SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
OPTIMALISASI DANA DESA
MELALUI
REFORMULASI PENGALOKASIAN
DANA DESA TAHUN 2018
1
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
2 EVALUASI PELAKSANAAN DANA DESA #1:
Perkembangan Pagu Anggaran
Pasal 72 ayat (2) UU No. 6 Tahun 2014:
Alokasi Dana Desa dari APBN bersumber dari Belanja
Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis
Desa secara merata dan berkeadilan.
Penjelasan Pasal 72 ayat (2):
• Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya
langsung ke Desa ditentukan 10% dari dan di luar
dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap.
• Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan
dialokasikan dengan memerhatikan jumlah
penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah,
dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan
pembangunan Desa.
46,982
60,000
2016
20,766
2015 2017
3,2% TKD
6,4% TKD
8,6% TKD
(miliar Rp)
Dana Desa dialokasikan sejak tahun 2015 sebesar Rp20,8T (3,2% dari TKD), meningkat
menjadi Rp47,0T (6,4% dari TKD) di tahun 2016 dan Rp60T (8,5% dari TKD) di tahun 2017.
60,000
8,5% TKD
2018
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
3 EVALUASI PELAKSANAAN DANA DESA #2:
Kebijakan Pengalokasian 2015-2017
CARA PERHITUNGAN
BOBOT
1. Jml. Penduduk Desa (25%);
2. Angka Kemiskinan Desa (35%);
3. Luas Wilayah Desa (10%);
4. Tingkat Kesulitan Geografis Desa (30%)
ALOKASI
DASAR
ALOKASI
FORMULA
90%
10%
PERTIMBANGAN
Proporsi
(Alokasi
Dasar:
Formula)
TA 2015
Rp20,7 Triliun
TA 2016
Rp46,9 Triliun
TA 2017
Rp60,0 Triliun
Rata-
rata/ Desa
(juta)
Alokasi
max
(juta)
Alokasi
min
(juta)
Rasio
Rata-
rata/ Desa
(juta)
Alokasi
max
(juta)
Alokasi
min
(juta)
Rasio
Rata-
rata/ Desa
(juta)
Alokasi
max
(juta)
Alokasi
min
(juta)
Rasio
90:10 280 1.121 254 1:4 628 2.221 570 1:4 800 2.819 726 1:4
80: 20 280 1.961 228 1:8 628 3.813 512 1:8 800 4.838 652 1 : 7
75: 25 280 2.382 215 1:11 628 4.610 483 1:10 800 5.848 616 1:10
0:100
(full
formula)
280 8.768 13 1:662 628 16.555 48 1:340 800 20.992 62,670 1:335
Hasil Perhitungan
1. Memperhatikan aspek pemerataan dan
keadilan;
2. Rasio penerima Dana Desa terkecil dan
terbesar adalah yang paling rendah 4:1;
3. Standar deviasi palling rendah.
Distribusi Dana Desa 2017 di Pulau Jawa dan Bali sebesar Rp19,1T (32,0%), sedangkan di luar Jawa dan Bali
sebesar Rp40,9T (68,0%). Hal ini sejalan dengan jumlah Desa di Pulau Jawa dan Bali sebanyak 23.111 Desa
(30,8%) dan Desa di luar Jawa dan Bali sebanyak 51.843 Desa (69,2%).
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
4
DD/kapita untuk Desa dengan jumlah
penduduk miskin:
• terbesar (9,7 juta orang) = Rp151 ribu.
• terkecil (296,6 ribu orang) = Rp4,85 juta.
.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
3.50
4.00
4.50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JutaOrang
JutaRupiah
AD:AF=90:10 Jumlah Penduduk Miskin
Dana Desa perkapita
Rp3,8 juta
Dana Desa perkapita
Rp120,8 ribu
Jumlah Penduduk Miskin
9,7 Juta orang
Jumlah Penduduk Miskin
296,6 ribu orang
Ketimpangan Dana Desa Per Kapita:
DD/kapita untuk Desa dengan populasi
penduduk:
• terbesar = Rp120,8 ribu.
• terkecil = Rp3.879,1 ribu.
Distribusi Dana Desa Kurang Fokus
Pada Pengentasan Kemiskinan:
EVALUASI PELAKSANAAN DANA DESA #3:
Ketimpangan Distribusi Dana Desa Per Kapita
Gini ratio: 0,51
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
Jalan Nasional
14.983,1 km
Jembatan
10.590,73 m
Bendungan
37 unit
Irigasi
1.025 km
Sanitasi
983.250 KK
Air Bersih
SPAM Perkotaan
2.924 lt/detik
SPAM Kawasan
Khusus
75 lt/detik
SPAM Regional
300 lt/detik
Perumahan
14.795 unit
Jalan Desa
66.179 km
Jembatan
511.484 m
MCK Desa
36.951 Unit
Air Bersih Desa
16.069 Unit
Tambatan Perahu
1.366 unit
Embung
686 unit Tembok
Penahan Tanah
37.926 unit
PAUD
11.221 unit
Posyandu
7.428 unit
Polindes
3.100unit
Sumur
13.988 Unit
Pasar Desa
1.810 unit
Drainase
65.573 Unit
Irigasi
12.540 unit
DANA DESA DANA K/L DANA K/LDANA DESA
OUTPUT ENGGUNAAN DANA DESA DAN
DANA KEMENTERIAN/LEMBAGA
Rp40,8 T Rp30,7 T
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
INTEGRITY PROFESSIONALISM SYNERGY SERVICE PERFECTION
6KEMENTERIAN KEUANGAN
0.30 0.30 0.30
0.32
0.33 0.33 0.32
0.34
0.33
0.32 0.32
0.26
0.28
0.30
0.32
0.34
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rasio Gini di Perdesaan
-
100,000
200,000
300,000
400,000
-
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
Indikator Kemiskinan di Perdesaan
Persentase
Penduduk Miskin di
Perdesaan (%)
Jumlah Penduduk
Miskin di Perdesaan
(juta orang)
Dana
Desa
Dana
Desa
Data 2017 untuk bulan Maret
Terjadi pemerataan pendapatan di
perdesaan setelah diberlakukannya
Dana Desa, yang ditunjukkan dengan
menurunnya rasio Gini di perdesaan dari
0,34 pada tahun 2014 menjadi 0,32
pada tahun 2016.
Jika dihubungkan dengan menurunnya
persentase dan jumlah penduduk
miskin di perdesaan, maka turunnya
rasio Gini tersebut berarti
kesejahteraan yang semakin merata,
dan bukan kemiskinan yang makin
merata.
DAMPAK DANA DESA:
Dampak Terhadap Ketimpangan Pendapatan dan Penduduk Miskin di Perdesaan
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
7
DESA SANGAT TERTINGGAL
IDM ≤ 0,4907
Desa yg rentan, karena
bencana alam, goncangan
ekonomi, dan konflik sosial,
sehingga tidak berkemampuan
mengelola potensinya.
DESA TERTINGGAL
0,4907 < IDM ≤ 0,5989
Desa dengan potensi sumber daya
sosial, ekonomi, dan ekologi,
namun belum/kurang mampu
mengelolanya.
0,5989 < IDM ≤ 0,7072
Desa potensial menjadi Desa
Maju, tetapi belum mengelola
potensinya secara optimal.
DESA BERKEMBANG
0,7072 < IDM ≤ 0,8155
Desa yang memiliki kemampuan
mengelola potensi sumber daya
sosial, ekonomi dan ekologi.
DESA MAJU
IDM > 0,8155
Desa Maju yg mampu
membangun untuk peningkatan
kualitas hidup masyarakat Desa
secara berkelanjutan
DESA MANDIRI
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) #1
Komponen dan Kategori
IDM
Indeks Ketahanan Sosial
Indeks Ketahanan Ekonomi
Indeks Ketahanan Lingkungan
• Modal sosial;
• Kesehatan;
• Pendidikan; &
• Permukinan.
𝐼𝐷𝑀 =
1
3
(𝐼𝐾𝑆 + 𝐼𝐾𝐸 + 𝐼𝐾𝐿)
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
8
Modal Sosial
1. Memiliki solidaritas sosial
• Kebiasaan gotong royong di desa;
• Keberadaan ruang publik terbuka gratis;
• Ketersediaan fasilitas atau lapangan olahraga;
• Terdapat kelompok kegiatan olahraga
2. Memiliki toleransi
• Warga Desa terdiri dari beberapa suku dan agama;
• Warga berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda;
3. Rasa aman penduduk
• Warga Desa membangun pemeliharaan poskamling;
• Partisipasi warga mengadakan siskamling;
• Tingkat kriminalitas & konflik yang terjadi di Desa;
• Upaya penyelesaian konflik yang terjadi di Desa
4. Kesejahteraan sosial
• Terdapat akses ke Sekolah Luar Biasa;
• Terdapat penyandang kesejahteraan social;
• Terdapat penduduk yang bunuh diri.
Kesehatan
1. Pelayanan Kesehatan
• Waktu tempuh ke prasarana kesehatan kurang dari
30 menit;
• Tersedia tenaga kesehatan bidan;
• Tersedia tenaga kesehatan dokter;
• Tersedia tenaga kesehatan lain
2. Keberdayaan Masyarakat
• Akses ke poskesdes, polindes dan posyandu;
• Tingkat aktivitas posyanduc.
3. Jaminan Kesehatan
• Tingkat kepesertaan BPJS.
Permukiman
1. Akses ke Air Bersih dan Air Minum Layak
• Mayoritas penduduk Desa memiliki sumber air
minum yang layak
• Akses penduduk Desa memiliki air untuk mandi dan
mencuci.
2. Akses ke Sanitasi
• Mayoritas penduduk Desa memiliki jamban
• Terdapat tempat pembuangan sampah
3. Akses ke Listrik
• Jumlah keluarga yang telah memiliki aliran listrik
4. Akses ke Informasi dan Komunikasi
• Penduduk Desa memiliki telepon selular dan sinyal
yang kuat
• Terdapat siaran televisi lokal, nasional dan asing
• Terdapat akses internet
Pendidikan
1. Akses ke Pendidikan Dasar dan Menengah
• Akses ke SD/MI kurang dari 3 kilometer;
• Akses ke SMP/MTS kurang dari 6 kilometer;
• Akses ke SMU/SMK kurang dari 6 kilometer.
2. Akses ke Pendidikan Non Formal
• Kegiatan pemberantasan buta aksara;
• Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini;
• Kegiatan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat/ Paket ABC
• Akses ke pusat keterampilan/ kursus.
3. Akses ke Pengetahuan
• Taman bacaan masyarakat atau perpustakaan Desa
1. Keragaman Produksi Masyarakat Desa
• Terdapat lebih dari satu jenis kegiatan ekonom penduduk.
2. Tersedia Pusat Pelayanan Perdagangan
• Akses penduduk ke pusat perdagangan;
• Terdapat sektor perdagangan di permukiman;
• Terdapat usaha kedai makanan, restoran, hotel dan penginapan.
3. Akses Distribusi/Logistik
• Terdapat kantor pos dan jasa logistik.
4. Akses Ke Lembaga Keuangan dan Perkreditan
• Tersedianya lembaga perbankan umum;
