Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Makalah asertifitas
1. BAB IITEORIA.
A.Teori Asertifitas
Definisi KonseptualBurley dan Allen (1983), mendefinisikan bahwa asertivitas adalah suatupendekatan
untuk berinteraksi dengan orang lain secara aktif dan inisiatif, peduli,menekankan aspek positif pada diri
sendiri dan orang lain; mengekspresikan dirimelalui hak-hak dasar tanpa menyangkal hak-hak orang lain
dan tanpa mengalamikecemasan atau perasaan bersalah. Asertif adalah suatu sikap tidak menghakimi
denganmenhindari penggunaan label, stereotip, prasangka, dan mengkomunikasikan keinginan,rasa
tidak suka dan perasaan dengan cara yang jelas, langsung, dan tidak bersifatmengancam.Komponen
Perilaku Asertif Menurut Burley dan Allen (1983) perilaku asertif terdiri dari empat komponenyaitu:
1. Komponen verbal
Kata-kata yang digunakan adalah kata-kata yang menunjukkan perasaaninidividu yang
sebenarnya dan membuat orang nyaman. Kata-kata yangdigunakan juga tidak menyudutkan
orang lain karena tidak terdapat penilaianatau pemberian label pada orang lain. Kata- kata yang
menyudutkan orang lainadalah “ kamu seharusnya...”, “kamu telah melakukan kesalahan”, atau
“kamuselalu saja…”
2. Komponen Kognitif
Komponen kignitif berkaitan dengan apa yang dialami individu secarainternal, mencakup semua
hal yang mengganggu perilaku individu untuk menuju perilaku yang diiinginkan. Perilaku asertif
didasari oleh penilaianpositif hal-hal yang terjadi pada diri mereka, sehingga konsep diri orang
yangasertif cenderung positif.
3. Kompenen Emosional
Komponen emosional yang mencakup tingkat emosional yang diekspresikan,volume suara dan
intonasi. Penting bagi individu untuk mengungkapkan pesan dan tingkat emosional yang
situasinya sesuai karena nada suara memainkanperanan penting bagaimana pesan diterima oleh
orang lain.
4. Komponen Non Verbal
Perilaku non verbal pada perilaku asertif terdiri dari gerakan non verbal yangdiekspresikan,
misalnya kontak mata individu yang asertif diarahkan padalawan bicaranya; ekspresi muka yang
asertif yang sesuai dengan apa yangdirasakanya, misalnya, individu yang asertif tidak tersenyum
ketika marah;gerak isyarat menentukan perilaku yang ditampilkan; bahasa tubuh individuyang
asertif rileks dan tidak kaku; kecepatan bicara individu yang asertif adalah moderat dan normal;
pengaturan waktu. Individu yang asertif mempertimbangkan waktu yang tepat dalam
mengungkapkan perasaan danpikiran mereka; jarak, dimana individu yang asertif tidak
mengambil jarak ketika berinteraksi dengan orang lain; kelancaran dan isi.
B.Indikator Komponen Verbal dan Non Verbal
Menurut beberapa tokoh yang mengemukakan asertivitas, terdapat sejumlahindikator perilaku asertif
pada komponen verbal dan non verbal
.
2. Indikator komponenverbal diambil dari Bower and Bower (1991), Aroba and James (1992,
dalamDepdiknas, 2003). Sedangkan indikator komponen non verbal diambil dari Burley andAllen (1983).
Dari indikator-indikator tersebut, kami memilih beberapa di antaranyayang sesuai dengan komponen
verbal dan non verbal. Berikut ini merupakan indikator lain yang menurut kelompok merupakan
indikator dari komponen verbal dan nonverbal:
•Komponen verbal :- Menggunakan pernyataan yang jelas dan lugas- Menggunakan kalimat yang
dengan menggunakan kata “saya..- Membedakan fakta dan opini- Tidak memberikan saran yang
berlebihan- Mengekspresikan ide secara positif
•Komponen non verbal- mata menatap lawan bicara- tangan santai (terbuka, tidak mengepal, tidak
gemetar)- jarak dengan lawan bicara tidak terlalu dekat dan tidak jauh- kecepatan bicara normal, tidak
terlalu cepat dan tidak terlalu lambat- berbicara dengan lancar, tidak terbata-bata- ekspresi wajah
sesuai dengan apa yang dibicarakan
C.Faktor-Faktor Mempengaruhi dan Menghambat Perilaku Asertif
Menurut Rathus dan Nevid (1983, dalam Novianti dan Tjalla), terdapat enam halyang mempengaruhi
perkembangan perilaku asertif, yaitu:
