1. Ijtihad merupakan pengerahan kemampuan maksimal untuk mendapatkan dugaan kuat tentang hukum syara'. Ijtihad harus terus dilakukan agar Islam dapat berkembang.
2. Pada abad ke-5 H, para fuqaha mengeluarkan larangan ijtihad di bidang fiqih sehingga menyebabkan fiqih menjadi stagnasi dan tidak berkembang.
3. Tertutupnya pintu ijtihad berdampak negatif terhadap perkembangan
2. Latar Belakang
Ijtihad adalah suatu alat untuk menggali hukum
Islam, dan hukum Islam yang dihasilkan dengan
jalan ijtihad statusnya adalah zanni. Zann artinya
pengertian yang berat kepada benar, dengan arti
kata mengandung kemungkinan salah. Ushul fiqh
mendefinisikan ijtihad dengan:
ِلْي ِ
صْحَتِل َعْسُوْلا ِهْيِقَفْلا ُغاَرْفِتْسِا
ٍّيِعَْرش ٍّمْكُحِب ٍّنَظ
“Pencurahan kemampuan secara maksimal yang
dilakukan oleh faqih (mujtahid) untuk
mendapatkan zann (dugaan kuat) tentang hukum
syar’i” ( Ibrahim Hosen, 2003 : 15)
Namun, sekitar abad 5 H / 11 M, para Fuqaha
mengeluarkan pendapat larangan ijtihad di kajian
Fiqih. Setelah opini ini terbentuk dan disepakati,
dia menjadi paradigma baru yang dikenal sebagai
"Penutupan Pintu Ijtihad (insidad fii al-bab al-
ijtihad)” atau ”Pintu Ijtihad Tertutup”
5. Metodologi Penulisan :
Menggunakan metodologi komparasi informasi yang diperoleh
penulis dari buku / literatur yang membahas tentang ijtihad
dan sejarah pintu ijtihad ditutup
Hasil yang ingin diperoleh :
.
6. Ijtihad menurut bahasa adalah mengerahkan segenap
kemampuan untuk mewujudkan perkara yang berat dan sulit.
Sedangkan ijtihad menurut istilah ahli ushul fiqih yaitu
mengerahkan segenap kemampuan dalam rangka mencari
dugaan kuat dari hukum syara, sehingga dia merasa tidak
mampu lagi untuk berbuat lebih dari yang telah diusahakannya.
( `Atha bin Khalil, 2003 : 376)
7. Hukum ijtihad adalah fardhu
kifayah disetiap kurun waktu dan
wajib adanya orang/kelompok
yang melaksanakan ijtihad itu
disetiap daerah, hal ini dikuatkan
dengan nash – nash dari ulama
antara lain dari imam al - Ghazali
dalam kitab al – Basieth, Imam al
– Nawawi dalam kitab syarah al –
Muhadzdzab juga dari imam –
imam madzhab Maliky, Hanafi
dan Hambali. ( Idrus H. Alkaf,
1998 : 5)
Ruang Lingkup Ijtihad :
Ijtihad tidak boleh dilakukan
kecuali dalam hukum syara` yang
dalil – dalilnya bersifat dzanni.
Ijtihad tidak bisa dilakukan dalam
hukum yang dalilnya qath`i,
seperti shalat lima waktu dan
sejenisnya. Ijtihad juga tidak
boleh dilakukan dalam masalah
aqidah karena aqidah merupakan
perkara yang bersifat qath`i
dantidak boleh diambil dari dalil –
dalil dzanni. ( `Atha bin Khalil,
8. Subyek (Pelaku) Ijtihad
Untuk dinyatakan sebagai orang yang ahli berijtihad ( mujtahid) ada dua
syarat :
1. Mampu mengetahui dan memahami ilmu lughah (bahasa) arab
dengan sempurna dari segala isinya.
2. Mengetahui dan mengenal sumber – sumber hukum syara`, bagian
– bagiannya, jalan – jalan untuk menetapkannya dan macam –
macam dilalahnya , juga harus mengtahui cara – cara men-tarjih
ketika terjadi pertentangan diantara dilalah, harus mengetahui cara
menggali dari sumber – sumber hukum tersebut serta harus
mengetahui asbabun nuzul , nasikh mansukh, mutlaq,
muqayyad,serta bagian bagian al qur`an dan as – Sunnah lainnya. (
`Atha bin Khalil, 2003 : 376)
9. Fungsi dan Tujuan Ijtihad
• Ijtihad berfungsi sebagai alat penggerak; tanpa ijtihad
kedua sumber syari`at islam akan rapuh. ( Idrus H.
