SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan




Kebijakan Transfer Ke Daerah




                                   Disusun oleh:
                 Tim Penyusun Bahan Sosialisasi Transfer ke Daerah
        Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan – Kementerian Keuangan
                                Jakarta, Maret 2011
Skhema Otonomi Daerah & Desentralisasi
                                                      Desentralisasi               Pemberian/Perluasan
                                                       Penerimaan                     Taxing Power
                      Desentralisasi
                         Fiskal
                                                       Desentralisasi                  Alokasi dana
                                                       Pengeluaran                  Transfer Ke Daerah

                                                                                            Pengelolaan
 Otonomi               Desentralisasi               •Perwakilan Rakyat
                                                                                           APBD, melalui
  Daerah                  Politik                        •Pilkada
                                                                                            pengelolaan
                                                                                            pendapatan,
                       Desentralisasi                Kewenangan yang                        belanja, dan
                       Kewenangan                      dilimpahkan                          pembiayaan
                                                                                              daerah

                       Desentralisasi              • Pembangunan ekonomi dimulai dari daerah
                         Ekonomi                   • Pertumbuhan ekonomi nasional adalah
                                                     agregat pertumbuhan ekonomi daerah

Catatan : PAD, penerimaan lainnya, dan Transfer ke daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan
desentralisasi politik dan desentralisasi kewenangan (money follows function) untuk melayani masyarakat dan
penyediaan belanja aparatur, serta mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
Ruang Lingkup Transfer Ke Daerah 2011
                             Dana Bagi Hasil (DBH)              DBH Pajak
                             Dana Alokasi Umum (DAU)         DBH PBB
    Dana Perimbangan
                             Dana Alokasi Khusus (DAK)       DBH BPHTB

                             Dana Otsus PAPUA                DBH PPh

                             Dana Otsus PAPUA BARAT          DBH Cukai HT
TRANSFER KE        Dana
  DAERAH           Otsus     Dana Otsus ACEH
                                                                 DBH SDA
                             Dana Infras Otsus Papua
                                                             DBH Kehutanan
                             Dana Infras Otsus Papua Barat
                                                             DBH Pert umum
    Dana Otsus &
    Penyesuaian              Tambahan Penghasilan Guru       DBH Perikanan

                             Tunjangan Profesi Guru          DBH Migas

                  Dana       Bantuan Operasional Sek (BOS)   DBH Panas Bumi
               Penyesuaian   Dana Insentif Daerah (DID)                  3
#      Dana                               Karakteristik & Tujuan Transfer                     Legalitas
1   DBH         • Block Grant                                                                 PMK
                • Mengatasi Vertikal Fiscal Imbalance
                • By Origin : Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar
2   DAU         •   Block Grant                                                               Perpres
                •   Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance
                •   Instrument pemerataan
                •   Basis Perhitungan per daerah:
                     • Alokasi dasar  representasi dari Belanja Gaji PNSD
                     • Celah Fiskal = Selisih ant Kebutuhan Fiskal (KbF) dng Kapasitas
                       Fiskal(KpF)
3   DAK         •   Spesific Grant                                                            PMK
                •   Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance
                •   Membantu memperbaiki infrastruktur
                •   BasisPerhitungan per daerah:
                    • Kemampuan Keuangan sebagai kriteria Umum
                    • Kondisi kewilyahan sebagai Kriteria Khusus
                    • Kondisi kerusakan infrastruktur sebagai Kriteria teknis
4   Dana        • Block Grant untuk pendanaan yang diarahkan.                                 PMK
    OTSUS       • Mengatasi permasalah Kesehatan, Pendidikan dan Perhubungan di Prov
                  Papua, Prov Papua Barat, dan Prov Aceh)
5   Infrastr    • Tambahan dana infrastruktur otsus (hanya Prov Papua dan Prov Papua Barat)   PMK
    Otsus
6   Dana        • Mendanai kebijakan tertentu dari Pemerintah Pusat                           PMK
    Penyesuai
Penetapan Besaran Pagu dan Distribusi per daerah
No     Dana Transfer           Besaran dalam APBN                      Kreteria/Indikator
                                                                    perhitungan per daerah
1    DBH               Alokasi Persentase tertentu dari     Realisasi  Persentase tertentu dari
                       perkiraan besaran Pajak & PNBP        realisasi setoran pajak & PNBP
2    DAU               Sekurang-kurangnya 26% dari PDN       Gaji PNSD, Jumlah Penduduk, Luas
                       Neto                                  Wilayah, IKK, IPM, PDRB, Belanja
                                                             Daerah
3    DAK               • Tidak ada ketentuan mengenai        Kapasitas Fiskal, Kondiri Wilayah, dan
                         besaran                             Kondiisi Infrastruktur yang rusak.
                       • Usulan Pemerintah , disetujui DPR
4    Dana OTSUS        2% dari Pagu DAU Nasional             Kewenangan Gubernur untuk
                                                             membagi kepada prov/kab/kota
5    Infrastruktur     • Tidak ada ketentuan mengenai        Ketetapan dalam UU APBN :
     OTSUS               besaran                             Prov papua 60%
                       • Usulan Pemerintah , disetujui DPR   Prov Papua Barat 40%

6    Dana Penyesuaian Unit cost dikalikan volume yang        a.l. Jumlah guru non-sertifikasi dan
                                                             .

                      akan didanai                           Guru sertifikasi profesi, jumlah murid
Trilogi Dana Perimbangan    Trilogi Bentuk yang terdiri
                             dari 3 komponen yang saling
                             berhubungan dan
                             membangun tema tertentu.
                            Prinsip Memandang Dana
                             Perimbangan (DBH, DAU,
                             DAK) sebagai satu kesatuan
                             yang tidak terpisahkan.