• Tersedianya Bank Perkreditan Rakyat (BPR);
• Akses penduduk ke kredit.
5. Lembaga Ekonomi
• Tersedianya lembaga ekonomi rakyat (koperasi).
6. Keterbukaan Wilayah
• Terdapat moda transportasi umum;
• Jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor roda empat
atau lebih;
• Kualitas jalan Desa;
1. Kualitas Lingkungan
• Ada atau tidak adanya pencemaran air, tanah dan udara
• Terdapat sungai yang terkena limbah
2. Potensi Rawan Bencana dan Tanggap Bencana
• Kejadian bencana alam;
• Upaya atau tindakan terhadap potensi bencana alam.
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) #2
Indikator - Indikator
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
9 STATUS DESA PER WILAYAH
-
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,000
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Papua
sangat tertinggal tertinggal berkembang maju mandiri JPM alokasi
Total
Desa
23.005 (31,2%) 23.116 (31,4%) 6.580 8,93%) 8.677(11,8%) 3.946(5,35%) 2.116 (2,87%) 6.269 (8,51%)
Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun
2015
Pengalokasian Dana Desa 2017 menghasilkan distribusi dana yang masih timpang antar kab/kota & antarwilayah dan belum berkontribusi
secara optimal terhadap penanggulangan kemiskinan. Pulau Jawa dan Bali dengan jumlah penduduk miskin (JPM) 17,1 juta jiwa mendapat
Dana Desa Rp19 triliun, hampir sama dengan pulau Sumatera dengan JPM 5,7 juta jiwa mendapat Dana Desa sebesar Rp17,9 triliun.
SGT TERTINGGAL TERTINGGAL BERKEMBANG MAJU MANDIRI JPM Alokasi
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
SUMATERA 3.571 15,50% 13.705 59,60% 5.321 23,10% 395 1,70% 13 0,06% 5.758.022 19,97% Rp17,997 T 30,00%
JAWA-BALI 263 1,10% 6.953 30,10% 12.784 55,30% 2.960 12,80% 156 0,70% 17.163.317 59,51% Rp19,187 T 31,98%
KALIMANTAN 2.497 37,90% 3.089 46,90% 927 14,10% 66 1% 1 0,02% 846.968 2,94% Rp 5,258 T 8,76%
SULAWESI 854 9,80% 5.161 59,50% 2.582 29,80% 79 0,90% 1 0,01% 2.095.245 7,27% Rp 6,873 T 11,45%
NUS-RA 476 12,10% 2.570 65,10% 827 20,90% 70 1,80% 3 0,08% 411.549 1,43% Rp 3,225 T 5,38%
MALUKU 832 39,30% 988 46,70% 270 12,80% 26 1,20% 0 0% 2.234.230 7,75% Rp 1,794 T 2,99%
PAPUA 4.960 79,10% 1.126 17,90% 171 2,70% 12 0,19% 0 0% 330.254 1,15% Rp 5,665 T 9,44%
• Dengan DD yang hampir sama di Jawa dan Sumatera, namun jumlah Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal di Sumatera mencapai 75,1%, jauh lebih banyak
dibandingkan dengan Jawa-Bali yang hanya 31,1%.
• Demikian juga di Papua dengan jumlah Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal mencapai 97,0% hanya mendapatkan DD Rp5,7 T. Hal sama juga terjadi di Maluku yang
jumlah Desa Sangat Tertinggal dan Tertinggal mencapai 86%
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
10 JUMLAH DAN STATUS DESA DI DAERAH TERTINGGAL,
PERBATASAN DAN KEPULAUAN
138
3,017
17,600
4,767
21,378
2,304
13
335
4,392
8,835
11,506
669
0
5000
10000
15000
20000
25000
Mandiri Maju Berkembang Tertinggal Sangat Tertinggal Blm diklasifikasi
JumlahDesa
Jumlah Desa Di Daerah Non Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Jumlah Desa Di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan
Jumlah desa di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan mencapai sebanyak 25.750 desa (34,35%). Dari
jumlah tersebut, hampir 80% termasuk dalam kategori desa sangat tertinggal dan tertinggal.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
11
Sulawesi memiliki daerah afirmasi paling banyak (42 daerah,
23,6%) namun hanya memiliki jumlah penduduk miskin sebesar
14,9%. Sumatera dan Papua memiliki daerah afirmasi relatif sama
(17,98% dan 19,10%) namun memiliki jumlah penduduk miskin
yang jauh berbeda (16,32% dan 4,08%)
JUMLAH DAERAH DAN DESA DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN,
DAN KEPULAUAN DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN
Sumatera Jawa-Bali
Kalimant
an
Sulawesi
Nusa
Tenggara
Maluku Papua
Jml Daerah 32 6 15 42 29 20 34
JPM 1,086,111 1,286,503 376,767 991,662 2,232,778 411,493 271,833
32
6
15
42
29
20
34
1,086,111
1,286,503
376,767
991,662
2,232,778
411,493
271,833
-
500,000
1,000,000
1,500,000
2,000,000
2,500,000
-
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Sumatera Jawa-Bali
Kalimanta
n
Sulawesi
Nusa
Tenggara
Maluku Papua
DST 3,537 263 2,219 837 484 828 5,699
DT 13,685 6,954 2,010 5,160 2,603 1,138 1,281
JPM 1,086,111 1,286,503 376,767 991,662 2,232,778 411,493 271,833
-
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
12,000
14,000
16,000
DST: Desa Sangat Tertinggal
DT: Desa Tertinggal
JPM: Jumlah Penduduk Miskin
Nusa Tenggara memiliki Jumlah Penduduk Miskin paling besar
(33,54%) namun hanya memiliki Desa Sangat Tertinggal dan
Desa Tertinggal sebesar 6,61% sedangkan Sumatera yang hanya
memiliki Jumlah Penduduk Miskin 16,31% memiliki Desa
Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal sebesar 36,88%
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
KEBIJAKAN DAN IMPLIKASI
REFORMULASI PENGALOKASIAN DANA DESA
REFORMULASI KEBIJAKAN PENGANGGARAN
DAN PENGALOKASIAN
IMPLIKASI REFORMULASI KEBIJAKAN
PENGALOKASIAN
 Penyesuaian bobot:
1. variabel jumlah penduduk miskin; dan
2. indeks kesulitan geografis.
 mengurangi proporsi AD dan menambah proporsi
AF.
12
Dana Desa = 10% dari dan di luar Dana TKD
Memerhatikan pemerataan & keadilan, untuk:
 Pengentasan kemiskinan
 Perbaikan kualitas hidup masyarakat Desa
 Mengatasi kesenjangan penyediaan sarpras
pelayanan publik antardesa.
 Afirmasi bagi desa sangat tertinggal dan tertinggal,
serta desa di daerah perbatasan, kepulauan, dan
tertinggal
Penyempurnaan formula distribusi Dana Desa melalui:
mengatasi kemiskinan;
Perbaikan ketimpangan fiskal antardesa dengan
meningkatkan DD/kapita di desa dengan populasi
penduduk besar dan sebaliknya;
Distribusi Dana Desa yang lebih sesuai dengan sebaran
jumlah penduduk miskin; dan
Memberikan afirmasi kepada Desa tertinggal dan sangat
tertinggal, serta Desa di Daerah Tertinggal, Perbatasan,
dan Kepulauan.
Memperbaiki ketimpangan antar desa dalam alokasi
dana desa dengan Indeks Gini yang rendah;
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
DANA DESA PER
KAB/KOTA
10 %
Formula
25% x Jumlah Penduduk
Desa
35% x Jumlah Penduduk
Miskin Desa
10% x Luas Wilayah Desa
30% x IKK
2017
90%
Alokasi Dasar
DANA DESA PER
KAB/KOTA
Alokasi
Afirmasi
PERUBAHAN FORMULASI OPSI I
Porsi
Alokasi Dasar
Desa Tertinggal
Desa Sangat
Tertinggal
Desa
berkembang di
Daerah
Tertinggal,
Perbatasan, dan
Kepulauan
Alokasi
Formula
α1 x Jumlah
Penduduk Desa
α2 x Jumlah
Penduduk Miskin
Desa
α3 x Luas Wilayah
Desa
α4 x IKK
Keterangan: α1, α2, α3, α4 = bobot masing-masing variabel
DANA DESA PER
KAB/KOTA
Y %
Formula
α1 x Jumlah Penduduk
Desa
α2 x Jumlah Penduduk
Miskin Desa
α3 x Luas Wilayah Desa
α4 x IKK
X%
Alokasi Dasar
PERUBAHAN FORMULASI OPSI II
Perubahan Reformulasi Dana Desa dilakukan melalui 2 (dua) opsi:
- OPSI 1: Dialokasikan berdasarkan Alokasi Dasar (AD), Alokasi Afirmasi (AA), dan Alokasi Formula (AF)
- OPSI 2: Dialokasikan berdasarkan Alokasi Dasar (AD) dan Alokasi Formula (AF)
13 REFORMULASI PENGALOKASIAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
14 HASIL SIMULASI OPSI 1:
Rata-rata DD, Min-Max DD, dan Rasio Gini (Pagu Rp60.000 M)
No. Komposisi
Bobot AD Min DD Min DD (Juta Rp) Max DD Max DD (Juta Rp)
Rata-
Rata DD
Rata-Rata DD (JutaRp)
Rasio
Gini
JP:JPM:LW:IKK (Juta Rp) (Juta Rp)
Desa
Tertinggal
Desa
Sangat
Tertinggal
(Juta Rp)
Desa
Tertinggal
Desa
Sangat
Tertinggal
(Juta Rp)
Desa
Tertinggal
Desa
Sangat
Tertinggal
Baseline(2017)
AD:AF=90:10 25:35:10:30 720.44 726.71 726.95 728.88 2,168.63 1,856.99 2,026.86 800.49 791.78 787.00 0.510
Alternatif(2018):
1 70:5:25 5:60:25:10 560.34 565.65 669.04 772.14 7,875.49 4,557.37 5,605.28 800.49 842.49 931.09 0.499
2 60:5:35 10:50:20:20 480.29 495.31 596.83 707.20 8,785.70 5,822.56 5,675.65 800.49 839.38 930.99 0.486
3 60:5:35 15:40:20:25 480.29 497.96 600.39 716.70 7,964.96 5,419.31 5,236.56 800.49 844.12 949.20 0.491
4 65:5:30 15:40:20:25 520.32 535.46 637.94 752.33 6,935.75 4,768.45 4,626.50 800.49 846.86 951.62 0.498
1. Penurunan proporsi AD;
2. Peningkatan proporsi AF;
3. Pemberian Afirmasi
4. Penambahan bobot variabel JPM dan LW
Distibusi Dana Desa yang lebih merata dan lebih berkeadilan,
ditunjukkan dengan Rasio Gini yang semakin mengecil, dan afirmasi
kepada desa tertinggal dan sangat tertinggal di daerah tertinggal,
perbatasan dan kepulauan ditunjukkan dengan rata-rata alokasi
Dana Desa untukDesa tertinggal dan Desa sangat tertinggal yang
meningkat.
*)Opsi simulasi lainnya terdapat dalam lampiran
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
