2. Dalam upaya mencapai keberhasilan tujuan pembangunan wilayah pedesaan saat
ini, secara umum kita dihadapkan pada banyak tantangan yang s angat berbeda
sifatnya dibandingkan pada masa-masa yang lalu.Tantangan pertama berkaitan
dengan kondisi eksternal seperti perkembangan internasional yang berhubungan
dengan liberalisasi arus investasi dan perdagangan global. Sedangkan yang kedua
bersifat internal, yaitu yang berkaitan dengan perubahan kondisi makro maupun
mikro dalam negeri. Tantangan internal disini dapat meliputi transformasi struktur
ekonomi, masalah migrasi spasial dan sektoral, ketahanan pangan, masalah
ketersediaan lahan pertanian, masalah investasi dan permodalan, masalah iptek,
SDM, lingkungan dan masih banyak lagi
Latar belakang
3. Penelitian sebelumnya menggunakan Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu: Penelitian
kualitatif (Qualitative Research) suatu penelitian ini digunakan untuk menguraikan atau mendeskripsikan dan
menganalisis masalah-masalah yang terjadi dilapangan atau tempat penelitian, dimana peristiwa, aktifitas social,
sikap, kepercayaan, pengamatan, telah terjadi maupun belum terjadi di lokasi penelitian tersebut..
Pada penelitian sebelumnya Penulisan artikel ini dilakukan dengan metode analisis deskriptif dengan pengumpulan
data dilakukan dengan cara studi pustaka (library research) dan dokumen.
Dan penulisan makalah ini dibuat dengan mengkaji dan melihat dari sumber – sumber seperti buku dan jurnal yang
ada dengan metode kajian Pustaka penelitian campuran.
KAJIAN PUSTAKA
4. PPOTRET PERMASALAHAN
Berdasarkan penjelasan yang di jelaska di atas,rumusan masalah dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.pembangunan perdesaan?
2. Salah satu tujuan pembangunan desa?
3.karateristik dan tipologi perdesaan?
4.pembangunan di tingkat lokal dalam otonomi daerah?
5.peran dan fungsi desa?
6.pembangunan desa yang berkelanjutan
7.tujuan dan sasaran perencanaan pembangunan desa?
8.setrategi pembangunan potensi desa?
9.agroindustri dalam membangun pedesaan?
5. Pembangunan perdesaan
Pembangunan desa pada hakikatnya adalah segala bentuk aktivitas manusia (masyarakat
dan pemerintah) di desa dalam membangun diri, keluarga, masyarakat dan lingkungan di
wilayah desa baik yang bersifat fisik, ekonomi, sosial, budaya, politik, ketertiban,
pertahanan dan keamanan, agama dan pemerintahan yang dilakukan secara terencana
dan membawa dampak positif terhadap kemajuan desa dan kesejahteraan masyarakat.
6. Salah satu tujuan pembangunan desa
adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas manusia serta penanggulangan kemiskinan
melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi
lokal, serta pemanfaatan hasil sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan. Perencanaan pembangunan
desa membutuhkan sebuah inovasi dan sumber pengetahuan bagi masyarakat mengenai ruang yang akan
dibangunnya. Data spasial desa dapat memberikan informasi tersebut. Salah satu inovasi dalam bidang pemetaan
adalah memanfaatkan interpretasi citra pesawat tanpa awak atau lebih dikenal dengan drone.
Perencanaan pembangunan desa membutuhkan sebuah inovasi dan sumber pengetahuan bagi masyarakat
mengenai ruang yang akan dibangunnya. Pembangunan yang dilakukan tanpa informasi mengenai potensi desa
dapat memberikan masalah baru di masa yang akan datang. Permasalahan tersebut berupa tidak seimbangnya
kualitas lingkungan, ekonomi maupun kondisi sosial masyarakat desa. Oleh karena itu, perencanaan pembangunan
desa dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan pembangunan saat ini tidak mewariskan keadaan yang buruk bagi
generasi mendatang.
7. KARAKTERISTIK DAN TIPOLOGI PERDESAAN
Suatu tempat atau wilayah memiliki karakteristik yang berbedabeda. Beberapa ahli menerangkan, bahwa suatu wilayah
dikatakan suatu desa apabila memiliki karakteristik meliputi
a. Aspek morfologi, desa merupakan pemanfaatan lahan atau tanah oleh penduduk atau masyarakat yang bersifat
agraris, serta bangunan rumah tinggal mereka. Desa berhubungan erat dengan alam, ini disebabkan oleh lokasi
goegrafis untuk petani, serta bangunan tempat tinggal atau pola permukiman antara satu petani dengan petani
lainnya dihubungkan dengan lahan pertanian yang mereka kelola
b. Aspek jumlah penduduk, desa didiami oleh sejumlah kecil penduduk dengan kepadatan yang rendah
c. . Aspek ekonomi, desa ialah wilayah yang penduduk atau masyarakatnya bermata pencaharian pokok di bidang
pertanian, bercocok tanam atau agrarian, atau nelayan.
d. Aspek hukum, desa merupakan kesatuan wilayah hukum tersendiri, dimana aturan atau nilai yang mengikat
masyarakat di suatu wilayah. Tiga sumber yang dianut dalam desa.
