SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
PENGENTASAN PERMUKIMAN
KUMUH TERPADU
Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kementerian PPN/Bappenas
Kamis, 8 Desember 2022
2
Akar Masalah Perumahan dan Permukiman Tidak Layak Huni:
Urbanisasi yang Tidak Terkelola dengan baik
Faktor Risiko
• Belum mapannya sistem penyediaan perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan di perkotaan.
• Kegagalan manajemen lahan dan pasar perumahan bagi
masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan di perkotaan.
• Keterbatasan kapasitas Pemda dalam penyediaan
pelayanan infrastruktur dan investasi perumahan.
• Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah dan
rentan terhadap pembiayaan perumahan/financial market.
• Minim pendampingan/bantuan teknis dan fasilitasi bagi
pembangunan rumah swadaya oleh masyarakat
berpenghasilan rendah dan rentan.
• Tantangan penegakan peraturan dan regulasi yang belum
mengatur alokasi ruang dan belum beroperasional dengan
baik untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan.
• Tidak ada kebijakan komprehensif dalam pengentasan
pemukiman kumuh.
• Kurangnya keterlibatan masyarakat.
Faktor Pemicu
1. Masyarakat yang
melakukan urbanisasi
tidak diiringi oleh
kompetensi dan
kemampuan finansial
yang baik.
2. Tidak ada kebijakan
yang merespons
masyarakat yang
melakukan urbanisasi.
Disebabkan oleh:
1. Pertambahan penduduk alami
(35-40 persen peningkatan
penduduk perkotaan)
2. Perpindahan penduduk dari
desa ke kota (25-30 persen
peningkatan penduduk
perkotaan)
3. Reklasifikasi desa menjadi kota
(30-40 persen peningkatan
penduduk perkotaan).
Sumber: Kajian Strategi Kota Tanpa Kumuh di Metropolitan 2025, Bappenas (2020)
• Setiap tahunnya, urbanisasi atau
perpindahan penduduk ke
perkotaan meningkat sebesar 3%.
• Pada 2045, sekitar 220 juta jiwa
atau lebih dari 70% penduduk
akan tinggal di kota-kota besar
dan kecil.
• Laju urbanisasi Indonesia belum
diimbangi dengan peningkatan
pembangunan dan kesejahteraan
yang sama cepatnya
Sumber: Time to ACT: Realizing Indonesia’s Urban
Potential (2019); BPS (2022)
Sumber: Kementerian PPN/Bappenas-Final Report of Slum Alleviation
Policy and Action Plan (SAPOLA)
Sumber: UN Habitat- A Practical guide to design, planning, and executing
citywide slum upgrading progam
49.8
53.3
56.7
60.0
63.4
66.6
0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0
2010
2015
2020
2025
2030
2035
Persentase Penduduk Daerah Perkotaan di
Indonesia 2010 – 2035
2
Fakta Perumahan dan Permukiman di Indonesia
Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Layak Huni 2015-2021
54.28%
59.21%
59.70%
59.61%
61.09%
63.24%
64.65%
41.66%
43.87%
46.09%
47.41%
50.70%
54.82%
55.95%
47.99%
51.73% 53.31% 54.09% 56.51%
59.54%
60.90%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Capaian
Rumah
Layak
Huni
Tahun
Perkotaan Perdesaan Nasional
Artinya masih terdapat 35,35% rumah tangga di perkotaan
yang tinggal di rumah tidak layak huni, sebagian
kemungkinan berada di permukiman kumuh.
Indonesia menempati urutan ke-4 negara
dengan populasi penduduk perkotaan tertinggi.
1 dari 5 penduduk perkotaan di Indonesia
tinggal di permukiman kumuh.
3,9 juta rumah tangga perkotaan hidup
bersesakan di rumah yang luasnya tidak
memadai (overcrowded).
Perkotaan
Nasional
64,65%
60,90%
Tahun 2021
Ketahanan Bangunan Layak
Bahan bangunan atap,
dinding dan lantai rumah
memenuhi syarat
Kecukupan Luas Layak
Luas lantai perkapita ≥7,2 m2
Akses Air Minum Layak Akses Sanitasi Layak
82,47% 90,78%
93,56% 80,29%
Sumber: Susenas BPS Diolah Bappenas (2022)
Kriteria Rumah Layak Huni (2021)
3
Makassar
Surabaya
Manado
Denpasar
Banjarmasin
Medan
Palembang
Jakarta
Bandung
Semarang
Gambaran Umum Permukiman di 10 Kota Metropolitan
4
Medan
18,52% rumah tangga
tinggal di RTLH
6,71% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
172,83 Ha luas permukiman
kumuh.
Palembang
30.32% rumah tangga
tinggal di RTLH
14.32% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
1.443,56 Ha luas
permukiman kumuh.
Jakarta
60% rumah tangga
tinggal di RTLH
16.33% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
685,22 Ha luas permukiman
kumuh.
Bandung
62.51% rumah tangga
tinggal di RTLH
24.74% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
1.254,73 Ha luas
permukiman kumuh.
Semarang
32.55% rumah tangga
tinggal di RTLH
4.91% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
590,97 Ha luas permukiman
kumuh.
Surabaya
42,48% rumah tangga
tinggal di RTLH
22.96% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
151,35 Ha luas permukiman
kumuh.
Denpasar
33.62% rumah tangga
tinggal di RTLH
20.64% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
46,84 Ha luas permukiman
kumuh.
Manado
24.11% rumah tangga
tinggal di RTLH
8.827% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
155,86 Ha luas permukiman
kumuh.
Makassar
17.85% rumah tangga
tinggal di RTLH
10.76% rumah tangga
tinggal di rumah yang terlalu
padat.
825,91 Ha luas permukiman
kumuh.
Banjarmasin
16.15% rumah tangga
tinggal di RTLH
6.83% rumah tangga
tinggal di rumah yang
terlalu padat.
403,5 Ha luas permukiman
kumuh.
Sumber: Susenas, Badan Pusat Statistik, 2021 dan Data KOTAKU, 2017
*RTLH: Rumah Tidak Layak Huni
Mengapa Permukiman Kumuh Terbentuk?
“ “
Permukiman kumuh adalah bentuk
kegagalan kebijakan, pemerintahan yang
buruk, korupsi, peraturan yang tidak tepat,
pasar lahan yang tidak berfungsi, sistem
pembiayaan yang tidak responsif dan
kekurangan kemauan politik yang mendasar.
Setiap kegagalan ini menambah beban pada
masyarakat yang sudah terbebani kemiskinan
dan menghambat potensi pembangunan
manusia yang dapat ditawarkan oleh
kehidupan kota.
(http://web.mit.edu)
5