15 HASIL SIMULASI OPSI 1:
PERBANDINGAN PERUBAHAN MEDIAN ALOKASI PER KAPITA DANA DESA TERHADAP BASELINE, MENURUT
JUMLAH PENDUDUK
No. Komposisi
Bobot
JP:JPM:LW:IKK
Kelompok Desa
dg Populasi
Penduk Miskin
Terkecil
Desil 2 Desil 3 Desil 4 Desil 5 Desil 6 Desil 7 Desil 8 Desil 9
Kelompok
Desa dg
Populasi
Penduduk
Miskin
Terbesar
Baseline(eksisting)
90:0:10 25:35:10:30 3,885.77 1,924.31 1,254.45 886.30 652.06 481.29 354.28 262.83 191.47 120.84
Alternatif:
1 70:5:25 5:60:25:10 3,919.84 1,877.49 1,197.92 839.63 613.75 451.71 334.03 252.22 187.89 123.66
Perubahan 0.88% -2.43% -4.51% -5.27% -5.87% -6.15% -5.72% -4.04% -1.87% 2.33%
2 65:5:30 5:60:25:10 3,794.33 1,743.65 1,118.13 793.21 586.19 437.43 327.98 252.45 192.45 130.89
Perubahan -2.35% -9.39% -10.87% -10.50% -10.10% -9.11% -7.42% -3.95% 0.51% 8.32%
3 60:5:35 10:50:20:20 3,777.11 1,705.66 1,099.46 783.26 583.63 435.83 328.28 254.21 193.86 133.48
Perubahan -2.80% -11.36% -12.35% -11.63% -10.49% -9.45% -7.34% -3.28% 1.25% 10.45%
4 60:5:35 15:40:20:25 3,863.14 1,726.55 1,110.72 791.93 589.17 436.46 327.74 252.35 191.43 131.19
Perubahan -0.58% -10.28% -11.46% -10.65% -9.64% -9.31% -7.49% -3.99% -0.02% 8.57%
Penurunan bobot AD dan peningkatan bobot AF, yang disertai dengan penambahan bobot pada variabel Jumlah Penduduk Miskin, akan
menghasilkan perbaikan distribusi Dana Desa yang lebih berpihak kepada penduduk miskin.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
16 HASIL SIMULASI OPSI 1:
Perbandingan Distribusi Dana Desa Antar Wilayah
No. Komposisi
JP:JPM:LW:I
KK
Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi
Maluku,
Total
Papua
JPM(Ribu) 5,757 17,167 2,233 847 2,095 740 28,840
Proporsi 20.00% 59.50% 7.70% 2.90% 7.30% 2.60% 100.00%
Baseline (eksisting) Nominal % Nominal % Nominal % Nominal % Nominal % Nominal % Nominal %
2017(90:10) 25:35:10:30 17,997.09 30.00% 19,187.18 31.98% 3,225.31 5.38% 5,258.33 8.76% 6,872.73 11.45% 7,459.35 12.43% 60,000 100%
Alternatif:
1 70:5:25 5:60:25:10 16,707.61 27.85% 19,381.67 32.30% 3,543.12 5.91% 5,507.71 9.18% 6,598.66 11.00% 8,261.24 13.77% 60,000 100%
2 65:5:30 5:60:25:10 16,464.71 27.44% 19,727.57 32.88% 3,571.75 5.95% 5,537.89 9.23% 6,500.71 10.83% 8,197.36 13.66% 60,000 100%
3 60:5:35 10:50:20:20 16,298.83 27.16% 19,787.36 32.98% 3,566.83 5.94% 5,495.54 9.16% 6,525.65 10.88% 8,325.80 13.88% 60,000 100%
4 60:5:35 15:40:20:25 16,385.49 27.31% 19,368.44 32.28% 3,509.25 5.85% 5,598.48 9.33% 6,592.61 10.99% 8,545.74 14.24% 60,000 100%
• Penurunan bobot AD dan peningkatan bobot AF, yang disertai dengan penambahan bobot pada variabel Jumlah Penduduk Miskin, akan menghasilkan distribusi Dana Desa yang
lebih sesuai dengan sebaran jumlah penduduk miskin.
• Pulau Jawa dan Bali dengan penduduk miskin yang mencapai 59,5% akan mendapatkan Dana Desa berkisar 32%-33% dari share nasional, yang berarti meningkat. Demikian juga
dengan Dana Desa di Maluku, Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara juga relative mengalami peningkatan. Sementara itu, Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk
miskin yang jauh lebih rendah dari Jawa akan mendapatkan Dana Desa yang lebih sedidkit dibandingkan Jawa yaitu sekitar 27%.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
17 HASIL SIMULASI OPSI 1:
Summary Distribusi Dana Desa Pagu Rp60.000 M
Formula
90:0:10 65:5:30 60:5:35 60:5:35 65:5:30
JP:JPM:LW:IKG
10:25:35 30:5:60 35:10:50 35:15:40 30:15:40
Distribusi Dana Desa
Dana Desa Untuk Desa Sangat Tertinggal (Miliar Rp) 10,688.91 11,618.86 11,655.90 11,858.96 11,901.96
(%) 17.81% 19.36% 19.43% 19.76% 19.84%
% Penduduk pada Desa Sangat Tertinggal terhadap Total Nasional 6.07% 6.07% 6.07% 6.07% 6.07%
Dana Desa Untuk Desa Tertinggal (Miliar Rp) 26,088.34 25,620.99 25,508.03 25,496.04 25,594.80
(%) 43.48% 42.70% 42.51% 42.49% 42.66%
% Penduduk pada Desa Tertinggal terhadap Total Nasional 34.92% 34.92% 34.92% 34.92% 34.92%
Dana Desa Untuk Daerah Tertinggal, Perbatasan,
Kepulauan
(Miliar Rp) 20,459.56 22,121.63 22,229.14 22,435.18 22,456.15
(%) 34.10% 36.87% 37.05% 37.39% 37.43%
Dana Desa perkapita Daerah Tertinggal, Perbatasan,
Kepulauan
( Ribu Rp) 1,015.23 1,026.19 1,029.09 1,041.27 1,058.35
Dana Desa perkapita non Daerah Tertinggal,
Perbatasan, Kepulauan
( Ribu Rp) 396.98 363.71 362.36 361.79 364.22
Dana Desa Untuk Desa dengan JPM Tinggi (Miliar Rp) 19,167.25 21,949.22 22,016.43 21,305.62 20,756.43
(%) 31.95% 36.58% 36.69% 35.51% 34.59%
Dana Desa Untuk Desa dengan JPM Rendah (Miliar Rp) 17,331 15,948 15,899 16,397 16,746
(%) 28.89% 26.58% 26.50% 27.33% 27.91%
Distibusi Dana Desa yang lebih merata dan lebih berkeadilan, dibuktikan dengan distribusi Dana Desa untuk Desa sangat tertinggal meningkat, Dana Desa
untuk Daerah Tertinggal, Perbatasan dan kepulauan meningkat dan Dana Desa untuk Desa dengan Jumlah Penduduk miskin tinggi meningkat, sehingga dapat
memperbaiki ketimpangan fiskal antar daerah dan membantu mengatasi kemiskinan.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
18 HASIL SIMULASI OPSI 2:
Rata-rata DD, Min-Max DD, dan Rasio Gini (Pagu Rp60.000 M)
1. Penurunan proporsi AD;
2. Peningkatan proporsi AF;
3. Penambahan bobot
variabel JPM.
Distibusi Dana Desa yang lebih merata dan lebih berkeadilan,
dibuktikan dengan Rasio Gini yang semakin mengecil,
sehingga dapat memperbaiki ketimpangan fiskal antar daerah
dan membantu mengatasi kemiskinan.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
19 HASIL SIMULASI OPSI 2:
Perbandingan Distribusi Dana Desa Antar Wilayah
• Penurunan bobot AD dan peningkatan bobot AF, yang disertai dengan penambahan bobot pada variabel Jumlah Penduduk Miskin, akan menghasilkan distribusi Dana Desa yang lebih sesuai dengan sebaran
jumlah penduduk miskin.
• Pulau Jawa dan Bali dengan penduduk miskin yang mencapai 59,5% akan mendapatkan Dana Desa berkisar 32%-34% dari share nasional, yang berarti meningkat. Demikian juga dengan Dana Desa di Maluku,
Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara juga relative mengalami peningkatan. Sementara itu, Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk miskin yang jauh lebih rendah dari Jawa akan mendapatkan
Dana Desa yang lebih sedidkit dibandingkan Jawa yaitu sekitar 27-28%.
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
20 HASIL SIMULASI OPSI 2:
Summary Distribusi Dana Desa Pagu Rp60.000 M
• Distibusi Dana Desa yang lebih merata dan lebih berkeadilan, dibuktikan dengan distribusi Dana Desa Desa sangat tertinggal meningkat, Dana Desa untuk
Daerah Tertinggal, Perbatasan dan kepulauan meningkat dan Dana Desa untuk desa dengan Jumlah Penduduk miskin tinggi meningkat, sehingga dapat
memperbaiki ketimpangan fiskal antar daerah dan membantu mengatasi kemiskinan Distribusi Dana Desa untuk Desa Sangat tertinggal meningkat
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
21
OPSI 1
Penurunan proporsi AD, peningkatan proporsi AF,
pemberian afirmasi, serta penambahan bobot variabel
JPM dan LW, menghasilkan:
• distibusi Dana Desa yang lebih merata dan
berkeadilan, serta keberpihakan kepada desa sangat
tertinggal, desa tertinggal dan desa di daerah
tertinggal, perbatasan dan kepulauan (afirmasi)
• membantu mengatasi kemiskinan dan kesenjangan
sarana & prasarana antardesa
• mempunyai rasio gini yang semakin rendah.
• memerlukan perubahan regulasi melalui Undang-
Undang APBN.
OPSI 2
Penurunan proporsi AD, peningkatan proporsi
AF, dan penambahan bobot variabel JPM dan
IKK menghasilkan distribusi Dana Desa yang
lebih merata dan berkeadilan, dibuktikan
dengan Rasio Gini yang semakin rendah,
memperbaiki ketimpangan fiskal antardesa dan
membantu mengatasi kemiskinan.
KESIMPULAN
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
TERIMA KASIH
INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN
23 HASIL SIMULASI OPSI 1:
Rata-rata DD, Min-Max DD, dan Rasio Gini (Pagu Rp60.000 M)
No. Komposisi
Bobot AD Min DD Min DD (Juta Rp) Max DD
Rasio Gini
JP:JPM:LW:IKK (Juta Rp) (Juta Rp)
Desa
Tertinggal
Desa Sangat
Tertinggal
(Juta Rp)
Baseline(2017)
AD:AF=90:10 25:35:10:30 720.44 726.71 726.95 728.88 2,168.63 0.510
Alternatif(2018):
1 75:5:20 5:60:25:10 600.37 604.61 707.89 810.94 6,452.48 0.507
2 70:5:25 5:60:25:10 560.34 565.65 669.04 772.14 7,875.49 0.499
3 65:5:30 5:60:25:10 520.32 526.69 630.19 733.35 9,298.49 0.491
4 60:7.5:32.5 10:50:20:20 480.29 494.24 647.26 808.51 8,192.46 0.498
5 60:5:35 10:50:20:20 480.29 495.31 596.83 707.20 8,785.70 0.486
6 60:7.5:32.5 15:40:20:25 480.29 496.70 650.57 817.33 7,430.34 0.503
7 60:5:35 15:40:20:25 480.29 497.96 600.39 716.70 7,964.96 0.491
8 65:5:30 15:40:20:25 520.32 535.46 637.94 752.33 6,935.75 0.498

