang agama; (2) tidak boleh mencuri dan memukul binatang apalagi membunuhnya. Apabila hal ini dilanggar maka orang atau kebun yang bersangkutan tidak akan membawa berkah, tetapi akan mendapatkan bencara seperti serangan hama babi, tikus dan sebagainya. Dalam teks batata (doa) menunjukan adanya permohonan kepada Allah swt. agar mereka selamat, hasil melimpah, tenang dan damai serta ancaman barang siapa yang meranggar akan hancur binasa. b. Nilai Gotong-Royong dan kebersamaan Dalam acara kaago-ago di samping nilai-nilai religious juga tumbuh nilai gotong-royong dan kebersamaan. Nilai ini sudah menjadi ciri khas masyarakat petani. Nilai ini tampak pada saat pengolahan lahan, penananaman hingga saat panen, termasuk dalam pelaksanaan acara. Masyarakat saling membantu antara satu dengan yang lain dari proses awal berkebun sampai panen termasuk menghadapi masalah yang berhubungan dengan pertanian dan perkebunan selalu dimusyawarahkan, misalnya serangan wabah penyakit tanaman. Acara kaago-ago juga merupakan media yang efektif bagi petani untuk saling tukar pikiran. Untuk terlaksananya semua hal diatas dalam acara kaago-ago memiliki beberapa antangan yang bernilai religius antara lain (1)para petani berkebun di lokasi tersebut tidak boleh mencuri ddan memukul
  • 13. binatang apa lagi membunuhnya .apa bila hal ini di langgar maka orang atau kebun yang bersangkutan tidak akan membawa berka tetapi akan mendapatkan bencana seperti serangan hama babi ,tikus dan sebagainya. Dalam tes batata (doa)menunjukan adanya permohonan kepada allah swt agar mereka selamat hasil melimpa,tenang dan damai .serta ancaman barang sapa yang melanggar akan hancur binasa. c.Nilai Gotong Royang Dan Kebersamaan Dalam acara kaago –ago di samping nilai –nilai relegius juga tumbu nilai gotong royong dan kebersamaan .nilai ini suda menjadi ciri khas masyarakat petani .termasuk dalam pelaksanaan acara .masyarakat salinga membantu antara satu sama lain dari proses awal kebun sampai panen temasuk menghadapi masalah yang berhubungan dengan pertanian dan perkebunan selalu di musyawarakan ,mialnya serangan waba penyakit tanaman .acara kaago-ago merupakan media yang efektif bagi petan untuk saling tukarpikiran . 2. SARAN Makalah ini masih memiliki berbagai jenis kekurangan olehnya itu kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA 1. Danjaja.james .1986.foklor indonesia .ilmu gosip.dongeng dan lain –lain jakarta PN Grafiti pers 2. Ardika . 1 wayan .2007 .”kebudayaan lokal multikultural dan politik identitas dalam relaksi hubungan 3. Antar etnis .antara kearifan lokal dengan warga cina dan bali “dalam jurnal lembaga kebudayaan .UMM.Edisi maret tahun 2007. 4. Aris, laode 2010 kaago-ago (ritual pemecahan penyakit dalam masyarakat muna )tesis di program pasca 5. Sarjana universitas gaja mada .tidak di terbitkan . Endraswara ,suwardi.2003 .metodologi penelitiankebudayaan . yogyakarta .gadja mada universitas press
  • 15. TUGAS : MATA KULIAH SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA MAKNA KAAGO-AGO BAGI MASYARAKAT PETANI DI KABUPATEN MUNA DISUSUN OLEH : KELOMPOK III 1. LA MAEMUDI (KETUA) 2. ALIMUDIN (ANGGOTA) 3. LA IDI (ANGGOTA) 4. MUSTAMIN 5. LA ODE INDRA 6. JABALNUR PRODI : ILMU PEMERINTAHAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI 2013
  • 16. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................ i DAFTAR ISI............................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1 1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1 1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1 1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN............................................................................................. 3 2.1 Pengertian Kesusatraan............................................................................... 3 2.2 Tradisi Lisan................................................................................................. 3 2.3 Pengertian faklor........................................................ ................................. 3 2.4 Ciri-Ciri Faklor.............................................................................................. 4 2.5 Proses Pelaksanaan Kaago-Ago............................................................... 8 2.6 Makna Simbolis Ka Ago-Ago...................................................................... 9 BAB III PENUTUP................................................................................................. 12 1. Kesimpulan................................................................................................. 12 2. Saran........................................................................................................... 13 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 14
  • 17. KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “ MAKNA KA AGO-AGO BAGI MASYARAKAT PETANI DI MUNA ” Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan pembaca. Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Raha, Juli 2013 "Penulis"