SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
By Niki Wulansari
A. Pentingnya BK di sekolah Lanjutan
 Pada jenjang SLTP kebanyakan siswa untuk pertama
berhadapan dengan banyak guru (guru berbagai bidang
studi dengan aneka ciri kepribadian, gaya mengajar, dan
cara pendekatan yang mungkin berbeda. Karena itu siswa
perlu menyesuaikan sekaligus dengan banyak guru.
 Akhir-akhir ini bimbingan juga menyangkut penjaringan
anak-anak berbakat. Namun demikian para teoris
konseling sekolah mengharapkan psikolog sekolah lebih
banyak untuk mendukung perkembangan anak daripada
melakukan tindakan rimedial.
Bimbingan Konseling di sekolah
lanjutan
 Masa remaja adalah masa pengambilan keputusan atau penentuan
pilihan, karena itu penting adanya bimbingan di jenjang pendidikan
lanjutan. Yakni:
 1. Bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian pendidikan
masalah yang penting dalam proses penyesuaian diri siswa sekolah lanjutan
adalah pada anak kelas 1. karena mereka mengalami perubahan dari metode
SD yang kebanyakan guru kelas, ke guru-guru bidang studi. Serta, adanya
perubahan tempat sekolah, teman sekolah, dan guru sekolah dapat merupakan
potensi masalah tersendiri bagi anak-anak tertentu.
masalah penyesuaian lain adalah masalah pemilihan program studi di smu.
Beberapa siswa merasa dijuruskan ke program studi yang tidak sesuai dengan
minatnya.
Bimbingan Konseling di sekolah
lanjutan
 Bimbingan yang berkaitan dengan perkembangan pribadi
Ada gangguan yang mulai timbul pada masa di sekolah lanjutan.
sebagai hasil perkembangan kematangan seksual maaupun
perkembangan organ lainnya, akan menjadi penyebab perubahan
emosi dan ketidak stabilan keadaan emosi dapat menimbulkan dan
ketidakbahagian (misalnya, menjadi pemurung).
dalam hal ini, siswa membutuhkan bantuan ke arah “kematangan
emosional”, artinya kemampuan mengarahkan emosi dasar yang kuat
ini ke penyaluran yang mendukung tujuan, dan tujuan ini memuaskan
diri sendiri maupun dapat diterima oleh lingkungannya.
B. Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya
 Menurut Robert Havigurst, dalam bukunya Human Education and
Development (dalam Soetarlinah: 87) tugas perkembangan remaja ada
10 yang harus diselesaikan:
1. mencapai hubungan yang lebih dewasa dengan teman sebaya pria
maupun wanita.
2. mencapai peran jenis sebagai wanita atau pria.
3. menerima keadaan jasmaninya dan menggunakan jasmaninya secara
efektif
4. mencapai kemandirian secara emosional dari ketergantungan
kepada orang tua atau orang dewasa.
5. Mencapai keyakinan akan dapat mandiri secara ekonomi pada masa
yang akan datang.
6. memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu
pekerjaan.
Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya
 7. menyiapkan diri untuk perkawinan dan berkeluarga.
 8.ketrampilan dan konsep intelektual yang diperlukan.
mengembangkan sebagai warga masyarakat.
 9. mengingkan dan melakukan tindakan-tindakan yang secara sosial
bertanggung jawab.
 10. memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata krama yang
menuntun tindak tanduknya.
tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja ini
dapat terpenuhi, bila kebutuhan-kebutuhan dasarnya terpenuhi.
 Ciri yang khas tampak ketika seorang anak berubah menjadi rema
adalah petubumbuhan badan yang cukup cepat. Perubahan ini
menimbulkan anak mudah merasa lelah, vitalitas menurun,
membutuhkan banyak tidur (yang sering dikira malas), koordinasi
geraknya jelek dan canggung.
 Perkembangan kebutuhan sosial pada remaja perlu mendapat
perhatian juga. Pengalaman yang lebij banyak, pergaulan yang lebih
luas, dan makin dewasanya mereka menimbulkan persoalan baru.
Malu, canggung, terlalu agresif, ketidak-senangan, Crush (mencintai
orang yang lebih dewasa karena tidak dapat menyesuaikan dengan
sebayanya), merupakan beberapa di antara keadaan yang dijumpai
pada remaja.
Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya
C. Tujuan BK di sekolah lanjutan
 Secara lebih rinci, bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan
tingkat pertama ditujukan untuk mengatasi permasalah seperti yang
tercamtum dalam kurikulum 1975.
 1. mengatasi kesuulitan dalam memahami dirinya sendiri.
 2. mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyakat yang kebih
luas.
