SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
13
BAB II
PENERAPAN METODE CREATIF PROBLEM SOLVING
TERHADAP BELAJAR SISWA
A. Penerapan Metode creatif problem solving
1. Pengertian Metode creatif problem solving
Setiap manusia dihadapkan pada permasalahan yang menuntut
penyelesaian. Masalah pada hakikatnya adalah kesenjangan antara situasi
nyata dan situasi yang diinginkan. kesenjangan tersebut mennampakan diri
dalam bentuk keluhan, keresahan, kerisauan, atau kecemasan.
Penyelesaian masalah adalah proses pemikiran dan mencari jalan keluar.
Untuk mendukung strategi belajar creatif problem solving, maka
guru perlu memilih bahan pelajaran yang diampaikan tidak hanya terbatas
pada buku teks sekolah saja. Namun materi yang diberkan oleh guru pada
siswa juga dapat diambil dari lingkungan seperi peristiwa-peritiwa yang
terjadi dalam masyarakat atau peristiwa –peristiwa yang terjadi dalam
lingkungan ekolah. Hal ini perlu dilakukan agar pengetahuan siswa
menjadi lebih luas dan siswa menjadi lebih mudah menerima ilmu yang
diberikan kepadanya.
Miftahul (2010 : 94) metode creatif problem solving adalah “
penggunan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih
siswa menghadapi berbagai masalah pribadi atau perorangan maupun
masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau bersama-sama.
14
Suryosubroto (2009: 191) strategi creatif problem solving adalah “metode
pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah secara kreatif”.
Kreatifitas itu merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri
aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa yang
telah ada.
Berkenaan dengan strategi pembelajaran creatif problem solving,
menurut Sujarwo (dalam Suryosubroto, 2009: 189) bahwa permasalahan-
permasalahan atau hambatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran
dapat disebabkan oleh berbagai komponen. Komponen-komponen
pembelajaran tersebut adalah kemampuan pendidik dalam pengajaran
(pendidik), pihak yang diberi materi pembelajaran (siswa), bahan yang
diajarkan (bahan ajar), proses pembelajaran (strategi, metode, teknik
mengajar), sarana dan prasarana belajar, serta system evaluasi yang
diterapkan. Masing-masing komponen tersebut saling mempengaruhi
dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
Creatif problem solving ditandai dengan adanya kreativitas yang
menjadi kemampuan dasarnya. Berkaitan dengan hal ini, menurut Guilford
dalam Suryosubroto (2009: 198) bahwa “Kemampuan kreatif dapat
dicerminkan melalui beberapa perilaku”. Selain perilaku kreatif, maka hal
lain yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah dalam metode
strategi creatif problem solving.
15
2. Perilaku Kreatif dalam Metode Creatif Problem Solving
Pada penerapan metode creatif problem solving terdapat
beberapa perilaku yang harus diperhatikan. Perilaku yang dimaksudkan
menurut Suryosubroto (2009: 198) antara lain adalah sebagai beikut:
a. Fluency
b. Fleksibility
c. Originality
d. Elaboration
e. Sensitivity
Kelima perilaku ini merupakan faktor-faktor penting yang tidak
bisa terlepas dari upaya penerapan metode creatif problem solving
dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas X Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Sengah Temila Kabupaten Landak. Kelima
perilaku di atas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut:
a. Fluency
Fluency yang dimaksudkan dalam penulisan ini adalah
kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
Bahasa kelancaran digunakan secara informal untuk menunjukkan
luas tingkat tinggi kemampuan bahasa.
b. Fleksibility
Fleksibility yang dimaksudkan adalah kemampuan
menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi
persoalan. Dengan kata lain fleksibilitas (flexibility) dapat pula
dikatakan sebagai kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja
16
dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai
individu atau kelompok. Fleksibilitas membutuhkan kemampuan
memahami dan menghargai pandangan yang berbeda dan
bertentangan mengenai suatu isu, menyesuaikan pendekatannya
karena suatu perubahan situasi, dan dapat menerima dengan mudah
perubahan dalam organisasinya.
c. Originality
Originality adalah kemampuan mencetuskan gagasan-
gagasan asli. Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau
mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan
untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi sehingga tidak
hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri-ciri ini
dapat dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih
mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan
melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau
memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil
untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa
keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang
kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna
dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau
gambar orang lain.
17
d. Elaboration
Elaboration adalah kemampuan menyatakan gagasan secara
terperinci. Elaborasi juga dapat dikatakan menambahkan
"menambahkan rincian." Anak-anak terkenal menjawab, "Baik"
ketika ditanya bagaimana sekolah itu dan "Tidak ada," ketika
ditanya apa yang mereka pelajari. Jika ditekan untuk elaborasi,
mereka akan menceritakan tentang kelas mereka dan bahkan
mungkin apa yang mereka miliki untuk makan siang.
e. Sensitivity
Sensitivity adalah menangkap dan menghasilkan gagasan
sebagai tanggapan terhadap suatu situasi. Sensitivitas memiliki
banyak nuansa makna tetapi kebanyakan berhubungan dengan
respons seseorang terhadap lingkungannya, baik fisik maupun
emosional.
Parmes dan Mulyoto dalam Suryosubroto (2009: 200) juga
mengemukakan bahwa ada beberapa langkah dalam penerapan metode
creatif problem solving. Langkah-langkah crearif problem solving ini
apabila diterapkan dalam pembelajaran maka akan dapat dilihat hal-hal
sebagai berikut:
a. Penemuan fakta
b. Penemuan masalah, berdasarkan fakta-fakta yang telah dihimpun,
ditentukan masalah/pertanyaan kreatif untuk dipecahkan.
c. penemuan gagasan, menjaring sebanyak mungkin alternative jawaban
untuk memecahkan masalah.
d. Penemuan jawaban, penentuan tolak ukur atas kriteria pengujian
jawaban, sehingga ditentukan jawaban yang diharapkan.
e. Penentuan penerimaan, diketemukan kebaikan dan kelemahan gagasan,
kemudian menyimpulkan dari masing-masing masalah yang dibahas.
18
Secara operasional langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan strategi
creatif problem solving menurut Suryosubroto (2009: 200) adalah:
a. Membentuk kelompok 4-5 orang
b. Menjelaskan prosedur pembelajaran (petunjuk kegiatan)
c. Pendidik menyajikan situasi problematic dan menjelaskan prosedur
solusi kreatif kepada peserta didik
d. Pengumpulan data dan verifikasi mengenai suatu peristiwa yang dilihat
dan dialami.
e. Eksperimentasi alternative pemecahan masalah
f. Memformulasikan penjelasan dan menganalisis proses solusi dan
kreatif (melalui diskusi)
Media yang digunakan dalam menerapkan strategi creatif problem
solving menurut Suryosubroto (2009: 202) sangat beragam “bisa
alat/barang/benda, manusia, lingkungan, kondisi masyarakat atau bentuk
media lain yang dapat membantu kelancaran proses pembelajaran”.
Selanjutnya Suryosubroto (2009: 202) mengatakan bahwa “Kegunaan
penilaian yang dilakukan dalam strategi creatif problem solving dilakukan
yaitu untuk menghimpun, mengolah dan, menyajikan data atau informasi
yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan”.
Bentuk keikutsertaan siswa dalam penilaian dilakukan terhadap
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan memberikan tanggapan secara
tertulis dan lisan mengenai permasalahan yang diajukan, selama mengikuti
proses pembelajaran dengan pendekatan creatif problem solving (metode
penugasan, diskusi, Tanya jawab, pengamatan, dan penyusunan laporan).
19
B. Kelebihan Dan Kekurangan metode creatif problem solving
Miftahul (2010 : 94 ) kelebihan metode creatif problem solving
dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
2. Berpikir dan bertindak
3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
4. Mengidentifikasikan dan menyelesaikan penyelidikan
5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
6. Merangsang bagi perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk
menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi dengan cepat
7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relavan dengan dengan
kehidupan, khususnya dunia kerja
Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut :
1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode
ini. Misalnya, terbatasnya alat-alat laboraturium menyulitkan siswa
untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan
kejadian atau konsep tersebut
2. Membutuhkan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan
dengan metode pembelajaran yang lain.
3. pembelajaran berdasarkan masalah.
Suryosubroto (2009: 202) kelebihan metode creatif problem
solving dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kreativitas siswa
2. Adanya interaksi aktif antara guru dan siswa
3. Menuntun siswa untuk dapat berpikir kreatif dan kritis
Selain memiliki kelebihan, strategi creatif problem solving juga
memiliki sisi kelemahan, diantaranya adalah:
1. Guru mengalami kebingungan melaksanakan strategi creatif problem
solving dalam pembelajaran karena banyaknya metode yang juga
digunakan.
2. Jika kurang cermat, maka guru akan mengalami kesulitan memantau
kreativitas tiap siswa dalam kelompok.
3. Pemecahan masalah dalam kreativitas sulit dibedakan karena keduanya
menuntut hasil yang baru.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas tentang kelemahan
maupun kelebihan didalam menerapkan creatif problem solving, maka
peneliti menyimpulkan sebgai beriku: Keuntungan adalah Meningkatkan
20
kreativitas siswa, dengan Adanya interaksi aktif antara guru dan siswa
dapat Menuntut siswa untuk dapat berpikir kreatif dan kritis. Kelemahanya
adalah Guru mengalami kebingungan melaksanakan strategi creatif
problem solving dalam pembelajaran karena banyaknya metode yang juga
digunakan. serta Pemecahan masalah dalam kreativitas sulit dibedakan
karena keduanya menuntut hasil yang baru.
C. Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Hasil Belajar Siswa
Nana Sudjana menyatakan Hasil belajar adalah perubahan tingkah
laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Menurut
Tardif (1989) mengatakan bahwa Evaluasi adalah ” proses penilaian
