SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
DISAMPAIKAN PADA PERKULIAHAN
PROGRAM PASCASARJANA
MANAJEMEN PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM
AT-THAHIRIYAH JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2014/2015
OLEH:
DR. H. KURNALI SOBANDI, M.M.
FILSAFAT ILMU
APA ITU FILSAFAT?
Arti Semantik Filsafat
Filsafat = mater scientiarum
(induk segala ilmu)
Filsafat (Ina) = Falsafah (Arab) = Philosophy
(Ing) = Philosophia (Latin) = Philosophie
(Jerman, Belanda, Prancis), Philosophia
(Yunani)
Filsafat itu:
1. Ilmu tertua yang masih tetap eksis hingga sekarang
2. Materi ilmu filsafat ini sangat sulit, dengan
pernyataan yang sering terlontar seperti ini:
Bukanlah ilmu filsafat jika tidak terjadi kebingungan
saat belajar.
PADAHAL FILSAFAT ITU……
Filsafat sebenarnya telah hadir di sela-sela kehidupan
kita,
Namun banyak orang tidak menyadari hal itu.
Contohnya:
1. Kita pernah berfikir secara radikal mempertanyakan
dan menggugat segala sesuatu yang telah
dikonsepsikan.
2. Kita melontarkan pertanyaan yang dimunculkan
secara radikal untuk mengetahui secara mendalam
suatu objek pengamatan/ pembahasan.
“Karena filsafat tidak pernah tuntas/final karena
selalu ada kritik terhadap ilmu-ilmu yang telah ada.”
BERFILSAFAT ITU TERGANTUNG KEPADA
KUALITAS PERSONAL:
A. MOTIVASI
1. Apakah latar belakang ia mempelajari filsafat?
2. Apa tujuan individu mempelajari filsafat? Apakah untuk
peningkatan kapasitas intelektual tentang filsafat, untuk
gagah-gagahan sebagai bentuk kesombongan akan
kehebatannya berfilsafat,
3. Apa dorongan yang membuatnya belajar filsafat?
“Kendati beragamnya latar belakang di atas namun yang
harus diingat bahwa pada hakikatnya jika seseorang
mempelajari filsafat dengan baik maka akan terlihat dalam
akhlak moralitasnya sebagai orang yang makin bijaksana
dalam dinamika kehidupan”
HAKIKAT TUJUAN FILSAFAT
Hal ini senada dengan terminologi filsafat
yang
cinta akan kebenaran, cinta akan
kebijaksanaan,
cinta akan kecintaan.
ARTI SEMANTIK FILSAFATPhilosophia :
philein (mencintai) + sophos (bijaksana)
philos (teman) + sophia
(kebijaksanaan)
• Pythagoras (572-497
SM)“philosophos”
(lover of wisdom)
• Filosof bukan orang yang sudah
mencapai & memiliki kebenaran, tetapi
selalumengejar & mencintai kebenaran
TUJUAN IDEAL SEORANG FILOSUF MODERN
Harus ada tujuan untuk menjadi filsuf-filsuf
modern yang senantiasa menjadi pencinta
sejati (cinta kepada Tuhan, sesama manusia
dan alam semesta), menjadi orang bijak di
tengah hiruk-pikuk keduniaan di zaman yang
serba canggih ini.
MOTIVASI BERFILSAFAT
Motivasi Berfilsafat terbagi menjadi 2 bagian:
1. Motivasi diri (internal). Secara internal kita
perlu menyadari kapasitas dan bakat bawaan
kita sebagai manusia yang bisa mempelajari
apa pun ilmu di dunia ini. Mempelajari filsafat
juga adalah mempelajari diri sendiri dengan
demikian kita bisa memahami Tuhan sebagai
penguasa jagat raya sesuai pepatah arab
“barang siapa mengenal dirinya maka ia
mengenal Tuhannya”.
MOTIVASI EKSTERNAL
2. Motivasi lingkungan (eksternal). Secara eksternal kita perlu:
a. bergaul dengan orang-orang yang dekat dengan filsafat dan
punya
pengetahuan lebih tentang filsafat.
b. mengamati gejala alam sebagai realitas dan objek kajian
filsafat
yang memberikan suasana menakjubkan bagi manusia.
c. membaca sebanyak-banyaknya biografi para filsuf ternama
untuk
meningkatkan motivasi diri agar bisa mencontohi para filsfuf
yang
luar biasa itu.
d. menggunakan metode apa pun yang terpenting bisa efektif,
efisien dan enjoy dalam membangun semangat berfilsafat baik
secara teoritis maupun tindakan, baik secara kognitif, afektif
maupun psikomotorik.
B. MELUASKAN PARADIGMA
Paradigma merupakan contoh; pedoman; teladan;
yang dipakai untuk menunjukkan gugusan sistem
pemikiran; bentuk
kasusdan pola pemecahannya. (Maulana dkk, 2011).
Paradigma menyangkut kerangka berfikir, sistem berfikir,
cara berfikir, metode berfikir yang kesemuanya
menyangkut pandangan manusia terhadap segala
sesuatu.
Jika kita mempelajari filsafat maka kita harus memiliki
landasan yang kokoh. Di antaranya adalah luasnya
wacana intelektual kita tentang segala ilmu baik ilmu
alam, bahasa, agama, maupun ilmu sosial lainnya.
FILSAFAT ADALAH INDUK SEGALA ILMU
1. Filsafat menjadi induk ilmu pengetahuan bahkan
pendamping ilmu pengetahuan.
2. Kerangka filsafat juga dipakai dalam menelaah ilmu
pengetahuan.
Dengan demikian secara konkrit kita wajib mendalami ilmu-ilmu
alam seperti matematika, kimia, fisika, biologi, kosmologi dan
sebagainya, ilmu sosial seperti ekonomi, antropologi, estetika,