 3. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikam dan memecahkan
masalah yang dihadapi.
 4. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat bakat
dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan secara cepat.
Tujuan BK di sekolah lanjutan
 Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan
tingkat atas secara rinci adalah sebagai berikut:
 1. mengatsi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri yang berkaitan
dengan
 Pengetahuan yang dicapai bagi kelanjutan studi
 Keterampilan yang dicapai bagi jabatan pekerjaan
 Sikap yang dimiliki bagi komunikasi dalam hubungan sosial
 2. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikan ciri-ciri tuntutan
sekolah saat ini dan prospek yang akan datang.
 3. mengatasi kesulitan dalam menguasai pengetahuan tuntutan
sekolah
 4. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikan ciri-ciri dan
tuntutan berbagai jenis karir dan lapangan kerja.
Sambungan………….
 5. mengatasi kesulitan dalam menguasai ketrampilan-
ketrampilan tertentu yang dituntut suatu jenis karir dan
lapangan kerja.
 6. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasi ciri-ciri dan
tuntutan lingkungan sosial.
 7. mengatasi kesulitan dalam menguasai sikap-sikap hormat da
penghargaan yang diharapkan oelh lingkungan sosial tertentu.
 8. Mengatasi kesulitan membuat keputusan arah pilihan
kelompok mata pelajaran bagi kemungkinan kelanjutan studi,
atau kemungkinan karir dan jabatan-jabatan; dan arah pilihan
bagi kemungkinan calon pasangan hidup, serta dalam
mengadakan penyesuaian dengan orang tua, masyarakat
D. Memahami Pelanggaran Ketertiban Siswa
 Menurut Kooi dan schutx (dalam Soertalinah, 2000:92), hal-hal yang
dianggap menganggu proses mengajar-belajar dan dianggap
pelanggaran disiplin dapat digolongkan dalam lima kategori umum:
 1. Agresi fisik (pemukulan, perkelahian, perusakan dan sebagainya)
 2.Kesibukan berteman (berbincang-bincang, berbisik-bisik,
berkunjung ke tempat duduk teman tanpa izin).
 3. mencari perhatian (mengedarkan tulisan-tulisan, gambar-gambar
dengan maksud mengalihkan perhatian dari pelajaran).
 4. menantang wibawa guru (tidak mau menurut, memberontak,
memprotes dengan kasar, dan sebagainya), mencari persilisihan
(mengkritik, menertawakan, mencemoohkan).
 5. merokok di sekolah, datang terlambat, tidak berpakaian sesuai
dengan ketentuan, mengompas (memeras teman sekolah, serta
mengunakan obat terlarang maupun minuman keras di sekolah.
Memahami Pelanggaran Ketertiban Siswa
 Sebab-sebab gangguan disiplin sekolah menurut Sheviakov dan Redl
(dalam Soertalinah, 2000: 95) dibagi penyebab gangguan indisipliner
atas enam faktor:
 1. ketidakpuasan dengan tugas-tugas di sekolah,
 2. adanya keresahan dalam bergaul dengan orang lain,
 3. suasana kelas yang tidak nyaman.
 4. tidak adanya keserasian antara aturan-aturan di dalam kelas dengan
kebutuhan madiri seorang remaja
 5. adanya ketegangan emosional yang mengikuti perubahan kegiatan
mendadak
 6. komposisi kelompok di dalam kelas.
E. Tugas-tugas yang berkaitan dengan pelayanan
 Seperti bimbingan di sekolah pada umumnya , bimbingan
di sekolah lanjutan mencakup lima pelayan baku:
 A. pelayanan konseling
 B. pelayanan inventarisasi individual
 C. pelayanan informasi
 D. pelayanan penempatan
 E. Penelitian
Tugas-tugas yang berkaitan dengan pelayanan
 Dari kelima macam pelayanan ini, maka ada sepuluh tugas yang
harus dikelola oleh staff bimbingan dan konseling, yakni:
 1. Tugas Manajemen
 2. Mengumpulkan data
 3. konseling
 4. perencanaan pendidikan dan perencanaan pekerjaan
 5. memberi penunjukkan atau rujukan
 6. penempatan atau penjurusan
 7. bantuan kepada orang tua
 8. konseling untuk guru dan tenaga administrasi
 9. penelitian
 10. hubungan masyarakat
F. Persiapan sebagai psikolog sekolah
 Ada beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai
seorang sarjana psikologi untuk memikul tugas sebagai psikolog di
sekolah
 1. Menguasai dasar-dasar serta falsafah bimbingan dan konseling
 2. mahir dan terampil dalam pengumpulan data dan interprentasinya
 3. memahami teori dan dapat mempraktekkan konseling individual
maupun kelompok.
 4. mampu mempraktekkan etika profesi
 5. mahir dalam statistik dan metode penelitian pendidikan.
 6. kaya akan informasi mengenai sistem pendidikan.
 7. terampil dalam memahami kasus.