untuk menggambarkan hasil yang dicapai seorang siswa sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan”. Sedangkan Wan Brown dan Uzer Usman
(2002:78) mengemukakan evaluasi merupakan “suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:3)
mengatakan bahwa “pengukuran lebih menekankan pada proses penentuan
kuantitas melalui perbandingkan dengan suatu ukuran tertentu.
Hadari Nawawi (2007:240) hasil belajar adalah “tingkat
keberhasilan siswa dalam manguasai materi pelajaran yang dinyatakan
dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil test mengenai sejumlah materi
pelajaran tertentu”. Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah “suatu proses
usaha yang dilakiukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
21
tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pegalamanya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan”. Berdasarkan dari pengeritan diatas,
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksut dengan hasil belajar dalam dalam
penelitian ini adalah proses penilaian untuk menggambarkan hasil yang
dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan khususnya
dalam rangka menyikapi masalah dalam pembelajaran tertentu.
2. Penilaian hasil belajar
Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam
alat untuk mempeperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau tercapainya kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta
didik.Penilaian menurut Ahmmad Sudrajat (2010:78) adalah “menjawab
pertanyaan tenyang sebaik apa hasil belajar seorang peserta didik”. Hasil
penilaian dapat berupa nilai kuantitatif (berupa angka ) dan nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata). Pengukuran berhubungan dengan
proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif.
a. Tes Formatif
Hasil penilaian formatif dapat diperoleh guru secra langsung pada
akhir proses belajar mengajar berupa skor hasil paska tes. Data ini
dsamping menggambarkan penguasaan tujuan instruksional oleh para
siawa, juga memberi petunjuk kepada guru tentang keberhasilan dirinya
dalam mengajar. Oleb sebab itu,data ini sangat bermanfaat bagi guru
dalam upaya memperbaiki tindakan mengajar selanjutntya.
22
Menurut Nana Sudjana (2005:156) penyatakan bahwa” tes
formatif dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar,
khususnya pada akhir pengajaran”. Pertanyaan biasanya diajukan oleh
guru secara lisan atau tertulis. Menurut Ngalim Purwanto (2008:110)
adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid
dalam penguasaan bahan.
b. Untuk mengetahui materi pelajaran yang telah diberikan sesuai
dengan tujuan intruksional khusus yang telah dirumuskan didalam
satuan pelajaran tersebut.
Anas Sudijono (2011:67) memiliki test formatif secara umum yaitu:
a. Sebagai alat pengukuran terhadap peserta didik dalam hubungan ini
test formatif berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau
kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka
menempuh proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu.
b. Sebagai alat mengukur keberhasilan program pengajaran, sebab
melalui test formatif akan dapat diketahui sudah seberapa jauh
program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai.
Ngalim Purwanto (2008:110) cara menilai test formatif adalah:
1. Standar dan cara mengelolah hasil test
Karena hasil penilaian formatif akan dijadikan dasar bagi
penyempurna proses belajar-mengajar, maka standar yang
dipergunakan dalam mengelolah hasil test tersebut adalah standar
mutlak (criterion-referenced test). Dengan menggunakan standar yang
mutlak dimasukan bahwa test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan-tujuan intruksional khusus telah dicapai oleh siswa, dan
bukan untuk mengetahui status setiap siswa dibandingkan dengan
siswa-siswa lainnya dalam kelas yang sama.
Ada dua jenis pengelolahan yang diperlukan di dalam penilaian
formatif ini yaitu:
a. Pengelolahan untuk mendapat angka persentase siswa yang gagal
dalam setiap soal. Untuk soal bentuk uraian, pengertian “Siswa
yang gagal” di atas dapat pula diartikan sebagai siswa yang
jawabannya terhadap suatu soal dipandang kurang memuaskan.
b. Pengelolahan untuk mendapat hasil yang dicapai setiap siswa
dalam test secara keseluruhan ditinjau dari persentase jawaban
yang memuaskan.
23
2. Penggunaan hasil test
a. Implikasi hasil pengelolahan setiap soal
Dengan memertimbangkan hasil-hasil penelitian yang pernah
dilakukan dalam mengembangkan test formatif, untuk menetapkan
hasil pengelolahan setiap soal hendaknya diikuti ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1) Apabila mayoritas siswa (sekitar 60% atau lebih) gagal dalam
mengerjakan suatu soal tertentu, perlu diulang kembali
pengajaran mengenai bahan yang berhubungan dengan soal atau
item tersebut.
2) Apabila kurang dari 60% siswa yang gagal mengerjakan suatu
soal atau item tertentu, pengulangan kembali bahan yang
berhubungan dengan soal tersebut dapat dilakukan sendiri-
sendiri oleh siswa yang bersangkutan dengan petunjuk dan
pengarahan dari guru.
b. Implikasi hasil pengelolahan setiap siswa
Dengan mempertimbangkan hasil-hasil penelitian yang telah
dilakukan dalam bidang mastery learning, untuk menetapkan hasil
pengelolahan setiap siswa dipergunakan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut:
1) Bila hasil yang dicapai oleh siswa dalam test adalah 75% atau
lebih, siswa tersebut dipandang telah menguasai bahan pelajaran
yang bersangkutan dan siap untuk mengikuti program atau
satuan pelajaran berikutnya.
2) Bila hasil yang dicapai siswa kurang dari 75%, siswa tersebut
masih dapat diizinkan untuk mengikuti program atau satuan
pelajaran berikutnya, tetapi kepada siswa tersebut perlu
diberikan perhatian atau bantuan khusus sehubungan dengan
kesulitan-kesulitan yang masih dialaminya.
Dari pendapat diatas dapat simpulkan bahwa penilaian formatif
berfungsi adalah untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam
menerima materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan digunakan
untuk memperbaiki proses belajar mengajar.
b. Tes sumatif
Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2006:1006) tes sumatif
ini meliputi “sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan
dalam waktu tertentu”. Tujuanya adalah untuk memperoleh gambaran
24
siswa untuk meningkatkn tingkat hasil belajar siswa. Hasil tes sumatif ini
dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam nilai rapot. Pelaksanaan tes mid semester. Nilai
mid semester akan mempengaruhi nilai rapot seorang siswa. Selanjutnya
menurut pendapat suharsimi Arikunto (2012:42) bahwa” penelitian yang
dilakukan oleh guru setelah pengajaraan bahan tertentu yang telah
diajarkan dan dalam tenggang waktu tertentu”. Menurut Nana Sudjana
(2000:112) mengemukakan” bahwa evaluasi sumatif adalah “penilaian
yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa
kali atau setelah menempuh priode tertentu, misalnya penelitian tengah
semester”.
Pendapat diatas dapat disimpulkan tes sumaif adalah tes atau
penilaian terhaap proses belajar mengajar yang dilangsungkan setelah
menempuh beberapa pokok bahasan atau dalam periode tertentu
.
3. Tipe-tipe hasil belajar Kognitif
Bloom ( dalam Ngalim purwanto 1990 : 43) membagi tingkatan
kemampuan atau tipe hasil belajar yang dalam aspek kognitif yaitu:
a. Pengetahuan
Penetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta
respondenuntuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau
istilah – istilah tanpa harus mengerti atau menilai atau datap
menggunakanya. Dalam hal ini hanya diminta untuk menyebutkan
kembali atau menghaal saja
b. Pemahaman
Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan
responden mampu memahami arti dari konsep, situasi, serta fakta yang
diketahuinya. Dalam hal ini responden tidak hanya hapal secara
verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
25
ditanyakan, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
ditanyakan.
c. Penerapan
Responden dituntut untuk kemampuanya untuk menerapkan atau
menggunakan apa yang telah diketahiunya dalam situasi yang baru
baginya. Pengetahuan penerapan lebih tepat dan lebih mudah diukur
dengan tes yang berbentuk uraian (essay) dari pada denga tes objektif.
d. Analisis
Analisis yaitu tingkat kemampuan responden untuk menganalisis
atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi ke dalam. Pada
tingkat analisis responden diharapkan dapat memahami sekaligus dapat
memilah-milah menjadi bagian-bagian. Hal ini dapat berupa
kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana proses
terjadinya sesuatu, cara bekerjanya sesuatu atau mungkin sistemaisnya.
e. Sintesis
Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagan ke
dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis
seseorang dituntut untuk dapat menemukan urutan tertentu . Berfikir
sintesis adalah salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif.
dan berfikir kreatif merupakan satu hasil yang dicapai dalam
pendidikan.
f. Evaluasi
Dengan kemampuan evaluasi, responden diminta untuk membuat
suatu penilaian tentang suatu pernyataan,konsep,situasi dan
sebagainya,berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kegiatan penilaian dapat
dilihat dari segi tujuanya, gagasanya, cara bekerjanya, cara pemcahan
nya, metodenya, materinya, atau lainya.
4. Tujuan Hasil belajar
Hasan Sukarman (2001:78) membagi 3 macam hasil belajar,yaitu :
a. Keterampilan dan kebiasaan
Belajar itu harus terbukti dari perbuatan tingkah lakunya dengan
mempelajari sesuatu yang disampaikan, berikan secara bergantian agar
hasil belajar lebih berhasil dan sukses. Kemampuan siswa dalam
belajar sering dilakukan dengan kebiasaan serta keterampilan siswa
dalam memahami dan mengerti apa yang dilakukan guru atau
26
timbulnya suatu sikap atau kebiasaan yang diharapkanbila sesuai
dengan diri individu dalam menerapkana apa yang telah dipelajari.
b. Pengetahuan dan Pengertian
Belajar dalam suatu situasi dapat mempengarui berfikir dan
bertingkah laku individu dalam situasi lain, dalam proses pembelajaran
yang memberikan nilai-nilai yang harus diwujudkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Sikap dan Cita-Cita
Setiap proses belajar mengajar dapat tercapai, baik keberhasilan
siswa maupun keberhasilan dalam kurikulum,keselarasan tersebut harus
dimiliki oleh guru. Sikap yang dimiliki siswa harus selalu diperhatikan
sebab kurangnya hasil belajar siswa disebabkan oleh kecendrungan atau
kondisi siswa belum mampu dalam mengunkan dan mengoptimalkan.
Sehubungan dengan hasil belajar tersebut, Bryamin S. Bloom
