SlideShare a Scribd company logo
1 of 45
Download to read offline
Penyakit Tx Farmakologis Tx Non - Farmakologis KIE
NEUROLOGI
Kejang Demam (4A) Paracetamol 10mg/kg 4dd Penyakit kejang demam biasanya dapat hilang pada umur
5-6 tahun tapi juga dapat berlanjut menjadi epilepsi.
Orang tua harus tenang, kendorkan pakaian, miringkan
kalo gasadar, jangan masukkan apapun ke mulut, ukur
suhu jika panas dan berikan obat antipanas jika demam
Diazepam 0.3 – 0.5mg/kg
Stesolid 5mg (<10kg), 10mg (>10kg)
Fenitoin loading dose 15-20mg/kg
encerkan dalam PZ. Maintenance 5-
7mg/kg/hari 2dd
Stroke Iskemik (3B) Clopidogrel 1x75mg Stabilisasi (ABC), O2 masker 6 lpm Penyakit stroke adalah penyakit yang mengenai
pembuluh darah otak. Ada resiko untuk serangan
berulang. Pasien harus memiliki gaya hidup sehat
(olahraga, tdk merokok), kontrol faktor resiko (DM, HT,
Kolesterol). Pasien harus teratur minum obat dan rehab.
Rujuk Sp.S
Aspilet 1x325mg Head trunk up 30o
Captopril 2x25mg
TIA (3B) Obat sama dengan stroke iskemik,
beri anti HT kalo HT, rujuk SpS
Stabilisasi & Head Trunk Up Penyakit yang ibu/ bapak derita adalah Transient
Ischemis Attack (TIA). Penyakit ini disebabkan adanya
suatu sumbatan pada pembuluh darah otak dalam waktu
singkat. Perlu dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut yaitu CT Scan. TIA dapat memiliki komplikasi untuk
berlanjut menjadi stroke
BPPV (4A) Betahistine 2x24mg prn Pasien diajari Semont/ Brant Daroff Penyakit yang ibu/ bapak derita adalah BPPV. Penyakit ini
timbul akibat adanya kristal di telinga yang membuat
pusing berputar. Dapat hilang, namun sewaktu – waktu
dapat timbul. Latihan rutin Brant Daroff 3-5 siklus sehari,
2 - 3 mgg
TTH (4A) Paracetamol 4x500 mg prn Relax, bebas dari stress, makan
cukup, tidur cukup, kompres hangat
otot kepala dan leher, hindari
cahaya terang
Penyakit yang bapak/ibu derita adalah TTH (Tension Type
Headache) yg berasal dari ketegangan otot kepala dan
leher. Penyakit ini memiliki kemunginan sembuh cukup
besar dengan bapak/ibu rileks dan minum obat dengan
baik
Trigeminal Neuralgia
(3A)
Carbamazepine 2x100mg Kompres hangat daerah nyeri 3-5x
sehari
Penyakit yang bapak/ibu derita adalah trigeminal
neuralgia atau kelainan pada saraf yang mensarafi pipi
bpk/ibu dapat terjadi gesekan/ desakan dengan gigi,
reaksi imun dsb. Penyakit ini memiliki kemungkinan
sembuh yang cukup besar dengan obat diminum teratur.
Tetapi jika tidak kunjung membaik dapat dilakukan terapi
bedah
Migraine (4A) Paracetamol 4x500 mg prn Hindari stres, cahaya terang, suara
keras dan aktivitas berlebih
Penyakit yang bapak/ibu derita adalah migraine yang
disebabkan pelebaran pembuluh darah di kepala yang
dicetuskan oleh beberapa faktor resiko berupa hormon,
diet, lingkungan, stres, pekerjaan dan kurang tidur.
Hindari pencetus dan minum obat rutin akan mengurangi
kejadian penyakit.
Sumatriptan 1x50 mg prn
Metoclopramide 1x10mg prn
Cluster Headache (3A) O2 simple mask 7 lpm 15 menit Hindari stres, cahaya terang,
pencetus (alkohol, suara, aktivitas
berlebih)
Penyakit yang bapak/ibu derita adalah nyeri kepala
cluster. Hal ini disebabkan oleh rangsangan nyeri berlebih
pada saraf (trigeminal) di kepala bpk/ibu. Penyakit ini
dapat membaik dengan obat tetapi juga dapat kambuh
kembali. Hindari pencetus serangan yang paling utama.
Ergotamin 1x1mg (KI Hipertensi tdk
terkontrol)
Verapamil 3x120mg
TTS (3A) Paracetamol 4x500mg prn Kompres dingin, kompres hangat,
istirahatkan kaki, fisioterapi
Penyakit yang bapak/ibu derita adalah TTS (Tarsal Tunnel
Syndrome) yang disebabkan oleh penjepitan saraf tibialis
di kaki. Pengobatan untuk penyakit ini perlu minum obat
saat sakit dan mengistirahatkan kaki untuk sementara
waktu. Jika tidak membaik dirujuk ke Sp.S untuk suntik
steroid atau tindakan operatif
Vit B complex 2x1
CTS (3A) Paracetamol 4x500 mg prn Kompres dingin, kompres hangat,
istirahatkan kaki, fisioterapi
Penyakit yang bapak/ibu derita adalah CTS (Carpal Tunnel
Syndrome) yang disebabkan oleh penjepitan saraf
medianus di tangan. Pengobatan untuk penyakit ini perlu
minum obat saat sakit dan mengistirahatkan tangan
untuk sementara waktu. Komplikasi yang terjadi dapat
berupa tangan yang mengecil. Jika tidak membaik dirujuk
ke Sp.S untuk suntik steroid atau tindakan operatif
Vit B complex 2x1
HNP (3A) Paracetamol 4x500 mg prn Tirah baring 2 – 4 hari Penyakit yang bapak/ibu derita adalah HNP (Hernia
Nukleus Pulposus) atau penjepitan dari bantalan tulang di
tulang belakang yg menyebabkan kompresis saraf tulang
belakang. Terapi utamanya adalah dengan tx konservatif
(<-- sebelah). Sebagian besar akan membaik dalam 6
minggu dan sebagian kecil membutuhkan operasi untuk
mencegah agar tidak terjadi perburukan gejala.
Hindari aktivitas berat (angkat2)
Terapi bedah jika: tdk ada kemajuan
dlm 4-6mg, iskhialgia hebat, adanya
defisit neurologis. Tujuan dari tx
bedah adalah mencegah
perburukan gejala
Bell’s Palsy (4A) Prednisone 60mg/hari. (tab 5mg)
selama 6 hari. Tapering off. Total 10
hari
Gunakan penutup mata dan tetes
mata apabila susah menutup mata
Penyakit yang bapak/ibu derita adalah Bell’s Palsy atau
kelumpuhan saraf fasialis yang terjadi akut dan sebelah
saja. Kesembuhan dapat tercapai kurang lebih dalam
waktu 3 minggu dengan meminum rutin obat, tetapi
pada beberapa pasien dapat timbul komplikasi sequelae
(gejala sisa) seperti kelemahan wajah, spasme otot wajah
dll.
Asiklovir 5x500 (10 hari)
Rabies (3B) Luka dicuci dengan sabun 5-10 menit
dibilas air, debridement, desinfeksi alkohol
70%
Stabilisasi • Jelaskan bahwa Rabies adalah penyakit infeksi virus
yang ditularkan oleh gigitan hewan (anjing, monyet,
kucing).
• Kondisi ke depan akan memungkinkan untuk menjadi
buruk
• Harus segera ditangani karena dapat menyebabkan
komplikasi (kejang, ggn jantung, kematian)
• Rencana terapi
• Lapor ke dinkes
• Rujuk Sp.S
Serum Anti Rabies (SAR) 40 IU/kgBB. ½
infiltrasi pada luka, ½ IM. 1 vial = 2ml =
300IU
MRS dengan Isolasi
Vaksin Anti Rabies (VAR) 0.5ml IM
pada deltoid / anterolateral paha pada
hari 0, 3, 7, 14. Pada orang yg sudah
divaksin dalam jangka waktu 5 th maka
VAR cukup pd hari 0, 3
Tetanus (4A) Diazepam 0.3 – 0.5mg/kg/x IV. Maks
10mg/x
Stabilisasi + pasang NGT • Jelaskan pada keluarga pasien bahwa ini adalah
tetanus akibat dari kuman Clostridium tetani dan
bersumber dari (tertusuk....). Keadaan pasien dapat
memburuk sewaktu -waktu dan harus segera
ditangani. Rencana terapi ..... rujuk ke Sp.S.
• Imunisasi DPT 3x sejak usia 2 bulan (interval 4-6mg)
ulangan pada usia 18 bulan dan 5 tahun
• Imunisasi TT pada bumil dan WUS 5x suntikan
Penisilin prokain 1.2jt IU IM tiap 6
jam (7-10 hari).
Pedi: 50.000 – 100.000 IU/kg/x IM
tiap 12 jam (7 – 10 hari)
MRS dengan Isolasi (hindari stimulus
taktil/ suara)
ATS 10rb – 20rb IM single dose atau
HTIG 3000 – 6000 IU IM single dose
injeksi sekitar luka
Pedi: ATS 5rb-10RB IU ½ dosis IM
dan ½ dosis IV. HTIG sama
Perawatan dan debridement luka
Meningitis TB (3B) 2HRZE/7-12 RH Jelaskan pada pasien bahwa yg diderita pasien adalah
Meningitis TB, butuh pemeriksaan LCS dan CT Scan. Rujuk
Sp.S setelah stabil, biarkan mereka yg ngasih obat
Meningo ensefalitis
Ensefalitis viral
MUSKULOSKELETAL
Open fracture
I: luka <1cm, kerusakan minimal, kontaminasi bersih
II: luka>1cm, kontaminasi moderate
IIIA: fraktur dapay ditutup dengan jar lunak
IIIB fraktur tdk dapat ditutup dengan jar lunak, periosteum
stipping +, kominutif+
IIIC terdapat lesi vaskular
Analgetik (Ketorolac IV / IM 30mg +
Asmef 3x500)
Stabilisasi (A B C) →
bebaskan airway
pasang oksigen
pasang infus
Jelaskan pada pasien bahwa
yang terjadi adalah suatu patah
tulang terbuka dan
membutuhkan untuk dirujuk ke
Sp.OT untuk dilakukan tindakan
lebih lanjut. Perlunya dirujuk
secara cepat sebelum golden
period habis (<6jam). Saat ini
pasien diberikan obat analgetik,
antibiotik dan anti tetanus serta
Antibiotik gr 1 & 2: cephalosphorin Irigasi luka fraktur
dengan NaCl 0.9%
Antibiotik gr 3 aminoglycoside Tutup luka dengan
kasa steril
Kontaminasi tanah/ mikroba usus:
penicilin/ metronidazole
Bebat bidai. Ingat
cek AVN distal
sebelum dan
sesudah pasang
dilakukan bebat bidai.
Komplikasi yang terjadi dapat
berupa perdarahan, syok,
osteomyelitis, tulang yg tidak
menyatu dll.
HTIG dosis 250IU/ ATS dosis 1500IU
Close fracture Analgetik (Ketorolac IV / IM 30mg +
Asmef 3x500)
Stabilisasi (A B C) → bebaskan
airway pasang oksigen pasang infus
Jelaskan pada pasien bahwa yang terjadi adalah suatu
patah tulang dan membutuhkan untuk dirujuk ke Sp.OT
untuk dilakukan tindakan lebih lanjut. Saat ini pasien
diberikan obat analgetik dan dilakukan bebat bidai.
Komplikasi yang terjadi dapat berupa perdarahan, syok,
osteomyelitis, tulang yg tidak menyatu dll.
Bebat bidai. Ingat cek AVN distal
sebelum dan sesudah pasang
Dislokasi Analgetik (Ketorolac IV / IM 30mg
dan atau Asmef 3x500)
Imobilisasi (Arm sling/ bebat bidai).
Ingat cek AVN distal sebelum dan
sesudah pasang
Jelaskan bahwa pasien mengalami dislokasi (lokasi dislok)
dan saat pasien akan diberi terapi analgetik serta
imobilisasi dengan (....). Bapak/ ibu perlu untuk dirujuk ke
Sp.OT untuk dilakukan reduksi. Komplikasi yang dapat
terjadi di antaranya adalah infeksi sendi, avascular
necrosis, post traumatic arthritis, instabilitas dll.
Rujuk untuk reduksi
Sprain & Strain Analgesik (Paracetamol 4x500 po/
Asmef 3x500 or sakkarepmu)
DO RICE (Rest, Ice, Compression,
Elevation)
Bpk/ ibu saat ini mengalami sprain (keseleo) strain
(sobekan otot/ ligamen). Saat ini obatnya adalah
analgesik dan istirahat (di samping). Pasien diminta untuk
beristirahat. Kontrol 2 hari, jika keluhan tidak ada
perbaikan atau sudah ruptur tendon maka rujuk ke SpOT.
NO HARM (Heat, Alkohol, Running,
Massage). Ini kudu dihindari
Kalo ruptur ligamen rujuk yaw
Osteoarthritis Na Diclofenac 3x50mg Edukasi penurunan BB Bpk/ ibu saat ini mengalami osteoarthritis atau kerusakan
pada bantalan sendi. Bapak ibu perlu untuk menurunkan
berat badan dan juga melakukan fisioterapi untuk
menguatkan otot sekitar lutut. Jika terapi yang diberikan
tidak cukup untuk menghilangkan nyeri atau timbul
komplikasi seperti varus/ valgus maka membutuhkan
terapi operatif
Olahraga yg tidak weight bearing
(renang)
Fisioterapi
HEMATO-ONKOLOGI
ADB Sulfas Ferosus 3x200mg dc
Pedi: 3-5mg/kg/hari 3dd. Sirup
15mg/5ml
10 hari
Perbaiki asupan nutrisi, makan yg
banyak mengandung besi (daging,
bayam dll)
Menjelaskan bahwa pasien menderita anemia defisiensi
besi. Penyakit ini disebabkan oleh karena kurangnya
asupan nutrisi zat besi. Pasien diminta untuk meminum
obat dengan rutin dan makan makanan yg banyak
mengandung besi. Hindari minum obat bersama teh
karena menganggu penyerapan obat. Pasien kontrol 7 –
10 hari. Efek samping obat di antaranya adalah mual,
heartburn, konstipasi, diare serta BAB hitam. Jika ada
efek tsb segera kontrol.
Albendazole 1x400
Anemia ec
Ankilostomiasis
Pedi 1x200
Single dose
Edukasi bahwa pasien terkena penyakit cacingan yang
menimbulkan perdarahan sedikit tapi terus menerus.
Pasien harus mengonsumsi obat cacing dan obat
penambah darah. Pasien selain itu juga harus menjaga
kebersihan diri dan keluarga, memakai jamban, selalu
memakai alas kaki, mencuci tangan dan selalu memasak
makanan.
Sulfas Ferosus 3x200mg dc
10 hari
Ascariasis Overall sama kyk di atas
Taeniasis Albendazole 3x400 selama 3 hari
SLE Tergantung keluhan, kalo nyeri ya
NSAID (NaDic 3x50pc prn)
• Edukasi bahwa penyakit yg diderita px adalah penyakit
autoimun yang artinya sistem pertahana tubuh pasien
menyerang dirinya sendiri
• Pasien perlu dirujuk untuk pemegakan diagnosis dan
terapi definitif
• Pasien disarankan untuk tidak terlalu sering terpapar
sinar matahari
• Pasien diusahakan untuk manajemen kegiatan agar
tidak terlalu kelelahan dan stress
Anemia ec perdarahan
kronis
Atasi underlying diseasenya
Malaria
DBD Gr I-II (4A) Berikan cairan kristaloid isotonik (RL,
RA, Asering), kecuali bayi <6bln NaCl
0.45%
1 jam pertama 7ml/kg/jam
1 jam kedua 5ml/kg/jam
1 jam ketiga 3ml/kg/jam
Jika tidak membaik 10 – 20
ml/kg/jam. Kalo membaik
pertahankan.
Kalo ga membaik lagi koloid 10-20
ml/kg/jam trus RUJUK
Cairan diberikan maks 60-72 jam
pada kasus non syok
Beri paracetamol 10mg/kg/x bila
perlu
Pantau TTV/ jam dan cek lab
minimal 1x sehari, monitoring cairan
masuk dan keluar
Indikasi MRS
• Umum: menolak makan dan minum, muntah
persisten
• Warning sign: nyeri perut hebat, hepatomegali yg
nyeri tekan, letargi, gelisah, akumulasi cairan,
HCT tinggi, klinis buruk
Indikasi KRS:
• Tdk demam selama 24 jam tanpa antipiretik
• Klinis membaik
• 2-3hari setelah syok teratasi
• Urine cukup
• PLT> 50RB dan tren meningkat
• Fase kritis terlewati (hari ke 7 setelah demam)
KIE
Pasien saat ini terkena penyakit demam berdarah
dengue. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa
DBD Gr III – IV (3B) • Beri oksigen 2-4 lpm
• Cairan kristaloid 20ml/kg/ ½ jam
Jika syok tdk teratasi pantau ABCS
• Acidosis: BGA
• Jika syok teratasi jadi 10-20ml/kg/
jam trus turun sampe 7, 5, 3, 1.5
ml/jam
• Jika syok tdk teratasi kasih koloid
10-20 ml/kg/jam
• RUJUK
• Bleeding: HCT
• Calcium: SE
• Sugar: gula darah
oleh nyamuk aedes. (Jelaskan planning terapi, terapinya
adalah suportif). Pasien harus minum dengan cukup,
indikator cukup adalah kencing tiap 4-6 jam. Rumah
harus dilakukan 4M+ yaitu menguras, menutup,
mengubur, memantau wadah air, tdk menggantung baju,
menggunakan abate dan menghindari gigitan nyamuk.
DBD pada dewasa • Awali dengan kristaloid 1-3
ml/kg/jam. Evaluasi 2 jam
• Membaik maintenance 1-
3ml/kg/jam sampai 24 jam
• Jika tdk membaik jadi
10ml/kg/jam. Membaik jadi 3-6
ml/kg/jam berhenti 36 jam
• Kalau masih tidak membaik
berikan 10-20ml/kg/jam TTV tiap
1 jam dan Rujuk karena sudah
DSS
• Paracetamol bila perlu
Pantau TTV/ jam dan cek lab
minimal 1x sehari, monitoring cairan
masuk dan keluar
Jika syok tdk teratasi pantau ABCS
• Acidosis: BGA
• Bleeding: HCT
• Calcium: SE
• Sugar: gula darah
Leptospirosis Mild
Amoxycilin 3x500mg PO
Severe
Peniciline G 4x1.5 jt IU IM/IV
Ceftriaxone 1x1g IV
7-10 hari
Bpk/ ibu saat ini sedang menderita penyakit leptospira.
Penyakit ini utamanya menular dari kencing binatang
utamanya tikus. Pasien akan diberikan antibiotik dan
harus diminum sampai habis. Komplikasi yg dapat terjadi
diantaranya adalah meningitis, myocarditis, sepsis dll.
Pasien saat kembali bekerja diminta untuk menggunakan
APD yang dapat melindungi px. Keluarga harus
menyimpan makanan minuman dengan baik serta cuci
tangan dan bagian lainnya yang tercemar selalu.
GASTROENTEROHEPATOLOGI
Diare pada anak Syr Zinc 10mg/5ml
<6bln 10mg/hari
>6bln 20mg/hari
Prinsip penanganan diare:
1. Rehidrasi
2. Dukungan Nutrisi (ASI teruskan,
menu sehat)
3. Suplementasi Zinc
4. AB selektif
5. Nasihat kepada orang tua:
kembali jika ada demam, tinja
berdarah, muntah berulang,
makan minum sedikit, sangat
haus, diare makin sering, 3 hari
ga membaik
Anak bapak/ibu saat ini sedang terkena diare. Diare
dapat disebabkan oleh beberapa penyebab di antaranya
adalah infeksi kuman. (Jelaskan rencana terapi). Diare
dapat ditularkan melalui fekal oral sehingga
membutuhkan upaya pencegahan seperti pemberian ASI
yang benar, penggunaan air bersih, budaya cuci tangan,
dan membuang tinja bayi dengan benar. Selain itu juga
ibu dapat memberikan ASI palimg tdk sampai usia 2th,
memberikan makanan bergizi.
Diare
pada
Anak
Kolera Erithromycin 30-50mg/kg/hari, 3-4 dd
selama 3 hari.
Sirup 200mg/5ml
Dewasa Tetrasiklin 4x500mg 5 hari
Shigella disentri Cotrimoxazole 8mg/kg/hari 2dd selama 5
hari
Sirup 240mg/5ml
Dewasa Ciprofloxacine 2x500 selama 7
hari
Amoebiasis Metronidazole 35-50mg/kg/hari 3dd
selama 10 hari
Sirup 125mg/5ml
Dewasa: 3x500 selama 10 hari
Giardiasis Metronidazole 15mg/kg/hari 3dd selama
5 hari
Dewasa 3x250 selama 7 hari
GEA pada dewasa Anti – motilitas: Loperamide 4mg dosis
awal dan 2 mg setiap BAB, maks 16mg
Pengeras feses: Attapulgite 2tab
(1tab=630mg) setiap BAB, maks 12 tab
Dispepsia Tab Ranitidine 2x150mg ac Mengubah pola makan menjadi
porsi kecil dalam frekuensi yang
lebih sering
Jelaskan pada pasien bahwa pasien menderita penyakit
dispepsia. Rencana terapi adalah dengan memberikan
obat Ranitidine, selain itu pasien juga diminta mengubah
pola makan menjadi lebih sering dalam porsi kecil, lebih
teratur dan hindari makan makanan berlemak, pedas
atau asam yang mencetuskan gejala
Makan teratur
Hindari makan makanan berlemak,
pedas atau asam
GERD Caps Omeprazole 2x20mg ac selama
7 – 14 hari, jika membaik lanjutkan
min 4 minggu
Jelaskan pada pasien/ keluarga bahwa pasien menderita
penyakit GERD. Rencana terapi adalah dengan
memberikan obat Omeprazole, selain itu pasien juga
diminta mengubah pola makan menjadi lebih sering
dalam porsi kecil, lebih teratur dan hindari makan
makanan berlemak, pedas atau asam. Pasien juga
diminta tidur dalam posisi kepala lebih tinggi dan tidur
minimal 2-4 jam setelah makan. KIE jika tidak membaik
mungkin butuh rujukan ke Sp.PD atau Sp.A
Pedi: Omeprazole 1-2mg/kg/hari ac
1dd
Pedi: posisi bayi setelah minum susu
telentang dengan sudut 45-60
Gastritis Erosiva Tab Ranitidine 2x150mg ac Jelaskan pada pasien bahwa pasien menderita penyakit
gastitis erosiva akibat NSAID. Rencana terapi adalah
dengan memberikan obat Ranitidine, selain itu pasien
juga diminta mengubah pola makan menjadi lebih sering
dalam porsi kecil, lebih teratur dan hindari makan
makanan berlemak, pedas atau asam. Hindari
penggunaan NSAID yang terlalu lama
Hepatitis Virus Akut Simtomatis
Metoklopramid 3x10mg
Tirah Baring Jelaskan kepada px bahwa px sedang menderita Hepatitis
A/B/C akut. Terapi untuk saat ini yang utama adalah
dengan istirahat serta harus makan makanan bergizi
dengan cairan yang cukup. Hindari alkohol. Pasien akan
diberikan obat untuk mengurangi keluhan pasien.
Diet Seimbang
Kompetensi dr umum hanya Hepatitis A. kalo sudah B/ C
rujuk saja
Abses Hepar Amoeba
(3A)
Metronidazole 3x500mg selama 5
hari
Rujuk Sp.PD untuk evaluasi dan
apabila perlu terapi aspirase/
drainase/ bahkan laparotomi
Tx simtomatis
Hemoroid gr 1 & 2 (4A) Konsumsi banyak serat Jelaskan bahwa px menderita hemoroid gr 1 2. Penyakit
ini disebabkan karena tekanan intraabdimen yang terlalu
meningkat dan menyebabkan pelebaran dari vena di
rektum. Jelaskan tx. Jika gr 2 tawarkan rujuk ke Sp.B
untuk skleroterapi. Kalo gr 3 & 4 hemoroidektomi/ ligasi
rubber band.
Banyak minum air putih
Berendam duduk dalam air hangat
selama 10 menit 2-3x sehari
Segera BAB jika sudah ada rasa ingin
BAB karena menunda dapat
memperkeras feses
Metabolik Endokrin
Dislipidemia R/ Simvastatin tab 10 mg
S 1dd tab 1 p.o (malam hari)
- Mengurangi asupan lemak
- Aktivitas fisik minimal 30
menit/hari
- Stop merokok
- Menurunkan BB
Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi pasien dapat
menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti gout artritis
Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut
kepatuhan pengobatan sangat penting
Selain pengobatan, pasien juga perlu memodifikasi pola
makan dan gaya hidup
Mengobah pola hidup,berolahraga ringan, mengurangi
makanan gorengan dan berlemak, banyak makan sayur
dan minum air putih
Sindroma Metabolik
- Obesitas
- Diabetes
Mellitus
- Dislipidemia
- Hipertensi
R/ Simvastatin tab 10 mg
S 1dd tab 1 p.o (malam hari)
R/ Metformin tab 500 mg
S 3 dd 1 p.o a c
R/ Glibenclamid tab 10 mg
S 1 dd tab 1 p.o a.c
R/ Captopril tab 12,5 mg
S 3 dd tab 1 a.c
- Mengurangi asupan lemak
- Aktivitas fisik minimal 30
menit/hari
- Stop merokok
- Menurunkan BB
- Mengurangi konsumsi asin
- Mengurangi konsumsi
manis
Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi pasien dapat
menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti gout artritis
Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut
kepatuhan pengobatan sangat penting
Selain pengobatan, pasien juga perlu memodifikasi pola
makan dan gaya hidup
Mengobah pola hidup,berolahraga ringan, mengurangi
makanan gorengan dan berlemak, banyak makan sayur
dan minum air putih
Menjelaskan bahwa pengobatan bersifat seumur hidup
dan harus rutin kontrol
Hipotiroid s. Endemic
goiter
R/ Levotiroksin tab. 100 mcg No. X
S 1 d.d. tab. I
- Minum obat secara teratur
Gaya hidup sehat
Kontrol rutin tiap 3-6 bulan, bila sudah stabil 1 tahun
sekali
Kurangi makan sayuran putih
KRITERIA RUJUKAN
Untuk penegakan diagnosis dengan pemeriksaan
laboratorium ke layanan sekunder
Marasmus-
Kwashiorkor
R/ Tab. Asam folat 1 mg No.V
S 1 dd tab I
R/ Tab. Zinc 20 mg No. V
S 1 dd tab I
Rawat Inap Menjelaskan penyakit pasien adalah gizi buruk marasmus
karena kurang asupan nutrisi.
Pasien akan dirujuk ke puskesmas atau RS untuk dirawat
inap dan dilakukan pemeriksaan tambahan
Pasien diberikan pakaian yang hangat terutama menutupi
kepala agar tidak kedinginan
Sambil menunggu rujukan, pasien diberi larutan gula 10%
