KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
BE Rikha.docx
1. 1. Untuk memperkirakan struktur dan organ vital yang dapat terkena pada trauma leher,
lokasi luka dibagi menjadi :
a. Zona I dan Zona II
b. Zona I, Zona II, Zona III
c. Zona IA, Zona IB dan Zona II
d. Zona I, Zona IIA, Zona IIB, Zona III
e. Zona I, Zona II, Zona III dan Zona IV
Jawaban: B
2. Berdasarkan letak anatomi, esofagus dibagi menjadi :
a. Bagian Servikal, bagian Thorakal dan bagian Abdominal
b. Bagian Servikal dan bagian Abdominal
c. Bagian Thorakal dan bagian Abdominal
d. Bagian Bagian Servikal, bagian Thorakal, bagian Abdominal dan bagian Diafragma
e. Bagian Bagian Servikal, bagian Thorakal, dan bagian Diafragma
Jawaban: A
3. Penyempitan esofagus ketiga adalah :
a. Penyempitan krikofaring
b. Penyempitan diafragma
c. Persilangan esofagus dengan arcus aorta
d. Persilangan esofagus dengan bronkus utama kanan
e. Persilangan esofagus dengan bronkus utama kiri
Jawaban: E
4. Lapisan dinding esofagus adalah :
a. Membran mukosa, submukosa, otot esofagus
b. Mukosa dan otot esofagus
c. Lapisan otot dan fibrosa
d. Membran mukosa, submukosa, otot esofagus, fibrosa
e. Epitel kolumner bersilia, Membran mukosa, submukosa, otot esofagus, fibrosa
Jawaban: D
5. Tindakan dibawah ini yang tidak membantu identifikasi lokasi luka penetrasi faring dan
esofagus pada intra operatif adalah :
a. Penentuan letak luka penetrasi
b. Pemberian secara berangsur-angsur cairan saline
c. Pemberian secara berangsur-angsur methylene blue
d. Pemberian secara berangsur-angsur udara
e. Pemberian secara berangsur-angsur cairan perak nitrat
Jawaban: E
6. Kapan sebaiknya tindakan eksplorasi dan repair dilakukan pada luka trauma esofagus ?
a. Sesegera mungkin (< 24 jam)
b. Dilakukan dalam waktu 2x24 jam
c. Setelah dilakukan pemeriksaan foto polos thoraks dan esofagogram
d. Dalam waktu 3x24 jam setelahkejadianataubila ada keluhan nyeri dan sulit menelan
e. Tidak perlu dilakukan eksplorasi dan repair
Jawaban: C
2. 7. Pasien trauma esofagus dengan keluhan asimtomatik dapat dideteksi paling baik dengan :
a. Esofagogram
b. Foto polos Thoraks dan Abdomen
c. Operasi untuk eksplorasi
d. Kombinasi esofagoskopi dan esofagografi dengan kontras
e. Esofagoskopi saja
Jawaban: A
8. Komplikasi di bawah ini yang bukan merupakan komplikasi trauma esofagus adalah :
a. Abses Leher
b. Diplopia
c. Fistula faringokuteneus
d. Obstruksi jalan nafas
e. Mediastinitis
f. Cervical spine osteomyelitis
Jawaban: B
9. Seorang laki-laki berusia 17 tahundatang ke IGD dengan keluhan nyeri dan muntah saat
menelan selama satu minggu setelah terjatuh dari sepeda, posisi badan terkelungkup
dengan leher terbentur benda keras, pasien juga mengeluhkan nyeri dada, muntah, sesak
dan ditemukan emfisema subkutan pada pemeriksaan, dari tanda yang ditemukan, pasien
diperkirakan mengalami
a. Boerhaavesyndrome
b. Tumor esofagus
c. Perforasi esofagus (Mackler Triad)
d. GERD
e. Esofagitiskorosif
Jawaban: C
10. Seorang laki-laki berusia 67 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada bagian bawah
yang semakin bertambah parah, pasien juga merasakan sulit menelan. Riwayat tulang ikan
tertelan sejak 2 minggu yang lalu. Pemeriksaan penunjang yang tidak perlu dilakukan pada
kasus ini adalah :
a. Foto polos dada
b. FEES
c. Esofagografi dengan kontras
d. CT Scan dada
e. Pemeriksaanlaboratorium
Jawaban: B
11. Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke UGD dengan keluhan gigi palsu tanpa
kawat tertelan sejak 4 jam yang lalu. Penderita mengeluh rasa mengganjal pada
tenggorokan dan tidak bisa menelan makanan padat. Komplikasi awalapa yang
kemungkinantidak terjadi pada kasus ini ?
