Antisipasi Kebakaran pada PLTU dengan Bahan Bakar LRC.pdf
1. Divisi Operasi Pembangkitan dan IPP
Jakarta, 28-29 Maret 2023
ANTISIPASI SELF COMBUSTION PADA
BATUBARA LOW RANK COAL
2. www.pln.co.id | 2
Spesifikasi - Sifat Batubara LRC
1. Mudah mengalami
pelapukan/cracking
setelah terekspose
di udara
2. Memiliki ignition
temperature yang
lebih rendah
3. Memiliki internal
surface area yang
lebih besar
4. Memiliki tingkat
oksidasi yang lebih
tinggi
Day 1 5 Hours Later Day 2
Day 4 Day 6 Day 6
3. www.pln.co.id | 3
Spesifikasi - Sifat Kimia dan Sifat Fisik Batubara LRC
Sumber: LAPI ITB – Workshop pengelolaan batubara low range coal untuk meminimalisir kebakaran/ ledakan – Paiton 2016
Sifat Kimia
• Warna: coklat kusam disebut juga batubara cokelat (brown coal) kalau dipegang
mengotori tangan.
• Kekerasan: rendah (lunak) rapuh, disebut juga batubara lunak (soft coal ) mudah
digerus dan HGI tinggi, kecuali kalau kadar abunya tinggi dan mengandung
mineral silika.
• Weathering index: rendah, mudah hancur jika terkena perubahan cuaca (panas
dan hujan). Tingkat segregasi semakin tinggi dengan rendahnya peringkat
batubara.
• Dalam handling dan transportasi mudah hancur dan membentuk partikel halus
dan debu sehingga berpotensi terjadi kebakaran/ledakan.
• Porositas tinggi, mudah menyerap air sehingga selama musim hujan kadar air
akan tinggi.
• Reaktivitas tinggi dan mudah terbakar, titik nyala rendah.
• Dalam stockpile (penyimpanan) mudah terjadi swabakar.
• Titik leleh abu rendah, sering meneyebabkan fouling dan slagging.
• Tidak mempunyai sifat caking (FSI = 0) & coking (tipe kokas A) sehingga tidak
cocok untuk pembuatan kokas; umumnya untuk bahan bakar (steam coal)
• Reflektan vitrinit (Rv < 0,5%)
• Bersifat hidrophilik
Sifat Fisik
• Kadar air: tinggi, bed moisture dapat mencapai 75%; tidak cocok
untuk transportasi jarak jauh karena biaya mahal; jika digunakan
untuk pembakaran, efisiensi pembakaran rendah; proses
upgrading batubara sedang dikembangkan untuk mengurangi
kadar air.
• Kadar zat terbang (Volatile Matter): tinggi (> 31%, dry mineral
matter free (dmmf)), ), mudah terbakar.
• Kadar karbon tertambat (Fixed Carbon): rendah (<69%, dmmf),
carbon ratio (FC/VM)
• Nilai kalor: rendah (<4200 kkal/kg (Arb))
• Kadar oksigen: tinggi sampai >20% (antrasit 1-2%), menambah
oksigen untuk
• reaksi oksidasi/pembakaran, menyebabkan batubara mudah
terbakar.
• Kadar hidrogen: tinggi sampai >5% (antrasit 3%), mudah terbakar
• Kadar logam alkali: bervariasi, tetapi umumnya terikat dengan
garam organik, sehingga termasulk alkali reaktif. Senyawa alkali
mudah meleleh dan menguap, menyebabkan slagging dan
fouling.