More Related Content

What's hot

Analisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeAnalisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeNurul Wathaniyah
 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarRoHim MohaMad
 
Kesehatan mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didikKesehatan mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didikSolihin Utjok
 
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFVERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFNur Arifaizal Basri
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 
14. RPL STOP BULLYING (ganjil).docx
14. RPL STOP BULLYING (ganjil).docx14. RPL STOP BULLYING (ganjil).docx
14. RPL STOP BULLYING (ganjil).docxdedi314394
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)Nur Arifaizal Basri
 
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptxPPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptxPriaNakal2
 
Instrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismInstrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismAnggi Triani
 
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia KerjaPsikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia KerjaWulandari Rima Kumari
 
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarPower Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarNunung Susiliana
 
Materi Dampak Handphone (medsos)
Materi Dampak Handphone (medsos)Materi Dampak Handphone (medsos)
Materi Dampak Handphone (medsos)Afy Luna
 

What's hot (20)

Analisis kasus broken home
Analisis kasus broken homeAnalisis kasus broken home
Analisis kasus broken home
 
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah DasarInstrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
Instrumen Wawancara dan Observasi KKL di Sekolah Dasar
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Kesehatan mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didikKesehatan mental peserta didik
Kesehatan mental peserta didik
 
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFVERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 
PPT STRES
PPT STRESPPT STRES
PPT STRES
 
14. RPL STOP BULLYING (ganjil).docx
14. RPL STOP BULLYING (ganjil).docx14. RPL STOP BULLYING (ganjil).docx
14. RPL STOP BULLYING (ganjil).docx
 
VERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELINGVERBATIM PADA KONSELING
VERBATIM PADA KONSELING
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
 
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiLaporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta Susanti
 
Ppt ppd
Ppt ppdPpt ppd
Ppt ppd
 
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
 
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptxPPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx
PPT KEL 3 KONSELING INDIVIDUAL.pptx
 
Instrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autismInstrumen observasi anak autism
Instrumen observasi anak autism
 
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
6. RPL BIMBINGAN KLASIKAL (POP)
 
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia KerjaPsikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
Psikologi Lintas Budaya dalam Dunia Kerja
 
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam BelajarPower Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
Power Point Materi Peran IQ, EQ, AQ, dan SQ Dalam Belajar
 
Materi Dampak Handphone (medsos)
Materi Dampak Handphone (medsos)Materi Dampak Handphone (medsos)
Materi Dampak Handphone (medsos)
 