(dalam Anas Sujiono 2008:89) yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah, yakni ranah koknitif, afektif dan ranah
psikomotorik.
a. Ranah Kognitif,meliputi :
1) Pengetahuan (knowledge)
Yaitu mencakup ingatan hal-hal yang khusus,hal-hal yang umum,
metode-metode dan proses atau tentang pola ,struktur atau seting.
2) Pemahaman (comprenhension)
3) Penepapan (application)
Yaitu mencakup digunakan abstraksi dalam situasi yang khusus
dan konkrit.
27
4) Analisis (analiysis)
Yaitu mencakup penguratan suatu ide-ide ke dalam unsur-unsur
pokoknya sedemikian sehingga merupakan keseluruhan.
5) Sintesis (syinthesis)
Yaitu mencakup kemampuan menyatukan unsur- unsure dan
bagian sehingga merupakan keseluruhan.
6) Evaluasi (evalalution)
Yaitu menyangkut penilaian dahan dan metode untuk mencapai
tujuan tertentu.
b. Ranah Afektif,meliputi :
1) Penerimaan (receiving )
Yaitu menerima kepekaan siswa terhadap fenomena-fenomena
tertentu menyangkut kesedian siswa untuk menerma atau
memperhatikanya.
2) Merespon (responding)
Yaitu siswa sudah merespon ,respon ini sudah lebih daribhanya
memperhatikan fenomena.
3) Penilaian (valuing)
Yaitu mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian
terhadap suatu dan membawa diri sesuai dengan penlaian itu.
4) Pengorganisasian (organization)
Yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu konsep
tentang nilai sehingga pedoman dan pegangan dalam kehidupan
dan menyusun sistem nilai.
5) Karakteristik menurut nilai atau komplek nilai (characterization
by value camplek)
Yaitu mencakup kemampuan untuk mewujudkan nilai-nilai dalam
kehidupannya sedemikian sehingga menjadi milik pribadinya dan
bagian dari pribadinya.
c. Ranah Psikomotorik, meliputi:
1) Persepsi ( perception)
Yaittu mencakup untuk membedakan secara tepaat dua
perangsang atau lebih berdasarkan cirri-ciri fisik yang khas dari
masing-masing perangsang tersebut.
2) Kesiapan (set)
Yaitu menckup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam
memulai suatu gerakan atai serangkaian gerakan. Baik secara
jasmani maupun mental.
3) Respon terbimbing (guided respose)
Yairu mencakup kemampuan menirukan serangkaian gerakan
yang dicontohkan
4) Respon mekanistik (mechanical response)
Yaitu mencakup kemampuan untuk serangkaian gerakan dengan
lancar tanpa memperhatikan lagi contoh yang pernah diberikan
,karena sudah terlatih secukupnya.
28
5) Respon komplek (complex response)
Yaitu mencakup kemampuan atau keterampilan yang terdiri dari
beberapa komponen dengan lancar dan efesien.
6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment)
Yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan
menyesuaikan pola gerakan dengan kondisi setempat.
7) Kreativitas (creativity)
Yaitu mencakup kemampuan untuk memelihara pola-pola
gerakan yang baru,yang sepenuhnyaberdasarkan prakarsanya
sendiri.
Kegiatan pembelajaran tidak semata-mata diorentasikan kepada
siswa tetapi merupakan sistem yang melibatkan semoa komponen
pembelajaran yang akan digunakan untuk perbaikan bidang pengajaran,
hasil belajar, dan usaha perbaikan, fungsi penempatan dan seleksi, fungsi
bimbingan dan penyuluhan, perbaikan kurikulum dan penilaian
kelembagaan. Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah perbahan
tingkah laku pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penelitian hendaknya
diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa setelah melalu proses
belajarnya.
Mengetahui tercapainya tindakan tujuan pembelajaran, dapat
diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang
bersangkutan. Dengan kata lain, hasil penilaian tdak haya bermanfaat
untuk mengetahui tercapainya tindakan perubahan tingkah laku siswa,
tetapi juga umpan balik bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran.
Dalam penilaian ini dapat dilihat sejauh mana keefektifan proses
pembelajaran dengan mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh
sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain
29
sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan akibat dari proses
pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya).
D. Penerapan Metode Creatif Problem Solving Terhadap Hasil Belajar
Siswa
Belajar merupakan suatu kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara
siswa sebagai seorang pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai
pengajar yang sedang mengajar. Dalam kegiatan yang sering disebut sebagai
kegiatan pembelajaran, akan terjadi suatu interaksi resiprokal, yaitu hubungan
antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional. Yang dimaksudkan
dengan hubungan ini adalah suasana yang bersifat pengajaran
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus
menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut sebagai metode
mengajar. Metode merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam
proses pembelajaran, sehingga perlu diperhatikan kesesuaian metode
pembelajaran yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta
kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode pembelajaran
tersebut.
Miftahul (2010 : 94) metode creatif problem solving adalah “
penggunan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa
menghadapi berbagai masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
30
kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau bersama-sama..
Suryosubroto (2009: 191) metode creatif problem solving adalah “metode
pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah secara kreatif”.
Kreatifitas itu merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu
yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri
aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan
hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa yang telah ada.
Berkenaan dengan metode pembelajaran creatif problem solving,
menurut Sujarwo (dalam Suryosubroto, 2009: 189) bahwa permasalahan-
permasalahan atau hambatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran
dapat disebabkan oleh berbagai komponen. Komponen-komponen
pembelajaran tersebut adalah kemampuan pendidik dalam pengajaran
(pendidik), pihak yang diberi materi pembelajaran (siswa), bahan yang
diajarkan (bahan ajar), proses pembelajaran (strategi, metode, teknik
mengajar), sarana dan prasarana belajar, serta system evaluasi yang
diterapkan. Masing-masing komponen tersebut saling mempengaruhi dalam
upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
Metode Creatif problem solving ditandai dengan adanya kreativitas
yang menjadi kemampuan dasarnya. Berkaitan dengan hal ini, menurut
Guilford dalam Suryosubroto (2009: 198) bahwa “Kemampuan kreatif dapat
dicerminkan melalui beberapa perilaku”. Selain perilaku kreatif, maka hal
lain yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah dalam metode creatif
problem solving.
31
Pengembangan metode creatif problem solving memiliki pengaruh
terhadap ketuntasan belajar siswa didalam proses pembelajaran . Hal ini
diperkuat oleh pendapat Suryosubroto bahwa metode creatif problem solving
adalah “Strategi pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah
secara kreatif”. Kreatifitas itu merupakan kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam
bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa
yang telah ada. Melalui metode creatif problem solving, para siswa diberi
kesempatan, sesuatu yang baru, kinerja atau karya baik dalam bentuk barang
maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas.
Beberapan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan cara
belajar mengembangkan metode creatif problem solving para siswa dapat
melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam
bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun
kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa
yang telah ada.
Hadari Nawawi (2007:240) hasil belajar adalah “Tingkat keberhasilan
siswa dalam manguasai materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor
yang diperoleh dari hasil test mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu”. Menurut Slameto (2010:30) hasil belajar siswa merupakan “tingkat
penguasaan yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti pelajaran dengan
tujuan yang telah ditetapkan”.
32
Dari Pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa dengan adanya
metode creatif problem solving khususnya pada mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil
belajar yang diharapkan adalah hasil belajar formatif, yaitu hasil belajar yang
di lakukan evaluasi terhadap satu pokok bahasan tertentu.
D. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran
yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan
berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945 (Sudjana, 2003: 4). Sedangkan
menururt Hamid Darmadi (2010:31), mengatakan “pendidikan pancasila
dan unsur-unsur yang dapat mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945
kepada generasi muda”.
Berdasarkan pendapat di atas jelas bagi kita bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuan mengembangkan potensi individu warga
negara, dengan demikian maka seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan
haruslah menjadi guru yang berkualitas dan profesional, sebab jika guru
tidak berkualitas tentu tujuan Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri
tidak tercapai.
33
2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Sudrajat (2005: 33) yang menyatakan bahwa tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan untuk setiap jenjang pendidikan yaitu
mengembangkan kecerdasan warga negara yang diwujudkan melalui
pemahaman, keterampilan sosial dan intelektual, serta berprestasi dalam
memecahkan masalah di lingkungannya. Supriyadi (2001:25), tujuan
pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh dan tanggung
jawab dalam kehidupan politikdari warga negara yang taat nilai-nilai dan
prinsip-prinsip konstitusional indonesia.
Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa dalam mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, seorang siswa bukan saja
menerima pelajaran berupa pengetahuan, tetapi pada diri siswa juga harus
berkembang sikap, keterampilan dan nilai-nilai
Untuk mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tersebut,
maka guru berupaya melalui kualitas pembelajaran yang dikelolanya,
upaya ini bisa dicapai jika siswa mau belajar. Dalam belajar inilah guru
berusaha mengarahkan dan membentuk sikap serta perilaku siswa
sebagaimana yang dikehendaki dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.

