Dokumen tersebut merangkum tentang perancangan sistem kerja yang meliputi definisi, sejarah, tujuan, dan tahapannya. Perancangan sistem kerja bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dengan mengoptimalkan sumber daya manusia dan mesin melalui analisis dan perancangan tata cara kerja yang lebih efektif dan efisien.
2. Definisi
• Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang mempelajari
prinsip-prinsip dan teknik-teknik untuk mendapatkan suatu
rancangan sistem kerja yang terbaik.
• Membuat suatu kondisi optimal dari suatu sistem produksi yang
terdiri dari komponen 5M (Man, Machines, Money, Methode,
Materials)
• Mencari cara terbaik dan membakukannya sebagai standar
3. Sejarah Keilmuan
• FW Taylor (1881 in Midvale Steel Company in Philadelphia)
• Method Engineering: to measure, analyze and design manual work
• Pengukuran waktu: Kasus Jam kerja
• Kasus penyekopan bijih besi
• Scientific Management: Penyelesaian secara ilmiah untuk
menyelesaikan masalah manajemen
• FB Gilbret
• Motion Study: Studi Gerakan, Elemen gerakan
• Kasus penyusunan bata pada konstruksi
• Perbaikan gerakan: Ekonomi gerakan
‘Melahirkan teori Time and Motion Study’
4. Perancangan Kerja (Work Design)
• Tujuan:
Menentukan metode terbaik dalam melaksanakan
operasi-operasi kerja yang diperlukan dalam proses
produksi.
5. Langkah-langkah Operasi Kerja dalam
Proses Produksi
Gambar 1. Langkah-langkah Operasi Kerja dalam sebuah Proses Produksi
6. Maksud dan Tujuan Perancangan Kerja
Untuk meningkatkan produktivitas dan performans kerja dari
seluruh sistem produksi.
Dapat dicapai melalui:
• Pengembangan tata cara kerja (work methods) lebih efektifdan
efisien.
• Pengaturan kondisi lingkungan kerja yang lebih ergonomis.
• Pemanfaatan dan pendayagunaan secara optimal semuapotensi
sumber daya manusia secara terorganisir melaluianalisis
jabatan secara tepat.
7. Tahapan Perancangan Kerja
• Langkah studi dan analisa tata cara kerja (methods
study atau job design).
• Langkah pengukuran kerja (work measurement atau
time study).
8. Analisis Kerja (Work Analysis)
Tergantung dari:
• Volume produksi.
• Frekwensi perubahan spesifikasi produk.Waktu dan dana.
• Volume dan macam produk (output) sebagai pertimbangan dalam
menentukan tipe proses produksi: flow shop, job shop atau
project.
9. Tipe Proses Produksi
Flow shop:
- Produksi berlangsung terus menerus dan/atau berulang-ulang.
- Produk dalam jumlah besar (mass production) dengan spesifikasi produk sedikit dan
standar dalam jangka waktu yang lama.
- Siklus waktu produksi relatif singkat.
- Untuk mengurangi waktu operasi (operasi produksi yang kritis) akan menghemat
biaya dalam jumlah besar.
- Analisa kerja akan dilakukan sedetail mungkin pada setiap stasiun kerja termasuk
menganalisa gerakan-gerakan manual ataupun mesin dalam skala mikro.
10. Tipe Proses Produksi
Job shop:
- Proses produksi dilaksanakan berdasarkan produk pesanan yang spesifikasinya
mengikuti kemauan pemesan (customer).
- Macam produk yang dihasilkan umumnya fleksibel, tidak standar, dan bervariasi tetapi
jumlah (volume) masing-masing produk yang dibuat relatif terbatas.
- Frekwensi perubahan langkah proses seringkali dilakukan menyesuaikan spesifikasi
produk yang dibuat.
- Analisa kerja tidak perlu dilakukan terlalu detail, karena volume produksi relatif kecil.
- Perbaikan dapat diperoleh melalui perancangan tata letak (layout) fasilitas produksinya
dengan tujuan untuk mengurangi beban perpindahan material, penjadwalan produksi
secara lebih efektif lagi, sesegera mungkin memenuhi pesanan tepat waktu dengan jalan
menekan delay/idle time dan menjaga kelancaran aliran produksi (just-in-time
production system).
11. Tipe Proses Produksi
Project:
- Item produk sangat unik/khusus dengan aktivitas-aktivitas kerja yang kompleks
dan tergantung satu sama lainnya.
- Analisa perbaikan tata cara kerja tidak bisa diaplikasikan.
- Peningkatan produktivitas sangat tergantung pada:penjadwalan aktivitas yang
efektif dan ketat (terutama lintasan produksi yang kritis) serta koordinasi kerja
yang baik terhadap proses pengadaan material kerja dan penugasan pekerja
(crew assignments).
12. Sistem Manusia-Mesin
• Kombinasi antara satu atau beberapa manusia dengan satu atau beberapa
“mesin” dimana salah satu dengan yang lainnya akan saling berinteraksi
untuk menghasilkan keluaran-keluaran berdasarkan masukan-masukan
yang diperoleh.
• “Mesin” mencakup semua obyek fisik seperti: peralatan, perlengkapan,
fasilitas dan benda-benda yang biasa digunakan manusia dalam
melaksanakan pekerjaannya.
• Hubungan Sistem manusia-mesin: manual, semi otomatis dan otomatis.
13. Sistem Manusia-mesin Manual (Manual
Man-machine system)
• Manusia memegang kendali secara penuh didalam melakukan
aktivitasnya.
• Manusia berfungsi sebagai sumber tenaga dan pengendali lansgung.
• Peralatan hanyalah sekedar menambah kemampuan dalam
melaksanakan kativitas kerja.
• Contoh: manusia melakukan kerja mengkikir, menggeraji manual.
14. Sistem manusia-mesin Semi-Otomatik (Semi-
automatic Man-machine system)
• Ada mekanisme khusus yang akan mengolah input atau informasi dari
luar sebelum masuk ke dalam sistem kerja manusia dan demikian pula
reaksi yang berasal dari sistem manusia ini akan diolah atau dikontrol
terlebih dahulu melewati suatu mekanisme tertentu sebelum suatu output
diproses.
• .Contoh: sistem kerja mobil
15. Sistem manusia-mesin Otomatik (Automatic
Man-machine System)
• Mesin akan melaksanakan fungsi sekaligus yaitu menerima rangsangan
dari luar (sensing) dan pengendali aktivitas.
• Fungsi operator hanyalah memonitor dan menjaga agar supaya mesin
tetap bekerja dengan baik serta memasukkan data atau mengganti dengan
program-program baru apabila diperlukan.
• Contoh : aplikasi mesin CNC.