Sesuai dengan RPJMN 2020-2024, pemerintah Indonesia telah berhasil membangun jaringan backbone internet berkecepatan tinggi yang menjangkau kabupaten/kota, bernama Jaringan Tulang Punggung Palapa Ring. Dibangun oleh BAKTI-Kominfo, jaringan ini akan menjadi solusi tersedianya konektivitas di wilayah yang belum tersedia jaringan telekomunikasinya (unserved). Bila digabungkan dengan jaringan yang dibangun oleh Operator Telekomunikasi, maka sudah terbangn Jaringan Telekomunikasi Nasional berkapasitas besar, yang menjangkau seluruh Wilayah Indonesia.
1. Menuntaskan Pembangunan Tol Informasi
Satriyo Dharmanto
Pemanfaatan internet secara global telah berjalan lebih dari setengah abad, dimulai dari interkoneksi antar
universitas di Amerika, kini lebih dari 59% penduduk dunia, atau sekitar 4.58 Milyar orang berpartisipasi dalam
pemanfaatannya bagi perkembangan ekonomi digital secara global (Internet World Statistics, 2021).
Digunakan pertama kali pada tahun 1969, saat empat node jaringan antar universitas di Amerika saling
terhubung, melalui proyek bernama Advanced Research Projects Agency Network (ARPANET), yang
dimanfaatkan untuk mengirim paket data berkapasitas beberapa kilobits saja. Saat ini terdapat 22 miliar
perangkat saling terhubung, dengan rata-rata pengiriman data lebih dari 74.500 Gigabytes (GB) setiap detik,
dan berskala bisnis sekitar $2,946B, atau merupakan 3.13% dari nilai ekonomi dunia (OPTE, 2021) (Visual-
Capitalist, 2021).
Saat ini Indonesia berada di urutan no 16, dari negara-negara yang mendominasi perekonomian dunia, dengan
nilai GDP $1,157T (Rp.16,776T), menguasai sekitar 1.2% perekonomian dunia (Visual-Capitalist, 2021).
Jaringan Broadband Terpadu
Sebagai negara kepulauan, secara teori akan memiliki
tingkat kesulitan dan biaya lebih tinggi dalam
pembangunan jaringan broadband internet
kecepatan tinggi sampai ke pelosok daerah. Hal ini
karena membutuhkan infrastruktur jaringan tulang
punggung (backbone) berkapasitas besar, yang
terkoneksi menggunakan jaringan Fiber Optic (FO)
melalui darat maupun laut.
Kompas, 06 Februari 2020 memberitakan bahwa
pemerintah telah berhasil membangun jaringan
backbone internet berkecepatan tinggi sampai
kabupaten/kota, bernama Palapa Ring. Dibangun oleh
BAKTI-Kominfo, jaringan ini akan menjadi solusi
tersedianya konektivitas di wilayah yang belum
tersedia jaringan telekomunikasinya (unserved).
Hal ini sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024) (Cabinet-
Secretary, 2020), yang mengamanatkan bahwa
seluruh kabupaten di Indonesia harus memiliki
jaringan telekomunikasi berkualitas tinggi, dengan
kecepatan transfer data sekurang-kurangnya 10 Mbps
di pedesaan dan 20 Mbps di perkotaan.
Ironisnya, pembangunan jaringan akses ke
masyarakat di daerah, yang masuk kategori Terdepan,
Terluar, Tertinggal (3T), yang kerapatan penduduknya
sangat renggang, dengan tantangan geografis relatif
lebih sulit, tidak terlalu diminati oleh operator
Telkomunikasi maupun Penyedia layanan Internet
(ISP). Hal ini karena skala ekonomi nya kecil dan dari
perspektif bisnis belum feasible untuk dilakukan
investasi (Dharmanto, Trileksono, & Purnamasari,
2022).
Pembangunan Ekonomi Digital
Sebagaimana prinsip pembangunan jalan tol,
kehadiran Palapa Ring yang memanfaatkan dana
Universal Service Obligation (USO), menjadi salah satu
solusi untuk mengurangi barrier to entry, sebagai
triger dan demand creation bagi kebutuhan
konektivitas internet di daerah rural. Operator akan
tertarik untuk memanfaatkannya, karena secara
signifikan terjadi penurunan biaya investasi,
terbukannya potensi pasar dan kemudahan
pembangunan ekosistem digital di daerah tersebut.
Seperti yang terjadi di negara lain, wilayah USO
merupakan wilayah yang secara bisnis tidak feasible
sehingga dalam pembangunan infrastrukturnya,
membutuhkan intervensi pemerintah. Pola
pemanfaatan pun memerlukan kebijakan khusus, agar
terjadi transparansi, akuntabilitas dan iklim kompetisi
yang sehat di antara pelaku industri Telekomunikasi
(Indonesia-MIC, 2016).
2. Jaringan backbone yang sudah terbangun perlu terus
dikembangkan, dan diintegrasikan dengan jaringan
penghubung (backhaul) dan jaringan akses (last mile),
agar mampu dimanfaatkan secara langsung oleh
masyarakat dan dapat menghadirkan inklusi digital.
Jaringan broadband terintegrasi ini akan sangat
penting untuk mengadirkan atau meningkatkan
ekonomi digital di daerah, yang akan memberikan
dampak positif bagi pertumbuhan berbagai sektor
kehidupan secara berkelanjutan (ITU Development
Sector, 2020).