More Related Content

Similar to PPS_BAB2

Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptx
Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptxModel Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptx
Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptxHarryRifallHerdiana
 
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdf
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdfstrategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdf
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdfEnangCuhendi1
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningAndi Rafiah S
 
PROBLEM BASED LEARNING.pptx
PROBLEM BASED LEARNING.pptxPROBLEM BASED LEARNING.pptx
PROBLEM BASED LEARNING.pptxhilda405137
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Nadia Anwar
 
Pbm dan discovery
Pbm dan discoveryPbm dan discovery
Pbm dan discoveryjumalia jum
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docxInasuriyani1
 
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxPPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxdinariawansutopo1
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajarangawukbalap
 
Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranRusli Lahiya
 
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KUR 13.pptx
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN  KUR 13.pptxLANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN  KUR 13.pptx
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KUR 13.pptxNicoDiasTaroeno1
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Hariyatunnisa Ahmad
 

Similar to PPS_BAB2 (20)

Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptx
Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptxModel Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptx
Model Treffinger.pembelajaran di sekolah dasarpptx
 
Pbl mm
Pbl mmPbl mm
Pbl mm
 
KELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdfKELOMPOK 1.pdf
KELOMPOK 1.pdf
 
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdf
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdfstrategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdf
strategi pendekatan metode pembelajaran-pt 3.pdf
 
Pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery LearningPembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Discovery Learning
 
PROBLEM BASED LEARNING.pptx
PROBLEM BASED LEARNING.pptxPROBLEM BASED LEARNING.pptx
PROBLEM BASED LEARNING.pptx
 
14. bab i
14. bab i14. bab i
14. bab i
 
Web laksmi purnayanti
Web laksmi purnayantiWeb laksmi purnayanti
Web laksmi purnayanti
 
Model-model Pembelajaran
Model-model PembelajaranModel-model Pembelajaran
Model-model Pembelajaran
 
Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973Lutvia resta-setyawati 1406973
Lutvia resta-setyawati 1406973
 
Bab 2 skripsi
Bab 2 skripsiBab 2 skripsi
Bab 2 skripsi
 
ibva.pdf
ibva.pdfibva.pdf
ibva.pdf
 
Pbm dan discovery
Pbm dan discoveryPbm dan discovery
Pbm dan discovery
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
 
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptxPPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
PPT_MODEL_BERBASIS_MASALAH_pptx.pptx
 
Peta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media PembelajaranPeta Konsep Media Pembelajaran
Peta Konsep Media Pembelajaran
 
Pendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaranPendekatan dan model_pembelajaran
Pendekatan dan model_pembelajaran
 
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KUR 13.pptx
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN  KUR 13.pptxLANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN  KUR 13.pptx
LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN KUR 13.pptx
 
Model kurikulum 2013
Model kurikulum 2013Model kurikulum 2013
Model kurikulum 2013
 
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
Strategi Belajar Mengajar (Mulyana Sumantri)
 

More from sarwani sarwani

13_10_2021_SARWANI_TUGASMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx
13_10_2021_SARWANI_TUGASMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx13_10_2021_SARWANI_TUGASMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx
13_10_2021_SARWANI_TUGASMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docxsarwani sarwani
 
387891605-Silabus-PJOK-Kelas-5-Semester-1-canalpendidik-com-docx.docx
387891605-Silabus-PJOK-Kelas-5-Semester-1-canalpendidik-com-docx.docx387891605-Silabus-PJOK-Kelas-5-Semester-1-canalpendidik-com-docx.docx
387891605-Silabus-PJOK-Kelas-5-Semester-1-canalpendidik-com-docx.docxsarwani sarwani
 
368102819-Format-Supervisi-Akademik.docx
368102819-Format-Supervisi-Akademik.docx368102819-Format-Supervisi-Akademik.docx
368102819-Format-Supervisi-Akademik.docxsarwani sarwani
 