1. Jenis kelamin.
Jenis kelamin mempengaruhi perkembangan perilaku asertif. Wanita padaumumnya lebih sulit
bersikap asertif seperti mengungkapkan perasaan danpikiran dibandingkan dengan laki -laki.
2. Self esteem.
Individu yang berhasil untuk berperilaku asertif adalah individu yang harusmemiliki keyakinan.
Orang yang memiliki keyakinan diri yang tinggi, memilikikekuatiran sosial yang rendah sehingga
mampu mengungkapkan pendapat danperasaan tanpa merugikan orang lain dan diri sendiri.
3. Kebudayaan
.Kebudayaan juga mempengaruhi perilaku yang muncul. Kebudayaan biasanyadibuat sebagai
pedoman batas-batas perilaku setiap individu.
4. Tingkat pendidikan.
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin luas wawasan berpikir sehingga memiliki
kemampuan untuk mengembangkan diri dengan lebihterbuka.
5. Tipe kepribadia
Hal ini dipengaruhi oleh tipe kepribadian, dimana seseorang akan bertingkahlaku berbeda
dengan individu kepribadian lain.
6. Situasi tertentu lingkungan sekitarnya.
Dalam berperilaku, seseorang akan melihat kondisi dan situasi dalam arti luas.
Concret e experience
Concrete experience adalah suatu proses pemberian kegiatan yang sengajadirancang untuk memberikan
pengalaman nyata kepada peserta pelatihan agar pesertadapat merasakan sendiri apa yang terjadi pada
dirinya ketika ia mengikuti kegiatantersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih peserta dalam
3. mengkomunikasikanpersaan atau keinginan yang dirasakan dalam situasi yang berbeda-beda. Pada sesi
inimetode yang digunakan dalam CE adalah metode role play. Waktu yang dibutuhkanuntuk melakukan
kegiatan ini adalah 50 menit. Jumlah peserta yang terlibat adalah 20orang. Kemudian peserta dibagi
menjadi ke dalam empat kelompok kecil oleh pemandu.Caranya adalah setiap peserta diminta untuk
memilih satu kertas bergambar. Lalupeserta diinstruksikan untuk mencari peserta lain yang memiliki
kertas bergambar yangsama. Kemudian setelah terkumpul lima peserta dalam setiap kelompok,
setiapkelompok akan didampingi oleh seorang fasilitator.
III.A. Setting Ruangan/Lokasi yang Digunakan
Sesi pemanduan ini akan dilakukan dalam ruangan tertutup (indoor).