etika, geografi, sejarah, agama serta ilmu bahasa dan sastra, di
lain sisi kita perlu mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan
kerangka epistimologi seperti logika, analogi, silogisme, teori
kebenaran, mazhab berfikir, kerangka berfikir, metode ilimiah
dan sebagainya sehingga menambah wawasan kita dan
menjadi bekal dalam mempelajari filsafat.
C. MEMUNCULKAN INSPIRASI
Inspirasi diartikan sebagai intuisi; ilham;
pengaruh (dari dalam yang
membangkitkan kreatif; penarikan napas
ke
dalam). (Maulana dkk, 2011).
Banyak cara yang dilakukan manusia dalam menggapai
inspirasi maksimal, ada yang mengambil jalan meditasi,
memandang pemandangan indah alam semesta,
saat hendak tidur malam hingga terbawa dalam
mimpi, memandang orang yang dicintai,
CONTOH INSPIRASI
Dalam kaitannya dengan filsafat kita dapat
mencontohi Abraham/Ibrahim AS dalam
mencari tahu Tuhannya, Abraham
terinspirasi lewat alam dan memadukan
antara inspirasi dan penasaran serta
mengambil kesimpulan dari sesuatu
yang membingungkan, mencengangkan
dan menakjubkan.
ALUR BELAJAR FILSAFAT
1. Belajar Sejarah Filsafat
 Pola pikir manusia dari mitosentris menjadi
logosentris.
 Setelah adanya filsafat: masyarakat Yunani
menjadi rasional dalam memandang fenomena
alam tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa
 Adanya filsafat: manusia Yunani yang awalnya
pasif dalam menghadapi fenomena alam
menjadi lebih proaktif dan kreatif.
 Dengan Filsafat ilmu menjadi berkembang.
ZAMAN YUNANI
 Thales (624-546 SM) adalah filosuf pertama,
yang mula-mula bertanya: “Apa sebenarnya
asal usul alam semesta?” ia mengatakan
bahwa asal usul alam berasal dari air.
 Anaximandros (610-540 SM) berbeda dengan
Thales, bahwa substansi pertama itu bersifat
kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya.
Asal alam bukan berasal dari unsur-unsur yang
ada seperti air dan tanah.
 Heraklitos (540-480 SM), mengatakan bahwa
alam bisa berubah-rubah.
FILOSUF-FILOSUF YUNANI KLASIK (DISEBUT
FILOSUF ALAM)
 Paramenides (515-440 SM): gerak dan
perubahan tidak mungkin terjadi.
 Pythagoras (580-500 SM): mengembalikan
segala sesuatu kepada bilangan (kuantitas),
semua realitas dapat diukur dengan
bilangan. Dari sini lahirlah ilmu pasti dan ilmu
alam.
 Demokritus bapak politik: konsep Demokrasi
(dari/oleh.untuk rakyat
TO BE CONTINUED
 Kaum Sofis ukuran kebenaran bukan pada alam tetapi
ukuran kebenaran ada pada manusia, tokohnya yaitu:
 Protagoras (481-411 SM) disebut masa transisi, ia
mengatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran.
Tidak la Pernyataan ini merupakan cikal bakalnya
humanisme.
 Gorgias (483-375 SM), menurutnya: ada tiga proposisi: 1.
tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya
tidak ada. 2. bila sesuatu itu ada ia tidak akan dapat
diketahui. 3. sekalipun realitas itu dapat diketahui ia tidak
akan dapat kita beritahukan kepada orang lain.
ZAMAN YUNANI:
MASA TRANSISI (DISEBUT KAUM SOFIS ATAU
KAUM RELATIVISME)
 Socrates (470-399 SM): pengetahuan yang sangat
berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Ia
berkata: “Kenalilah dirimu sendiri”
 Plato (429-347 SM), menurutnya esensi itu
mempunyai realitas dan realitas yang ada di alam
idea dan bersifat universal.
 Aristoteles ((385-322 SM) filsafat disatukan menjadi
satu sistem: logika, matematika, fisika, dan
metafisika.
 Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa
yang disebut silogisme. Disebut juga logika deduktif
ZAMAN KEEMASAN YUNANI
 Pada dasarnya silogisme terdiri dari tiga
premis:
1. Semua Manusia akan mati (premis
mayor)
2. Fulan seorang Manusia ( premis
minor)
3. Fulan akan mati (konklusi/kesimpulan)
TO BE CONTINUED
BELAJAR DARI METODOLOGI FILSAFAT
Metodologi mempelajari filsafat
terbagi menjadi 3 bagian besar
yakni ontologi, epistimologi dan
aksiologi.
ONTOLOGI
 Berasal dari bahasa Yunani: On= Being, dan
Logos=Logic, Ontologi The Theory of Being
qua Being, teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan.
 Ontologi adalah membahas apa yang ingin
kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu
atau suatu pengkajian mengenai teori
tentang “ada”
PERTANYAAN DALAM ONTOLOGI
Pemahaman merupakan langkah awal untuk
membuka makna sesuatu dan pemahaman bagian
aspek ontologis terpenting untuk mengkaji suatu
ilmu, tanpa pemahaman terlebih dahulu dalam
mengkaji ilmu maka akan menjadi hampa. Hanya
untuk paham suatu ilmu tidak sekedar pemahaman
pasif tapi diperlukan pemahaman yang kreatif,
radikal, dan murni agar menjadi jelas makna di
balik ilmu itu sendiri.
DALAM KITAB KLASIK
Shaekh al-Zarnuji, pengarang
kitab Ta’lim al-Mutallim, bahwa
awal dari segala ilmu adalah
