Pengantar Ilmu Ekonomi Kewilayahan, Teori dan Contoh Implementasi
Akuntansi Islam
1. A K U N T A N S I I S L A M :
P E N D O R O N G K E M U N C U L A N D A N
D O M A I N N Y A
R E T N O D YA H P E K E R T I , M . A K
2. BACKGROUND
• Akuntansi Islam sudah pernah ada, bahkan sistem
akuntansi ini dibakukan dalam Al’Quran di berbagai
ayat yang mendasari nilainya.
• Puncak masa keemasannya adalah pada era abad ke
sebelas. Akuntansi Islam sudah menerapkan sistem
akuntansi islam dengan baik dan telah berhasil
menerapkan nilai-nilai Islami untuk kesejahteraan
masyarakat.
3. BEYOND AKUNTANSI KAPITALIS
• Mueller dan Belkoui (Harahap, 1999):
Akuntansi Islam sebagai “Emerging Model” dengan basis
“Religious Relativism” yang didasarkan pada hukum Islam.
• Akuntansi Islam bukan mengenai disiplin ilmu agama (fiqih),
namun sejajar dengan akuntansi konvensional (kapitalis).
Akuntansi kapitalis dibangun atas dasar filsafat materialism,
sekularisme, hasil pemikiran manusia tanpa campur
tangan Allah, sebaliknya Akuntansi Islam dibangun di atas
dasar pemikiran manusia yang memperhatikan aspek
spiritualisme dan hukum-hukum Allah.
4. PENDORONG MUNCULNYA AKUNTANSI ISLAM
• Akuntansi Islam lahir dari berbagai proses setelah umat Islam terpuruk selama
beberapa abad (1.200 M – 1.900 M).
• Padahal umat Islam telah menjadi penguasa dunia 600 M – 1.200 M.
• Pada awal abad 20 banyak negara Islam yang selama ber-abad dijajah negara2 Barat,
mendapatkan kemerdekaannya kendatipun telah menjadi negara-negara kecil & ter-
pecah2.
• Lahirnya intelektual Islam yang menguasai ilmu Barat dan sekaligus memiliki
keyakinan pada agamanya, serta pengetahuan historis tentang kejayaan Islam masa
silam mulai memikirkan ideologi dan sistem yang sesuai dengan norma dan nilai-
nilai Islam yang diyakininya muncul pengkajian ekonomi keuangan dan perbankan
Islam serta ilmu yang menopangnya seperti ilmu akuntansi.
• Awalnya perkembangan akuntansi berbasis nilai Islam masih berupa ide-ide normative
dan ideologis banyak diterapkan disiplin ilmu yang berasal dari kajian empiris.
5. FAKTOR PENDORONG MUNCULNYA AKUNTANSI ISLAM
(HARAHAP, 1999)
1. Meningkatnya religiousity (rasa keberagamaan) masyarakat
2. Meningkatnya tuntutan kepada etika dan tanggungjawab sosial yang selama ini
nampak diabaikan oleh akuntansi konvensional
3. Semakin lambannya akuntansi konvensional mengantisipasi tuntutan masyarakat,
khususnya penekanan pada keadilan, kebenaran, dan kejujuran.
4. Kebangkitan umat islam khususnya kaum terpelajar yang merasakan keterbatasan
pada kapitalisme.
Dalam Asia Megatrends, Nasbit (1995:102) mengemukakan:
“Kebangkitan Islam, sebagaimana juga agama lain, sebagian disebabkan reaksi
terhadap modernisasi dan pengaruh luar lainnya. Dalam 25 tahun terakhir ini terlihat
pertumbuhan Islam yang taat sangat menakjubkan… Para remaja mengajarkan agama
dengan kegiatan yang lebih sensitive.”
6. SAMBUNGAN…
5. Perkembangan atau anatomi disiplin akuntansi itu sendiri yang
berproses dan berevolusi mencari kesempurnaan.
6. Kebutuhan akan sistem akuntansi dalam lembaga bisnis syariah
seperti Bank, Asuransi, Pasar Modal, Perdagangan, dll.
7. Kebutuhan yang semakin besar pada norma perhitungan zakat
dengan menggunakan norma akuntansi yang sudah mapan sebagai
dasar perhitungan.
8. Kebutuhan akan pencatatan, pertanggungjawaban dan pengawasan
harta ummat, misalnya dalam Baitul Maal atau kekayaan milik ummat
Islam (waqaf) atau organisasinya.
7. PUSH/FULL FACTORS, MENURUT HAMEED (2001):
• Pull Factors adalah faktor yang bersifat magnetik sebagai penarik,
sehingga munculnya permintaan akuntansi Islam pada berbagai praktek
bisnis. Faktor tersebut adalah:
a. Munculnya kebangkitan Islam keinginan untuk
menggunakan sistem dengan nilai Islam,
b. Munculnya proses Islami Ilmu pengetahuan berdasarkan
epistemology islam sehingga ilmu pengetahuan yang
dihasilkan Barat, mulai dikritisi dan disodorkan
pendekatan yang Islami.
• Push Factors adalah filosofi dan norma yang mendasari akuntansi
konvensional yang akan dikeluarkan dari nilai Islami karena ternyata
tidak “bebas nilai” (Value Netral: sekuler).
8. FAKTOR PENYEBAB AKUNTANSI ISLAM SANGAT
DIPERLUKAN TERUTAMA BAGI UMAT ISLAM
(WAN ISLAMIL, 2001)
• Adanya konsep “personal accountability” antara manusia dengan Allah dan antara
manusia dengan manusia.
