1. MODUL2Mata Kuliah: Siaga Gawat Darurat
Maternatal Neonatal
Penulis: Suryaningsih, SsiT, M.Keb
Kegiatan Belajar 3
“RUJUKAN KEGAWAT
DARURATAN NEONATAL”
Prodi: D3 Kebidanan
Semester: 08
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
Sebagai seorang bidan,
salah satu
pengetahuan yang
harus dimiliki adalah
tentang rujukan pasien
kegawat daruratan
neonatal. Pengetahuan
tentang alur, tugas dan
fungsi masing-masing
bagian wajib diketahui
oleh setiap petugas
kebidanan, dengan
demikian dapat
meminimalisis faktor
terburuk yang
kemungkinan akan
terjadi kepada pasein
gawat darurat neonatal
4. • BBLR < 1750 gram
• BBLR 1750 – 2000 gram dengan kejang, gangguan napas,
gangguan pemberian minum
• Bayi tidak mau minum ASI
• Bayi yang mengalami hypothermi berat
5. • Gangguan nafas sedang dan berat, apapun penyebabnya
• Asfiksia yang tidak memberikan respons pada tindakan
resusitasi, sebaiknya dalam 10 menit pertama
• Bayi mengalami perdarahan atau tersangka perdarahan
6. • Bayi mengalami Kejang yang tidak teratasi
• Ikterus yang tidak memberikan respon dengan fototherapi
• Bayi mengalami gangguan saluran cerna disertai muntah-
muntah, diare atau tidak buang air besar sama sekali dengan
perut membuncit
7. • Bayi menunjukkan tanda infeksi berat seperti meningitis atau
sepsis/ dengan komplikasi
• Bayi menyandang kelainan bawaan
• Kasus bedah neonates
8. • Kemungkinan penyakit jantung bawaan
• Bayi ibu diabetes mellitus dengan hipoglikemia simtomatik
• Tersangka infeksi (sepsis, meningitis) berat/ dengan komplikasi
9. • Penyakit hemolysis
• Tersangka renjatan yang tidak member respons baik
• Hipoglikemia yang tidak dapat teratasi
12. eadaan paling ideal untuk merujuk adalah rujukan
antepartum (rujukan pada saat bayi masih berada
dalam kandungan ibu).
K
13. Perubahan keadaan atau penyakit pada bayi baru
lahir demikian cepatnya, untuk itu dibutuhkan
tatalaksana segera dan adekuat pada fasilitas yang
lebih lengkap dan terdekat (system regionalisasi
rujukan perinatal). !
14. Apabila bayi dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap
yakinkan bayi mendapatkan keuntungan/ nilai positif
dibanding bila hanya tetap dirawat di tempat asalnya!
22. %
Merupakan penerima rujukan baru lahir yang lahir dirumah
atau pondok bersalin dengan memberi pelayanan dasar
pada bayi yang baru lahir di Puskesmas dengan tempat
tidur dan rumah bersalin.
Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III
23. %
Pada unit ini telah ditempatkan sekurang-kurangnya empat
tenaga dokter ahli dimana pelayanan yang diberikan
berupa pelayanan kehamilan dan persalinan normal
maupun resiko tinggi.
Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II
24. %Pada unit ini semua aspek yang menyangkut dengan
masalah perinatologi dan neonatologi dapat ditangani
disini.
Unit perawatan bayi baru lahir tingkat I
25. Puskesmas merupakan penyaring kasus risiko
yang perlu dirujuk sesuai dengan besaran risiko,
jarak dan factor lainnya.
2
26. Memberikan informasi kesehatan dan prognosisi
bayinya dan melibatkan orangtua atau keluarga
dalam mengambil keputusn untuk merujuk3
27. Melengkapi syarat syarat rujukan (persetujuan
tindakan, surat rujukan, catatan medis). Untuk kasus
tertentu kadang diperlukan sampel darah ibu.4
28. Merujuk bayi dalam keadaan stabil, menjaga kehangatan bayi
dan ruangan dalam kendaraan yang digunakan untuk
merujuk, dan menjaga jalan napas tetap bersih dan terbuka
selama transportasi. Bila memungkinkan bayi tetap diberi ASI.5
37. Stabilisasi kondisi bayi pada saat
transportasi1Sebelum bayi dirujuk, diperlukan stabilisasi keadaan umum
bayi dengan tujuan agar kondisi bayi tidak bertambah
berat dan meninggal di jalan.
38. Hubungan kerjasama antara petugas yang
merujuk dan petugas di tempat rujukan2Selama bayi dalam perjalanan, petugas yang merujuk perlu
menghubungi petugas di tempat rujukan untuk
menyampaikan informasi mengenai kondisi bayi.
39. Umpan balik rujukan dan tindak lanjut
kasus pascarujukan3Tempat rujukan mengirim umpan balik mengenai keadaan
bayi beserta anjuran tindak lanjut paska rujukan terhadap
bayi ke petugas yang merujuk (puskesmas/polindes).
41. emantauan dan evaluasi pelaksanaan rujukan
dilaksanakan oleh pengelola dari jenjang administrasi
yang lebih tinggi dengan menggunakan instrumen
kuesioner.
P
42. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 3
Modul Rujukan Kasus Gawat Darurat Maternal Neonatal. Apakah
Saudara telah mengerti dan memahami materi yang telah dipelajari?
Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar Ke Kegiatan
Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut
Saudara belum Saudara kuasai