SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
Pajak Penghasilan
  PASAL 22
    Nurdin Hidayat
   UU No. 36 tahun 2008
   KMK No. 254/KMK.03/2001 jo KMK No.
    392/KMK.03/2001 jo KMK No. 236/KMK.03/2003 jo
    PMK No. 154/PMK.03/2007 jo PMK No.
    08/PMK.03/2008 jo PMK No. 210/PMK.03/2008
   SE-7/PJ.03/2008
   KEP DJP No. 401/PJ./2001
   KEP DJP No. 417/PJ./2001
   KEP 523/PJ./2001 jo KEP-25/PJ./2003 jo PER-
    23/PJ/2009
   PER-23/PJ/2009
   PPh Pasal 22 adalah
    pajak yang dipungut oleh bendaharawan
     pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun
     Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga-
     lembaga Negara lainnya
    berkenaan dengan pembayaran atas
     penyerahan barang,
    dan badan-badan tertentu baik badan
     pemerintah maupun swasta berkenaan
     dengan kegiatan di bidang impor atau
     kegiatan usaha di bidang lain
Pemungut Pajak
1.   Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas
     impor barang;
2.   Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara
     Pemerintah baik di tingkat Pusat ataupun di tingkat Daerah,
     yang melakukan pembayaran atas pembelian barang;
3.   Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah,
     yang melakukan pembelian barang dengan dana yang
     bersumber dari belanja negara (APBN) dan/atau belanja
     daerah (APBD), kecuali badan-badan tersebut pada angka 4;
4.   Bank Indonesia (BI), PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA),
     Perum Badan Urusan Logistik (BULOG), PT Telekomunikasi
     Indonesia (Telkom), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN),
     PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Steel, PT
     Pertamina, dan bank-bank BUMN yang melakukan
     pembelian barang yang dananya bersumber dari
     APBN maupun non-APBN;
Pemungut Pajak
5.   Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri
     semen, industri kertas, industri baja, dan industri
     otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan
     Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri;
6.   Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas
     atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.
7.   Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan,
      perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh
     Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk
     keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang
     pengumpul.
8.   Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang
     tergolong sangat mewah.