                 DAU        Temanya : pemerataan 
    DBH                      mengatasi vertical fiscal
                             imbalance dan horizontal
                             Fiscal imbalance.
                            Simulasi mekanisme  pada
                             saat DBH meningkat
                             (berputar ke kanan), maka
          DAK                pada umumnya DAU menurun
                             (berputar ke kiri), demikian
                             pula DAK, atau sebaliknya.
                            Prinsip ini digunakan dlm
                             perhitungan DAU & DAK per
                             daerah
Trilogi Dana Perimbangan




                                                               
        DBH                      DAU                         DAK




   Fiscal Capacity         Fiscal Equalization           Infrastructure
      Indicator                Instrument                   Suporting
      Indikator               Upaya untuk                  Instrument
 menunjukkan tingkat           mengatasi               Membantu daerah
   kapasitas fiskal        kesenjangan fiskal         untuk memperbaiki
  daerah. Salah satu          antar daerah.                kerusakan
      penyebab                                            infrastruktur
 kesenjangan fiskal.



DBH indikator kapasitas fiskal:                  DAU : Equalisasi              DAK : Supporting
1. kapasitas fiskal tinggi                       DAU  upaya equalisasi        Meskipun diberi DAU masih
   a. DKI karena DBH Pajak                      mengatasi kesenjangan         ada daerah yg tidak mampu
   b. Kaltim, Riau, Sumsel  karena DBH SDA      kapasitas fiskal tinggi dan   memperbaiki infrastruktur,
2. kapasitas fiskal rendah                       rendah                        maka diberikan DAK
   • Daerah bukan penghasil pajak & SDA
Skema DBH Pajak
         DBH Pajak
                                                     Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%)

                                      Pusat (10%)     Insentif Kab/Kota (3,5%)

                 PBB                                 Provinsi (16,2%)
                                      Daerah (90%)
                                                     Kab/Kota (64,8%)

                                                     Biaya Pungut (9%)

                                      Pusat (20%)    Dibagi rata ke Kab/Kota 20%

                BPHTB
                                                       Provinsi (16%)
                                      Daerah (80%)
                                                       Kab/Kota (64%)
              PPh Ps.25 dan
                  Ps.29               Pusat (80%)
                WPOPDN,
                                                     Provinsi (8%)
                PPh Ps.21             Daerah (20%)
                                                     Kab/Kota (12%)


               Cukai Hasil                           Provinsi (30%)
                                      Pusat (98%)
               Tembakau
                                                     Kab/Kota Penghasil (40%)
                                      Daerah (2%)
                                                     Kab.Kota Pemerataan (30%)

Catatan: Th 2011 BPHTB menjadi Pajak Daerah
Skema DBH Sumber Daya Alam (SDA)
                                                      Pusat (20%)
Bagi Hasil Sumber                                                        Provinsi (16%)
                     Iuran Hak Penguasaan
   Daya Alam
                          Hutan (IHPH)               Daerah (80%)
                                                                          Kabupaten/Kota (64%)
                                                      Pusat (20%)
                      Provisi Sumber Daya                                Provinsi (16%)
    Kehutanan
                         Hutan (PSDH)
                                                     Daerah (80%)         Kabupaten/Kota Penghasil (32%)

                                                      Pusat (60%)         Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%)
                         Dana Reboisasi
                                                     Daerah (40%)

                                                      Pusat (20%)         Provinsi (16%)
                     Iuran Tetap (Land Rent)
  Pertambangan                                       Daerah (80%)         Kabupaten/Kota (64%)
      Umum
                                                      Pusat (20%)         Provinsi (16%)
                      Iuran Eksplorasi dan
                      Eksploitasi (Royalty)
                                                     Daerah (80%)         Kabupaten/Kota Penghasil (32%)

                     Pungutan Pengusahaan                                  Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%)
                           Perikanan                    Pusat (20%)
    Perikanan
                         Pungutan Hasil
                           Perikanan                        Kabupaten/Kota (80%)

                                              Provinsi (3,1%)                                  0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
                     Pusat (84,5%)
  Pertambangan
   Minyak Bumi                                 Kabupaten/Kota Penghasil (6,2%)                 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
                     Daerah (15,5%)
                                               Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (6,2%)       0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
                     Pusat (69,5%)            Provinsi (6,1%)                                  0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
  Pertambangan
    Gas Bumi
                     Daerah (30,5%)            Kabupaten/Kota Penghasil (12,2%)                0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar

                     Setoran Bagian            Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (12,2%)     0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
                      Pemerintah
  Pertambangan                                Pusat (20%)
   Panas Bumi        Iuran Tetap dan
                         Produksi              Daerah (80%)      16 % Provinsi; 32% Kab/Kota Penghasil; 32% Kab/Kota dalam satu provinsi
Formula Perhitungan DAU Per Daerah
DAU = Alokasi Dasar (AD) + Celah Fiskal (CF)

Alokasi Dasar = Belanja Gaji PNSD

Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal (KbF) – Kapasitas Fiskal (KpF)

Kebutuhan Fiskal = Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional X (indeks-indeks)

Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional = Jumlah Belanja dalam APBD seluruh
Indonesia dibagi jumlah daerah

                   1.   Indeks Jumlah Penduduk (IJP)
                   2.   Indeks Luas Wilayah (ILW)
 Indeks-Indeks     3.   Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)
                   4.   Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
                   5.   Indeks Product Domestic Regional Bruto (PDRB)

Kapasitas Fiskal = Pendapatan Asli Daerah (PAD) + DBH Pajak + DBH SDA
Gaji PNSD       T- ½   Daerah dan Kem Keu
 Alokasi
  Dasar      Formasi PNSD     T- ½     MENPAN / BKN

              Penduduk        T-1           BPS

             Luas Wilayah     T-1           BPS


Kebutuhan        IKK          T-1           BPS
  Fiskal
                 IPM          T-2           BPS
            PDRB Per Kapita   T-2           BPS
                 TBR          T-2    Daerah & Kem Keu

                 PAD          T-2    Daerah & Kem Keu
Kapasitas
              DBH Pajak       T-2      Kem Keuangan
  Fiskal
               DBH SDA        T-2      Kem Keuangan
Data Alokasi Dasar
Pasal 27 Ayat (4) UU No. 33/2004 dan Pasal 40 Ayat (5) PP No.55/2005

 Komponen Gaji PNS Standar Nasional
                                      GAJI POKOK

