Beginners Guide to TikTok for Search - Rachel Pearson - We are Tilt __ Bright...
Persona Televisi Juni 2015
1. M
engawali awal bulan dengan
semangat baru. Iya, itu yang
saya yakini ketika membuat
tampilan baru newsletter ini.
Newsletter ini hadir dengan tampilan
baru, yang lebih segar, berbeda, dan
tetap memberikan inspirasi dalam
melihat layar kaca. Tentu ini ditambah
dengan kehadiran berbagai rubrik
baru yang lebih segar dan lebih mem-
perkaya kehadiran newsletter ini, yang
tentu disertai penambahan halaman.
Sayamengucapkanterimakasihkepada
pembaca yang telah meluangkan wak-
tunya untuk mengunduh dan memba-
ca newsletter ini. Semoga bermanfaat.
Jakarta, Mei 2015
Rinaldo Aldo
RedaksiTampilan Baru, Banyak Hal
Baru
Untuk kritik, saran dan pema-
sangan iklan :
e-mail ke rinaldoaldo92@gmail.com
dengan Subjek : Kritik/Saran/Pema-
sangan Iklan (spasi) Judul
Untuk submit opini :
Silahkan kunjungi blog saya, klik menu
“Submit Artikel dan Opini”. Isi form yang
tersedia, atau buat dokumen word ber-
isi opini anda dan gambar (.doc atau
.docx), lalu kirimkan ke inikritikgue@
gmail.com. Semua artikel yang masuk
akan dimoderasi dan diedit tanpa men-
gubah substansial isi.Terima kasih.
Persona Televisi Juni 2015
1
Persona
Televisi
Edisi 2, Tahun 1
Juni 2015
rinaldo92aldo.wordpress.com
@rinaldoaldo92
Klik Disini
2. Daftar Isi
Sambutan
Tampilan Baru, Banyak Hal Baru 1
Redaksi 1
Daftar Isi 2
Secuplik, Jon 2
Ulasan Utama
Awards dan Intervensi 3
Hot Topic 5
Tahu Televisi
Sistem Siaran Berjaringan 7
Sentilan Fualing Greget
Ketika Gimmick Bertasbih 8
Opininya Mana?
Ketika Dangdut Merajalela (Lagi) 9
Secuplik, Jon
Karena kedekatan pemilik grup Trans, Chairul Tanjung
dengan SBY, mengakibatkan adanya pemboikotan
tersebut. Masalahnya, kenapa NET kena ya? Apa
karena Wishnutama pernah bekerja di Trans, kemu-
dian ada kecurigaan kalau dia “tercemar”? (Twitter)
Update : SBY akhirnya menjabat jadi ketum par-
tai Demokrat untuk kedua kalinya.
"Yang penting sekarang, bukan
apresiasi dan pujian berlebihan
terhadap stasiun TV tertentu,
namun kritikan yang memban-
gun untuk mereka. Pertelevi-
sian kita masih jauh dari kata
sempurna."
"Berharap program TV kita
bisa dijual di luar negeri? Jan-
gan fanatik terhadap suatu
program, yang malah menurunk-
an kualitasnya.."
Quoteby@rinaldoaldo92
Persona Televisi Juni 2015
2
3. B
eberapa waktu kebelakang, banyak
ajang penghargaan (awards) yang diada-
kan di televisi. Rata-rata, ajang penghar-
gaan yang diadakan di televisi biasanya
mengapresiasi seniman dan artis, baik dibidang
musik, film ataupun televisi. Semua pihak berhak
untuk membuat ajang penghargaan. Persoalan-
nya, apakah semuanya bisa dipercaya?
Sebuah persoalan terjadi baru-baru ini, dalam
ajang Indonesian Movie Awards 2015, yang di-
tayangkan di RCTI. Dalam salah satu nominasi,
“Soundtrack”, tiba-tiba tercantum nama Angel Pi-
eters (lulusan Idola Cilik RCTI), yang sebelumnya
tidak ada. Anehnya, justru dia menang, semen-
tara yang lain sudah berusaha mempromosikan
sebaik mungkin, namun kekuatan pemilik sta-
siun TV tersebut tak bisa tertandingi (keluarga
Hary Tanoesoedibijo). Kebetulan pula, pencipta
soundtrack yang dinyanyikan Angel adalah istri
dari pemilik stasiun TV itu, Liliana Tanoesoed-
ibijo. Makin jelas ada konspirasi didalamnya.