     Sumber: Permenkeu RI No. 210/Pmk.03/2008 Ttg Perubahan Kelima
     Atas Keputusan Menkeu No. 254/KMK.03/2001
Objek Pemungutan PPh Pasal 22
    Impor barang.
    Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh
     Dirjen Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik Pusat
     maupun Daerah.
    Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan BUMN
     dan BUMD yang dananya dari belanja negara dan atau
     belanja daerah.
    Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh
     badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok,
     kertas, baja dan industri otomotif.
    Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan
     badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang BBM
     premix dan gas.
    Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor
     industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor
     perhutanan, perkebunan, pertanian serta perikanan dari
     pedagang pengumpul.
Dikecualikan dari Pemungutan PPh Ps 22
a)   Import/penyerahan barang bedasarkan UU tidak terutang PPh.
b)   Import barang yg dibebaskan dari BM atau PPN (lihat next).
c)   Import sementara dan kemudian di-eksport kembali.
d)   Pembayaran yang jumlahnya maks Rp1 juta dan pembayaran
     tidak terpecah-pecah.
e)   Pembayaran untuk pembelian BBM, Listrik, Gas, Air Minum/
     PDAM dan benda-benda pos.
f)   Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan
     perhiasan dengan tujuan eksport.
g)   Pembayaran/ Pencairan dana JPS.
h)   Import kembali dari barang yg telah dieksport dengan kualitas
      sama, mis: tujuan pengujian, perbaikan yg memenuhi syarat
     Dirjen Bea Cukai.
    A, f  SKB Pajak
    B, c  sesuai UU/peraturan
    d, e, g, h  otomatis
Import Bebas PPnBM atau PPN
   barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang
    bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik.
   barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan
    terdaftar pada Pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang
    bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia.
   barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial,
    atau kebudayaan.
   barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain
    semacam itu yang terbuka untuk umum.
   barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu
    pengetahuan. barang untuk keperluan khusus tuna netra dan
    penyandang cacat lainnya.
   persenjataan. amunisi, dan penlengkapan militer, termasuk suku
    cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan
    keamanan negara.
   barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang
    bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara.
   barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan.
   peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah.
   barang pindahan.
   barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas
    batas, dan barang kiriman sampai batas nilai pabean dan
    ataujumlah tertentu
   barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah
    Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum.
   Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi
    Nasional (PIN).
   Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran
    agama.
   Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan
    kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal
    penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat
    keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang
    diimpor dan digunakan oleh perusahaan Pelayaran Niaga Nasional
    atau perusahaan penangkapan ikan nasional.
   Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan
    penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk
    perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh
    Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional.
   Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
    pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh
    PT KAI.
   Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto
    udara wilayah NKRI yang dilakukan oleh TNI.
Barang Yang Tergolong Sangat Mewah
   pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp.
    20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah);
   kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp.
    10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);
   rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga
    pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
    milyar rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500 m2 (lima
    ratus meter persegi);
   apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual
    atau pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh
    milyar rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2
    (empat ratur meter persegi)
   kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang
    dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle 
    (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya
    dengan harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima
    milyar rupiah) dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000
    cc.
   Atas kegiatan impor barang: terutang pada saat
    pembayaran bea masuk. Jika pembayaran Bea Masuk
    ditunda/dibebaskan  pada saat penyelesaian
    dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang)
   Atas kegiatan pembelian barang: terutang dan
    dipungut pada saat dilakukan pembayaran
   Atas penjualan hasil produksi (semen, dll):
    terutang dan dipungut pada saat penjualan
   Atas penjualan hasil produksi atau pengolahan
    barang (bahan bakar minyak): terutang dan
    dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah
    Pengeluaran Barang (delivery order)
   Atas Impor:
    1. Memiliki API (Angka Pengenal Impor) 2.5% x
    nilai impor (CIF + BM)
    2. Tdk Memiliki API  7.5% x nilai impor
    3. Lelang  7.5% x harga jual lelang
   Atas pembelian barang yang dipungut oleh
    Pemungut Pajak:
    1.5% x harga pembelian

   Atas penjualan hasil produksi atau pembelian
    yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak
    di bidang tertentu:
1.    Yang wajib dipungut oleh industri dan
      eksportir yang bergerak di sektor
      perhutanan, perkebunan, pertanian, dan
      perikanan atas pembelian bahan-bahan
      untuk keperluan industri atau ekspor
      mereka dari pedagang pengumpul:
      0,25% x harga pembelian (tdk termasuk PPN)
 2.   Di bidang industri semen: 0.25% x DPP PPN
 3.   Di bidang industri baja: 0.3% x DPP PPN
 4.   Di bidang industri kertas: 0.1% x DPP PPN
 5.   Atas penjualan semua jenis kendaraan bermotor:
      0.45% x DPP PPN
6.   Tarif PPh Pasal 22 yang ditetapkan untuk
     Pertamina dan Badan Usaha lainnya yang
     bergerak di bidang bahan bakar minyak:
                        SPBU Swasta          SPBU Pertamina

     Premium            0.3% x penjualan   0.25% x penjualan
     Solar              0.3% x penjualan   0.25% x penjualan
     Premix/ Super TT   0.3% x penjualan   0.25% x penjualan
     Minyak tanah                          0.3% x penjualan
     Gas LPG                               0.3% x penjualan
     Pelumas                               0.3% x penjualan
   Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu
    oleh importir yang menggunakan API:
    0.5% x nilai impor

