Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup sejarah sebagai kisah dan peristiwa. Sejarah dapat dianggap sebagai kisah karena merupakan rekonstruksi kejadian masa lalu berdasarkan interpretasi berbagai sumber. Sejarah juga dapat dianggap sebagai peristiwa yang sebenarnya terjadi di masa lalu berdasarkan bukti-bukti otentik. Kedua pandangan tersebut memiliki karakteristik tersendiri dalam
1. BAB II
RUANG LINGKUP SEJARAH
A. Sejarah Sebagai Kisah dan Peristiwa
1. Sejarahsebagai kisah
Sejarah dikatakan sebagai kisah karena sejarah adalah kejadian-kejadian pada masa lalu yang
kemudian dibangun kembali. Banyak orang-orang yang mencoba menafsirkannya dan juga
membangun ulang ingatan-ingatan akan kejadian masa lalu itu. Sejarah itu gambaran masa lalu kalian
sebagai individu, maupun sebagai makhluk sosial. Kejadian-kejadian itu kemudian disusun secara
ilmiah berdasarkan fakta-fakta pada masa tersebut. Kemudian fakta-fakta itu ditafsirkan dan dijelaskan
secara terperinci, sehingga dapat memberi pengertian kepada kita tentang apa sih yang terjadi pada
masa lalu.
Peristiwa itu diperoleh dan disusun dari berbagai sumber untuk kemudiandilakukan penafsiran.
Hasil dari penafsiran itu diceritakan kembali kepada generasi-generasi selanjutnya, seperti kita ini.
Banyak dari cerita-cerita peristiwa, diceritakan kembali oleh para sejarawan dengan tafsiran yang
berbeda antarmereka. Para sejarawan ini memiliki caranya sendiri dalam menafsirkan sejarah,
biasanya disesuaikan dengan konteks zaman.
Sejarah sebagai kisah muncul dalam bentuk narasi atau cerita yang menarik. Dalam hal ini,
kebenaran sejarah sebagai kisah harus berada di tengah antara objektivitas dan subjektivitas,
sehingga jangan terlalu objektif maupun subjektif. Apabila objektivitas ditekankan maka sejarah bukan
kisah lagi melainkan laporan fakta kejadian, begitupula jika subjektivitas dikedepankan maka sejarah
akan bergeser menjadi legenda. Semua hasil karya cipta manusia merupakan suatu bukti dari kisah
manusia yang hidup dan dinamis. Membicarakan sejarah sebagai kisah tidak lepas dari peristiwa-
peristiwa sejarah yang terjadi pada masa lampau
Sejarah sebagai kisah juga memiliki Sifat / Karakteristik, antara lain:
1. Subjektif, yaitu berdasarkan ingatan masa lalu seseorang / pendapat masing-masing seseoranG
2. Sarana untuk mengungkapkan kembali sejarah
Contoh Sejarah Sebagai Kisah:
Kisah Pangeran Diponegoro melawan Kolonialisme Belanda, yaitu sering juga disebut Perang
Diponegoro.
2. 2.Sejarahsebagai peristiwa
Apa yang dimaksud sejarah sebagai peristiwa? Sejarah merupakan sebuah fakta yang hadir dari
masa lalu, merupakan sebuah kejadian yang nyata dan benar-benar terjadi pada masanya. Sejarah
menyajikan penggambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lalu, lebih spesifiknya yang dialami oleh
manusia. Kemudian peristiwa itu disusun secara ilmiah, di dalamnya terpadat gambaran waktu tertentu,
kemudian diberi tafsiran, dan dianalisis secara kritis agar mudah dipahami dan dimengerti. Peristiwa
dalam sejarah itu benar-benar harus yang terjadi pada masa lalu ya, dan didapat dari berbagai sumber
sejarah yang tepat. Secara umum manusia tidak dapat mengingat keseluruhan kejadian yang pernah
dialaminya, ia juga tidak selamanya dapatdiingat secara lengkap oleh suatu kejadian. Oleh karena itu,
tidak heran kalau banyak peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang kemudian hilang. Pada
umumnya sih diantara yang hilang itu sebagian besarnya belum bisa ditemukan kembali.
Untuk merekam peristiwa-peristiwa sejarah, tulisan menjadi alat yang banyak digunakan oleh
manusia dalam menceritakan dan menyatakan pikirannya. Melalui tulisan, pikiran-pikiran manusia akan
hidup jauh lebih lama, dibandingkan dengan sekadar ucapan verbal. Melalui tulisan pula manusia
dapat mengingat dan menambah daya pengetahuannya. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang
ingin merekam kejadian atau peristiwa yang dialami dengan menulis. Dengan begitu, sejarah sebagai
peristiwa bisa dapat teruji kebenarannya, dan meminimalisir kehilangan-kehilangan momen penting
peristiwa sejarah.
Sejarah sebagai peristiwa memiliki Sifat/ Karakteristik, yaitu:
1. Objektif, yaitu sejarah berdasarkan hasil kumulatif / gabungan dari beberapa pendapatpara
sejarawan yang bersifatfakta dan berdasarkan bukti yang jelas.
2. Empiris, yaitu berdasarkan data yang sebenarnya
contoh:
Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu pada saat Presiden Soekarno membacakan teks
proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agusutus 1945..