Setting inidipilih dengan alasan agar pemberian kegiatan dapat berjalan lebih efektif
denganmenghindari kebisingan, agar kegiatan yang berlangsung dapat lebih
terkontroldenganmenghindari pengaruh faktor cuaca yang mungkin saja dapat menghambat
berjalannyapemanduan, dan dalam sesi concrete experience(CE) tidak terdapat kegiatan
yangmemerlukan ruang untuk bergerak bebas. Sesi pemanduan ini memerlukan ruanganberukuran 6 x 7
meter. Dengan pertimbangan besar ruangan disesuaikan dengan jumlahpeserta pada pelatihan ini yaitu
20 orang. Dengan setting Ruangan diatur seperti gambar di bawah ini :
Fasilitatorfasilitatorfasilitatorfasilitatorpemandu
Pada kertas bergambar yang telah diambil setiap peserta, terdapat skenario yangberisi gambaran
mengenai situasi yang akan diperankan oleh setiap peserta di dalamkelompoknya. Dalam satu
kelompok, setiap peserta mendapatkan skenario yangberbeda-beda.Cara pelaksanaan kegiatan ini
adalah dalam setiap kelompok, fasilitator akanmenentukan giliran peserta untuk tampil memainkan
peran di depan kelompok. Disetiap kelompok, masing-masing fasilitator bertugas untuk menjadi lawan
main ataustimulator bagi peserta. Ketika seorang peserta memainkan peran bersama fasilitator,peserta
lain dikelompok tersebut memperhatikan mereka berdua.Skenario CEDibawah ini terdapat beberapa
situasi dimana saudara harus menolak permintaanseseorang dalam berbagai situasi. Saudara diminta
menolak dengan asertif.1. Situasi 1Sepulang dari sekolah, teman Anda menemui Anda untuk meminjam
PR matematika yang diberikan dua hari yang lalu oleh guru di sekolah. Teman andabermaksud untuk
menyalin semua tugas Anda karena dia malas dalammengerjakan tugas Matematika tersebut.
Sebenarnya anda tidak setuju dengantindakan teman Anda karena Anda merasa tindakan teman Anda
akanberdampak buruk pada dirinya sendiri. Anda memutuskan untuk menolak memberikan contekan
tugas matematika kepada teman Anda
Tugas Anda : Anda harus mengkomunikasikan perasaan Anda yang sebenarnyakepada teman Anda
tanpa harus menyinggung teman anda.2. Situasi 2Sepulang sekolah, Anda dengan teman-teman Anda
berencana untuk bermain di rumah Budi, teman Anda. Kebetulan salah satu dari teman-temanAnda
mempunyai kebiasaan merokok. Anda ditawari untuk merokok pada saatitu. Kebetulan di rumah teman
Anda sedang tidak ada orang dewasa. TemanAnda memaksa agar anda mencoba rokok karena menurut
mereka merokok itusudah tidak asing dilakukan oleh anak seumuran Anda. Sementara Andamengetahui
bahwa merokok itu berdampak buruk bagi kesehatan Anda.Tugas Anda : Anda harus
4. mengkomunikasikan perasaan Anda yang sebenarnyakepada teman Anda tanpa harus menyinggung
teman anda.3. Situasi 3Hari ini sedang berlangsung konser
group band
musik yang terkenal disalah satu pusat perbelanjaan di kota Anda. Kebetulan Anda memang
menyukaigroup band tersebut dan ingin menonton konsernya. Tapi di sisi lain, di sekolahsedang ada
ulang harian Biologi. Sahabat-sahabat Anda bermaksud untuk bolossekolah dan menonton konser.
Sebagai sahabat yang selalu bersama, merekatentu mengajak Anda untuk bolos sekolah pada hari itu
demi menonton konser group band kesukaan kalian. Sebenarnya di dalam hati anda, anda tidak
inginmembolos karena Anda ingin mengikuti ulangan harian Biologi. Menurut Anda,mengikuti ulangan
lebih penting daripada menonton konser sekalipun konser dari
group band
kesukaan Anda.Tugas Anda : Anda harus mengkomunikasikan perasaan Anda yang sebenarnyakepada
teman Anda tanpa harus menyinggung teman anda.4. Situasi 4Ketika jam sekolah berakhir, pacar anda
mengajak Anda untuk menonton film porno di rumahnya. Kebetulan, orangtua pacar Anda sedang.
berada di luar kota. Pacar Anda memaksa Anda untuk ikut ke rumahnya.Sebenarnya di dalam hati
Anda,Anda tidak ingin mengecewakan pacar Anda,tapi Anda sangat menyadari bahwa hal itu tidak
sesuai dengan prinsip hidupAnda dan juga dilarang oleh orang tua Anda. Apalagi Anda mengetahui hal
inibisa saja berdampak buruk bagi Anda dan juga pacar Anda.Tugas Anda : Anda harus
mengkomunikasikan perasaan Anda yang sebenarnyakepada teman Anda tanpa harus menyinggung dan
mengecewakan pacar Anda.5. Situasi 5Ketika dalam perjalanan pulang, teman anda menemukan sebuah
handphone yang tergeletak di jalan. Teman anda mengusulkan agar handphonetersebut diambil dan
kemudian di jual. Uang dari hasil penjualan hanphone ituakan dibagi-bagi termasuk kepada anda.