Problematika siswa smp sma masa kini
Problematika siswa  smp   sma masa kiniProblematika siswa  smp   sma masa kini
Problematika siswa smp sma masa kini
 

Viewers also liked

Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasusniki_ws
 
Jenis layanan BK
Jenis layanan BKJenis layanan BK
Jenis layanan BKElvira Ulni
 
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIALTABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIALNur Arifaizal Basri
 
Jenis-jenis kegiatan layanan BK
Jenis-jenis kegiatan layanan BKJenis-jenis kegiatan layanan BK
Jenis-jenis kegiatan layanan BK123Muthoe
 
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAPower Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAdian_meylisha4d
 
power point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingpower point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingroikha11
 
Presentasi PMB/PSB
Presentasi PMB/PSBPresentasi PMB/PSB
Presentasi PMB/PSBxxbila
 
Power Point Presentase profil sekolah
Power Point Presentase profil sekolahPower Point Presentase profil sekolah
Power Point Presentase profil sekolahRisbayanti
 

Viewers also liked (11)

Studi kasus
Studi kasusStudi kasus
Studi kasus
 
Jenis layanan bk
Jenis layanan bkJenis layanan bk
Jenis layanan bk
 
Jenis layanan BK
Jenis layanan BKJenis layanan BK
Jenis layanan BK
 
Analisa Kimia Parfum
Analisa Kimia ParfumAnalisa Kimia Parfum
Analisa Kimia Parfum
 
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIALTABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
TABEL LAYANAN BK PRIBADI DAN SOSIAL
 
Jenis-jenis kegiatan layanan BK
Jenis-jenis kegiatan layanan BKJenis-jenis kegiatan layanan BK
Jenis-jenis kegiatan layanan BK
 
Pola BK ppt
Pola BK pptPola BK ppt
Pola BK ppt
 
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMAPower Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
Power Point Program Konseling Karir SD SMP SMA
 
power point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konselingpower point bimbingan dan konseling
power point bimbingan dan konseling
 
Presentasi PMB/PSB
Presentasi PMB/PSBPresentasi PMB/PSB
Presentasi PMB/PSB
 
Power Point Presentase profil sekolah
Power Point Presentase profil sekolahPower Point Presentase profil sekolah
Power Point Presentase profil sekolah
 

Similar to BK_SLTP

Peran guru dalam membantu perkembangan remaja
Peran guru dalam membantu perkembangan remajaPeran guru dalam membantu perkembangan remaja
Peran guru dalam membantu perkembangan remajaLinda Rosita
 
PPT tentang siswa-siswi SMAN 91 Jakarta [Bimbingan Korseling]
PPT tentang siswa-siswi SMAN 91 Jakarta [Bimbingan Korseling]PPT tentang siswa-siswi SMAN 91 Jakarta [Bimbingan Korseling]
PPT tentang siswa-siswi SMAN 91 Jakarta [Bimbingan Korseling]Lydia Nurkumalawati
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupaidadwiinizuka.blogspot.com
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahNon Formal Education
 
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdfRIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdfNindyaNindyaputriPra
 
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...kennedy alip
 
BIMBINGAN PSIKO EDUKATIF.pdf
BIMBINGAN PSIKO EDUKATIF.pdfBIMBINGAN PSIKO EDUKATIF.pdf
BIMBINGAN PSIKO EDUKATIF.pdfdedymurdiono
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Ratna Widiastuti
 
2.2.handout bimbingan psiko edukatif
2.2.handout  bimbingan psiko edukatif2.2.handout  bimbingan psiko edukatif
2.2.handout bimbingan psiko edukatifanas alauddin
 
Borang ulasan buku
Borang ulasan bukuBorang ulasan buku
Borang ulasan bukusnorar
 
Pendekatan sistem mentor dalam pengurusan
Pendekatan sistem mentor dalam pengurusanPendekatan sistem mentor dalam pengurusan
Pendekatan sistem mentor dalam pengurusanAdleen Ederis
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahKun Hidayaturrahman
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranIyens Syeikhbu
 