More Related Content

What's hot

Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015
Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015
Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015Galih Putro
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptEnvaPya
 
Dana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan PerusahaanDana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan Perusahaanprimahendra
 
Paparan dirjen alokasi dana desa (fix)3
Paparan dirjen   alokasi dana desa (fix)3Paparan dirjen   alokasi dana desa (fix)3
Paparan dirjen alokasi dana desa (fix)3Rooy John
 
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana DesaAhmad Abdul Haq
 
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana DesaAhmad Abdul Haq
 
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasiPotensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasiSumardi Arahbani
 
Strategi mengatasi pungutan liar
Strategi mengatasi pungutan liarStrategi mengatasi pungutan liar
Strategi mengatasi pungutan liarEka Saputra
 
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018Ahmad Abdul Haq
 
Irjen jakwas desa 29 juli 2015 edited
Irjen jakwas desa   29 juli 2015 editedIrjen jakwas desa   29 juli 2015 edited
Irjen jakwas desa 29 juli 2015 editedRooy John
 
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...Sumardi Arahbani
 
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulutPengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulutGedhe Foundation
 
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPNAhmad Abdul Haq
 
Dana Desa per 25 januari 2021
Dana Desa per 25 januari 2021Dana Desa per 25 januari 2021
Dana Desa per 25 januari 2021TV Desa
 
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015 Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015 Rooy John
 
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...Ahmad Abdul Haq
 

What's hot (20)

Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015
Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015
Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015
 
Dana transfer
Dana transferDana transfer
Dana transfer
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
 
Dana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan PerusahaanDana Desa dan Perusahaan
Dana Desa dan Perusahaan
 
Paparan dirjen alokasi dana desa (fix)3
Paparan dirjen   alokasi dana desa (fix)3Paparan dirjen   alokasi dana desa (fix)3
Paparan dirjen alokasi dana desa (fix)3
 
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
 
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
 
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasiPotensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
Potensi penyalahgunaan dana desa dan rekomendasi
 
DANA DESA DAN PERIMBANGAN
DANA DESA DAN PERIMBANGANDANA DESA DAN PERIMBANGAN
DANA DESA DAN PERIMBANGAN
 
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desaSukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
 
Strategi mengatasi pungutan liar
Strategi mengatasi pungutan liarStrategi mengatasi pungutan liar
Strategi mengatasi pungutan liar
 
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
 
Irjen jakwas desa 29 juli 2015 edited
Irjen jakwas desa   29 juli 2015 editedIrjen jakwas desa   29 juli 2015 edited
Irjen jakwas desa 29 juli 2015 edited
 
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
Penjelasan atas peraturan pemerintah republik indonesia nomor 60 tahun 2014 t...
 
Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2017
Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2017Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2017
Peraturan Menteri Nomor 4 Tahun 2017
 
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulutPengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
Pengembangan insentif daerah dalam peningkatan pelayanan dasar di prov sulut
 
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
 
Dana Desa per 25 januari 2021
Dana Desa per 25 januari 2021Dana Desa per 25 januari 2021
Dana Desa per 25 januari 2021
 
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015 Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
 
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
 

Similar to Simulasi dd per 31 juli 2017 - revised-1 (3)

Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaRooy John
 
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasStrategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasGedhe Foundation
 
KEBIJAKAN DANA DESA DALAM RANGKA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MEN...
KEBIJAKAN DANA DESA DALAM RANGKA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MEN...KEBIJAKAN DANA DESA DALAM RANGKA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MEN...
KEBIJAKAN DANA DESA DALAM RANGKA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MEN...Fitriyani727358
 
SDGs Desa untuk PEmda.pptx
SDGs Desa untuk PEmda.pptxSDGs Desa untuk PEmda.pptx
SDGs Desa untuk PEmda.pptxKholidVan
 
Konperensi pers prioritas penggunaan dana desa 2021
Konperensi pers prioritas penggunaan dana desa 2021Konperensi pers prioritas penggunaan dana desa 2021
Konperensi pers prioritas penggunaan dana desa 2021TV Desa
 
25022022 Bahan Sharing Knowledge Kemiskinan Ekstreme (1).pptx
25022022 Bahan Sharing Knowledge Kemiskinan Ekstreme (1).pptx25022022 Bahan Sharing Knowledge Kemiskinan Ekstreme (1).pptx
25022022 Bahan Sharing Knowledge Kemiskinan Ekstreme (1).pptxTommy Priyatna
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaGedhe Foundation
 
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...sekolahdesa
 
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...Sutardjo ( Mang Ojo )
 
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesraPaparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesraGedhe Foundation
 