Kasus semacam ini sebetulnya bukan hal per-
tama terjadi, namun karena ajang penghar-
gaan ini tayang dan diadakan stasiun TV, kasus
ini jadi heboh. Sama halnya seperti konspir-
asi keterlibatan stasiun TV penayang (MNC
Group, utamanya RCTI) dalam Panasonic Go-
bel Awards yang menyebabkan grup media
lain memilih “diam”, semisal Transmedia dan
Emtek/SCM. Namun, untuk hal yang ini, sela-
lu dibantah pihak penyelenggara. Alasannya,
karena ajang ini hanya memperhitungkan pop-
ularitas, yang didasarkan pada beberapa pa-
tokan, termasuk performa rating dan share.
Ada lagi. Beberapa nominasi dalam SCTV
Music Awards, yang memenangkan Aliando,
memicu perdebatan, karena Aliando diang-
gap tidak berpengaruh dalam dunia musik,
namun malah dimenangkan. Kemudian mun-
cul teori bahwa antara Harsiwi Achmad (orang
penting SCTV, pimpinan produksi in-house)
dengan beberapa selebritis, semisal Syahri-
ni, Sm*sh (yang katanya bubar), Cherrybelle,
Aliando dan Prilly, ada kedekatan tertentu. Saya
sempat singgung ini dalam artikel blog saya. Persona Televisi Juni 2015
3
AWARD
DAN
INTERVENSI
“Ajang penghargaan seharusnya me-
mangmengapresiasisecarapenuhkarya
dan kerja keras seseorang dalam berb-
agai bidang. Bukan ajang main-main,
apalagi diintervensi, terutama oleh sta-
siun TV penyelenggara dan pemiliknya.”
4. Persona Televisi Juni 2015
4
Maka, semakin jelas ada banyak konspirasi
betebaran dalam dunia awards di TV kita.
Mungkin banyak yang mengatakan, saya mem-
fitnah mereka semua yang saya sebutkan. Na-
mun, jika anda perhatikan dengan seksama, hal
itu sebetulnya muncul secara terang-terangan
di layar kaca anda, hanya anda tidak tahu (atau
malas) mengamatinya. Halah, jon.. jon..
Lantas, apakah yang harus dilakukan?
Saya tahu, memang tidak ada awards yang sem-
purna. Semua punya kelebihan dan kekurangan
sendiri-sendiri. Namun, ada baiknya awards
tersebut not by design (tidak dibuat-buat). Ti-
dak ada alasan stasiun TV untuk membuat-buat
hasil tersebut, hanya karena faktor C (citra), R
(rating) atau P (promo). Hasilnya harus diper-
tanggungjawabkan secara transparan ke publik,
mengingat ada suara masyarakat dalam awards
tersebut.
Intinya, kita harus membuat kredibilitas awards
tersebut naik, karena awards bisa menentukan
opini publik akan seseorang tokoh atau karya.
Ulasan Utama
Catatan:
Pihak RCTI, sebagai penyelenggara Indonesian
Movie Awards 2015 mengklarifikasi tentang “skan-
dal” Angel Pieters. Menangnya Angel Pieters terja-
di karena nominasinya “terfavorit”, yang didukung
lewat SMS. Mereka (katanya) tidak merekayasa
hasil SMS tersebut, dan meminta agar mengecek
langsung ke provider SMS bersangkutan. Na-
mun, spekulasi masih terus berkembang tentang
“skandal” ini... Apalagi diketahui kalau provid-
er SMS tersebut masih segrup dengan RCTI.
Redaksi
5. Persona Televisi Juni 2015
5
Turut berbelasungkawa atas meninggalnya dua seniman Indone-
sia, Didi Petet pada hari Jumat (15/05) dan Pepeng pada hari Rabu
(06/05), serta jurnalis Trans 7 Andrie Djarot pada hari Selasa (12/05).
Semoga amal ibadahnya diterima oleh Tuhan yang Maha Esa, dan
keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan menjalani hidup. Amin.
Redaksi
Baru-baru ini, ANTV membuka akun Instagram.
