Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip ekonomi dalam Islam meliputi konsep muamalah, jual beli, utang piutang, sewa menyewa, syirkah, perbankan syariah, asuransi syariah beserta perbedaannya dengan asuransi konvensional, serta dalil-dalilnya dari Al-Quran dan Hadist.
3. A. Pengertian Muamalah
Dari segi bahasa, "muamalah"
berasal dari kata aamala, yuamilu,
muamalat yang berarti perlakuan
atau tindakan terhadap orang lain,
hubungan kepentingan Dari segi istilah, muamalah
adalah hukum-hukum
syara yang berkaitan
dengan urusan dunia, dan
kehidupan manusia, seperti
jual beli, perdagangan, dan
lain sebagainya
4. B. Jual Beli
Secara bahasa, jual-beli berasal dari
bahasa Arab yaitu: yabii’u-baa’a
yang artinya “memiliki” dan
“membeli” . Kata ini aslinya berasal
dari kata albaai’u. Orang yang
melakukan proses jual-beli disebut
albai’aani artinya dua orang yang
berjual-beli.
Secara terminologi, jual-beli
adalah proses tukar menukar
barang untuk memiliki dan
memberi kepemilikan sesuai
syarat dan rukun tertentu.
6. Syarat dan
Rukun Jual
Beli
Adanya ‘aqid (penjual dan
pembeli). Syaratnya: Balig,
berakal, atas kehendak sendiri
dan bukan orang terharju
Adanya ma’qud ’alaih (barang
yang diperjualbelikan).
Syaratnya: Barang milik
sendiri, dapat
diserahterimakan, ada
manfaatnya, suci dan
teridentifikasi
Adanya sigat (ijab dan qabul).
Syaratnya: Dilakukan atas
kehendak sendiri, langsung,
bersambung, tidak
digantungkan dengan sesuatu
yang lain dan ada batasan
waktu
7. Macam-macam Model Jual
Beli
Berdasarkan Kehalalan
Jual Beli dengan Barang
yang Halal Baik Jenisnya
dan Kepemilkan
Jual Beli dengan Proses
yang Benar, yaitu Sukarela,
Kontan dan Setara dalam
Nilai
Jual Beli yang Terlarang
Terlarang Karena Barang
dan Prosesnya
9. Hal-Hal yang Terkait dengan Jual Beli
Khiyar
• Artinya kebebasan melakukan
pilihan
• Syaratnya berlaku selama 3 hari 3
malam
Riba
• Berasal dari Bahasa Arab yang artinya tambahan
• Hukum Riba adalah haram
• Macam-macam Riba: Riba fadal, nasi’ah, qardi, dan yad
10. C. Utang Piutang
Hutang Piutang dalam hukum Islam berarti
menyerahkan harta atau benda kepada
seseorang dengan catatan akan dikembalikan
pada waktu kemudian dengan tidak
mengubah keadaannya. Memberi utang
kepada seseorang berarti menolongnya dan
hal itu sangat dianjurkan oleh agama.
Rukun Hutang Piutang dalam Islam
Rukunnya ada 3, yaitu :
•Ada yang menghutangi (muqridh) dan
yang berutang (muqtaridh)
•Ada harta atau barang
•Ada Lafadz dari orang yang hutang,
bisa lewat lisan atau
tulisan
11. Syarat hutang piutang
Disyaratkan untuk sahnya pemberian hutang ini
antara lain :
•Orang yang memberikan hutang adalah orang
yang memiliki kompetensi (ahliyah dan wilayah)
•Harus dilakukan dengan adanya ijab qabul,
karena mengandung pemindahan kepemilikan
kepada orang lain
•Harta yang dipinjamkan bisa diketahui jumlah
dan ciri-cirinya agar dapat dikembalikan kepada
pemiliknya
12. D. Sewa Menyewa
Dalam bahasa arab disebut
ijarah. Dan secara etimologi
diartikan sebagai upah atau
sewa Secara etimologi adalah
memberikan suatu benda kepada
orang lain untuk mengambil
manfaatnya dengan ketentuan orang
yang menerima benda itu
memberikan imbalan sebagai
bayaran penggunaan manfaat barang
yang dipergunakan
13. Rukun Sewa Menyewa
• Orang yang menyewa dan orang yang menyewakan
• Benda yang disewakan harus disyaratkan, dapat
diambil manfaatnya, diketahui kadar dan jenisnya
• Terdapat upah sewa menyewa yang jelas
Syarat Sewa Menyewa
• Balig, berakal dan tanpa ada paksaan
14. E. Syirkah
Menurut bahasa, artinya
bersekutu.
Menurut istilah, artinya suatu akad
perjanjian kerja sama antara dua orang atau
lebih untuk mengumpulkan modal dalam
bentuk uang atau jasa guna melakukan usaha
tertentu dengan keuntungan dibagi bersama
sesuai perjanjian.
