2. Pengaturan tempat sumber daya fisik yang
digunakan untuk membuat produk.
Tujuan:
mengembangkan suatu sistem produksi yang
efisien dan efektif sehingga dapat tercapai
suatu proses produksi dengan biaya yang
paling ekonomis.
3. 1. pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal;
2. penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum;
3. aliran bahan dan produk jadi yang lancar;
4. kebutuhan persediaan yang rendah;
5. pemakaian ruang yang efisien;
4. 6. ruang gerak yang cukup untuk operasional ataupun
pemeliharaan;
7. biaya produksi dan investasi modal yang rendah;
8. fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi
perubahan;
9. keselamatan kerja yang tinggi;
10. suasana kerja yang baik.
5. 1. Material handling
2. Utilitasi ruang
3. Mempermudah pemeliharaan
4. Kelonggaran gerak
5. Orientasi produk
6. Perubahan produk atau desain produk
6. Mencakup gerakan dari material atau manusia
yang bekerja.
Gerakan material harus diusahakan seminimal
mungkin.
Pergerakan kerja karyawan/operator juga harus
diusahakan seefisien mungkin.
7. Mencakup pemanfaatan ruang produksi dan
operasi seoptimal mungkin
Mahalnya harga tanah maka kecenderungan
aliran proses/material secara vertikal menjadi
pilihan untuk meningkatkan utilitasi ruang,
seperti: pabrik kimia, pabrik kertas, ataupun
gudang.
8. Tata letak mesin harus menyediakan ruang
gerak yang cukup bagi pemeliharaan mesin.
Perencana harus mempertimbangkan karak-
teristik pekerjaan yang dilakukan pada mesin
yang bersangkutan, dan besar/bentuk peralatan
yang diperlukan untuk perawatan mesin tsb.
9. • Perencanaan tata letak tidak saja untuk
memperoleh efisiensi ruang, melainkan juga
harus memperhatikan kelonggaran gerak bagi
operator/karyawan.
• Selain meningkatkan kepuasan karyawan atas
kondisi kerja, kelonggaran gerak dapat
mengurangi kecelakaan kerja.
10. • Produk dengan ukuran besar dan berat, umumnya
menghendaki suatu tata letak yang tidak membuat produknya
berpindah-pindah. Sebaliknya, produk yang berukuran kecil
dan ringan yang dengan mudah dapat diangkut akan menjadi
lebih ekonomis apabila diproduksi dengan suatu tata letak
yang berdasarkan proses.
• Dalam hal tertentu, perlu adanya pemisahan tata letak
mesin/peralatan dari kegiatan proses produksi yang lain,
misalnya bagi pemrosesan produk yang penuh resiko atau
berbahaya, produk yang perlu dirahasiakan pembuatannya,
atau produk yang bernilai tinggi/eksklusif.
11. Bagi perusahaan yang jenis produk atau
desainnya sering berubah, tata letak mesin
harus sefleksibel mungkin dalam
mengadaptasi perubahan itu. Dalam hal ini,
tata letak berdasarkan fungsi atau tata letak
proses lebih efisien, karena arus prosesnya
tidak kaku.
12. • Perencanaan tata letak juga memperhatikan
perubahan jenis produk atau desain produk.
• Bagi perusahaan yang jenis produk atau
desainnya sering berubah, tata letak mesin
harus sefleksibel mungkin dalam
mengadaptasi perubahan itu.
• Dalam hal ini, tata letak berdasarkan fungsi
atau tata letak proses lebih efisien, karena arus
prosesnya tidak kaku.
13. Secara umum, tata letak dalam industri manufak-
tur dikelompokkan dalam tiga jenis,yaitu :
1.tata letak proses;
2.tata letak produk;
3.tata letak posisi tetap.
14. • Penyusunan tata letak dimana alat yang sejenis
atau yang mempunyai fungsi sama
ditempatkan dalam bagian yang sama.
• Misalnya, mesin-mesin bubut dikumpulkan
pada daerah yang sama, demikian pula mesin-
mesin potong diletakkan pada bagian yang
sama
16. memungkinkan utilitasi mesin yang tinggi;
memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multi-
guna sehingga dengan cepat mengikuti perubahan jenis
produksi;
memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh
kerusakan mesin;
sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel dan peralatan;
investasi yang rendah karena dapat mengurangi duplikasi
peralatan;
memungkinkan spesialisasi supervisi.