8. PEMBANGUNAN DI TINGKAT LOKAL DALAM OTONOMI DAERAH
Kebijakan Otonomi Daerah yang tertuang dalam UU No. 22 Tahun 19994 sampai kini masih menyisakan kontroversi
meskipun sudah diberlakukan secara efektif. Kontroversi itu fokus permasalahannya ada beberapa hal. Pertama,
apakah Otonomi Daerah akan membawa perubahan yang signifikan, terutama untuk memberikan jaminan pada
proses demokrasi dan keadilan. Lebih khusus lagi mengenai keadilan antar daerah. Kedua, apakah otonomi tidak
akan tergelincir pada skema lama yang pada dasarnya adalah suatu mekanisme untuk penyeragaman. Dengan
demikian dipertanyakan apakah kebijakan ini akan benar-benar bisa menjamin tumbuhnya lokalitas, sehingga
kekuatan lokal dapat dijadikan sandaran bagi masyarakat daerah untuk bisa berkembang secara wajar. Ketiga
apakah otonomi daerah akan menjadi sarana dalam meningkatkan partipasi rakyat ataukah sebaliknya.
9. PERAN DAN FUNGSI DESA
Fungsi Desa adalah sebagai berikut :
a) Dalam interaksi desa-kota, desa berfungsi sebagai daerah dukung (hinterland) atau daerah penyuplai bahan makanan pokok,
seperti padi, jagung, ketela, kacang, kedelai, buahbuahan, sayur-sayuran, dan daging hewan.
b) Desa berfungsi sebagai lumbung bahan mentah (raw material) dan tenaga kerja (man power) ditinjau dari sisi potensi ekonomi.
c) Dari sisi kegiatan kerja (occupation), desa dapat berfungsi sebagai desa agraris, desa manufaktur, desa industri, dan desa
nelayan.
Kebanyakan desa di Indonesia berfungsi sebagai desa agraris. Meskipun demikian, beberapa desa sudah
menunjukkan perkembangan baru, yaitu munculnya industri-industri kecil yang disebut industri perdesaan (rural
industries). Desa mempunyai peran pokok di bidang ekonomi karena menjadi daerah produksi pangan dan
komoditas ekspor. Peran penting desa dalam produksi pangan berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional
10. PEMBANGUNAN DESA YANG BERKELANJUTAN
Dalam situs Walhi [1] tentang pembangunan berkelanjutan, dipaparkan bahwa bahwa pembangunan yang berkelanjutan dapat diartikan
secara luas sebagai kegiatankegiatan di suatu wilayah untuk memenuhi kebutuhan pembangunan di masa sekarang tanpa membahayakan
daya dukung sumberdaya bagi generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Tantangan pembangunan berkelanjutan adalah
menemukan cara untuk meningkatkan kesejahteraan sambil menggunakan sumberdaya alam secara bijaksana.
Arus globalisasi yang semakin kuat perlu diimbangi dengan kesadaran bahwa mekanisme pasar tidak selalu mampu memecahkan masalah
ketimpangan sumberdaya. Kebijakan pembangunan harus memberi perhaatian untuk perlunya menata kembali landasan sistem
pengelolaan asetaset di wilayah pedesaan. Penataan kembali tersebut lebih berupa integrasi kepada pemanfaatan ganda, yaitu ekonomi
dan lingkungan/ekosistem. Walaupun wawasan agroekosistem merupakan sesuatu pengelolaan yang kompleks dan rumit, akan
tetapi keberhasilannya dapat dilihat dan dirumuskan dengan melihat indikator-indikator antara lain: kontribusi terhadap keberlanjutan
lingkungan lokal, kontribusi terhadap keberlanjutan penggunaan sumberdaya alam, kontribusi terhadap peningkatan lapangan kerja,
kontribusi terhadap keberlanjutan ekonomi makro, efektifitas biaya dan kontribusi terhadap kemandirian teknis.