Macam-macam Syirkah: Syirkah Inan
atau Syirkah Harta dan Syirkah
‘Abdan atau Syirkah Kerja atau Jasa
Syirkah Abdan terbagi menjadi:
Qirad/Mudarabah, Musaqah,
Muzara’ah, Mukhabarah
15. F. Perbankan
Bank Islam atau bank syariah yaitu bank yang menjalankan operasinya
menurut syariah islam, yaitu istila bunga pada bank konvensional ditiadakan
dalam perbankan syariah.
Dengan menggunakan cara Mudarabah, Musyarakah, Wadi’ah, Qardul hasan,
Murabahah,
16. Kelebihan dari bank syariah yaitu pada sistem bagi
hasilnya. Dalam bank syariah, pihak pemberi
modal dan peminjam menanggung resiko laba
ruginya bersama sama. Hal ini membuat kekayaan
tidak hanya beredar pada satu golongan sayaj, akan
tetapi terjadi penyebaran modal sehingga terwujud
pemerataan keuangan. Berbeda dengan bank
konvensional yang memprioritaskan penumpukan
keuntungan pada pemilik modal
17. G. Asuransi
Asuransi berasal dari kata assurantie (Belanda),
assurance (Perancis), assurance/insurance (Inggris)
yang artinya menanggung sesuatu yang pasti terjadi,
sedang Insurance berarti menanggung sesuatu yang
mungkin atau tidak mungkin terjadi
Di dalam bahasa Arab asuransi dikenal dengan
istilah: at Takaful atau at Tadhamun yang berarti
saling menanggung. Asuransi ini disebut juga
dengan istilah at-Ta’min, berasal dari kata amina,
yang berarti aman, tentram, dan tenang.
21. Asuransi ditinjau dari aspek
pertanggungan atau obyek
yang dipertanggungkan
Asuransi Jiwa(Ta’min
al Askhas)
Asuransi Umum atau
Asuransi Kerugian
(Ta’min al Adhrar )
25. Perbedaan Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Prinsip Dasar Pola kerjanya adalah memindahkan
risiko dari nasabah (peserta ) kepada
perusahaan (pengelola), yang disebut
dengan risk transfer.
Konsep pengelolaannya dilakukan
dengan menggunakan pola saling
menanggung risiko antara pengelola
dan peserta( risk sharing ) atau disebut
dengan at takaful dan at tadhamun
Sisi Akad Akadnya adalah jual beli yang bersifat
al gharar ( spekulatif )
Akadnya adalah tabarru’ ( sumbangan
kemanusiaan ) dan ta’awun ( tolong
menolong ), serta akad wakalah dan
mudharabah ( bagi hasil )
Kepemilikan Dana Dana yang dibayarkan nasabah
kepada perusahaan ( premi ) menjadi
menjadi milik perusahaan secara
penuh, khususnya jika peserta tidak
melakukan klaim apapun selama masa
asuransi
Dana tersebut masih menjadi milik
peserta, setelah dikurangi pembiayaan
dan fee ( ujrah ) perusahaan
26. Perbedaan Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Objek Tidak membedakan obyek yang haram
atau halal, yang penting mendatangkan
keuntungan
Asuransi Syariah hanya membatasi
pengelolaannya pada obyek-obyek
asuransi yang halal dan tidak
mengandung syubhat
Investasi Dana Pengelolaan investasinya pada sistem
bunga yang banyak mengandung riba
dan spekulatif ( gharar )
Diinvestasikan pada lembaga
keuangaaan yang berbasis syariah atau
pada proyek-proyek yang halal yang
didasarkan pada sistem upah atau bagi
hasil
Pembayaran Klaim Pembayaran klaim diambil dari dana
perusahaan karena sejak awal
perjanjian bahwa seluruh premi
menjadi milik perusahaan dan jika
terjadi klaim, maka secara otomatis
menjadi pengeluaraan perusahaan
Diambilkan dari rekening tabarru’ ( dana
sosial ) dari seluruh peserta, yang sejak
awal diniatkan untuk diinfakkan untuk
kepentingan saling tolong menolong
bila terjadi musibah pada sebagian atau
seluruh peserta
27. Perbedaan Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Pengawasan Tidak ada Dewan Pengawas Terdapat Dewan Pengawas
Syariah ( DPS )
Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah Tidak ada kewajiban seperti
Asuransi Syariah
Ada kewajiban untuk
mengeluarkan zakat
sebagaimana ketentuan
syariat Islam
Contoh PT Asuransi Jiwa Bersama
Bumi Putra, American
International Group Lippo,
Asuransi Jiwa Eka Life,
Asuransi Jiwa Indolife
Pensiontama
PT Asuransi Takaful Keluarga,
PT Asuransi Al Mubarakah , PT
MAALife Assurance, PT
Asuransi Jiwa Manulife
Indonesia, PT Asuransi Jiwa
Sinar Mas