PTK BV Servis Bawah.docx
PTK BV Servis Bawah.docxPTK BV Servis Bawah.docx
PTK BV Servis Bawah.docxsarwani sarwani
 
e kinerja Sri.Susilaningsih perbaikan aplk.pdf
e kinerja Sri.Susilaningsih perbaikan aplk.pdfe kinerja Sri.Susilaningsih perbaikan aplk.pdf
e kinerja Sri.Susilaningsih perbaikan aplk.pdfsarwani sarwani
 
E-KINERJA M.YANI 2023.pdf
E-KINERJA M.YANI 2023.pdfE-KINERJA M.YANI 2023.pdf
E-KINERJA M.YANI 2023.pdfsarwani sarwani
 
E-KINERJA LINDA S. 2023.pdf
E-KINERJA LINDA S. 2023.pdfE-KINERJA LINDA S. 2023.pdf
E-KINERJA LINDA S. 2023.pdfsarwani sarwani
 
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docxOutline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docxsarwani sarwani
 
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxRANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxsarwani sarwani
 
CONTOH RANCANGAN PTK bab3.pdf
CONTOH RANCANGAN PTK bab3.pdfCONTOH RANCANGAN PTK bab3.pdf
CONTOH RANCANGAN PTK bab3.pdfsarwani sarwani
 
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdf
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdfIV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdf
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdfsarwani sarwani
 
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docxOutline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docxsarwani sarwani
 

More from sarwani sarwani (20)

13_10_2021_SARWANI_TUGASMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx
13_10_2021_SARWANI_TUGASMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx13_10_2021_SARWANI_TUGASMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx
13_10_2021_SARWANI_TUGASMEMBUATLAPORANKEUANGAN.docx
 
387891605-Silabus-PJOK-Kelas-5-Semester-1-canalpendidik-com-docx.docx
387891605-Silabus-PJOK-Kelas-5-Semester-1-canalpendidik-com-docx.docx387891605-Silabus-PJOK-Kelas-5-Semester-1-canalpendidik-com-docx.docx
387891605-Silabus-PJOK-Kelas-5-Semester-1-canalpendidik-com-docx.docx
 
368102819-Format-Supervisi-Akademik.docx
368102819-Format-Supervisi-Akademik.docx368102819-Format-Supervisi-Akademik.docx
368102819-Format-Supervisi-Akademik.docx
 
12961598.ppt
12961598.ppt12961598.ppt
12961598.ppt
 
PTK BV Servis Bawah.docx
PTK BV Servis Bawah.docxPTK BV Servis Bawah.docx
PTK BV Servis Bawah.docx
 
e kinerja Sri.Susilaningsih perbaikan aplk.pdf
e kinerja Sri.Susilaningsih perbaikan aplk.pdfe kinerja Sri.Susilaningsih perbaikan aplk.pdf
e kinerja Sri.Susilaningsih perbaikan aplk.pdf
 
E-KINERJA M.YANI 2023.pdf
E-KINERJA M.YANI 2023.pdfE-KINERJA M.YANI 2023.pdf
E-KINERJA M.YANI 2023.pdf
 
E-KINERJA LINDA S. 2023.pdf
E-KINERJA LINDA S. 2023.pdfE-KINERJA LINDA S. 2023.pdf
E-KINERJA LINDA S. 2023.pdf
 
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docxOutline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
 
DAFTAR PUSTAKA (1).pdf
DAFTAR PUSTAKA (1).pdfDAFTAR PUSTAKA (1).pdf
DAFTAR PUSTAKA (1).pdf
 
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docxRANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
RANCANGAN_DAN_SIKLUS_PELAKSANAAN_PENELIT.docx
 
CONTOH RANCANGAN PTK bab3.pdf
CONTOH RANCANGAN PTK bab3.pdfCONTOH RANCANGAN PTK bab3.pdf
CONTOH RANCANGAN PTK bab3.pdf
 
BAB III NADIA.pdf
BAB III NADIA.pdfBAB III NADIA.pdf
BAB III NADIA.pdf
 
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdf
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdfIV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdf
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdf
 
Doc1.docx
Doc1.docxDoc1.docx
Doc1.docx
 
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docxOutline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
Outline-Penelitian-IKIP-PGRI-Pontianak.docx
 
anatomi - RPL.ppt
anatomi - RPL.pptanatomi - RPL.ppt
anatomi - RPL.ppt
 
burung aal.docx
burung aal.docxburung aal.docx
burung aal.docx
 
tugas anatomi 2.docx
tugas anatomi 2.docxtugas anatomi 2.docx
tugas anatomi 2.docx
 