dalam 50 cc air (1 sendok the gula dalam 50 ml air) untuk
tambahan nutrisi
Apabila curiga kurang cairan, jangan diberikan oralit.
Berikan Resomal.
Berikan pasien sirup multivitamin, sesuaikan dosis
dengan kemasan.
Gout Arthritis R/ Kolkisin tab. 0,5 mg No. X
S 1 d.d. tab. I (tiap 2 jam,
maksimal 1/hari)
R/ Indometasin tab. 25 mg No. XXX
S 3 d.d. tab. I p.c. p.r.n.
Pengaturan diet rendah purin. Kurangi makanan BENJOL
(Bayam, emping, nangka, jeroan, otak, lemak dan
lainnya)
Hindari alcohol, makan dan minum seimbang dan cukup
Istirahatkan sendi
Minum obat-obatan secara teratur, dan segera ke dokter
jika serangan muncul
Target asam urat darah <6 mg/dL
Rutin monitor kadar asam urat darah dan kontrol
Rhematoid Arthritis R/ Na Diklofenak tab. 50 mg No. X
S 2 d.d. tab. I
Fisioterapi Menjelaskan jika penyakit ini karena autoimun
Proteksi sendi, terutama pada stadium akut dengan
menggunakan decker
Osteoarthritis R/ Na diclofenac tab 50 mg No. X
S 2 dd tab 1
Fisioterapi Menjelaskan penyakit pasien
Pengaturan diet seimbang dan cukup, turunkan berat
badan
Istirahatkan sendi
Jangan melakukan pekerjaan membebani sendi
Minum obat2an secara teratur dan segera ke dokter jika
serangan muncul
Anjurkan olahraga yang tidak membebani sendi seperti
berenang dan bersepeda
Parotitis R/ Paracetamol syr. 120mg/5 ml fl
No. I
- Tirah baring
Minum cukup, asupan nutrisi bergizi
S 4 d.d. cth ?? Menjaga hygiene oral
Informasi adekuat mengenai imunisasi MMR
Hiperglikemik
Hiperosmolar Non
Ketotik (KHONK)
Memastikan jalan napas lancer dan
membantu pernapasan dengan
suplementasi oksigen
Memasang akses infus intravena
dan melakukan hidrasi cairan NaCl
0.9% dengan target TD systole > 90
atau produksi urine >0,5
ml/kgBB/jam
Memasang kateter urin untuk
pemantauan cairan
Dapat diberikan insulin rapid acting
bolus intravena atau subcutan
sebesar 180 mikrounit/kgBB
Edukasi ke keluarga mengenai kegawatan hiperglikemia
dan perlu segera dirujuk
Pemeriksaan tanda vital dan gula darah per jam
Hipoglikemia 1. Gula murni 30 gram (2
sendok makan) atau
sirup/permen atau gula
murni (bukan pemanis
pengganti gula atau
guladiet/gula diabetes) dan
makanan yang banyak
mengandung karbohidrat
2. Stop sementara obat
hipoglikemik. Pantau GDA
tiap 1-2 jam
3. Bila sebelumnya gak sadar,
pertahankan GDA 200 mg/dl
4. Cari penyebab
hipoglikemi!!!! Hipoglikemi
bisa terjadi pada pasien
diabetes atau non diabetes
5. Kalo GDA udah normal,
minta pasien makan atau
konsumsi snack agar
hipoglikemi gak terulang
Stadium lanjut ( koma hipoglikemi
atau gak sadar dan curiga
hipoglikemi)
1. Dextrose 40% 2 flakon (=50
ml) bolus IV
diagnosis, terapi, rujukan (untuk periksa pemeriksaan
rujukan, kalau perlu)
- Selalu bawa tablet glukosa karna efeknya cepat
dan memberikan sejumlah glukosa yang
konsisten
- Komplikasi : kerusakan otak, koma, kematian
-
Kriteria rujukan
1. Hipoglikemia+penurunan kesadaran -> beri D40%
blous + infus D10% tetesan 6 jam per kolf
2. Bila setelah protokol hipoglikemi 2 jam,
hipoglikemi tidak teratasi
Prognosis
bonam bila penanganannya cepat
2. Dextrose 10% per infus 6
jam perkolf
3. GDS tiap satu jam setelah
pemberian D40%
a. GDS <50 -> bolus D40%
50 ml IV
b. GDS <100 -> bolus D40%
25 ml IV
c. GDS 100-200 -> tanpa
bolus D40%
d. GDS > 200 ->
pertimbangkan
menurunkan kecepatan
drip D10%
4. GDS >100 3x berturut-turut,
pemantauan GDS tiap 2 jam,
dengan protokol sesuai di
atas
5. Bila GDS>200 pertimbangkan
ganti infus jadi Detrose 5%
atau Nacl 0,9%
6. Bila GDS >100 sebanyak 3x,
protokol hipoglikemi distop
Evaluasi terhadap penyebab
hipoglikemi!!!!
Neuropati Perifer R/ Metformin tab 500 mg No. XLII
S 3 dd tab I a.c
R/ Vit. B complex No. XXX
S 1 dd tab I
Modifikasi gaya hidup
- Aktivitas fisik minimal 30
menit/hari
- Stop merokok
- Menurunkan BB
- Mengurangi konsumsi
manis
- DM type 2 tidak dapat sembuh tapi dapat
dikontrol.
- Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol
teratur setiap 2 minggu
- nyeri pada kondisi ini sangat bergantung pada
faktor resiko. Misal : DM -> atasi DM dengan
adekuat. Obat yang diberikan tidak bisa langsung
mengatasi gejala secara cepat, dan mungkin tidak
membantu secara penuh bila kondisi penyerta
pendahuluan tidak ditatalaksana.
- Minta pasien untuk selalu memeriksa kaki,
mengingat luka yang timbul pada kaki gak
dirasakan dan potensi akibatkan infeksi berat.
Kaki Diabetik / Ulkus
DM
R/ Rapid Insulin Pen no I
S U C
1. Kontrol mekanik :
istirahatkan kaki pasien,
hindari tekanan pada
daerah luka, pake bantal
pada kaki saat berbaring
untuk cegah lecet pada luka
dan pake kasur dekubitus
bila perlu.
2. Kontrol metabolik : untuk
atasi infeksi dan dukung
penyembuhan luka.
Pengaturan glukosa darah
dan faktor kormobiditas (
HT,dislipdemia, gangguan
fungsi ginjal. Gangguan
fungsi hati, gangguan
elektrolit,anemia,
hipoalbumin) -> terapi gizi
dan farmakologis
3. Kontrol vaskular
Dengan cara evaluasi status
vaskuler,ABI,angiografi.
Gangguan vaskular dapat
hambat penyembuhan luka
4. Kontrol luka
Luka ditutup dengan dress
basah dan lembab. Bila
perlu, tindakan amputasi
dipertimbangkan. Jaringan
nekrotik dan pus harus
dievakuasi secara adekuat
dengan nekrotomi dan
debridemen
5. Kontrol infeksi
Bila luka gak dalam,
diberikan antibiotik empiris
(sambil nunggu kultur). Bila
luka dalam,pake antibiotik
dengan spektrum kuman
gram positif
6. Kontrol edukasi
- DM type 2 tidak dapat sembuh tapi dapat
dikontrol.
- Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol
teratur setiap 2 minggu
- nyeri pada kondisi ini sangat bergantung pada
faktor resiko. Misal : DM -> atasi DM dengan
adekuat. Obat yang diberikan tidak bisa langsung
mengatasi gejala secara cepat, dan mungkin tidak
membantu secara penuh bila kondisi penyerta
pendahuluan tidak ditatalaksana.
- Dilakukan perawatan luka setiap 3 hari sekali
Prognosis :
Baik jika dilakukan kontrol rawat luka yang baik dan
teratur
Pemilihan alas kaki yang
cermat,jaga kerbersihan
serta kelembapan
kaki,periksa kaki harian
untuk deteksi apa ada
trauma, dicegah supaya luka
tidak semaki memburuk.
THT - KL
Rhinitis Alergi (4A) - Loratadin 1 x 10
- Pseudoefedrin 3 x 30 mg
- Fluticasone furoat nasal spray
0,025% nasal spray 1dd
- Hindari pencetus alergi - Kontrol
- Avoidance
- Olahraga pagi
- Makan bergizi
- Istirahat cukup
Rhinitis Vasomotor (4A) - Loratadin 1 x 10
- Pseudoefedrin 3 x 30 mg
- Fluticasone furoat nasal spray
0,025% 1x1 nasal spray
- Hindari factor pencetus - Kontrol
- Avoidance
OMA
(keluhan kurang dari 8
minggu)
(4A)
1. Stadium I (Oklusi tuba)
-Oxymetazolin nasal spray 0,05%
2dd
-Amoksilin 3 x 500 mg
-Paracetamol 3 x 500 mg
2. Stadium II (Hiperemia)
-Amoksilin 3 x 500 mg
-Paracetamol 3 x 500 mg
3. Stadium III (Bombans)
-Miringotomi di daerah
posteroinferior
-Amoksilin 3 x 500 mg
-Paracetamol 3 x 500 mg
4. Stadium IV (Perforasi)
- Ear toilet dengan H2O2 3% dan
ofloksasin 3%
-Amoksilin 3 x 500 mg
-Paracetamol 3 x 500 mg
5. Stadium V (Resolusi)
- simtomatis
- Prognosis OMA baik
- Jaga kesehatan
- Jangan minum es / minum dingin
- Jangan berenang / telinga kemasukan air
- Control jika keluhan tidak membaik
OMSK
(keluhan lebih dari 8
minggu) (3A)
1. Tipe aman
- Ear toilet dengan H2O2 3% dan
ofloksasin 3%
- Ciprofloxacin 2 x 500mg
2. Tipe bahaya
- Pembedahan (CWU CWD)
- Bedah rekonstruktif
- konservatif
- Rujuk
- Jangan sampai batuk / pilek
- Jangan berenang / telinga kemasukan air
- Ofloksasin 3% ear drops 3dd
Serumen prop (4A) Jika keras beri karbogliserin 10% ear
drops 2dd (selama 3 hari)
- Bersihkan dengan lidi kapas
- Irigasi dengan air hangat spuit
50cc
- Bersihkan telinga, namun jangan terlalu sering
- Jangan memasukkan air dalam telinga
- Jika serumen keras, beri karbogliserin, lalu control 3
hari lagi
Mastoiditis Akut (3A) - Amoksilin 3 x 500mg
- Metronidazole 3 x 500mg
- Miringotomi / parasintesis jika MT
bombans
- Rujuk
Presbikusis (3A) - Alat bantu dengar
- Latihan membaca ujaran (speech
reading)
- Latihan mendengar (auditory
epiglott)
- Rujuk
- Tidak bisa sembuh
- Menghindari suara bising
- Diet rendah lemak
- Minghindari stress, alcohol dan rokok
Epistaksis anterior (4A) - Pasien diposisikan duduk
bersandar
- Sisa bekuan darah dibersihkan
- Hidung dipencet 5-10 menit
- Kompres dingin
- Jika profus: tampon anterior 24
jam
- Jangan mengorek korek hidung terlalu sering
Stomatitis Aptosa - R/ chlorhexidine gluconate 0,02%
garg fl No. I
S 3 dd col. or. p.c
- R/ Triamcinolone acetonid 0,1% in
ora base 5g tube No. I
S 2 dd loc. dol
- Menghindari trauma mulut (misal makan kripik)
- Kontrol jika keluhan tidak membaik
Rhinosinusitis akut (< 12
minggu)
- Fluticasone furoat nasal spray
0,025% nasal spray 1dd
- Paracetamol 3 x 500 mg
- Cuci hidung (Nasal irigasi)
- Atasi bila ada alergi
- Bila 4 minggu tidak membaik dirujuk
- Hindari bila ada pencetus alegi
- Kontrol
Faringitis (4A) - Paracetamol 3 x 500 mg
- Benzydamin gargle
- Amoksisilin 3 x 500mg
- Penyakit radang tenggorokan
- Penularan melalui droplet
- Istirahat
- Makan makanan lunak
- Minum hangat
- Bila keluhan tidak mereda dalam 3 hari, kontrol
kembali
Abses peritonsil (3A) - Penisilin 4 x 600 mg IV
- Metronidazole dosis awal
15mg/kgBB dan dosis maintenance
setelah 6 jam : infus 7,5 mg/kgBB
- Rujuk untuk insisi dan drainage
selama 1 jam diberikan selama 6-8
jam (maks 4g/hari)
- Paracetamol 3 x 500 mg
Tonsilofaringitis difteri
(3B)
1. ADS
- Ringan (mata, hidung, kulit) :
ADS 20.000 IU
- Tonsil saja atau <48 jam : ADS
20.000-40.000 IU
- Sedang (tonsil, faring laring) :
ADS 40.000-60.000 IU secara IV
drip
- Berat (+ komplikasi) atau > 48
jam: ADS 80.000-120.000 IU (IV
normal saline dalam 60 menit)
2. Antibiotika
- Penisilin Prokain 600.000-1,2juta
IU / 24 jam IM, 1-2 dd selama 10
hari.
Pedi: 50rb – 100rb iu/kg/hari
3dd
- Bila alergi, eritomisin
50mg/kgBB/hari, 4dd. Maks 1
gram/hari (selama 10 hari)
- Isolasi
- Bila carier : tonsilektomi 4-6
minggu setelah sembuh
- MRS / rujuk
- Imunisasi penting dilakukan, 2 minggu setelah ADS
- Waspada komplikasi difteri: miokarditis, nefritis,
paralisis palatum, paralisis otot oftalmik, paralisis otot
wajah, paralisis n phrenicus, obstruksi jalan nafas
Laringitis akut (4A) - Nebulisasi
- Antitusif: dextromethorphan HBr
3x15mg
- Amoksilin 3 x 500mg, jika ada
infeksi sekunder
- Paracetamol 3 x 500 mg
- Dexametason 3 x 0,5 mg (jika ada
trauma panas/kimia)
- Vokal rest - Hindari merokok dan minum alkohol
- kontrol
Epiglottitis akut - O2 high flow
- IV Ampisilin 100mg/kgbb/hari 4dd
- Metilprednisolon sodium succinate
125-250mg/kgBB tiap 6 jam
selama 24-48 jam
- Posisi nyaman
- Jangan agitasi anak
- Rujuk
Korpal hidung (4A) - Kertas / kapas: forsep / pinset
bayonet
- Bulat: kait cincin / tajam
- Kejadian benda asing hidung bisa terulang
- Resiko timbul obstruksi jalan napas jika benda asing
berpindah ke dalam traktus trakeobronkial
- Terbentuk rinolit, infeksi hidung / sinus paranasal
Tonsillitis kronis
eksaserbasi akut (4A)
- Lini pertama : (7hari)
Phenoksimetilpenisilin 4x500mg
Amoksisilin 3x500mg
- Alternatif :
Amoksisilin as. Klavulanat
3x500mg
Eritromisin 3x500mg
Cefadroxil 2x500mg
- Obat kumur : benzydamin gargl
- Menjaga kebersihan mulut - Jika dalam 3 hari tidak ada perbaikan, control untuk
evaluasi ulang dan pertimbangan ganti antibiotic
- Istirahat, makan lunak, minum hangat
Limfadenopati TB - 2HRZE / 4H3R3 - Minum obat secara teratur
- Jelaskan mengenai efek samping obat
Motion sickness (4A) - Dimenhidrinat 50 mg diberikan 30
menit sebelum berpergian, dapat
diulang tiap 4 jam
- Mobil : duduk di depan, usahakan tidak sering
merubah kecepatan & tidak sering membelok, karena
vestibulum peka thd perubahan kec. gerakan
- Kapal : fiksasi mata kearah horizon (memandang jauh)
jangan lihat ombak yang bergulung
RESPIROLOGI
Normal RR
< 1th: 30-60
1-3 th: 24-40
4-5th: 22-34
6-12 th: 18-30
13-18 th: 12-20
TBC (4A) Kategori 1 :
Pasien TB baru BTA positif
Pasien TB Paru BTA negatif foto
toraks positif
Pasien TB esktra Paru
2 RHZE/4H3R3
(150,75,400,275) (150,150)
1. 30-37= 2 tab 4 KDT →2 tab 2 KDT
2. 38-54= 3 tab 4 KDT →3 tab 2 KDT
3. 55-70= 4 tab 4 KDT →4 tab 2 KDT
4. ≥71= 5 tab 4 KDT →5 tab 2 KDT
(40 kg)
R/ 4KDT tab no. LXXXIV
S1 dd tab III
Kategori 2 :
Pasien kambuh
Makan makanan yang bergizi
Gentingisasi kaca (bila perlu)
Membuka jendela dari pagi hingga
sore
- Menjelaskan pada pasien apabila pasien menderita sakit
TBC yang disebabkan oleh bakteri dan dapat menular
melalui udara.
- Pasien diharapkan untuk memakai masker
- Pasien tidak boleh berhenti minum obat walau kondisi
sudah membaik
-Pasien membutuhkan pengawas minum obat
- Menjelaskan efek samping obat :
1. Isoniazid : neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan
fungsi hati, kejang
2. Rifampisin : Flu like syndrome, GIT disturbance, urin
warna merah, gangguan fungsi hati, trombositopenia,
skin rash
3. Pyrazinamide : GIT disturbance, gangguan hati, gout
artritis
4. Streptomycin : gangguan pendengaran, anemia,
agranulositosis
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan setelah
putus berobat
TB ANAK
2RHZ/4RH
(75/50/150) (75/50)
5-7 kg = 1 tab KDT→1 tab KDT
8-11 kg = 2 tab KDT → 2 tab KDT
12-16 kg= 3 tab KDT → 3 tab KDT
17-22 kg= 4 tab KDT→ 4 tab KDT
23-30 kg= 5 tab KDT→5 tab KDT
Profilaksis ( kontak+, inifeksi -)
Obat : INH 5-10 mg /kgBB/hari
5. Etambutol : gangguan pengelihatan , buta warna,
neuritis perifer
Serangan Asma Sedang
pada Asma Bronkial
Persisten Sedang (4A)
O2 4 lpm nasal kanul
Nebul Salbutamol tiap 20 mrnit
dalam 1 jam
Pediatri
Ringan Sedang
1. O2 nasal 1-2 lpm
2. SABA : Salbumtamol tiap 20
menit dalam 3 jam
3. Nebul ketiga +Ipratropium
Bromide
R/ Salbutamol nebulizer no 1
S.imm
- Menghindari Pencetus
- Observasi 1 jam
- Menjelaskan pasien tentang penyakit asma yang
disebabkan oleh reaksi radang pada paru-paru
yang disebabkann oleh alergi
Pediatri
- Menghindari faktor pencetus
- ASI eksklusif minimal 6 bulan
- Hindari makanan potensi alergi
- Pengurangan pajanan debu rumah
PPOK Eksaserbasi Akut
(3B)
Salbutamol nebulizer
Prednisone tablet 4x8 mg(10-12
hari)
Amoxyciline 3x500 mg
O2 2-4 lpm nasal kanul
Ventilasi mekanik
Nutrisi
Rehabilitasi
- Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien
memiliki penyakit paru yang kronis
- Menjelaskan bahwa obat yang diberikan adalah
golongan steroid yang tidak noleh digunakan
lebih dari 2 minggu
- Mencegah terjadinya infeksi saluran nafas karena
memicu serangan eksaserbasi akut dan sudah
diberi antibiotik yang harus diminum sampai
habis
- Menjelaskan tanda-tanda eksaserbasi akut :
batuk atau bertambah, sputum bertambah dan
berubah warna,
- Penyesuaian aktifitas
- Rujuk Sp.P
Pertusis (4A) - Eritromicin 50 mg/kgBB/hari 4dd
selama 14 hari
Misal bb 8 kg
R/ Eritromicin 200mg/5cc no !
S 4 dd cth ½
-
- Hindari pencetus
- O2 masker 2-4 lpm
- Nutrisi adekuat
- Menjelaskan penyakit ini menular ke sekitarnya,
meminta pasien untuk memakai masker, karena
sangat menular pasien di isolasi dan di MRS kan
(<6 bulan)
- Jika demam atau sesak segera diibawa ke dokter
- Miinum obat sampai habis
Bronkopneumonia (4A) Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari, 3dd,
sirup 250mg/5ml
Paracetamol 10mg/kgBB/kali
- Hindari pencetus
- O2 masker 2-4 lpm
Nutrisi adekuat
- Menjelaskan pada pasien apabila penyakit ini
menyerang saluran nafas bawah
- Antibiotik harus dihabiskan
- Hindari faktor paparan rokok dan polusi udara
- Hindarkan bayi/anak dari penderita ISPA
- Pasien direncanakan rawat jalan
Pneumonia (4A) Pediatric (sumber PPK RSDS)
- Pneumonia ringan :
Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari
3dd, sirup 250mg/5ml
- Pneumonia berat :
CAP : Ampicillin 100
mg/kgBB/hari 4dd
HAP : Ceftriaxone 100
mg/kgBB/hari 2dd
- Atipikal Pneumonia (foto
lebih parah dari klinis)
Eritromicin 50mg/kgBB/hari
4ddj
Ex : Pneumonia Ringan bb 6 kg
R/ Amoksisilin 100 mg
mf pulv dtd no XXI
S3 dd pulv 1
Dewasa (sumber PPK Dokter Umum
Kemenkes)
- Tanpa risiko :
Eritromicin 4x500 mg atau
Doksisiklin 2x100
- Dengan risiko (DM, CHF,
Penyakit Ginjal,dll) liat PORT
score
- Nutrisi adekuat
- O2 masker 2-4 lpm
Pediatri
- Menjelaskan kepada pasien apabila paru-paru
pasien terinfeksi, penyababnya bisa dari bakteri,
virus, dll
- Pemberian imunisasi untuk mencegah
pneumonia
- Pegobatan secara dini
- Pemberian ASI dan nutrisi yang cukup
- Lingkungan rumah yang cukup ventilasi
- Pneumonia ringan : rawat jalan
- Pneumonia berat : MRS
Dewasa
- Mencegah Penularan
- Pola hidup sehar menjaga lingkungan
- Tidak merokok
- Vaksinasi influenza
- Skor PORT <70 : bisa rawat jalan
- Skor PORT>70 : MRS
Fluorquinolon : Levofloksasin
1x750 mg atau
Ceftriaxone 1x1 g6
Bronkiolitis
(2-6 bulan>>)
Etio: RSV
Batuk, pilek, demam,
takipneum expiratory
effort, perkusi paru:
hipersonor, auskultasi:
wheezing , ronchi basah
halus
O2
Nebul salbutamol 0,1 mg/kgBB/dosis
Dexametason 0,5 mg/kgBB/loading
dilanjutkan dexametason 0,5
mg/kgBB/hari
Paracetamol 10 mg/kgBB/kali
Antibiotik jarang dilakukan
Pembersihan jalan nafas
Nutrisi
- Radang pada saluan nafas sehingga
menyebabkan sesak, batuk, demam,penurunan
nafsu makan pada anak
- Dapat menimbulkan komplikasi pneumothorax
- Maka dari itu saya terapi oksigenasi dan obat
penurun panas. Saat di rumah tetap berikan obat
secara rutin dan tetap susui bayyi
- Sering-sering cuci tangan karena menular
Bronkitis Akut
Wheezinig (basal paru)
Salbutamol 3x2 mg
Guafinefsin 3x50 mg
Codein 3x10 mg
Banyak minum air 98-10 gelas setiap
hari)
Istirahat cukup
Menjelaskan kepada pasien apabila paru-parunya
terkena infeksi
Menjelaskan kepada pasien untuk minum obat secara
teratur, istirahat yang cukup, dan makan makanan yang
bergizi
Tidak merokok
Menjelaskan efek samping obat yaitu bronkodilator
dapat menimbulkan berdevar, lemas, gemetar, dan
keringat dingin.
Bronkiektasis
Batuk berdahak warna
kuning/hijau
kadang+darah
O2
Salbutamol nebulizer
Amoksisilin 3x500 mg
Chest fisioterapi 15-30 menit 4x/hari Atasi tanda-tanda kegawat dariratan
Rujuk (3A)
PSIKIATRI
• Basically hanya ada 4 macam obat: antipsikotik, antidepresi, anxiolitik/sedative-hipnotik, dan antimania; jadi mungkin beberapa diulang-ulang aja biar
hafalinnya enak
• Yang kompetensi 4A hanya insomnia dan gangguan somatoform, sisanya 3 jadi resepin hanya kalo perlu dan diminta; terapinya RUJUK semua
Status Psikiatri
Kesan umum: seorang pria/ wanita, wajah sesuai usia
Kontak: verbal/ non-verbal, relevan/ irrelevan, lancar/ tidak lancar
Kesadaran: compos mentis/ kesadaran berubah/ kesadaran meningkat
Orientasi: W/T/O baik
Mood: eutimia, hipotimia, disforia, hipertimia, euforia, kosong
Proses berpikir
• Bentuk pikir: realistik, dereistik, non realistik, autistik
• Arus pikir: perseverasi, flight of ideas, aslong, inkoherensi, neologisme, asosiasi bunyi, logorea, blocking, irrelevansi, sirkumstansial
• Isi pikir: ekstasi, fantasi, fobi, obsesi, preokupasi, waham (kejaran, somatik, kebesaran, keagamaan, dosa, pengaruh dan nihilistik), pikiran bunuh diri,
pikiran inadekuat, pikiran isolasi sosial
• Persepsi: halusinasi, ilusi, depersonalisasi, derealisasi
Psikomotor: dbn/meningkat (hiperkinesia, tic, grimas, stereotipi, mannerisme, ekhopraxia, ekholalia, otomatisme, negativisme, kataplexia)/ menurun (hipokinesia,
stupor katatonik, katalepsi, fleksibilitas serea)
Kemauan: dbn/ meningkat/ menurun
Depresi Berat dengan
gejala psikotik
Antipsikotik:
Gaduh gelisah:
Haloperidol 5mg IM
Gx positif dominan:
Haloperidol 2mg, 2-3dd1
Gx negatif dominan:
Risperidon 2mg 2 dd 1
Antidepresan:
Sertraline 50mg 1dd1 atau
Fluoxetine 20mg 1dd1
Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa gejala psikotik yang ada pada pasien
disebabkan oleh depresi berat yang dialami
-Lakukan penentraman dalam komunikasi terapetik,
minta pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang
gejala dan riwayatnya
-Meminta keluarga untuk tetap memberikan dukungan
untuk pasien karena dukungan social memengaruhi
prognosisnya
-Jelaskan rencana selanjutnya yaitu merujuk ke dokter
SpKJ untuk diberikan terapi berupa obat-obatan untuk
mengontrol gejalanya dan dilakukan psikoterapi untuk
perbaikan kondisi pasien dan pelan-pelan
mengembalikan pasien ke fungsinya di masyarakat
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
Skizofrenia, Psikotik
akut,
Gangguan waham
menetap
Gaduh gelisah:
Haloperidol 5mg IM
Antipsikotik:
Gx positif dominan:
Haloperidol 2mg, 2-3dd1
Gx negatif dominan:
Risperidon 2mg 2 dd 1
Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa perubahan perilaku disebabkan oleh
gangguan psikis
-Memerlukan pengobatan yang teratur, sehingga
dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk pengobatan
pasien
-Jelaskan recana selanjutnya yaitu merujuk ke dokter
SpKJ untuk diberikan terapi untuk mengontrol gejala
pasien supaya pasien dapat kembali berfungsi di
masyarakat
-Apabila ada tanda-tanda gaduh gelisah pasien langsung
dibawa ke UGD