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2_SOSIALISASI PEMUTAKHIRAN DATA SDGS DESA DAN LOMB...
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2_SOSIALISASI PEMUTAKHIRAN DATA SDGS DESA DAN LOMB...Materi Webinar BPI Vol 2 - 2_SOSIALISASI PEMUTAKHIRAN DATA SDGS DESA DAN LOMB...
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2_SOSIALISASI PEMUTAKHIRAN DATA SDGS DESA DAN LOMB...DhionWiwan
 
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2023.pdf
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2023.pdfMateri Webinar BPI Vol 2 - 2023.pdf
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2023.pdferisugiartoeri
 
presentasi FKP RKPD 2024-Kepala Bappeda.pdf
presentasi FKP RKPD 2024-Kepala Bappeda.pdfpresentasi FKP RKPD 2024-Kepala Bappeda.pdf
presentasi FKP RKPD 2024-Kepala Bappeda.pdfssuserc48fc3
 
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdfDispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdfDesaMundu
 
4) sambutan bupati wonosobo acara penerimaan kunjungan deputi bidang pembangu...
4) sambutan bupati wonosobo acara penerimaan kunjungan deputi bidang pembangu...4) sambutan bupati wonosobo acara penerimaan kunjungan deputi bidang pembangu...
4) sambutan bupati wonosobo acara penerimaan kunjungan deputi bidang pembangu...CelvinRamaPratama
 
Presentasi pileg 2014
Presentasi pileg 2014Presentasi pileg 2014
Presentasi pileg 2014Igk Subaga
 
Mensejahterakan masyarakat bersama bisa kita atasi
Mensejahterakan masyarakat bersama bisa kita atasiMensejahterakan masyarakat bersama bisa kita atasi
Mensejahterakan masyarakat bersama bisa kita atasiIgk Subaga
 
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...keuangandesa
 
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa TengahAnalisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengahkhoiril anwar
 
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdfKemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdfinputdatakabupaten
 

Similar to Simulasi dd per 31 juli 2017 - revised-1 (3) (20)

Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desaKebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
Kebijakan kemendes dalam pemberdayaan masyarakat desa
 
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenasStrategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
Strategi peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan, bappenas
 
KEBIJAKAN DANA DESA DALAM RANGKA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MEN...
KEBIJAKAN DANA DESA DALAM RANGKA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MEN...KEBIJAKAN DANA DESA DALAM RANGKA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MEN...
KEBIJAKAN DANA DESA DALAM RANGKA PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MEN...
 
SDGs Desa untuk PEmda.pptx
SDGs Desa untuk PEmda.pptxSDGs Desa untuk PEmda.pptx
SDGs Desa untuk PEmda.pptx
 
Konperensi pers prioritas penggunaan dana desa 2021
Konperensi pers prioritas penggunaan dana desa 2021Konperensi pers prioritas penggunaan dana desa 2021
Konperensi pers prioritas penggunaan dana desa 2021
 
25022022 Bahan Sharing Knowledge Kemiskinan Ekstreme (1).pptx
25022022 Bahan Sharing Knowledge Kemiskinan Ekstreme (1).pptx25022022 Bahan Sharing Knowledge Kemiskinan Ekstreme (1).pptx
25022022 Bahan Sharing Knowledge Kemiskinan Ekstreme (1).pptx
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
 
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
Pembangunan Desa Berbasis Aset dan Potensi Desa untuk Mewujudkan Desa Maju, M...
 
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
Vo2 selasa 2 vo 2 september 2014 arah kebijakan dan program pembangunan perde...
 
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesraPaparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
Paparan harmonisasi kebijakan peningkatan kesra
 
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2_SOSIALISASI PEMUTAKHIRAN DATA SDGS DESA DAN LOMB...
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2_SOSIALISASI PEMUTAKHIRAN DATA SDGS DESA DAN LOMB...Materi Webinar BPI Vol 2 - 2_SOSIALISASI PEMUTAKHIRAN DATA SDGS DESA DAN LOMB...
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2_SOSIALISASI PEMUTAKHIRAN DATA SDGS DESA DAN LOMB...
 
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2023.pdf
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2023.pdfMateri Webinar BPI Vol 2 - 2023.pdf
Materi Webinar BPI Vol 2 - 2023.pdf
 
presentasi FKP RKPD 2024-Kepala Bappeda.pdf
presentasi FKP RKPD 2024-Kepala Bappeda.pdfpresentasi FKP RKPD 2024-Kepala Bappeda.pdf
presentasi FKP RKPD 2024-Kepala Bappeda.pdf
 
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdfDispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
Dispermades - Prioritas penggunaan DD 2021 dan Pengusulan Bankeu Pemdes 2022.pdf
 
4) sambutan bupati wonosobo acara penerimaan kunjungan deputi bidang pembangu...
4) sambutan bupati wonosobo acara penerimaan kunjungan deputi bidang pembangu...4) sambutan bupati wonosobo acara penerimaan kunjungan deputi bidang pembangu...
4) sambutan bupati wonosobo acara penerimaan kunjungan deputi bidang pembangu...
 
Presentasi pileg 2014
Presentasi pileg 2014Presentasi pileg 2014
Presentasi pileg 2014
 
Mensejahterakan masyarakat bersama bisa kita atasi
Mensejahterakan masyarakat bersama bisa kita atasiMensejahterakan masyarakat bersama bisa kita atasi
Mensejahterakan masyarakat bersama bisa kita atasi
 
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
Koordinasi penyusunan rpjmn 2015 2019 dan rkp 2015 bidang pembangunan perdesa...
 
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa TengahAnalisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
Analisis Capaian Penanggulangan Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah
 
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdfKemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
Kemendes PDTT_Arah Kebijakan Pembangunan KPPN.pdf
 

Recently uploaded

Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 

Recently uploaded (12)

Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 

Simulasi dd per 31 juli 2017 - revised-1 (3)