pemahaman dan pemahaman
lebih baik dari hafalan.
LANJUTAN..
Pemahaman yang murni didorong oleh fakta dan
begitu banyak asumsi yang beredar tentang
sesuatu hal didasari sering kali bukan atas dasar
pemahaman yang sungguh-sungguh atas hal
tersebut, melainkan sekedar merupakan
pengulangan atas pemahaman yang telah ada.
Sebagai akibatnya, asumsi tentang sesuatu lebih
berupa asumsi tentang sesuatu sebagaimana
dikatakan orang tentangnya, dan bukan sesuatu
sebagai sesuatu itu sendiri.
LANJUTAN..
Kunci untuk mencapai essensi dari suatu ilmu
yang diharapkan oleh para pencarinya
adalah dengan membuat pertanyaan
sistematis kualitas pemahaman akan
sesuatu sangat ditentukan sejauh mana
model pertanyaan yang diajukan dalam
rangka mendapatkan hakikat sesuatu itu
ONTIS DAN ONTOLOGIS
 Dari sini ada dua jenis pertanyaan bahwa
kesadaran seseorang terhadap sesuatu melalui
dua pertanyaan, yaitu pertanyaan ontis dan
pertanyaan ontologis.
 Pertanyaan ontis adalah jenis pertanyaan untuk
menanyakan sesuatu apa adanya dan cukup
dengan pertanyaan apa itu? Pertanyaan ontis
tidak sampai kepada implikasi bagaimana
kelanjutan pertanyaan itu cukup dengan
sekederanya sama seperti pertanyaan dalam
kehidupan sehari-hari.
LANJUTAN..
 Pertanyaan ontis kelihatanya sederhana dalam
bentuk pertanyaan dan jawaban pertanyaan namun
tetap urgen untuk membuka pemahaman awal,
karena dengan pertanyaan ini kita dapat mengetahui
fakta sesuatu. Sedangkan pertanyaan ontologis
adalah jenis pertanyaan yang lebih dari pertanyaan
ontis, kalau pertnyaan ontis lebih pada pertanyaan
luar, sedang pertanyaan ontologis adalah cara untuk
mengetahui hakikat sesuatu dengan jernih dan
radikal. Pertanyaan ini tidak sekedar bertanya, tetapi
mempertanyakan, tidak sekedar mengajukan
pertanyaan, tetapi memperkaya pertanyaan.
EPISTEMOLOGI
 Epistemologi sebagai ilmu yang
membahas sumber struktur, metode
dan validitas pengetahuan.
 Ilmu yang membahas tentang keaslian,
pengertian, struktur, metode dan
validitas ilmu pengetahuan.
LANJUTAN..
 Epistemologi intinya adalah mengkaji
pengertian secara mendasar dan
komprehensip baik substansi pengetahuan
maupun metode serta strukturnya sehingga
mendapatkan teori pengetahuan yang utuh
 Ruang lingkup epistemologi meliputi hakikat,
sumber dan validitas pengetahuan.
AKSIOLOGI
 Aksiologi merupakan golnya
pengetahuan
 Aksiologi berasal dari bahasa Yunani
Axios yang berarti nilai dan logos berarti
teori. Aksiologi adalah teori tentang nilai
LANJUTAN…
 Aksiologi teori nilai yang berkaitan dengan
kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh
 Aksiologi ada tiga bagian. Pertama, moral
conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini
melahirkan disiplin khusus, yakni etika.
Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi
keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan.
Ketiga, sosio-political life, yaitu kehidupan
sosial politik, yang akan melahirkan filsafat
sosio-politik.
AKSIOLOGI: ETIKA, ESTETIKA,
LOGIKA
Nilai Etika (baik atau buruk)
Nilai Estetika (indah atau jelek)
Nilai Logika (benar atau salah)
AKSIOLOGI ILMU DALAM TASAWUF
 Dengan Ilmu seseorang agar taat dalam beragama
 Ilmu menjadi syarat penting sebagai dasar bagi
lahirnya amal yang benar
 Ilmu merupakan syarat bagi perbuatan untuk menjadi
benar
 Ilmu tanpa aksiologi (nilai/akhlaq), maka ilmu akan
menjadikannya sebagai sumber kehinaan bagi
pemiliknya.
 Ilmu sebagai cermin perbuatan seseorang (perbuatan
seseorang adalah buah dari ilmunya).
 Tidak bisa memisahkan ilmu dan perbuatan
PROBLEM ILMU??
Seyogyanya Ilmu (baca: pendidikan) harus
mensupport posisi manusia agar makin dekat
dengan Tuhannya. Karena kepada Tuhan lah
manusia akan berakhir. Selain hal demikian,
manusia juga diberi amanat kekhalifahan.
Setidaknya ada dua tugas kekhalifahan tersebut
yakni untuk menjaga agama (hirasat ad-din) dan
mengelola dunia seisinya (siyasat ad-dunya).
Pendidikan-sekali lagi-seyogyanya memperteguh
peran manusia sebagai khalifah di muka bumi.
LANJUTAN
Perhatikan bagaimana negara secara jor joran
mempromosikan pembukaan lembaga pendidikan
yang membekali peserta didik dengan kompetensi
vokasi, dan selama prosesnya mengabaikan
kompetensi penjagaan atas ajaran agama. Efek
kemanusiaannya sungguh luar biasa. Wajar jika
ketika mereka bekerja, pelanggaran norma agama
marak terjadi seperti korupsi, tidak disiplin, dan
sejenisnya. betapa indahnya jika motivasi
kerja,kemajuan sains dan teknologi dewasa ini lahir
dari spirit hirasat ad-din wa ‘Alam wa Insan
BURUNG DARI IRIAN
CENDRAWASIH
CUKUP SEKIAN
TERIMAKASIH
SEMOGA MENJADI FIOSUF
MODERN YANG CINTA
KEBENARAN