kura-kura.docx
kura-kura.docxkura-kura.docx
kura-kura.docx
 

Recently uploaded

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

PPS_BAB2

  • 1. 13 BAB II PENERAPAN METODE CREATIF PROBLEM SOLVING TERHADAP BELAJAR SISWA A. Penerapan Metode creatif problem solving 1. Pengertian Metode creatif problem solving Setiap manusia dihadapkan pada permasalahan yang menuntut penyelesaian. Masalah pada hakikatnya adalah kesenjangan antara situasi nyata dan situasi yang diinginkan. kesenjangan tersebut mennampakan diri dalam bentuk keluhan, keresahan, kerisauan, atau kecemasan. Penyelesaian masalah adalah proses pemikiran dan mencari jalan keluar. Untuk mendukung strategi belajar creatif problem solving, maka guru perlu memilih bahan pelajaran yang diampaikan tidak hanya terbatas pada buku teks sekolah saja. Namun materi yang diberkan oleh guru pada siswa juga dapat diambil dari lingkungan seperi peristiwa-peritiwa yang terjadi dalam masyarakat atau peristiwa –peristiwa yang terjadi dalam lingkungan ekolah. Hal ini perlu dilakukan agar pengetahuan siswa menjadi lebih luas dan siswa menjadi lebih mudah menerima ilmu yang diberikan kepadanya. Miftahul (2010 : 94) metode creatif problem solving adalah “ penggunan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau bersama-sama.
  • 2. 14 Suryosubroto (2009: 191) strategi creatif problem solving adalah “metode pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah secara kreatif”. Kreatifitas itu merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa yang telah ada. Berkenaan dengan strategi pembelajaran creatif problem solving, menurut Sujarwo (dalam Suryosubroto, 2009: 189) bahwa permasalahan- permasalahan atau hambatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dapat disebabkan oleh berbagai komponen. Komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah kemampuan pendidik dalam pengajaran (pendidik), pihak yang diberi materi pembelajaran (siswa), bahan yang diajarkan (bahan ajar), proses pembelajaran (strategi, metode, teknik mengajar), sarana dan prasarana belajar, serta system evaluasi yang diterapkan. Masing-masing komponen tersebut saling mempengaruhi dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Creatif problem solving ditandai dengan adanya kreativitas yang menjadi kemampuan dasarnya. Berkaitan dengan hal ini, menurut Guilford dalam Suryosubroto (2009: 198) bahwa “Kemampuan kreatif dapat dicerminkan melalui beberapa perilaku”. Selain perilaku kreatif, maka hal lain yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah dalam metode strategi creatif problem solving.
  • 3. 15 2. Perilaku Kreatif dalam Metode Creatif Problem Solving Pada penerapan metode creatif problem solving terdapat beberapa perilaku yang harus diperhatikan. Perilaku yang dimaksudkan menurut Suryosubroto (2009: 198) antara lain adalah sebagai beikut: a. Fluency b. Fleksibility c. Originality d. Elaboration e. Sensitivity Kelima perilaku ini merupakan faktor-faktor penting yang tidak bisa terlepas dari upaya penerapan metode creatif problem solving dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sengah Temila Kabupaten Landak. Kelima perilaku di atas dapat diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: a. Fluency Fluency yang dimaksudkan dalam penulisan ini adalah kelancaran atau kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. Bahasa kelancaran digunakan secara informal untuk menunjukkan luas tingkat tinggi kemampuan bahasa. b. Fleksibility Fleksibility yang dimaksudkan adalah kemampuan menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan. Dengan kata lain fleksibilitas (flexibility) dapat pula dikatakan sebagai kemampuan untuk beradaptasi dan bekerja
  • 4. 16 dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok. Fleksibilitas membutuhkan kemampuan memahami dan menghargai pandangan yang berbeda dan bertentangan mengenai suatu isu, menyesuaikan pendekatannya karena suatu perubahan situasi, dan dapat menerima dengan mudah perubahan dalam organisasinya. c. Originality Originality adalah kemampuan mencetuskan gagasan- gagasan asli. Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide, gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci, mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis, warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.
  • 5. 17 d. Elaboration Elaboration adalah kemampuan menyatakan gagasan secara terperinci. Elaborasi juga dapat dikatakan menambahkan "menambahkan rincian." Anak-anak terkenal menjawab, "Baik" ketika ditanya bagaimana sekolah itu dan "Tidak ada," ketika ditanya apa yang mereka pelajari. Jika ditekan untuk elaborasi, mereka akan menceritakan tentang kelas mereka dan bahkan mungkin apa yang mereka miliki untuk makan siang. e. Sensitivity Sensitivity adalah menangkap dan menghasilkan gagasan sebagai tanggapan terhadap suatu situasi. Sensitivitas memiliki banyak nuansa makna tetapi kebanyakan berhubungan dengan respons seseorang terhadap lingkungannya, baik fisik maupun emosional. Parmes dan Mulyoto dalam Suryosubroto (2009: 200) juga mengemukakan bahwa ada beberapa langkah dalam penerapan metode creatif problem solving. Langkah-langkah crearif problem solving ini apabila diterapkan dalam pembelajaran maka akan dapat dilihat hal-hal sebagai berikut: a. Penemuan fakta b. Penemuan masalah, berdasarkan fakta-fakta yang telah dihimpun, ditentukan masalah/pertanyaan kreatif untuk dipecahkan. c. penemuan gagasan, menjaring sebanyak mungkin alternative jawaban untuk memecahkan masalah. d. Penemuan jawaban, penentuan tolak ukur atas kriteria pengujian jawaban, sehingga ditentukan jawaban yang diharapkan. e. Penentuan penerimaan, diketemukan kebaikan dan kelemahan gagasan, kemudian menyimpulkan dari masing-masing masalah yang dibahas.
  • 6. 18 Secara operasional langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan strategi creatif problem solving menurut Suryosubroto (2009: 200) adalah: a. Membentuk kelompok 4-5 orang b. Menjelaskan prosedur pembelajaran (petunjuk kegiatan) c. Pendidik menyajikan situasi problematic dan menjelaskan prosedur solusi kreatif kepada peserta didik d. Pengumpulan data dan verifikasi mengenai suatu peristiwa yang dilihat dan dialami. e. Eksperimentasi alternative pemecahan masalah f. Memformulasikan penjelasan dan menganalisis proses solusi dan kreatif (melalui diskusi) Media yang digunakan dalam menerapkan strategi creatif problem solving menurut Suryosubroto (2009: 202) sangat beragam “bisa alat/barang/benda, manusia, lingkungan, kondisi masyarakat atau bentuk media lain yang dapat membantu kelancaran proses pembelajaran”. Selanjutnya Suryosubroto (2009: 202) mengatakan bahwa “Kegunaan penilaian yang dilakukan dalam strategi creatif problem solving dilakukan yaitu untuk menghimpun, mengolah dan, menyajikan data atau informasi yang dapat digunakan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan”. Bentuk keikutsertaan siswa dalam penilaian dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan memberikan tanggapan secara tertulis dan lisan mengenai permasalahan yang diajukan, selama mengikuti proses pembelajaran dengan pendekatan creatif problem solving (metode penugasan, diskusi, Tanya jawab, pengamatan, dan penyusunan laporan).
  • 7. 19 B. Kelebihan Dan Kekurangan metode creatif problem solving Miftahul (2010 : 94 ) kelebihan metode creatif problem solving dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan 2. Berpikir dan bertindak 3. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis 4. Mengidentifikasikan dan menyelesaikan penyelidikan 5. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan 6. Merangsang bagi perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang dihadapi dengan cepat 7. Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relavan dengan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut : 1. Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya, terbatasnya alat-alat laboraturium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut 2. Membutuhkan alokasi waktu yang lebih panjang dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain. 3. pembelajaran berdasarkan masalah. Suryosubroto (2009: 202) kelebihan metode creatif problem solving dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kreativitas siswa 2. Adanya interaksi aktif antara guru dan siswa 3. Menuntun siswa untuk dapat berpikir kreatif dan kritis Selain memiliki kelebihan, strategi creatif problem solving juga memiliki sisi kelemahan, diantaranya adalah: 1. Guru mengalami kebingungan melaksanakan strategi creatif problem solving dalam pembelajaran karena banyaknya metode yang juga digunakan. 2. Jika kurang cermat, maka guru akan mengalami kesulitan memantau kreativitas tiap siswa dalam kelompok. 3. Pemecahan masalah dalam kreativitas sulit dibedakan karena keduanya menuntut hasil yang baru. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas tentang kelemahan maupun kelebihan didalam menerapkan creatif problem solving, maka peneliti menyimpulkan sebgai beriku: Keuntungan adalah Meningkatkan
  • 8. 20 kreativitas siswa, dengan Adanya interaksi aktif antara guru dan siswa dapat Menuntut siswa untuk dapat berpikir kreatif dan kritis. Kelemahanya adalah Guru mengalami kebingungan melaksanakan strategi creatif problem solving dalam pembelajaran karena banyaknya metode yang juga digunakan. serta Pemecahan masalah dalam kreativitas sulit dibedakan karena keduanya menuntut hasil yang baru. C. Hasil Belajar Siswa 1. Pengertian Hasil Belajar Siswa Nana Sudjana menyatakan Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Menurut Tardif (1989) mengatakan bahwa Evaluasi adalah ” proses penilaian untuk menggambarkan hasil yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan”. Sedangkan Wan Brown dan Uzer Usman (2002:78) mengemukakan evaluasi merupakan “suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:3) mengatakan bahwa “pengukuran lebih menekankan pada proses penentuan kuantitas melalui perbandingkan dengan suatu ukuran tertentu. Hadari Nawawi (2007:240) hasil belajar adalah “tingkat keberhasilan siswa dalam manguasai materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil test mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”. Menurut Slameto (2003:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakiukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