                                      TUNJANGAN KELUARGA

                                      TUNJANGAN JABATAN
               GAJI
                                     ■ Tunjangan Fungsional
               PNS                   ■ Tunjangan Struktural
                                     ■ Tunjangan Umum

                                     TUNJANGAN BERAS

                                     TUNJANGAN PPH
           Keterangan:
           Data yang digunakan adalah data Belanja Gaji PNSD bersumber dari Daftar Gaji
           Induk PNSD Juni 2010 (untuk DAU 2011) yang diperoleh langsung dari daerah
                                                                   Kondisi Data : 100%
Formula DAU
     DAU

 Alokasi       Celah              Kebutuhan                  Kapasitas
  Dasar        Fiskal               Fiskal                    Fiskal

                                Jumlah Penduduk                 P.A.D


                                  Luas Wilayah                DBH Pajak
BELANJA GAJI
   PNSD                               IKK                     DBH SDA


                                      IPM


                                 PDRB per Kapita


               Rumus perhitungan Kebutuhan Fiskal (KbF) suatu daerah adalah:
               KbF = TBR (α1 IP + α2 LW + α3 IKK + α4 IPM + α5 PDRB perkapita)
                                                                        13
Formula Perhitungan DAK Per Daerah
1. Menentukan daera penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu:
       Kriteria Umum

         KU = (PAD + DAU + DBH) – (DBH DR + Belanja Gaji PNSD)
         Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU daerah secara Nasional
            adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK

       Kriteria Khusus
         berupa karakteristik kewilayahan, yaitu:
         a. Daerah Tertinggal
         b. Daerah perbatasan dengan negara lain
                                                           LIHAT SKHEMA
         c. Daerah rawan bencana
                                                              PROSES
         d. Daerah ketahanan pangan
                                                        PERHITUNGAN DAK
         e. Daerah potensi pariwisata
                                                         (halaman berikut)
       Kriteria Teknis
         berupa kondisi kerusakan infrastruktur masing-masing bidang DAK

2. Menghitung distribusi DAK per daerah menggunakan porporsi KU dan KT
PAD             T- 2   Daerah & KemKeu
                   DAU             T- 2        KemKeu
Kriteria
Umum               DBH             T-2         KemKeu
             Belanja Gaji PNSD     T-2    Daerah & KemKeu


             Daerah Tertinggal     T-1        Kem PDT
            Daerah Perbatasan      T-1    Kem Dalam Negeri
Kriteria
Khusus     Daerah Rawan Bencana    T-1          BNBP
           Da Ketahanan Pangan     T-1      Kem Pertanian
           Da Potensi Pariwisata   T-1       Kem Bud Par
              Daerah Pesisir       T-1    Kem Kelautan & Per
Kriteria
Teknis     Kondisi Infrastruktur   T-1        K/L terkait
           Per Bidang Per daerah
Kriteria Umum             Kriteria KHusus                                     Kriteria Teknis
  KEMAMPUAN                     PERATURAN                                  INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS
                                                           YES
KEUANGANDAERAH                 PERUNDANGAN
                 NO
    (IFN < 1)                               NO                                    INDEKS TEKNIS
                             KARAKTERISTIK                                    IT = f (Indikator Teknis)
     YES                      DAERAH (IKW)
                                                                         INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS
                                                                               (IFWT) = f(IFN.IKW.IT)
                        INDEKS FISKAL & WILAYAH
                        (IFW) = f (IFN.IKW)
                                                                                     IFWT > 1
                                                                             YES                     NO
                                 IFW > 1       NO
                                                                                                DAERAH
                         YES
                                                                                              TIDAK LAYAK
                                DAERAH
                                 LAYAK

                               INDEKS TEKNIS                               DAERAH TIDAK LAYAK
                      IT = f (Indikator Teknis) ; IT > 0         No
                                                                          UNTUK BIDANG TERTENTU
                                                             Yes
                  INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS
                        (IFWT) = f(IFN.IKW.IT)

                               BOBOT DAK
                             (BD) = IFWT * IKK

                         ALOKASI DAK per BIDANG                         ALOKASI DAK Utk DAERAH
                                                                      (AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn)         16
                      (ADB) = (BD) * PAGU per BIDANG
Perbandingan Nomenklatur Bidang DAK 2010 & 2011
 No            Bidang DAK 2010                No                   Bidang DAK 2011

 1    Pendidikan                              1    Pendidikan
 2    Kesehatan                               2    Kesehatan
 3    Infrastruktur Jalan                     3    Infrastuktur Jalan
 4    Infrastruktur Irigasi                   4    Infrastuktur Irigasi
 5    Infrastruktur Air Minum                 5    Infrastuktur Air Minum
 6    Infrastruktur Sanitasi                  6    Infrastuktur Sanitasi
 7    Prasarana Pemerintah                    7    Prasarana Pemerintahan Daerah
 8    Kelautan dan Perikanan                  8    Kelautan dan Perikanan
 9    Pertanian                               9    Pertanian
 10   Lingkungan Hidup                        10   Lingkungan Hidup
 11   Keluarga Berencana                      11   Keluarga Berencana
 12   Kehutanan                               12   Kehutanan
 13   Sarana Prasarana Pedesaan
                                              13   Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal
 14   Perdagangan
                                              14   Sarana Perdagangan
                                              15   Listrik Pedesaan
                                              16   Perumahan dan Permukiman
                                BIDANG BARU
                                              17   Keselamatan Transportasi Darat
                                              18   Transportasi Perdesaan
                                              19   Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan
Hak-hak Daerah Otonomi Khusus
            Papua & Papua Barat                                 Aceh
             (UU No 21 Th 2001)                           (UU No 11 Th 2006)
1.   Dana Otsus 2% DAU nasional               1. Dana Otsus 2% DAU Nasional
2.   Tambahan DBH Minyak 55%                  2. Tambahan DBH Minyak 55%
3.   Tambahan DVBH Gas 30%                    3. Tambahan DBH Gas 30%
4.   Dana Tambahan Infrastruktur
5.   Dipastikan mendapatkan DAK

