Dokumen tersebut membahas pentingnya bimbingan konseling di sekolah lanjutan tingkat pertama dan atas. BK bertujuan untuk membantu siswa dalam mengatasi berbagai kesulitan seperti penyesuaian diri, pemilihan jurusan, dan pengembangan diri. Dokumen juga menjelaskan permasalahan yang dihadapi remaja serta tugas-tugas BK untuk menangani pelanggaran ketertiban siswa.
2. A. Pentingnya BK di sekolah Lanjutan
Pada jenjang SLTP kebanyakan siswa untuk pertama
berhadapan dengan banyak guru (guru berbagai bidang
studi dengan aneka ciri kepribadian, gaya mengajar, dan
cara pendekatan yang mungkin berbeda. Karena itu siswa
perlu menyesuaikan sekaligus dengan banyak guru.
Akhir-akhir ini bimbingan juga menyangkut penjaringan
anak-anak berbakat. Namun demikian para teoris
konseling sekolah mengharapkan psikolog sekolah lebih
banyak untuk mendukung perkembangan anak daripada
melakukan tindakan rimedial.
3. Bimbingan Konseling di sekolah
lanjutan
Masa remaja adalah masa pengambilan keputusan atau penentuan
pilihan, karena itu penting adanya bimbingan di jenjang pendidikan
lanjutan. Yakni:
1. Bimbingan yang berkaitan dengan penyesuaian pendidikan
masalah yang penting dalam proses penyesuaian diri siswa sekolah lanjutan
adalah pada anak kelas 1. karena mereka mengalami perubahan dari metode
SD yang kebanyakan guru kelas, ke guru-guru bidang studi. Serta, adanya
perubahan tempat sekolah, teman sekolah, dan guru sekolah dapat merupakan
potensi masalah tersendiri bagi anak-anak tertentu.
masalah penyesuaian lain adalah masalah pemilihan program studi di smu.
Beberapa siswa merasa dijuruskan ke program studi yang tidak sesuai dengan
minatnya.
4. Bimbingan Konseling di sekolah
lanjutan
Bimbingan yang berkaitan dengan perkembangan pribadi
Ada gangguan yang mulai timbul pada masa di sekolah lanjutan.
sebagai hasil perkembangan kematangan seksual maaupun
perkembangan organ lainnya, akan menjadi penyebab perubahan
emosi dan ketidak stabilan keadaan emosi dapat menimbulkan dan
ketidakbahagian (misalnya, menjadi pemurung).
dalam hal ini, siswa membutuhkan bantuan ke arah “kematangan
emosional”, artinya kemampuan mengarahkan emosi dasar yang kuat
ini ke penyaluran yang mendukung tujuan, dan tujuan ini memuaskan
diri sendiri maupun dapat diterima oleh lingkungannya.
5. B. Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya
Menurut Robert Havigurst, dalam bukunya Human Education and
Development (dalam Soetarlinah: 87) tugas perkembangan remaja ada
10 yang harus diselesaikan:
1. mencapai hubungan yang lebih dewasa dengan teman sebaya pria
maupun wanita.
2. mencapai peran jenis sebagai wanita atau pria.
3. menerima keadaan jasmaninya dan menggunakan jasmaninya secara
efektif
4. mencapai kemandirian secara emosional dari ketergantungan
kepada orang tua atau orang dewasa.
5. Mencapai keyakinan akan dapat mandiri secara ekonomi pada masa
yang akan datang.
6. memilih dan mempersiapkan diri untuk menjalankan suatu
pekerjaan.
6. Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya
7. menyiapkan diri untuk perkawinan dan berkeluarga.
8.ketrampilan dan konsep intelektual yang diperlukan.
mengembangkan sebagai warga masyarakat.
9. mengingkan dan melakukan tindakan-tindakan yang secara sosial
bertanggung jawab.
10. memilih seperangkat sistem tata nilai dan tata krama yang
menuntun tindak tanduknya.
tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan oleh remaja ini
dapat terpenuhi, bila kebutuhan-kebutuhan dasarnya terpenuhi.
7. Ciri yang khas tampak ketika seorang anak berubah menjadi rema
adalah petubumbuhan badan yang cukup cepat. Perubahan ini
menimbulkan anak mudah merasa lelah, vitalitas menurun,
membutuhkan banyak tidur (yang sering dikira malas), koordinasi
geraknya jelek dan canggung.
Perkembangan kebutuhan sosial pada remaja perlu mendapat
perhatian juga. Pengalaman yang lebij banyak, pergaulan yang lebih
luas, dan makin dewasanya mereka menimbulkan persoalan baru.
Malu, canggung, terlalu agresif, ketidak-senangan, Crush (mencintai
orang yang lebih dewasa karena tidak dapat menyesuaikan dengan
sebayanya), merupakan beberapa di antara keadaan yang dijumpai
pada remaja.
Siswa sekolah lanjutan dan permasalahannya
8. C. Tujuan BK di sekolah lanjutan
Secara lebih rinci, bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan
tingkat pertama ditujukan untuk mengatasi permasalah seperti yang
tercamtum dalam kurikulum 1975.