a. Laserasi mukosa esofagus
b. Perdarahan
c. Fistula trakeoesofagus
d. Striktur esofagus
e. Mediastinitis
Jawaban: D
3. 12. Seorang perempuan berusia 42 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri menelan dan
luka bakar pada mulut. Riwayat tertelan cairan asam keras tanpa sengaja sejak 2 jam yang
lalu. Pada pemeriksaan foto polos dada, terlihat adanya tanda perforasi pada esofagus. Di
bawah ini yang bukan merupakan tanda perforasi esofagus adalah :
a. Pneumothoraks
b. Aspirasi pneumonia
c. Mediastinitis
d. Bronkiektasis
e. Piothoraks
Jawaban: D
13. Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang ke IGD dengan keluhan tertelan tulang ikan sejak
1 hari yang lalu. Penderita mengeluh rasa mengganjal pada dada. Dilakukan pemeriksaan
xeroradiografi pada pasien. Hasil apa yang mungkin terlihat pada pemeriksaan tersebut?
a. Gambaran inflamasi jaringan lunak dan abses
b. Filling defect persisten
c. Gambaran enhancement pada daerah pinggir benda asing
d. Gambaran enhancement pada benda asing
e. Inflamasi pada hipofaring dan bagian proksimal esofagus
Jawaban: B
14. Seorang laki-kali berusia 28 tahun dengan keluhan nyeri dada hebat pada bagian tengah
dada setelah dada dan perut pasien tertimpa batangan besi dari ketinggian, muntah darah
tidak ada. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran kompos mentis, tanda vital tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 90x/menit, RR 20x/menit, temperatur 36,8o
C.
Pertanyaan :
1. Jelaskan secara singkat, menurut anda apa yang terjadi pada pasien ini ?
2. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis?
3. Penatalaksanaan awal apa yang dapat diberikan pada pasien ini ?
4. Tindakan selanjutnya apa yang akan dilakukan ?
5. Komplikasi apa yang mungkin terjadi pada pasien ini ?
Pertanyaan 1 Dugaan
penyakit
Trauma tumpul dada dan
abdomen yang mungkin
menyebabkan trauma
esofagus
20
Pertanyaan 2 Pemeriksaan
penunjang
Foto toraks AP/lateral
Foto polos abdomen (BOF)
20
Pertanyaan 3 Tatalaksana
awal
MRS
Pasien masih stabil, airway
baik, pernafasan baik,
sirkulasi baik Pasang IV line
Pengobatan simptomatis
mengatasi nyeri
20
Pertanyaan 4 Tindakan
lanjutan
Observasi vital sign dan
gejala klinis bila terjadi
kelainan dilakukan
esofagografi. Bila
diperlukan esofagoskopi
20
4. Pertanyaan 5 Komplikasi Ruptur esofagus yang
mungkin menyebabkan
mediastinitis,
pneumothorax, sepsis,
pneumonia
20
1. Globus faringeus awalnya dikenal dengan globus histerikus karena berkaitan dengan:
1. Infeksi
2. Trauma
3. Penyakit autoimun
4. Gangguan kejiwaan/ depresi
5. Tumor
Jawaban: D
2. Pemeriksaan penunjang radiologi yang diusulkan untuk globus faringeus:
1. Foto polos servikal
2. Foto polos toraks
3. Barium esofagografi
4. CT-Scan
5. USG abdomen
Jawaban: C
1. Faktor predisposisi terbanyak pada globus faringeus adalah:
1. Infeksi
2. Trauma
3. Penyakit autoimun
4. GERD
5. Retroverted epiglottis
Jawaban: D
2. Merupakan alarm sign pada globus faringeus:
1. Demam
2. Sesak
3. Penurunan berat badan
4. Sering berdehem
5. Panas di dada
Jawaban: C
1. Standard baku emas pada kasus Sleep Disorder Breathing/ Obstructive Sleep Apnea
adalah:
5. 1. Pemeriksaan dengan perasat Muller
2. Pemeriksaan DISE (drug induced sleep endoscopy)
3. Polysomnography
4. Pulse Oxymetry
5. Kuesioner STOPBANG dan ESS
Jawaban : C
2. Apakah indikasi pemeriksaan DISE untuk mendiagnosis Sleep Disorder Breathing/
Obstructive Sleep Apnea ?
1. Untuk mengetahui saturasi terendah pada saat tidur
2. Untuk mengevaluasi level dan derajat sumbatan sebelum pembedahan
3. Untuk menentukan derajat Sleep Disorder Breathing/ Obstructive Sleep Apnea
4. Untuk men-simulasi keadaan tidur
5. Untuk melihat adanya PRGE sebagai faktor yang memperburuk Sleep Disorder
Breathing/ Obstructive Sleep Apnea
Jawaban : B
Seorang pria berusia 40 tahun datang dengan keluhan mendengkur, disertai dengan sakit
kepala, sering mengantuk saat bekerja, dan tertidur saat mengendarai kendaraan bermotor. Hal
ini dirasakan sejak 6 bulan yang lalu, terutama karena adanya work from home , berat badan
meningkat 8 kg.
a. Diagnosis: Sleep Disorder Breathing
OSA dd/ Upper Airway Resistance Syndrome (UARS)
b. Cara mendiagnosis : ESS, STOPBANG
Pemeriksaan THT: Friedman Tongue Position (FTP) Nasal cavity: septum, nasal
swell body, konka, keadaan sinus, massa di hidung. Adenoid, Hipertrofi Tonsil
Lingual, Epiglotis
Perasat Mueller
DISE
PSG
c. Kapan didiagnosis OSA : RDI > 5 :