Similar to BK_SLTP (20)

Peran guru dalam membantu perkembangan remaja
Peran guru dalam membantu perkembangan remajaPeran guru dalam membantu perkembangan remaja
Peran guru dalam membantu perkembangan remaja
 
PPT tentang siswa-siswi SMAN 91 Jakarta [Bimbingan Korseling]
PPT tentang siswa-siswi SMAN 91 Jakarta [Bimbingan Korseling]PPT tentang siswa-siswi SMAN 91 Jakarta [Bimbingan Korseling]
PPT tentang siswa-siswi SMAN 91 Jakarta [Bimbingan Korseling]
 
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkupBimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
Bimbingan konseling tujuan fungsi dan ruang lingkup
 
Observasi
ObservasiObservasi
Observasi
 
PROGRAM BK.docx
PROGRAM BK.docxPROGRAM BK.docx
PROGRAM BK.docx
 
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di SekolahSosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
Sosialisasi dan Penyesuaian Diri di Sekolah
 
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdfRIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
RIZKY HERJANANTO PUTRO_K5418066_KELAS B_BIDANG 2.pdf
 
4. perkembangan kognitif remaja
4. perkembangan kognitif remaja4. perkembangan kognitif remaja
4. perkembangan kognitif remaja
 
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
Bimbingan dan kaunseling merupakan dua perkara yang mempunyai maksud yang ham...
 
Bahagian c ulasan
Bahagian  c ulasanBahagian  c ulasan
Bahagian c ulasan
 
BIMBINGAN PSIKO EDUKATIF.pdf
BIMBINGAN PSIKO EDUKATIF.pdfBIMBINGAN PSIKO EDUKATIF.pdf
BIMBINGAN PSIKO EDUKATIF.pdf
 
Isi makalah bk
Isi makalah bkIsi makalah bk
Isi makalah bk
 
Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah Bimbingan dan Konseling di sekolah
Bimbingan dan Konseling di sekolah
 
2.2.handout bimbingan psiko edukatif
2.2.handout  bimbingan psiko edukatif2.2.handout  bimbingan psiko edukatif
2.2.handout bimbingan psiko edukatif
 
Borang ulasan buku
Borang ulasan bukuBorang ulasan buku
Borang ulasan buku
 
23377494 makalah
23377494 makalah23377494 makalah
23377494 makalah
 
Pendekatan sistem mentor dalam pengurusan
Pendekatan sistem mentor dalam pengurusanPendekatan sistem mentor dalam pengurusan
Pendekatan sistem mentor dalam pengurusan
 
Kemahiran belajar
Kemahiran belajarKemahiran belajar
Kemahiran belajar
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
 
Peran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaranPeran guru dalam pembelajaran
Peran guru dalam pembelajaran
 