     Pronsip-prinsip penyaluran Dana Perimbangan
No    Komponen              Ketentuan Penyaluran
1     DBH Pajak             1. Triwulanan
                            2. Persentase tertentu dari realisasri setoran penerimaan pajak
                            3. Khusus DBH CHT mensyaratkan Laporan Penggunaan DBH CHT
2     DBH SDA               1. Triwulanan
                            2. Persentase tertentu dari realisasi setoran PNBP SDA
                            3. Perhitungan Realisasi berdasarkan rekonsiliasi realisasi PNBP
3     DAU                   1. Seperduabelas setiap bulan
4     DAK                   1. Bertahap (3 tahap)
                            2. Mensyaratkan Penetapan Perda APBD dan Laporan Penyerapan
Dana Penyesuaian Tahun 2011
1. Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNSD
    a. Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru PNSD yang belum
       bersertifikasi profesi sebesar Rp.250.000,- per guru per bulan selama 12
       bulan.
    b. Tunjangan ini akan hilang apabila guru ybs telah mendapatkan sertifikasi
       profesi

2. Tunjangan Profesi Guru
    •   Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru yang bersertifikasi profesi,
        sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan selama 12 bulan dalam setahun.

3. Bantuan Operasional Sekolah
    • Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah murid dikalikan unit cost
       tertentu untuk bantuan operasional sekolah dasar dan sekolah
       menengah pertama
Dana Insentif Daerah 2010
1. DID adalah alokasi yang bersumber dari anggaran pendidikan dalam APBN yang
   diberikan kepada daerah berdasarkan pencapaian kinerja Pengelolaan Keuangan dan
   Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan.
2. Penggunaan anggaran ini kembali kepada kegiatan pendidikan secara luas sesuai
   dengan kebutuhan daerah
                                                       3. Dari 33 provini terpilih
                                                          mendapatkan insentif sebanyak
 No               Kriteria dan Sub Kriteria
                                                          9 prov, dan dari 491 kab/kota
                                                          terpilih sebanyak 45 kab/kota,
 Kriteria Kinerja Keuangan
                                                          atau jumlah daerah penerima
  1. Sub Kriteria opini BPK atas LKPD
                                                          54 daerah
  2. Sub Kriteria penyampaian perda APBD tepat waktu
  3. Sub Kriteria effort peningkatan PAD               4. DID 2011 telah disepakati untuk
  4. Sub Kriteria Kluster 2 IPM                           menyempurnakan kriteria
 Kriteria Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan               Indikator kinerja, dengan tujuan
  1. Perekonomian                                         agar daerah meningkatkan
  2. Penurunan Tingkat Kemiskinan                         kualitas pengelolaan keuangan
  3. Penurunan Tingkat Pengangguran                       daerah dan percepatan
  4. Inflasi                                              penetapan APBD
Rencana Pola Penyaluran BOS 2011
           (sebagai Belanja Transfer Ke Daerah)

                            Keterangan
                            Mekanisme transfer
                                                                 Rek
                            Mekanisme penyerapan sesuai          SD     Rek
                            ketentuan APBD
                                                                        SD


      KPA                    KPPN                BRI            Kas      Rek
                                                                         SD
      DJPK                   Jkt II                            Daerah

                                                                        Rek
                                                                        SD
Catatan:
                                                                 Rek
Pada tgl 19 Januari 2011 telah disalurkan BOS Tahap I – 2011
ke seluruh Kas Daerah Kab/Kota, namun pada posisi tgl 1          SD
Maret 2011 (40 hari setelahnya) baru 77 kab/kota (yang
menyalurkan ke sekolah2.
Keseimbangan antara Reward dan Punishment
                   dalam Pengelolaan Keuangan Daerah

Reward  DID

    2010 : Tidak menggunakan kriteria utama, melainkan komposit capaian kinerja
    pengelolaan keuangan daerah meliputi (1) Opini BPK atas LKPD, (2) Penetapan
    Perda APBD tidak terlambat, (3) indikator lain untuk menentukan passing grade.

    2011 : Menggunakan Capaian kriteria utama yaitu :(1) Opini BPK atas LKPD, (2)
    Penetapan Perda APBD tidak terlambat, (3) indikator lain untuk menentukan
    passing grade.

Punishment  PP No 65 Tahun 2010
    Kriteria yang digunakan
    (1) Perda APBD yang ditetapkan setelah tanggal 24 Maret 2011, setelahnya
        dikenakan sanksi penundaan DAU sebesar 25%, dan penundaan DAK tahap
        I/30%
Selesai
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan SanitasiAspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasiinfosanitasi
 
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program SanitasiPotensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program Sanitasiinfosanitasi
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010apotek agam farma
 
Keuangan Negara & Daerah.docx
Keuangan Negara & Daerah.docxKeuangan Negara & Daerah.docx
Keuangan Negara & Daerah.docxDienAmalina
 
Analisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakAnalisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakrosarahardi
 
Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)
Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)
Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)infosanitasi
 
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Dadang Solihin
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publikRESTU AGUSTI
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahinfosanitasi
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010apotek agam farma
 
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeriPedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negerisyahidahputri
 
P2 kpt bedahdesa_sosialisasi_bedahdesa_mercure
P2 kpt bedahdesa_sosialisasi_bedahdesa_mercureP2 kpt bedahdesa_sosialisasi_bedahdesa_mercure
P2 kpt bedahdesa_sosialisasi_bedahdesa_mercureDian Utama
 
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editPrin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editMohammad Subhan
 
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasiinfosanitasi
 
Program IEG Infrastrucutre Enhancement Grant ii
Program IEG Infrastrucutre Enhancement Grant iiProgram IEG Infrastrucutre Enhancement Grant ii
Program IEG Infrastrucutre Enhancement Grant iiinfosanitasi
 

What's hot (19)

Analisis apbd
Analisis apbdAnalisis apbd
Analisis apbd
 
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan SanitasiAspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
Aspek Pendanaan dalam Pembangunan Sanitasi
 
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program SanitasiPotensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
 
Analisa ratio apbd
Analisa ratio apbdAnalisa ratio apbd
Analisa ratio apbd
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
 