More Related Content

What's hot

Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaFerdy Tohopi
 
Makalah pengantar filsafat
Makalah pengantar filsafatMakalah pengantar filsafat
Makalah pengantar filsafatnewskiem
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologiIbnu Fajar
 
Aliran filsafat Islam
Aliran filsafat IslamAliran filsafat Islam
Aliran filsafat IslamLuqman Dinan
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisikaErna Mariana
 
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...DIANTO IRAWAN
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i Erta Erta
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)febrisukma
 
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahFilsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahMeylinLagi
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatwindarti aja
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokohKuliahMandiri.org
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialismeErna Mariana
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012D066567
 
Filsafat ilmu
Filsafat  ilmu Filsafat  ilmu
Filsafat ilmu Ram Dhany
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanwindarti aja
 

What's hot (20)

Makalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu indaMakalah filsafat ilmu inda
Makalah filsafat ilmu inda
 
Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mata kuliah-filsafat-ilmu1Mata kuliah-filsafat-ilmu1
Mata kuliah-filsafat-ilmu1
 
Makalah pengantar filsafat
Makalah pengantar filsafatMakalah pengantar filsafat
Makalah pengantar filsafat
 
Presentasi ontologi
Presentasi ontologiPresentasi ontologi
Presentasi ontologi
 
Aliran filsafat Islam
Aliran filsafat IslamAliran filsafat Islam
Aliran filsafat Islam
 
Makalah metafisika
Makalah metafisikaMakalah metafisika
Makalah metafisika
 
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
Makalah aliran filsafat idealisme materialisme pluralisme dualisme monisme ek...
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
KELOMPOK 7 FILSAFAT ILMU (A)
 
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliahFilsafat materialisme untuk materi kuliah
Filsafat materialisme untuk materi kuliah
 
Tugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafatTugas review materi filsafat
Tugas review materi filsafat
 
Metafisika
MetafisikaMetafisika
Metafisika
 
Metode Ilmiah "antroposentris"
Metode Ilmiah "antroposentris"Metode Ilmiah "antroposentris"
Metode Ilmiah "antroposentris"
 
5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh5 filsafat sains-aliran & tokoh
5 filsafat sains-aliran & tokoh
 
Materialisme
MaterialismeMaterialisme
Materialisme
 
Makalah materialisme
Makalah materialismeMakalah materialisme
Makalah materialisme
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
HNF 3012
HNF 3012HNF 3012
HNF 3012
 
Filsafat ilmu
Filsafat  ilmu Filsafat  ilmu
Filsafat ilmu
 
Aksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuanAksiologi pengetahuan
Aksiologi pengetahuan
 