Dari seluruh foto, ada yang menarik perhatian. Per-
hatikan foto diatas. Mungkin mereka sudah tahu
resikonya Instagram : dibully, karena banyak ka-
sus selebriti yang dibully di akun Instagramnya
sendiri, dengan komen-komen yang menyudut-
kan mereka. Maka, ada foto tersebut. Tapi, apa-
kah hal ini benar-benar dipatuhi followersnya?
Mungkin yang pernah melihat daftar nominasi da-
lam Panasonic Gobel Awards 2015 (PGA) bingung.
Ada Kompas TV dan RTV, tapi kemana NET? Foto
diatas adalah penuturan dari CEO NET, @wishnu-
tama. Mudah-mudahan ini bukan pencitraan agar
dikatakan mainstream, ya..
Hot
Topic
ANTV Membuka Akun Instagram,
Meminta Tidak Dibully
Dimanakah NET. dalam Panasonic
Gobel Awards 2015?
6. Persona Televisi Juni 2015
6
Lensa Pintar Jadikan Bencana
Gempa di Nepal Sebagai Kuis,
RTV Minta Maaf
Kuis Lensa Pintar di Lensa Indonesia Sore pada
Senin (27/04) menimbulkan masalah, karena
dianggap memanfaatkan bencana gempa di
Nepal, dengan menjadikan hal itu sebagai kuis.
Pihak Rajawali TV (RTV) pada malam harinya
cepat merespon hal tersebut dengan permint-
aan maaf di Lensa Indonesia Malam. Semoga
stasiun TV yang lain tidak gengsi untuk menga-
kui kesalahannya jika mereka memang salah.
Pengadilan Menganulir Putusan
BANI Tentang Berkah di CTPI
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu
(29/04) memutuskan untuk menganulir putusan
Badan Arbitrase Nasional Indonesia pada akhir
2014 lalu yang menyatakan bahwa PT Berkah
Karya Bersama adalah pemilik sah 75% Cip-
ta TPI (CTPI, kini kita kenal MNCTV). Keputu-
san ini disambut baik oleh pihak Siti Hardiyanti
Rukmana (Tutut), yang akan mempersiapkan
pengambilalihan aset sesegera mungkin.
Logo RCTI dan CTPI (dilayar tu-
lisannya MNCTV) Berubah Jadi
“Kotak” (?)
Mulai hari Rabu (20/05), tiba-tiba logo RCTI
dan CTPI (dilayar tulisannya MNCTV) beru-
bah jadi “kotak”. Tulisan RCTI yang sebelum-
nya miring (italic) berubah jadi tegak, hal yang
sama terjadi pada logo CTPI dilayar kaca.
Logo ini terang-terangan membuat keanehan
tersendiri, sehingga perlu waktu untuk mata
agar menyesuaikan diri. Ingat, persoalan ganti
atau modifikasi logo bukan persoalan gampang.
7. I
de adanya sistem ini terjadi setelah reformasi di-
gaungkan pada 1998 lalu. Saat itu, ada euforia
desentralisasi(pembagiankekuasaankedaerah)
yangmenyebarkeduniapenyiaran.Halinisecara
jelas tercantum dalam UU No 32 Tahun 2002 ten-
tang Penyiaran (UU ini tengah dalam proses revisi).
Dalam pasal 6 ayat (3) undang-undang itu dise-
butkan bahwa : “Dalam sistem penyiaran nasi-
onal, terdapat lembaga penyiaran dan pola jar-
ingan yang adil dan terpadu yang dikembangkan
dengan membentuk stasiun jaringan dan stasiun
lokal”,pola jaringan inilah yang disebut sistem
stasiun berjaringan (SSJ). Sistem ini membagi
siaran nasional dengan siaran lokal, yang mem-
buat stasiun TV harus bermitra dengan stasiun
TV lokal. Hal ini untuk memberikan keanekarag-
aman konten, yang kemudian mendukung pem-
berdayaan dan pemerataan daerah. Itu teorinya.