Bagaimana Menemukenali Permukiman Kumuh?
Memiliki kekurangan pelayanan dasar seperti akses layak terhadap air bersih, sanitasi
yang buruk, kondisi jalan lingkungan yang tidak memadai.
Kepadatan bangunan yang tinggi dengan kualitas dan bahan bangunan yang buruk,
dengan tata letak bangunan yang tidak beraturan dan cenderung melanggar berbagai
aturan bangunan.
Biasanya terletak di lokasi yang rawan bencana atau negative area yang secara kaidah
tidak dapat menjadi permukiman manusia.
Rata-rata penghuninya berpendapatan rendah hingga miskin.
Dalam beberapa kasus, penghuni tidak memiliki bukti akan kepemilikan
lahan/bangunan sehingga dapat digusur sewaktu-waktu.
Menemukenali Permukiman Kumuh secara Umum:
• Kawasan kumuh akan cepat tumbuh apabila tidak
dapat dikenali potensinya, sehingga perlu
perhatian pada daerah dengan tekanan
pembangunan tinggi (daerah industry, daerah di
tengah kota yang padat penduduk, pusat
pekerjaan, pusat pendidikan, dll.
• Referensi lainnya terkait definisi dan karakteristik
kumuh dapat mengacu pada: UN Habitat (Global),
Permen PUPR No. 14/2018 dan BPS (Nasional)
6
Urgensi penanganan permukiman kumuh berbasis program di daerah ?
Membangun sistem yang terpadu dalam kegiatan penanganan kumuh yang
berkelanjutan, menyusun kawasan prioritas, serta mencegah tumbuhnya
kekumuhan baru.
Membentuk kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan para pemangku
kepentingan dalam perencanaan maupun implementasi, serta mengedepankan
partisipasi Masyarakat.
Meningkatkan komitmen bersama tentang tugas dan wewenang masing-masing
pemangku kepentingan dalam upaya penanganan kumuh.
Menciptakan integrasi antar sektor dalam penyelesaian permasalahan kumuh
dalam suatu kawasan.
Memastikan semua masyarakat memiliki akses terhadap hunian layak,
infrastruktur layanan dasar, dan produk pembiayaan perumahan (inklusif).
7
Twin Track Approach sebagai upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh eksisting dengan upaya untuk mengurangi kemungkinan
tumbuhnya permukiman kumuh di masa depan.
Membutuhkan Perubahan Paradigma Penuntasan Permukiman Kumuh
Upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat
yang tinggal di permukiman kumuh eksisting.
Upaya yang dilakukan untuk menghindari tumbuh
dan berkembangnya permukiman kumuh baru.
Definisi
Memastikan adanya pemenuhan hunian, air
minum, sanitasi dan keamanan bermukim
melalui:
a. Track 1: peremajaan kampung kota (skala
lokal)
b. Track 2: Peremajaan permukiman kumuh
skala kawasan
1. Penegakan tata ruang
2. Penegakan standar kehandalan bangunan
(PBG/SLF)
3. Bank tanah dan konsolidasi tanah untuk
penyediaan lahan perumahan
4. Penyediaan perumahan (milik dan sewa) yang
terjangkau, termasuk penyediaan public
housing
5. Pembiayaan perumahan yang terjangkau
Aspek Kunci
8
Komponen Program Penanganan
Permukiman Kumuh Terpadu
9
Komponen
Penting
Tidak dapat
berdiri
sendiri
Penyediaan Perumahan*
Meningkatkan akses MBR terhadap
rumah layak huni.
Lahan
Menjamin keamanan bermukim.
Sosial Ekonomi
Menghubungkan penataan permukiman kumuh
dengan peningkatan kapasitas ekonomi dan
kehidupan social penghuninya.
- Penegakkan tata ruang
- Penyediaan ruang bagi perumahan MBR dalam
rencana tata ruang
Rencana Tata Ruang
Pembiayaan Perumahan
Meningkatkan akses MBR terhadap
pembiayaan perumahan agar dapat
mengakses rumah layak huni
Infrastruktur Dasar*
Jalan lingkungan, drainase,Air
Minum, Sanitasi, Persampahan,
Perlindungan kebakaran
Masih menjadi fokus penanganan kumuh
program eksisting saat ini
Fokus penanganan permukiman kumuh
ke depan adalah penanganan yang
bisa memenuhi sebanyak mungkin
seluruh aspek tersebut. Keterangan:
* Dapat didanai dari DAK
9
Konsep Tuntas Kumuh yang Terpadu
Before After
1. Standar ketahanan bangunan tidak
layak (atap, lantai, dinding)
1. Ketahanan bangunan menjadi layak
(atap, lantai, dinding) dalam satu
hamparan lokasi (100%)
2. Akses air minum tidak layak/tidak
memiliki akses/biayanya tinggi
2. Akses air minum menjadi layak/
menjadi memiliki akses dalam satu
hamparan lokasi (100%)
3. Akses sanitasi/tempat pembuangan
air limbah tidak layak/tidak memiliki
akses
3. Akses sanitasi/tempat pembuangan
air limbah menjadi layak/menjadi
memiliki akses dalam satu hamparan
lokasi (100%)
4. Belum ada sistem tempat
pembuangan sampah rumah tangga
4. Sudah ada sistem/ business plan
tempat pembuangan sampah rumah
tangga dalam satu hamparan (100%)
5. Belum terlayani akses jalan
lingkungan/kualitasnya buruk
5. Sudah terlayani akses jalan
lingkungan/kualitasnya menjadi lebih
baik (100%)
6. Belum terlayani akses drainase
lingkungan/kualitasnya buruk/
adanya genangan
6. Sudah terlayani akses drainase
lingkungan/kualitasnya menjadi lebih
baik/mengatasi masalah utama
Selain itu, ada juga hal-hal
yang harus diperhatikan dalam
menuntaskan kumuh, yaitu:
1. Mendata aspek pertanahan per
penerima manfaat agar
menjamin keamanan bermukim.
2. Mengikutsertakan masyarakat
dalam setiap prosesnya agar
proses pembangunan lancar dan
adanya keberlanjutan agar tidak
terjadi kumuh kembali.
3. Penanganan kumuh dengan
memiliki konteks/tema yang
diusung (misalnya: heritage,
penanganan banjir, penataan
kawasan perkotaan, illegal
settlement, penataan
pesisir/minapolitan).
Dalam menangani permukiman kumuh eksisting secara tuntas sekaligus juga mencegah terbentuknya permukiman kumuh baru, diperlukan
pemahaman dalam hal “Kota Tanpa Permukiman Kumuh” secara terpadu untuk mencapai 100-0-100.
PROGRAM
UNTUK
MENCAPAI KOTA
TANPA
PERMUKIMAN
KUMUH
Opsi Penanganan dalam Mencapai Kota Tanpa Permukiman Kumuh yang
dapat didanai oleh DAK Tematik PPKT
: Aspek Pendukung, wajib keberadaaanya dalam mendukung program
1. Pembangunan Perumahan Baru