Keuangan Negara & Daerah.docx
Keuangan Negara & Daerah.docxKeuangan Negara & Daerah.docx
Keuangan Negara & Daerah.docx
 
Analisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetakAnalisis apbd 2010_cetak
Analisis apbd 2010_cetak
 
Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)
Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)
Program Hibah Australia-Indonesia untuk Pembangunan Sanitasi (sAIIG)
 
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
Penyusunan APBD Sesuai UU 25/2004, UU 17/2003, dan Permendagri 13/2006
 
Anggaran-sektor-publik
 Anggaran-sektor-publik Anggaran-sektor-publik
Anggaran-sektor-publik
 
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerahPendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
Pendanaan APBD Provinsi dan Kab/Kota dalam mendukung Program Sanitasi di daerah
 
Aspek Hukum Penyusunan APBD
Aspek Hukum Penyusunan APBDAspek Hukum Penyusunan APBD
Aspek Hukum Penyusunan APBD
 
Investasi 03
Investasi 03Investasi 03
Investasi 03
 
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
Djauharie evaluasi raperda apbd 11 juni 2010
 
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeriPedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
Pedoman kerja mekanisme hibah luar negeri
 
P2 kpt bedahdesa_sosialisasi_bedahdesa_mercure
P2 kpt bedahdesa_sosialisasi_bedahdesa_mercureP2 kpt bedahdesa_sosialisasi_bedahdesa_mercure
P2 kpt bedahdesa_sosialisasi_bedahdesa_mercure
 
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editPrin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
 
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
5 Pedoman Survai Keuangan untuk Penyusunan Buku Putih Sanitasi
 
Program IEG Infrastrucutre Enhancement Grant ii
Program IEG Infrastrucutre Enhancement Grant iiProgram IEG Infrastrucutre Enhancement Grant ii
Program IEG Infrastrucutre Enhancement Grant ii
 

Similar to Cara cepat memahami transfer

Cara cepat memahami transfer
Cara cepat memahami transferCara cepat memahami transfer
Cara cepat memahami transferPramudjo211052
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan RakyatSubstansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan RakyatOswar Mungkasa
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahDahlan Tampubolon
 
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Oswar Mungkasa
 
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran FormalMemorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formalinfosanitasi
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptEnvaPya
 
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018Ahmad Abdul Haq
 
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)infosanitasi
 
Sosialisasi Peminatan Program Air Limbah Setempat 150823.pptx
Sosialisasi Peminatan Program Air Limbah Setempat 150823.pptxSosialisasi Peminatan Program Air Limbah Setempat 150823.pptx
Sosialisasi Peminatan Program Air Limbah Setempat 150823.pptxdaristanu
 
optimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxoptimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxbandisyah3
 
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DDesentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DSTISIPOL Raja Haji
 

Similar to Cara cepat memahami transfer (20)

Cara cepat memahami transfer
Cara cepat memahami transferCara cepat memahami transfer
Cara cepat memahami transfer
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
Pmk 168 2008
Pmk 168 2008Pmk 168 2008
Pmk 168 2008
 
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
 
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan RakyatSubstansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
Substansi Perencanaan Kementerian Perumahan Rakyat
 
Hubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintahHubungan keuangan antar pemerintah
Hubungan keuangan antar pemerintah
 
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
Sinkronisasi dan Optimalisasi Pembiayaan Pembangunan Sanitasi dan Air Minum d...
 
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran FormalMemorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
Memorandum Program 4-2 Siklus Perencanaan dan Penganggaran Formal
 
slide 2.pptx
slide 2.pptxslide 2.pptx
slide 2.pptx
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
 
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
 
Keuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerahKeuangan pusat-dan-daerah
Keuangan pusat-dan-daerah
 
Webinar BOSP.pdf
Webinar BOSP.pdfWebinar BOSP.pdf
Webinar BOSP.pdf
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
Pelaksanaan Program Hibah Air Limbah (AusAID)
 
Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
 
Sosialisasi Peminatan Program Air Limbah Setempat 150823.pptx
Sosialisasi Peminatan Program Air Limbah Setempat 150823.pptxSosialisasi Peminatan Program Air Limbah Setempat 150823.pptx
Sosialisasi Peminatan Program Air Limbah Setempat 150823.pptx
 
Miching versi 2
Miching versi 2Miching versi 2
Miching versi 2
 
optimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptxoptimalisasi pajak.pptx
optimalisasi pajak.pptx
 
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DDesentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
 

Recently uploaded

Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptxloegtyatmadji
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 

Recently uploaded (15)

METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
1. PERMENDES 15 TH 2021 SOSIALISASI.pptx
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 