Sistem ini sebetulnya baik, namun banyak ken-
dala terjadi. Biaya investasi yang mahal, hingga
konglomerasi media yang terpusat di 5 pengu-
saha, membuat sistem ini tidak berjalan baik. Ini
ditambah dengan ketidaktegasan pemerintah
dalam mengawasi keberadaan sistem ini. Aki-
batnya, program-program berbau Jakarta-sentris
masih lebih banyak dikonsumsi pemirsa diluar
Jakarta dibandingkan program lokal. Kalaupun
memang ada (program lokal), isinya dipasok dari
pusat (stasiun TV Jakarta), yang biasanya beru-
pa rerun. Maka, program yang pure lokal hany-
alah Adzan (karena disesuaikan waktu setempat).
Semisal, TV A tengah ingin membangun jaringan
di beberapa kota di Indonesia. Yang seharusnya
ia lakukan adalah :
* Bekerjasama dengan stasiun TV lokal. Hal ini pal-
ing mungkin untuk stasiun TV baru (setelah 2002).
* Konten lokal haruslah minimal 10%, maka jika
siaran TV A 24 jam non stop, maka minimal kont-
en lokal haruslah sekitar 2 jam. Secara bertahap,
porsinya harus naik hingga 30-50%, yang berar-
ti sekitar 7-12 jam siaran. Tentu ini haruslah diisi
dengan program-program asli kreasi dari daerah
masing-masing.
Jika mereka merupakan stasiun TV yang eksis
sekarang ini, alias 10 TV swasta, maka mereka
harus mendirikan perusahaan baru. Jika perusa-
haan baru terletak di stasiun relay (semisal Indo-
siar mendirikan perusahaan baru di Yogyakarta),
maka pemegang saham lokal haruslah 10%, jika
merupakan perusahaan baru diluar stasiun relay,
maka pemegang saham lokal haruslah meme-
gang diatas 51%, alias mayoritas.
Teorinya agak ribet ya? Saking ribetnya, stasiun
TV merasa bahwa ini hanya formalitas belaka.
Betul? Tapi, tujuan sistem ini sesungguhnya baik,
tinggal ada ketegasan dari pemerintah dan ke-
mauan dari stasiun TV untuk melaksanakannya.
Kalau tidak, pola pikir masyarakat daerah hanya
ingin urbanisasi terus, tanpa memikirkan apa yang
bisa ia lakukan untuk daerahnya.
Persona Televisi Juni 2015
7
TAHU TELEVISI
Bagian ini berisi pengetahuan dasar seputar televisi, termasuk hal-hal teknis hingga hal-
hal non teknis. Untuk pertanyaan, ide atau sumbang informasi, silahkan e-mail saya di
inikritikgue@gmail.com.
sISTEM STASIUN BERJARINGAN
8. Persona Televisi Juni 2015
8
R
asanya tak ada habisnya kalau
membahas tentang gimmick. Iya,
gimmick yang tersaji di televisi. Bu-
kan gimmick undian.
Eh, sebelum saya menyentil tentang ini,
mungkin ada yang belum mengerti tentang
gimmick ini. Apa itu gimmick? Secara ke-
bahasaan, gimmick artinya pemikat atau
penarik perhatian. Seperti artinya, gimmick
terkadang menipu, karena sifatnya yang
memikat, hingga terkadang logika pun tidak
jalan karenanya. Kira-kira sama seperti beras
“plastik” atau kikil berboraks.
Lanjut, jon. Sekarang ini, kalau boleh jujur
saya sudah tak mau percaya 100% den-
gan apa yang disajikan televisi. Pasti ada
sentuhan gimmick didalamnya. Terutama,
program hiburan. Program semacam ini bi-
asanya penuh dengan gimmick, karena me-
mang sifatnya yang memikat, bisa menaik-
kan rating dan share program TV.
Namun, belakangan ini gimmick program TV
makin lama makin aneh.
Acara talent search (pencarian bakat) mis-
alnya. Beberapa waktu yang lalu saya dib-
uat terheran-heran dengan salah satu talent
search dangdut yang menyajikan gimmick
“kegalakan” seorang juri, yang mengatakan
bahwa semua peserta dari ajang tersebut
buruk, dengan berbagai alasan yang tidak
bisa diterima. Makin menuju grand final, “ke-
galakannya” semakin berkurang. Betul?
Itu talent search dangdut yang pertama.