11. TUJUAN DAN SASARAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
Perencanaan pada dasarnya merupakan cara, teknik atau metode untuk mencapai tujuan yang
diinginkan secara tepat, terarah, dan efisien sesuai dengan sumber daya yang tersedia. Definisi yang
sangat sederhana menurut Tarigan (2016 : 1) mengatakan bahwa “perencanaan adalah menetapkan
suatu tujuan dan memilih langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut”. Dengan
demkian dapat diketahui bahwa perencanaan pembangunan tidak bisa dilakukan begitu saja, karena
kekuatan politik dalam perencanaan pembangunan begitu kental, karena politik adalah bagian dari
pembangunan. Perencanaan adalah titik awal dimulainya proses dari politik pembangunan. Dalam
memahami perencanaan, perencanaan sering kali diartikan sebagai mengetahui dan menganalisis kondisi
saat ini, meramalkanperkembangan berbagai faktor noncontrollable yang relevan, memperkirakan
faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang diperkirakan dapat tercapai, serta mencari
langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
12. SETRATEGI PEMBANGUNAN POTENSI DESA
Landasan Pembangunan Pedesaan Ada bebearapa hal yang bisa dilakukan sebagai landasan dalam mengembangkan potensi perdesaan
sebagai salah satu instrument yang akan menjadi indikator pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan sebagai berikut:
1. Sebuah modul kota dasar (basic urban module) yang terdiri dari distrik-distrik otonom, yang dibangun pada kawasan desa berkepadatan
tinggi atau kawasan peri urban, dengan populasi sebesar 10.000-15.000 jiwa yang tersebar diarea seluas 10-15 km2 .
2. 2. Setiap wilayah memiliki pusat pelayanan yang dapat diakses dengan mudah dari segala penjuru diwilayah tersebut, baik dengan kaki
maupun sepeda, selama 20 menit atau kurang.
3. Setiap pusat pelayanan memiliki komplemen pelayanan dan fasilitas publik terstandarisasi.
4. Dipilih satu wilayah pusat (area desa- kota yang telah mengalami transformasi spasial paling besar) untuk dibangun sebagai pusat
pengolahan potensi perdesaan terkait.
5. Lokasi dan system transportasi diwilayah terkait dan pusat pelayanan harus memungkinkan para petani untuk menglaju (commuting).
6. Wilayah dikembangkan berdasarkan konsep perwilayahan komoditas yang menghasilkan satu komoditas atau bahan mentah utama
dan beberapa komoditas penunjang sesuai kebutuhan. Selanjutnya wilayah didorong untuk membentuk satuan usaha yang optimal dan
selanjutnya diorganisasikan dalam wadah koperasi, perusahaan kecil dan menengah.
13. AGRO INDUSTRI DALAM MEMBANGUN PEDESAAN
Integrasi antara konsep agroindustri dan pembangunan desa menjadi penting keterkaitannya dalam penyediaan dan penyaluran sarana produksi,
penyediaan dana dan investasi, teknologi, serta dukungan sistem tataniaga dan perdagangan yang efektif. Pengembangan agroindustri pada
dasarnya diharapkan selain memacu pertumbuhan tingkat ekonomi, juga sekaligus diarahkan untuk meningkatkan kesempatan kerja dan
pendapatan petani. Wibowo [5] mengemukakan perlunya pengembangan agroindustri di pedesaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip dasar
diantaranya: (1) memacu keunggulan kompetitif produk/komoditi serta komparatif setiap wilayah, (2) memacu peningkatan kemampuan
suberdaya manusia dan menumbuhkan agroindustri yang sesuai dan mampu dilakukan di wilayah yang dikembangkan, (3) memperluas wilayah
sentra-sentra agribisnis komoditas unggulan yang nantinya akan berfungsi sebagai penyandang bahan baku yang berkelanjutan, (4) memacu
pertumbuhan agribisnis wilayah dengan menghadirkan subsistem-subsitem agribisnis, (5) menghadirkan berbagai saran pendukung
berkembangnya industri pedesaan. Untuk mengaktualisasikan secara optimal strategi tersebut di atas, perumusan perencanaan pembangunan
pertanian, perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna. Sehingga alokasi sumberdaya dan dana yang
terbatas dapat menghasilkan output yang optimal, yang pada gilirannya akan berdampak positif terhadap pembangunan wilayah. Pengalaman
yang sangat berharga bagi kita selama ini menjelaskan bahwa program pembangunan desa kurang terkoodinasi dalam suatu sistem yang baik
dalam konteks sumberdaya maupun secara fungsional seringkali kurang menjamin dalam tiga hal endurance (daya tahan), integrity (keutuhan)
dan continuity (kesinambungan).
14. KESIMPULAN
Pembangunan merupakan suatu peroses untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat
menjadi lebih baik dari sebelumnya baik secata fisik mau pun nonfisik berbgai
pembangunan dari segi fisik yang telah dilakukan oleh pemerintah mulai dari pusat
hingga ke daerah daerah bahkan sampai pedesaan sedangkan pembangunan dari segi
on fisik berupa pembangunan sumber daya manusia (SDM) bagi masyarakat secara
merata masih dapat di kategorikan belum terleksana secara opimal.hal ini dapat terlihat
dari angka kemiskinan yang semakin tahun semakin meningkat baik di tingkat kota
maupun pedesaan