  • 1. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN OPTIMALISASI DANA DESA MELALUI REFORMULASI PENGALOKASIAN DANA DESA TAHUN 2018 1
  • 2. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 2 EVALUASI PELAKSANAAN DANA DESA #1: Perkembangan Pagu Anggaran Pasal 72 ayat (2) UU No. 6 Tahun 2014: Alokasi Dana Desa dari APBN bersumber dari Belanja Pusat dengan mengefektifkan program yang berbasis Desa secara merata dan berkeadilan. Penjelasan Pasal 72 ayat (2): • Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke Desa ditentukan 10% dari dan di luar dana Transfer Daerah (on top) secara bertahap. • Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan dengan memerhatikan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pembangunan Desa. 46,982 60,000 2016 20,766 2015 2017 3,2% TKD 6,4% TKD 8,6% TKD (miliar Rp) Dana Desa dialokasikan sejak tahun 2015 sebesar Rp20,8T (3,2% dari TKD), meningkat menjadi Rp47,0T (6,4% dari TKD) di tahun 2016 dan Rp60T (8,5% dari TKD) di tahun 2017. 60,000 8,5% TKD 2018
  • 3. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 3 EVALUASI PELAKSANAAN DANA DESA #2: Kebijakan Pengalokasian 2015-2017 CARA PERHITUNGAN BOBOT 1. Jml. Penduduk Desa (25%); 2. Angka Kemiskinan Desa (35%); 3. Luas Wilayah Desa (10%); 4. Tingkat Kesulitan Geografis Desa (30%) ALOKASI DASAR ALOKASI FORMULA 90% 10% PERTIMBANGAN Proporsi (Alokasi Dasar: Formula) TA 2015 Rp20,7 Triliun TA 2016 Rp46,9 Triliun TA 2017 Rp60,0 Triliun Rata- rata/ Desa (juta) Alokasi max (juta) Alokasi min (juta) Rasio Rata- rata/ Desa (juta) Alokasi max (juta) Alokasi min (juta) Rasio Rata- rata/ Desa (juta) Alokasi max (juta) Alokasi min (juta) Rasio 90:10 280 1.121 254 1:4 628 2.221 570 1:4 800 2.819 726 1:4 80: 20 280 1.961 228 1:8 628 3.813 512 1:8 800 4.838 652 1 : 7 75: 25 280 2.382 215 1:11 628 4.610 483 1:10 800 5.848 616 1:10 0:100 (full formula) 280 8.768 13 1:662 628 16.555 48 1:340 800 20.992 62,670 1:335 Hasil Perhitungan 1. Memperhatikan aspek pemerataan dan keadilan; 2. Rasio penerima Dana Desa terkecil dan terbesar adalah yang paling rendah 4:1; 3. Standar deviasi palling rendah. Distribusi Dana Desa 2017 di Pulau Jawa dan Bali sebesar Rp19,1T (32,0%), sedangkan di luar Jawa dan Bali sebesar Rp40,9T (68,0%). Hal ini sejalan dengan jumlah Desa di Pulau Jawa dan Bali sebanyak 23.111 Desa (30,8%) dan Desa di luar Jawa dan Bali sebanyak 51.843 Desa (69,2%).
  • 4. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 4 DD/kapita untuk Desa dengan jumlah penduduk miskin: • terbesar (9,7 juta orang) = Rp151 ribu. • terkecil (296,6 ribu orang) = Rp4,85 juta. .0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0 7.0 8.0 9.0 10.0 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 JutaOrang JutaRupiah AD:AF=90:10 Jumlah Penduduk Miskin Dana Desa perkapita Rp3,8 juta Dana Desa perkapita Rp120,8 ribu Jumlah Penduduk Miskin 9,7 Juta orang Jumlah Penduduk Miskin 296,6 ribu orang Ketimpangan Dana Desa Per Kapita: DD/kapita untuk Desa dengan populasi penduduk: • terbesar = Rp120,8 ribu. • terkecil = Rp3.879,1 ribu. Distribusi Dana Desa Kurang Fokus Pada Pengentasan Kemiskinan: EVALUASI PELAKSANAAN DANA DESA #3: Ketimpangan Distribusi Dana Desa Per Kapita Gini ratio: 0,51
  • 5. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN Jalan Nasional 14.983,1 km Jembatan 10.590,73 m Bendungan 37 unit Irigasi 1.025 km Sanitasi 983.250 KK Air Bersih SPAM Perkotaan 2.924 lt/detik SPAM Kawasan Khusus 75 lt/detik SPAM Regional 300 lt/detik Perumahan 14.795 unit Jalan Desa 66.179 km Jembatan 511.484 m MCK Desa 36.951 Unit Air Bersih Desa 16.069 Unit Tambatan Perahu 1.366 unit Embung 686 unit Tembok Penahan Tanah 37.926 unit PAUD 11.221 unit Posyandu 7.428 unit Polindes 3.100unit Sumur 13.988 Unit Pasar Desa 1.810 unit Drainase 65.573 Unit Irigasi 12.540 unit DANA DESA DANA K/L DANA K/LDANA DESA OUTPUT ENGGUNAAN DANA DESA DAN DANA KEMENTERIAN/LEMBAGA Rp40,8 T Rp30,7 T
  • 6. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN INTEGRITY PROFESSIONALISM SYNERGY SERVICE PERFECTION 6KEMENTERIAN KEUANGAN 0.30 0.30 0.30 0.32 0.33 0.33 0.32 0.34 0.33 0.32 0.32 0.26 0.28 0.30 0.32 0.34 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Rasio Gini di Perdesaan - 100,000 200,000 300,000 400,000 - 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Indikator Kemiskinan di Perdesaan Persentase Penduduk Miskin di Perdesaan (%) Jumlah Penduduk Miskin di Perdesaan (juta orang) Dana Desa Dana Desa Data 2017 untuk bulan Maret Terjadi pemerataan pendapatan di perdesaan setelah diberlakukannya Dana Desa, yang ditunjukkan dengan menurunnya rasio Gini di perdesaan dari 0,34 pada tahun 2014 menjadi 0,32 pada tahun 2016. Jika dihubungkan dengan menurunnya persentase dan jumlah penduduk miskin di perdesaan, maka turunnya rasio Gini tersebut berarti kesejahteraan yang semakin merata, dan bukan kemiskinan yang makin merata. DAMPAK DANA DESA: Dampak Terhadap Ketimpangan Pendapatan dan Penduduk Miskin di Perdesaan
  • 7. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 7 DESA SANGAT TERTINGGAL IDM ≤ 0,4907 Desa yg rentan, karena bencana alam, goncangan ekonomi, dan konflik sosial, sehingga tidak berkemampuan mengelola potensinya. DESA TERTINGGAL 0,4907 < IDM ≤ 0,5989 Desa dengan potensi sumber daya sosial, ekonomi, dan ekologi, namun belum/kurang mampu mengelolanya. 0,5989 < IDM ≤ 0,7072 Desa potensial menjadi Desa Maju, tetapi belum mengelola potensinya secara optimal. DESA BERKEMBANG 0,7072 < IDM ≤ 0,8155 Desa yang memiliki kemampuan mengelola potensi sumber daya sosial, ekonomi dan ekologi. DESA MAJU IDM > 0,8155 Desa Maju yg mampu membangun untuk peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa secara berkelanjutan DESA MANDIRI INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) #1 Komponen dan Kategori IDM Indeks Ketahanan Sosial Indeks Ketahanan Ekonomi Indeks Ketahanan Lingkungan • Modal sosial; • Kesehatan; • Pendidikan; & • Permukinan. 𝐼𝐷𝑀 = 1 3 (𝐼𝐾𝑆 + 𝐼𝐾𝐸 + 𝐼𝐾𝐿)
  • 8. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 8 Modal Sosial 1. Memiliki solidaritas sosial • Kebiasaan gotong royong di desa; • Keberadaan ruang publik terbuka gratis; • Ketersediaan fasilitas atau lapangan olahraga; • Terdapat kelompok kegiatan olahraga 2. Memiliki toleransi • Warga Desa terdiri dari beberapa suku dan agama; • Warga berkomunikasi dengan bahasa yang berbeda; 3. Rasa aman penduduk • Warga Desa membangun pemeliharaan poskamling; • Partisipasi warga mengadakan siskamling; • Tingkat kriminalitas & konflik yang terjadi di Desa; • Upaya penyelesaian konflik yang terjadi di Desa 4. Kesejahteraan sosial • Terdapat akses ke Sekolah Luar Biasa; • Terdapat penyandang kesejahteraan social; • Terdapat penduduk yang bunuh diri. Kesehatan 1. Pelayanan Kesehatan • Waktu tempuh ke prasarana kesehatan kurang dari 30 menit; • Tersedia tenaga kesehatan bidan; • Tersedia tenaga kesehatan dokter; • Tersedia tenaga kesehatan lain 2. Keberdayaan Masyarakat • Akses ke poskesdes, polindes dan posyandu; • Tingkat aktivitas posyanduc. 3. Jaminan Kesehatan • Tingkat kepesertaan BPJS. Permukiman 1. Akses ke Air Bersih dan Air Minum Layak • Mayoritas penduduk Desa memiliki sumber air minum yang layak • Akses penduduk Desa memiliki air untuk mandi dan mencuci. 2. Akses ke Sanitasi • Mayoritas penduduk Desa memiliki jamban • Terdapat tempat pembuangan sampah 3. Akses ke Listrik • Jumlah keluarga yang telah memiliki aliran listrik 4. Akses ke Informasi dan Komunikasi • Penduduk Desa memiliki telepon selular dan sinyal yang kuat • Terdapat siaran televisi lokal, nasional dan asing • Terdapat akses internet Pendidikan 1. Akses ke Pendidikan Dasar dan Menengah • Akses ke SD/MI kurang dari 3 kilometer; • Akses ke SMP/MTS kurang dari 6 kilometer; • Akses ke SMU/SMK kurang dari 6 kilometer. 2. Akses ke Pendidikan Non Formal • Kegiatan pemberantasan buta aksara; • Kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini; • Kegiatan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat/ Paket ABC • Akses ke pusat keterampilan/ kursus. 3. Akses ke Pengetahuan • Taman bacaan masyarakat atau perpustakaan Desa 1. Keragaman Produksi Masyarakat Desa • Terdapat lebih dari satu jenis kegiatan ekonom penduduk. 2. Tersedia Pusat Pelayanan Perdagangan • Akses penduduk ke pusat perdagangan; • Terdapat sektor perdagangan di permukiman; • Terdapat usaha kedai makanan, restoran, hotel dan penginapan. 3. Akses Distribusi/Logistik • Terdapat kantor pos dan jasa logistik. 4. Akses Ke Lembaga Keuangan dan Perkreditan • Tersedianya lembaga perbankan umum; • Tersedianya Bank Perkreditan Rakyat (BPR); • Akses penduduk ke kredit. 5. Lembaga Ekonomi • Tersedianya lembaga ekonomi rakyat (koperasi). 6. Keterbukaan Wilayah • Terdapat moda transportasi umum; • Jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor roda empat atau lebih; • Kualitas jalan Desa; 1. Kualitas Lingkungan • Ada atau tidak adanya pencemaran air, tanah dan udara • Terdapat sungai yang terkena limbah 2. Potensi Rawan Bencana dan Tanggap Bencana • Kejadian bencana alam; • Upaya atau tindakan terhadap potensi bencana alam. INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) #2 Indikator - Indikator