BK_SLTP

  • 2. A. Pentingnya BK di sekolah Lanjutan  Pada jenjang SLTP kebanyakan siswa untuk pertama berhadapan dengan banyak guru (guru berbagai bidang studi dengan aneka ciri kepribadian, gaya mengajar, dan cara pendekatan yang mungkin berbeda. Karena itu siswa perlu menyesuaikan sekaligus dengan banyak guru.  Akhir-akhir ini bimbingan juga menyangkut penjaringan anak-anak berbakat. Namun demikian para teoris konseling sekolah mengharapkan psikolog sekolah lebih banyak untuk mendukung perkembangan anak daripada melakukan tindakan rimedial.
  • 3. Bimbingan Konseling di sekolah lanjutan  Masa remaja adalah masa pengambilan keputusan atau penentuan pilihan, karena itu penting adanya bimbingan di jenjang pendidikan lanjutan. Yakni:  1. Bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian pendidikan masalah yang penting dalam proses penyesuaian diri siswa sekolah lanjutan adalah pada anak kelas 1. karena mereka mengalami perubahan dari metode SD yang kebanyakan guru kelas, ke guru-guru bidang studi. Serta, adanya perubahan tempat sekolah, teman sekolah, dan guru sekolah dapat merupakan potensi masalah tersendiri bagi anak-anak tertentu. masalah penyesuaian lain adalah masalah pemilihan program studi di smu. Beberapa siswa merasa dijuruskan ke program studi yang tidak sesuai dengan minatnya.
  • 4. Bimbingan Konseling di sekolah lanjutan  Bimbingan yang berkaitan dengan perkembangan pribadi Ada gangguan yang mulai timbul pada masa di sekolah lanjutan. sebagai hasil perkembangan kematangan seksual maaupun perkembangan organ lainnya, akan menjadi penyebab perubahan emosi dan ketidak stabilan keadaan emosi dapat menimbulkan dan ketidakbahagian (misalnya, menjadi pemurung). dalam hal ini, siswa membutuhkan bantuan ke arah “kematangan emosional”, artinya kemampuan mengarahkan emosi dasar yang kuat ini ke penyaluran yang mendukung tujuan, dan tujuan ini memuaskan diri sendiri maupun dapat diterima oleh lingkungannya.
  • 5. B. Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya  Menurut Robert Havigurst, dalam bukunya Human Education and Development (dalam Soetarlinah: 87) tugas perkembangan remaja ada 10 yang harus diselesaikan: 1. mencapai hubungan yang lebih dewasa dengan teman sebaya pria maupun wanita. 2. mencapai peran jenis sebagai wanita atau pria. 3. menerima keadaan jasmaninya dan menggunakan jasmaninya secara efektif 4. mencapai kemandirian secara emosional dari ketergantungan kepada orang tua atau orang dewasa. 5. Mencapai keyakinan akan dapat mandiri secara ekonomi pada masa yang akan datang. 6. memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu pekerjaan.
  • 6. Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya  7. menyiapkan diri untuk perkawinan dan berkeluarga.  8.ketrampilan dan konsep intelektual yang diperlukan. mengembangkan sebagai warga masyarakat.  9. mengingkan dan melakukan tindakan-tindakan yang secara sosial bertanggung jawab.  10. memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata krama yang menuntun tindak tanduknya. tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja ini dapat terpenuhi, bila kebutuhan-kebutuhan dasarnya terpenuhi.
  • 7.  Ciri yang khas tampak ketika seorang anak berubah menjadi rema adalah petubumbuhan badan yang cukup cepat. Perubahan ini menimbulkan anak mudah merasa lelah, vitalitas menurun, membutuhkan banyak tidur (yang sering dikira malas), koordinasi geraknya jelek dan canggung.  Perkembangan kebutuhan sosial pada remaja perlu mendapat perhatian juga. Pengalaman yang lebij banyak, pergaulan yang lebih luas, dan makin dewasanya mereka menimbulkan persoalan baru. Malu, canggung, terlalu agresif, ketidak-senangan, Crush (mencintai orang yang lebih dewasa karena tidak dapat menyesuaikan dengan sebayanya), merupakan beberapa di antara keadaan yang dijumpai pada remaja. Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya
  • 8. C. Tujuan BK di sekolah lanjutan  Secara lebih rinci, bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan tingkat pertama ditujukan untuk mengatasi permasalah seperti yang tercamtum dalam kurikulum 1975.  1. mengatasi kesuulitan dalam memahami dirinya sendiri.  2. mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyakat yang kebih luas.  3. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikam dan memecahkan masalah yang dihadapi.  4. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat bakat dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan secara cepat.