Yang kedua, ada saingannya di “tipi sebe-
lah” yang malah menjual gimmick kedekat-
an host dengan seorang satpam studio tipi
tersebut (ada yang bilang dia bodyguard, na-
mun saya kurang yakin, karena ada ID Card).
Sampai-sampai, ada acaranya sendiri, dan
diekspos habis-habisan di infotemen (plese-
tan infotainment). Meskipun sang host acara
itu (sepertinya) membantah bahwa hubun-
gan mereka gimmick, namun kecurigaan
saya semakin lama semakin bertambah.
Hasilnya? Meskipun gimmicknya seperti
“mak comblang” (penjodohan), namun rupa-
nya “kegalakan” juri membuat acara pertama
ratingnya stabil di top 10. Program kedua,
mungkin sudah “tenggelam” dalam persain-
gan (ngakak).
Masih banyak gimmick program TV yang
aneh lainnya, tapi lain kali aja ya..
Gimmick, oh gimmick..
Saya jadi kasihan sama mereka, korban gim-
mick yang tak tahu apa-apa..
Sentilan
Fualing
Greget
Ketika Gimmick
Bertasbih
Punya sentilan yang lebih greget?
Kirim dalam bentuk tulisan (.doc atau .docx) atau gam-
bar (baik meme atau komik, dalam format jpg atau png).
ke e-mail kami di inikritikgue@gmail.com.
Mari lebih sadar dengan televisi kita, hahaha.. :D
9. Opininya
Mana?
Editorial by : Rinaldo Aldo
rinaldoaldo92@gmail.com | @rinaldoaldo92
Ketika Dangdut Merajalela (Lagi)
Malam-malam belakangan ini, saya “ditemani” dengan
beragam program dangdut di TV. Formatnya macam-ma-
cam, mulai dari talent search, hingga variety show. Hm..
T
iba-tiba, saya jadi flashback sekitar
1 dekade yang lalu (mungkin lebih),
ketika saya tahu Inul Daratista, dan
disitulah saya baru tahu ada genre
musik dangdut (ngakak). Iya, saya berkena-
lan dengan genre ini lewat “perantara” tele-
visi. Saat itu, musisi dangdut yang saya tahu
: Inul Daratista, Ira Swara, Nita Thalia, Uut
Permatasari, dan nama-nama beken lainn-
ya. Diantara mereka semua, yang kini masih
muncul di TV hanya sebagian kecilnya saja.
Setelah itu, musik dangdut tiba-tiba hilang
dari layar kaca. Banyak yang emoh dengan
musik dangdut, karena dianggap tidak sopan
(goyangannya). Banyak pencekalan yang di-
alami penyanyi dangdut di daerah-daerah.
Maka, secara otomatis dangdut hanya bisa
dinikmati secara offair (tidak ditayangkan di
televisi). Kalaupun ada siaran radionya, kon-
sistensi mereka diuji disini. Salah satunya,
Radio Dangdut TPI - RDI (kini Radio Dangdut
Indonesia) milik grup MNC memutuskan untuk
membuat mereka jadi lebih “terbuka,” den-
gan memasukkan musik Indonesia ke playlist
mereka. Mungkin huruf D dalam singkatan
RDI sudah tak lagi harus berarti “Dangdut”.
Kemudian, 2 tahun belakangan ini, musik
dangdut kembali bergema di televisi. Ban-
yak yang mengatakan, bahwa pelopornya
adalah program (alm) YKS Trans TV. Eh, kok
pakai (alm)? Jelas, karena YKS ini, (bisa jadi)
menurut orang Trans sendiri adalah “orang“
yang membuat mereka bisa maju dan akh-
irnya mengubah logonya di akhir 2013 lalu.
Ya, kira-kira miriplah saat mereka kehilangan
(alm) Olga Syahputra, yang jadi andalan tiap
program Trans, sampai-sampai ada live report
yang mendetil tentang proses pemakaman Olga
dan serba-serbi dibaliknya. Maka, hingga saat
ini Trans belum bisa move on dari keduanya.
Kreatif YKS, kini banyak yang memilih hengkang
dari Trans TV. Eh, malah bahas yang ini, skip.
Saat itu, program YKS Trans TV yang awaln-
ya hanyalah program sahur, menjadi program
daily (harian) yang tayang sekitar 6 jam sehari.
