2. Sejarah singkat
Dalam sejarah, minat para ilmuwan terhadap pentingnya
wilayah hutan dalam daur hidrologi sudah sangat lama.
Pada abad pertengahan, raja raj Perancis menyadari
peranan wilayah hutan terhadap aliran sungai. Diawali
pada abad ke-17 di Itali telah disadari tentang pengaruh
hutan terhadap menurunnya limpasan permukaan dan
dengan demikian mengakibatkan bahaya banjir dan
erosi.
3. • Saat ini, dalam banyak negara banyak yang telah / sedang
melakukan bermacam-macam penelitian untuk
menghubungkan perlakuan-perlakuan hutan terhadap prilaku
hidrologi. Hal umum yang sudah di peroleh yaitu
• Penggunaan vegetasi penutup hutan akan meningkatkan
produksi air (water yield)
• Tumbuhnya vegetasi penutup hutan akan menurunkan
produksi air
• Di beberapa tempat akar-akar tanaman mengambil air tanah
sedangkan penghilangan vegetasi tertutup akan menurunkan
evapotranspirasi dan akibatnya akan meningkatkan debit aliran
sungai
• Evaporasi dari tanah yang gundul dan serasah akan meningkat
setelah penghilangan vegetasi penutup hutan.
• Penghilanag hutan meningkatkan kisaran antara aliran sungai
yang tinggi dan yang rendah dan akibatnya meningkatkan
aliran yang maksimum
4. Kondisi iklim dala hutan
Suhu dan radiasi
Karena adanya tajuk pohon-pohon, persentase
terbesar radiasi matahri di pantulkan kembali. Pada
kondisi yang ekstrim hanya 1% radiasi matahari yang
mampu masuk ke dalam hutan. Akibatnya suhu
dikedalaman hutan tetap lebih rendah.
pengaruh neto tajuk hutan adalah terjadinya
peradaman fluktuasi suhu harian. Jika ditaksir untuk
setahun suhu rata-rata tahunan dikawasan hutan
sedikit lebih rendah dari pada suhu rata-rata tahunan
di daerah terbuka.
5. Kelembaban
• Karena suhu udara di dalam
hutan lebih dingin, kelembaban
nisbi juga mungkin 10% lebih
tinggi dibandingkan dengan
daerah diluar hutan.
6. Angin
• Karena hutan membelokkan angin keatas dan
mengurangi kecepatannya, maka hutan merupakan
penghalang mekanis terhadap angin. Ini semakin
penting bagi hutan yang lebih lebat seperti hutan
penggugur daun berdaun lebar.
• Pengamat menunjukkan bahwa kecepatan angin di
dalam hutan berkisar dari 10-67% daerah daerah-
daerah terbuka di dekatnya, tergantung dari
karakteristik dan kondisi hutan ini.
7. Presipitasi
• Presipitasi lokal dapat ditingkatkan secara nyata
oleh tegakan-tegakan hutan dalam keadaan-
keadaan tertentu di mana hutan-hutan itu
menangkap massa udara lembab dan
menyebabkan kondensasi pada daun-daun dan
batang.
• Hutan tentu mentransppirasikan sejumlah besar
uap ke udara. Namun, kita juga harus ingat bahwa
udara yang dimasuki uap air biasanya dibawa oleh
angin yang mungkin beberapa ratus kilometer
jauhnya dalam beberapa jam.
8. Intersepsi
• Kepentingan intersepsi beragam dengan
sifat dengan sifat dan kerapatan vegetasi,
karakteristik presipitasi (bentuk, intensitas,
dan lamanya ) seperti energi yang tersedia
untuk evaporasi air yang di intersepsi
selam dan setelah hujan.
9. Evapotranspirasi
Faktor-faktor lingkungan yang mengendalikan evapotranspirasi
adalah :
1. Radiasi
2. Pasokan air
3. Karakteristik tanah ( lengas tanah )
4. Defisit penjenuhan di udara
5. Gerakan udara horizontal dan vertikal
10. Penutup vegetasi mengurangi jumlah
penetrasi radiasi matahari dan dengan
demikian memperendah suhu-suhu udara
dan tanah. Seresah memberikan lapisan
penyekat dari humus. Ini menyebabkan
evaporasi dari tanah di hutan sekitar 10
hingga 80% dari pada evaporasi yang diukur
pada daerah-daerah yang terbuka.
11. Akan tetapi, dari daerah-daerah yang
bervegetasi, mekanisme kehilangan air
yang paling penting bukanlah
melaluievaporasi tanah, tetapi melalui
transpirasi. Sebagian besar faktor-
faktor lingkungan yang disebutkan
diatas memainkan peranan penting
dalam transpirasi.
12. Infiltrasi
Hutan merupakan rintangan terhadap gerakan
menurun air. Pada umumnya, tanah-tanah
hutan cenderung memiliki laju infiltrasi yang
tinggi karena timbunan seresah ( dari tetesan
yang jatuh dari daun, ranting dan cabang )
pada lantai hutan, penetrasi akar ( pengaruh
perforasi ) ke dalam sistem tanah, aktivitas
organisme tanah yang lebih tinggi ( seperti
cacing tanah ) dan lebih jarang terjadinya
suhu beku ( frost )
13. Aliran permukaan
• Tidak semua limpasan dari kawasan-
kawasan yang di hutankan memiliki
karakteristik-karakteristik aliran
permukaan. Pada tanah-tanah
tertentu, aliran bawah permukaan dan
bukan aliran permukaan, dapat memberi
batas bentuk hidrograf limpasan.
14. Limpasan
• Pengamatan hidrolog hutan selama
bertahun-tahun telah menunjukan bahwa
limpasan permukaan pada DAS yang
berhutan dan jarang sekali. Pada
umumnya, dapat dikemukakan bahwa
berhubungan dengan meningkatnya laju
infiltrasi (disebabkan karena kapasitas
penyerap serasah yang tinggi), aliran
maksimum yang dihrapkan dari kawasan
yang berhutan lebih rendah.
15. Debit-debit Maksimum
• Debit maksimum kawasan-kawasan yang
berhutan hampir selalu kurang daripada
kawasan-kawasan yang tidak berhutan.
Namun, menjadi lebih sulit untuk
mendeteksi pengaruh hutan terhadap
aliran-aliran sungai pada DAS yang luas.
Ini disebabkan karena distribusi presipitasi
yang tidak merata di atas DAS dan
kompleksitas geologi dan faktor-faktor
penutup tanah
16. Aliran-aliran yang rendah
• Pada kondisi-kondisi iklim sedang (dimana iklim
jarang sekali terbatas), penghilangan penutup
hutan telah mengakibatkan kenaikan dalam
aliran-aliran yang rendah pada akhir musim
panas. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa
pada akhir musim panas (musim kering)
pengisian kembali aliran sungai berasal dari air
tanah. Karena lebih banyak vegetasi akan
berarti volume akar yang lebih besar pada
volume tanah tertentu, maka lebih banyak air
yang diekstrak oleh vegetasi,yang semestinya
masuk dalam aliran sungai.