  • 9. Tujuan BK di sekolah lanjutan  Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan tingkat atas secara rinci adalah sebagai berikut:  1. mengatsi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri yang berkaitan dengan  Pengetahuan yang dicapai bagi kelanjutan studi  Keterampilan yang dicapai bagi jabatan pekerjaan  Sikap yang dimiliki bagi komunikasi dalam hubungan sosial  2. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikan ciri-ciri tuntutan sekolah saat ini dan prospek yang akan datang.  3. mengatasi kesulitan dalam menguasai pengetahuan tuntutan sekolah  4. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikan ciri-ciri dan tuntutan berbagai jenis karir dan lapangan kerja.
  • 10. Sambungan………….  5. mengatasi kesulitan dalam menguasai ketrampilan- ketrampilan tertentu yang dituntut suatu jenis karir dan lapangan kerja.  6. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasi ciri-ciri dan tuntutan lingkungan sosial.  7. mengatasi kesulitan dalam menguasai sikap-sikap hormat da penghargaan yang diharapkan oelh lingkungan sosial tertentu.  8. Mengatasi kesulitan membuat keputusan arah pilihan kelompok mata pelajaran bagi kemungkinan kelanjutan studi, atau kemungkinan karir dan jabatan-jabatan; dan arah pilihan bagi kemungkinan calon pasangan hidup, serta dalam mengadakan penyesuaian dengan orang tua, masyarakat
  • 11. D. Memahami Pelanggaran Ketertiban Siswa  Menurut Kooi dan schutx (dalam Soertalinah, 2000:92), hal-hal yang dianggap menganggu proses mengajar-belajar dan dianggap pelanggaran disiplin dapat digolongkan dalam lima kategori umum:  1. Agresi fisik (pemukulan, perkelahian, perusakan dan sebagainya)  2.Kesibukan berteman (berbincang-bincang, berbisik-bisik, berkunjung ke tempat duduk teman tanpa izin).  3. mencari perhatian (mengedarkan tulisan-tulisan, gambar-gambar dengan maksud mengalihkan perhatian dari pelajaran).  4. menantang wibawa guru (tidak mau menurut, memberontak, memprotes dengan kasar, dan sebagainya), mencari persilisihan (mengkritik, menertawakan, mencemoohkan).  5. merokok di sekolah, datang terlambat, tidak berpakaian sesuai dengan ketentuan, mengompas (memeras teman sekolah, serta mengunakan obat terlarang maupun minuman keras di sekolah.
  • 12. Memahami Pelanggaran Ketertiban Siswa  Sebab-sebab gangguan disiplin sekolah menurut Sheviakov dan Redl (dalam Soertalinah, 2000: 95) dibagi penyebab gangguan indisipliner atas enam faktor:  1. ketidakpuasan dengan tugas-tugas di sekolah,  2. adanya keresahan dalam bergaul dengan orang lain,  3. suasana kelas yang tidak nyaman.  4. tidak adanya keserasian antara aturan-aturan di dalam kelas dengan kebutuhan madiri seorang remaja  5. adanya ketegangan emosional yang mengikuti perubahan kegiatan mendadak  6. komposisi kelompok di dalam kelas.
  • 13. E. Tugas-tugas yang berkaitan dengan pelayanan  Seperti bimbingan di sekolah pada umumnya , bimbingan di sekolah lanjutan mencakup lima pelayan baku:  A. pelayanan konseling  B. pelayanan inventarisasi individual  C. pelayanan informasi  D. pelayanan penempatan  E. Penelitian
  • 14. Tugas-tugas yang berkaitan dengan pelayanan  Dari kelima macam pelayanan ini, maka ada sepuluh tugas yang harus dikelola oleh staff bimbingan dan konseling, yakni:  1. Tugas Manajemen  2. Mengumpulkan data  3. konseling  4. perencanaan pendidikan dan perencanaan pekerjaan  5. memberi penunjukkan atau rujukan  6. penempatan atau penjurusan  7. bantuan kepada orang tua  8. konseling untuk guru dan tenaga administrasi  9. penelitian  10. hubungan masyarakat
  • 15. F. Persiapan sebagai psikolog sekolah  Ada beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai seorang sarjana psikologi untuk memikul tugas sebagai psikolog di sekolah  1. Menguasai dasar-dasar serta falsafah bimbingan dan konseling  2. mahir dan terampil dalam pengumpulan data dan interprentasinya  3. memahami teori dan dapat mempraktekkan konseling individual maupun kelompok.  4. mampu mempraktekkan etika profesi  5. mahir dalam statistik dan metode penelitian pendidikan.  6. kaya akan informasi mengenai sistem pendidikan.  7. terampil dalam memahami kasus.