   Atas penjualan barang yang tergolong sangat
    mewah :
    5% x harga jual
Lihat KMK No. 236/KMK.03/2003 Pasal 3
   PT Segara Alam melakukan
    transaksi pengadaan furniture
    dengan Pemda DKI dengan nilai
    pengadaan sebesar Rp 330 juta
    termasuk PPN. Bagaimanakah
    pemenuhan kewajiban perpajakan
    atas transaksi ini?
   PPh Ps. 22 yang harus dipungut oleh PEMDA
    DKI atas pengadaan furniture:
    1.5% x 100/110 x 330 juta = Rp 4,5 juta
   Jumlah yang harus dibayarkan oleh PEMDA
    DKI ke PT Segara Alam :
    Rp 330 juta – Rp 30 juta (PPN yang dipungut)
    – Rp 4,5 juta (PPh Ps. 22 yang dipungut) = Rp
    295,5 juta
   Pada bulan Januari 2009, PT Casa de Chantique
    melakukan impor ornamen untuk hiasan rumah
    dengan keterangan sebagai berikut:
    Cost barang = Rp 100 juta
    Insurance = Rp 20 juta
    Freight     = Rp 25 juta
    Bea Masuk = Rp 5 juta
    Sewa gudang di pelabuhan = Rp 2 juta
    PPN 10%, PPnBM 30%
    memiliki Angka Pengenal Impor (API).
    Berapakah besarnya PPh pasal 22 atas transaksi
    impor ini?
   Penghitungan PPh Pasal 22 atas impor adalah
    dengan mengalikan tarif dengan nilai impor.
   Bagi importir yang memiliki API besarnya
    tarif adalah 2,5%.
   Nilai impor adalah jumlah dari cost,
    insurance, freight ditambah bea masuk resmi
    berdasarkan Undang-undang.
   Dengan demikian besarnya nilai impor adalah
    Rp 150 juta (100jt+20jt+25jt+5jt).
   PPh 22 terhutang :
    2,5% x Rp 150 juta = Rp 3.750.000
   PT Toyota Astra Motor melakukan penjualan
    mobil kepada para pembeli sebesar
    Rp10.000.000.000,00.

    Atas penjualan tersebut, PT Toyota Astra Motor
    wajib memungut PPh Pasal 22 sebesar (0,45% x
    Rp10.000.000.000,00) = Rp. 45.000.000,00 pada
    saat penjualan.
   PT Hutan Jaya merupakan industri pengolah kayu
    lapis, melakukan pembelian kayu lapis sebesar
    Rp1.000.000.000,00 dari para pedagang pengumpul
    dari para petani.

    Atas pembelian tersebut PT Hutan Jaya harus
    memungut PPh Pasal 22 sebesar: Rp2.500.000,00
    (0,25%x Rp1.000.000.000,00).
CONTOH KASUS 5
PT. Andalas mendapatkan proyek pengadaan Alat-alat
Laboratorium sesuai kontrak sebesar Rp. 250.000.000.
Pertanyaan :

1. Berapa PPh Pasal 22, apabila harga kontrak tersebut
   sudah termasuk PPN sebesar 10% ?

    1,5% X (100/110 X Rp. 250.000.000) = Rp. 3.409.091
2. Berapa PPh Pasal 22, apabila harga tersebut belum termasuk PPN sebesar 10% ?




  1,5% X Rp. 250.000.000 = Rp. 3.750.000
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Bahan ajar rekonsiliasi bank
Bahan ajar rekonsiliasi bankBahan ajar rekonsiliasi bank
Bahan ajar rekonsiliasi bankGendhuk Nugroho
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhMahyuni Bjm
 
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - PT Bintang Lima
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - PT Bintang LimaPratikum akuntansi perusahaan manufaktur - PT Bintang Lima
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - PT Bintang LimaYan Chen
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Maiya Maiya
 
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24mas karebet
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sujatmiko Wibowo
 
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmTarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmVeD VeD
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Amrul Rizal
 
Tugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDARTugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDAROwnskin
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2DIANA LESTARI
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMkaromah95
 
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAAkuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAMahyuni Bjm
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannyaRPG Gultom
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiYABES HULU
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impasAtha Meidy
 

What's hot (20)