Similar to Kurnali Filsafat ilmu

artikel falsafah kesatuan ilmu,Meta Fitriani..docx
artikel falsafah kesatuan ilmu,Meta Fitriani..docxartikel falsafah kesatuan ilmu,Meta Fitriani..docx
artikel falsafah kesatuan ilmu,Meta Fitriani..docxMetaFitriani1
 
filsafat-ilmu-manajemen.pptx
filsafat-ilmu-manajemen.pptxfilsafat-ilmu-manajemen.pptx
filsafat-ilmu-manajemen.pptxRanggaWisanggara1
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatKhusnoel Khatimah
 
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdffreddypardede3
 
Filsafat dan ilmu
Filsafat dan  ilmuFilsafat dan  ilmu
Filsafat dan ilmuifa lutfita
 
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxTugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxbungashoumizahro
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1juniotrov
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat AnggiChaca
 
materi_filsafat_ilmu_ppt.ppt
materi_filsafat_ilmu_ppt.pptmateri_filsafat_ilmu_ppt.ppt
materi_filsafat_ilmu_ppt.pptirwansyafathir1
 
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.pptmata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.pptALAZHARTANJUNGBUMI
 
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)NENENGFITRIA
 
Makna Filsafat Ilmu.ppt
Makna Filsafat Ilmu.pptMakna Filsafat Ilmu.ppt
Makna Filsafat Ilmu.pptArindaSasmitaR
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx22D082MuhammadIlham
 

Similar to Kurnali Filsafat ilmu (20)

artikel falsafah kesatuan ilmu,Meta Fitriani..docx
artikel falsafah kesatuan ilmu,Meta Fitriani..docxartikel falsafah kesatuan ilmu,Meta Fitriani..docx
artikel falsafah kesatuan ilmu,Meta Fitriani..docx
 
filsafat-ilmu-manajemen.pptx
filsafat-ilmu-manajemen.pptxfilsafat-ilmu-manajemen.pptx
filsafat-ilmu-manajemen.pptx
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafat
 
Artikel FKI.docx
Artikel FKI.docxArtikel FKI.docx
Artikel FKI.docx
 
Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4Makalah filsafat 4
Makalah filsafat 4
 
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
[Slide] Bab Pertama Filsafat - Agung Suharyanto.pdf
 
Filsafat dan ilmu
Filsafat dan  ilmuFilsafat dan  ilmu
Filsafat dan ilmu
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptxTugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
Tugas Akhir Kelompok 5 PPT Pengantar Filsafat Ilmu.pptx
 
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
Filsafat dan-filsafat-pendidikan1
 
Makalah filsafat
Makalah filsafat Makalah filsafat
Makalah filsafat
 
materi_filsafat_ilmu_ppt.ppt
materi_filsafat_ilmu_ppt.pptmateri_filsafat_ilmu_ppt.ppt
materi_filsafat_ilmu_ppt.ppt
 
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.pptmata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
 
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.pptmata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
mata-kuliah-filsafat-ilmu1.ppt
 
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
Mata kuliah-filsafat-ilmu1 (1)
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Makalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmuMakalah filsafat ilmu
Makalah filsafat ilmu
 
Makna Filsafat Ilmu.ppt
Makna Filsafat Ilmu.pptMakna Filsafat Ilmu.ppt
Makna Filsafat Ilmu.ppt
 
Cabang
CabangCabang
Cabang
 
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptxPPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
PPT RASIONALITAS ILMU FILSAFAT.pptx
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 