Isinya? Tidak jauh-jauh dari nyanyi dan joget
dangdut (yang kita kenal dengan Joget Cais-
ar), kemudian menjahili pengisi acara , hipnotis,
dan lain sebagainya. Program inilah yang juga
mendobrak stigma bahwa “orang dibalik layar”
tidak boleh muncul di kamera. Bayangkan, dari
floor director hingga kreatif, semua muncul, dan
bergoyang tanpa rasa malu. Bahkan, kreat-
if dari program ini sempat membuat sebuah
boyband “ala-ala” yang kemudian bubar juga.
Akhirnya, kehadiran program ini membuat pe-
saingnya gatal ingin membuat program se-
jenis. Ada CTPI/MNCTV yang menghadirkan
(lagi) KDI, kemudian Indosiar yang menghad-
irkan D’ Academy dan D’ T3rong Show, dan
lain sebagainya. Namun, kehadiran program
sejenis inilah yang menjatuhkan rating YKS,
yang berbuah masalah karena kasus (alm)
Benyamin Sueb yang diibaratkan sebagai he-
wan. Hal ini akan kita bahas di artikel lain, oke?
Maka, dangdut semakin bergema hingga hari ini.
Persona Televisi Juni 2015
9
10. Maka, bagaimana kondisi perdangdutan di televisi
kita saat ini?
Huelahdalah, jon. Makin semarak. Melihat ada po-
tensi yang bagus pada program dangdut, kini ham-
pir tiap program hiburan di TV pasti selalu mema-
sukkan dangdut. Bukan hanya untuk program yang
memang didedikasikan untuk dangdut.
Karena belakangan ini televisi kita diisi oleh tayan-
gan drama asing, utamanya India, maka ada drama
musikal di Indosiar yang berani menggabungkan
dangdut dan unsur India didalamnya, yaitu Kuch-
Kuch Dangdut. Sebelumnya, ada juga variety show
BollyStar Vaganza di ANTV yang berani mengga-
bungkan keduanya. Aneh memang, ketika dangdut
dan India digabungkan menjadi satu. Secara, bu-
dayanya berbeda.
Para penyanyi dangdut asal Pantura (pantai utara
Jawa) kini juga diakomodir dalam televisi. Sebel-
umnya, hanya lagu yang dinyanyikan mereka saja
yang diakomodir dan kemudian jadi terkenal. Maka,
bermunculan Bintang Pantura di Indosiar dan DMD
Show Spesial Pantura di CTPI/MNCTV.
Trans TV, yang sekitar 1 dekade yang lalu sempat
memiliki program dangdut, kini memunculkan lagi
program tersebut. Ada Dag Dig Dut (hanya tayang
sekali) dan Digoda (Lagi). Saya belum tahu pasti
performance program tersebut, namun yang pasti,
pihak Trans membantah kalau ini bentuk ikut-ikutan
tren semata, karena memang mereka sudah pernah
punya program tersebut. Mereka juga membuat
program variety show terbaru, Duel Maut yang isin-
ya penuh dengan sentuhan dangdut.
Namun, semaraknya dunia perdangdutan Indone-
sia tidak diiringi dengan perbaikan kualitas musi-
knya sendiri. Banyak penyanyi dangdut “memilih”
mengeksploitasi tubuhnya untuk memperkaya aksi
panggungnya. Bukan goyangan standar, namun
sudah mulai agak.. Ah sudahlah...Sebut saja Duo
Serigala dengan goyang Dribblenya.
Apakah dangdut harus begitu? Sejauh mana tren
dangdut ini akan terus berlanjut? Biar waktu sajalah
yang menjawab. Yang jelas, sebelum waktunya ha-
bis, mari kita bergoyang. (ngakak)
Mausepertidia?
Caranya mudah.
Cukup tulis opini anda, dalam format word
(.docx atau .doc), lalu kirimkan ke inikritik-
gue@gmail.com, atau klik “Submit Artikel
dan Opini” di menu navigasi blog saya. Isi
form yang tersedia.
Semua artikel yang anda masukkan akan
dimoderasi dan akan diedit, tanpa men-
gubah substansial isinya. Harus ter-
kait penyiaran!
Persona Televisi Juni 2015
10