  • 9. 21 tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pegalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Berdasarkan dari pengeritan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksut dengan hasil belajar dalam dalam penelitian ini adalah proses penilaian untuk menggambarkan hasil yang dicapai seorang siswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan khususnya dalam rangka menyikapi masalah dalam pembelajaran tertentu. 2. Penilaian hasil belajar Penilaian adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat untuk mempeperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau tercapainya kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik.Penilaian menurut Ahmmad Sudrajat (2010:78) adalah “menjawab pertanyaan tenyang sebaik apa hasil belajar seorang peserta didik”. Hasil penilaian dapat berupa nilai kuantitatif (berupa angka ) dan nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif. a. Tes Formatif Hasil penilaian formatif dapat diperoleh guru secra langsung pada akhir proses belajar mengajar berupa skor hasil paska tes. Data ini dsamping menggambarkan penguasaan tujuan instruksional oleh para siawa, juga memberi petunjuk kepada guru tentang keberhasilan dirinya dalam mengajar. Oleb sebab itu,data ini sangat bermanfaat bagi guru dalam upaya memperbaiki tindakan mengajar selanjutntya.
  • 10. 22 Menurut Nana Sudjana (2005:156) penyatakan bahwa” tes formatif dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar, khususnya pada akhir pengajaran”. Pertanyaan biasanya diajukan oleh guru secara lisan atau tertulis. Menurut Ngalim Purwanto (2008:110) adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui sampai dimana pencapaian hasil belajar murid dalam penguasaan bahan. b. Untuk mengetahui materi pelajaran yang telah diberikan sesuai dengan tujuan intruksional khusus yang telah dirumuskan didalam satuan pelajaran tersebut. Anas Sudijono (2011:67) memiliki test formatif secara umum yaitu: a. Sebagai alat pengukuran terhadap peserta didik dalam hubungan ini test formatif berfungsi mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu. b. Sebagai alat mengukur keberhasilan program pengajaran, sebab melalui test formatif akan dapat diketahui sudah seberapa jauh program pengajaran yang telah ditentukan, telah dapat dicapai. Ngalim Purwanto (2008:110) cara menilai test formatif adalah: 1. Standar dan cara mengelolah hasil test Karena hasil penilaian formatif akan dijadikan dasar bagi penyempurna proses belajar-mengajar, maka standar yang dipergunakan dalam mengelolah hasil test tersebut adalah standar mutlak (criterion-referenced test). Dengan menggunakan standar yang mutlak dimasukan bahwa test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan intruksional khusus telah dicapai oleh siswa, dan bukan untuk mengetahui status setiap siswa dibandingkan dengan siswa-siswa lainnya dalam kelas yang sama. Ada dua jenis pengelolahan yang diperlukan di dalam penilaian formatif ini yaitu: a. Pengelolahan untuk mendapat angka persentase siswa yang gagal dalam setiap soal. Untuk soal bentuk uraian, pengertian “Siswa yang gagal” di atas dapat pula diartikan sebagai siswa yang jawabannya terhadap suatu soal dipandang kurang memuaskan. b. Pengelolahan untuk mendapat hasil yang dicapai setiap siswa dalam test secara keseluruhan ditinjau dari persentase jawaban yang memuaskan.
  • 11. 23 2. Penggunaan hasil test a. Implikasi hasil pengelolahan setiap soal Dengan memertimbangkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan dalam mengembangkan test formatif, untuk menetapkan hasil pengelolahan setiap soal hendaknya diikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1) Apabila mayoritas siswa (sekitar 60% atau lebih) gagal dalam mengerjakan suatu soal tertentu, perlu diulang kembali pengajaran mengenai bahan yang berhubungan dengan soal atau item tersebut. 2) Apabila kurang dari 60% siswa yang gagal mengerjakan suatu soal atau item tertentu, pengulangan kembali bahan yang berhubungan dengan soal tersebut dapat dilakukan sendiri- sendiri oleh siswa yang bersangkutan dengan petunjuk dan pengarahan dari guru. b. Implikasi hasil pengelolahan setiap siswa Dengan mempertimbangkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bidang mastery learning, untuk menetapkan hasil pengelolahan setiap siswa dipergunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1) Bila hasil yang dicapai oleh siswa dalam test adalah 75% atau lebih, siswa tersebut dipandang telah menguasai bahan pelajaran yang bersangkutan dan siap untuk mengikuti program atau satuan pelajaran berikutnya. 2) Bila hasil yang dicapai siswa kurang dari 75%, siswa tersebut masih dapat diizinkan untuk mengikuti program atau satuan pelajaran berikutnya, tetapi kepada siswa tersebut perlu diberikan perhatian atau bantuan khusus sehubungan dengan kesulitan-kesulitan yang masih dialaminya. Dari pendapat diatas dapat simpulkan bahwa penilaian formatif berfungsi adalah untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima materi pelajaran yang telah diberikan oleh guru dan digunakan untuk memperbaiki proses belajar mengajar. b. Tes sumatif Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2006:1006) tes sumatif ini meliputi “sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu”. Tujuanya adalah untuk memperoleh gambaran
  • 12. 24 siswa untuk meningkatkn tingkat hasil belajar siswa. Hasil tes sumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam nilai rapot. Pelaksanaan tes mid semester. Nilai mid semester akan mempengaruhi nilai rapot seorang siswa. Selanjutnya menurut pendapat suharsimi Arikunto (2012:42) bahwa” penelitian yang dilakukan oleh guru setelah pengajaraan bahan tertentu yang telah diajarkan dan dalam tenggang waktu tertentu”. Menurut Nana Sudjana (2000:112) mengemukakan” bahwa evaluasi sumatif adalah “penilaian yang dilaksanakan setelah proses belajar mengajar berlangsung beberapa kali atau setelah menempuh priode tertentu, misalnya penelitian tengah semester”. Pendapat diatas dapat disimpulkan tes sumaif adalah tes atau penilaian terhaap proses belajar mengajar yang dilangsungkan setelah menempuh beberapa pokok bahasan atau dalam periode tertentu . 3. Tipe-tipe hasil belajar Kognitif Bloom ( dalam Ngalim purwanto 1990 : 43) membagi tingkatan kemampuan atau tipe hasil belajar yang dalam aspek kognitif yaitu: a. Pengetahuan Penetahuan adalah tingkat kemampuan yang hanya meminta respondenuntuk mengenal atau mengetahui adanya konsep, fakta, atau istilah – istilah tanpa harus mengerti atau menilai atau datap menggunakanya. Dalam hal ini hanya diminta untuk menyebutkan kembali atau menghaal saja b. Pemahaman Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan responden mampu memahami arti dari konsep, situasi, serta fakta yang diketahuinya. Dalam hal ini responden tidak hanya hapal secara verbalitas, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang
  • 13. 25 ditanyakan, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta yang ditanyakan. c. Penerapan Responden dituntut untuk kemampuanya untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahiunya dalam situasi yang baru baginya. Pengetahuan penerapan lebih tepat dan lebih mudah diukur dengan tes yang berbentuk uraian (essay) dari pada denga tes objektif. d. Analisis Analisis yaitu tingkat kemampuan responden untuk menganalisis atau menguraikan suatu integritas atau suatu situasi ke dalam. Pada tingkat analisis responden diharapkan dapat memahami sekaligus dapat memilah-milah menjadi bagian-bagian. Hal ini dapat berupa kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana proses terjadinya sesuatu, cara bekerjanya sesuatu atau mungkin sistemaisnya. e. Sintesis Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagan ke dalam suatu bentuk yang menyeluruh. Dengan kemampuan sintesis seseorang dituntut untuk dapat menemukan urutan tertentu . Berfikir sintesis adalah salah satu terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. dan berfikir kreatif merupakan satu hasil yang dicapai dalam pendidikan. f. Evaluasi Dengan kemampuan evaluasi, responden diminta untuk membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan,konsep,situasi dan sebagainya,berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kegiatan penilaian dapat dilihat dari segi tujuanya, gagasanya, cara bekerjanya, cara pemcahan nya, metodenya, materinya, atau lainya. 4. Tujuan Hasil belajar Hasan Sukarman (2001:78) membagi 3 macam hasil belajar,yaitu : a. Keterampilan dan kebiasaan Belajar itu harus terbukti dari perbuatan tingkah lakunya dengan mempelajari sesuatu yang disampaikan, berikan secara bergantian agar hasil belajar lebih berhasil dan sukses. Kemampuan siswa dalam belajar sering dilakukan dengan kebiasaan serta keterampilan siswa dalam memahami dan mengerti apa yang dilakukan guru atau