Kurnali Filsafat ilmu

  • 1. DISAMPAIKAN PADA PERKULIAHAN PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM AT-THAHIRIYAH JAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014/2015 OLEH: DR. H. KURNALI SOBANDI, M.M. FILSAFAT ILMU
  • 2. APA ITU FILSAFAT? Arti Semantik Filsafat Filsafat = mater scientiarum (induk segala ilmu) Filsafat (Ina) = Falsafah (Arab) = Philosophy (Ing) = Philosophia (Latin) = Philosophie (Jerman, Belanda, Prancis), Philosophia (Yunani) Filsafat itu: 1. Ilmu tertua yang masih tetap eksis hingga sekarang 2. Materi ilmu filsafat ini sangat sulit, dengan pernyataan yang sering terlontar seperti ini: Bukanlah ilmu filsafat jika tidak terjadi kebingungan saat belajar.
  • 3. PADAHAL FILSAFAT ITU…… Filsafat sebenarnya telah hadir di sela-sela kehidupan kita, Namun banyak orang tidak menyadari hal itu. Contohnya: 1. Kita pernah berfikir secara radikal mempertanyakan dan menggugat segala sesuatu yang telah dikonsepsikan. 2. Kita melontarkan pertanyaan yang dimunculkan secara radikal untuk mengetahui secara mendalam suatu objek pengamatan/ pembahasan. “Karena filsafat tidak pernah tuntas/final karena selalu ada kritik terhadap ilmu-ilmu yang telah ada.”
  • 4. BERFILSAFAT ITU TERGANTUNG KEPADA KUALITAS PERSONAL: A. MOTIVASI 1. Apakah latar belakang ia mempelajari filsafat? 2. Apa tujuan individu mempelajari filsafat? Apakah untuk peningkatan kapasitas intelektual tentang filsafat, untuk gagah-gagahan sebagai bentuk kesombongan akan kehebatannya berfilsafat, 3. Apa dorongan yang membuatnya belajar filsafat? “Kendati beragamnya latar belakang di atas namun yang harus diingat bahwa pada hakikatnya jika seseorang mempelajari filsafat dengan baik maka akan terlihat dalam akhlak moralitasnya sebagai orang yang makin bijaksana dalam dinamika kehidupan”
  • 5. HAKIKAT TUJUAN FILSAFAT Hal ini senada dengan terminologi filsafat yang cinta akan kebenaran, cinta akan kebijaksanaan, cinta akan kecintaan.
  • 6. ARTI SEMANTIK FILSAFATPhilosophia : philein (mencintai) + sophos (bijaksana) philos (teman) + sophia (kebijaksanaan) • Pythagoras (572-497 SM)“philosophos” (lover of wisdom) • Filosof bukan orang yang sudah mencapai & memiliki kebenaran, tetapi selalumengejar & mencintai kebenaran
  • 7. TUJUAN IDEAL SEORANG FILOSUF MODERN Harus ada tujuan untuk menjadi filsuf-filsuf modern yang senantiasa menjadi pencinta sejati (cinta kepada Tuhan, sesama manusia dan alam semesta), menjadi orang bijak di tengah hiruk-pikuk keduniaan di zaman yang serba canggih ini.
  • 8. MOTIVASI BERFILSAFAT Motivasi Berfilsafat terbagi menjadi 2 bagian: 1. Motivasi diri (internal). Secara internal kita perlu menyadari kapasitas dan bakat bawaan kita sebagai manusia yang bisa mempelajari apa pun ilmu di dunia ini. Mempelajari filsafat juga adalah mempelajari diri sendiri dengan demikian kita bisa memahami Tuhan sebagai penguasa jagat raya sesuai pepatah arab “barang siapa mengenal dirinya maka ia mengenal Tuhannya”.
  • 9. MOTIVASI EKSTERNAL 2. Motivasi lingkungan (eksternal). Secara eksternal kita perlu: a. bergaul dengan orang-orang yang dekat dengan filsafat dan punya pengetahuan lebih tentang filsafat. b. mengamati gejala alam sebagai realitas dan objek kajian filsafat yang memberikan suasana menakjubkan bagi manusia. c. membaca sebanyak-banyaknya biografi para filsuf ternama untuk meningkatkan motivasi diri agar bisa mencontohi para filsfuf yang luar biasa itu. d. menggunakan metode apa pun yang terpenting bisa efektif, efisien dan enjoy dalam membangun semangat berfilsafat baik secara teoritis maupun tindakan, baik secara kognitif, afektif maupun psikomotorik.
  • 10. B. MELUASKAN PARADIGMA Paradigma merupakan contoh; pedoman; teladan; yang dipakai untuk menunjukkan gugusan sistem pemikiran; bentuk kasusdan pola pemecahannya. (Maulana dkk, 2011). Paradigma menyangkut kerangka berfikir, sistem berfikir, cara berfikir, metode berfikir yang kesemuanya menyangkut pandangan manusia terhadap segala sesuatu. Jika kita mempelajari filsafat maka kita harus memiliki landasan yang kokoh. Di antaranya adalah luasnya wacana intelektual kita tentang segala ilmu baik ilmu alam, bahasa, agama, maupun ilmu sosial lainnya.
  • 11. FILSAFAT ADALAH INDUK SEGALA ILMU 1. Filsafat menjadi induk ilmu pengetahuan bahkan pendamping ilmu pengetahuan. 2. Kerangka filsafat juga dipakai dalam menelaah ilmu pengetahuan. Dengan demikian secara konkrit kita wajib mendalami ilmu-ilmu alam seperti matematika, kimia, fisika, biologi, kosmologi dan sebagainya, ilmu sosial seperti ekonomi, antropologi, estetika, etika, geografi, sejarah, agama serta ilmu bahasa dan sastra, di lain sisi kita perlu mengkaji hal-hal yang berkaitan dengan kerangka epistimologi seperti logika, analogi, silogisme, teori kebenaran, mazhab berfikir, kerangka berfikir, metode ilimiah dan sebagainya sehingga menambah wawasan kita dan menjadi bekal dalam mempelajari filsafat.