Alkaf, 1998 : 5)
• Ijtihad telah dijalankan oleh kaum muslim pada
permulaan masa Islam. Dengan demikian ijtihad harus
terus menerus berlangsung agar didalam ummat islam
terdapat para mujtahid yang mempunyai kemampuan,
agar islam dapat kembali menjadi pemimpin dunia ,
bisa menyelesaikan berbagai permasalahan dan
mampu mengeluarkan manusia dari kegelapan
menuju cahaya. (`Atha bin Khalil, 2003 : 379)
10. Sejarah Pintu Ijtihad ditutup
Masa Taqlid dan Jumud
Periode ini dimulai pada abad 10-11M (310H) sejak
berakhirnya kekuasaan Bani Abbas sampai abad ke
19. Pada masa ini, hukum islam mengalami stagnasi
(jumud). Hukum isla tidaklagi digali dari sumber
utamanya (Al-Qur’an dan Sunnah), para ulama masa
ini lebih banyak mengikuti dan mempelajari pikiran
dalam Mazhab yang sudah ada (taqlid). Dari sini
terlihat mulai ada kecenderungan baru, yakni
mempertahankan kebenaran mazhabnya dengan
mengabaikan mazhab lain, seolah-olah kebenaran
merupakan hak prerogaitf mazzhab yang dianutnya,
sehingga tak salah jika masa ini, merupakan fase
pergeseran orientasi Al-Qur’an dan Sunnah menjadi
orientasi pendapat ulama.
11. Sejarah Pintu Ijtihad ditutup
Sebab – Sebab Kemunduran
Kemunduran umat islam disebabkan
oleh dua faktor :
1. Faktor internal dan faktor
eksternal.
2. Faktor Eksternal
12. Sejarah Pintu Ijtihad ditutup
TERTUTUPNYA PINTU IJTIHAD
Lemahnya aspek pemikiran dalam negara
islam muncul pertama kali pada abad 5
Hijriyah,yaitu ketika sebagian para Fuqaha
mengeluarkan pendapat larangan ijtihad di
kajian Fiqih. Setelah opini ini terbentuk dan
disepakati, dia menjadi paradigma baru
yang dikenal sebagai "Penutupan Pintu
Ijtihad (insidad fii al-bab al-ijtihad)” atau
”Pintu Ijtihad Tertutup”. Dilain hal,
paradigma itu disebut sebagai Era
Fanatisme, yaitu suatu periode ketika
berkembang pikiran taqlid (Fanatisme
Buta). (Taqiyuddin an Nabhani,2000 : 249)
13. Dampak Pintu Ijtihad Ditutup
Terhadap Fiqih
Secara kontekstual, ijtihad tertutup mengakibatkan fiqih menjadi stagnan
(berhenti / tidak berkembang), yang ini, nantinya berpengaruh terhadap
semangat keilmuan Muslim. Dampak ijtihad tertutup terhadap fiqih, Fiqih
cenderung hanya memperjelas (syarah), memahami, dan meringkas
(ikhtisar) buku lama. (Taqiyuddin an Nabhani,2000 : 249)
14. KESIMPULAN
1. ijtihad menurut istilah ahli ushul fiqih yaitu mengerahkan segenap
kemampuan dalam rangka mencari dugaan kuat dari hukum syara,
sehingga dia merasa tidak mampu lagi untuk berbuat lebih dari yang telah
diusahakannya. Ijtihad hukumnya fadhu kifayah atas kaum muslim.
2. ijtihad harus terus menerus berlangsung agar didalam ummat islam
terdapat para mujtahid yang mempunyai kemampuan, agar islam dapat
kembali menjadi pemimpin dunia
3. Lemahnya aspek pemikiran dalam negara islam muncul pertama kali pada
abad 5 Hijriyah,yaitu ketika sebagian para Fuqaha mengeluarkan
pendapat larangan ijtihad di kajian Fiqih.
4. Secara kontekstual, ijtihad tertutup mengakibatkan fiqih menjadi stagnan
(berhenti / tidak berkembang)
15. KESIMPULAN
1. ijtihad menurut istilah ahli ushul fiqih yaitu mengerahkan segenap kemampuan dalam
rangka mencari dugaan kuat dari hukum syara, sehingga dia merasa tidak mampu lagi
untuk berbuat lebih dari yang telah diusahakannya. Ijtihad hukumnya fadhu kifayah
atas kaum muslim.
2. ijtihad harus terus menerus berlangsung agar didalam ummat islam terdapat para
mujtahid yang mempunyai kemampuan, agar islam dapat kembali menjadi pemimpin
dunia
3. Lemahnya aspek pemikiran dalam negara islam muncul pertama kali pada abad 5
Hijriyah,yaitu ketika sebagian para Fuqaha mengeluarkan pendapat larangan ijtihad
di kajian Fiqih.
4. Secara kontekstual, ijtihad tertutup mengakibatkan fiqih menjadi stagnan (berhenti /
tidak berkembang)