Gangguan cemas
menyeluruh
Anxiolitik:
Clobazam 10mg 1-2dd 1 atau
Lorazepam 1mg 1-2 dd 1
Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan kepada pasien bahwa mengalami gangguan
cemas menyeluruh, dimana pasien merasa cemas tanpa
adanya pencetus yang jelas
-Jelaskan adanya hubungan antara fisik dan psikologis,
bahwa pasien mungkin akan mengalami gejala somatic
-Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dan anjurkan
berpikir positif
-Anjurkan pasien untuk olahraga rutin dan memiliki hobi
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
Bipolar episode manik
tampa gejala psikotik
Antimania:
Litium karbonat 200mg 2dd1
Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa perubahan mood yang dialami pasien
adalah gejala dari bipolar episode manik
-Terapi berupa lithium dan pasien harus kontrol kadar
litium dua bulan
-Harus minum obat secara teratur
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
Gangguan somatoform
(4A)
-
k/p Antidepresan:
Sertraline 50mg 1dd1 atau
Fluoxetine 20mg 1dd1
Psikoterapi supportif -Menjelaskan kepada pasien bahwa hasil pemeriksaan
normal dan tidak didapatkan kelainan organic
-Memahami bahwa keluhan pasien mengganggu dan
berusaha untuk membantu menghilangkan keluhan
-dari hasil pemeriksaan kemungkinan pasien menderita
gangguan somatoform, dimana gejala2 yang dirasakan
berpengaruh dengan kondisi psikologis pasien
-perbaiki pola hidup, olahraga teratur
-kontrol setiap bulan untuk mengevaluasi keluhan
PTSD Antidepresan:
Sertraline 50mg 1dd1 atau
Fluoxetine 20mg 1dd1
Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa pasien menderita gangguan depresi
pasca trauma, dimana gejala yang dialami saat ini adalah
akibat dari kejadian traumatic tersebut
-Jelaskan saat ini diberi obat untuk mengontrol gejala
-Rencana selanjutnya adalah pasien akan dirujuk ke
dokter SpKJ untuk diberikan pengobatan lanjutan dan
psikoterapi, supaya pasien gejala pasien dapat terkontrol
sehingga dapat kembali berkativitas seperti biasa
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
Insomnia (4A) k/p Sedatif/hipnotik:
Lorazepam 1mg 1dd1 bedtime atau
Diazepam 2mg 1dd1 bedtime
Psikoterapi supportif
Sleep hygiene:
- Punya jam tidur dan jam
bangun yang sama
- Suasana kamar tidur
nyaman
- Olahraga teratur
- Jangan konsumsi kafein
- Jangan tidur siang
-Gangguan tidur atau insomnia ini bisa disebabkan oleh
depresi, cemas, stress
-Tidak perlu obat apabila masih ringan dan dapat diatasi
dengan sleep hygiene dan perbaikan pola tidur
-Kontrol 1 minggu
Hipersomnia -
k/p Antidepresan
Sertraline 50mg 1dd1 atau
Fluoxetine 20mg 1dd1
Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Rasa kantuk yang berlebihan ini disebabkan oleh
hypersomnia
-Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor psikis
-Akan diberikan obat untuk mengontrol gejala
-Jelaskan rencana selanjutnya untuk dirujuk ke dokter
SpKJ untuk pengobatan yang betujuan untuk mengontrol
gejala sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
Depresi post-partum Antidepresan
Sertraline 50mg 1dd1 atau
Fluoxetine 20mg 1dd1
Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa pasien menderita depresi pascasalin
-Akan diberikan obat untuk mengontrol gejala
-Jelaskan rencana selanjutnya untuk dirujuk ke dokter
SpKJ untuk pengobatan yang betujuan untuk mengontrol
gejala sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal
-Lakukan penentraman dan komunikasi terapetik, minta
pasien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan
tentang gejalanya
-Meminta kepada keluarga untuk memberikan dukungan
kepada ibu dan tidak menyalahkannya atas keadaan
pasien saat ini
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
Depresi sedang
-dengan gejala somatic
-dengan disfungsi ereksi
Antidepresan
Sertraline 50mg 1dd1 atau
Fluoxetine 20mg 1dd1
Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa gejala somatik yang saat ini dialami oleh
pasien adalah akibat dari adanya depresi sedang.
-Lakukan penentraman dan komunikasi terapetik, minta
pasien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan
tentang gejalanya
-Anjurkan untuk berolahraga rutin dan melakukan hobi
-Akan diberikan obat untuk mengontrol gejala
-Jelaskan rencana selanjutnya untuk dirujuk ke dokter
SpKJ untuk pengobatan yang betujuan untuk mengontrol
gejala sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
Autisme - Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Penyakit yang diderita oleh pasien adalah autism masa
kanak
-rencana selanjutnya adalah dirujuk ke SpKJ untuk
menjalani terapi perilaku dan pemberian obat-obatan
apabila perlu
-Tujuan dari terapi adalah supaya anak dapat
menjalankan fungsinya sehari-hari dan bermasyarakt
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
ADHD - Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Penyakit yang diderita adalah attention deficit
hyperactivity disorder dimana terdapat gangguan
pemusatan perhatian dan hiperaktivitas.
-Pasien akan dirujuk ke SpKJ untuk mendapatkan terapi
(obat dan terapi perilaku)
-Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
KARDIOLOGI
Angina
Stabil
SKA
Oksigen 2-4 lpm
(morfin 2-mg)
Nitrogliserin IV 5 mcg/menit atau
ISDN 5 mg tiap 5 menit max 3x
Aspirin 325mg po LD, 1 x160mg
po MD
Clopidogrel 300-600 mg po LD, 1
x75 mg po MD
Terapi faktor risiko
(Antihipertensi, Antidislipidemia,
OAD)
Aktivitas fisik 30-45
menit/hari (5hari
perminggu)
Target BMI 18,5-24,9
kg/m2
lingkar pinggang > 80 cm
untuk perempuan dan
>90cm untuk laki laki
Pengaturan diet
Menjelaskan bahwa salah satu penyakit jantung coroner yang
dikarenakan pembuluh darah yang semakin menyempit karena
multifactor. Menjelaskan terapi yang diberikan baik farmakologis
dan non farmakologis, serta komplikasi kemungkinan perburukan
gejala hingga gagal jantung dan aritmia (dada berdebar-debar yang
akhirnya jantung gagal untuk memompa ke seluruh tubuh).
Modifikasi lifestyle dengan aktivitas fisik rutin berolahraga,
mengatur diet, mencapai BMI yang sesuai, tidak merokok, tidak
minum alcohol, menghindari stress, control faktor risiko seperti
tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Kepatuhan minum obat.
Angina
tidak
stabil
s.d.a + MRS rujuk ke spesialis dan
RS berfasilitas ICCU untuk
dilakukan monitoring EKG 24 jam
di ICCU
s.d.a + bahwa kondisi pasien merupakan kegawatan dan
mengancam nyawa dan perlu untuk segera dirujuk ke spesialis
jantung.
NSTEMI s.d.a + MRS rujuk ke spesialis dan
RS berfasilitas ICCU untuk
dilakukan monitoring EKG 24 jam
di ICCU
s.d.a + bahwa kondisi pasien merupakan kegawatan dan
mengancam nyawa dan perlu untuk segera dirujuk ke spesialis
jantung.
STEMI s.d.a +
beta blocker : untuk menurunkan
O2 demand dan antiaritmia.
rujuk segera untuk reperfusi
segera dalam 12 jam pertama
dengan medikamentosa
(streptokinase, r-TPA, urokinase)
atau operasi
(PCI/PTCA/Fibrinolitik/CABG)
MRS rujuk ke spesialis dan RS
berfasilitas ICCU untuk dilakukan
monitoring EKG 24 jam di ICCU
s.d.a + bahwa kondisi pasien merupakan kegawatan dan
mengancam nyawa dan perlu untuk segera dirujuk ke spesialis
jantung.
Congestive Heart Failure
EKG LVH
OMI + DCFC III
O2 8lpm NRM
ISDN 5 mg sublingual
Diuretic Inj. Furosemide
20mg/8jam atau 1x40mg po
ACE Inhibitor : Captopril 2x25mg
po
Bed rest pada gagal
jantung akut berat
Diet rendah garam
Retriksi cairan
Ativitas rutin (jalan kaki
20-30 menit perhari)
Menjelaskan bahwa pasien mengalami kgagalan jantung untuk
memompa darah ke seluruh tubuh, menjelaskan perencanaan
rencana diagnosis dan terapi serta komplikasi (edema paru hingga
henti jantung)
Modifikasi lifestyle dengan aktivitas fisik rutin berolahraga,
mengatur diet, mencapai BMI yang sesuai, tidak merokok, tidak
MRS rujuk ke spesialis dan RS
berfasilitas ICCU
minum alcohol, menghindari stress, control faktor risiko seperti
tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Kepatuhan minum obat.
HIpertensi
EKG LVH
Tanpa penyakit penyerta
Diuretic : HCT 25 mg/hari 1dd
atau furosemide 1-3x 20-
40mg/hari
CCB : Amlodipin 5mg-10mg/hari
1dd atau nifedipine 3x 5-
20mg/hari
ACEi : Captopril 2-3x 12,5-
25mg/hari atau lisinopril 1 x 5-
20mg/hari
ARB : Losartan 50mg ( 1x25-50mg)
atau valsartan 80mg 1-2x/hari
Pasien dengan CKD pilih ACEi
dan/atau ARB
Target BMI 18,5-24,9
kg/m2
DASH (Dietary
Approaches to Stop
Hypertension) Konsumsi
buah sayur dan low fat
Mengurangi intake garam
maksimal 6g setara
setengah sendok makan
rata.
Ativitas rutin (jalan kaki
20-30 menit perhari) 3-5
hari dalam seminggu
Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita pasien adalah darah
tinggi yang dapat disebabkan karena proses penuaan ataupun
karena penyakit lain bila ada gejala lain yang menyertai, penyakit
yang dapat dikontrol dengan modifikasi lifestyle dan pengobatan
rutin.
Modifikasi lifestyle dengan aktivitas fisik rutin berolahraga,
mengatur diet, mencapai BMI yang sesuai, tidak merokok, tidak
minum alcohol, menghindari stress, control faktor risiko seperti
tekanan darah, gula darah, dan kolesterol.
Kepatuhan minum obat agar tekanan darah terkontrol, walaupun
keluhan membaik namun obat tetap dikonsumsi
Pengobatan akan dimulai dengan dosis yang kecil dan dapat naik
bertahap sesuai dengan kondisi pasien sehingga perlu dilakukan
monitoring. Pasien dianjurkan control rutin.
Syok Sepsis ABC
O2 6lpm
Resusitasi awal 6 jam pertama
cairan kristaloid 30 mL/kgBB
selama 30 menit
Target MAP > 65
Pasang kateter produksi urin >
0,5ml/kgBB/jam
Cek kesadaran
AB broad spectrum
Vasopresor NE bila perlu
Transfusi bila Hb < 7 g/dL
Kontrol Glukosa Darah
MRS Rujuk ke RS dengan dokter
spesialis
- Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita oleh pasien keadaan
yang mengancam jiwa sehingga perlu penanganan awal dan
perencanaan diagnosis mencari kemungkinan penyebab sakit
pasien, maka dari itu perlu dirujuk ke RS dengan fasilitas diagnostic
Komplikasi yang dapat terjadi koma hingga henti jantung
Syok Hipovolemi ec diare
berat
ABC
O2 6lpm
Resusitasi awal 6 jam pertama
cairan kristaloid 30 mL/kgBB
selama 30 menit
Target MAP > 65
Pasang kateter produksi urin >
0,5ml/kgBB/jam
Cek kesadaran
Terapi elektrolit sesuai hasil LAB
Koreksi KCL 1 fl = 25meq
menaikkan 0,5
Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita oleh pasien keadaan
yang mengancam jiwa sehingga perlu penanganan awal dan
perencanaan diagnosis mencari penyebab diare pasien
Komplikasi yang dapat terjadi koma hingga henti jantung
EKG Ekstrasistol
Ventrikuler
Aritmia
Pasien stabil :
Periksa ABC
Vagal manoeuvers : carotid sinus
massage 10-15 menit
Bila tidak respon Adenosin IV 6mg
dapat diulang 2x
Rujuk RS berfasilitas ICCU untuk
dilakukan monitoring EKG 24 jam
di ICCU dan terpasang oksigen
dan infus
Pasien tidak stabil : sistolik < 90
ABC
Kardioversi
Rujuk segera RS berfasilitas ICCU
untuk dilakukan monitoring EKG
24 jam di ICCU dan terpasang
oksigen dan infus
Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita oleh pasien keadaan
yang mengancam jiwa sehingga perlu dilakukan rujukan karena
membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, baik dalam
diagnostic maupun terapi.
OFTALMOLOGI
Penyakit Anamnesis (khas) Pemfis (khas) dan
Penunjang
DD Terapi KIE
Keratitis
Numularis
(3A)
- Sensasi benda asing
(mengganjal)
- Trias kornea (sulit buka
mata, mata berair, silau)
Visus ODS : turun
SAODS
- Palpebral: edem,
spasme
Keratitis viral/fungi/
Keratokonjung
NF : visual hygiene
F:
R/ Dexa 0,1% ed No I
S 4dd gtt I OD/OS
Penyakit radang mata bagian kornea
akibat virus. Untuk terapinya
diberikan obat tetes mata. Jika sudah
membaik, distop. Tidak boleh
- Riwayat terkena tanaman
- Keluar cairan dari mata
- Tetap Tanya TOKOBAKSO
- Kornea: infiltrate, coin
shaped lesion
membeli obat tanpa resep dokter.
Apabila bertambah nyeri, mata
merah, pandangan kabur, segera ke
dokter. Perlu dirujuk untuk
penanganan lebih lanjut
Glaukoma
Akut (3B)
- Mata kabur
mendadak/mata merah
dan semakin berat
- Pengelihatan turun
- Lihat pelangi
- Mual
- Berjalan suka menabrak
Visus : turun
TIO: naik (N 10-21)
LP : turun
SAODS
- palpebral : edema
- Konj : hiperemi, PCVI
- Kornea : keruh
- BMD : dangkal
Funduskopi : gaung papil
OD/OS Glaukoma
akut sudut tertutup
primer
DD:
Glaukoma
fakomorfik/fakolitik
Glau. Neovaskuler
Uveitis anterior
Rujuk Sp.M
NF :
- Posisi supine
- Batasi asupan
cairan agar TIO
tidak tambah naik
F:
-Acetazolamide
1x500mg iv (loading)
-Acetazoamide
4x250 p.o
(maintenance)
- Timolol 0.5% ed
2dd gtt I
- Antiemetic,
analgetik
- Edukasi peny glaukom + komplikasi
- Jelaskan bahwa perlu dirujuk
- glaucoma ini keadaan gawat darurat
sehingga TIO harus diturunkan agar
tidak terjadi penurunan tajam
pengelihatan
- support keluarga
- Cek TIO tiap 2-3 bulan sekali, LP tiap
6-12 bulan
- stop rokok
Blepharitis
(4A)
- Kelopak mata bengkak
- Rasa panas dan nyeri
- Kelopak merah dan
bengkak
- Bulu mata rontok
(madarosis), poilosis (bulu
mata abu2)
- Secret
- Blef. Stafilokokal riw.
Atopi
- Seboroik  kelopak mata
berminyak
- Meibomitis: white frooty
foam
SAODS
- Palpebral: edem,
hiperemi, krusta yg
berdarah kalo dilepas,
ulkus, tooth paste like,
madarosis
DD:
blefarokonjungtivitis,
Dakriodenitis,
hordeolum, Kalazion
NF:
-Kompres hangat
selama 20 menit
3x/hari
-Visual hygiene
(bersihkan dg
sabun bayi)
-Dipijat/dirurut
F:
Gentamycin eye
ointment 0.3% 3dd
Atau
Kloram 1% eo 2dd
Artificial tears 6dd
gtt I
- Peny. Ini karena radang kelopak mata
akibat infeksi atau gg. Pembuangan
kelenjar kelopak mata
- KIE untuk membersihkan kulit
kepala, alis, dan tepi kelopak
terutama dermatitis seboroik dan
dengan sampo bayi
- Kompres hangat
- Kontrl jika keluhan tambah parah
Myopia
Ringan (4A)
- Pengelihatan jauh kabur
memberat perlahan
- Memicingkan mata
- Nyeri mata, nyeri kepala
Visus: turun
Uji pinhole: membaik
Trial and eror refraksi
subjektif: lensa spheris
negative
OD/OS myopia
ringan
NF:
- Visual hygiene
- Koreksi mata
dengan lensa
- Penyakit disebabkan karena bola
mata bertambah panjang sehingga
bayangan jatuh didepan retina
Myopia ringan: -0.25 sd -
3.00
Sedang: -3.25 sd -6.00
Berat: >-6.25
Penunjang: retinoskopi,
refraktometer
sfereis negative
terkecil
- Balita <-3 SD tidak
dikoreksi karena
bisa membaik
setelah usia 2th
- Preschool dengan S
-1.00 sd -1.50, obsv
6 bulan
- Adult koreksi
sesuai kebutuhan
- Untuk membantu keluhan, diberikan
kacamata minus sehingga bayangan
dapat jatuh di saraf mata
- Visual hygiene
- Bekerja melihat dekat 20 menit—
istirahat 20 detik—melihat keluar
jendela 20 kaki/6 meter
- Jarak baca min 30cm
- Tidak hapean dengan tidur
- Penerangan cukup saat membaca
Hipermetropi
ringan (4A)
- Pengelihatan dekat kabur
- Asthenophia (mata lelah,
pusing)
Visus: turun
Uji pinhole: membaik
Trial and eror: sferis +
Penunjang: refraktometer
OD/OS hipermetroia
ringan
OD/OS
hipermetropia
simplek
NF: koreksi
hipermetropia
dengan kacamata
sferis terbesar
- Penyakit disebabkan karena bola
mata bertambah pendek sehingga
jika melihat dekat bayangan jatuh
dibelakang retina
- Untuk membantu keluhan, diberikan
kacamata plus sehingga bayangan
dapat jatuh di saraf mata
Dry Eye
Syndrome
- Mata terasa kesat
- Rasa berpasir
- Gatal
- Silau
- Px geriatri
Konj: hiperemi, kemosis,
foamy tear
Penunjang: schirmer test,
Tear break up time, tear
meniscus
DD.
keratokonjungtivitis,
keratitis,
konjungtivitis akibat
sebab lain
F:
Artificial tears 6dd
gtt 1 OD/OS (tiap 2
jam saat bangun)
-Rujuk Sp.M
- Mata kering bisa disebabkan karena
faktor usia, penggunaan lensa kontak
atau kelembaban yang rendah
- pemakaian tetes mata buatan ini
kebutuhan px dan tidak menjadi
ketergantungan, bisa dipakai tiap 1 jm
dan tidak ada efek samping kecuali px
ada alergi
-Eye hygiene
- control jika gejala memberat
Retinopati
HT/DM
- Pandangan kabur
- Dark spot
- Metamorphia: garis lurus
terlihat bergelombang
- Riwayat DM dan tidak
terkontrol
Visus: menurun
LP: turun
Segmen posterior:
- Vasa stenosis
- Crossing (gunn’s sign)
- Pendaraham/eksudat
- Cotton wool patch
- neovaskularisasi
Penunjang: FFA (Fundal
Fluorescin Angiography),
OD/OS Retinopati
HT/DM
- Menjelaskn tentang kelainan saraf
mata/retina akibat HT/DM dan dirujuk
ke Sp.M
OCT (Optical Coherence
Tomography)
Corpus
alienum
- Mata nyeri
- Merah
- Riwayat trauma/ riwayat
kemasukan benda
- Trias kornea: utk
membedakan kelaiann di
konj atau kornea
- Memakai pelindung mata
saat itu? MOI? Jam kejadian
- Pekerjaan: tukang
las/pemotong keramik/
pengerajin kayu/gerindra
Visus: turun (kena visual
axis)
SAODS
- palpebral: edema,
spasme
-Konj: hiperemei, laserasi?
Corpal?
Penunjang: Fluoresin tes
DD: konj akut,
keratitis
Ekstraksi
-Pantokain 1-2 tetes
-Irigasi dg NaCl 0.9%
-Gunakan slit lamp
utk ekstraksi
-Gunakan lidi
kapas/panto/jarum
23G yg ujungnya
sudah dibuat
tumpul
-Arah pengambilan
dari tengah ke tepi
(menjauhi visual
axis)
F:
Kloram 1% eo 2dd ue
Bebat mata
- Tidak menggosok mata
- Menggunakan kacamata pelindung
saat bekerja atau berkendara
- Control jika keluhan tambah berat
Hordeolum - Benjolan pada kelopak mata
- Rasa mengganjal dan tambah
berat saat menunduk (rasa
menggajal di dalam—hord
interna)
- Nyeri spt terbakar
- Bengkak, merah (dd dengan
kalazion
- Sering mengucek mata
- Menggunakan makeup tapi
jarang dibersihkan
Palpebral: edema, hiperemi,
nyeri tekan pada nodul,
punctate, kalo ada punctate
berarti abses
Hordeolum ekste (klj
zeis dan moll)
Hordeolum interna
(klj meibom)
NF:
-Bersihkan kelopak
mata dengan lidi
kapas dan air hangat
+ sabun bayi
-Kompres hangat
selama 20 menit 3dd
F:
Kloram eo 1% 2dd
ue
-Jangan memanipulasi benjolan
- Hindari memakai makeup sekitar
mata
-Hindari penggunaan lensa kontak utk
mencegah inf. ke kornea
-Kontrol jika keluhan menetap atau
tambah berat
- Jika tdk membaik dalam 48 jam butuh
dirujuk untuk di insisi
Pterygium - Mata merah
- Daging tumbuh mengarah
ke bagian hitam mata
- Rasa mengganjal
- Penurunan pengelihatan
(jika sudah sampek kornea)
- Pekerjaan: sering terpapar
matahari
Konj: hiperemi—
penebalan konj bulbi ke
kornea (jar. Fibrovaskular)
Gr I: belum sampai limbus
Gr 2: sampai libus <2mm
Gr 3: sampai limbus >2mm
Gr 4: melewati visual axis
OD/OS Pterygium
DD:
Pseudopterygium
Pinguekula (tes
sonde +)
Indikasi Bedah
-Grade 3 atau 4
-Kosmetik
-Mata merah,
berair, silau
NF:
Gunakan kacamata
anti UV
- Jika ringan tidak perlu diobati
- Hindari paparan sinar
matahari
- Pakai kacamata anti UV
- Artificial tears
F:
Jika mata merah dan
ada tanda inflamasi
Fluorometholone
0.1%
Konjungtivitis
akut
- Mata merah
- Ngeres atau berpasir
- Gata, panas, kemeng
- Secret kental
- Sulit membuka mata
- R.sos: visual hgiene buruk,
jarang cuci tangan,
lingkungan kotor
-palpebra: edema,
psudoptosis, hipertofi
papiler, folikulel, cobble
stone,
mebrane/pseudomembran
- Konj: hiperemi, CVI,
kemosis, daerah limbal :
horner transtat dot
- Secret jernih serous: viral
- Purulent: bacterial
- Mukopurulen banyak:
GO
Viral: gatal >>, riw bapil
Vernal: atopi, alergi serbuk
sari, cobble stone (tipe
palpebral), horner trantas
dot (tipe limbal)
Penunjang:
Scrapping dan pengecatan
gram/giemsa/koh
OD/OS Conj akut ec
bacterial/viral/vernal
DD:
Conj alergi,
Gonoblenorrhea,
Trachoma,
Keratokonj
NF:
- Cuci tangan
- Membersihkan
secret sesering
mungkin (air
hangat dan sampo
bayi)
- Hygiene >>
F:
Kloram 1% ed 6dd
gtt I (bakteri)
Amphotericin B 0.1
% 6dd gtt I (fungal)
Antazoline 0.5% ed
6gtt I (viral), jika ada
gejala gatal
Fluorometholon
0.1% ed 4dd gtt I
(Vernal)
Artificial tear (viral)
4dd gtt I
- Penyakit ini akibat radang pada
selaput bening mata akibat bakteri,
virus, jamur atau alergi
- Bisa sembuh dalam 10-14 hari
namun jika diobati bisa lebih cepat
- Kompres hangat/dingin untuk
mengurangi nyeri
- Rajin membersihkan secret dengan
handuk basah
- Untuk kortikosteroid tidak boleh
rutin digunakan
- Control jika keluhan tetap atau
bertambah parah
DERMATOVENEREOLOGI
Efloresensi Primer
Muncul pada permulaan penyakit
Efloresensi sekunder
Muncul selama perjalanan penyakit
Makula
Perubahan warna kulit yang tegas tanpa peninggian atau cekungan
Skuama
Partikel epidermal (kering/berminyak), dilapisi masa keratin, warna bervariasi
(keabu-abuan, kuning, atau coklat)
Patch
Makula >1cm
Erosi
Hilangnya lapisan kulit sebatas epidermis, dan sembuh tanpa meninggalkan
jaringan parut (Vesikula yang pecah)
Papula
Peninggian kulit yang solid, diameter <1cm, dan bagian terbesar diatas kulit
Ekskoriasi
Hilangnya jaringan hingga stratum papillare
Plakat
Gabungan papula dan diameter >1cm
Ulkus
Hilangnya kontinuitas jaringan pada dermis, sembuh dengan meninggalkan
jaringan parut
Nodula
Papula bentuk kubah, ukuran >1cm, letak lebih dalam
Krusta
Pengeringan cairan tubuh bercampur epitel debris bakteri
Tumor
Massa jinak maupun ganas, ukuran >2cm
Sikatriks
Pembentukan jaringan baru yang lebih banyak mengandung jaringan ikat
Vesikula
Peninggian kulit berbatas tegas, berisi cairan, diameter <1cm