• Adanya konsep dimana kekayaan, harta adalah milik Allah swt. Manusia hanya selaku
penerima amanah yang harus dipertanggungjawabkan penggunaannya kepada Allah
swt. Oleh karenanya pemanfaatannya harus sesuai dengan syariah.
• Perlunya proses distribusi kekayaan yang adil melalui sistem zakat.
Untuk menghitung dan melaporkan kekayaan dan tanggung-jawab yang menyatu di
dalamnya, maka diperlukan akuntansi.
9. DOMAIN (CAKUPAN) AKUNTANSI ISLAM
(S. SYAFRI HARAHAP, 2001)
• Syafri Harahap cenderung menggunakan metode rekonstruksi sebagaimana yang
dipakai oleh AAOIFI (Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial
Institution), yaitu mempelajari akuntansi konvensional secara mendalam, kemudian menilai
mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan nilai Islami.
• Perbedaan kedua akuntansi ini terbagi dalam beberapa level, misalnya: level filsafat,
konsep, prinsip, atau teknik opersionalnya.
• Kemungkinan besar yang berbeda pada tatanan filsafat, konsep, dan prinsipnya. Adapun
teknik, sistem, atau operasional perlakuan akuntansinya kemungkinan besar sama,
misalnya pemakaian jurnal, buku besar, dll., tetapi hal bentuk dan isi laporan bisa berbeda.
• Dari jenis laporan, IFASB (International Financial Accounting Standard Board) (1994),
menyarankan jenis laporan keuangannya adalah: Laporan Laba rugi; Sumber dan
Penggunaan Zakat dan Alqadrul Hasan; Laporan Arus Kas; Laporan Perubahan dalam
Modal; Laporan Perubahan Investasi yang dbatasi; Laporan Neraca atau Posisi Keuangan.
• Laporan Pertambahan Nilai dan laporan Neraca menurut nilai sekarang (Baydoun dan
Willet, 2000)
10. PEMAHAMAN SYARIAT
• Syariat berarti jalan/cara yang diajarkan Allah swt kepada ummatnya untuk mengatur
rambu-rambu kehidupan manusia, sehingga dapat mencapai tujuan untuk kehidupan di
dunia dan akhirat.
• Menurut Ajwar (1998), tujuan ditetapkan syariat oleh Allah swt:
a. Menjaga fitrah manusia
b. Agar berperilaku dan diperlakukan adil dan jujur
c. memberikan rasa aman dan damai.
• Menurut Al-Ghazali (Chapra, 2000) tujuan syariat adalah menjaga agar:
1. Keimanan tetap Istiqomah
2. Manusia hidup aman
3. Kegiatan Intelektual manusia berjalan baik dan berkembang
4. Manusia berketurunan secara berkesinambungan
5. tetap memelihara dan menikmati kekayaan nya secara aman dan baik.
11. BEBERAPA AKUNTANSI YANG DIKENAL DALAM ISLAM:
• Akuntansi Zakat
Kewajiban Zakat bagi muslim merupakan bukti betapa pentingnya peranan akuntansi,
tidak saja untuk perusahaan atau institusi, tetapi juga bagi perseorangan.
• Akuntansi Pemerintahan (Baitul Maal)
Baitul Maal merupakan rumah harta yang mengumpulkan berbagai sumber kekayaan
milik negara, provinsi atau kabupaten atau organisasi.
• Akuntansi Warisan
Untuk menghitung pembagian waris, Al’Quran telah memberikan beberapa petunjuk
seperti yang terdapat dalam Surat Annisa ayat 7-14. mewajibkan adanya perhitungan
atau pembagian yang memerlukan pengetahuan terhadap jumlah harta, nilainya,
kewajiban dll.
• Akuntansi Amal
Hisab dirimu sebelum dihisab oleh orang lain.
12. • Akuntansi Efisiensi
“Janganlah kamu menghambur-hamburkan harta-hartamu secara boros” (Al Israa: 26-
27). Sesungguhnya pemborosan itu adalah saudara syetan dan syetan itu sangat ingkar
kepada Tuhannya. Enthroven (Chapra, 1992) disarankan agar akuntansi dapat
dijadikan sebagai dasar untuk mengukur produktivitas dan efisiensi.
• Akuntansi Pertanggungjawaban atau Amanah
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya dan menyuruh kamu apabila menetapkan hukum diantara kamu
menetapkan dengan adil.” (An Nisaa, 58).
• Akuntansi Syarikat (Partnership)
• Akuntansi Bisnis Perusahaan
• Akuntansi Keluarga
13. KONSEP HARTA DALAM AL’QURAN
• Harta itu pada hakekatnya bukan milik manusia atau perusahaan, tetapi
milik Allah swt. Beberapa petunjuk dalam Al’Quran tentang harta
adalah:
• “Sesungguhnya kepunyaan Allah lah apa yang ada di langit dan di bumi’
(Yunus: 55)
• “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah tidaklah dapat kamu
menghitungnya” (Ibrahim: 34)
• “Harta adalah milik Allah, dan berilah kepada mereka yang
membutuhkan harta yang diberikanNya kepadamu” (An Nur: 33)
• Dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan
kecukupan” (An Najm: 48)
14. TUJUAN AKUNTANSI ISLAM:
1. Untuk menegakkan keadilan dan kebenaran
2. Untuk memberikan informasi
3. Untuk melakukan pencatatan
4. Untuk memberikan pertanggungjawaban atau menunaikan amanah