Pembangunan perumahan baru layak
dan terjangkau melalui fasilitasi
pemerintah dan peran
komunitas/masyarakat.
Perumahan Komunitas Weleri Asri
Kab. Kendal
In-Situ Upgrading Kotabaru,
South Kalimantan
3. Peremajaan
Perbaikan dan
penataan menyeluruh
untuk memastikan
pemenuhan
permukiman layak
huni.
4. Relokasi/
Permukiman Kembali
Pemindahan
masyarakat dari lokasi
yang tidak mungkin
dibangun kembali/tidak
sesuai dengan rencana
tata ruang dan/atau
rawan bencana.
Peremajaan Semanggi
Surakarta
Permukiman Kembali-Kota
Langsa
2. Perbaikan
Setempat/Pemugaran
Memperbaiki lingkungan
fisik, sosial, dan
ekonomi menjadi
permukiman layak huni
Dimungkinkan untuk:
1. Melakukan lebih dari 1 pola
penanganan kumuh dalam satu
kawasan; dan
2. Menangani semua kategori
kumuh menggunakan berbagai
pola penanganan
11
Ilustrasi Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu melalui DAK Tematik PPKT
Kondisi Regular Kondisi Integrasi
Bidang Air Minum
Bidang Sanitasi
Bidang Perumahan
& Permukiman
Lokasi Prioritas
Bidang Air Minum
Bidang Sanitasi
Bidang Perumahan &
Permukiman
Lokasi
Prioritas
before
after
Bidang Lainnya
• Lahan
• Sosial Ekonomi
• Tata Ruang
• Pembiayaan
DAK
Lokasi Prioritas
Lokasi Prioritas
APBD
APBN
Sumber
Lainnya
APBN, APBD, Sumber
Lainnya
Pemda
sebagai
integrator
Salah satu sumber pendanaan yang mengedepankan konsep keterpaduan adalah DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT)
untuk menggenapkan program yang telah dimiliki oleh Pemerintah Daerah
12
Skema dan Contoh Pola Penanganan Pemugaran
1. Pemugaran
Gambar rancangan setelah dilakukan Penataan Permukiman Kumuh
Kondisi Sebelum dilakukan
Penataan Permukiman Kumuh
Kondisi Setelah dilakukan
Penataan Permukiman Kumuh
Studi kasus: Penataan Permukiman Kumuh Suku Laut Bajo di Kabupaten Kotabaru Kalsel
13
Skema dan Contoh Pola Penanganan Peremajaan
Proses dan Setelah Pembangunan Peremajaan Permukiman Kumuh
Kondisi Sebelum dilakukan Penataan Permukiman Kumuh
Studi kasus: Penataan Permukiman Kumuh Semanggi Surakarta
2. Peremajaan
14
Skema dan Contoh Pola Penanganan: Relokasi
3. Relokasi
Proses Pembangunan Lokasi Baru
Kondisi Sebelum Penanganan
Studi kasus: Pembangunan Permukiman Baru Langsa
Permukiman Kumuh Ilegal Bantaran Krueng
Langsa (Lama)
Lahan Relokasi (Baru)
Proses Pembangunan Lokasi Lama
15
Skema dan Contoh Pola Penanganan: Pembangunan Perumahan Baru
4. Permukiman Baru
Proses Pembangunan Peremajaan
Permukiman Kumuh
Kondisi Sebelum Penanganan Ilustrasi Rencana Pembangunan
Perumahan
Studi kasus: Pembangunan Permukiman Baru Kendal
Kondisi permukiman kumuh, dengan rumah dihuni
lebih dari 1 KK (extended family)
Kondisi calon lahan untuk tempat pembangunan
permukiman baru yang menampung extended family
16
Ilustrasi Kombinasi Pola Penanganan
Contoh: Kab. Kolaka
Pola penanganan yang dipilih oleh pemerintah daerah memungkinkan untuk memilih kombinasi antara pemugaran, peremajaan dan relokasi
sesuai dengan kondisi lapangan untuk menuntaskan kumuh.
Siteplan Kondisi Existing (Awal) Siteplan Realisasi
Penataan Kawasan
Peremajaan
Pemugaran
Relokasi
Sumber: Paparan Ekspose Kab. Kolaka (2022)
17
Persiapan yang Harus Dilakukan Pemerintah Daerah
No. Yang harus dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah Output Pemugaran Peremajaan Relokasi Pem.Baru
1 Menyusun perencanaan dan program/ kegiatan yang
didukung dengan data dan informasi sektoral yang spasial
dan akurat, termasuk penyusunan kajian urgensi
pelaksanaan penanganan permukiman kumuh. Sebisa
mungkin perencanaan melibatkan masyarakat.
Data kondisi kumuh, kepadatan, biaya, kepemilikan lahan,
data sosial-ekonomi, dokumen perencanaan.
V V V V
2 Membuat kesepakatan dan kemitraan antara pemerintah
daerah dan masyarakat untuk menangani kumuh.
Berita acara kesepakatan sebagai bentuk persetujuan
masyarakat (per data BNBA).
V V V V
3 Memfasilitasi kolaborasi berbagai pihak yang terlibat
dalam setiap tahapan, termasuk menyediakan pendamping
Pihak-pihak yang terlibat setuju untuk memberikan
dukungan konkret.
V V V V
4 Menyediakan pendanaan dan pembiayaan perbaikan
dan/atau pembangunan perumahan dan ketersediaan
infrastruktur yang terjangkau dan berkelanjutan.
Tersedia dana stimulus untuk perbaikan rumah serta
infrastruktur permukiman, juga bantuan pembiayaan
untuk mendorong keswadayaan.
V V V V
5 Menyediakan Fasilitas pembiayaan mikro perumahan dan
lembaga penjaminnya.
Produk pembiayaan terjangkau bagi masyarakat untuk
digunakan memperbaiki penghidupan ke depannya.
V V V V
6 Memfasilitasi/menyediakan Teknologi konstruksi untuk
pembangunan rumah.
Desain rumah dan pembangunan yang menggunakan
teknologi efektif dan efisien.
V V V
7 Menyepakati protokol hidup bersama pasca penanganan
dan rencana pengelolaan kedepan.
Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan jangka
panjang dan aturan hidup Bersama.
V V V V
8 Menjamin kejelasan hak atas tanah dan bangunan
(berpeluang untuk konsolidasi tanah), peningkatan daya
tampung (density), vertikalisasi, memiliki nilai
tambah/manfaat publik.
Proses sertifikasi pertanahan agar menjadi milik
masyarakat, desain siteplan/masterplan yang efektif dan
efisien secara spasial serta pemanfaatan lahan untuk
kepentingan publik.
V V V
9 Menyediakan hunian transit sebagai tempat tinggal
sementara .
Keputusan skema uang sewa sementara dan/atau
penyediaan hunian transitnya.
V
10
Memilih lokasi baru dan menyediakan lahan yang harus
menawarkan penghidupan yang lebih baik
Laporan pemilihan lokasi baru berdasarkan
kajian/keputusan Bersama dengan memperhatikan
kualitas lahan dan kestrategisan lokasi.
V V
18
TERIMAKASIH
Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kementerian PPN/Bappenas
Jalan Taman Suropati No. 2
Jakarta Pusat