Fisura
Retakan kulit linier sepanjang epidermis hingga dermis
Bula
Gabungan vesikula, diameter >1cm
Pustula
Peninggian kulit berbatas tegas, berisi pus, terletak diatas kulit yang radang
Urtika
Peninggian kulit yang datar karena edema pada dermis (cepat, pori-pori
melebar, warna pucat)
Penyakit Keyword Tx Farmakologis Tx Non farmakologis KIE
Morbili (4A)
Demam
Bercak Merah
Imunisasi campak (-)
Supportif:
Makan makanan bergizi
seimbang
Penyakit ini disebabkan oleh virus
Morbili menular lewat udara, lewat
batuk atau bersin
Perhatikan tanda-tanda dehidrasi pada
pasien
Vaksinasi anggota keluarga yang
belum
Cairan sesuai haliday segar
Antipiretik bila demam
Suplementasi Vit A:
< 6 bulan: 50.000 IU/hari PO 2 hari
6-11 bulan: 100.000 IU/hari PO 2
hari
>1 tahun: 200.000 IU/hari PO 2 hari
Stomatitis
Aptosa Luka di bibir bagian dalam
Chlorhexidine 0.2%, kumur 3 kali
setelah makan, selama 1 menit Hindari trauma pada mulut
Penyakit ini disebabkan oleh trauma,
stress, dan infeksi
Kemungkinan penyakit
imunodefisiensi sistemik
Kortikosteroid topical: triamcinolone
acetonide 0.1% in ora base 2 dd pc
Hindari makanan atau zat
yang menyebabkan stomatitis
aphtous recurrent
Perlu dirujuk kalau ada lesi
lain yang tidak membaik
dengan pengobatan
sementara
Penyakit ini dapat berkaitan dengan
kondisi imun pasien
Hindari makanan atau zat yang
mengiritasi dan menyebabkan luka
pada mulut
Dermatitis
Numularis (4A)
Bercak merah basah, gatal,
bentuk seperti koin
Kambuh-kambuhan
Vesikel atau papulovesikel,
bentuk uang logam,
eritematus, edema, berbatas
tegas
Betametason valerat krim 0.1% 2dd
pada lokasi lesi selama 2 minggu
CTM 3x4 mg selama 1 minggu
Penyakit akibat faktor stress dan
infeksi di tempat lain. Infeksi lain perlu
diobati juga
Penyakit ini dapat berulang dan
bersifat kronis
Dermatitis Atopi
(4A)
Riwayat alergi di keluarga
Seringnya bayi
Makula eritematus dengan
vesikel atau papulovesikel,
dan disertai likenifikasi
Bayi: letak di scalp, muka,
leher
Anak dan dewasa: fossa
cubiti, fossa poplitea,
pergelangan tangan, leher
Kriteria hanafin rajka:
Pruritus
Antihistamine:
CTM 3-4 mg, 3dd
Cetirizine 10mg, 1dd
Kortikosteroid (hanya pada kondisi
akut, dan tapering off):
Prednisone 5-10mg, 2-3dd
Anak: 1mg/kg/hari
Antibiotik bila ada infeksi sekunder:
Eritromisin 250-500mg, 3-4dd
Anak: 15-25mg, 3dd
Kondisi akut dan eksudatif
diberi kompres dengan PZ
Kering dan tidak eksudatif
diberi krim urea 10% 2dd +
hydrocortisone cream 0.1% 2
dd
Jelaskan bahwa penyakitnya
dicetuskan oleh makanan, obat,
maupun zat yang mengakibatkan
alergi
Hindari menyapu dan pelihara hewan
berbulu, dapat menimbulkan keluhan
Luka tidak boleh digaruk, dijaga
kebersihannya
Mandi dengan sabun bayi atau sabun
khusus dengan pH normal
Apabila keluhan bertambah berat,
dapat kontrol kembali
Periksa tes cukit kulit untuk
mengetahui pencetus penyakit
Morfologi dan distribusi lesi
khas
Ada riwayat dermatitis kronik
Riwayat atopi
Pediculosis
Capitis (4A)
Gatal di satu titik di kepala,
kemudian menyebar
Tampak ada kutu di kepala
Jarang mandi dan sering tidur
bareng
Malathion 0.5% topical lotion atau
spray. Cara pakainya dengan
keramas dulu setelah itu pake
malathion dan ditutup dengan kain.
Tunggu bebrerapa waktu. Setelah itu
keramas lagi dan sisiran pake sisir
serit
Permethrin 1% cream rinse
Mandi dengan sabun dan
shampoo 2-3x sehari
Obati keluarga di rumah
Menjelaskan bahwa penyebabnya
adalah kutu pada rambut
Hindari kontak dengan orang lain yang
memiliki keluhan gatal
Potong rambut sependek mungkin
Orang yang memiliki keluhan serupa di
tempat tinggalnya perlu diterapi juga
Tinea corporis
(4A)
Gatal di tubuh
Gatal saat berkeringat
Central healing
Lesi bentuk infiltrat
eritematus, batas tegas, tepi
lebih aktif daripada tengah,
konfigurasi polisiklik
Kerokan lesi + KOH 20%: hifa
panjang dan arthrospora
Topikal: digunakan pada Tinea
korporis, kruris, manuum dan pedis
ringan
Mikonazole cream 2%, 2dd, 3
minggu
Salep 2-4 / salep 3-10, 2dd
Oral: digunakan pada Tinea kapitis,
imbrikata, unguium dan barbae atau
tinea topikal yg berat, luas, serin
kambuh, tdk sembuh dengan topikal
atau berambut
Griseofulvin 1x500mg/hari
Anak: 10mg/kg/hari
Sering mandi
Kurangi pakai baju ketat
Batasi aktifitas, agar tidak
terlalu berkeringat
Penyakit disebabkan oleh infeksi jamur
Hygiene dan pakaian harus terjaga,
pemakaian handuk/pakaian harus
dihindari
Gunakan pakaian yang menyerap
keringat
Tinea cruris (4A)
Gatal di lipatan tubuh
Gatal saat berkeringat
Central healing
Lesi bentuk infiltrat
eritematus, batas tegas, tepi
lebih aktif daripada tengah,
konfigurasi polisiklik
Kerokan lesi + KOH 20%: hifa
panjang dan arthrospora
Tinea Capitis
(4A)
Infeksi jamur pada scalp
Infeksi ektotrik: miselium
disekitar batang
rambut/bawah kutikula dan
ada destruksi kutikula
Gray patch (skuama, radang
ringan, keabuan, ada
alopecia)
Kerion (radang berat, rambut
mudah lepas)
Infeksi endotrik: miselium
jadi artrokonidia pada batang
rambut (lesi multiple, banyak,
terpencar, tidak di semua
rambut)
Black dot: rambut putus tepat
di orifisum folikel rarmbut
Pemeriksaan dengan KOH 10-
20% + tinta parker: hifa
double contour dan
Oral:
Griseofulvin 500mg/hari
Anak: 10mg/kg/hari
Ketoconazole 200mg/hari
Anak: 3-6mg/kg/hari
Itraconazole: 100mg/hari
Anak: 3-5mg/kg/hari
Terbinafin 250mg/hari
Anak: 3-6 mg/kg/hari
Penyakit disebabkan oleh infeksi jamur
pada kulit kepala dan rambut
Jaga hygiene
Keramas tiap hari
Obati penyakit yang mendasari secara
rutin
artrokonidia, kultur dengan
Saboraud dextrose agar,
lampu wood
Dermatitis
Kontak (alergi
atau iritan) (4A)
Lesi polimorf: makula
eritematus, batas tidak jelas,
diatas makula terdapat
papula, vesikula, atau bula
(pecah jadi lesi eksudatif)
Riwayat paparan dengan
allergen atau iritan (cuci baju,
kerja di salon, riwayat pake
sarung tangan, dll)
Kortikosteroid (hanya utk kasus
berat)
Prednison 5-10 mg/dosis, 2-3dd
Anak: 1mg/kg/hari
Deksametason 0.5-1 mg/dosis, 2-3
dd
Anak: 0.1 mg/kg/hari
Antihistamin
CTM 3-4 mg/dosis, 2-3dd
Anak: 0.09 mg/kg/dosis, 3dd
Difenhidramin 10-20mg/dosis, IM, 1-
2dd
Anak: 0.5 mg/kg/dosis 1-2dd
Loratadin 10mg, 1dd
Bentuk akut dan eksudatif:
Kompres larutan PZ
Bentuk kronik dan kering: krim
hidrokortison 1% atau krim
diflukortolon valerat 0.1%
atau krim betametason valerat
0.1% 2dd + pelembab krim
urea 10% 2dd
Penyakit disebabkan oleh kontak
dengan bahan iritan atau allergen
Hindari menggunakan bahan atau alat
yang diketahui menyebabkan lesi
tersebut
Uji tempel (patch test) apabila sudah
sembuh, untuk cari tahu bahan yang
dicurigai
Pindah pekerjaan
CLM (Creeping
Eruption) (4A)
Gatal dan panas di kulit
Benjolan berkelok-kelok
Riwayat berjalan kaki di
taman, pantai, atau tempat
yang ada kotoran hewannya
Tiabendazole 25mg/kg/hari 2dd
(selama 2 hari). Tab 500mg. Maks
3g/ hari
Cryotherapy
Kloretil spray sepanjang lesi (untuk
hilangkan keluhan gatal)
Penyakit disebabkan oleh cacing
tambang yang ditularkan oleh kotoran
anjing maupun kucing
Gunakan alas kaki apabila keluar
rumah
Papula bentuk linier,
berkelok-kelok, warna
kemerahan, poliskiklik,
serpiginosa, membentuk
terowongan
Skabies (4A)
Lesi gatal dan nyeri,
memberat saat malam hari
Sarcoptes scabiei var hominis
Lesi berupa terowongan kecil,
sedikit meninggi, berkelok-
kelok, warna putih keabuan,
kurang lebih 10mm
Predileksi: sela-sela jari
tangan, telapak tangan,
pergelangan tangan bagian
dalam, ketiak, daerah
mammae, pusar, genitelia,
pantat, dan wajah pada anak
Salep 2-4 selama 3-4 hari, diulang
setelah 1 minggu
Malathion 0.5% dioleskan malam
hari, dan dibilas setelah 24 jam,
diulang setelah beberapa hari
Permethrin 5%, dioleskan pada
seluruh tubuh dari leher kebawah,
dicuci setelah 8-14 jam kemudian,
diulang 1 minggu lagi
Antihistamin ½ dosis biasanya,
Loratadine tab 10mg S1dd ½
Antibiotik apabila ada infeksi
sekunder
Cuci pakaian, alat mandi,
selimut, sprei, dan barang-
barang pasien secara terpisah
Rendam pakaian/kain dengan
air panas/hangat
Gunakan sabun bayi
Jangan manipulasi luka, jangan
digaruk  bisa infeksi
sekunder
Infeksi disebabkan oleh tungau yang
masuk ke lapisan kulit
Infeksi dapat menular karena kontak
langsung, maupun kontak dengan
pakaian/kain yang digunakan pasien
Seluruh anggota keluarga atau seisi
rumah yang kontak juga harus
diperiksa dan diobati
Herpes Simplex
Genitalis (4A)
Vesikel berkelompok di atas
dasar eritem, berulang,
mengenai permukaan
mukutan
Tzanck test (+)
Penyebab HSV tipe 2
Lesi primer:
Simptomatis: analgesic dan kompres
Antivirus:
Asiklovir 5x200mg/hari selama 7-10
hari
Komplikasi berat: Asiklovir IV
3x5mg/kg/hari selama 7-10 hari
Valasiklovir 2x500mg/hari, selama 7-
10 hari Kompres
Penyakit terjadi akibat infeksi virus
Herpes Simplex 2
Keluhan dapat terjadi 3-7 hari setelah
paparan
Dibutuhkan pemeriksaan lanjut seperti
tzanck test, mikroskop electron, kultur
jaringan
Stop coitus untuk cegah penularan dan
cegah timbulnya keluhan
Terapi px dan pasangan
Kontrol seminggu kalo ga membaik
rujuk Sp.KK
Ulkus Durum
(4A)
Ulkus tidak nyeri (indolen),
sekitar teraba keras
(indurasi), dasar bersih,
warna merah, soliter
Riwayat jajan
Treponema pallidum, bakteri
spiral dilihat dengan dark
field microscope
Ulkus durum merupakan
sifilis stadium 1
Early
Pilih salah satu AB, dari:
Benzantin Penicillin G 2.4 juta Unit
IM single dose
Doxycycline 2x100mg/hari oral, 4
minggu
Erythromycine 4x500 mg/hari oral, 4
minggu
Terapi AB tergantung sifilis early,
late, dan latent
Penyakit tergolong penyakit menular
seksual
Stop coitus untuk mencegah
penularan dan mencegah timbulnya
keluhan
Terapi px dan pasangan sex hingga
sembuh
Ulkus Molle
Penyakit infeksi genital akut,
lokal, auto-inokulasi
Ulkus bentuk makula/papula,
pecah dan membentuk ulkus
baru. Ulkus multiple, lunak,
nyeri tekan, dasar kotor,
mudah berdarah, tepi ulkus
menggaung, kulit sekitar
warna merah
Haemophilus ducreyi, gram
smear, school of fish
AB sistemik
Ciprofoxacin 2x500mg, 7 hari
Eritromisin 4x500mg, 7 hari
Azithromisin 1gram, oral, single dose
Ceftriaxone 250mg, single dose, IM
Aspirasi abses transkutan pada bubo
>5cm atau yang memiliki fluktuasi di
tengahnya
Kompres dengan PZ 2 kali
sehari selama 15 menit
Penyakit disebabkan oleh infeksi
menular seksual
Stop coitus agar tidak menimbulkan
penularan dan menimbulkan keluhan
Terapi pasien dan pasangan sampai
tuntas
Riwayat jajan
Kondiloma
akuminata (3A)
Penyakit menular seksual
berupa fibroepitelioma pada
kulit dan mukosa
Akibat infeksi HPV 6 dan 11
Jengger ayam, kutil kelamin,
genital warts
Ditegakkan dengan dioleskan
asam asetat 5% selama 3-5
menit, muncul warna
keputihan pada lesi
Vegetasi bertangkai yang
berjonjot (eksofitik) dan
beberapa bergabung dan
tampak seperti kembang kol
atau plakat yang lebar
Kemoterapi:
Tingtura podofilin 25%
Podofilotoksin 0.5%
Asam trikloroasetat 25-50%
Bedah:
Scalpel
Listrik
Cryosurgery
Laser Karbondioksida
Interferon
Imunoterapi
Penyakit merupakan penyakit menular
seksual akibat infeksi virus
Stop coitus untuk cegah penularan dan
cegah timbulnya keluhan
Terapi pasien dan pasangan hingga
tuntas
Rujuk saja ke Sp.KK untuk diterapi
lebih lanjut
Gonorea (4A)
Penyakit menular seksual
yang bersifat akut,
edema+eritematus pada
uretra, sekret purulen,
dysuria
Neisseria gonorrhoeae, gram
negatif, bentuk biji kopi, letak
intra/ekstraseluler
Ciprofoxacin 500mg oral single dose
Cefixime 400mg oral single dose
Ceftriaxone 125 mg IM single dose
Kalau curiga ada tambahan infeksi
dengan klamidia, tambahkan:
Eritromisin 4x500mg oral, 7 hari
Doxycycline 2x100mg oral, 7 hari
Penyakit merupakan penyakit menular
seksual akibat infeksi bakteri
Manifestasi klinis bisa bermacam-
macam, dari tidak ada gejala, kencing
nanah, hingga bisa komplikasi ke
radang genitalia dan radang otak
Stop coitus untuk cegah penularan dan
cegah timbulnya keluhan
Terapi pasien dan pasangan hingga
tuntas
Pemeriksaan: mikroskop
basah, gram, percobaan 2
gelas (tes Thomson), kultur,
tes definitif
(oksidasi/fermentasi/beta
laktamase)
Dermatitis Insect
Bites (4A)
Lesi gatal dan perih di kulit
Riwayat gigitan serangga,
atau riwayat paparan dengan
serangga
Makula eritematus, papul,
urtikaria, vesiula, bula, atau
pustule
Antibiotika
Amoksisilin 500mg, 3-4dd ac 5 hari
Anak: 7.5-25mg/kg/dosis 3dd ac
Eritromisin 250-500mg, 4dd 5 hari
Anak: 12.5-25mg/kg/dosis, 4dd pc,
sirup 200mg/5ml
Kortikosteroid
Hidrokortison 1% sue
Betametason valerat 0.005-0.1% sue
2dd
Antihistamin (bila gatal)
Loratadine 1x10mg
Penyakit disebabkan oleh cairan yang
dikeluarkan serangga atau akibat
serangga memasukkan bahan iritan ke
kulit
Jangan digaruk, hindari manipulasi
luka
Antibiotik dikonsumsi hingga habis,
untuk mengatasi infeksi sekunder
Apabila muncul keluhan lain, langsung
kontrol
Psoriasis Vulgaris
(3A)
Penyakit kulit kronis dan
residif
Makula eritematus, bentuk
bulat atau lonjong, tertutup
skuama tebal, transparan /
putih keabu-abuan
Topikal:
Salep/krim dengan steroid/tar:
Kalsipotriol
Takrolimus
Sistemik:
Methotrexate
Psoriasis dapat timbul pada berbagai
tempat, termasuk kulit, kuku, dan
sendi
Ada beberapa hal yang dapat
berperan sebagai faktor predisposisi:
genetik, trauma, infeksi, stres
emosional dan perubahan iklim
Rujuk saja ke Sp.KK untuk penanganan
lebih lanjut
Gatal
Karsvlek phenomena +
(skuama seperti kerokan
lilin), Auspitz sign + (muncul
titik-titik perdarahan pada
kerokan lesi), Koebner
phenomena + (pada kulit
yang normal, kalau kena
garukan akan muncul keluhan
serupa)
Morbus Hansen
(4A)
Infeksi kronis yang
disebabkan oleh
mycobacterium leprae yang
menyerang sistem saraf tepi,
kulit, dan jaringan tubuh lain
Kelainan saraf: sensorik,
motorik dan autonom. Pasien
perlu dicek suhu, nyeri (jarum
pentul) dan raba (kapas)
Penebalan nervus yg dicek: N.
Aurikularis magnus
(menyilang
sternokleidomastoid 1/3 atas
dan tengah), N ulnaris, N
peroneus lateralis komunis, N
tibialis posterior
4A (anhidrosis, anestesi,
akromia, atrofi)
Kelainan kulit dan organ lain:
fasies leonina, penebalan
Pausibasiler:
Asimetris, batas tegas kering kasar,
hipopigmentasi, BTA (-)
Rifampisin 600mg/bulan
DDS 100mg/hari
Pengobatan teratur selama 6 bulan,
diselesaikan dalam waktu maksimal
9 bulan
Multibasiler:
Simetris, tdk tegas halus berkilat,
eritematus, BTA (+)
Rifampisin 600mg/bulan
Lamprene 300mg/bulan
DDS 100mg/hari
Lamprene 50mg/hari
Pengobatan teratur sebanyak 12
bulan, maksimal dalam 18 bulan
Penyakit akibat infeksi bakteri pada
saraf tepi dan kulit
Keluarga diminta menolong monitor
perkembangan pengobatan pasien
Apabila terdapat keluhan serupa pada
keluarga, dapat langsung dibawa
untuk berobat
cuping telinga, madarosis
(penipisan alis), glove and
stocking anaesthesia
Makula hipopigmentasi batas
tidak tegas, bentuk bulat
lonjong, multiple, diameter x
x, kulit dibawah lesi kering,
punch out lesion, anestesi di
tengah lesi
Pemeriksaan penunjang: BTA
(diambil dari lesi dan cuping
telinga), Lepromin test,
MLPA, PCR
Cardinal sign: anestesi,
penebalan saraf tepi, BTA +
Folikulitis (4A)
Infeksi pada folikel rambut
Furunkel: infeksi kena
jaringan sekitar
Karbunkel: infeksi kena
banyak folikel rambut
Staphylococcus aureus
Topikal:
Kotor/basah: kompres dengan PZ
Kering: salep Na fusidat atau
framisetin sulfat
Sistemik:
Penisilin G Prokainamid Inj
Dewasa: 0.6-1.2 Juta IU
Anak: 25.000-50.000 IU/kg 1-2dd
Amoxicillin 250-500mg 3dd ac
Penyakit disebabkan karena infeksi
pada rambut
Jaga hygiene kulit
Bila ada penyakit yang mendasari,
obati secara rutin
Gunakan sabun dengan pH normal
Anak 7.5-25mg/kg 3dd ac
Eritomisin 250-500mg 4dd pc
Anak: 12.5-25mg/kg 4dd pc
7-10 hari
Insisi bila telah supurasi
Pthyriasis
versicolor (4A)
Infeksi jamur superficial
kronik, menyerang stratum
korneum
Malassezia furfur
Gatal bila berkeringat
Lesi bervariasi:
makuler/papuler, warna
putih/kemerahan/kecoklatan,
soliter, tertutup skuama
Larutan KOH 20% + tinta
parker: hifa
pendek/lurus/bengkok (i, v,
j), gerombolan spora budding
yeast (spaghetti and
meatball)
Lampu wood +, warna kuning
emas
Topikal:
Krim mikonazol 2%, 2dd selama 3-4
minggu
Solusio natrium tiosulfas 25% 2dd
selama 2 minggu
Tretinoin krim 0.05-0.1% untuk lesi
hiperpigmentasi 2dd selama 2
minggu
Shampoo ketokonazol 1-2%, 10-15
menit pada lesi, sebelum mandi,
2x/minggu, 2-4 minggu
Larutan propilen glikol 50% dalam
air, dioleskan 2x sehari, selama 2
minggu
Sistemik: (bila lesi luas)
Ketokonazol 200mg/hari pc, 10 hari
Anak: 3.3-6.6 mg/kg/hari
Itrakonazol 200mg/hari 2dd, 1
minggu
Cegah kekambuhan:
Penyakit timbul akibat infeksi jamur
Hindari pakaian ketat
Kurangi aktifitas fisik berlebih yang
mengakibatkan berkeringat
Turunkan berat badan
Obati penyakit sistemik bila ada
Ketokonazol 2x1, sebulan sekali,
selama 1 tahun
GENITOURINARIA
Penyakit Keyword Tx Farmakologis Tx Non farmakologis KIE
Pyelonefritis
akut (4A)
Demam
Mual muntah
Nyeri pinggang
Nyeri ketok CVA (+)
Ciprofloxacin 2x250mg selama 7 hari
Paracetamol 3x500mg prn Minum yang banyak
Diagnosis: penyakit infeksi saluran kencing
bagian atas, disebabkan oleh bakteri
Rencana pemeriksaan dan pengobatan
lebih lanjut: antibiotic harus dihabiskan,
diminum 2x sehari dengan selang waktu
12 jam. obat demam hanya digunakan
apabila demam
Komplikasi: apabila tidak ditangani dengan
baik bias menyebabkan gangguan pada
ginjal hingga gagal ginjal
Prognosis baik
Sistitis (4A)
Gejala LUTS
Frekuensi, urgensi
Tidak ada gejala sistemik
(demam, mual, muntah)
Tidak ada nyeri ketok
CVA
Anak: ngompol lagi
setelah lama ngga
ngompol
Cotrimoksazol 2x960mg
Anak: amoxicillin 20-40mg/kgbb/hari
3dd1 selama 3 hari. Sirup
250mg/5ml
Minum yang banyak
Menjaga kebersihan
urogenital
Diagnosis: penyakit infeksi saluran kencing
bagian bawah, disebabkan oleh bakteri
Rencana pemeriksaan dan pengobatan
lebih lanjut: antibiotic harus dihabiskan,
diminum 2x sehari dengan selang waktu
12 jam
Komplikasi: bisa menyebabkan infeksi
saluran kencing bagian atas
Prognosis: baik
Nefrolithiasis
(3A)
Nefrolithiasis: nyeri pada
pinggang, nyeri ketok
CVA (+) Untuk batu <5mm: diuretik
ESWL (batu dipecah menjadi
kecil-kecil sehingga mudah
dikeluarkan lewat saluran
kencing, tanpa pembiusan)
Diagnosis: penyakit batu pada ginjal.
Rencana pemeriksaan dan pengobatan:
akan dirujuk untuk pemeriksaan
penunjang, menentukan komplikasi, dan
Ureterolithiasis: nyeri
yang menjalar hingga ke
inguninal
PNL (memasukkan alat
endoskopi melalui kulit,
kemudian batu dipecah
menjadi kecil-kecil)
Litotripsi (memecah batu
dengan alat pemecah masuk
melalui buli-buli)
ureteroskopi (menggunakan
teropong yang dimasukkan
melalui saluran kencing)
Bedah terbuka (pembedahan
dengan menggunakan bius)
terapi lebih lanjut (jelaskan pilihan-pilihan
terapinya).
Komplikasi: bisa menghambat saluran
kencing bagian atas dan menyebabkan
gagal ginjal, infeksi berat (sepsis)
Prognosis: baik, apabila ditangani dengan
segera dan belum menimbulkan
komplikasi
Vesicolithiasis
(3A)
Gejala LUTS
Kencing tiba-tiba
berhenti, kemudian
lancar kembali dengan
perubahan posisi
Litotripsi (memecah batu
dengan alat pemecah masuk
melalui buli-buli)
Bedah terbuka (pembedahan
dengan menggunakan bius)
Diagnosis: penyakit batu pada kandung
kemih.
Rencana pemeriksaan dan pengobatan:
akan dirujuk untuk pemeriksaan
penunjang, menentukan komplikasi, dan
terapi lebih lanjut (jelaskan pilihan-pilihan
terapinya).
Komplikasi: bisa menghambat saluran
kencing bagian atas dan menyebabkan
gagal ginjal, infeksi berat (sepsis)
Prognosis: baik, apabila ditangani dengan
segera dan belum menimbulkan
komplikasi
Uretritis GO
Keluar nanah pada
kemaluan
Riwayat unsafe sex
Cefixim 400mg single dose
(sediaan cefixim 100mg)
Diagnosis: penyakit menular seksual akibat
hubungan seksual yang tidak aman
Rencana pengobatan: antibiotik diminum
1x sebanyak 4 tablet.
Pemeriksaan gram
diplococcus gram
negative
Pasangan seksual dianjurkan untuk
diperiksa dan diobati
Tidak berhubungan seksual dulu sebelum
sembuh
Menggunakan kondom ketika
berhubungan seksual
Menyarankan pemeriksaan PMS lainnya
seperti HIV, HepB
Nefritic
syndrome
Hipertensi
Edema
Hematuria
Oliguria
Eritromisin 50mg/kgbb/hari 3dd1
Antihipertensi nifedipin sublingual
Diet rendah garam tinggi
karbohidrat
kontrol tekanan darah
Diagnosis: penyakit akibat system imun
yang menyerang diri sendiri. Biasanya
karena infeksi sebelumnya.
Rencana pemeriksaan dan pengobatan:
akan dirujuk untuk pemeriksaan
penunjang, menentukan komplikasi, dan
terapi lebih lanjut.
Komplikasi: bisa menjadi kronik, bisa
menyebabkan gagal ginjal
Prognosis: apabila menjalani pengobatan
kemungkinan sembuh 95%, 2% menjadi
kronik, dapat juga terjadi kematian selama
fase akut
Credit by Ferdian – Yusufa – Nadya – Tera – Tari – Rahayu – Melinda – Aisyah – Nindy
Good Luck
‫ن‬ِ‫ا‬
َ
‫ف‬
َ
‫ع‬ َ‫م‬
‫ر‬
ْ
‫س‬ ُ‫ع‬
ْ
‫ال‬
‫ا‬ً ْ
‫س‬
ُ
‫ي‬
"Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,"
(QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)