Contoh kasus pph pasal 22
Contoh kasus pph pasal 22Contoh kasus pph pasal 22
Contoh kasus pph pasal 22
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Bahan ajar rekonsiliasi bank
Bahan ajar rekonsiliasi bankBahan ajar rekonsiliasi bank
Bahan ajar rekonsiliasi bank
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - PT Bintang Lima
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - PT Bintang LimaPratikum akuntansi perusahaan manufaktur - PT Bintang Lima
Pratikum akuntansi perusahaan manufaktur - PT Bintang Lima
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 
Contoh biaya standar
Contoh biaya standarContoh biaya standar
Contoh biaya standar
 
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
Perpajakan PPh Pasal 23 dan 24
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah - 2
 
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bmTarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
Tarif dan perhitungan ppn dan ppn bm
 
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan" Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
Akuntansi keuangan I "Persediaan : Masalah Penilaian Tambahan"
 
Tugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDARTugas 4 BIAYA STANDAR
Tugas 4 BIAYA STANDAR
 
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
UTANG WESEL JANGKA PANJANG. akuntansi keuangan menengah 2
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDAAkuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
Akuntansi Kas dan Setara Kas PEMDA
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
 
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/RugiJawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
Jawaban Harga Pokok Produksi dan Laporan Laba/Rugi
 
Analisis titik impas
Analisis titik impasAnalisis titik impas
Analisis titik impas
 

Similar to PPhPasal22Furniture

Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Asep suryadi
 
Bagian 5 selvi
Bagian 5 selviBagian 5 selvi
Bagian 5 selvienjiem
 
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxPPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxREFALDIRIHSAN
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22Dede Azis Nagara
 
Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22Dudi Wahyudi
 
PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA P...
PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA P...PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA P...
PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA P...Muhammad Rafi Kambara
 
1584192420212_KREDIT PAJAK PPH 22.pptx
1584192420212_KREDIT PAJAK PPH 22.pptx1584192420212_KREDIT PAJAK PPH 22.pptx
1584192420212_KREDIT PAJAK PPH 22.pptxHanyPutuhena2
 
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Sidik Abdullah
 
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4tondok
 
Fffffffffffff
FffffffffffffFffffffffffff
Ffffffffffffffebri2nd
 

Similar to PPhPasal22Furniture (20)

Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
PPH 22.pptx
PPH 22.pptxPPH 22.pptx
PPH 22.pptx
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22
 
PPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptxPPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptx
 
Bagian 5 selvi
Bagian 5 selviBagian 5 selvi
Bagian 5 selvi
 
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxPPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
 
Pph psl 22
Pph psl 22Pph psl 22
Pph psl 22
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22
 
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
Rencana pelaksanaan pembelajaran 22
 
PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22Tabel PPh Pasal 22
Tabel PPh Pasal 22
 
Pphpasal22
Pphpasal22Pphpasal22
Pphpasal22
 
Pph pasal 22
Pph pasal 22Pph pasal 22
Pph pasal 22
 
PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA P...
PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA P...PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA P...
PPN, KARAKTERISTIK PPN, OBJEK PPN, SUBJEK PPN, BARANG KENA PAJAK, JASA KENA P...
 
1584192420212_KREDIT PAJAK PPH 22.pptx
1584192420212_KREDIT PAJAK PPH 22.pptx1584192420212_KREDIT PAJAK PPH 22.pptx
1584192420212_KREDIT PAJAK PPH 22.pptx
 
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
Bab 5 pajak penghasilan pasal 22 & pasal 24
 
Acong
AcongAcong
Acong
 
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
Bendahara pemerintah-p ph-222342-ppn_4
 
Fffffffffffff
FffffffffffffFffffffffffff
Fffffffffffff
 

More from eryeryey

teori kognivistik
teori kognivistikteori kognivistik
teori kognivistikeryeryey
 
teori behavioristik
 teori behavioristik teori behavioristik
teori behavioristikeryeryey
 
prinsip pembelajaran
prinsip pembelajaranprinsip pembelajaran
prinsip pembelajaraneryeryey
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaaneryeryey
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islameryeryey
 
Hukum Islam
Hukum IslamHukum Islam
Hukum Islameryeryey
 
Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan dan Pengembangan SDMPelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan dan Pengembangan SDMeryeryey
 