Cara cepat memahami transfer

  • 1. Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Kebijakan Transfer Ke Daerah Disusun oleh: Tim Penyusun Bahan Sosialisasi Transfer ke Daerah Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan – Kementerian Keuangan Jakarta, Maret 2011
  • 2. Skhema Otonomi Daerah & Desentralisasi Desentralisasi Pemberian/Perluasan Penerimaan Taxing Power Desentralisasi Fiskal Desentralisasi Alokasi dana Pengeluaran Transfer Ke Daerah Pengelolaan Otonomi Desentralisasi •Perwakilan Rakyat APBD, melalui Daerah Politik •Pilkada pengelolaan pendapatan, Desentralisasi Kewenangan yang belanja, dan Kewenangan dilimpahkan pembiayaan daerah Desentralisasi • Pembangunan ekonomi dimulai dari daerah Ekonomi • Pertumbuhan ekonomi nasional adalah agregat pertumbuhan ekonomi daerah Catatan : PAD, penerimaan lainnya, dan Transfer ke daerah digunakan untuk mendanai pelaksanaan desentralisasi politik dan desentralisasi kewenangan (money follows function) untuk melayani masyarakat dan penyediaan belanja aparatur, serta mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi
  • 3. Ruang Lingkup Transfer Ke Daerah 2011 Dana Bagi Hasil (DBH) DBH Pajak Dana Alokasi Umum (DAU) DBH PBB Dana Perimbangan Dana Alokasi Khusus (DAK) DBH BPHTB Dana Otsus PAPUA DBH PPh Dana Otsus PAPUA BARAT DBH Cukai HT TRANSFER KE Dana DAERAH Otsus Dana Otsus ACEH DBH SDA Dana Infras Otsus Papua DBH Kehutanan Dana Infras Otsus Papua Barat DBH Pert umum Dana Otsus & Penyesuaian Tambahan Penghasilan Guru DBH Perikanan Tunjangan Profesi Guru DBH Migas Dana Bantuan Operasional Sek (BOS) DBH Panas Bumi Penyesuaian Dana Insentif Daerah (DID) 3
  • 4. # Dana Karakteristik & Tujuan Transfer Legalitas 1 DBH • Block Grant PMK • Mengatasi Vertikal Fiscal Imbalance • By Origin : Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar 2 DAU • Block Grant Perpres • Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance • Instrument pemerataan • Basis Perhitungan per daerah: • Alokasi dasar  representasi dari Belanja Gaji PNSD • Celah Fiskal = Selisih ant Kebutuhan Fiskal (KbF) dng Kapasitas Fiskal(KpF) 3 DAK • Spesific Grant PMK • Mengatasi Horizontal Fiscal Imbalance • Membantu memperbaiki infrastruktur • BasisPerhitungan per daerah: • Kemampuan Keuangan sebagai kriteria Umum • Kondisi kewilyahan sebagai Kriteria Khusus • Kondisi kerusakan infrastruktur sebagai Kriteria teknis 4 Dana • Block Grant untuk pendanaan yang diarahkan. PMK OTSUS • Mengatasi permasalah Kesehatan, Pendidikan dan Perhubungan di Prov Papua, Prov Papua Barat, dan Prov Aceh) 5 Infrastr • Tambahan dana infrastruktur otsus (hanya Prov Papua dan Prov Papua Barat) PMK Otsus 6 Dana • Mendanai kebijakan tertentu dari Pemerintah Pusat PMK Penyesuai
  • 5. Penetapan Besaran Pagu dan Distribusi per daerah No Dana Transfer Besaran dalam APBN Kreteria/Indikator perhitungan per daerah 1 DBH Alokasi Persentase tertentu dari Realisasi  Persentase tertentu dari perkiraan besaran Pajak & PNBP realisasi setoran pajak & PNBP 2 DAU Sekurang-kurangnya 26% dari PDN Gaji PNSD, Jumlah Penduduk, Luas Neto Wilayah, IKK, IPM, PDRB, Belanja Daerah 3 DAK • Tidak ada ketentuan mengenai Kapasitas Fiskal, Kondiri Wilayah, dan besaran Kondiisi Infrastruktur yang rusak. • Usulan Pemerintah , disetujui DPR 4 Dana OTSUS 2% dari Pagu DAU Nasional Kewenangan Gubernur untuk membagi kepada prov/kab/kota 5 Infrastruktur • Tidak ada ketentuan mengenai Ketetapan dalam UU APBN : OTSUS besaran Prov papua 60% • Usulan Pemerintah , disetujui DPR Prov Papua Barat 40% 6 Dana Penyesuaian Unit cost dikalikan volume yang a.l. Jumlah guru non-sertifikasi dan . akan didanai Guru sertifikasi profesi, jumlah murid
  • 6. Trilogi Dana Perimbangan  Trilogi Bentuk yang terdiri dari 3 komponen yang saling berhubungan dan membangun tema tertentu.  Prinsip Memandang Dana Perimbangan (DBH, DAU, DAK) sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. DAU  Temanya : pemerataan  DBH mengatasi vertical fiscal imbalance dan horizontal Fiscal imbalance.  Simulasi mekanisme  pada saat DBH meningkat (berputar ke kanan), maka DAK pada umumnya DAU menurun (berputar ke kiri), demikian pula DAK, atau sebaliknya.  Prinsip ini digunakan dlm perhitungan DAU & DAK per daerah
  • 7. Trilogi Dana Perimbangan DBH DAU DAK Fiscal Capacity Fiscal Equalization Infrastructure Indicator Instrument Suporting Indikator Upaya untuk Instrument menunjukkan tingkat mengatasi Membantu daerah kapasitas fiskal kesenjangan fiskal untuk memperbaiki daerah. Salah satu antar daerah. kerusakan penyebab infrastruktur kesenjangan fiskal. DBH indikator kapasitas fiskal: DAU : Equalisasi DAK : Supporting 1. kapasitas fiskal tinggi DAU  upaya equalisasi Meskipun diberi DAU masih a. DKI karena DBH Pajak mengatasi kesenjangan ada daerah yg tidak mampu b. Kaltim, Riau, Sumsel  karena DBH SDA kapasitas fiskal tinggi dan memperbaiki infrastruktur, 2. kapasitas fiskal rendah rendah maka diberikan DAK • Daerah bukan penghasil pajak & SDA