More Related Content

Similar to [Bappenas] Bahan Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu.pdf

Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhMenuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhOswar Mungkasa
 
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatTinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatRandy Wrihatnolo
 
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...keuangandesa
 
Simulasi dd per 31 juli 2017 - revised-1 (3)
Simulasi dd   per 31 juli 2017 - revised-1 (3)Simulasi dd   per 31 juli 2017 - revised-1 (3)
Simulasi dd per 31 juli 2017 - revised-1 (3)Sentot Satria
 
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Dadang Solihin
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranPSEKP - UGM
 
Pengantar program kotaku
Pengantar program kotakuPengantar program kotaku
Pengantar program kotakuAsmandat Ziano
 
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasStrategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasGedhe Foundation
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxHANIFPRASETYO10
 
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptxDOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptxChrisPutra1
 
3. materi direktur utk matrikulasi city changer 2909 final bankim
3. materi direktur utk matrikulasi city changer 2909 final bankim3. materi direktur utk matrikulasi city changer 2909 final bankim
3. materi direktur utk matrikulasi city changer 2909 final bankimPanembahan Senopati Sudarmanto
 
Paparan bappenas
Paparan bappenasPaparan bappenas
Paparan bappenasslidekita
 
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-finalAdvisory Specialist for P2KP
 
Fakir Miskin dan Penggusuran
Fakir Miskin dan PenggusuranFakir Miskin dan Penggusuran
Fakir Miskin dan PenggusuranRini Lim
 
Pola Perkembangan Desa dan Kota
Pola Perkembangan Desa dan KotaPola Perkembangan Desa dan Kota
Pola Perkembangan Desa dan Kotararantean
 
