Puisi ini menceritakan pengorbanan seorang ibu untuk anaknya. Ibu rela hidup sederhana demi memberikan harapan kepada anaknya. Ibu selalu berdoa dan menyangga anaknya agar bisa meraih impiannya. Ketika akhir hayatnya, ibu bahagia melihat anaknya bahagia walaupun ibu tidak pernah meraih impiannya sendiri.
1. SETEGUK PUISI UNTUK DAHAGAMU IBU
Karya Timotius Ferdian Rihatmogo
Perut membuncit/ saksi kita pernah ada/
Tangan kasar/ saksi kita dirawatnya/
Jari yang merapuh/ saksi kita disentuhnya
Kerutan wajah yang menua/saksi kita telah
dibesarkannya
Daster lusuh/saksi kita diberinya makan
Tak tau waktu untuk tidur//saksi kita menangis di
gendongnya
Mata sayu/ saksi doanya untuk kita
Rambut tak beraturan/ saksi sarapan disediakannya
Sujud/ terimakasih anakmu haturkan/
Untuk kerelaan//
Kerelaan/ untuk tampil sederhana
Untuk/ sebuah harapan//
1
2. Harapan yang menjelma sebagai doa//
Doa/ untuk selalu melihat/ anakmu menggapai asa
Mungkin/ kau tak meraih
Namun/ tanganmu menyangga/ untuk anakmu meraih
Meraih sebuah impian
Impian/ yang kelak kau ceritakan
Kepada/ malaikat pencabut nyawa
Hingga akhirnya/ kau berkata
"Regangkanlah nyawaku"/
"Tugasku tlah usai"/
"Air mataku/ tlah kering karena kebahagiaan"
"Bahagia/ melihat anakku bahagia"
Terimakasih IBU...
Untuk/ jalan asa/ yang kau tutur...
2
3. PERSIAPAN
1. Rima dan Irama, artinya dalam membaca puisi tidak
terlalu cepat ataupun terlalu lambat. Seperti yang telah
dijelaskan
diatas,
membaca
puisi
berbeda
dengan
membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima
dan irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu
cepat ataupun juga terlalu lambat.
2. Artikulasi atau Kejelasan suara, artinya suara kita dalam
membaca sebuah puisi haruslah jelas, misalnya saja dalam
huruf-huruf vokal. Sehingga puisi akan terdengar oleh
audiens.
3. Ekspresi Mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus
bisa disesuaikan dengan isi puisi. Ketika puisi yang kita
bacakan adalah puisi sedih maka ekspresi mimik wajah
kitapun
harus
bisa menggambarkan
isi
puisi sedih
tersebut.
4. Mengatur Pernapasan, artinya pernapasan harus diatur
dan jangan tergesa-gesa. Sehingga tidak akan menggangu
ketika membaca puisi.
3