  • 8. Skema DBH Pajak DBH Pajak Dibagi rata ke Kab/Kota (6,5%) Pusat (10%) Insentif Kab/Kota (3,5%) PBB Provinsi (16,2%) Daerah (90%) Kab/Kota (64,8%) Biaya Pungut (9%) Pusat (20%) Dibagi rata ke Kab/Kota 20% BPHTB Provinsi (16%) Daerah (80%) Kab/Kota (64%) PPh Ps.25 dan Ps.29 Pusat (80%) WPOPDN, Provinsi (8%) PPh Ps.21 Daerah (20%) Kab/Kota (12%) Cukai Hasil Provinsi (30%) Pusat (98%) Tembakau Kab/Kota Penghasil (40%) Daerah (2%) Kab.Kota Pemerataan (30%) Catatan: Th 2011 BPHTB menjadi Pajak Daerah
  • 9. Skema DBH Sumber Daya Alam (SDA) Pusat (20%) Bagi Hasil Sumber Provinsi (16%) Iuran Hak Penguasaan Daya Alam Hutan (IHPH) Daerah (80%) Kabupaten/Kota (64%) Pusat (20%) Provisi Sumber Daya Provinsi (16%) Kehutanan Hutan (PSDH) Daerah (80%) Kabupaten/Kota Penghasil (32%) Pusat (60%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%) Dana Reboisasi Daerah (40%) Pusat (20%) Provinsi (16%) Iuran Tetap (Land Rent) Pertambangan Daerah (80%) Kabupaten/Kota (64%) Umum Pusat (20%) Provinsi (16%) Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalty) Daerah (80%) Kabupaten/Kota Penghasil (32%) Pungutan Pengusahaan Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%) Perikanan Pusat (20%) Perikanan Pungutan Hasil Perikanan Kabupaten/Kota (80%) Provinsi (3,1%) 0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pusat (84,5%) Pertambangan Minyak Bumi Kabupaten/Kota Penghasil (6,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Daerah (15,5%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (6,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pusat (69,5%) Provinsi (6,1%) 0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pertambangan Gas Bumi Daerah (30,5%) Kabupaten/Kota Penghasil (12,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Setoran Bagian Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (12,2%) 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pemerintah Pertambangan Pusat (20%) Panas Bumi Iuran Tetap dan Produksi Daerah (80%) 16 % Provinsi; 32% Kab/Kota Penghasil; 32% Kab/Kota dalam satu provinsi
  • 10. Formula Perhitungan DAU Per Daerah DAU = Alokasi Dasar (AD) + Celah Fiskal (CF) Alokasi Dasar = Belanja Gaji PNSD Celah Fiskal = Kebutuhan Fiskal (KbF) – Kapasitas Fiskal (KpF) Kebutuhan Fiskal = Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional X (indeks-indeks) Rata-rata Belanja Daerah secara Nasional = Jumlah Belanja dalam APBD seluruh Indonesia dibagi jumlah daerah 1. Indeks Jumlah Penduduk (IJP) 2. Indeks Luas Wilayah (ILW) Indeks-Indeks 3. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 5. Indeks Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Kapasitas Fiskal = Pendapatan Asli Daerah (PAD) + DBH Pajak + DBH SDA
  • 11. Gaji PNSD T- ½ Daerah dan Kem Keu Alokasi Dasar Formasi PNSD T- ½ MENPAN / BKN Penduduk T-1 BPS Luas Wilayah T-1 BPS Kebutuhan IKK T-1 BPS Fiskal IPM T-2 BPS PDRB Per Kapita T-2 BPS TBR T-2 Daerah & Kem Keu PAD T-2 Daerah & Kem Keu Kapasitas DBH Pajak T-2 Kem Keuangan Fiskal DBH SDA T-2 Kem Keuangan
  • 12. Data Alokasi Dasar Pasal 27 Ayat (4) UU No. 33/2004 dan Pasal 40 Ayat (5) PP No.55/2005 Komponen Gaji PNS Standar Nasional GAJI POKOK TUNJANGAN KELUARGA TUNJANGAN JABATAN GAJI ■ Tunjangan Fungsional PNS ■ Tunjangan Struktural ■ Tunjangan Umum TUNJANGAN BERAS TUNJANGAN PPH Keterangan: Data yang digunakan adalah data Belanja Gaji PNSD bersumber dari Daftar Gaji Induk PNSD Juni 2010 (untuk DAU 2011) yang diperoleh langsung dari daerah Kondisi Data : 100%
  • 13. Formula DAU DAU Alokasi Celah Kebutuhan Kapasitas Dasar Fiskal Fiskal Fiskal Jumlah Penduduk P.A.D Luas Wilayah DBH Pajak BELANJA GAJI PNSD IKK DBH SDA IPM PDRB per Kapita Rumus perhitungan Kebutuhan Fiskal (KbF) suatu daerah adalah: KbF = TBR (α1 IP + α2 LW + α3 IKK + α4 IPM + α5 PDRB perkapita) 13
  • 14. Formula Perhitungan DAK Per Daerah 1. Menentukan daera penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu: Kriteria Umum KU = (PAD + DAU + DBH) – (DBH DR + Belanja Gaji PNSD) Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU daerah secara Nasional adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK Kriteria Khusus berupa karakteristik kewilayahan, yaitu: a. Daerah Tertinggal b. Daerah perbatasan dengan negara lain LIHAT SKHEMA c. Daerah rawan bencana PROSES d. Daerah ketahanan pangan PERHITUNGAN DAK e. Daerah potensi pariwisata (halaman berikut) Kriteria Teknis berupa kondisi kerusakan infrastruktur masing-masing bidang DAK 2. Menghitung distribusi DAK per daerah menggunakan porporsi KU dan KT
  • 15. PAD T- 2 Daerah & KemKeu DAU T- 2 KemKeu Kriteria Umum DBH T-2 KemKeu Belanja Gaji PNSD T-2 Daerah & KemKeu Daerah Tertinggal T-1 Kem PDT Daerah Perbatasan T-1 Kem Dalam Negeri Kriteria Khusus Daerah Rawan Bencana T-1 BNBP Da Ketahanan Pangan T-1 Kem Pertanian Da Potensi Pariwisata T-1 Kem Bud Par Daerah Pesisir T-1 Kem Kelautan & Per Kriteria Teknis Kondisi Infrastruktur T-1 K/L terkait Per Bidang Per daerah
  • 16. Kriteria Umum Kriteria KHusus Kriteria Teknis KEMAMPUAN PERATURAN INDIKATOR KEBUTUHAN TEKNIS YES KEUANGANDAERAH PERUNDANGAN NO (IFN < 1) NO INDEKS TEKNIS KARAKTERISTIK IT = f (Indikator Teknis) YES DAERAH (IKW) INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT) = f(IFN.IKW.IT) INDEKS FISKAL & WILAYAH (IFW) = f (IFN.IKW) IFWT > 1 YES NO IFW > 1 NO DAERAH YES TIDAK LAYAK DAERAH LAYAK INDEKS TEKNIS DAERAH TIDAK LAYAK IT = f (Indikator Teknis) ; IT > 0 No UNTUK BIDANG TERTENTU Yes INDEKS FISKAL WILAYAH & TEKNIS (IFWT) = f(IFN.IKW.IT) BOBOT DAK (BD) = IFWT * IKK ALOKASI DAK per BIDANG ALOKASI DAK Utk DAERAH (AD) = (ADB1)+(ADB2)+….(ADBn) 16 (ADB) = (BD) * PAGU per BIDANG
  • 17. Perbandingan Nomenklatur Bidang DAK 2010 & 2011 No Bidang DAK 2010 No Bidang DAK 2011 1 Pendidikan 1 Pendidikan 2 Kesehatan 2 Kesehatan 3 Infrastruktur Jalan 3 Infrastuktur Jalan 4 Infrastruktur Irigasi 4 Infrastuktur Irigasi 5 Infrastruktur Air Minum 5 Infrastuktur Air Minum 6 Infrastruktur Sanitasi 6 Infrastuktur Sanitasi 7 Prasarana Pemerintah 7 Prasarana Pemerintahan Daerah 8 Kelautan dan Perikanan 8 Kelautan dan Perikanan 9 Pertanian 9 Pertanian 10 Lingkungan Hidup 10 Lingkungan Hidup 11 Keluarga Berencana 11 Keluarga Berencana 12 Kehutanan 12 Kehutanan 13 Sarana Prasarana Pedesaan 13 Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal 14 Perdagangan 14 Sarana Perdagangan 15 Listrik Pedesaan 16 Perumahan dan Permukiman BIDANG BARU 17 Keselamatan Transportasi Darat 18 Transportasi Perdesaan 19 Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan
  • 18. Hak-hak Daerah Otonomi Khusus Papua & Papua Barat Aceh (UU No 21 Th 2001) (UU No 11 Th 2006) 1. Dana Otsus 2% DAU nasional 1. Dana Otsus 2% DAU Nasional 2. Tambahan DBH Minyak 55% 2. Tambahan DBH Minyak 55% 3. Tambahan DVBH Gas 30% 3. Tambahan DBH Gas 30% 4. Dana Tambahan Infrastruktur 5. Dipastikan mendapatkan DAK Pronsip-prinsip penyaluran Dana Perimbangan No Komponen Ketentuan Penyaluran 1 DBH Pajak 1. Triwulanan 2. Persentase tertentu dari realisasri setoran penerimaan pajak 3. Khusus DBH CHT mensyaratkan Laporan Penggunaan DBH CHT 2 DBH SDA 1. Triwulanan 2. Persentase tertentu dari realisasi setoran PNBP SDA 3. Perhitungan Realisasi berdasarkan rekonsiliasi realisasi PNBP 3 DAU 1. Seperduabelas setiap bulan 4 DAK 1. Bertahap (3 tahap) 2. Mensyaratkan Penetapan Perda APBD dan Laporan Penyerapan
  • 19. Dana Penyesuaian Tahun 2011 1. Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNSD a. Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru PNSD yang belum bersertifikasi profesi sebesar Rp.250.000,- per guru per bulan selama 12 bulan. b. Tunjangan ini akan hilang apabila guru ybs telah mendapatkan sertifikasi profesi 2. Tunjangan Profesi Guru • Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah guru yang bersertifikasi profesi, sebesar satu kali gaji pokok setiap bulan selama 12 bulan dalam setahun. 3. Bantuan Operasional Sekolah • Alokasi bagi daerah berdasarkan jumlah murid dikalikan unit cost tertentu untuk bantuan operasional sekolah dasar dan sekolah menengah pertama
  • 20. Dana Insentif Daerah 2010 1. DID adalah alokasi yang bersumber dari anggaran pendidikan dalam APBN yang diberikan kepada daerah berdasarkan pencapaian kinerja Pengelolaan Keuangan dan Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan. 2. Penggunaan anggaran ini kembali kepada kegiatan pendidikan secara luas sesuai dengan kebutuhan daerah 3. Dari 33 provini terpilih mendapatkan insentif sebanyak No Kriteria dan Sub Kriteria 9 prov, dan dari 491 kab/kota terpilih sebanyak 45 kab/kota, Kriteria Kinerja Keuangan atau jumlah daerah penerima 1. Sub Kriteria opini BPK atas LKPD 54 daerah 2. Sub Kriteria penyampaian perda APBD tepat waktu 3. Sub Kriteria effort peningkatan PAD 4. DID 2011 telah disepakati untuk 4. Sub Kriteria Kluster 2 IPM menyempurnakan kriteria Kriteria Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan Indikator kinerja, dengan tujuan 1. Perekonomian agar daerah meningkatkan 2. Penurunan Tingkat Kemiskinan kualitas pengelolaan keuangan 3. Penurunan Tingkat Pengangguran daerah dan percepatan 4. Inflasi penetapan APBD
  • 21. Rencana Pola Penyaluran BOS 2011 (sebagai Belanja Transfer Ke Daerah) Keterangan Mekanisme transfer Rek Mekanisme penyerapan sesuai SD Rek ketentuan APBD SD KPA KPPN BRI Kas Rek SD DJPK Jkt II Daerah Rek SD Catatan: Rek Pada tgl 19 Januari 2011 telah disalurkan BOS Tahap I – 2011 ke seluruh Kas Daerah Kab/Kota, namun pada posisi tgl 1 SD Maret 2011 (40 hari setelahnya) baru 77 kab/kota (yang menyalurkan ke sekolah2.
  • 22. Keseimbangan antara Reward dan Punishment dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Reward  DID 2010 : Tidak menggunakan kriteria utama, melainkan komposit capaian kinerja pengelolaan keuangan daerah meliputi (1) Opini BPK atas LKPD, (2) Penetapan Perda APBD tidak terlambat, (3) indikator lain untuk menentukan passing grade. 2011 : Menggunakan Capaian kriteria utama yaitu :(1) Opini BPK atas LKPD, (2) Penetapan Perda APBD tidak terlambat, (3) indikator lain untuk menentukan passing grade. Punishment  PP No 65 Tahun 2010 Kriteria yang digunakan (1) Perda APBD yang ditetapkan setelah tanggal 24 Maret 2011, setelahnya dikenakan sanksi penundaan DAU sebesar 25%, dan penundaan DAK tahap I/30%