Perencanaan karir
Perencanaan karirPerencanaan karir
Perencanaan karireryeryey
 
Daftar kepustakaan
Daftar kepustakaanDaftar kepustakaan
Daftar kepustakaaneryeryey
 
Game di kelas
Game di kelasGame di kelas
Game di kelaseryeryey
 
Fungsi administrasi
Fungsi administrasiFungsi administrasi
Fungsi administrasieryeryey
 
Hakikat Komunikasi
Hakikat KomunikasiHakikat Komunikasi
Hakikat Komunikasieryeryey
 
Alasan Manusia Berkomunikasi
Alasan Manusia BerkomunikasiAlasan Manusia Berkomunikasi
Alasan Manusia Berkomunikasieryeryey
 
Laporan Observasi Hotel
Laporan Observasi HotelLaporan Observasi Hotel
Laporan Observasi Hoteleryeryey
 
Modal Ventura
Modal VenturaModal Ventura
Modal Venturaeryeryey
 
8 anjak piutang
8   anjak piutang8   anjak piutang
8 anjak piutangeryeryey
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23eryeryey
 
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02eryeryey
 

More from eryeryey (20)

teori kognivistik
teori kognivistikteori kognivistik
teori kognivistik
 
teori behavioristik
 teori behavioristik teori behavioristik
teori behavioristik
 
prinsip pembelajaran
prinsip pembelajaranprinsip pembelajaran
prinsip pembelajaran
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
IPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan IslamIPTEK dalam Pandangan Islam
IPTEK dalam Pandangan Islam
 
Hukum Islam
Hukum IslamHukum Islam
Hukum Islam
 
Pelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan dan Pengembangan SDMPelatihan dan Pengembangan SDM
Pelatihan dan Pengembangan SDM
 
Perencanaan karir
Perencanaan karirPerencanaan karir
Perencanaan karir
 
Daftar kepustakaan
Daftar kepustakaanDaftar kepustakaan
Daftar kepustakaan
 
Game di kelas
Game di kelasGame di kelas
Game di kelas
 
Fungsi administrasi
Fungsi administrasiFungsi administrasi
Fungsi administrasi
 
Hakikat Komunikasi
Hakikat KomunikasiHakikat Komunikasi
Hakikat Komunikasi
 
Alasan Manusia Berkomunikasi
Alasan Manusia BerkomunikasiAlasan Manusia Berkomunikasi
Alasan Manusia Berkomunikasi
 
Laporan Observasi Hotel
Laporan Observasi HotelLaporan Observasi Hotel
Laporan Observasi Hotel
 
Modal Ventura
Modal VenturaModal Ventura
Modal Ventura
 
8 anjak piutang
8   anjak piutang8   anjak piutang
8 anjak piutang
 
Pegadaian
PegadaianPegadaian
Pegadaian
 
Leasing
LeasingLeasing
Leasing
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23
 
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
Manajemenlogistikmaterial 121205042747-phpapp02
 