More Related Content

Similar to Bismillah lulus OSCE.pdf

PERBAIKAN SELF CARE
PERBAIKAN SELF CAREPERBAIKAN SELF CARE
PERBAIKAN SELF CARENanBani
 
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptNawtyBio
 
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptSelaSafitri5
 
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptAhmadRehan8
 
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptAdiDii1
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiNunung Ayu Novi
 
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptx
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptxKEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptx
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptxssuser8d0437
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilanVrilisda Sitepu
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxAdnalKhemalPasha
 
Catatan Farmasi - Kumpulan Resep
Catatan Farmasi - Kumpulan ResepCatatan Farmasi - Kumpulan Resep
Catatan Farmasi - Kumpulan ResepEvan Permana
 
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptKP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptssuser0c40b4
 
preeklampsiaeklampsia.pdf
preeklampsiaeklampsia.pdfpreeklampsiaeklampsia.pdf
preeklampsiaeklampsia.pdfgpradjak
 

Similar to Bismillah lulus OSCE.pdf (20)

ASMA
ASMAASMA
ASMA
 
PERBAIKAN SELF CARE
PERBAIKAN SELF CAREPERBAIKAN SELF CARE
PERBAIKAN SELF CARE
 
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
 
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
 
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
 
KARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.pptKARDIOVASKULER.ppt
KARDIOVASKULER.ppt
 
Kardiovaskuler
KardiovaskulerKardiovaskuler
Kardiovaskuler
 
BUK 1.pptx
BUK 1.pptxBUK 1.pptx
BUK 1.pptx
 
PERMENKES.pptx
PERMENKES.pptxPERMENKES.pptx
PERMENKES.pptx
 
OBAT_OBAT_EMERGENSI.pdf
OBAT_OBAT_EMERGENSI.pdfOBAT_OBAT_EMERGENSI.pdf
OBAT_OBAT_EMERGENSI.pdf
 
Analgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesiAnalgesik antipiretik-anasthesi
Analgesik antipiretik-anasthesi
 
Book review poli
Book review poliBook review poli
Book review poli
 
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptx
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptxKEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptx
KEJANG DEMAM pada anak karena proses intrakranial.pptx
 
7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan7 hipertensi dalam kehamilan
7 hipertensi dalam kehamilan
 
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptxREFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
REFLEKSI KASUS Anestesi.pptx
 
Catatan Farmasi - Kumpulan Resep
Catatan Farmasi - Kumpulan ResepCatatan Farmasi - Kumpulan Resep
Catatan Farmasi - Kumpulan Resep
 
PPT KEJANG DEMAM.pptx
PPT KEJANG DEMAM.pptxPPT KEJANG DEMAM.pptx
PPT KEJANG DEMAM.pptx
 
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.pptKP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
KP 3.3.3.3 - PENYAKIT NEUROMUSCULAR JUNCTION.ppt
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
preeklampsiaeklampsia.pdf
preeklampsiaeklampsia.pdfpreeklampsiaeklampsia.pdf
preeklampsiaeklampsia.pdf
 

Recently uploaded

KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyIkanurzijah2
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...NenkRiniRosmHz
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiAikawaMita
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptAnisyahHariadi
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitPutriKemala3
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPeniMSaptoargo2
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxSimon Samsudin
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio PerawatMovieWulandari
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxDwiDamayantiJonathan1
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxwijayanti1974
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxcholiftiara1
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxIrfanNersMaulana
 

Recently uploaded (20)

KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.pptepidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
epidemiologi-penyakit-tidak-menular.ppt-1 2.ppt
 
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
KUNCI CARA MENGGUGURKAN KANDUNGAN ABORSI JANIN 087776558899
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptxPengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
Pengantar kepemimpinan dalam kebidanan.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 