  • 12. C. MEMUNCULKAN INSPIRASI Inspirasi diartikan sebagai intuisi; ilham; pengaruh (dari dalam yang membangkitkan kreatif; penarikan napas ke dalam). (Maulana dkk, 2011). Banyak cara yang dilakukan manusia dalam menggapai inspirasi maksimal, ada yang mengambil jalan meditasi, memandang pemandangan indah alam semesta, saat hendak tidur malam hingga terbawa dalam mimpi, memandang orang yang dicintai,
  • 13. CONTOH INSPIRASI Dalam kaitannya dengan filsafat kita dapat mencontohi Abraham/Ibrahim AS dalam mencari tahu Tuhannya, Abraham terinspirasi lewat alam dan memadukan antara inspirasi dan penasaran serta mengambil kesimpulan dari sesuatu yang membingungkan, mencengangkan dan menakjubkan.
  • 14. ALUR BELAJAR FILSAFAT 1. Belajar Sejarah Filsafat
  • 15.  Pola pikir manusia dari mitosentris menjadi logosentris.  Setelah adanya filsafat: masyarakat Yunani menjadi rasional dalam memandang fenomena alam tidak lagi dianggap sebagai aktivitas dewa  Adanya filsafat: manusia Yunani yang awalnya pasif dalam menghadapi fenomena alam menjadi lebih proaktif dan kreatif.  Dengan Filsafat ilmu menjadi berkembang. ZAMAN YUNANI
  • 16.  Thales (624-546 SM) adalah filosuf pertama, yang mula-mula bertanya: “Apa sebenarnya asal usul alam semesta?” ia mengatakan bahwa asal usul alam berasal dari air.  Anaximandros (610-540 SM) berbeda dengan Thales, bahwa substansi pertama itu bersifat kekal, tidak terbatas, dan meliputi segalanya. Asal alam bukan berasal dari unsur-unsur yang ada seperti air dan tanah.  Heraklitos (540-480 SM), mengatakan bahwa alam bisa berubah-rubah. FILOSUF-FILOSUF YUNANI KLASIK (DISEBUT FILOSUF ALAM)
  • 17.  Paramenides (515-440 SM): gerak dan perubahan tidak mungkin terjadi.  Pythagoras (580-500 SM): mengembalikan segala sesuatu kepada bilangan (kuantitas), semua realitas dapat diukur dengan bilangan. Dari sini lahirlah ilmu pasti dan ilmu alam.  Demokritus bapak politik: konsep Demokrasi (dari/oleh.untuk rakyat TO BE CONTINUED
  • 18.  Kaum Sofis ukuran kebenaran bukan pada alam tetapi ukuran kebenaran ada pada manusia, tokohnya yaitu:  Protagoras (481-411 SM) disebut masa transisi, ia mengatakan bahwa manusia adalah ukuran kebenaran. Tidak la Pernyataan ini merupakan cikal bakalnya humanisme.  Gorgias (483-375 SM), menurutnya: ada tiga proposisi: 1. tidak ada yang ada, maksudnya realitas itu sebenarnya tidak ada. 2. bila sesuatu itu ada ia tidak akan dapat diketahui. 3. sekalipun realitas itu dapat diketahui ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada orang lain. ZAMAN YUNANI: MASA TRANSISI (DISEBUT KAUM SOFIS ATAU KAUM RELATIVISME)
  • 19.  Socrates (470-399 SM): pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri. Ia berkata: “Kenalilah dirimu sendiri”  Plato (429-347 SM), menurutnya esensi itu mempunyai realitas dan realitas yang ada di alam idea dan bersifat universal.  Aristoteles ((385-322 SM) filsafat disatukan menjadi satu sistem: logika, matematika, fisika, dan metafisika.  Logika Aristoteles berdasarkan pada analisis bahasa yang disebut silogisme. Disebut juga logika deduktif ZAMAN KEEMASAN YUNANI
  • 20.  Pada dasarnya silogisme terdiri dari tiga premis: 1. Semua Manusia akan mati (premis mayor) 2. Fulan seorang Manusia ( premis minor) 3. Fulan akan mati (konklusi/kesimpulan) TO BE CONTINUED
  • 21. BELAJAR DARI METODOLOGI FILSAFAT Metodologi mempelajari filsafat terbagi menjadi 3 bagian besar yakni ontologi, epistimologi dan aksiologi.
  • 22. ONTOLOGI  Berasal dari bahasa Yunani: On= Being, dan Logos=Logic, Ontologi The Theory of Being qua Being, teori tentang keberadaan sebagai keberadaan.  Ontologi adalah membahas apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu atau suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”
  • 23. PERTANYAAN DALAM ONTOLOGI Pemahaman merupakan langkah awal untuk membuka makna sesuatu dan pemahaman bagian aspek ontologis terpenting untuk mengkaji suatu ilmu, tanpa pemahaman terlebih dahulu dalam mengkaji ilmu maka akan menjadi hampa. Hanya untuk paham suatu ilmu tidak sekedar pemahaman pasif tapi diperlukan pemahaman yang kreatif, radikal, dan murni agar menjadi jelas makna di balik ilmu itu sendiri.