PPhPasal22Furniture

  • 1. Pajak Penghasilan PASAL 22 Nurdin Hidayat
  • 2. UU No. 36 tahun 2008  KMK No. 254/KMK.03/2001 jo KMK No. 392/KMK.03/2001 jo KMK No. 236/KMK.03/2003 jo PMK No. 154/PMK.03/2007 jo PMK No. 08/PMK.03/2008 jo PMK No. 210/PMK.03/2008  SE-7/PJ.03/2008  KEP DJP No. 401/PJ./2001  KEP DJP No. 417/PJ./2001  KEP 523/PJ./2001 jo KEP-25/PJ./2003 jo PER- 23/PJ/2009  PER-23/PJ/2009
  • 3. PPh Pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga- lembaga Negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain
  • 4. Pemungut Pajak 1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barang; 2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik di tingkat Pusat ataupun di tingkat Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang; 3. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara (APBN) dan/atau belanja daerah (APBD), kecuali badan-badan tersebut pada angka 4; 4. Bank Indonesia (BI), PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA), Perum Badan Urusan Logistik (BULOG), PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Steel, PT Pertamina, dan bank-bank BUMN yang melakukan pembelian barang yang dananya bersumber dari APBN maupun non-APBN;
  • 5. Pemungut Pajak 5. Badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya di dalam negeri; 6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas. 7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul. 8. Wajib Pajak Badan yang melakukan penjualan barang yang tergolong sangat mewah. Sumber: Permenkeu RI No. 210/Pmk.03/2008 Ttg Perubahan Kelima Atas Keputusan Menkeu No. 254/KMK.03/2001
  • 6. Objek Pemungutan PPh Pasal 22  Impor barang.  Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Dirjen Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik Pusat maupun Daerah.  Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan BUMN dan BUMD yang dananya dari belanja negara dan atau belanja daerah.  Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang industri semen, rokok, kertas, baja dan industri otomotif.  Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh Pertamina dan badan usaha selain Pertamina yang bergerak di bidang BBM premix dan gas.  Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian serta perikanan dari pedagang pengumpul.
  • 7. Dikecualikan dari Pemungutan PPh Ps 22 a) Import/penyerahan barang bedasarkan UU tidak terutang PPh. b) Import barang yg dibebaskan dari BM atau PPN (lihat next). c) Import sementara dan kemudian di-eksport kembali. d) Pembayaran yang jumlahnya maks Rp1 juta dan pembayaran tidak terpecah-pecah. e) Pembayaran untuk pembelian BBM, Listrik, Gas, Air Minum/ PDAM dan benda-benda pos. f) Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan perhiasan dengan tujuan eksport. g) Pembayaran/ Pencairan dana JPS. h) Import kembali dari barang yg telah dieksport dengan kualitas sama, mis: tujuan pengujian, perbaikan yg memenuhi syarat Dirjen Bea Cukai.  A, f  SKB Pajak  B, c  sesuai UU/peraturan  d, e, g, h  otomatis
  • 8. Import Bebas PPnBM atau PPN  barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik.  barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan terdaftar pada Pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia.  barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, atau kebudayaan.  barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum.  barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. barang untuk keperluan khusus tuna netra dan penyandang cacat lainnya.  persenjataan. amunisi, dan penlengkapan militer, termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara.  barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara.  barang contoh yang tidak untuk diperdagangkan.  peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah.  barang pindahan.
  • 9. barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai batas nilai pabean dan ataujumlah tertentu  barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan umum.  Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN).  Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama.  Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional.  Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional.  Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT KAI.  Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah NKRI yang dilakukan oleh TNI.