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Randy Wrihatnolo
 
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012Oswar Mungkasa
 
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinya
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinyaPermukiman kumuh dan upaya mengatasinya
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinyaMailendra Hatake
 

Similar to [Bappenas] Bahan Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu.pdf (20)

Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman KumuhMenuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
Menuju Kota Tanpa Permukiman Kumuh
 
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan MasyarakatTinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Tinjauan Kritis atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
 
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
 
Simulasi dd per 31 juli 2017 - revised-1 (3)
Simulasi dd   per 31 juli 2017 - revised-1 (3)Simulasi dd   per 31 juli 2017 - revised-1 (3)
Simulasi dd per 31 juli 2017 - revised-1 (3)
 
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
Masukan untuk RPJPD Kabupaten Tanah Bumbu 2025-2045
 
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan PenganggaranProgram Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
Program Penanggulangan Kemiskinan dalam Perencanaan Penganggaran
 
Pengantar program kotaku
Pengantar program kotakuPengantar program kotaku
Pengantar program kotaku
 
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasStrategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
 
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptxppt tugas teori pembangunan new.pptx
ppt tugas teori pembangunan new.pptx
 
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptxDOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
DOKUMEN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN KOTABARU.pptx
 
3. materi direktur utk matrikulasi city changer 2909 final bankim
3. materi direktur utk matrikulasi city changer 2909 final bankim3. materi direktur utk matrikulasi city changer 2909 final bankim
3. materi direktur utk matrikulasi city changer 2909 final bankim
 
Paparan bappenas
Paparan bappenasPaparan bappenas
Paparan bappenas
 
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
20160426 keynote speech Dirjen DJCK_PUPR sosnas KOTAKU 2016-final
 
Fakir Miskin dan Penggusuran
Fakir Miskin dan PenggusuranFakir Miskin dan Penggusuran
Fakir Miskin dan Penggusuran
 
Pola Perkembangan Desa dan Kota
Pola Perkembangan Desa dan KotaPola Perkembangan Desa dan Kota
Pola Perkembangan Desa dan Kota
 
Materi pak darrundono kampung masa depan
Materi pak darrundono   kampung masa depanMateri pak darrundono   kampung masa depan
Materi pak darrundono kampung masa depan
 
Laporan tekomkuu
Laporan tekomkuuLaporan tekomkuu
Laporan tekomkuu
 
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
Kontekstualisasi Pemikiran Pembangunan dalam Kebijakan Pembangunan Jangka Pan...
 
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
Bulletin Khusus Hari Habitat 2012
 
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinya
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinyaPermukiman kumuh dan upaya mengatasinya
Permukiman kumuh dan upaya mengatasinya
 

Recently uploaded

emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 

Recently uploaded (9)

emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 

[Bappenas] Bahan Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu.pdf

  • 1. PENGENTASAN PERMUKIMAN KUMUH TERPADU Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Kamis, 8 Desember 2022
  • 2. 2 Akar Masalah Perumahan dan Permukiman Tidak Layak Huni: Urbanisasi yang Tidak Terkelola dengan baik Faktor Risiko • Belum mapannya sistem penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan di perkotaan. • Kegagalan manajemen lahan dan pasar perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan di perkotaan. • Keterbatasan kapasitas Pemda dalam penyediaan pelayanan infrastruktur dan investasi perumahan. • Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan terhadap pembiayaan perumahan/financial market. • Minim pendampingan/bantuan teknis dan fasilitasi bagi pembangunan rumah swadaya oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan. • Tantangan penegakan peraturan dan regulasi yang belum mengatur alokasi ruang dan belum beroperasional dengan baik untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan. • Tidak ada kebijakan komprehensif dalam pengentasan pemukiman kumuh. • Kurangnya keterlibatan masyarakat. Faktor Pemicu 1. Masyarakat yang melakukan urbanisasi tidak diiringi oleh kompetensi dan kemampuan finansial yang baik. 2. Tidak ada kebijakan yang merespons masyarakat yang melakukan urbanisasi. Disebabkan oleh: 1. Pertambahan penduduk alami (35-40 persen peningkatan penduduk perkotaan) 2. Perpindahan penduduk dari desa ke kota (25-30 persen peningkatan penduduk perkotaan) 3. Reklasifikasi desa menjadi kota (30-40 persen peningkatan penduduk perkotaan). Sumber: Kajian Strategi Kota Tanpa Kumuh di Metropolitan 2025, Bappenas (2020) • Setiap tahunnya, urbanisasi atau perpindahan penduduk ke perkotaan meningkat sebesar 3%. • Pada 2045, sekitar 220 juta jiwa atau lebih dari 70% penduduk akan tinggal di kota-kota besar dan kecil. • Laju urbanisasi Indonesia belum diimbangi dengan peningkatan pembangunan dan kesejahteraan yang sama cepatnya Sumber: Time to ACT: Realizing Indonesia’s Urban Potential (2019); BPS (2022) Sumber: Kementerian PPN/Bappenas-Final Report of Slum Alleviation Policy and Action Plan (SAPOLA) Sumber: UN Habitat- A Practical guide to design, planning, and executing citywide slum upgrading progam 49.8 53.3 56.7 60.0 63.4 66.6 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 2010 2015 2020 2025 2030 2035 Persentase Penduduk Daerah Perkotaan di Indonesia 2010 – 2035 2
  • 3. Fakta Perumahan dan Permukiman di Indonesia Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Layak Huni 2015-2021 54.28% 59.21% 59.70% 59.61% 61.09% 63.24% 64.65% 41.66% 43.87% 46.09% 47.41% 50.70% 54.82% 55.95% 47.99% 51.73% 53.31% 54.09% 56.51% 59.54% 60.90% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 Capaian Rumah Layak Huni Tahun Perkotaan Perdesaan Nasional Artinya masih terdapat 35,35% rumah tangga di perkotaan yang tinggal di rumah tidak layak huni, sebagian kemungkinan berada di permukiman kumuh. Indonesia menempati urutan ke-4 negara dengan populasi penduduk perkotaan tertinggi. 1 dari 5 penduduk perkotaan di Indonesia tinggal di permukiman kumuh. 3,9 juta rumah tangga perkotaan hidup bersesakan di rumah yang luasnya tidak memadai (overcrowded). Perkotaan Nasional 64,65% 60,90% Tahun 2021 Ketahanan Bangunan Layak Bahan bangunan atap, dinding dan lantai rumah memenuhi syarat Kecukupan Luas Layak Luas lantai perkapita ≥7,2 m2 Akses Air Minum Layak Akses Sanitasi Layak 82,47% 90,78% 93,56% 80,29% Sumber: Susenas BPS Diolah Bappenas (2022) Kriteria Rumah Layak Huni (2021) 3
  • 4. Makassar Surabaya Manado Denpasar Banjarmasin Medan Palembang Jakarta Bandung Semarang Gambaran Umum Permukiman di 10 Kota Metropolitan 4 Medan 18,52% rumah tangga tinggal di RTLH 6,71% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 172,83 Ha luas permukiman kumuh. Palembang 30.32% rumah tangga tinggal di RTLH 14.32% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 1.443,56 Ha luas permukiman kumuh. Jakarta 60% rumah tangga tinggal di RTLH 16.33% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 685,22 Ha luas permukiman kumuh. Bandung 62.51% rumah tangga tinggal di RTLH 24.74% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 1.254,73 Ha luas permukiman kumuh. Semarang 32.55% rumah tangga tinggal di RTLH 4.91% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 590,97 Ha luas permukiman kumuh. Surabaya 42,48% rumah tangga tinggal di RTLH 22.96% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 151,35 Ha luas permukiman kumuh. Denpasar 33.62% rumah tangga tinggal di RTLH 20.64% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 46,84 Ha luas permukiman kumuh. Manado 24.11% rumah tangga tinggal di RTLH 8.827% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 155,86 Ha luas permukiman kumuh. Makassar 17.85% rumah tangga tinggal di RTLH 10.76% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 825,91 Ha luas permukiman kumuh. Banjarmasin 16.15% rumah tangga tinggal di RTLH 6.83% rumah tangga tinggal di rumah yang terlalu padat. 403,5 Ha luas permukiman kumuh. Sumber: Susenas, Badan Pusat Statistik, 2021 dan Data KOTAKU, 2017 *RTLH: Rumah Tidak Layak Huni
  • 5. Mengapa Permukiman Kumuh Terbentuk? “ “ Permukiman kumuh adalah bentuk kegagalan kebijakan, pemerintahan yang buruk, korupsi, peraturan yang tidak tepat, pasar lahan yang tidak berfungsi, sistem pembiayaan yang tidak responsif dan kekurangan kemauan politik yang mendasar. Setiap kegagalan ini menambah beban pada masyarakat yang sudah terbebani kemiskinan dan menghambat potensi pembangunan manusia yang dapat ditawarkan oleh kehidupan kota. (http://web.mit.edu) 5