  • 24. DALAM KITAB KLASIK Shaekh al-Zarnuji, pengarang kitab Ta’lim al-Mutallim, bahwa awal dari segala ilmu adalah pemahaman dan pemahaman lebih baik dari hafalan.
  • 25. LANJUTAN.. Pemahaman yang murni didorong oleh fakta dan begitu banyak asumsi yang beredar tentang sesuatu hal didasari sering kali bukan atas dasar pemahaman yang sungguh-sungguh atas hal tersebut, melainkan sekedar merupakan pengulangan atas pemahaman yang telah ada. Sebagai akibatnya, asumsi tentang sesuatu lebih berupa asumsi tentang sesuatu sebagaimana dikatakan orang tentangnya, dan bukan sesuatu sebagai sesuatu itu sendiri.
  • 26. LANJUTAN.. Kunci untuk mencapai essensi dari suatu ilmu yang diharapkan oleh para pencarinya adalah dengan membuat pertanyaan sistematis kualitas pemahaman akan sesuatu sangat ditentukan sejauh mana model pertanyaan yang diajukan dalam rangka mendapatkan hakikat sesuatu itu
  • 27. ONTIS DAN ONTOLOGIS  Dari sini ada dua jenis pertanyaan bahwa kesadaran seseorang terhadap sesuatu melalui dua pertanyaan, yaitu pertanyaan ontis dan pertanyaan ontologis.  Pertanyaan ontis adalah jenis pertanyaan untuk menanyakan sesuatu apa adanya dan cukup dengan pertanyaan apa itu? Pertanyaan ontis tidak sampai kepada implikasi bagaimana kelanjutan pertanyaan itu cukup dengan sekederanya sama seperti pertanyaan dalam kehidupan sehari-hari.
  • 28. LANJUTAN..  Pertanyaan ontis kelihatanya sederhana dalam bentuk pertanyaan dan jawaban pertanyaan namun tetap urgen untuk membuka pemahaman awal, karena dengan pertanyaan ini kita dapat mengetahui fakta sesuatu. Sedangkan pertanyaan ontologis adalah jenis pertanyaan yang lebih dari pertanyaan ontis, kalau pertnyaan ontis lebih pada pertanyaan luar, sedang pertanyaan ontologis adalah cara untuk mengetahui hakikat sesuatu dengan jernih dan radikal. Pertanyaan ini tidak sekedar bertanya, tetapi mempertanyakan, tidak sekedar mengajukan pertanyaan, tetapi memperkaya pertanyaan.
  • 29. EPISTEMOLOGI  Epistemologi sebagai ilmu yang membahas sumber struktur, metode dan validitas pengetahuan.  Ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan validitas ilmu pengetahuan.
  • 30. LANJUTAN..  Epistemologi intinya adalah mengkaji pengertian secara mendasar dan komprehensip baik substansi pengetahuan maupun metode serta strukturnya sehingga mendapatkan teori pengetahuan yang utuh  Ruang lingkup epistemologi meliputi hakikat, sumber dan validitas pengetahuan.
  • 31. AKSIOLOGI  Aksiologi merupakan golnya pengetahuan  Aksiologi berasal dari bahasa Yunani Axios yang berarti nilai dan logos berarti teori. Aksiologi adalah teori tentang nilai
  • 32. LANJUTAN…  Aksiologi teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh  Aksiologi ada tiga bagian. Pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yakni etika. Kedua, esthetic expression, yaitu ekspresi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan. Ketiga, sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosio-politik.
  • 33. AKSIOLOGI: ETIKA, ESTETIKA, LOGIKA Nilai Etika (baik atau buruk) Nilai Estetika (indah atau jelek) Nilai Logika (benar atau salah)
  • 34. AKSIOLOGI ILMU DALAM TASAWUF  Dengan Ilmu seseorang agar taat dalam beragama  Ilmu menjadi syarat penting sebagai dasar bagi lahirnya amal yang benar  Ilmu merupakan syarat bagi perbuatan untuk menjadi benar  Ilmu tanpa aksiologi (nilai/akhlaq), maka ilmu akan menjadikannya sebagai sumber kehinaan bagi pemiliknya.  Ilmu sebagai cermin perbuatan seseorang (perbuatan seseorang adalah buah dari ilmunya).  Tidak bisa memisahkan ilmu dan perbuatan
  • 35. PROBLEM ILMU?? Seyogyanya Ilmu (baca: pendidikan) harus mensupport posisi manusia agar makin dekat dengan Tuhannya. Karena kepada Tuhan lah manusia akan berakhir. Selain hal demikian, manusia juga diberi amanat kekhalifahan. Setidaknya ada dua tugas kekhalifahan tersebut yakni untuk menjaga agama (hirasat ad-din) dan mengelola dunia seisinya (siyasat ad-dunya). Pendidikan-sekali lagi-seyogyanya memperteguh peran manusia sebagai khalifah di muka bumi.
  • 36. LANJUTAN Perhatikan bagaimana negara secara jor joran mempromosikan pembukaan lembaga pendidikan yang membekali peserta didik dengan kompetensi vokasi, dan selama prosesnya mengabaikan kompetensi penjagaan atas ajaran agama. Efek kemanusiaannya sungguh luar biasa. Wajar jika ketika mereka bekerja, pelanggaran norma agama marak terjadi seperti korupsi, tidak disiplin, dan sejenisnya. betapa indahnya jika motivasi kerja,kemajuan sains dan teknologi dewasa ini lahir dari spirit hirasat ad-din wa ‘Alam wa Insan
  • 37. BURUNG DARI IRIAN CENDRAWASIH CUKUP SEKIAN TERIMAKASIH SEMOGA MENJADI FIOSUF MODERN YANG CINTA KEBENARAN