Strategi Negara Lain
Belajar dari negara lain, masing-masing negara
memiliki strategi dan model bisnis yang beragam
dalam implementasi konektivitas broadband. Ada
yang fokus dilakukan oleh pemerintah, namun ada
pula yang dilakukan oleh swasta, atau gabungan
keduanya. Pembangunan broadband internet di
negara Inggris, Argentina, Brazil dan Afrika Selatan,
dilakukan seluruhnya oleh pemerintah.
Di beberapa negara, seperti Malaysia, Perancis,
Australia dan Korea Selatan, pembangunan
konektifitas internet banyak dilakukan oleh
pemerintah, namun juga mengundang partisipasi
swasta. Di Singapore, Swedia, dan Finlandia,
pembangunannya dilakukan oleh swasta.
NBN Co misalnya, lembaga pemerintah yang
menyediakan National broadband access, telah
membangun dan menyediakan jaringan FO, dengan
dukungan kuat dari regulator, pemerintah dan
stakeholder lainnya, untuk membawa fast broadband
at scale ke seluruh pelosok Australia. NBN juga terus
bekerjasama dengan industri telekomunikasi,
khususnya Telstra, TPG group dan Optus untuk
menciptakan ekosistem digital dan terus
meningkatkan digital capacity Australia, dengan
memberdayakan masyarakat di kawasan pedesaan,
terpencil, dan juga sebagian daerah metropolitan
Australia (NBN-Co, 2022).
Peluang Besar
Indonesia berpeluang besar, untuk mengembangkan
dan menciptakan kolaborasi pemanfaatan jaringan
broadband yang bersifat mutual benefit. Menyudahi
iklim monopoli dan oligopoli yang kurang sehat,
digantikan dengan orkestrasi antar operator
telekomunikasi, ISP dan Asosiasinya, serta melibatkan
Kementerian/ Lembaga/ Pemerintah Daerah/Instansi
Lainnya (K/L/D/I) dan pelaku ekonomi di daerah. Agar
dapat menjadikan daerah sebagai pusat terbangun
dan tumbuhnya ekonomi digital yang kuat dan
berkesinambungan, serta dirasakan langsung oleh
masyarakat.
Apa yang sudah dimulai oleh pemerintah pusat,
semestinya mendapat dukungan, agar pembangunan
tol informasi segera tuntas dan mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi nasional. Terbangunnya
ekonomi digital yang kuat akan mampu mengantarkan
Indonesia menjadi bangsa yang unggul, tahan
menghadapi berbagai tantangan seperti pandemic
covid-19, di mana harus kuat mengatasi goncangan
turbulensi ekonomi global, yang penuh dengan
tekanan dan ketidakpastian. Tumbuh menjadi negara
maju dengan pondasi ekonomi kuat, akibat
ketersediaan infrastruktur digital yang terintegrasi,
merata dan harga yang terjangkau (affordable).
Reference:
BAKTI. (2020). Economic and Commercial Study of Outline Business Case
Palapa Ring Expansion / Integration. Jakarta: Bakti-Ministry of
Information and Communication Technology.
BAPPENAS Legal Bureau. (2020, January 27). Regulation of the Minister of
National Development Planning Head of the National Development
Planning Agency of the Republic of Indonesia Number 02 of 2020 on
PPP of Infrastructure. Jakarta, DKI, Indonesia: Bappenas Legal Bureau.
Cabinet-Secretary. (2020, January 20). Regulation of the President of the
Republic of Indonesia No 18 of 2020 on National Medium Term
Development Plan 2020 - 2024. Jakarta, DKI, Indonesia: Cabinet
Secretary of the Republic of Indonesia.
Dharmanto, S., Trileksono, D., & Purnamasari, Y. (2022, January 05). Final
Report of Digital Monetization Consultancy Service Bakti Kominfo 2021.
Jakarta, DKI, Indonesia: Vladi Inova Prestisius PT.
Indonesia-MIC. (2016, September 26). Regulation of The Minister of
Information and Communication Technology Number 17 of 2016 on
Non-Tax State Revenue from the levy of Telecommunication Operation
Rights Fees and USO Contributions. Jakarta, DKI, Indonesia:
Internet World Statistics. (2021, March 31). www.internetworldstats.com.
Retrieved from MiniWatts Marketing Group:
https://www.internetworldstats.com/stats.htm
ITU Development Sector. (2020). How Broadband, Digitization and ICT
Regulation Impact the Global Economy. Geneva: ITU
Telecommunication Development Bureau.
NBN-Co. (2022, May 11). The Network Explained. Retrieved from
https://www.nbnco.com.au/learn/how-the-network-comes-together
OPTE. (2021, Dec 30). The Internet-2021-visualization-opte. Retrieved
from the-internet-2021-visualization-opte
State Secretary. (2000, July 11). Regulation of The Government of Republic
of Indonesia No 52 of 2000 on Telecommunications Operations.
Jakarta, DKI, Indonesia: State Secretary of The Republic of Indonesia.
Visual-Capitalist. (2021, December 22). Visualizing the $94 Trillion World
Economy in One Chart. Retrieved from Visual Capitalist:
https://www.visualcapitalist.com/visualizing-the-94-trillion-world-
economy-in-one-chart