Bismillah lulus OSCE.pdf

  • 1. Penyakit Tx Farmakologis Tx Non - Farmakologis KIE NEUROLOGI Kejang Demam (4A) Paracetamol 10mg/kg 4dd Penyakit kejang demam biasanya dapat hilang pada umur 5-6 tahun tapi juga dapat berlanjut menjadi epilepsi. Orang tua harus tenang, kendorkan pakaian, miringkan kalo gasadar, jangan masukkan apapun ke mulut, ukur suhu jika panas dan berikan obat antipanas jika demam Diazepam 0.3 – 0.5mg/kg Stesolid 5mg (<10kg), 10mg (>10kg) Fenitoin loading dose 15-20mg/kg encerkan dalam PZ. Maintenance 5- 7mg/kg/hari 2dd Stroke Iskemik (3B) Clopidogrel 1x75mg Stabilisasi (ABC), O2 masker 6 lpm Penyakit stroke adalah penyakit yang mengenai pembuluh darah otak. Ada resiko untuk serangan berulang. Pasien harus memiliki gaya hidup sehat (olahraga, tdk merokok), kontrol faktor resiko (DM, HT, Kolesterol). Pasien harus teratur minum obat dan rehab. Rujuk Sp.S Aspilet 1x325mg Head trunk up 30o Captopril 2x25mg TIA (3B) Obat sama dengan stroke iskemik, beri anti HT kalo HT, rujuk SpS Stabilisasi & Head Trunk Up Penyakit yang ibu/ bapak derita adalah Transient Ischemis Attack (TIA). Penyakit ini disebabkan adanya suatu sumbatan pada pembuluh darah otak dalam waktu singkat. Perlu dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu CT Scan. TIA dapat memiliki komplikasi untuk berlanjut menjadi stroke BPPV (4A) Betahistine 2x24mg prn Pasien diajari Semont/ Brant Daroff Penyakit yang ibu/ bapak derita adalah BPPV. Penyakit ini timbul akibat adanya kristal di telinga yang membuat pusing berputar. Dapat hilang, namun sewaktu – waktu dapat timbul. Latihan rutin Brant Daroff 3-5 siklus sehari, 2 - 3 mgg TTH (4A) Paracetamol 4x500 mg prn Relax, bebas dari stress, makan cukup, tidur cukup, kompres hangat otot kepala dan leher, hindari cahaya terang Penyakit yang bapak/ibu derita adalah TTH (Tension Type Headache) yg berasal dari ketegangan otot kepala dan leher. Penyakit ini memiliki kemunginan sembuh cukup besar dengan bapak/ibu rileks dan minum obat dengan baik Trigeminal Neuralgia (3A) Carbamazepine 2x100mg Kompres hangat daerah nyeri 3-5x sehari Penyakit yang bapak/ibu derita adalah trigeminal neuralgia atau kelainan pada saraf yang mensarafi pipi bpk/ibu dapat terjadi gesekan/ desakan dengan gigi, reaksi imun dsb. Penyakit ini memiliki kemungkinan sembuh yang cukup besar dengan obat diminum teratur.
  • 2. Tetapi jika tidak kunjung membaik dapat dilakukan terapi bedah Migraine (4A) Paracetamol 4x500 mg prn Hindari stres, cahaya terang, suara keras dan aktivitas berlebih Penyakit yang bapak/ibu derita adalah migraine yang disebabkan pelebaran pembuluh darah di kepala yang dicetuskan oleh beberapa faktor resiko berupa hormon, diet, lingkungan, stres, pekerjaan dan kurang tidur. Hindari pencetus dan minum obat rutin akan mengurangi kejadian penyakit. Sumatriptan 1x50 mg prn Metoclopramide 1x10mg prn Cluster Headache (3A) O2 simple mask 7 lpm 15 menit Hindari stres, cahaya terang, pencetus (alkohol, suara, aktivitas berlebih) Penyakit yang bapak/ibu derita adalah nyeri kepala cluster. Hal ini disebabkan oleh rangsangan nyeri berlebih pada saraf (trigeminal) di kepala bpk/ibu. Penyakit ini dapat membaik dengan obat tetapi juga dapat kambuh kembali. Hindari pencetus serangan yang paling utama. Ergotamin 1x1mg (KI Hipertensi tdk terkontrol) Verapamil 3x120mg TTS (3A) Paracetamol 4x500mg prn Kompres dingin, kompres hangat, istirahatkan kaki, fisioterapi Penyakit yang bapak/ibu derita adalah TTS (Tarsal Tunnel Syndrome) yang disebabkan oleh penjepitan saraf tibialis di kaki. Pengobatan untuk penyakit ini perlu minum obat saat sakit dan mengistirahatkan kaki untuk sementara waktu. Jika tidak membaik dirujuk ke Sp.S untuk suntik steroid atau tindakan operatif Vit B complex 2x1 CTS (3A) Paracetamol 4x500 mg prn Kompres dingin, kompres hangat, istirahatkan kaki, fisioterapi Penyakit yang bapak/ibu derita adalah CTS (Carpal Tunnel Syndrome) yang disebabkan oleh penjepitan saraf medianus di tangan. Pengobatan untuk penyakit ini perlu minum obat saat sakit dan mengistirahatkan tangan untuk sementara waktu. Komplikasi yang terjadi dapat berupa tangan yang mengecil. Jika tidak membaik dirujuk ke Sp.S untuk suntik steroid atau tindakan operatif Vit B complex 2x1 HNP (3A) Paracetamol 4x500 mg prn Tirah baring 2 – 4 hari Penyakit yang bapak/ibu derita adalah HNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau penjepitan dari bantalan tulang di tulang belakang yg menyebabkan kompresis saraf tulang belakang. Terapi utamanya adalah dengan tx konservatif (<-- sebelah). Sebagian besar akan membaik dalam 6 minggu dan sebagian kecil membutuhkan operasi untuk mencegah agar tidak terjadi perburukan gejala. Hindari aktivitas berat (angkat2) Terapi bedah jika: tdk ada kemajuan dlm 4-6mg, iskhialgia hebat, adanya defisit neurologis. Tujuan dari tx bedah adalah mencegah perburukan gejala Bell’s Palsy (4A) Prednisone 60mg/hari. (tab 5mg) selama 6 hari. Tapering off. Total 10 hari Gunakan penutup mata dan tetes mata apabila susah menutup mata Penyakit yang bapak/ibu derita adalah Bell’s Palsy atau kelumpuhan saraf fasialis yang terjadi akut dan sebelah saja. Kesembuhan dapat tercapai kurang lebih dalam waktu 3 minggu dengan meminum rutin obat, tetapi pada beberapa pasien dapat timbul komplikasi sequelae (gejala sisa) seperti kelemahan wajah, spasme otot wajah dll. Asiklovir 5x500 (10 hari)
  • 3. Rabies (3B) Luka dicuci dengan sabun 5-10 menit dibilas air, debridement, desinfeksi alkohol 70% Stabilisasi • Jelaskan bahwa Rabies adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan oleh gigitan hewan (anjing, monyet, kucing). • Kondisi ke depan akan memungkinkan untuk menjadi buruk • Harus segera ditangani karena dapat menyebabkan komplikasi (kejang, ggn jantung, kematian) • Rencana terapi • Lapor ke dinkes • Rujuk Sp.S Serum Anti Rabies (SAR) 40 IU/kgBB. ½ infiltrasi pada luka, ½ IM. 1 vial = 2ml = 300IU MRS dengan Isolasi Vaksin Anti Rabies (VAR) 0.5ml IM pada deltoid / anterolateral paha pada hari 0, 3, 7, 14. Pada orang yg sudah divaksin dalam jangka waktu 5 th maka VAR cukup pd hari 0, 3 Tetanus (4A) Diazepam 0.3 – 0.5mg/kg/x IV. Maks 10mg/x Stabilisasi + pasang NGT • Jelaskan pada keluarga pasien bahwa ini adalah tetanus akibat dari kuman Clostridium tetani dan bersumber dari (tertusuk....). Keadaan pasien dapat memburuk sewaktu -waktu dan harus segera ditangani. Rencana terapi ..... rujuk ke Sp.S. • Imunisasi DPT 3x sejak usia 2 bulan (interval 4-6mg) ulangan pada usia 18 bulan dan 5 tahun • Imunisasi TT pada bumil dan WUS 5x suntikan Penisilin prokain 1.2jt IU IM tiap 6 jam (7-10 hari). Pedi: 50.000 – 100.000 IU/kg/x IM tiap 12 jam (7 – 10 hari) MRS dengan Isolasi (hindari stimulus taktil/ suara) ATS 10rb – 20rb IM single dose atau HTIG 3000 – 6000 IU IM single dose injeksi sekitar luka Pedi: ATS 5rb-10RB IU ½ dosis IM dan ½ dosis IV. HTIG sama Perawatan dan debridement luka Meningitis TB (3B) 2HRZE/7-12 RH Jelaskan pada pasien bahwa yg diderita pasien adalah Meningitis TB, butuh pemeriksaan LCS dan CT Scan. Rujuk Sp.S setelah stabil, biarkan mereka yg ngasih obat Meningo ensefalitis Ensefalitis viral MUSKULOSKELETAL Open fracture I: luka <1cm, kerusakan minimal, kontaminasi bersih II: luka>1cm, kontaminasi moderate IIIA: fraktur dapay ditutup dengan jar lunak IIIB fraktur tdk dapat ditutup dengan jar lunak, periosteum stipping +, kominutif+ IIIC terdapat lesi vaskular Analgetik (Ketorolac IV / IM 30mg + Asmef 3x500) Stabilisasi (A B C) → bebaskan airway pasang oksigen pasang infus Jelaskan pada pasien bahwa yang terjadi adalah suatu patah tulang terbuka dan membutuhkan untuk dirujuk ke Sp.OT untuk dilakukan tindakan lebih lanjut. Perlunya dirujuk secara cepat sebelum golden period habis (<6jam). Saat ini pasien diberikan obat analgetik, antibiotik dan anti tetanus serta Antibiotik gr 1 & 2: cephalosphorin Irigasi luka fraktur dengan NaCl 0.9% Antibiotik gr 3 aminoglycoside Tutup luka dengan kasa steril Kontaminasi tanah/ mikroba usus: penicilin/ metronidazole Bebat bidai. Ingat cek AVN distal
  • 4. sebelum dan sesudah pasang dilakukan bebat bidai. Komplikasi yang terjadi dapat berupa perdarahan, syok, osteomyelitis, tulang yg tidak menyatu dll. HTIG dosis 250IU/ ATS dosis 1500IU Close fracture Analgetik (Ketorolac IV / IM 30mg + Asmef 3x500) Stabilisasi (A B C) → bebaskan airway pasang oksigen pasang infus Jelaskan pada pasien bahwa yang terjadi adalah suatu patah tulang dan membutuhkan untuk dirujuk ke Sp.OT untuk dilakukan tindakan lebih lanjut. Saat ini pasien diberikan obat analgetik dan dilakukan bebat bidai. Komplikasi yang terjadi dapat berupa perdarahan, syok, osteomyelitis, tulang yg tidak menyatu dll. Bebat bidai. Ingat cek AVN distal sebelum dan sesudah pasang Dislokasi Analgetik (Ketorolac IV / IM 30mg dan atau Asmef 3x500) Imobilisasi (Arm sling/ bebat bidai). Ingat cek AVN distal sebelum dan sesudah pasang Jelaskan bahwa pasien mengalami dislokasi (lokasi dislok) dan saat pasien akan diberi terapi analgetik serta imobilisasi dengan (....). Bapak/ ibu perlu untuk dirujuk ke Sp.OT untuk dilakukan reduksi. Komplikasi yang dapat terjadi di antaranya adalah infeksi sendi, avascular necrosis, post traumatic arthritis, instabilitas dll. Rujuk untuk reduksi Sprain & Strain Analgesik (Paracetamol 4x500 po/ Asmef 3x500 or sakkarepmu) DO RICE (Rest, Ice, Compression, Elevation) Bpk/ ibu saat ini mengalami sprain (keseleo) strain (sobekan otot/ ligamen). Saat ini obatnya adalah analgesik dan istirahat (di samping). Pasien diminta untuk beristirahat. Kontrol 2 hari, jika keluhan tidak ada perbaikan atau sudah ruptur tendon maka rujuk ke SpOT. NO HARM (Heat, Alkohol, Running, Massage). Ini kudu dihindari Kalo ruptur ligamen rujuk yaw Osteoarthritis Na Diclofenac 3x50mg Edukasi penurunan BB Bpk/ ibu saat ini mengalami osteoarthritis atau kerusakan pada bantalan sendi. Bapak ibu perlu untuk menurunkan berat badan dan juga melakukan fisioterapi untuk menguatkan otot sekitar lutut. Jika terapi yang diberikan tidak cukup untuk menghilangkan nyeri atau timbul komplikasi seperti varus/ valgus maka membutuhkan terapi operatif Olahraga yg tidak weight bearing (renang) Fisioterapi HEMATO-ONKOLOGI ADB Sulfas Ferosus 3x200mg dc Pedi: 3-5mg/kg/hari 3dd. Sirup 15mg/5ml 10 hari Perbaiki asupan nutrisi, makan yg banyak mengandung besi (daging, bayam dll) Menjelaskan bahwa pasien menderita anemia defisiensi besi. Penyakit ini disebabkan oleh karena kurangnya asupan nutrisi zat besi. Pasien diminta untuk meminum obat dengan rutin dan makan makanan yg banyak mengandung besi. Hindari minum obat bersama teh karena menganggu penyerapan obat. Pasien kontrol 7 – 10 hari. Efek samping obat di antaranya adalah mual, heartburn, konstipasi, diare serta BAB hitam. Jika ada efek tsb segera kontrol. Albendazole 1x400
  • 5. Anemia ec Ankilostomiasis Pedi 1x200 Single dose Edukasi bahwa pasien terkena penyakit cacingan yang menimbulkan perdarahan sedikit tapi terus menerus. Pasien harus mengonsumsi obat cacing dan obat penambah darah. Pasien selain itu juga harus menjaga kebersihan diri dan keluarga, memakai jamban, selalu memakai alas kaki, mencuci tangan dan selalu memasak makanan. Sulfas Ferosus 3x200mg dc 10 hari Ascariasis Overall sama kyk di atas Taeniasis Albendazole 3x400 selama 3 hari SLE Tergantung keluhan, kalo nyeri ya NSAID (NaDic 3x50pc prn) • Edukasi bahwa penyakit yg diderita px adalah penyakit autoimun yang artinya sistem pertahana tubuh pasien menyerang dirinya sendiri • Pasien perlu dirujuk untuk pemegakan diagnosis dan terapi definitif • Pasien disarankan untuk tidak terlalu sering terpapar sinar matahari • Pasien diusahakan untuk manajemen kegiatan agar tidak terlalu kelelahan dan stress Anemia ec perdarahan kronis Atasi underlying diseasenya Malaria DBD Gr I-II (4A) Berikan cairan kristaloid isotonik (RL, RA, Asering), kecuali bayi <6bln NaCl 0.45% 1 jam pertama 7ml/kg/jam 1 jam kedua 5ml/kg/jam 1 jam ketiga 3ml/kg/jam Jika tidak membaik 10 – 20 ml/kg/jam. Kalo membaik pertahankan. Kalo ga membaik lagi koloid 10-20 ml/kg/jam trus RUJUK Cairan diberikan maks 60-72 jam pada kasus non syok Beri paracetamol 10mg/kg/x bila perlu Pantau TTV/ jam dan cek lab minimal 1x sehari, monitoring cairan masuk dan keluar Indikasi MRS • Umum: menolak makan dan minum, muntah persisten • Warning sign: nyeri perut hebat, hepatomegali yg nyeri tekan, letargi, gelisah, akumulasi cairan, HCT tinggi, klinis buruk Indikasi KRS: • Tdk demam selama 24 jam tanpa antipiretik • Klinis membaik • 2-3hari setelah syok teratasi • Urine cukup • PLT> 50RB dan tren meningkat • Fase kritis terlewati (hari ke 7 setelah demam) KIE Pasien saat ini terkena penyakit demam berdarah dengue. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang dibawa DBD Gr III – IV (3B) • Beri oksigen 2-4 lpm • Cairan kristaloid 20ml/kg/ ½ jam Jika syok tdk teratasi pantau ABCS • Acidosis: BGA
  • 6. • Jika syok teratasi jadi 10-20ml/kg/ jam trus turun sampe 7, 5, 3, 1.5 ml/jam • Jika syok tdk teratasi kasih koloid 10-20 ml/kg/jam • RUJUK • Bleeding: HCT • Calcium: SE • Sugar: gula darah oleh nyamuk aedes. (Jelaskan planning terapi, terapinya adalah suportif). Pasien harus minum dengan cukup, indikator cukup adalah kencing tiap 4-6 jam. Rumah harus dilakukan 4M+ yaitu menguras, menutup, mengubur, memantau wadah air, tdk menggantung baju, menggunakan abate dan menghindari gigitan nyamuk. DBD pada dewasa • Awali dengan kristaloid 1-3 ml/kg/jam. Evaluasi 2 jam • Membaik maintenance 1- 3ml/kg/jam sampai 24 jam • Jika tdk membaik jadi 10ml/kg/jam. Membaik jadi 3-6 ml/kg/jam berhenti 36 jam • Kalau masih tidak membaik berikan 10-20ml/kg/jam TTV tiap 1 jam dan Rujuk karena sudah DSS • Paracetamol bila perlu Pantau TTV/ jam dan cek lab minimal 1x sehari, monitoring cairan masuk dan keluar Jika syok tdk teratasi pantau ABCS • Acidosis: BGA • Bleeding: HCT • Calcium: SE • Sugar: gula darah Leptospirosis Mild Amoxycilin 3x500mg PO Severe Peniciline G 4x1.5 jt IU IM/IV Ceftriaxone 1x1g IV 7-10 hari Bpk/ ibu saat ini sedang menderita penyakit leptospira. Penyakit ini utamanya menular dari kencing binatang utamanya tikus. Pasien akan diberikan antibiotik dan harus diminum sampai habis. Komplikasi yg dapat terjadi diantaranya adalah meningitis, myocarditis, sepsis dll. Pasien saat kembali bekerja diminta untuk menggunakan APD yang dapat melindungi px. Keluarga harus menyimpan makanan minuman dengan baik serta cuci tangan dan bagian lainnya yang tercemar selalu. GASTROENTEROHEPATOLOGI Diare pada anak Syr Zinc 10mg/5ml <6bln 10mg/hari >6bln 20mg/hari Prinsip penanganan diare: 1. Rehidrasi 2. Dukungan Nutrisi (ASI teruskan, menu sehat) 3. Suplementasi Zinc 4. AB selektif 5. Nasihat kepada orang tua: kembali jika ada demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, 3 hari ga membaik Anak bapak/ibu saat ini sedang terkena diare. Diare dapat disebabkan oleh beberapa penyebab di antaranya adalah infeksi kuman. (Jelaskan rencana terapi). Diare dapat ditularkan melalui fekal oral sehingga membutuhkan upaya pencegahan seperti pemberian ASI yang benar, penggunaan air bersih, budaya cuci tangan, dan membuang tinja bayi dengan benar. Selain itu juga ibu dapat memberikan ASI palimg tdk sampai usia 2th, memberikan makanan bergizi.
  • 7. Diare pada Anak Kolera Erithromycin 30-50mg/kg/hari, 3-4 dd selama 3 hari. Sirup 200mg/5ml Dewasa Tetrasiklin 4x500mg 5 hari Shigella disentri Cotrimoxazole 8mg/kg/hari 2dd selama 5 hari Sirup 240mg/5ml Dewasa Ciprofloxacine 2x500 selama 7 hari
  • 8. Amoebiasis Metronidazole 35-50mg/kg/hari 3dd selama 10 hari Sirup 125mg/5ml Dewasa: 3x500 selama 10 hari Giardiasis Metronidazole 15mg/kg/hari 3dd selama 5 hari Dewasa 3x250 selama 7 hari GEA pada dewasa Anti – motilitas: Loperamide 4mg dosis awal dan 2 mg setiap BAB, maks 16mg Pengeras feses: Attapulgite 2tab (1tab=630mg) setiap BAB, maks 12 tab Dispepsia Tab Ranitidine 2x150mg ac Mengubah pola makan menjadi porsi kecil dalam frekuensi yang lebih sering Jelaskan pada pasien bahwa pasien menderita penyakit dispepsia. Rencana terapi adalah dengan memberikan obat Ranitidine, selain itu pasien juga diminta mengubah pola makan menjadi lebih sering dalam porsi kecil, lebih teratur dan hindari makan makanan berlemak, pedas atau asam yang mencetuskan gejala Makan teratur Hindari makan makanan berlemak, pedas atau asam GERD Caps Omeprazole 2x20mg ac selama 7 – 14 hari, jika membaik lanjutkan min 4 minggu Jelaskan pada pasien/ keluarga bahwa pasien menderita penyakit GERD. Rencana terapi adalah dengan memberikan obat Omeprazole, selain itu pasien juga diminta mengubah pola makan menjadi lebih sering dalam porsi kecil, lebih teratur dan hindari makan makanan berlemak, pedas atau asam. Pasien juga diminta tidur dalam posisi kepala lebih tinggi dan tidur minimal 2-4 jam setelah makan. KIE jika tidak membaik mungkin butuh rujukan ke Sp.PD atau Sp.A Pedi: Omeprazole 1-2mg/kg/hari ac 1dd Pedi: posisi bayi setelah minum susu telentang dengan sudut 45-60 Gastritis Erosiva Tab Ranitidine 2x150mg ac Jelaskan pada pasien bahwa pasien menderita penyakit gastitis erosiva akibat NSAID. Rencana terapi adalah dengan memberikan obat Ranitidine, selain itu pasien juga diminta mengubah pola makan menjadi lebih sering dalam porsi kecil, lebih teratur dan hindari makan makanan berlemak, pedas atau asam. Hindari penggunaan NSAID yang terlalu lama Hepatitis Virus Akut Simtomatis Metoklopramid 3x10mg Tirah Baring Jelaskan kepada px bahwa px sedang menderita Hepatitis A/B/C akut. Terapi untuk saat ini yang utama adalah dengan istirahat serta harus makan makanan bergizi dengan cairan yang cukup. Hindari alkohol. Pasien akan diberikan obat untuk mengurangi keluhan pasien. Diet Seimbang