  • 9. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 9 STATUS DESA PER WILAYAH - 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 Sumatera Jawa-Bali Kalimantan Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Papua sangat tertinggal tertinggal berkembang maju mandiri JPM alokasi Total Desa 23.005 (31,2%) 23.116 (31,4%) 6.580 8,93%) 8.677(11,8%) 3.946(5,35%) 2.116 (2,87%) 6.269 (8,51%) Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) Tahun 2015 Pengalokasian Dana Desa 2017 menghasilkan distribusi dana yang masih timpang antar kab/kota & antarwilayah dan belum berkontribusi secara optimal terhadap penanggulangan kemiskinan. Pulau Jawa dan Bali dengan jumlah penduduk miskin (JPM) 17,1 juta jiwa mendapat Dana Desa Rp19 triliun, hampir sama dengan pulau Sumatera dengan JPM 5,7 juta jiwa mendapat Dana Desa sebesar Rp17,9 triliun. SGT TERTINGGAL TERTINGGAL BERKEMBANG MAJU MANDIRI JPM Alokasi Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % SUMATERA 3.571 15,50% 13.705 59,60% 5.321 23,10% 395 1,70% 13 0,06% 5.758.022 19,97% Rp17,997 T 30,00% JAWA-BALI 263 1,10% 6.953 30,10% 12.784 55,30% 2.960 12,80% 156 0,70% 17.163.317 59,51% Rp19,187 T 31,98% KALIMANTAN 2.497 37,90% 3.089 46,90% 927 14,10% 66 1% 1 0,02% 846.968 2,94% Rp 5,258 T 8,76% SULAWESI 854 9,80% 5.161 59,50% 2.582 29,80% 79 0,90% 1 0,01% 2.095.245 7,27% Rp 6,873 T 11,45% NUS-RA 476 12,10% 2.570 65,10% 827 20,90% 70 1,80% 3 0,08% 411.549 1,43% Rp 3,225 T 5,38% MALUKU 832 39,30% 988 46,70% 270 12,80% 26 1,20% 0 0% 2.234.230 7,75% Rp 1,794 T 2,99% PAPUA 4.960 79,10% 1.126 17,90% 171 2,70% 12 0,19% 0 0% 330.254 1,15% Rp 5,665 T 9,44% • Dengan DD yang hampir sama di Jawa dan Sumatera, namun jumlah Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal di Sumatera mencapai 75,1%, jauh lebih banyak dibandingkan dengan Jawa-Bali yang hanya 31,1%. • Demikian juga di Papua dengan jumlah Desa Tertinggal dan Sangat Tertinggal mencapai 97,0% hanya mendapatkan DD Rp5,7 T. Hal sama juga terjadi di Maluku yang jumlah Desa Sangat Tertinggal dan Tertinggal mencapai 86%
  • 10. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 10 JUMLAH DAN STATUS DESA DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN 138 3,017 17,600 4,767 21,378 2,304 13 335 4,392 8,835 11,506 669 0 5000 10000 15000 20000 25000 Mandiri Maju Berkembang Tertinggal Sangat Tertinggal Blm diklasifikasi JumlahDesa Jumlah Desa Di Daerah Non Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan Jumlah Desa Di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Jumlah desa di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan mencapai sebanyak 25.750 desa (34,35%). Dari jumlah tersebut, hampir 80% termasuk dalam kategori desa sangat tertinggal dan tertinggal.
  • 11. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 11 Sulawesi memiliki daerah afirmasi paling banyak (42 daerah, 23,6%) namun hanya memiliki jumlah penduduk miskin sebesar 14,9%. Sumatera dan Papua memiliki daerah afirmasi relatif sama (17,98% dan 19,10%) namun memiliki jumlah penduduk miskin yang jauh berbeda (16,32% dan 4,08%) JUMLAH DAERAH DAN DESA DI DAERAH TERTINGGAL, PERBATASAN, DAN KEPULAUAN DAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN Sumatera Jawa-Bali Kalimant an Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Papua Jml Daerah 32 6 15 42 29 20 34 JPM 1,086,111 1,286,503 376,767 991,662 2,232,778 411,493 271,833 32 6 15 42 29 20 34 1,086,111 1,286,503 376,767 991,662 2,232,778 411,493 271,833 - 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 - 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Sumatera Jawa-Bali Kalimanta n Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Papua DST 3,537 263 2,219 837 484 828 5,699 DT 13,685 6,954 2,010 5,160 2,603 1,138 1,281 JPM 1,086,111 1,286,503 376,767 991,662 2,232,778 411,493 271,833 - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000 DST: Desa Sangat Tertinggal DT: Desa Tertinggal JPM: Jumlah Penduduk Miskin Nusa Tenggara memiliki Jumlah Penduduk Miskin paling besar (33,54%) namun hanya memiliki Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal sebesar 6,61% sedangkan Sumatera yang hanya memiliki Jumlah Penduduk Miskin 16,31% memiliki Desa Sangat Tertinggal dan Desa Tertinggal sebesar 36,88%
  • 12. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN KEBIJAKAN DAN IMPLIKASI REFORMULASI PENGALOKASIAN DANA DESA REFORMULASI KEBIJAKAN PENGANGGARAN DAN PENGALOKASIAN IMPLIKASI REFORMULASI KEBIJAKAN PENGALOKASIAN  Penyesuaian bobot: 1. variabel jumlah penduduk miskin; dan 2. indeks kesulitan geografis.  mengurangi proporsi AD dan menambah proporsi AF. 12 Dana Desa = 10% dari dan di luar Dana TKD Memerhatikan pemerataan & keadilan, untuk:  Pengentasan kemiskinan  Perbaikan kualitas hidup masyarakat Desa  Mengatasi kesenjangan penyediaan sarpras pelayanan publik antardesa.  Afirmasi bagi desa sangat tertinggal dan tertinggal, serta desa di daerah perbatasan, kepulauan, dan tertinggal Penyempurnaan formula distribusi Dana Desa melalui: mengatasi kemiskinan; Perbaikan ketimpangan fiskal antardesa dengan meningkatkan DD/kapita di desa dengan populasi penduduk besar dan sebaliknya; Distribusi Dana Desa yang lebih sesuai dengan sebaran jumlah penduduk miskin; dan Memberikan afirmasi kepada Desa tertinggal dan sangat tertinggal, serta Desa di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan. Memperbaiki ketimpangan antar desa dalam alokasi dana desa dengan Indeks Gini yang rendah;
  • 13. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN DANA DESA PER KAB/KOTA 10 % Formula 25% x Jumlah Penduduk Desa 35% x Jumlah Penduduk Miskin Desa 10% x Luas Wilayah Desa 30% x IKK 2017 90% Alokasi Dasar DANA DESA PER KAB/KOTA Alokasi Afirmasi PERUBAHAN FORMULASI OPSI I Porsi Alokasi Dasar Desa Tertinggal Desa Sangat Tertinggal Desa berkembang di Daerah Tertinggal, Perbatasan, dan Kepulauan Alokasi Formula α1 x Jumlah Penduduk Desa α2 x Jumlah Penduduk Miskin Desa α3 x Luas Wilayah Desa α4 x IKK Keterangan: α1, α2, α3, α4 = bobot masing-masing variabel DANA DESA PER KAB/KOTA Y % Formula α1 x Jumlah Penduduk Desa α2 x Jumlah Penduduk Miskin Desa α3 x Luas Wilayah Desa α4 x IKK X% Alokasi Dasar PERUBAHAN FORMULASI OPSI II Perubahan Reformulasi Dana Desa dilakukan melalui 2 (dua) opsi: - OPSI 1: Dialokasikan berdasarkan Alokasi Dasar (AD), Alokasi Afirmasi (AA), dan Alokasi Formula (AF) - OPSI 2: Dialokasikan berdasarkan Alokasi Dasar (AD) dan Alokasi Formula (AF) 13 REFORMULASI PENGALOKASIAN
  • 14. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 14 HASIL SIMULASI OPSI 1: Rata-rata DD, Min-Max DD, dan Rasio Gini (Pagu Rp60.000 M) No. Komposisi Bobot AD Min DD Min DD (Juta Rp) Max DD Max DD (Juta Rp) Rata- Rata DD Rata-Rata DD (JutaRp) Rasio Gini JP:JPM:LW:IKK (Juta Rp) (Juta Rp) Desa Tertinggal Desa Sangat Tertinggal (Juta Rp) Desa Tertinggal Desa Sangat Tertinggal (Juta Rp) Desa Tertinggal Desa Sangat Tertinggal Baseline(2017) AD:AF=90:10 25:35:10:30 720.44 726.71 726.95 728.88 2,168.63 1,856.99 2,026.86 800.49 791.78 787.00 0.510 Alternatif(2018): 1 70:5:25 5:60:25:10 560.34 565.65 669.04 772.14 7,875.49 4,557.37 5,605.28 800.49 842.49 931.09 0.499 2 60:5:35 10:50:20:20 480.29 495.31 596.83 707.20 8,785.70 5,822.56 5,675.65 800.49 839.38 930.99 0.486 3 60:5:35 15:40:20:25 480.29 497.96 600.39 716.70 7,964.96 5,419.31 5,236.56 800.49 844.12 949.20 0.491 4 65:5:30 15:40:20:25 520.32 535.46 637.94 752.33 6,935.75 4,768.45 4,626.50 800.49 846.86 951.62 0.498 1. Penurunan proporsi AD; 2. Peningkatan proporsi AF; 3. Pemberian Afirmasi 4. Penambahan bobot variabel JPM dan LW Distibusi Dana Desa yang lebih merata dan lebih berkeadilan, ditunjukkan dengan Rasio Gini yang semakin mengecil, dan afirmasi kepada desa tertinggal dan sangat tertinggal di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan ditunjukkan dengan rata-rata alokasi Dana Desa untukDesa tertinggal dan Desa sangat tertinggal yang meningkat. *)Opsi simulasi lainnya terdapat dalam lampiran