  • 14. 26 timbulnya suatu sikap atau kebiasaan yang diharapkanbila sesuai dengan diri individu dalam menerapkana apa yang telah dipelajari. b. Pengetahuan dan Pengertian Belajar dalam suatu situasi dapat mempengarui berfikir dan bertingkah laku individu dalam situasi lain, dalam proses pembelajaran yang memberikan nilai-nilai yang harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. c. Sikap dan Cita-Cita Setiap proses belajar mengajar dapat tercapai, baik keberhasilan siswa maupun keberhasilan dalam kurikulum,keselarasan tersebut harus dimiliki oleh guru. Sikap yang dimiliki siswa harus selalu diperhatikan sebab kurangnya hasil belajar siswa disebabkan oleh kecendrungan atau kondisi siswa belum mampu dalam mengunkan dan mengoptimalkan. Sehubungan dengan hasil belajar tersebut, Bryamin S. Bloom (dalam Anas Sujiono 2008:89) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah koknitif, afektif dan ranah psikomotorik. a. Ranah Kognitif,meliputi : 1) Pengetahuan (knowledge) Yaitu mencakup ingatan hal-hal yang khusus,hal-hal yang umum, metode-metode dan proses atau tentang pola ,struktur atau seting. 2) Pemahaman (comprenhension) 3) Penepapan (application) Yaitu mencakup digunakan abstraksi dalam situasi yang khusus dan konkrit.
  • 15. 27 4) Analisis (analiysis) Yaitu mencakup penguratan suatu ide-ide ke dalam unsur-unsur pokoknya sedemikian sehingga merupakan keseluruhan. 5) Sintesis (syinthesis) Yaitu mencakup kemampuan menyatukan unsur- unsure dan bagian sehingga merupakan keseluruhan. 6) Evaluasi (evalalution) Yaitu menyangkut penilaian dahan dan metode untuk mencapai tujuan tertentu. b. Ranah Afektif,meliputi : 1) Penerimaan (receiving ) Yaitu menerima kepekaan siswa terhadap fenomena-fenomena tertentu menyangkut kesedian siswa untuk menerma atau memperhatikanya. 2) Merespon (responding) Yaitu siswa sudah merespon ,respon ini sudah lebih daribhanya memperhatikan fenomena. 3) Penilaian (valuing) Yaitu mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap suatu dan membawa diri sesuai dengan penlaian itu. 4) Pengorganisasian (organization) Yaitu mencakup kemampuan untuk membentuk suatu konsep tentang nilai sehingga pedoman dan pegangan dalam kehidupan dan menyusun sistem nilai. 5) Karakteristik menurut nilai atau komplek nilai (characterization by value camplek) Yaitu mencakup kemampuan untuk mewujudkan nilai-nilai dalam kehidupannya sedemikian sehingga menjadi milik pribadinya dan bagian dari pribadinya. c. Ranah Psikomotorik, meliputi: 1) Persepsi ( perception) Yaittu mencakup untuk membedakan secara tepaat dua perangsang atau lebih berdasarkan cirri-ciri fisik yang khas dari masing-masing perangsang tersebut. 2) Kesiapan (set) Yaitu menckup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam memulai suatu gerakan atai serangkaian gerakan. Baik secara jasmani maupun mental. 3) Respon terbimbing (guided respose) Yairu mencakup kemampuan menirukan serangkaian gerakan yang dicontohkan 4) Respon mekanistik (mechanical response) Yaitu mencakup kemampuan untuk serangkaian gerakan dengan lancar tanpa memperhatikan lagi contoh yang pernah diberikan ,karena sudah terlatih secukupnya.
  • 16. 28 5) Respon komplek (complex response) Yaitu mencakup kemampuan atau keterampilan yang terdiri dari beberapa komponen dengan lancar dan efesien. 6) Penyesuaian pola gerakan (adjustment) Yaitu mencakup kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerakan dengan kondisi setempat. 7) Kreativitas (creativity) Yaitu mencakup kemampuan untuk memelihara pola-pola gerakan yang baru,yang sepenuhnyaberdasarkan prakarsanya sendiri. Kegiatan pembelajaran tidak semata-mata diorentasikan kepada siswa tetapi merupakan sistem yang melibatkan semoa komponen pembelajaran yang akan digunakan untuk perbaikan bidang pengajaran, hasil belajar, dan usaha perbaikan, fungsi penempatan dan seleksi, fungsi bimbingan dan penyuluhan, perbaikan kurikulum dan penilaian kelembagaan. Tujuan pembelajaran pada hakekatnya adalah perbahan tingkah laku pada diri siswa. Oleh sebab itu dalam penelitian hendaknya diperiksa sejauh mana perubahan tingkah laku siswa setelah melalu proses belajarnya. Mengetahui tercapainya tindakan tujuan pembelajaran, dapat diambil tindakan perbaikan proses pembelajaran dan perbaikan siswa yang bersangkutan. Dengan kata lain, hasil penilaian tdak haya bermanfaat untuk mengetahui tercapainya tindakan perubahan tingkah laku siswa, tetapi juga umpan balik bagi upaya memperbaiki proses pembelajaran. Dalam penilaian ini dapat dilihat sejauh mana keefektifan proses pembelajaran dengan mengupayakan perubahan tingkah laku siswa. Oleh sebab itu, penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain
  • 17. 29 sebab hasil belajar yang dicapai siswa merupakan akibat dari proses pembelajaran yang ditempuhnya (pengalaman belajarnya). D. Penerapan Metode Creatif Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Siswa Belajar merupakan suatu kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai seorang pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kegiatan yang sering disebut sebagai kegiatan pembelajaran, akan terjadi suatu interaksi resiprokal, yaitu hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional. Yang dimaksudkan dengan hubungan ini adalah suasana yang bersifat pengajaran Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut sebagai metode mengajar. Metode merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam proses pembelajaran, sehingga perlu diperhatikan kesesuaian metode pembelajaran yang dipilih dengan tujuan, jenis dan sifat materi pelajaran serta kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode pembelajaran tersebut. Miftahul (2010 : 94) metode creatif problem solving adalah “ penggunan metode dalam kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah pribadi atau perorangan maupun masalah
  • 18. 30 kelompok untuk dipecahkan sendiri-sendiri atau bersama-sama.. Suryosubroto (2009: 191) metode creatif problem solving adalah “metode pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah secara kreatif”. Kreatifitas itu merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa yang telah ada. Berkenaan dengan metode pembelajaran creatif problem solving, menurut Sujarwo (dalam Suryosubroto, 2009: 189) bahwa permasalahan- permasalahan atau hambatan yang berkaitan dengan proses pembelajaran dapat disebabkan oleh berbagai komponen. Komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah kemampuan pendidik dalam pengajaran (pendidik), pihak yang diberi materi pembelajaran (siswa), bahan yang diajarkan (bahan ajar), proses pembelajaran (strategi, metode, teknik mengajar), sarana dan prasarana belajar, serta system evaluasi yang diterapkan. Masing-masing komponen tersebut saling mempengaruhi dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Metode Creatif problem solving ditandai dengan adanya kreativitas yang menjadi kemampuan dasarnya. Berkaitan dengan hal ini, menurut Guilford dalam Suryosubroto (2009: 198) bahwa “Kemampuan kreatif dapat dicerminkan melalui beberapa perilaku”. Selain perilaku kreatif, maka hal lain yang perlu diperhatikan adalah langkah-langkah dalam metode creatif problem solving.
  • 19. 31 Pengembangan metode creatif problem solving memiliki pengaruh terhadap ketuntasan belajar siswa didalam proses pembelajaran . Hal ini diperkuat oleh pendapat Suryosubroto bahwa metode creatif problem solving adalah “Strategi pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah secara kreatif”. Kreatifitas itu merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa yang telah ada. Melalui metode creatif problem solving, para siswa diberi kesempatan, sesuatu yang baru, kinerja atau karya baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas. Beberapan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dengan cara belajar mengembangkan metode creatif problem solving para siswa dapat melahirkan sesuatu yang baru, berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang relative berbeda dengan apa yang telah ada. Hadari Nawawi (2007:240) hasil belajar adalah “Tingkat keberhasilan siswa dalam manguasai materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil test mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu”. Menurut Slameto (2010:30) hasil belajar siswa merupakan “tingkat penguasaan yang telah dicapai oleh siswa setelah mengikuti pelajaran dengan tujuan yang telah ditetapkan”.
  • 20. 32 Dari Pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa dengan adanya metode creatif problem solving khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar yang diharapkan adalah hasil belajar formatif, yaitu hasil belajar yang di lakukan evaluasi terhadap satu pokok bahasan tertentu. D. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh UUD 1945 (Sudjana, 2003: 4). Sedangkan menururt Hamid Darmadi (2010:31), mengatakan “pendidikan pancasila dan unsur-unsur yang dapat mengembangkan jiwa dan nilai-nilai 1945 kepada generasi muda”. Berdasarkan pendapat di atas jelas bagi kita bahwa Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan mengembangkan potensi individu warga negara, dengan demikian maka seorang guru Pendidikan Kewarganegaraan haruslah menjadi guru yang berkualitas dan profesional, sebab jika guru tidak berkualitas tentu tujuan Pendidikan Kewarganegaraan itu sendiri tidak tercapai.
  • 21. 33 2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan Menurut Sudrajat (2005: 33) yang menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Kewarganegaraan untuk setiap jenjang pendidikan yaitu mengembangkan kecerdasan warga negara yang diwujudkan melalui pemahaman, keterampilan sosial dan intelektual, serta berprestasi dalam memecahkan masalah di lingkungannya. Supriyadi (2001:25), tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh dan tanggung jawab dalam kehidupan politikdari warga negara yang taat nilai-nilai dan prinsip-prinsip konstitusional indonesia. Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, seorang siswa bukan saja menerima pelajaran berupa pengetahuan, tetapi pada diri siswa juga harus berkembang sikap, keterampilan dan nilai-nilai Untuk mencapai tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tersebut, maka guru berupaya melalui kualitas pembelajaran yang dikelolanya, upaya ini bisa dicapai jika siswa mau belajar. Dalam belajar inilah guru berusaha mengarahkan dan membentuk sikap serta perilaku siswa sebagaimana yang dikehendaki dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.