  • 6. Bagaimana Menemukenali Permukiman Kumuh? Memiliki kekurangan pelayanan dasar seperti akses layak terhadap air bersih, sanitasi yang buruk, kondisi jalan lingkungan yang tidak memadai. Kepadatan bangunan yang tinggi dengan kualitas dan bahan bangunan yang buruk, dengan tata letak bangunan yang tidak beraturan dan cenderung melanggar berbagai aturan bangunan. Biasanya terletak di lokasi yang rawan bencana atau negative area yang secara kaidah tidak dapat menjadi permukiman manusia. Rata-rata penghuninya berpendapatan rendah hingga miskin. Dalam beberapa kasus, penghuni tidak memiliki bukti akan kepemilikan lahan/bangunan sehingga dapat digusur sewaktu-waktu. Menemukenali Permukiman Kumuh secara Umum: • Kawasan kumuh akan cepat tumbuh apabila tidak dapat dikenali potensinya, sehingga perlu perhatian pada daerah dengan tekanan pembangunan tinggi (daerah industry, daerah di tengah kota yang padat penduduk, pusat pekerjaan, pusat pendidikan, dll. • Referensi lainnya terkait definisi dan karakteristik kumuh dapat mengacu pada: UN Habitat (Global), Permen PUPR No. 14/2018 dan BPS (Nasional) 6
  • 7. Urgensi penanganan permukiman kumuh berbasis program di daerah ? Membangun sistem yang terpadu dalam kegiatan penanganan kumuh yang berkelanjutan, menyusun kawasan prioritas, serta mencegah tumbuhnya kekumuhan baru. Membentuk kolaborasi antara Pemerintah Daerah dengan para pemangku kepentingan dalam perencanaan maupun implementasi, serta mengedepankan partisipasi Masyarakat. Meningkatkan komitmen bersama tentang tugas dan wewenang masing-masing pemangku kepentingan dalam upaya penanganan kumuh. Menciptakan integrasi antar sektor dalam penyelesaian permasalahan kumuh dalam suatu kawasan. Memastikan semua masyarakat memiliki akses terhadap hunian layak, infrastruktur layanan dasar, dan produk pembiayaan perumahan (inklusif). 7
  • 8. Twin Track Approach sebagai upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh eksisting dengan upaya untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permukiman kumuh di masa depan. Membutuhkan Perubahan Paradigma Penuntasan Permukiman Kumuh Upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh eksisting. Upaya yang dilakukan untuk menghindari tumbuh dan berkembangnya permukiman kumuh baru. Definisi Memastikan adanya pemenuhan hunian, air minum, sanitasi dan keamanan bermukim melalui: a. Track 1: peremajaan kampung kota (skala lokal) b. Track 2: Peremajaan permukiman kumuh skala kawasan 1. Penegakan tata ruang 2. Penegakan standar kehandalan bangunan (PBG/SLF) 3. Bank tanah dan konsolidasi tanah untuk penyediaan lahan perumahan 4. Penyediaan perumahan (milik dan sewa) yang terjangkau, termasuk penyediaan public housing 5. Pembiayaan perumahan yang terjangkau Aspek Kunci 8
  • 9. Komponen Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu 9 Komponen Penting Tidak dapat berdiri sendiri Penyediaan Perumahan* Meningkatkan akses MBR terhadap rumah layak huni. Lahan Menjamin keamanan bermukim. Sosial Ekonomi Menghubungkan penataan permukiman kumuh dengan peningkatan kapasitas ekonomi dan kehidupan social penghuninya. - Penegakkan tata ruang - Penyediaan ruang bagi perumahan MBR dalam rencana tata ruang Rencana Tata Ruang Pembiayaan Perumahan Meningkatkan akses MBR terhadap pembiayaan perumahan agar dapat mengakses rumah layak huni Infrastruktur Dasar* Jalan lingkungan, drainase,Air Minum, Sanitasi, Persampahan, Perlindungan kebakaran Masih menjadi fokus penanganan kumuh program eksisting saat ini Fokus penanganan permukiman kumuh ke depan adalah penanganan yang bisa memenuhi sebanyak mungkin seluruh aspek tersebut. Keterangan: * Dapat didanai dari DAK 9
  • 10. Konsep Tuntas Kumuh yang Terpadu Before After 1. Standar ketahanan bangunan tidak layak (atap, lantai, dinding) 1. Ketahanan bangunan menjadi layak (atap, lantai, dinding) dalam satu hamparan lokasi (100%) 2. Akses air minum tidak layak/tidak memiliki akses/biayanya tinggi 2. Akses air minum menjadi layak/ menjadi memiliki akses dalam satu hamparan lokasi (100%) 3. Akses sanitasi/tempat pembuangan air limbah tidak layak/tidak memiliki akses 3. Akses sanitasi/tempat pembuangan air limbah menjadi layak/menjadi memiliki akses dalam satu hamparan lokasi (100%) 4. Belum ada sistem tempat pembuangan sampah rumah tangga 4. Sudah ada sistem/ business plan tempat pembuangan sampah rumah tangga dalam satu hamparan (100%) 5. Belum terlayani akses jalan lingkungan/kualitasnya buruk 5. Sudah terlayani akses jalan lingkungan/kualitasnya menjadi lebih baik (100%) 6. Belum terlayani akses drainase lingkungan/kualitasnya buruk/ adanya genangan 6. Sudah terlayani akses drainase lingkungan/kualitasnya menjadi lebih baik/mengatasi masalah utama Selain itu, ada juga hal-hal yang harus diperhatikan dalam menuntaskan kumuh, yaitu: 1. Mendata aspek pertanahan per penerima manfaat agar menjamin keamanan bermukim. 2. Mengikutsertakan masyarakat dalam setiap prosesnya agar proses pembangunan lancar dan adanya keberlanjutan agar tidak terjadi kumuh kembali. 3. Penanganan kumuh dengan memiliki konteks/tema yang diusung (misalnya: heritage, penanganan banjir, penataan kawasan perkotaan, illegal settlement, penataan pesisir/minapolitan). Dalam menangani permukiman kumuh eksisting secara tuntas sekaligus juga mencegah terbentuknya permukiman kumuh baru, diperlukan pemahaman dalam hal “Kota Tanpa Permukiman Kumuh” secara terpadu untuk mencapai 100-0-100.