17. meningkatnya kebutuhan m ate rialhandling karena aliran
proses yang beragam dan tidak dapat digunakannya ban berjalan;
pengawasan produksi yang lebih sulit;
meningkatnya persediaan barang dalam proses;
total waktu produksi per unit yang lebih lama;
memerlukan skillyang lebih tinggi;
pekerjaan ro uting , penjadwalan dan akunting biaya yang
lebih sulit, karena setiap ada order baru harus dilakukan
perencanaan/perhitungan kembali.
18. Dipilih apabila proses produksinya telah
distandardisasikan dan berproduksi dalam jumlah
yang besar.
Setiap produk akan melalui tahapan operasi yang
sama sejak dari awal sampai akhir.
20. aliran material yang simpel dan langsung;
persediaan barang dalam proses rendah;
total waktu produksi per unit yang rendah;
tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi;
kebutuhan material handling yang rendah;
pengawasan proses produksi yang lebih mudah;
dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis;
dapat menggunakan ban-berjalan karena aliran material sudah tertentu,
kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwalkan dengan lebih mudah.
21. kerusakan pada sebuah mesin dapat menghentikan produksi;
perubahan desain produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak
yang bersangkutan;
apabila terdapat bottle neck dapat mempengaruhi proses keseluruhan;
biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar;
karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan.
22. • Dipilih apabila karena ukuran, bentuk ataupun
karakteristik lain menyebabkan produknya tidak
mungkin atau sukar untuk dipindahkan.
• Produk tetap di tempat, sedangkan peralatan dan
tenaga kerja yang mendatangi produk.
• Terdapat pada pembuatan kapal laut, pesawat
terbang, lokomotif, atau proyek-proyek konstruksi.
24. berkurangnya gerakan material;
adanya kesempatan untuk melakukan pengayaan tugas;
sangat fleksibel, dapat mengakomodasi perubahan dalam
desain produk, bauran produk ataupun volume produksi.
memberikan kebanggaan pada pekerja karena dapat
menyelesaikan seluruh pekerjaan.
25. gerakan personel dan peralatan yang tinggi;
dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan;
memerlukan tenaga kerja yang berketerampilan tinggi;
memerlukan ruang yang besar dana persediaan barang dalam
proses yang tinggi;
memerlukan koordinasi dalam penjadwalan produksi.
27. • Material handling (penanganan material)
dapat diartikan sebagai menangani material
dengan menggunakan peralatan dan metode
yang benar.
• Material handling bukan hanya menangani
material, melainkan juga menyangkut berbagai
aspek lain, seperti penyimpanan, transportasi,
dan pengendalian material.
28. 1. Disusun berdasarkan tujuan dan persyaratan
dasar, serta mempertimbangkan keinginan
masa datang.
2. Sistem operasi harus terintegrasi termasuk
dalam penerimaan, inspeksi, penyimpanan,
produksi, perakitan, pengemasan,
pergudangan, pengangkutan, dan
transportasi.
29. 3. Mempertimbangkan faktor kemampuan
manusia dan keterbatasannya, sehingga dapat
terjadi interaksi yang efektif dengan manusia
yang menggunakan sistem.
4. Biaya per unit angkut yang rendah.
5. Faktor pemakaian energi dari sistem material
handling dan prosedurnya harus diikut
sertakan dalam melakukan justifikasi
ekonomi.
30. 6. Penggunaan ruangan harus dimanfaatkan
seefektif mungkin.
7. Sedapat mungkin memanfaatkan gaya berat
untuk memindahkan material, dengan tetap
memperhatikan keterbatasan yang
menyangkut faktor keselamatan tenaga kerja,
kerusakan ataupun kehilangan produk.
8. Gunakan komputerisasi dalam sistem
material handling dan penyimpanan.
31. 9. Arus data agar dapat diintegrasikan dengan arus
fisik material.
10. Urutan operasi dan tata letak peralatan harus efektif
dan efisien.
11. Harus distandardisasi, agar terdapat kesamaan
dalam pelaksanaan dan acuan yang digunakan.
12. Peralatan material handling jika mungkin
dimekanisasikan untuk meningkatkan efisiensi.
32. 13. Harus memiliki dampak minimal terhadap
lingkungan.
14. Sesederhana mungkin, dengan
mengeliminasi, mengurangi, atau
mengombinasikan gerakan dan atau
peralatan yang tidak perlu.
15. Bisa digunakan untuk berbagai tugas dalam
berbagai kondisi operasi.
33. 16. Harus sesuai dengan peraturan keselamatan
yang berlaku.
17. Harus mencakup rencana pemeliharaan dan
jadwal perbaikan untuk semua peralatan
serta kebijakan jangka panjang untuk
penggantian peralatan dan metode yang
usang.