  • 9. Kompetensi dr umum hanya Hepatitis A. kalo sudah B/ C rujuk saja Abses Hepar Amoeba (3A) Metronidazole 3x500mg selama 5 hari Rujuk Sp.PD untuk evaluasi dan apabila perlu terapi aspirase/ drainase/ bahkan laparotomi Tx simtomatis Hemoroid gr 1 & 2 (4A) Konsumsi banyak serat Jelaskan bahwa px menderita hemoroid gr 1 2. Penyakit ini disebabkan karena tekanan intraabdimen yang terlalu meningkat dan menyebabkan pelebaran dari vena di rektum. Jelaskan tx. Jika gr 2 tawarkan rujuk ke Sp.B untuk skleroterapi. Kalo gr 3 & 4 hemoroidektomi/ ligasi rubber band. Banyak minum air putih Berendam duduk dalam air hangat selama 10 menit 2-3x sehari Segera BAB jika sudah ada rasa ingin BAB karena menunda dapat memperkeras feses Metabolik Endokrin Dislipidemia R/ Simvastatin tab 10 mg S 1dd tab 1 p.o (malam hari) - Mengurangi asupan lemak - Aktivitas fisik minimal 30 menit/hari - Stop merokok - Menurunkan BB Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi pasien dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti gout artritis Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut kepatuhan pengobatan sangat penting Selain pengobatan, pasien juga perlu memodifikasi pola makan dan gaya hidup Mengobah pola hidup,berolahraga ringan, mengurangi makanan gorengan dan berlemak, banyak makan sayur dan minum air putih Sindroma Metabolik - Obesitas - Diabetes Mellitus - Dislipidemia - Hipertensi R/ Simvastatin tab 10 mg S 1dd tab 1 p.o (malam hari) R/ Metformin tab 500 mg S 3 dd 1 p.o a c R/ Glibenclamid tab 10 mg S 1 dd tab 1 p.o a.c R/ Captopril tab 12,5 mg S 3 dd tab 1 a.c - Mengurangi asupan lemak - Aktivitas fisik minimal 30 menit/hari - Stop merokok - Menurunkan BB - Mengurangi konsumsi asin - Mengurangi konsumsi manis Menjelaskan kepada pasien bahwa kondisi pasien dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut seperti gout artritis Untuk mencegah terjadinya komplikasi tersebut kepatuhan pengobatan sangat penting Selain pengobatan, pasien juga perlu memodifikasi pola makan dan gaya hidup Mengobah pola hidup,berolahraga ringan, mengurangi makanan gorengan dan berlemak, banyak makan sayur dan minum air putih Menjelaskan bahwa pengobatan bersifat seumur hidup dan harus rutin kontrol Hipotiroid s. Endemic goiter R/ Levotiroksin tab. 100 mcg No. X S 1 d.d. tab. I - Minum obat secara teratur Gaya hidup sehat Kontrol rutin tiap 3-6 bulan, bila sudah stabil 1 tahun sekali Kurangi makan sayuran putih
  • 10. KRITERIA RUJUKAN Untuk penegakan diagnosis dengan pemeriksaan laboratorium ke layanan sekunder Marasmus- Kwashiorkor R/ Tab. Asam folat 1 mg No.V S 1 dd tab I R/ Tab. Zinc 20 mg No. V S 1 dd tab I Rawat Inap Menjelaskan penyakit pasien adalah gizi buruk marasmus karena kurang asupan nutrisi. Pasien akan dirujuk ke puskesmas atau RS untuk dirawat inap dan dilakukan pemeriksaan tambahan Pasien diberikan pakaian yang hangat terutama menutupi kepala agar tidak kedinginan Sambil menunggu rujukan, pasien diberi larutan gula 10% dalam 50 cc air (1 sendok the gula dalam 50 ml air) untuk tambahan nutrisi Apabila curiga kurang cairan, jangan diberikan oralit. Berikan Resomal. Berikan pasien sirup multivitamin, sesuaikan dosis dengan kemasan. Gout Arthritis R/ Kolkisin tab. 0,5 mg No. X S 1 d.d. tab. I (tiap 2 jam, maksimal 1/hari) R/ Indometasin tab. 25 mg No. XXX S 3 d.d. tab. I p.c. p.r.n. Pengaturan diet rendah purin. Kurangi makanan BENJOL (Bayam, emping, nangka, jeroan, otak, lemak dan lainnya) Hindari alcohol, makan dan minum seimbang dan cukup Istirahatkan sendi Minum obat-obatan secara teratur, dan segera ke dokter jika serangan muncul Target asam urat darah <6 mg/dL Rutin monitor kadar asam urat darah dan kontrol Rhematoid Arthritis R/ Na Diklofenak tab. 50 mg No. X S 2 d.d. tab. I Fisioterapi Menjelaskan jika penyakit ini karena autoimun Proteksi sendi, terutama pada stadium akut dengan menggunakan decker Osteoarthritis R/ Na diclofenac tab 50 mg No. X S 2 dd tab 1 Fisioterapi Menjelaskan penyakit pasien Pengaturan diet seimbang dan cukup, turunkan berat badan Istirahatkan sendi Jangan melakukan pekerjaan membebani sendi Minum obat2an secara teratur dan segera ke dokter jika serangan muncul Anjurkan olahraga yang tidak membebani sendi seperti berenang dan bersepeda Parotitis R/ Paracetamol syr. 120mg/5 ml fl No. I - Tirah baring Minum cukup, asupan nutrisi bergizi
  • 11. S 4 d.d. cth ?? Menjaga hygiene oral Informasi adekuat mengenai imunisasi MMR Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketotik (KHONK) Memastikan jalan napas lancer dan membantu pernapasan dengan suplementasi oksigen Memasang akses infus intravena dan melakukan hidrasi cairan NaCl 0.9% dengan target TD systole > 90 atau produksi urine >0,5 ml/kgBB/jam Memasang kateter urin untuk pemantauan cairan Dapat diberikan insulin rapid acting bolus intravena atau subcutan sebesar 180 mikrounit/kgBB Edukasi ke keluarga mengenai kegawatan hiperglikemia dan perlu segera dirujuk Pemeriksaan tanda vital dan gula darah per jam Hipoglikemia 1. Gula murni 30 gram (2 sendok makan) atau sirup/permen atau gula murni (bukan pemanis pengganti gula atau guladiet/gula diabetes) dan makanan yang banyak mengandung karbohidrat 2. Stop sementara obat hipoglikemik. Pantau GDA tiap 1-2 jam 3. Bila sebelumnya gak sadar, pertahankan GDA 200 mg/dl 4. Cari penyebab hipoglikemi!!!! Hipoglikemi bisa terjadi pada pasien diabetes atau non diabetes 5. Kalo GDA udah normal, minta pasien makan atau konsumsi snack agar hipoglikemi gak terulang Stadium lanjut ( koma hipoglikemi atau gak sadar dan curiga hipoglikemi) 1. Dextrose 40% 2 flakon (=50 ml) bolus IV diagnosis, terapi, rujukan (untuk periksa pemeriksaan rujukan, kalau perlu) - Selalu bawa tablet glukosa karna efeknya cepat dan memberikan sejumlah glukosa yang konsisten - Komplikasi : kerusakan otak, koma, kematian - Kriteria rujukan 1. Hipoglikemia+penurunan kesadaran -> beri D40% blous + infus D10% tetesan 6 jam per kolf 2. Bila setelah protokol hipoglikemi 2 jam, hipoglikemi tidak teratasi Prognosis bonam bila penanganannya cepat
  • 12. 2. Dextrose 10% per infus 6 jam perkolf 3. GDS tiap satu jam setelah pemberian D40% a. GDS <50 -> bolus D40% 50 ml IV b. GDS <100 -> bolus D40% 25 ml IV c. GDS 100-200 -> tanpa bolus D40% d. GDS > 200 -> pertimbangkan menurunkan kecepatan drip D10% 4. GDS >100 3x berturut-turut, pemantauan GDS tiap 2 jam, dengan protokol sesuai di atas 5. Bila GDS>200 pertimbangkan ganti infus jadi Detrose 5% atau Nacl 0,9% 6. Bila GDS >100 sebanyak 3x, protokol hipoglikemi distop Evaluasi terhadap penyebab hipoglikemi!!!! Neuropati Perifer R/ Metformin tab 500 mg No. XLII S 3 dd tab I a.c R/ Vit. B complex No. XXX S 1 dd tab I Modifikasi gaya hidup - Aktivitas fisik minimal 30 menit/hari - Stop merokok - Menurunkan BB - Mengurangi konsumsi manis - DM type 2 tidak dapat sembuh tapi dapat dikontrol. - Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap 2 minggu - nyeri pada kondisi ini sangat bergantung pada faktor resiko. Misal : DM -> atasi DM dengan adekuat. Obat yang diberikan tidak bisa langsung mengatasi gejala secara cepat, dan mungkin tidak membantu secara penuh bila kondisi penyerta pendahuluan tidak ditatalaksana. - Minta pasien untuk selalu memeriksa kaki, mengingat luka yang timbul pada kaki gak dirasakan dan potensi akibatkan infeksi berat.
  • 13. Kaki Diabetik / Ulkus DM R/ Rapid Insulin Pen no I S U C 1. Kontrol mekanik : istirahatkan kaki pasien, hindari tekanan pada daerah luka, pake bantal pada kaki saat berbaring untuk cegah lecet pada luka dan pake kasur dekubitus bila perlu. 2. Kontrol metabolik : untuk atasi infeksi dan dukung penyembuhan luka. Pengaturan glukosa darah dan faktor kormobiditas ( HT,dislipdemia, gangguan fungsi ginjal. Gangguan fungsi hati, gangguan elektrolit,anemia, hipoalbumin) -> terapi gizi dan farmakologis 3. Kontrol vaskular Dengan cara evaluasi status vaskuler,ABI,angiografi. Gangguan vaskular dapat hambat penyembuhan luka 4. Kontrol luka Luka ditutup dengan dress basah dan lembab. Bila perlu, tindakan amputasi dipertimbangkan. Jaringan nekrotik dan pus harus dievakuasi secara adekuat dengan nekrotomi dan debridemen 5. Kontrol infeksi Bila luka gak dalam, diberikan antibiotik empiris (sambil nunggu kultur). Bila luka dalam,pake antibiotik dengan spektrum kuman gram positif 6. Kontrol edukasi - DM type 2 tidak dapat sembuh tapi dapat dikontrol. - Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur setiap 2 minggu - nyeri pada kondisi ini sangat bergantung pada faktor resiko. Misal : DM -> atasi DM dengan adekuat. Obat yang diberikan tidak bisa langsung mengatasi gejala secara cepat, dan mungkin tidak membantu secara penuh bila kondisi penyerta pendahuluan tidak ditatalaksana. - Dilakukan perawatan luka setiap 3 hari sekali Prognosis : Baik jika dilakukan kontrol rawat luka yang baik dan teratur
  • 14. Pemilihan alas kaki yang cermat,jaga kerbersihan serta kelembapan kaki,periksa kaki harian untuk deteksi apa ada trauma, dicegah supaya luka tidak semaki memburuk. THT - KL Rhinitis Alergi (4A) - Loratadin 1 x 10 - Pseudoefedrin 3 x 30 mg - Fluticasone furoat nasal spray 0,025% nasal spray 1dd - Hindari pencetus alergi - Kontrol - Avoidance - Olahraga pagi - Makan bergizi - Istirahat cukup Rhinitis Vasomotor (4A) - Loratadin 1 x 10 - Pseudoefedrin 3 x 30 mg - Fluticasone furoat nasal spray 0,025% 1x1 nasal spray - Hindari factor pencetus - Kontrol - Avoidance OMA (keluhan kurang dari 8 minggu) (4A) 1. Stadium I (Oklusi tuba) -Oxymetazolin nasal spray 0,05% 2dd -Amoksilin 3 x 500 mg -Paracetamol 3 x 500 mg 2. Stadium II (Hiperemia) -Amoksilin 3 x 500 mg -Paracetamol 3 x 500 mg 3. Stadium III (Bombans) -Miringotomi di daerah posteroinferior -Amoksilin 3 x 500 mg -Paracetamol 3 x 500 mg 4. Stadium IV (Perforasi) - Ear toilet dengan H2O2 3% dan ofloksasin 3% -Amoksilin 3 x 500 mg -Paracetamol 3 x 500 mg 5. Stadium V (Resolusi) - simtomatis - Prognosis OMA baik - Jaga kesehatan - Jangan minum es / minum dingin - Jangan berenang / telinga kemasukan air - Control jika keluhan tidak membaik OMSK (keluhan lebih dari 8 minggu) (3A) 1. Tipe aman - Ear toilet dengan H2O2 3% dan ofloksasin 3% - Ciprofloxacin 2 x 500mg 2. Tipe bahaya - Pembedahan (CWU CWD) - Bedah rekonstruktif - konservatif - Rujuk - Jangan sampai batuk / pilek - Jangan berenang / telinga kemasukan air
  • 15. - Ofloksasin 3% ear drops 3dd Serumen prop (4A) Jika keras beri karbogliserin 10% ear drops 2dd (selama 3 hari) - Bersihkan dengan lidi kapas - Irigasi dengan air hangat spuit 50cc - Bersihkan telinga, namun jangan terlalu sering - Jangan memasukkan air dalam telinga - Jika serumen keras, beri karbogliserin, lalu control 3 hari lagi Mastoiditis Akut (3A) - Amoksilin 3 x 500mg - Metronidazole 3 x 500mg - Miringotomi / parasintesis jika MT bombans - Rujuk Presbikusis (3A) - Alat bantu dengar - Latihan membaca ujaran (speech reading) - Latihan mendengar (auditory epiglott) - Rujuk - Tidak bisa sembuh - Menghindari suara bising - Diet rendah lemak - Minghindari stress, alcohol dan rokok Epistaksis anterior (4A) - Pasien diposisikan duduk bersandar - Sisa bekuan darah dibersihkan - Hidung dipencet 5-10 menit - Kompres dingin - Jika profus: tampon anterior 24 jam - Jangan mengorek korek hidung terlalu sering Stomatitis Aptosa - R/ chlorhexidine gluconate 0,02% garg fl No. I S 3 dd col. or. p.c - R/ Triamcinolone acetonid 0,1% in ora base 5g tube No. I S 2 dd loc. dol - Menghindari trauma mulut (misal makan kripik) - Kontrol jika keluhan tidak membaik Rhinosinusitis akut (< 12 minggu) - Fluticasone furoat nasal spray 0,025% nasal spray 1dd - Paracetamol 3 x 500 mg - Cuci hidung (Nasal irigasi) - Atasi bila ada alergi - Bila 4 minggu tidak membaik dirujuk - Hindari bila ada pencetus alegi - Kontrol Faringitis (4A) - Paracetamol 3 x 500 mg - Benzydamin gargle - Amoksisilin 3 x 500mg - Penyakit radang tenggorokan - Penularan melalui droplet - Istirahat - Makan makanan lunak - Minum hangat - Bila keluhan tidak mereda dalam 3 hari, kontrol kembali Abses peritonsil (3A) - Penisilin 4 x 600 mg IV - Metronidazole dosis awal 15mg/kgBB dan dosis maintenance setelah 6 jam : infus 7,5 mg/kgBB - Rujuk untuk insisi dan drainage
  • 16. selama 1 jam diberikan selama 6-8 jam (maks 4g/hari) - Paracetamol 3 x 500 mg Tonsilofaringitis difteri (3B) 1. ADS - Ringan (mata, hidung, kulit) : ADS 20.000 IU - Tonsil saja atau <48 jam : ADS 20.000-40.000 IU - Sedang (tonsil, faring laring) : ADS 40.000-60.000 IU secara IV drip - Berat (+ komplikasi) atau > 48 jam: ADS 80.000-120.000 IU (IV normal saline dalam 60 menit) 2. Antibiotika - Penisilin Prokain 600.000-1,2juta IU / 24 jam IM, 1-2 dd selama 10 hari. Pedi: 50rb – 100rb iu/kg/hari 3dd - Bila alergi, eritomisin 50mg/kgBB/hari, 4dd. Maks 1 gram/hari (selama 10 hari) - Isolasi - Bila carier : tonsilektomi 4-6 minggu setelah sembuh - MRS / rujuk - Imunisasi penting dilakukan, 2 minggu setelah ADS - Waspada komplikasi difteri: miokarditis, nefritis, paralisis palatum, paralisis otot oftalmik, paralisis otot wajah, paralisis n phrenicus, obstruksi jalan nafas Laringitis akut (4A) - Nebulisasi - Antitusif: dextromethorphan HBr 3x15mg - Amoksilin 3 x 500mg, jika ada infeksi sekunder - Paracetamol 3 x 500 mg - Dexametason 3 x 0,5 mg (jika ada trauma panas/kimia) - Vokal rest - Hindari merokok dan minum alkohol - kontrol Epiglottitis akut - O2 high flow - IV Ampisilin 100mg/kgbb/hari 4dd - Metilprednisolon sodium succinate 125-250mg/kgBB tiap 6 jam selama 24-48 jam - Posisi nyaman - Jangan agitasi anak - Rujuk Korpal hidung (4A) - Kertas / kapas: forsep / pinset bayonet - Bulat: kait cincin / tajam - Kejadian benda asing hidung bisa terulang - Resiko timbul obstruksi jalan napas jika benda asing berpindah ke dalam traktus trakeobronkial - Terbentuk rinolit, infeksi hidung / sinus paranasal
  • 17. Tonsillitis kronis eksaserbasi akut (4A) - Lini pertama : (7hari) Phenoksimetilpenisilin 4x500mg Amoksisilin 3x500mg - Alternatif : Amoksisilin as. Klavulanat 3x500mg Eritromisin 3x500mg Cefadroxil 2x500mg - Obat kumur : benzydamin gargl - Menjaga kebersihan mulut - Jika dalam 3 hari tidak ada perbaikan, control untuk evaluasi ulang dan pertimbangan ganti antibiotic - Istirahat, makan lunak, minum hangat Limfadenopati TB - 2HRZE / 4H3R3 - Minum obat secara teratur - Jelaskan mengenai efek samping obat Motion sickness (4A) - Dimenhidrinat 50 mg diberikan 30 menit sebelum berpergian, dapat diulang tiap 4 jam - Mobil : duduk di depan, usahakan tidak sering merubah kecepatan & tidak sering membelok, karena vestibulum peka thd perubahan kec. gerakan - Kapal : fiksasi mata kearah horizon (memandang jauh) jangan lihat ombak yang bergulung RESPIROLOGI Normal RR < 1th: 30-60 1-3 th: 24-40 4-5th: 22-34 6-12 th: 18-30 13-18 th: 12-20 TBC (4A) Kategori 1 : Pasien TB baru BTA positif Pasien TB Paru BTA negatif foto toraks positif Pasien TB esktra Paru 2 RHZE/4H3R3 (150,75,400,275) (150,150) 1. 30-37= 2 tab 4 KDT →2 tab 2 KDT 2. 38-54= 3 tab 4 KDT →3 tab 2 KDT 3. 55-70= 4 tab 4 KDT →4 tab 2 KDT 4. ≥71= 5 tab 4 KDT →5 tab 2 KDT (40 kg) R/ 4KDT tab no. LXXXIV S1 dd tab III Kategori 2 : Pasien kambuh Makan makanan yang bergizi Gentingisasi kaca (bila perlu) Membuka jendela dari pagi hingga sore - Menjelaskan pada pasien apabila pasien menderita sakit TBC yang disebabkan oleh bakteri dan dapat menular melalui udara. - Pasien diharapkan untuk memakai masker - Pasien tidak boleh berhenti minum obat walau kondisi sudah membaik -Pasien membutuhkan pengawas minum obat - Menjelaskan efek samping obat : 1. Isoniazid : neuropati perifer, psikosis toksik, gangguan fungsi hati, kejang 2. Rifampisin : Flu like syndrome, GIT disturbance, urin warna merah, gangguan fungsi hati, trombositopenia, skin rash 3. Pyrazinamide : GIT disturbance, gangguan hati, gout artritis 4. Streptomycin : gangguan pendengaran, anemia, agranulositosis
  • 18. Pasien gagal Pasien dengan pengobatan setelah putus berobat TB ANAK 2RHZ/4RH (75/50/150) (75/50) 5-7 kg = 1 tab KDT→1 tab KDT 8-11 kg = 2 tab KDT → 2 tab KDT 12-16 kg= 3 tab KDT → 3 tab KDT 17-22 kg= 4 tab KDT→ 4 tab KDT 23-30 kg= 5 tab KDT→5 tab KDT Profilaksis ( kontak+, inifeksi -) Obat : INH 5-10 mg /kgBB/hari 5. Etambutol : gangguan pengelihatan , buta warna, neuritis perifer Serangan Asma Sedang pada Asma Bronkial Persisten Sedang (4A) O2 4 lpm nasal kanul Nebul Salbutamol tiap 20 mrnit dalam 1 jam Pediatri Ringan Sedang 1. O2 nasal 1-2 lpm 2. SABA : Salbumtamol tiap 20 menit dalam 3 jam 3. Nebul ketiga +Ipratropium Bromide R/ Salbutamol nebulizer no 1 S.imm - Menghindari Pencetus - Observasi 1 jam - Menjelaskan pasien tentang penyakit asma yang disebabkan oleh reaksi radang pada paru-paru yang disebabkann oleh alergi Pediatri - Menghindari faktor pencetus - ASI eksklusif minimal 6 bulan - Hindari makanan potensi alergi - Pengurangan pajanan debu rumah PPOK Eksaserbasi Akut (3B) Salbutamol nebulizer Prednisone tablet 4x8 mg(10-12 hari) Amoxyciline 3x500 mg O2 2-4 lpm nasal kanul Ventilasi mekanik Nutrisi Rehabilitasi - Menjelaskan kepada pasien bahwa pasien memiliki penyakit paru yang kronis - Menjelaskan bahwa obat yang diberikan adalah golongan steroid yang tidak noleh digunakan lebih dari 2 minggu - Mencegah terjadinya infeksi saluran nafas karena memicu serangan eksaserbasi akut dan sudah diberi antibiotik yang harus diminum sampai habis - Menjelaskan tanda-tanda eksaserbasi akut : batuk atau bertambah, sputum bertambah dan berubah warna, - Penyesuaian aktifitas - Rujuk Sp.P
  • 19. Pertusis (4A) - Eritromicin 50 mg/kgBB/hari 4dd selama 14 hari Misal bb 8 kg R/ Eritromicin 200mg/5cc no ! S 4 dd cth ½ - - Hindari pencetus - O2 masker 2-4 lpm - Nutrisi adekuat - Menjelaskan penyakit ini menular ke sekitarnya, meminta pasien untuk memakai masker, karena sangat menular pasien di isolasi dan di MRS kan (<6 bulan) - Jika demam atau sesak segera diibawa ke dokter - Miinum obat sampai habis Bronkopneumonia (4A) Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari, 3dd, sirup 250mg/5ml Paracetamol 10mg/kgBB/kali - Hindari pencetus - O2 masker 2-4 lpm Nutrisi adekuat - Menjelaskan pada pasien apabila penyakit ini menyerang saluran nafas bawah - Antibiotik harus dihabiskan - Hindari faktor paparan rokok dan polusi udara - Hindarkan bayi/anak dari penderita ISPA - Pasien direncanakan rawat jalan Pneumonia (4A) Pediatric (sumber PPK RSDS) - Pneumonia ringan : Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari 3dd, sirup 250mg/5ml - Pneumonia berat : CAP : Ampicillin 100 mg/kgBB/hari 4dd HAP : Ceftriaxone 100 mg/kgBB/hari 2dd - Atipikal Pneumonia (foto lebih parah dari klinis) Eritromicin 50mg/kgBB/hari 4ddj Ex : Pneumonia Ringan bb 6 kg R/ Amoksisilin 100 mg mf pulv dtd no XXI S3 dd pulv 1 Dewasa (sumber PPK Dokter Umum Kemenkes) - Tanpa risiko : Eritromicin 4x500 mg atau Doksisiklin 2x100 - Dengan risiko (DM, CHF, Penyakit Ginjal,dll) liat PORT score - Nutrisi adekuat - O2 masker 2-4 lpm Pediatri - Menjelaskan kepada pasien apabila paru-paru pasien terinfeksi, penyababnya bisa dari bakteri, virus, dll - Pemberian imunisasi untuk mencegah pneumonia - Pegobatan secara dini - Pemberian ASI dan nutrisi yang cukup - Lingkungan rumah yang cukup ventilasi - Pneumonia ringan : rawat jalan - Pneumonia berat : MRS Dewasa - Mencegah Penularan - Pola hidup sehar menjaga lingkungan - Tidak merokok - Vaksinasi influenza - Skor PORT <70 : bisa rawat jalan - Skor PORT>70 : MRS
