Dokumen ini membahas tentang diagnosis keperawatan, yang merupakan penilaian klinis terhadap respons pasien terhadap masalah kesehatan. Tujuannya adalah untuk menjadi acuan perawat dalam memberikan perawatan dan meningkatkan mutu pelayanan. Ada beberapa komponen yang perlu dipahami untuk menegakkan diagnosis seperti patofisiologi, tanda dan gejala, serta jenis diagnosis. Diagnosis harus diprioritaskan berdasarkan kebutuhan pasien dan proses
3. 1. pengertian
Diagnosis keperawatan adalah suatu
penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik aktual
maupun potensial (SDKI, 2017).
4. 2. Tujuan Penegakan Diagnosa
1. Acuan perawat dalam menegakkan
diagnosa
2. Menegakkan otonomi perawat dalam
memberikan pelayanan kesehatan
3. Memudahkan komunikasi intraprofesional
dengan penggunaan istilah yang
seragam dan terintegrasi
4. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan
5. 4. Kategori & Subkategori Diagnosis Keperawatan
(Doengoes et al., 2013 dalam SDKI, 2017):
6. 3. Komponen-komponen yang perlu dikuasai untuk
menegakkan diagnosis
1. Patofisiologi penyakit
2. Karakteristik diagnosis
karakteristik diagnosis dapat dilihat melalui tanda dan gejala yang tampak pada pasien:
1. Tanda (sign) : data objektif dari hasil pemeriksaan fisik hasil laboratorium dan
prosedur diagnostik
2. Gejala (symptom) : data subjektif yang diperoleh dari anamnesa
Tanda dan gejala dikelompokkan atas 2 kategori:
1. Data mayor :
tanda dan gejala yang sebagian besar muncul pada pasien. Untuk menegakkan
diagnosis, data mayor yang ditemukan harus mencapai 80 - 100%
2. Data minor :
tanda gejala yang tidak harus ada, tapi jika ada, data ini dapat mendukung tegaknya
sebuah diagnosis
7. 3. Komponen-komponen yang perlu dikuasai untuk
menegakkan diagnosis
3. Jenis diagnosis
a. Diagnosis aktual/utama:
respons klien ketika berada dalam masalah kesehatan/sakit.
Simpelnya masalah itu dikeluhkan oleh pasien. Selain
dikeluhkan, jika tidak diintervensi, masalah ini akan
menghambat intervensi masalah lainnya dan menyebabkan
kematian
b. Diagnosis risiko :
respons klien dalam kondisi yang menyebabkannya berada
dalam risiko mengalami masalah kesehatan
8. 5. Memprioritaskan Diagnosis
D i a g n o s i s p r i o r i t a s d a p a t
ditentukan berdasarkan kebutuhan
pasien pada saat itu.
Urutkan masalah pasien sesuai
prinsip maslow. Makin ke bawah,
m a k a s e m a k i n p r i o r i t a s
masalahnya.
aktualisasi diri: potensi, perkembangan,
kesehatan, otonomi
harga diri: menghargai & menghormati diri
sendiri, kemandirian, kebanggaan, privasi
mencintai & dicintai: hubungan, kasih
sayang, keintiman, dukungan, hiburan
keamanan: aman dari ancaman fisiologis
dan psikologis
kebutuhan fisiologis: oksigen, makanan,
eliminasi, suhu, pergerekan, istiraht dan
kenyamanan
5
4
3
2
1
9. 5. Memprioritaskan Diagnosis
simpelnya menggunakan prinsip ABCD yang biasa dipakai
pada setting gadar. Prinsip ini juga sangat efektif untuk
memilih prioritas tindakan pada setting KMB, anak, maternitas,
gerontik.
1. Airways
2. Breathing
3. Circulation
4. Disability
Urutkan masalah pasien sesuai prinsip di atas.
10. 6. Proses penegakan diagnosa
Pada perawat yang
telah berpengalaman,
p r o s e s i n i d a p a t
dilakukan secara
s i mul t a n , n a m u n
pada perawat yang
b e l u m m e m i l i k i
pengalaman yang
memadai maka perlu
melakukan latihan
d a n p e m b i a s a a n
untuk melakukan
proses penegakan
diagnosis secara
sistematis.