  • 15. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 15 HASIL SIMULASI OPSI 1: PERBANDINGAN PERUBAHAN MEDIAN ALOKASI PER KAPITA DANA DESA TERHADAP BASELINE, MENURUT JUMLAH PENDUDUK No. Komposisi Bobot JP:JPM:LW:IKK Kelompok Desa dg Populasi Penduk Miskin Terkecil Desil 2 Desil 3 Desil 4 Desil 5 Desil 6 Desil 7 Desil 8 Desil 9 Kelompok Desa dg Populasi Penduduk Miskin Terbesar Baseline(eksisting) 90:0:10 25:35:10:30 3,885.77 1,924.31 1,254.45 886.30 652.06 481.29 354.28 262.83 191.47 120.84 Alternatif: 1 70:5:25 5:60:25:10 3,919.84 1,877.49 1,197.92 839.63 613.75 451.71 334.03 252.22 187.89 123.66 Perubahan 0.88% -2.43% -4.51% -5.27% -5.87% -6.15% -5.72% -4.04% -1.87% 2.33% 2 65:5:30 5:60:25:10 3,794.33 1,743.65 1,118.13 793.21 586.19 437.43 327.98 252.45 192.45 130.89 Perubahan -2.35% -9.39% -10.87% -10.50% -10.10% -9.11% -7.42% -3.95% 0.51% 8.32% 3 60:5:35 10:50:20:20 3,777.11 1,705.66 1,099.46 783.26 583.63 435.83 328.28 254.21 193.86 133.48 Perubahan -2.80% -11.36% -12.35% -11.63% -10.49% -9.45% -7.34% -3.28% 1.25% 10.45% 4 60:5:35 15:40:20:25 3,863.14 1,726.55 1,110.72 791.93 589.17 436.46 327.74 252.35 191.43 131.19 Perubahan -0.58% -10.28% -11.46% -10.65% -9.64% -9.31% -7.49% -3.99% -0.02% 8.57% Penurunan bobot AD dan peningkatan bobot AF, yang disertai dengan penambahan bobot pada variabel Jumlah Penduduk Miskin, akan menghasilkan perbaikan distribusi Dana Desa yang lebih berpihak kepada penduduk miskin.
  • 16. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 16 HASIL SIMULASI OPSI 1: Perbandingan Distribusi Dana Desa Antar Wilayah No. Komposisi JP:JPM:LW:I KK Sumatera Jawa Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku, Total Papua JPM(Ribu) 5,757 17,167 2,233 847 2,095 740 28,840 Proporsi 20.00% 59.50% 7.70% 2.90% 7.30% 2.60% 100.00% Baseline (eksisting) Nominal % Nominal % Nominal % Nominal % Nominal % Nominal % Nominal % 2017(90:10) 25:35:10:30 17,997.09 30.00% 19,187.18 31.98% 3,225.31 5.38% 5,258.33 8.76% 6,872.73 11.45% 7,459.35 12.43% 60,000 100% Alternatif: 1 70:5:25 5:60:25:10 16,707.61 27.85% 19,381.67 32.30% 3,543.12 5.91% 5,507.71 9.18% 6,598.66 11.00% 8,261.24 13.77% 60,000 100% 2 65:5:30 5:60:25:10 16,464.71 27.44% 19,727.57 32.88% 3,571.75 5.95% 5,537.89 9.23% 6,500.71 10.83% 8,197.36 13.66% 60,000 100% 3 60:5:35 10:50:20:20 16,298.83 27.16% 19,787.36 32.98% 3,566.83 5.94% 5,495.54 9.16% 6,525.65 10.88% 8,325.80 13.88% 60,000 100% 4 60:5:35 15:40:20:25 16,385.49 27.31% 19,368.44 32.28% 3,509.25 5.85% 5,598.48 9.33% 6,592.61 10.99% 8,545.74 14.24% 60,000 100% • Penurunan bobot AD dan peningkatan bobot AF, yang disertai dengan penambahan bobot pada variabel Jumlah Penduduk Miskin, akan menghasilkan distribusi Dana Desa yang lebih sesuai dengan sebaran jumlah penduduk miskin. • Pulau Jawa dan Bali dengan penduduk miskin yang mencapai 59,5% akan mendapatkan Dana Desa berkisar 32%-33% dari share nasional, yang berarti meningkat. Demikian juga dengan Dana Desa di Maluku, Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara juga relative mengalami peningkatan. Sementara itu, Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk miskin yang jauh lebih rendah dari Jawa akan mendapatkan Dana Desa yang lebih sedidkit dibandingkan Jawa yaitu sekitar 27%.
  • 17. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 17 HASIL SIMULASI OPSI 1: Summary Distribusi Dana Desa Pagu Rp60.000 M Formula 90:0:10 65:5:30 60:5:35 60:5:35 65:5:30 JP:JPM:LW:IKG 10:25:35 30:5:60 35:10:50 35:15:40 30:15:40 Distribusi Dana Desa Dana Desa Untuk Desa Sangat Tertinggal (Miliar Rp) 10,688.91 11,618.86 11,655.90 11,858.96 11,901.96 (%) 17.81% 19.36% 19.43% 19.76% 19.84% % Penduduk pada Desa Sangat Tertinggal terhadap Total Nasional 6.07% 6.07% 6.07% 6.07% 6.07% Dana Desa Untuk Desa Tertinggal (Miliar Rp) 26,088.34 25,620.99 25,508.03 25,496.04 25,594.80 (%) 43.48% 42.70% 42.51% 42.49% 42.66% % Penduduk pada Desa Tertinggal terhadap Total Nasional 34.92% 34.92% 34.92% 34.92% 34.92% Dana Desa Untuk Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan (Miliar Rp) 20,459.56 22,121.63 22,229.14 22,435.18 22,456.15 (%) 34.10% 36.87% 37.05% 37.39% 37.43% Dana Desa perkapita Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan ( Ribu Rp) 1,015.23 1,026.19 1,029.09 1,041.27 1,058.35 Dana Desa perkapita non Daerah Tertinggal, Perbatasan, Kepulauan ( Ribu Rp) 396.98 363.71 362.36 361.79 364.22 Dana Desa Untuk Desa dengan JPM Tinggi (Miliar Rp) 19,167.25 21,949.22 22,016.43 21,305.62 20,756.43 (%) 31.95% 36.58% 36.69% 35.51% 34.59% Dana Desa Untuk Desa dengan JPM Rendah (Miliar Rp) 17,331 15,948 15,899 16,397 16,746 (%) 28.89% 26.58% 26.50% 27.33% 27.91% Distibusi Dana Desa yang lebih merata dan lebih berkeadilan, dibuktikan dengan distribusi Dana Desa untuk Desa sangat tertinggal meningkat, Dana Desa untuk Daerah Tertinggal, Perbatasan dan kepulauan meningkat dan Dana Desa untuk Desa dengan Jumlah Penduduk miskin tinggi meningkat, sehingga dapat memperbaiki ketimpangan fiskal antar daerah dan membantu mengatasi kemiskinan.
  • 18. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 18 HASIL SIMULASI OPSI 2: Rata-rata DD, Min-Max DD, dan Rasio Gini (Pagu Rp60.000 M) 1. Penurunan proporsi AD; 2. Peningkatan proporsi AF; 3. Penambahan bobot variabel JPM. Distibusi Dana Desa yang lebih merata dan lebih berkeadilan, dibuktikan dengan Rasio Gini yang semakin mengecil, sehingga dapat memperbaiki ketimpangan fiskal antar daerah dan membantu mengatasi kemiskinan.
  • 19. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 19 HASIL SIMULASI OPSI 2: Perbandingan Distribusi Dana Desa Antar Wilayah • Penurunan bobot AD dan peningkatan bobot AF, yang disertai dengan penambahan bobot pada variabel Jumlah Penduduk Miskin, akan menghasilkan distribusi Dana Desa yang lebih sesuai dengan sebaran jumlah penduduk miskin. • Pulau Jawa dan Bali dengan penduduk miskin yang mencapai 59,5% akan mendapatkan Dana Desa berkisar 32%-34% dari share nasional, yang berarti meningkat. Demikian juga dengan Dana Desa di Maluku, Papua, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara juga relative mengalami peningkatan. Sementara itu, Pulau Sumatera dengan jumlah penduduk miskin yang jauh lebih rendah dari Jawa akan mendapatkan Dana Desa yang lebih sedidkit dibandingkan Jawa yaitu sekitar 27-28%.
  • 20. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 20 HASIL SIMULASI OPSI 2: Summary Distribusi Dana Desa Pagu Rp60.000 M • Distibusi Dana Desa yang lebih merata dan lebih berkeadilan, dibuktikan dengan distribusi Dana Desa Desa sangat tertinggal meningkat, Dana Desa untuk Daerah Tertinggal, Perbatasan dan kepulauan meningkat dan Dana Desa untuk desa dengan Jumlah Penduduk miskin tinggi meningkat, sehingga dapat memperbaiki ketimpangan fiskal antar daerah dan membantu mengatasi kemiskinan Distribusi Dana Desa untuk Desa Sangat tertinggal meningkat
  • 21. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 21 OPSI 1 Penurunan proporsi AD, peningkatan proporsi AF, pemberian afirmasi, serta penambahan bobot variabel JPM dan LW, menghasilkan: • distibusi Dana Desa yang lebih merata dan berkeadilan, serta keberpihakan kepada desa sangat tertinggal, desa tertinggal dan desa di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (afirmasi) • membantu mengatasi kemiskinan dan kesenjangan sarana & prasarana antardesa • mempunyai rasio gini yang semakin rendah. • memerlukan perubahan regulasi melalui Undang- Undang APBN. OPSI 2 Penurunan proporsi AD, peningkatan proporsi AF, dan penambahan bobot variabel JPM dan IKK menghasilkan distribusi Dana Desa yang lebih merata dan berkeadilan, dibuktikan dengan Rasio Gini yang semakin rendah, memperbaiki ketimpangan fiskal antardesa dan membantu mengatasi kemiskinan. KESIMPULAN
  • 22. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN TERIMA KASIH
  • 23. INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 23 HASIL SIMULASI OPSI 1: Rata-rata DD, Min-Max DD, dan Rasio Gini (Pagu Rp60.000 M) No. Komposisi Bobot AD Min DD Min DD (Juta Rp) Max DD Rasio Gini JP:JPM:LW:IKK (Juta Rp) (Juta Rp) Desa Tertinggal Desa Sangat Tertinggal (Juta Rp) Baseline(2017) AD:AF=90:10 25:35:10:30 720.44 726.71 726.95 728.88 2,168.63 0.510 Alternatif(2018): 1 75:5:20 5:60:25:10 600.37 604.61 707.89 810.94 6,452.48 0.507 2 70:5:25 5:60:25:10 560.34 565.65 669.04 772.14 7,875.49 0.499 3 65:5:30 5:60:25:10 520.32 526.69 630.19 733.35 9,298.49 0.491 4 60:7.5:32.5 10:50:20:20 480.29 494.24 647.26 808.51 8,192.46 0.498 5 60:5:35 10:50:20:20 480.29 495.31 596.83 707.20 8,785.70 0.486 6 60:7.5:32.5 15:40:20:25 480.29 496.70 650.57 817.33 7,430.34 0.503 7 60:5:35 15:40:20:25 480.29 497.96 600.39 716.70 7,964.96 0.491 8 65:5:30 15:40:20:25 520.32 535.46 637.94 752.33 6,935.75 0.498