SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
join facebook.com/suryaonline
hal
2
DIGITAL NEWSPAPER
edisipagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SELASA, 01 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman
follow @portalsurya
Spirit Baru Jawa Timur
Vonis Ditunda
Tuhan Bantu
Wilfrida
SURYA Online - Na-
sionalisme bangsa kita
sudah tercabik-cabik
pasca reformasi. Bahkan
terhadap hari-hari berse-
jarah bangsa sendiri saja,
sudah tidak lagi terlalu
diindahkan. Itu dapat
dilihat ketika peringatan
peristiwa Gerakan 30
September (G-30S/PKI)
2013, yang merupakan
sejarah buruk perjalanan
bangsa ini, sudah jarang
terlihat pengibaran
bendera setengah tiang.
Seolah bangsa ini sudah
acuh tak acuh, bahkan
disana sini ada yang
berusaha untuk memutar-
mutar sejarah sehingga
semakin membingungkan rakyat. Yang
akhirnya rakyat pun apatis dengan
sejarah bangsanya sendiri.
Padahal founding father Ir Soekarno
dalam pidatonya sering mengungkapkan
istilah Jas Merah, Jangan Melupakan
Sejarah. Bahkan era Soeharto, peringat-
an-peringatan hari bersejarah nasional
selalu diberikan porsi yang selayaknya
dan khusuk.
Kondisi ini semestinya mendapat
perhatian pemerintah dan seluruh
komponen bangsa, khususnya bagian
sosial politik Departemen Dalam Negeri,
dimana pembinaan nasionalisme bangsa
seharusnya ditingkatkan dalam upaya
menghadapi kebebesan informasi dan
kemajuan teknologi yang tidak mungkin
dibendung.
Peristiwa G 30 S/PKI sendiri adalah
sebuah peristiwa buruk yang mencoreng
bangsa Indonesia, di tengah malam
tanggal 30 September sampai 1 Oktober
1965, di mana enam perwira tinggi
militer Indonesia beserta beberapa orang
lainnya dibunuh oleh pasukan berseragam
Cakra Bhirawa yang dituduh pendukung
Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pahlawan Revolusi yang terbunuh
dalam peristiwa G 30S/PKI adalah :
1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/
Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf
Komando Operasi Tertinggi).
2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi
II Menteri/Panglima AD bidang Adminis-
trasi).
3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono
(Deputi III Menteri/Panglima AD bidang
Perencanaan dan Pembinaan).
4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten
I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen).
5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan
(Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang
Logistik).
6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo
(Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal
Angkatan Darat).
7. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal
kediaman resmi Wakil Perdana Menteri
II dr.J. Leimena).
8. Kolonel Katamso Darmokusumo
(Komandan Korem 072/Pamungkas,
Jogjakarta).
9. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto
(Kepala Staf Korem 072/Pamungkas,
Jogjakarta).
Adalah Jenderal TNI Abdul Harris
Nasution yang menjadi sasaran utama,
justru selamat dari upaya pembunuhan
tersebut. Namun tragisnya, putrinya, Ade
Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau,
Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas
dalam usaha pembunuhan tersebut.
Waktu itu, Partai Komunis Indonesia
(PKI) merupakan partai komunis terbe-
sar di seluruh dunia, di luar Tiongkok
dan Uni Soviet. Sampai Tahun 1965
anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta,
ditambah 3 juta pergerakan pemuda-
nya. PKI juga mengontrol pergerakan
serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta
anggota dan Barisan Tani Indonesia yang
mempunyai 9 juta anggota. Termasuk
pergerakan wanita (Gerwani), organi-
sasi penulis dan artis dan pergerakan
sarjana, PKI mempunyai lebih dari 20
juta anggota dan pendukung.
Bulan Juli 1959, Parlemen dibubarkan
dan Presiden Soekarno yang kemudian
menetapkan konstitusi di bawah Dekrit
Presiden dalam upaya mempersekutukan
tiga kekuatan bangsa, Nasionalis, Agama
dan Komunis yang dinamakan NASAKOM.
Pada kunjungan Menlu Subandrio ke
Tiongkok, Perdana
Menteri Zhou Enlai
menjanjikan 100.000
pucuk senjata jenis
chung, penawaran
ini gratis tanpa
syarat dan kemudian
dilaporkan ke Bung
Karno meski belum
diketahui kapan
waktunya sampai
akhirnya meletusnya
peristiwa G30S.
Pada awal Tahun
1965 Bung Karno atas
saran PKI dan tawaran
Perdana Menteri RRC,
Zhou Enlai, mempu-
nyai ide pembentukan
Angkatan Kelima
yang berdiri sendiri
terlepas dari ABRI. Tetapi petinggi Ang-
katan Darat tidak setuju dan hal ini lebih
menimbulkan nuansa curiga-mencurigai
antara militer dan PKI.
Dari Tahun 1963, kepemimpinan
PKI makin lama makin berusaha
memprovokasi bentrokan-bentrokan
antara aktivis massa dengan polisi dan
militer. Pemimpin-pemimpin PKI juga
menginfiltrasi polisi dan tentara dengan
slogan kepentingan bersama polisi dan
rakyat. Pemimpin PKI DN Aidit mengil-
hami slogan Untuk Ketentraman Umum
Bantu Polisi. Di bulan Agustus 1964,
Aidit menganjurkan semua anggota
PKI membersihkan diri dari sikap-sikap
sektarian kepada angkatan bersenjata,
mengimbau semua pengarang dan seni-
man sayap-kiri untuk membuat massa
tentara subjek karya-karya mereka.
Di akhir 1964 dan permulaan 1965
ribuan petani bergerak merampas tanah
yang bukan hak mereka atas hasutan
PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi
antara mereka dan polisi dan para
pemilik tanah.
Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu
oleh propaganda PKI yang menyatakan
bahwa petani berhak atas setiap tanah,
tidak peduli tanah siapapun (milik
negara = milik bersama). Kemungkinan
besar PKI meniru revolusi Bolsevik
di Rusia, di mana rakyat dan partai
komunis menyita tanah milik Tsar dan
membagi-bagikannya kepada rakyat.
Pada permulaan 1965, buruh mulai
menyita perusahaan-perusahaan karet
dan minyak milik Amerika Serikat.
Kepemimpinan PKI menjawab ini
dengan memasuki pemerintahan dengan
resmi. Pada waktu yang sama, jenderal-
jenderal militer juga menjadi anggota
kabinet. Jendral-jendral tersebut
masuk kabinet karena jabatannya di
militer oleh Soekarno disamakan seting-
kat menteri. Hal ini dapat dibuktikan
dengan munculnya jabatan Menpangab,
Menpangad dan lain-lain.
Menteri-menteri PKI tidak hanya
duduk di sebelah para petinggi militer
di dalam kabinet Soekarno ini, tetapi
mereka terus mendorong ilusi yang
sangat berbahaya bahwa angkatan
bersenjata adalah bagian dari revolusi
demokratis rakyat.
Keributan antara PKI dan Islam,
tidak hanya NU tapi juga dengan Persis
dan Muhammadiyah, terjadi di hampir
semua tempat di Indonesia. Di Jawa
Barat, Jawa Timur dan provinsi-provinsi
lain PKI sudah mengancam kiai-kiai
bahwa mereka akan disembelih setelah
tanggal 30 September 1965.
Lubang Buaya
1 Oktober 1965 dini hari, enam jen-
deral senior dan beberapa orang lainnya
yang dibunuh dalam upaya kudeta yang
disalahkan kepada para pengawal istana
(Cakra Bhirawa) yang dianggap loyal
kepada PKI dan pada saat itu dipimpin
oleh Letkol Untung.
Panglima Komando Strategi Angkatan
Darat saat itu, Mayjen Soeharto kemu-
dian mengadakan penumpasan terhadap
gerakan tersebut.
Hingga saat ini tidak ada bukti
keterlibatan aktif Soeharto dalam aksi
penculikan tersebut. Satu-satunya bukti
yang bisa dielaborasi adalah pertemuan
Soeharto sebagai Pangkostrad dengan
Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit
Angkatan Darat.
Para korban tersebut kemudian
dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede,
Jakarta yang dikenal sebagai Lubang
Buaya. Mayat mereka ditemukan 3
Oktober 1965. Semoga arwah pah-
lawan-pahlawan revolusi yang mulai
dilupakan, tetap mendapat tempat
disisi Allah. (wahjoe harjanto/berbagai
sumber)
Peringatan G30S/PKI
SEMAKINMEMUDAR
join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya
SELASA, 01 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2
SURYA Online - Pengadilan Malaysia
menunda persidangan terhadap Tenaga
Kerja Wanita (TKW) asal Nusa Tenggara
Timur, Wilfrida Soik, yang terancam
hukuman mati hingga 17 November
2013, untuk mengumpulkan bukti baru,
Senin (30/9/2013).
Jaksa menuntut Wilfrida dengan hu-
kuman mati atas dugaan pembunuhan
terhadap Yeap Seok Pen, warga negara
Malaysia, orangtua dari majikan tempat
Wilfrida bekerja, 7 Desember 2010
Sidang kemarin semulanya dijadwal-
kan menjadi sidang terakhir sebelum
hakim memutuskan untuk menerima
atau menolak hukuman mati terhadap
Wifrida.
Namun, Koordinator Migrant Care di
Malaysia,Alex Ong, mengatakan, tim
pengacara Wilfrida meminta waktu kepada
hakim untuk memberikan bukti baru.
“Pihak pengacara Wilfrida meminta
hakim untuk memundurkan keputusan
untuk menerima tuntutan jaksa Malay-
sia,” kata Alex kepada wartawan BBC
Arti Ekawati Senin (30/9/2013) sore.
Diantara bukti-bukti baru yang akan
dikumpulkan itu adalah bahwa Wilfrida
masih berada di bawah umur ketika
peristiwa itu terjadi dan dokumen
perjalanan yang dipakai olehnya adalah
palsu.
Berdasarkan paspornya
yang dipalsukan, saat
itu tertera ia berusia 21
tahun. Namun belakangan
terungkap bahwa ketika
berangkat ke Malaysia,
Oktober 2010, usia Wilfrida
masih 17 tahun.
“Wilfrida memang anak
bawah umur, dalam sistem
kehakiman Malaysia tidak
boleh diancam hukuman
mati,” kata Alex.
Kedua, pengacara juga
mengatakan, Wilfrida
pernah diperiksa dan
terbukti menderita depresi
berat. Atas dasar itulah
mereka kemudian meminta
Wilfrida diperiksa lagi oleh
ahli psikologi yang mereka
tunjuk dan disetujui oleh
jaksa Malaysia untuk
mengevaluasi status mental Wilfrida.
“Selain itu juga diminta ada tes
tulang dan giginya untuk menetukan
usianya,” kata Alex. Pemeriksaan ini
akan dilakukan di Rumah Sakit Universi-
ty Schience di Kelantan Malaysia.
“Dari tanggal 17 (November) itu akan
sidang kembali dengan bahan-bahan
bukti yang akan ditunjukkan oleh pihak
pembela,” kata Alex.
Sebelumnya, pegiat Migrant Care di
Indonesia menyerukan kepada DPR agar
ikut membantu membebaskan Wilfrida.
Saat ini Wilfrida juga didampingi oleh
seorang pemuka agama untuk membe-
rikan bantuan dan konseling spiritual
kepadanya dan keluarganya.
Migrant Care berupaya menggalang
petisi menolak hukuman mati terhadap
Wilfrida Soik di situs Change.org yang
sejauh ini telah berhasil menggalang
dukungan sekitar 13.000 orang.
Menurut Migrant Care ada sekitar
300-an TKI di Malaysia yang terancam
hukuman mati.
Peristiwa seperti yang dialami
Wilfrida tidak hanya terjadi di Malaysia,
tetapi juga di negara-negara lain,
seperti Arab Saudi, Hongkong, dan
negara-negara lain.
Namun sejauh ini, Pemerintah
seolah tidak pernah mengevaluasi dan
justru merasa bangga dengan predikat
penghasil Tenaga Kerja murah. Dalam
setiap pemuatan berita yang muncul di
media masa, terutama menjelang Harya
Raya Idul Fitri, dengan bangga Bank
Indonesia menyebutkan ada pnyaluran
uang masuk Indonesia besar-besaran
dari TKI. Masyaallah.
Padahal, semestinya, sebagai
negara yang dianugerahi kekayaan
alam berlimpah oleh Yang Maha Kuasa,
menjadi tanggungjawab pemerintah
untuk menyediakan lapangan pekerjaan
sehingga tidak ada rakyat yang justru
senang keluar negeri.
Padahal, seperti pengalaman saya
di Arab Saudi, (Mekkah dan Medinah),
keberadaan TKI Indonesia sebenarnya
jauh dari yang mereka banggakan
ketika pulang kampung.
Sedikit saja TKI yang mene-
rima perlakuan profesional
sebagai tenaga kerja yang
dibutuhkan. Siksaan dan
perlakuan tidak manusiawi,
bahkan lebih ekstrim boleh
dikatakan seperti budak,
itulah yang terjadi. Belum
lagi kejar-kejaran dengan
polisi. Tentu kondisi ini
harusnya menjadi pemikiran
utama Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi. Semoga
kasus Wilfrida ini menjadi
yang terakhir dan menjadi
renungan sendiri pejabat
Indonesia. Jangan bangga
menjadi negara dengan
predikat penghasil tenaga
kerja murahan. (wahjoe
harjanto/berbagai sum-
ber).
Vonis Ditunda
TUHANBANTUWILFRIDA

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Proses peralihan kekuasaan setelah G-30-S PKI
Proses peralihan kekuasaan setelah G-30-S PKIProses peralihan kekuasaan setelah G-30-S PKI
Proses peralihan kekuasaan setelah G-30-S PKI
 
G 30 s pki
G 30 s pkiG 30 s pki
G 30 s pki
 
Seputar g30 s PKI
Seputar g30 s PKISeputar g30 s PKI
Seputar g30 s PKI
 
TNI AD Mengenai Komunis
TNI AD Mengenai KomunisTNI AD Mengenai Komunis
TNI AD Mengenai Komunis
 
Presentasi PKN
Presentasi PKNPresentasi PKN
Presentasi PKN
 
Tugas PKI Madiun
Tugas PKI MadiunTugas PKI Madiun
Tugas PKI Madiun
 
Pemberontakan pki madiun 1948
Pemberontakan pki madiun 1948Pemberontakan pki madiun 1948
Pemberontakan pki madiun 1948
 
PKI dan Kekejaman Terhadap Ulama
PKI dan Kekejaman Terhadap UlamaPKI dan Kekejaman Terhadap Ulama
PKI dan Kekejaman Terhadap Ulama
 
Gestok dan Kehancuran Gerakan Perempuan
Gestok dan Kehancuran Gerakan PerempuanGestok dan Kehancuran Gerakan Perempuan
Gestok dan Kehancuran Gerakan Perempuan
 
Pembelaan presiden Soekarno terhadap PKI
Pembelaan presiden Soekarno terhadap PKIPembelaan presiden Soekarno terhadap PKI
Pembelaan presiden Soekarno terhadap PKI
 
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
Dampakpostfnegtfpolekorba 1601251620401-160129002504
 
Pemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di MadiunPemberontakan PKI di Madiun
Pemberontakan PKI di Madiun
 
Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948Pemberontakan PKI Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun 1948
 
g 30 s pki
g 30 s pkig 30 s pki
g 30 s pki
 
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
Profil Presiden Indonesia (Irdan Arjulian)
 
Suharto dan g30 s
Suharto dan g30 sSuharto dan g30 s
Suharto dan g30 s
 
Ugur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang DilenyapkanUgur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
Ugur Mumcu dan Mereka yang Dilenyapkan
 
Snu pemberontakan pki madiun
Snu pemberontakan pki madiunSnu pemberontakan pki madiun
Snu pemberontakan pki madiun
 
Nasionalisasi Aset
Nasionalisasi AsetNasionalisasi Aset
Nasionalisasi Aset
 
Sejarah peristiwa madiun
Sejarah peristiwa madiunSejarah peristiwa madiun
Sejarah peristiwa madiun
 

Viewers also liked

Overseas Voters - Ziv Lazar
Overseas Voters - Ziv LazarOverseas Voters - Ziv Lazar
Overseas Voters - Ziv Lazar
Ziv Lazar
 
Poster Moving the World by DH Final
Poster Moving the World by DH FinalPoster Moving the World by DH Final
Poster Moving the World by DH Final
Manoj Dubey
 

Viewers also liked (15)

คอม 5 8
คอม 5 8คอม 5 8
คอม 5 8
 
Power point(uso de internet)
Power point(uso de internet)Power point(uso de internet)
Power point(uso de internet)
 
Prezentacja raportu Kobiety w finansach
Prezentacja raportu Kobiety w finansachPrezentacja raportu Kobiety w finansach
Prezentacja raportu Kobiety w finansach
 
Overseas Voters - Ziv Lazar
Overseas Voters - Ziv LazarOverseas Voters - Ziv Lazar
Overseas Voters - Ziv Lazar
 
คอม 9 16
คอม 9 16คอม 9 16
คอม 9 16
 
Arya
AryaArya
Arya
 
Katalog 2014WEB
Katalog 2014WEBKatalog 2014WEB
Katalog 2014WEB
 
регистрация фирмы в Португалии
регистрация фирмы в Португалиирегистрация фирмы в Португалии
регистрация фирмы в Португалии
 
Saving your work
Saving your workSaving your work
Saving your work
 
Deberesdesemanasanta lengua y matemáticas .doc
Deberesdesemanasanta lengua y matemáticas .docDeberesdesemanasanta lengua y matemáticas .doc
Deberesdesemanasanta lengua y matemáticas .doc
 
священная роща
священная рощасвященная роща
священная роща
 
Starting a Small Business in Florida?
Starting a Small Business in Florida?Starting a Small Business in Florida?
Starting a Small Business in Florida?
 
Poster Moving the World by DH Final
Poster Moving the World by DH FinalPoster Moving the World by DH Final
Poster Moving the World by DH Final
 
Ficha inscripción taller escritura
Ficha inscripción taller escrituraFicha inscripción taller escritura
Ficha inscripción taller escritura
 
τακτασ
τακταστακτασ
τακτασ
 

Similar to Digital surya 01 oktober 2013

Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
peri heriyanto
 
PPT_S.INDONESIA_MUTHIA_S.1.pptx
PPT_S.INDONESIA_MUTHIA_S.1.pptxPPT_S.INDONESIA_MUTHIA_S.1.pptx
PPT_S.INDONESIA_MUTHIA_S.1.pptx
ArifRusandi
 
Dipa nusantara aidit
Dipa nusantara aiditDipa nusantara aidit
Dipa nusantara aidit
Al Alfiyah
 
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde BaruPerkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Enggita Aprilika Yustian
 

Similar to Digital surya 01 oktober 2013 (20)

Makalah organisasi partai komunis indonesia
Makalah organisasi partai komunis indonesiaMakalah organisasi partai komunis indonesia
Makalah organisasi partai komunis indonesia
 
Gerakan 30 september 1965
Gerakan 30 september 1965Gerakan 30 september 1965
Gerakan 30 september 1965
 
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKITugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
Tugas sejarah kelompok_2 peristiwa G30SPKI
 
Makalah sejarah g30 spki word
Makalah sejarah g30 spki wordMakalah sejarah g30 spki word
Makalah sejarah g30 spki word
 
Sejarah G30 S/PKI
Sejarah G30 S/PKISejarah G30 S/PKI
Sejarah G30 S/PKI
 
Sejarah G 30 S/PKI ppt
Sejarah G 30 S/PKI pptSejarah G 30 S/PKI ppt
Sejarah G 30 S/PKI ppt
 
dokumen.tips_sejarah-g-30-spki-ppt.pdf
dokumen.tips_sejarah-g-30-spki-ppt.pdfdokumen.tips_sejarah-g-30-spki-ppt.pdf
dokumen.tips_sejarah-g-30-spki-ppt.pdf
 
Sejarah_G30SPKI.ppt
Sejarah_G30SPKI.pptSejarah_G30SPKI.ppt
Sejarah_G30SPKI.ppt
 
Bab 11 sni 6
Bab 11 sni 6Bab 11 sni 6
Bab 11 sni 6
 
gerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKIgerakan 30 september 1965 PKI
gerakan 30 september 1965 PKI
 
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
Strategi Nasional Dalam Menghadapi Peristiwa Madiun/PKI, DI/TII, G 30 S/PKI, ...
 
Masa orde lama periode tahun 1959 1966
Masa orde lama periode tahun 1959 1966Masa orde lama periode tahun 1959 1966
Masa orde lama periode tahun 1959 1966
 
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.ppt
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.pptperjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.ppt
perjuangan menghadapi disintegrasi bangsa.ppt
 
pki madiun
pki madiunpki madiun
pki madiun
 
PPT_S.INDONESIA_MUTHIA_S.1.pptx
PPT_S.INDONESIA_MUTHIA_S.1.pptxPPT_S.INDONESIA_MUTHIA_S.1.pptx
PPT_S.INDONESIA_MUTHIA_S.1.pptx
 
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptx
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptxBAB I Disintegrasi Bangsa.pptx
BAB I Disintegrasi Bangsa.pptx
 
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi BangsaG30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
G30 S PKI dan Supersemar serta Disintegrasi Bangsa
 
Dipa nusantara aidit
Dipa nusantara aiditDipa nusantara aidit
Dipa nusantara aidit
 
KD 3.1.pptx
KD 3.1.pptxKD 3.1.pptx
KD 3.1.pptx
 
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde BaruPerkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
Perkembangan Masyarakat Indonesia pada masa Orde Baru
 

More from Portal Surya

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
Portal Surya
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
Portal Surya
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
Portal Surya
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
Portal Surya
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
Portal Surya
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
Portal Surya
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
Portal Surya
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
Portal Surya
 

More from Portal Surya (20)

Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014Epaper Surya 31 Januari 2014
Epaper Surya 31 Januari 2014
 
Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014Epaper Surya 30 januari 2014
Epaper Surya 30 januari 2014
 
Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014Epaper surya 1 januari 2014
Epaper surya 1 januari 2014
 
Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013Epaper surya 27 desember 2013
Epaper surya 27 desember 2013
 
Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013Digital surya 27 desember 2013
Digital surya 27 desember 2013
 
Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013Surya epaper 26 desember 2013
Surya epaper 26 desember 2013
 
Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013Digital surya 26 desember 2013
Digital surya 26 desember 2013
 
Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013Surya epaper 24 desember 2013
Surya epaper 24 desember 2013
 
Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013Surya epaper 23 desember 2013
Surya epaper 23 desember 2013
 
Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013Digital surya 23 desember 2013
Digital surya 23 desember 2013
 
Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013Surya epaper 22 desember 2013
Surya epaper 22 desember 2013
 
Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013Epaper surya 21 desember 2013
Epaper surya 21 desember 2013
 
Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013Surya epaper 20 desember 2013
Surya epaper 20 desember 2013
 
Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013Digital surya 20 desember 2013
Digital surya 20 desember 2013
 
Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013Surya epaper 19 desember 2013
Surya epaper 19 desember 2013
 
Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013Digital surya 19 desember 2013
Digital surya 19 desember 2013
 
Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013Epaper surya 18 desember 2013
Epaper surya 18 desember 2013
 
Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013Surya Epaper 17 Desember 2013
Surya Epaper 17 Desember 2013
 
Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013Digital surya 17 desember 2013
Digital surya 17 desember 2013
 
Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013Epaper surya 16 desember 2013
Epaper surya 16 desember 2013
 

Digital surya 01 oktober 2013

  • 1. join facebook.com/suryaonline hal 2 DIGITAL NEWSPAPER edisipagisurabaya.tribunnews.com surya.co.id | SELASA, 01 OKTOBER 2013 | Terbit 2 halaman follow @portalsurya Spirit Baru Jawa Timur Vonis Ditunda Tuhan Bantu Wilfrida SURYA Online - Na- sionalisme bangsa kita sudah tercabik-cabik pasca reformasi. Bahkan terhadap hari-hari berse- jarah bangsa sendiri saja, sudah tidak lagi terlalu diindahkan. Itu dapat dilihat ketika peringatan peristiwa Gerakan 30 September (G-30S/PKI) 2013, yang merupakan sejarah buruk perjalanan bangsa ini, sudah jarang terlihat pengibaran bendera setengah tiang. Seolah bangsa ini sudah acuh tak acuh, bahkan disana sini ada yang berusaha untuk memutar- mutar sejarah sehingga semakin membingungkan rakyat. Yang akhirnya rakyat pun apatis dengan sejarah bangsanya sendiri. Padahal founding father Ir Soekarno dalam pidatonya sering mengungkapkan istilah Jas Merah, Jangan Melupakan Sejarah. Bahkan era Soeharto, peringat- an-peringatan hari bersejarah nasional selalu diberikan porsi yang selayaknya dan khusuk. Kondisi ini semestinya mendapat perhatian pemerintah dan seluruh komponen bangsa, khususnya bagian sosial politik Departemen Dalam Negeri, dimana pembinaan nasionalisme bangsa seharusnya ditingkatkan dalam upaya menghadapi kebebesan informasi dan kemajuan teknologi yang tidak mungkin dibendung. Peristiwa G 30 S/PKI sendiri adalah sebuah peristiwa buruk yang mencoreng bangsa Indonesia, di tengah malam tanggal 30 September sampai 1 Oktober 1965, di mana enam perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh oleh pasukan berseragam Cakra Bhirawa yang dituduh pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI). Pahlawan Revolusi yang terbunuh dalam peristiwa G 30S/PKI adalah : 1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/ Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi). 2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang Adminis- trasi). 3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan). 4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang Intelijen). 5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD bidang Logistik). 6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat). 7. Bripka Karel Satsuit Tubun (Pengawal kediaman resmi Wakil Perdana Menteri II dr.J. Leimena). 8. Kolonel Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas, Jogjakarta). 9. Letkol Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Jogjakarta). Adalah Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang menjadi sasaran utama, justru selamat dari upaya pembunuhan tersebut. Namun tragisnya, putrinya, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudan beliau, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha pembunuhan tersebut. Waktu itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) merupakan partai komunis terbe- sar di seluruh dunia, di luar Tiongkok dan Uni Soviet. Sampai Tahun 1965 anggotanya berjumlah sekitar 3,5 juta, ditambah 3 juta pergerakan pemuda- nya. PKI juga mengontrol pergerakan serikat buruh yang mempunyai 3,5 juta anggota dan Barisan Tani Indonesia yang mempunyai 9 juta anggota. Termasuk pergerakan wanita (Gerwani), organi- sasi penulis dan artis dan pergerakan sarjana, PKI mempunyai lebih dari 20 juta anggota dan pendukung. Bulan Juli 1959, Parlemen dibubarkan dan Presiden Soekarno yang kemudian menetapkan konstitusi di bawah Dekrit Presiden dalam upaya mempersekutukan tiga kekuatan bangsa, Nasionalis, Agama dan Komunis yang dinamakan NASAKOM. Pada kunjungan Menlu Subandrio ke Tiongkok, Perdana Menteri Zhou Enlai menjanjikan 100.000 pucuk senjata jenis chung, penawaran ini gratis tanpa syarat dan kemudian dilaporkan ke Bung Karno meski belum diketahui kapan waktunya sampai akhirnya meletusnya peristiwa G30S. Pada awal Tahun 1965 Bung Karno atas saran PKI dan tawaran Perdana Menteri RRC, Zhou Enlai, mempu- nyai ide pembentukan Angkatan Kelima yang berdiri sendiri terlepas dari ABRI. Tetapi petinggi Ang- katan Darat tidak setuju dan hal ini lebih menimbulkan nuansa curiga-mencurigai antara militer dan PKI. Dari Tahun 1963, kepemimpinan PKI makin lama makin berusaha memprovokasi bentrokan-bentrokan antara aktivis massa dengan polisi dan militer. Pemimpin-pemimpin PKI juga menginfiltrasi polisi dan tentara dengan slogan kepentingan bersama polisi dan rakyat. Pemimpin PKI DN Aidit mengil- hami slogan Untuk Ketentraman Umum Bantu Polisi. Di bulan Agustus 1964, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dari sikap-sikap sektarian kepada angkatan bersenjata, mengimbau semua pengarang dan seni- man sayap-kiri untuk membuat massa tentara subjek karya-karya mereka. Di akhir 1964 dan permulaan 1965 ribuan petani bergerak merampas tanah yang bukan hak mereka atas hasutan PKI. Bentrokan-bentrokan besar terjadi antara mereka dan polisi dan para pemilik tanah. Bentrokan-bentrokan tersebut dipicu oleh propaganda PKI yang menyatakan bahwa petani berhak atas setiap tanah, tidak peduli tanah siapapun (milik negara = milik bersama). Kemungkinan besar PKI meniru revolusi Bolsevik di Rusia, di mana rakyat dan partai komunis menyita tanah milik Tsar dan membagi-bagikannya kepada rakyat. Pada permulaan 1965, buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik Amerika Serikat. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan dengan resmi. Pada waktu yang sama, jenderal- jenderal militer juga menjadi anggota kabinet. Jendral-jendral tersebut masuk kabinet karena jabatannya di militer oleh Soekarno disamakan seting- kat menteri. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya jabatan Menpangab, Menpangad dan lain-lain. Menteri-menteri PKI tidak hanya duduk di sebelah para petinggi militer di dalam kabinet Soekarno ini, tetapi mereka terus mendorong ilusi yang sangat berbahaya bahwa angkatan bersenjata adalah bagian dari revolusi demokratis rakyat. Keributan antara PKI dan Islam, tidak hanya NU tapi juga dengan Persis dan Muhammadiyah, terjadi di hampir semua tempat di Indonesia. Di Jawa Barat, Jawa Timur dan provinsi-provinsi lain PKI sudah mengancam kiai-kiai bahwa mereka akan disembelih setelah tanggal 30 September 1965. Lubang Buaya 1 Oktober 1965 dini hari, enam jen- deral senior dan beberapa orang lainnya yang dibunuh dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana (Cakra Bhirawa) yang dianggap loyal kepada PKI dan pada saat itu dipimpin oleh Letkol Untung. Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto kemu- dian mengadakan penumpasan terhadap gerakan tersebut. Hingga saat ini tidak ada bukti keterlibatan aktif Soeharto dalam aksi penculikan tersebut. Satu-satunya bukti yang bisa dielaborasi adalah pertemuan Soeharto sebagai Pangkostrad dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat. Para korban tersebut kemudian dibuang ke suatu lokasi di Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya. Mayat mereka ditemukan 3 Oktober 1965. Semoga arwah pah- lawan-pahlawan revolusi yang mulai dilupakan, tetap mendapat tempat disisi Allah. (wahjoe harjanto/berbagai sumber) Peringatan G30S/PKI SEMAKINMEMUDAR
  • 2. join facebook.com/suryaonline follow @portalsurya SELASA, 01 OKTOBER 2013 | surya.co.id | surabaya.tribunnews.com2 SURYA Online - Pengadilan Malaysia menunda persidangan terhadap Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Nusa Tenggara Timur, Wilfrida Soik, yang terancam hukuman mati hingga 17 November 2013, untuk mengumpulkan bukti baru, Senin (30/9/2013). Jaksa menuntut Wilfrida dengan hu- kuman mati atas dugaan pembunuhan terhadap Yeap Seok Pen, warga negara Malaysia, orangtua dari majikan tempat Wilfrida bekerja, 7 Desember 2010 Sidang kemarin semulanya dijadwal- kan menjadi sidang terakhir sebelum hakim memutuskan untuk menerima atau menolak hukuman mati terhadap Wifrida. Namun, Koordinator Migrant Care di Malaysia,Alex Ong, mengatakan, tim pengacara Wilfrida meminta waktu kepada hakim untuk memberikan bukti baru. “Pihak pengacara Wilfrida meminta hakim untuk memundurkan keputusan untuk menerima tuntutan jaksa Malay- sia,” kata Alex kepada wartawan BBC Arti Ekawati Senin (30/9/2013) sore. Diantara bukti-bukti baru yang akan dikumpulkan itu adalah bahwa Wilfrida masih berada di bawah umur ketika peristiwa itu terjadi dan dokumen perjalanan yang dipakai olehnya adalah palsu. Berdasarkan paspornya yang dipalsukan, saat itu tertera ia berusia 21 tahun. Namun belakangan terungkap bahwa ketika berangkat ke Malaysia, Oktober 2010, usia Wilfrida masih 17 tahun. “Wilfrida memang anak bawah umur, dalam sistem kehakiman Malaysia tidak boleh diancam hukuman mati,” kata Alex. Kedua, pengacara juga mengatakan, Wilfrida pernah diperiksa dan terbukti menderita depresi berat. Atas dasar itulah mereka kemudian meminta Wilfrida diperiksa lagi oleh ahli psikologi yang mereka tunjuk dan disetujui oleh jaksa Malaysia untuk mengevaluasi status mental Wilfrida. “Selain itu juga diminta ada tes tulang dan giginya untuk menetukan usianya,” kata Alex. Pemeriksaan ini akan dilakukan di Rumah Sakit Universi- ty Schience di Kelantan Malaysia. “Dari tanggal 17 (November) itu akan sidang kembali dengan bahan-bahan bukti yang akan ditunjukkan oleh pihak pembela,” kata Alex. Sebelumnya, pegiat Migrant Care di Indonesia menyerukan kepada DPR agar ikut membantu membebaskan Wilfrida. Saat ini Wilfrida juga didampingi oleh seorang pemuka agama untuk membe- rikan bantuan dan konseling spiritual kepadanya dan keluarganya. Migrant Care berupaya menggalang petisi menolak hukuman mati terhadap Wilfrida Soik di situs Change.org yang sejauh ini telah berhasil menggalang dukungan sekitar 13.000 orang. Menurut Migrant Care ada sekitar 300-an TKI di Malaysia yang terancam hukuman mati. Peristiwa seperti yang dialami Wilfrida tidak hanya terjadi di Malaysia, tetapi juga di negara-negara lain, seperti Arab Saudi, Hongkong, dan negara-negara lain. Namun sejauh ini, Pemerintah seolah tidak pernah mengevaluasi dan justru merasa bangga dengan predikat penghasil Tenaga Kerja murah. Dalam setiap pemuatan berita yang muncul di media masa, terutama menjelang Harya Raya Idul Fitri, dengan bangga Bank Indonesia menyebutkan ada pnyaluran uang masuk Indonesia besar-besaran dari TKI. Masyaallah. Padahal, semestinya, sebagai negara yang dianugerahi kekayaan alam berlimpah oleh Yang Maha Kuasa, menjadi tanggungjawab pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan sehingga tidak ada rakyat yang justru senang keluar negeri. Padahal, seperti pengalaman saya di Arab Saudi, (Mekkah dan Medinah), keberadaan TKI Indonesia sebenarnya jauh dari yang mereka banggakan ketika pulang kampung. Sedikit saja TKI yang mene- rima perlakuan profesional sebagai tenaga kerja yang dibutuhkan. Siksaan dan perlakuan tidak manusiawi, bahkan lebih ekstrim boleh dikatakan seperti budak, itulah yang terjadi. Belum lagi kejar-kejaran dengan polisi. Tentu kondisi ini harusnya menjadi pemikiran utama Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Semoga kasus Wilfrida ini menjadi yang terakhir dan menjadi renungan sendiri pejabat Indonesia. Jangan bangga menjadi negara dengan predikat penghasil tenaga kerja murahan. (wahjoe harjanto/berbagai sum- ber). Vonis Ditunda TUHANBANTUWILFRIDA