  • 10. Barang Yang Tergolong Sangat Mewah  pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp. 20.000.000.000,00 (dua puluh milyar rupiah);  kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah);  rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan luas bangunan lebih dari 500 m2 (lima ratus meter persegi);  apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual atau pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dan/atau luas bangunan lebih dari 400 m2 (empat ratur meter persegi)  kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle  (SUV), multi purpose vehicle (MPV), minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah) dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc.
  • 11. Atas kegiatan impor barang: terutang pada saat pembayaran bea masuk. Jika pembayaran Bea Masuk ditunda/dibebaskan  pada saat penyelesaian dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang)  Atas kegiatan pembelian barang: terutang dan dipungut pada saat dilakukan pembayaran  Atas penjualan hasil produksi (semen, dll): terutang dan dipungut pada saat penjualan  Atas penjualan hasil produksi atau pengolahan barang (bahan bakar minyak): terutang dan dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang (delivery order)
  • 12. Atas Impor: 1. Memiliki API (Angka Pengenal Impor) 2.5% x nilai impor (CIF + BM) 2. Tdk Memiliki API  7.5% x nilai impor 3. Lelang  7.5% x harga jual lelang  Atas pembelian barang yang dipungut oleh Pemungut Pajak: 1.5% x harga pembelian  Atas penjualan hasil produksi atau pembelian yang dilakukan oleh badan usaha yang bergerak di bidang tertentu:
  • 13. 1. Yang wajib dipungut oleh industri dan eksportir yang bergerak di sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul: 0,25% x harga pembelian (tdk termasuk PPN) 2. Di bidang industri semen: 0.25% x DPP PPN 3. Di bidang industri baja: 0.3% x DPP PPN 4. Di bidang industri kertas: 0.1% x DPP PPN 5. Atas penjualan semua jenis kendaraan bermotor: 0.45% x DPP PPN
  • 14. 6. Tarif PPh Pasal 22 yang ditetapkan untuk Pertamina dan Badan Usaha lainnya yang bergerak di bidang bahan bakar minyak: SPBU Swasta SPBU Pertamina Premium 0.3% x penjualan 0.25% x penjualan Solar 0.3% x penjualan 0.25% x penjualan Premix/ Super TT 0.3% x penjualan 0.25% x penjualan Minyak tanah 0.3% x penjualan Gas LPG 0.3% x penjualan Pelumas 0.3% x penjualan
  • 15. Atas impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang menggunakan API: 0.5% x nilai impor  Atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah : 5% x harga jual
  • 16. Lihat KMK No. 236/KMK.03/2003 Pasal 3
  • 17. PT Segara Alam melakukan transaksi pengadaan furniture dengan Pemda DKI dengan nilai pengadaan sebesar Rp 330 juta termasuk PPN. Bagaimanakah pemenuhan kewajiban perpajakan atas transaksi ini?
  • 18. PPh Ps. 22 yang harus dipungut oleh PEMDA DKI atas pengadaan furniture: 1.5% x 100/110 x 330 juta = Rp 4,5 juta  Jumlah yang harus dibayarkan oleh PEMDA DKI ke PT Segara Alam : Rp 330 juta – Rp 30 juta (PPN yang dipungut) – Rp 4,5 juta (PPh Ps. 22 yang dipungut) = Rp 295,5 juta
  • 19. Pada bulan Januari 2009, PT Casa de Chantique melakukan impor ornamen untuk hiasan rumah dengan keterangan sebagai berikut: Cost barang = Rp 100 juta Insurance = Rp 20 juta Freight = Rp 25 juta Bea Masuk = Rp 5 juta Sewa gudang di pelabuhan = Rp 2 juta PPN 10%, PPnBM 30% memiliki Angka Pengenal Impor (API). Berapakah besarnya PPh pasal 22 atas transaksi impor ini?
  • 20. Penghitungan PPh Pasal 22 atas impor adalah dengan mengalikan tarif dengan nilai impor.  Bagi importir yang memiliki API besarnya tarif adalah 2,5%.  Nilai impor adalah jumlah dari cost, insurance, freight ditambah bea masuk resmi berdasarkan Undang-undang.  Dengan demikian besarnya nilai impor adalah Rp 150 juta (100jt+20jt+25jt+5jt).  PPh 22 terhutang : 2,5% x Rp 150 juta = Rp 3.750.000
  • 21. PT Toyota Astra Motor melakukan penjualan mobil kepada para pembeli sebesar Rp10.000.000.000,00. Atas penjualan tersebut, PT Toyota Astra Motor wajib memungut PPh Pasal 22 sebesar (0,45% x Rp10.000.000.000,00) = Rp. 45.000.000,00 pada saat penjualan.
  • 22. PT Hutan Jaya merupakan industri pengolah kayu lapis, melakukan pembelian kayu lapis sebesar Rp1.000.000.000,00 dari para pedagang pengumpul dari para petani. Atas pembelian tersebut PT Hutan Jaya harus memungut PPh Pasal 22 sebesar: Rp2.500.000,00 (0,25%x Rp1.000.000.000,00).
  • 23. CONTOH KASUS 5 PT. Andalas mendapatkan proyek pengadaan Alat-alat Laboratorium sesuai kontrak sebesar Rp. 250.000.000. Pertanyaan : 1. Berapa PPh Pasal 22, apabila harga kontrak tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10% ? 1,5% X (100/110 X Rp. 250.000.000) = Rp. 3.409.091 2. Berapa PPh Pasal 22, apabila harga tersebut belum termasuk PPN sebesar 10% ? 1,5% X Rp. 250.000.000 = Rp. 3.750.000