Namun, anda merasa perbuatan itutidak sesuai dengan prinsip anda. Anda ingin mengusulkan untuk
menghubungisalah satu nomor kontak yang ada di handphone tersebut dan memberitahubahwa
handphone orang tersebut ada di tangan teman anda dan berniat untuk mengembalikannya. Namun,
teman anda tetap bersikeras untuk menjualnya.Tugas anda: anda harus mengkomunikasikan pendapat
anda yang sebenarnyakepada teman anda tanpa harus menyinggung perasaan teman anda sebagaipihak
yang menemukan handphone tersebut.
Reflective Observation
RO merupakan proses mengamati dan merefleksikan “pengalaman nyata” yangbaru saja dilalui dalam
kegiatan sebelumnya atau CE. RO diperlukan untuk menggalifakta atau data atau informasi spesifik yang
dialami oleh masing-masing peserta.Pada sesi ini diharapkan pemandu dapat menggali insight dari
pesertaberdasarkan kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya. Bentuk kegiatan RO yang akandilakukan
adalah diskusi dalam kelompok kecil.Setelah semua peserta di setiap kelompok memainkan perannya
5. bersamafasilitator, seluruh peserta akan dikumpulkan untuk melakukan diskusi dalam kelompok kecil.
Peserta membentuk kelompok berisi empat orang yang mendapatkan skenarioyang sama ket ika
role play
. Kemudian pemandu menginstruksikan para peserta untuk
mendiskusikan pengalaman mereka pada kegiatan
role play.
Mereka dimintamenceritakan perasaan, kesulitan, kelebihan dan kekurangan mereka ketika
memainkanperan.Diskusi dalam kelompok kecil ini dilakukan selama 15 menit. Setelah itu,selama 15
menit pemandu meminta satu orang perwakilan dalam tiap kelompok untuk menceritakan hasil diskusi.
DAFTAR PUSTAKA
Bishop, S. (2000).
Develop Your Assertiveness (2
nd
ed).
London: Koganpage.Bower, S.A. & Bower, G.H. (1991).
Asserting Yourself : A Practical Guide for PositiveChange.
Cambridge: The Perseus Books Group.Burley, M. & Allen. (1983).
Managing Assertively: How to Improve Your People Skill
.New York: Wiley.Depdiknas. (2003).
Mencegah Penyalahgunaan NAPZA melalui Kepercayaan KasihSayang Ketulusan
. Jakarta: Dikmenum Depdiknas.Hurlock, E.B. (1980).
Psikologi Perkembangan: “Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan” (Terjemahan Istiwidayanti
& Soedjarno)
. Jakarta :Erlangga.Marini, Liza & Andriani, Elvi. (2005).
Perbedaan Asertivitas Remaja ditinjau DariPola Asuh Orangtua.
6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera UtaraMonks, F.J., dkk. (1999).
Psikologi Perkembangan: “Pengantar Dalam BerbagaiBagiannya” (Terjemahan Siti Rahayu Haditono)
. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.Nasution, Indri, K. (2007).
Perilaku Merokok pada Remaja (Research).
UniversitasSumatera Utara.Sarafino, E.P. (1994).
Health Psychology (2
nd
ed)
. New York: John Wiley and Sons.Smet, B. (1994).
Psikologi Kesehatan.
Jakarta: PT Grasindo.www.bahayamerokok.net diakses pada tanggal 22 September
2010.www.bahayamerokok.net diakses pada tanggal 22 September
2010.www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/.../Artikel_10503107.pdf diakses padatanggal 21
September 2010.www. Nusantaranews.Wordpress.com diakses tanggal pada 24 September 2010