5. www.pln.co.id | 5
Area Permasalahaan Kebakaran Batubara Jenis LRC di PLTU dan Langkah pencegahannya
i
No Area Of Concern Permasalahan Kondisi yang diinginkan Upaya yang Perlu dilakukan
1 Kualitas BB yng datang Sangat berdebu {finess) dalam kondisi
kering
Batubara yang berdebu minimal
dengan
Ukuran batubara saat pembelian
Injeksi kimia untuk mengurangi debu
2 Belt Conveyor(BC) Batubara dan
peralatan pendukung
Belt conveyor goyang chute pengarah
scrapper menyebabkan banyak finess
beterbangan , ceceran bahkan tumpah
BB
Belt conveyor tetap stabil pada flow
rate desain , ceceran batubara minimal
Perawatan dan perbaikan berkalaperalatan coal handling meliputi Idler,
chute, scrapper sesuai SPLN K5.010:2020
1. Penyempurnaan Peralatan proteksi conveyor (conveyor safer design)
2. Implementasi Preventif Maintenance peralatan CHF
3 Coal finess ngebul dan terbang
ke area (BC) dan transfer tower
Peralatan dust suppression dan dust
collector belum terpasang atau rusak
Dust supression dan dust collector
terpasang dan berfungsi efective
Penambahan, perawatan dan pengoperasian Dust suppression dan dust
collector sesuai SOP best practice
1, Optimalisasi Dust Controlling (Chemical Dust suppression system, dry
fog suppression system Water curtain, Water wash down system)
2, Optimalisasi Dust Collecting System (Vaccum Cleaning System, Dust
Collector)
4 Pembersihan coal fines dan
ceceran batubara
Pembersihan tidak optimal, kurang
tersedia air untuk pembasahan, belum
menerapkan industrial cleaning service.
Cleaness indek 4 s.d 6
Area coal handling bersih dengan
cleaness index <2, lokasi celah celah
beam dan cable tray juga bersih
Disiplin pembersihan secara berjenjang
Melengkapi fasilitas Pembasahan dan kecukupan air, penerapan
industrial cleaing service dengan SLA reward and punishmen,
monitoring cleaness indek, plant walk down manajemen berkala dan
konsisten
5 Pencegahan self combustion and
second explotion
Masih ada tumpukan coal finess di celah
celah beam, pipa dan cable tray dan
menyebabkan self combustion,
kebakaran dan bahkan explotion
Self combustion dapat dideteksi dini
dan secepatnya dipadamkan
Pemasangan CCTV, Pemasangan Hydrant system sesuai NFPA 850 dan
dilakukan pengujian berkala untuk memastikan berfungsi dgn baik
1. Periodic Thermal imaging Area CHF
2. Pelaksanaan Fire Risk Assesment (SPLN U1.008-7:2021)
6 Batubara dengan Volatile matter
> 37 % sangat rawan terjadi
deflagarasi atau ledakan didalam
mill pada saat start up ,
shutdown operasi mill, atau pada
saat operasi normal Coal
Blocking
Peralatan Steam Inerting belum
terpasang, atau terpasang namun SOP
Operasi belum sesuai NFPA 85 dan
FMDS 0624.
Operator belum kompeten menjalankan
SOP
Belum aware risiko Mill explotion untuk
Batubara LRC
Inerting system terpasang dan comply
terhadap NFPA 85 dan FMDS 0624
SOP yang ada sesuai dengan kondisi
operasi Batubara LRC
Operator aware , sigap dan kompeten
menjalankan SOP Inerting system
Pemenuhan peralatan Steam Inerting sesuai NFPA 85 dan FMDS 0624.
Penyempurnaan SOP Operasi dan SOP Pemeliharaan beserta LOTO
terkait
Pelatiha operator akan SOP Inerting system dan awareness risiko mill
explotion
Implementasi Process Safety Management
7 Disiplin Eksekusi Bagaimana menjaga Konsistensi dan
kepatuhan akan SOP dan readiness
peralatan atau fasilitas pendukung
Program Pencegahan berjalan secara
konsisten dan improvement
berkesinambungan
1. Audit Berkala dari Kantor Induk- Kantor Pusat
2. Audit eksternal dari Lembaga Profesional
3. Action plan from lesson learn