1. mengatasi kesuulitan dalam memahami dirinya sendiri.
2. mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya yang meliputi
lingkungan sekolah, keluarga, dan kehidupan masyakat yang kebih
luas.
3. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikam dan memecahkan
masalah yang dihadapi.
4. mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat bakat
dalam bidang pendidikan dan kemungkinan pekerjaan secara cepat.
9. Tujuan BK di sekolah lanjutan
Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling di sekolah lanjutan
tingkat atas secara rinci adalah sebagai berikut:
1. mengatsi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri yang berkaitan
dengan
Pengetahuan yang dicapai bagi kelanjutan studi
Keterampilan yang dicapai bagi jabatan pekerjaan
Sikap yang dimiliki bagi komunikasi dalam hubungan sosial
2. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikan ciri-ciri tuntutan
sekolah saat ini dan prospek yang akan datang.
3. mengatasi kesulitan dalam menguasai pengetahuan tuntutan
sekolah
4. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasikan ciri-ciri dan
tuntutan berbagai jenis karir dan lapangan kerja.
10. Sambungan………….
5. mengatasi kesulitan dalam menguasai ketrampilan-
ketrampilan tertentu yang dituntut suatu jenis karir dan
lapangan kerja.
6. mengatasi kesulitan dalam mengindentifikasi ciri-ciri dan
tuntutan lingkungan sosial.
7. mengatasi kesulitan dalam menguasai sikap-sikap hormat da
penghargaan yang diharapkan oelh lingkungan sosial tertentu.
8. Mengatasi kesulitan membuat keputusan arah pilihan
kelompok mata pelajaran bagi kemungkinan kelanjutan studi,
atau kemungkinan karir dan jabatan-jabatan; dan arah pilihan
bagi kemungkinan calon pasangan hidup, serta dalam
mengadakan penyesuaian dengan orang tua, masyarakat
11. D. Memahami Pelanggaran Ketertiban Siswa
Menurut Kooi dan schutx (dalam Soertalinah, 2000:92), hal-hal yang
dianggap menganggu proses mengajar-belajar dan dianggap
pelanggaran disiplin dapat digolongkan dalam lima kategori umum:
1. Agresi fisik (pemukulan, perkelahian, perusakan dan sebagainya)
2.Kesibukan berteman (berbincang-bincang, berbisik-bisik,
berkunjung ke tempat duduk teman tanpa izin).
3. mencari perhatian (mengedarkan tulisan-tulisan, gambar-gambar
dengan maksud mengalihkan perhatian dari pelajaran).
4. menantang wibawa guru (tidak mau menurut, memberontak,
memprotes dengan kasar, dan sebagainya), mencari persilisihan
(mengkritik, menertawakan, mencemoohkan).
5. merokok di sekolah, datang terlambat, tidak berpakaian sesuai
dengan ketentuan, mengompas (memeras teman sekolah, serta
mengunakan obat terlarang maupun minuman keras di sekolah.
12. Memahami Pelanggaran Ketertiban Siswa
Sebab-sebab gangguan disiplin sekolah menurut Sheviakov dan Redl
(dalam Soertalinah, 2000: 95) dibagi penyebab gangguan indisipliner
atas enam faktor:
1. ketidakpuasan dengan tugas-tugas di sekolah,
2. adanya keresahan dalam bergaul dengan orang lain,
3. suasana kelas yang tidak nyaman.
4. tidak adanya keserasian antara aturan-aturan di dalam kelas dengan
kebutuhan madiri seorang remaja
5. adanya ketegangan emosional yang mengikuti perubahan kegiatan
mendadak
6. komposisi kelompok di dalam kelas.
13. E. Tugas-tugas yang berkaitan dengan pelayanan
Seperti bimbingan di sekolah pada umumnya , bimbingan
di sekolah lanjutan mencakup lima pelayan baku:
A. pelayanan konseling
B. pelayanan inventarisasi individual
C. pelayanan informasi
D. pelayanan penempatan
E. Penelitian
14. Tugas-tugas yang berkaitan dengan pelayanan
Dari kelima macam pelayanan ini, maka ada sepuluh tugas yang
harus dikelola oleh staff bimbingan dan konseling, yakni:
1. Tugas Manajemen
2. Mengumpulkan data
3. konseling
4. perencanaan pendidikan dan perencanaan pekerjaan
5. memberi penunjukkan atau rujukan
6. penempatan atau penjurusan
7. bantuan kepada orang tua
8. konseling untuk guru dan tenaga administrasi
9. penelitian
10. hubungan masyarakat
15. F. Persiapan sebagai psikolog sekolah
Ada beberapa pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai
seorang sarjana psikologi untuk memikul tugas sebagai psikolog di
sekolah
1. Menguasai dasar-dasar serta falsafah bimbingan dan konseling
2. mahir dan terampil dalam pengumpulan data dan interprentasinya
3. memahami teori dan dapat mempraktekkan konseling individual
maupun kelompok.
4. mampu mempraktekkan etika profesi
5. mahir dalam statistik dan metode penelitian pendidikan.
6. kaya akan informasi mengenai sistem pendidikan.
7. terampil dalam memahami kasus.