  • 11. PROGRAM UNTUK MENCAPAI KOTA TANPA PERMUKIMAN KUMUH Opsi Penanganan dalam Mencapai Kota Tanpa Permukiman Kumuh yang dapat didanai oleh DAK Tematik PPKT : Aspek Pendukung, wajib keberadaaanya dalam mendukung program 1. Pembangunan Perumahan Baru Pembangunan perumahan baru layak dan terjangkau melalui fasilitasi pemerintah dan peran komunitas/masyarakat. Perumahan Komunitas Weleri Asri Kab. Kendal In-Situ Upgrading Kotabaru, South Kalimantan 3. Peremajaan Perbaikan dan penataan menyeluruh untuk memastikan pemenuhan permukiman layak huni. 4. Relokasi/ Permukiman Kembali Pemindahan masyarakat dari lokasi yang tidak mungkin dibangun kembali/tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/atau rawan bencana. Peremajaan Semanggi Surakarta Permukiman Kembali-Kota Langsa 2. Perbaikan Setempat/Pemugaran Memperbaiki lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi menjadi permukiman layak huni Dimungkinkan untuk: 1. Melakukan lebih dari 1 pola penanganan kumuh dalam satu kawasan; dan 2. Menangani semua kategori kumuh menggunakan berbagai pola penanganan 11
  • 12. Ilustrasi Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu melalui DAK Tematik PPKT Kondisi Regular Kondisi Integrasi Bidang Air Minum Bidang Sanitasi Bidang Perumahan & Permukiman Lokasi Prioritas Bidang Air Minum Bidang Sanitasi Bidang Perumahan & Permukiman Lokasi Prioritas before after Bidang Lainnya • Lahan • Sosial Ekonomi • Tata Ruang • Pembiayaan DAK Lokasi Prioritas Lokasi Prioritas APBD APBN Sumber Lainnya APBN, APBD, Sumber Lainnya Pemda sebagai integrator Salah satu sumber pendanaan yang mengedepankan konsep keterpaduan adalah DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT) untuk menggenapkan program yang telah dimiliki oleh Pemerintah Daerah 12
  • 13. Skema dan Contoh Pola Penanganan Pemugaran 1. Pemugaran Gambar rancangan setelah dilakukan Penataan Permukiman Kumuh Kondisi Sebelum dilakukan Penataan Permukiman Kumuh Kondisi Setelah dilakukan Penataan Permukiman Kumuh Studi kasus: Penataan Permukiman Kumuh Suku Laut Bajo di Kabupaten Kotabaru Kalsel 13
  • 14. Skema dan Contoh Pola Penanganan Peremajaan Proses dan Setelah Pembangunan Peremajaan Permukiman Kumuh Kondisi Sebelum dilakukan Penataan Permukiman Kumuh Studi kasus: Penataan Permukiman Kumuh Semanggi Surakarta 2. Peremajaan 14
  • 15. Skema dan Contoh Pola Penanganan: Relokasi 3. Relokasi Proses Pembangunan Lokasi Baru Kondisi Sebelum Penanganan Studi kasus: Pembangunan Permukiman Baru Langsa Permukiman Kumuh Ilegal Bantaran Krueng Langsa (Lama) Lahan Relokasi (Baru) Proses Pembangunan Lokasi Lama 15
  • 16. Skema dan Contoh Pola Penanganan: Pembangunan Perumahan Baru 4. Permukiman Baru Proses Pembangunan Peremajaan Permukiman Kumuh Kondisi Sebelum Penanganan Ilustrasi Rencana Pembangunan Perumahan Studi kasus: Pembangunan Permukiman Baru Kendal Kondisi permukiman kumuh, dengan rumah dihuni lebih dari 1 KK (extended family) Kondisi calon lahan untuk tempat pembangunan permukiman baru yang menampung extended family 16
  • 17. Ilustrasi Kombinasi Pola Penanganan Contoh: Kab. Kolaka Pola penanganan yang dipilih oleh pemerintah daerah memungkinkan untuk memilih kombinasi antara pemugaran, peremajaan dan relokasi sesuai dengan kondisi lapangan untuk menuntaskan kumuh. Siteplan Kondisi Existing (Awal) Siteplan Realisasi Penataan Kawasan Peremajaan Pemugaran Relokasi Sumber: Paparan Ekspose Kab. Kolaka (2022) 17
  • 18. Persiapan yang Harus Dilakukan Pemerintah Daerah No. Yang harus dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah Output Pemugaran Peremajaan Relokasi Pem.Baru 1 Menyusun perencanaan dan program/ kegiatan yang didukung dengan data dan informasi sektoral yang spasial dan akurat, termasuk penyusunan kajian urgensi pelaksanaan penanganan permukiman kumuh. Sebisa mungkin perencanaan melibatkan masyarakat. Data kondisi kumuh, kepadatan, biaya, kepemilikan lahan, data sosial-ekonomi, dokumen perencanaan. V V V V 2 Membuat kesepakatan dan kemitraan antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk menangani kumuh. Berita acara kesepakatan sebagai bentuk persetujuan masyarakat (per data BNBA). V V V V 3 Memfasilitasi kolaborasi berbagai pihak yang terlibat dalam setiap tahapan, termasuk menyediakan pendamping Pihak-pihak yang terlibat setuju untuk memberikan dukungan konkret. V V V V 4 Menyediakan pendanaan dan pembiayaan perbaikan dan/atau pembangunan perumahan dan ketersediaan infrastruktur yang terjangkau dan berkelanjutan. Tersedia dana stimulus untuk perbaikan rumah serta infrastruktur permukiman, juga bantuan pembiayaan untuk mendorong keswadayaan. V V V V 5 Menyediakan Fasilitas pembiayaan mikro perumahan dan lembaga penjaminnya. Produk pembiayaan terjangkau bagi masyarakat untuk digunakan memperbaiki penghidupan ke depannya. V V V V 6 Memfasilitasi/menyediakan Teknologi konstruksi untuk pembangunan rumah. Desain rumah dan pembangunan yang menggunakan teknologi efektif dan efisien. V V V 7 Menyepakati protokol hidup bersama pasca penanganan dan rencana pengelolaan kedepan. Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan jangka panjang dan aturan hidup Bersama. V V V V 8 Menjamin kejelasan hak atas tanah dan bangunan (berpeluang untuk konsolidasi tanah), peningkatan daya tampung (density), vertikalisasi, memiliki nilai tambah/manfaat publik. Proses sertifikasi pertanahan agar menjadi milik masyarakat, desain siteplan/masterplan yang efektif dan efisien secara spasial serta pemanfaatan lahan untuk kepentingan publik. V V V 9 Menyediakan hunian transit sebagai tempat tinggal sementara . Keputusan skema uang sewa sementara dan/atau penyediaan hunian transitnya. V 10 Memilih lokasi baru dan menyediakan lahan yang harus menawarkan penghidupan yang lebih baik Laporan pemilihan lokasi baru berdasarkan kajian/keputusan Bersama dengan memperhatikan kualitas lahan dan kestrategisan lokasi. V V 18
  • 19. TERIMAKASIH Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman Kementerian PPN/Bappenas Jalan Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat