Dokumen tersebut membahas sejarah Partai Komunis Indonesia (PKI) mulai dari tujuan pembentukannya hingga peristiwa G30S/PKI yang mengakibatkan partai tersebut dibubarkan. Secara singkat, PKI didirikan pada tahun 1914 dengan tujuan membebaskan Indonesia dari penjajahan dan menegakkan ideologi komunis. Pada masa Orde Baru, PKI dituduh sebagai dalang G30S dan ratusan ribu anggota s
1. Seputar G30S/PKI, Peristiwa Penting dalam Sejarah Indonesia
Jakarta - Banyak peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang harus diingat oleh masyarakat,
apalagi generasi muda. Salah satunya adalah peristiwa Gerakan 30 September atau yang biasa
dikenal dengan nama G30S/PKI.
Peristiwa ini terjadi pada 30 September hingga 1 Oktober 1965 di Jakarta dan Yogyakarta ketika
enam perwira tinggi dan satu perwira menengah TNI Angkatan Darat Indonesia beserta
beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya kudeta.
Berikut adalah kronologi peristiwa G30S beserta sejarah dan kisah singkat pasca kejadian
Tersebut yang dirangkum detikcom:
1. Sejarah Singkat G30S/PKI
G30S merupakan gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden
Sukarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit
yang saat itu merupakan ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pada 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung yang merupakan anggota Cakrabirawa (pasukan
pengawal Istana) memimpin pasukan yang dianggap loyal pada PKI.
Gerakan ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi
target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang
Buaya. Jenazah ketujuh perwira TNI AD itu ditemukan selang beberapa hari kemudian.
2. Pejabat Tinggi yang Menjadi Korban
Keenam perwira tinggi TNI Angkatan Darat yang menjadi korban dalam peristiwa ini adalah:
- Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
- Mayor Jendral Raden Soeprapto
- Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
- Mayor Jendral Siswondo Parman
- Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
- Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
Sementara itu, Panglima TNI AH Nasution yang menjadi target utama berhasil meloloskan diri.
Tapi, putrinya Ade Irma Nasution tewas tertembak dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas
Tendean diculik dan ditembak di Lubang Buaya.
2. Keenam jenderal di atas beserta Lettu Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan
Revolusi. Sejak berlakunya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar ini juga diakui sebagai Pahlawan
Nasional.
Selain itu, beberapa orang lainnya juga menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta.
Mereka adalah:
- Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun
- Kolonel Katamso Darmokusumo
- Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto
3. Pasca Kejadian
Setelah peristiwa G30S/PKI rakyat menuntut Presiden Sukarno untuk membubarkan PKI.
Sukarno kemudian memerintahkan Mayor Jenderal Soeharto untuk membersihkan semua
unsur pemerintahan dari pengaruh PKI.
Soeharto bergerak dengan cepat. PKI dinyatakan sebagai penggerak kudeta dan para tokohnya
diburu dan ditangkap, termasuk DN Aidit yang sempat kabur ke Jawa Tengah tapi kemudian
berhasil ditangkap.
Anggota organisasi yang dianggap simpatisan atau terkait dengan PKI juga ditangkap.
Organisasi-organisasi tersebut antara lain Lekra, CGMI, Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia,
Gerakan Wanita Indonesia dan lain-lain.
Berbagai kelompok masyarakat juga menghancurkan markas PKI yang ada di berbagai daerah.
Mereka juga menyerang lembaga, toko, kantor dan universitas yang dituding terkait PKI.
Pada akhir 1965, diperkirakan sekitar 500.000 hingga satu juta anggota dan pendukung PKI
diduga menjadi korban pembunuhan. Sedangkan ratusan ribu lainnya diasingkan di kamp
konsentrasi.
4. Diperingati Pada Zaman Orba
Pada era pemerintahan Presiden Soeharto, G30S/PKI selalu diperingati setiap tanggal 30
September. Selain itu, pada tanggal 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Untuk mengenang jasa ketujuh Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa ini, Soeharto
juga menggagas dibangunnya Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur.
3. 5. Diabadikan dalam Film Propaganda
Pada tahun 1984, filmdokudrama propaganda tentang peristiwa ini yang berjudul Penumpasan
Pengkhianatan G 30 S PKI dirilis. Film ini diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara yang saat
itu dimpimpin Brigjen G. Dwipayana yang juga staf kepresidenan Soeharto dan menelan biaya
Rp 800 juta.
Mengingat latar belakang produksinya, banyak yang menduga bahwa film tersebut ditujukan
sebagai propaganda politik. Apalagi di era Presiden Soeharto, filmtersebut menjadi tontonan
wajib anak sekolah yang selalu ditayangkan di TVRI tiap tanggal 30 September malam.
Sejak Presiden Soeharto lengser pada tahun 1998, film garapan Arifin C. Noer tersebut berhenti
ditayangkan oleh TVRI. Hal ini terjadi setelah desakan masyarakat yang menganggap film
tersebut tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya. (vmp/erd)
Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4726786/seputar-g30spki-peristiwa-penting-dalam-
sejarah-indonesia
SEJARAH PKI DAN TOKOHNYA
https://www.romadecade.org/sejarah-pki/#!
Sejarah PKI – Banyaknya partai di Indonesia melahirkan warna tersendiri dalam dunia politik.
Tidak seperti sekarang, zaman dahulu hanya terdiri dari beberapa partai yang ada di Indonesia.
Seperti misalnya pada tahun 1955, Indonesia didominasi 4 partai, yaitu PNI, Masyumi, NU, dan
PKI. Jika mendengar kata PKI, tentunya kita mengingat sejarah PKI yang tentunya kompleks.
PKI yang juga disebut Partai Komunis Indonesia merupakan sebuah partai politik yang saat ini
sudah bubar. Partai ini adalah partai komunis yang terbesar di dunia setelah Rusia dan
Tiongkok. Dan pada tahun 1965, partai ini dinyatakan sebagai partai yang terlarang.
Banyak orang yang mengenal PKI karena kejadian tahun 1965 dan bahkan memberi pengaruh
besar terhadap Indonesia. Setidaknya ada sekitar 3 juta rakyat Indonesia bergabung dengan PKI
setelah kemerdekaan. Anda perlu mengetahui sejarah PKI mulai dari tujuan partai komunis
Indonesia hingga sejarah gerakan 30 september PKI yang ada pada poin di bawah ini.
Sejak berdiri tahun 1914 hingga dibubarkan pada tahun 1965, sejarah PKI mengalami tiga fase.
Yaitu fase penjajahan Belanda, fase penjajahan Jepang, hingga fase kemerdekaan. Dari setiap
fase, tentu tujuan partai komunis Indonesia berbeda-beda.
4. Saat zaman penjajahan Belanda, PKI memiliki tujuan untuk membebaskan Indonesia dari
penjajahan Belanda. Partai Komunis Indonesia juga memiliki tujuan untuk membentuk
persatuan buruh atau serikat buruh. Sistem kapitalisme serta kelas sosial yang bertumpu pada
kesetaraan juga akan dihapuskan pada zaman penjajahan Belanda.
Lalu pada masa penjajahan Jepang, Partai Komunis Indonesia dimatikan dan dibungkam.
Meskipun dimatikan, akan tetapi kader-kader PKI masih solid, sehingga tujuan mereka sejak
zaman Belanda masih diperjuangkan. Dengan sekuat tenaga, PKI berusaha untuk bebas dari
penjajahan Jepang dengan cara membelakangi Jepang.
Tujuan Partai Komunis Indonesia pada zaman kemerdekaan lebih menitik beratkan pada tujuan
menegakkan ideologi komunis sebagai dasar negara. Akan tetapi, rencana ini terhalang karena
negara sudah menentukan ideologi Pancasila melalui sidang BPUPKI. Satu-satunya cara agar PKI
bisa mengubah ideologi adalah dengan cara terjun ke dunia politik.
Bahkan, PKI menjadi empat partai terbesar pada tahun 1955. Tetapi, PKI salah langkah akibat
tujuan Partai Komunis Indonesia yang utama ini tercium sampai ke permukaan. Sehingga
muncul isu politik bahwa PKI dan Uni Soviet berbahaya untuk Indonesia. Sehingga pada tahun
1965, Partai Komunis Indonesia dibubarkan.
Selain tujuan partai komunis Indonesia, Anda juga harus mengetahui siapa saja tokoh partai
komunis Indonesia yang berpengaruh terhadap keberlangsungan PKI. Mulai dari awal berdiri
hingga dibubarkan. Berikut ini adalah tokoh Partai Komunis Indonesia yang berpengaruh.
1. D.N. Aidit
D.N. Aidit yang bernama lengkap Dipa Nusantara Aidit merupakan Ketua Umum Comite Central
PKI. Tokoh partai komunis Indonesia ini berhasil membawa PKI menjadi partai komunis terbesar
di dunia. Beliau lahir di Belitung dan masuk ke Jakarta tahun 1940. Partai Komunis Indonesia
menjadi tempat beliau belajar teori politik Marxis.
Aidit menjadi pengembang berbagai program dari PKI, diantaranya adalah Pemuda Rakyat,
Gerwani, Lekra, dan lain-lain. Usaha Aidit berakhir pada tahun 1965 ketika G30SPKI. Beliau
langsung melarikan diri ke Yogyakarta kemudian berkeliling ke Semarang hingga Solo. Lalu D.N.
Aidit ditangkap aparat di tempat persembunyiannya di Solo tepatnya di rumah Kasim alias
Harjomartono.
2. Musso
Munawar Muso atau Musso merupakan tokoh partai komunis Indponesia yang
memproklamirkan Pemerintahan Republik Soviet Indonesia tahun 1948. Tepatnya pada tanggal
18 September 1948 di Madiun. Beliau memiliki tujuan untuk mengganti Dasar Negara Indonesia
yang semula Pancasila menjadi Komunis.
5. Kediri, Jawa Timur merupakan tempat kelahiran Muso. Beliau juga pernah satu kos dengan
Semaun, Alimin, Kartosuwiryo, bahkan hingga Soekarno. Muso sempat menjadi pengurus
Sarekat Islam pimpinan HOS Tjokroaminoto serta aktif di ISDV.
3. Amir Syarifuddin
Nama Amir Syarifudin tentunya sudah dikenal masyarakat Indonesia karena posisinya di
pemerintahan. Bahkan, Amir Syarifudin juga menjadi negosiator pada perjanjian Renville yang
kemudian tidak menguntungkan RI. Sehingga Amir Syarifudin dikecam berbagai kalangan yang
membuat Kabinet Amir Syarifudin jatuh.
Dalam mengembalikan kedudukannya, Amir Syarifudin tentunya membuat Front Demokrasi
Rakyat yang mengumpulkan kaum tani dan buruh. Bersama FDR, Amir Syarifudin berhasil
menghasut buruh yang akhirnya pada 5 Juli 1959 terjadi pemogokan di pabrik karung Delanggu.
Amir Syarifudin juga menjadi tokoh yang juga memproklamirkan Republik Soviet Indonesia
bersama Muso.
4. Nyoto
Nyoto yang bernama lengkap Lukman Njoto merupakan Wakil Ketua II CC PKI. Beliau juga
menjadi orang yang ketiga pada saat PKI sedang di masa jayanya. Tokoh Partai Komunis
Indonesia ini juga menjadi menteri cabinet Dwikora yang mewakili PKI. Bahkan, beliau
dipercaya oleh Ir. Soekarno untuk menulis pidato kenegaraan yang akan dibacakan oleh Ir.
Soekarno.
Sekitar tanggal 16 Desember 1965, Nyoto pulang dari sidang kabinet di Istana Negara. Tidak
lama kemudian, mobilnya dicegat di sekitaran Menteng. Lalu Nyoto dipukul serta dibawa pergi
tentara dan langsung ditembak mati.
5. MH. Lukman
Muhammad Hatta Lukman juga menjadi tokoh partai Komunis Indonesia yang juga bersama
dengan Aidit dan Nyoto. Bahkan, ketiganya dikenal sebagai tiga pemimpin PKI atau triumvirat.
Beliau mengikuti ayahnya yang dibuang ke Papua dan biasa hidup di tengah pergerakan.
Selepas pemberontakan Madiun tahun 1948, kepemimpinan PKI diambil alih oleh tiga orang ini.
Nasib MH. Lukman juga sama seperti Aidit dan Nyoto, diculik dan ditembak mati tentara. Mayat
serta kuburan ketiga tokoh Partai Komunis Indonesia ini juga tidak diketahui keberadaannya.
Berbicara seputar sejarah PKI, tentunya tidak lepas dari sejarah gerakan 30 September PKI.
Bahkan, sejarah gerakan 30 September PKI sampai dibuatkan film dan beberapa tahun lalu
sering diputar. Hal ini untuk mengingat kembali sejarah yang pernah terjadi pada tahun
tersebut serta menumbuhkan kebencian terhadap komunis.
6. Secara singkat, sejarah gerakan 30 September PKI ini dimulai pada 1 juli 1960 di mana PKI
secara terang-terangan mengecam cabinet dan tentara. Saat para tentara bereaksi, Ir. Soekarno
langsung turun tangan hingga permasalahan ini selesai hingga membuat hubungan PKI dan Ir.
Soekarno menjadi dekat.
Lalu pada tahun 1960, Partai Sosialis Indonesia serta Masyumi dibubarkan pemerintah sehingga
PKI semakin giat untuk mencari anggota. Tidak hanya PSI dan Masyumi, partai-partai lain juga
diruntuhkan oleh PKI. Seperti Partai Nasionalis Indonesia dan Nadhlatul Ulama.
Tahun ke tahun, Partai Komunis Indonesia semakin mendesak untuk mendapatkan kekuasaan
yang besar. Sehingga, PKI mengeluarkan strategi offensive agar tujuan mereka tercapai.
Umumnya, partai ini hanya melancarkan kritik terhadap pemerintahan sedangkan di daerah
justru malah bersinggungan dengan konflik yang lebih parah.
Perlawanan terhadap aksi sepihak antara PKI dan Angkatan darat atau AD semakin kuat dan
semakin memanas. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 1964 dan kritikan terhadap petinggi AD
terus dilancarkan. Kemudian pertentangan antara PKI dan AD semakin memanas hingga pada
30 September 1965 yang memunculkan gerakan 30 September yang ditandai dengan
penculikan para Jenderal dan perwira.
Penutup
Bahkan sampai saat ini, sejarah gerakan 30 September PKI masih simpang siur mana yang benar
dan mana yang tidak benar. Sehingga kita sebagai generasi muda tentu harus lebih rajin untuk
membaca berbagai sejarah tentang negara kita, yaitu Indonesia.
Setelah mengetahui tujuan, tokoh, serta sejarah PKI, tentunya bisa ditarik kesimpulan bahwa
dari kejadian ini tentu kita sebagai generasi muda jangan sampai melupakan sejarah. Seperti
kata Ir. Soekarno, jangan sesekali melupakan sejarah. Termasuk tentunya sejarah PKI ini.