  • 20. Fluorquinolon : Levofloksasin 1x750 mg atau Ceftriaxone 1x1 g6 Bronkiolitis (2-6 bulan>>) Etio: RSV Batuk, pilek, demam, takipneum expiratory effort, perkusi paru: hipersonor, auskultasi: wheezing , ronchi basah halus O2 Nebul salbutamol 0,1 mg/kgBB/dosis Dexametason 0,5 mg/kgBB/loading dilanjutkan dexametason 0,5 mg/kgBB/hari Paracetamol 10 mg/kgBB/kali Antibiotik jarang dilakukan Pembersihan jalan nafas Nutrisi - Radang pada saluan nafas sehingga menyebabkan sesak, batuk, demam,penurunan nafsu makan pada anak - Dapat menimbulkan komplikasi pneumothorax - Maka dari itu saya terapi oksigenasi dan obat penurun panas. Saat di rumah tetap berikan obat secara rutin dan tetap susui bayyi - Sering-sering cuci tangan karena menular Bronkitis Akut Wheezinig (basal paru) Salbutamol 3x2 mg Guafinefsin 3x50 mg Codein 3x10 mg Banyak minum air 98-10 gelas setiap hari) Istirahat cukup Menjelaskan kepada pasien apabila paru-parunya terkena infeksi Menjelaskan kepada pasien untuk minum obat secara teratur, istirahat yang cukup, dan makan makanan yang bergizi Tidak merokok Menjelaskan efek samping obat yaitu bronkodilator dapat menimbulkan berdevar, lemas, gemetar, dan keringat dingin. Bronkiektasis Batuk berdahak warna kuning/hijau kadang+darah O2 Salbutamol nebulizer Amoksisilin 3x500 mg Chest fisioterapi 15-30 menit 4x/hari Atasi tanda-tanda kegawat dariratan Rujuk (3A) PSIKIATRI • Basically hanya ada 4 macam obat: antipsikotik, antidepresi, anxiolitik/sedative-hipnotik, dan antimania; jadi mungkin beberapa diulang-ulang aja biar hafalinnya enak • Yang kompetensi 4A hanya insomnia dan gangguan somatoform, sisanya 3 jadi resepin hanya kalo perlu dan diminta; terapinya RUJUK semua Status Psikiatri Kesan umum: seorang pria/ wanita, wajah sesuai usia Kontak: verbal/ non-verbal, relevan/ irrelevan, lancar/ tidak lancar Kesadaran: compos mentis/ kesadaran berubah/ kesadaran meningkat Orientasi: W/T/O baik Mood: eutimia, hipotimia, disforia, hipertimia, euforia, kosong Proses berpikir
  • 21. • Bentuk pikir: realistik, dereistik, non realistik, autistik • Arus pikir: perseverasi, flight of ideas, aslong, inkoherensi, neologisme, asosiasi bunyi, logorea, blocking, irrelevansi, sirkumstansial • Isi pikir: ekstasi, fantasi, fobi, obsesi, preokupasi, waham (kejaran, somatik, kebesaran, keagamaan, dosa, pengaruh dan nihilistik), pikiran bunuh diri, pikiran inadekuat, pikiran isolasi sosial • Persepsi: halusinasi, ilusi, depersonalisasi, derealisasi Psikomotor: dbn/meningkat (hiperkinesia, tic, grimas, stereotipi, mannerisme, ekhopraxia, ekholalia, otomatisme, negativisme, kataplexia)/ menurun (hipokinesia, stupor katatonik, katalepsi, fleksibilitas serea) Kemauan: dbn/ meningkat/ menurun Depresi Berat dengan gejala psikotik Antipsikotik: Gaduh gelisah: Haloperidol 5mg IM Gx positif dominan: Haloperidol 2mg, 2-3dd1 Gx negatif dominan: Risperidon 2mg 2 dd 1 Antidepresan: Sertraline 50mg 1dd1 atau Fluoxetine 20mg 1dd1 Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa gejala psikotik yang ada pada pasien disebabkan oleh depresi berat yang dialami -Lakukan penentraman dalam komunikasi terapetik, minta pasien untuk mengekspresikan perasaan tentang gejala dan riwayatnya -Meminta keluarga untuk tetap memberikan dukungan untuk pasien karena dukungan social memengaruhi prognosisnya -Jelaskan rencana selanjutnya yaitu merujuk ke dokter SpKJ untuk diberikan terapi berupa obat-obatan untuk mengontrol gejalanya dan dilakukan psikoterapi untuk perbaikan kondisi pasien dan pelan-pelan mengembalikan pasien ke fungsinya di masyarakat -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila Skizofrenia, Psikotik akut, Gangguan waham menetap Gaduh gelisah: Haloperidol 5mg IM Antipsikotik: Gx positif dominan: Haloperidol 2mg, 2-3dd1 Gx negatif dominan: Risperidon 2mg 2 dd 1 Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa perubahan perilaku disebabkan oleh gangguan psikis -Memerlukan pengobatan yang teratur, sehingga dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk pengobatan pasien -Jelaskan recana selanjutnya yaitu merujuk ke dokter SpKJ untuk diberikan terapi untuk mengontrol gejala pasien supaya pasien dapat kembali berfungsi di masyarakat -Apabila ada tanda-tanda gaduh gelisah pasien langsung dibawa ke UGD Gangguan cemas menyeluruh Anxiolitik: Clobazam 10mg 1-2dd 1 atau Lorazepam 1mg 1-2 dd 1 Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan kepada pasien bahwa mengalami gangguan cemas menyeluruh, dimana pasien merasa cemas tanpa adanya pencetus yang jelas -Jelaskan adanya hubungan antara fisik dan psikologis, bahwa pasien mungkin akan mengalami gejala somatic -Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, dan anjurkan berpikir positif
  • 22. -Anjurkan pasien untuk olahraga rutin dan memiliki hobi -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila Bipolar episode manik tampa gejala psikotik Antimania: Litium karbonat 200mg 2dd1 Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa perubahan mood yang dialami pasien adalah gejala dari bipolar episode manik -Terapi berupa lithium dan pasien harus kontrol kadar litium dua bulan -Harus minum obat secara teratur -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila Gangguan somatoform (4A) - k/p Antidepresan: Sertraline 50mg 1dd1 atau Fluoxetine 20mg 1dd1 Psikoterapi supportif -Menjelaskan kepada pasien bahwa hasil pemeriksaan normal dan tidak didapatkan kelainan organic -Memahami bahwa keluhan pasien mengganggu dan berusaha untuk membantu menghilangkan keluhan -dari hasil pemeriksaan kemungkinan pasien menderita gangguan somatoform, dimana gejala2 yang dirasakan berpengaruh dengan kondisi psikologis pasien -perbaiki pola hidup, olahraga teratur -kontrol setiap bulan untuk mengevaluasi keluhan PTSD Antidepresan: Sertraline 50mg 1dd1 atau Fluoxetine 20mg 1dd1 Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa pasien menderita gangguan depresi pasca trauma, dimana gejala yang dialami saat ini adalah akibat dari kejadian traumatic tersebut -Jelaskan saat ini diberi obat untuk mengontrol gejala -Rencana selanjutnya adalah pasien akan dirujuk ke dokter SpKJ untuk diberikan pengobatan lanjutan dan psikoterapi, supaya pasien gejala pasien dapat terkontrol sehingga dapat kembali berkativitas seperti biasa -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila Insomnia (4A) k/p Sedatif/hipnotik: Lorazepam 1mg 1dd1 bedtime atau Diazepam 2mg 1dd1 bedtime Psikoterapi supportif Sleep hygiene: - Punya jam tidur dan jam bangun yang sama - Suasana kamar tidur nyaman - Olahraga teratur - Jangan konsumsi kafein - Jangan tidur siang -Gangguan tidur atau insomnia ini bisa disebabkan oleh depresi, cemas, stress -Tidak perlu obat apabila masih ringan dan dapat diatasi dengan sleep hygiene dan perbaikan pola tidur -Kontrol 1 minggu Hipersomnia - k/p Antidepresan Sertraline 50mg 1dd1 atau Fluoxetine 20mg 1dd1 Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Rasa kantuk yang berlebihan ini disebabkan oleh hypersomnia -Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor psikis -Akan diberikan obat untuk mengontrol gejala
  • 23. -Jelaskan rencana selanjutnya untuk dirujuk ke dokter SpKJ untuk pengobatan yang betujuan untuk mengontrol gejala sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila Depresi post-partum Antidepresan Sertraline 50mg 1dd1 atau Fluoxetine 20mg 1dd1 Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa pasien menderita depresi pascasalin -Akan diberikan obat untuk mengontrol gejala -Jelaskan rencana selanjutnya untuk dirujuk ke dokter SpKJ untuk pengobatan yang betujuan untuk mengontrol gejala sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal -Lakukan penentraman dan komunikasi terapetik, minta pasien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan tentang gejalanya -Meminta kepada keluarga untuk memberikan dukungan kepada ibu dan tidak menyalahkannya atas keadaan pasien saat ini -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila Depresi sedang -dengan gejala somatic -dengan disfungsi ereksi Antidepresan Sertraline 50mg 1dd1 atau Fluoxetine 20mg 1dd1 Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Jelaskan bahwa gejala somatik yang saat ini dialami oleh pasien adalah akibat dari adanya depresi sedang. -Lakukan penentraman dan komunikasi terapetik, minta pasien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan tentang gejalanya -Anjurkan untuk berolahraga rutin dan melakukan hobi -Akan diberikan obat untuk mengontrol gejala -Jelaskan rencana selanjutnya untuk dirujuk ke dokter SpKJ untuk pengobatan yang betujuan untuk mengontrol gejala sehingga pasien dapat kembali beraktivitas normal -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila Autisme - Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Penyakit yang diderita oleh pasien adalah autism masa kanak -rencana selanjutnya adalah dirujuk ke SpKJ untuk menjalani terapi perilaku dan pemberian obat-obatan apabila perlu -Tujuan dari terapi adalah supaya anak dapat menjalankan fungsinya sehari-hari dan bermasyarakt -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila ADHD - Rujuk ke SpKJ untuk psikoterapi -Penyakit yang diderita adalah attention deficit hyperactivity disorder dimana terdapat gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. -Pasien akan dirujuk ke SpKJ untuk mendapatkan terapi (obat dan terapi perilaku) -Berobat ke SpKJ bukan berarti pasien gila
  • 24. KARDIOLOGI Angina Stabil SKA Oksigen 2-4 lpm (morfin 2-mg) Nitrogliserin IV 5 mcg/menit atau ISDN 5 mg tiap 5 menit max 3x Aspirin 325mg po LD, 1 x160mg po MD Clopidogrel 300-600 mg po LD, 1 x75 mg po MD Terapi faktor risiko (Antihipertensi, Antidislipidemia, OAD) Aktivitas fisik 30-45 menit/hari (5hari perminggu) Target BMI 18,5-24,9 kg/m2 lingkar pinggang > 80 cm untuk perempuan dan >90cm untuk laki laki Pengaturan diet Menjelaskan bahwa salah satu penyakit jantung coroner yang dikarenakan pembuluh darah yang semakin menyempit karena multifactor. Menjelaskan terapi yang diberikan baik farmakologis dan non farmakologis, serta komplikasi kemungkinan perburukan gejala hingga gagal jantung dan aritmia (dada berdebar-debar yang akhirnya jantung gagal untuk memompa ke seluruh tubuh). Modifikasi lifestyle dengan aktivitas fisik rutin berolahraga, mengatur diet, mencapai BMI yang sesuai, tidak merokok, tidak minum alcohol, menghindari stress, control faktor risiko seperti tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Kepatuhan minum obat. Angina tidak stabil s.d.a + MRS rujuk ke spesialis dan RS berfasilitas ICCU untuk dilakukan monitoring EKG 24 jam di ICCU s.d.a + bahwa kondisi pasien merupakan kegawatan dan mengancam nyawa dan perlu untuk segera dirujuk ke spesialis jantung. NSTEMI s.d.a + MRS rujuk ke spesialis dan RS berfasilitas ICCU untuk dilakukan monitoring EKG 24 jam di ICCU s.d.a + bahwa kondisi pasien merupakan kegawatan dan mengancam nyawa dan perlu untuk segera dirujuk ke spesialis jantung. STEMI s.d.a + beta blocker : untuk menurunkan O2 demand dan antiaritmia. rujuk segera untuk reperfusi segera dalam 12 jam pertama dengan medikamentosa (streptokinase, r-TPA, urokinase) atau operasi (PCI/PTCA/Fibrinolitik/CABG) MRS rujuk ke spesialis dan RS berfasilitas ICCU untuk dilakukan monitoring EKG 24 jam di ICCU s.d.a + bahwa kondisi pasien merupakan kegawatan dan mengancam nyawa dan perlu untuk segera dirujuk ke spesialis jantung. Congestive Heart Failure EKG LVH OMI + DCFC III O2 8lpm NRM ISDN 5 mg sublingual Diuretic Inj. Furosemide 20mg/8jam atau 1x40mg po ACE Inhibitor : Captopril 2x25mg po Bed rest pada gagal jantung akut berat Diet rendah garam Retriksi cairan Ativitas rutin (jalan kaki 20-30 menit perhari) Menjelaskan bahwa pasien mengalami kgagalan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh, menjelaskan perencanaan rencana diagnosis dan terapi serta komplikasi (edema paru hingga henti jantung) Modifikasi lifestyle dengan aktivitas fisik rutin berolahraga, mengatur diet, mencapai BMI yang sesuai, tidak merokok, tidak
  • 25. MRS rujuk ke spesialis dan RS berfasilitas ICCU minum alcohol, menghindari stress, control faktor risiko seperti tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Kepatuhan minum obat. HIpertensi EKG LVH Tanpa penyakit penyerta Diuretic : HCT 25 mg/hari 1dd atau furosemide 1-3x 20- 40mg/hari CCB : Amlodipin 5mg-10mg/hari 1dd atau nifedipine 3x 5- 20mg/hari ACEi : Captopril 2-3x 12,5- 25mg/hari atau lisinopril 1 x 5- 20mg/hari ARB : Losartan 50mg ( 1x25-50mg) atau valsartan 80mg 1-2x/hari Pasien dengan CKD pilih ACEi dan/atau ARB Target BMI 18,5-24,9 kg/m2 DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) Konsumsi buah sayur dan low fat Mengurangi intake garam maksimal 6g setara setengah sendok makan rata. Ativitas rutin (jalan kaki 20-30 menit perhari) 3-5 hari dalam seminggu Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita pasien adalah darah tinggi yang dapat disebabkan karena proses penuaan ataupun karena penyakit lain bila ada gejala lain yang menyertai, penyakit yang dapat dikontrol dengan modifikasi lifestyle dan pengobatan rutin. Modifikasi lifestyle dengan aktivitas fisik rutin berolahraga, mengatur diet, mencapai BMI yang sesuai, tidak merokok, tidak minum alcohol, menghindari stress, control faktor risiko seperti tekanan darah, gula darah, dan kolesterol. Kepatuhan minum obat agar tekanan darah terkontrol, walaupun keluhan membaik namun obat tetap dikonsumsi Pengobatan akan dimulai dengan dosis yang kecil dan dapat naik bertahap sesuai dengan kondisi pasien sehingga perlu dilakukan monitoring. Pasien dianjurkan control rutin. Syok Sepsis ABC O2 6lpm Resusitasi awal 6 jam pertama cairan kristaloid 30 mL/kgBB selama 30 menit Target MAP > 65 Pasang kateter produksi urin > 0,5ml/kgBB/jam Cek kesadaran AB broad spectrum Vasopresor NE bila perlu Transfusi bila Hb < 7 g/dL Kontrol Glukosa Darah MRS Rujuk ke RS dengan dokter spesialis - Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita oleh pasien keadaan yang mengancam jiwa sehingga perlu penanganan awal dan perencanaan diagnosis mencari kemungkinan penyebab sakit pasien, maka dari itu perlu dirujuk ke RS dengan fasilitas diagnostic Komplikasi yang dapat terjadi koma hingga henti jantung
  • 26. Syok Hipovolemi ec diare berat ABC O2 6lpm Resusitasi awal 6 jam pertama cairan kristaloid 30 mL/kgBB selama 30 menit Target MAP > 65 Pasang kateter produksi urin > 0,5ml/kgBB/jam Cek kesadaran Terapi elektrolit sesuai hasil LAB Koreksi KCL 1 fl = 25meq menaikkan 0,5 Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita oleh pasien keadaan yang mengancam jiwa sehingga perlu penanganan awal dan perencanaan diagnosis mencari penyebab diare pasien Komplikasi yang dapat terjadi koma hingga henti jantung EKG Ekstrasistol Ventrikuler Aritmia Pasien stabil : Periksa ABC Vagal manoeuvers : carotid sinus massage 10-15 menit Bila tidak respon Adenosin IV 6mg dapat diulang 2x Rujuk RS berfasilitas ICCU untuk dilakukan monitoring EKG 24 jam di ICCU dan terpasang oksigen dan infus Pasien tidak stabil : sistolik < 90 ABC Kardioversi Rujuk segera RS berfasilitas ICCU untuk dilakukan monitoring EKG 24 jam di ICCU dan terpasang oksigen dan infus Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita oleh pasien keadaan yang mengancam jiwa sehingga perlu dilakukan rujukan karena membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, baik dalam diagnostic maupun terapi. OFTALMOLOGI Penyakit Anamnesis (khas) Pemfis (khas) dan Penunjang DD Terapi KIE Keratitis Numularis (3A) - Sensasi benda asing (mengganjal) - Trias kornea (sulit buka mata, mata berair, silau) Visus ODS : turun SAODS - Palpebral: edem, spasme Keratitis viral/fungi/ Keratokonjung NF : visual hygiene F: R/ Dexa 0,1% ed No I S 4dd gtt I OD/OS Penyakit radang mata bagian kornea akibat virus. Untuk terapinya diberikan obat tetes mata. Jika sudah membaik, distop. Tidak boleh
  • 27. - Riwayat terkena tanaman - Keluar cairan dari mata - Tetap Tanya TOKOBAKSO - Kornea: infiltrate, coin shaped lesion membeli obat tanpa resep dokter. Apabila bertambah nyeri, mata merah, pandangan kabur, segera ke dokter. Perlu dirujuk untuk penanganan lebih lanjut Glaukoma Akut (3B) - Mata kabur mendadak/mata merah dan semakin berat - Pengelihatan turun - Lihat pelangi - Mual - Berjalan suka menabrak Visus : turun TIO: naik (N 10-21) LP : turun SAODS - palpebral : edema - Konj : hiperemi, PCVI - Kornea : keruh - BMD : dangkal Funduskopi : gaung papil OD/OS Glaukoma akut sudut tertutup primer DD: Glaukoma fakomorfik/fakolitik Glau. Neovaskuler Uveitis anterior Rujuk Sp.M NF : - Posisi supine - Batasi asupan cairan agar TIO tidak tambah naik F: -Acetazolamide 1x500mg iv (loading) -Acetazoamide 4x250 p.o (maintenance) - Timolol 0.5% ed 2dd gtt I - Antiemetic, analgetik - Edukasi peny glaukom + komplikasi - Jelaskan bahwa perlu dirujuk - glaucoma ini keadaan gawat darurat sehingga TIO harus diturunkan agar tidak terjadi penurunan tajam pengelihatan - support keluarga - Cek TIO tiap 2-3 bulan sekali, LP tiap 6-12 bulan - stop rokok Blepharitis (4A) - Kelopak mata bengkak - Rasa panas dan nyeri - Kelopak merah dan bengkak - Bulu mata rontok (madarosis), poilosis (bulu mata abu2) - Secret - Blef. Stafilokokal riw. Atopi - Seboroik  kelopak mata berminyak - Meibomitis: white frooty foam SAODS - Palpebral: edem, hiperemi, krusta yg berdarah kalo dilepas, ulkus, tooth paste like, madarosis DD: blefarokonjungtivitis, Dakriodenitis, hordeolum, Kalazion NF: -Kompres hangat selama 20 menit 3x/hari -Visual hygiene (bersihkan dg sabun bayi) -Dipijat/dirurut F: Gentamycin eye ointment 0.3% 3dd Atau Kloram 1% eo 2dd Artificial tears 6dd gtt I - Peny. Ini karena radang kelopak mata akibat infeksi atau gg. Pembuangan kelenjar kelopak mata - KIE untuk membersihkan kulit kepala, alis, dan tepi kelopak terutama dermatitis seboroik dan dengan sampo bayi - Kompres hangat - Kontrl jika keluhan tambah parah Myopia Ringan (4A) - Pengelihatan jauh kabur memberat perlahan - Memicingkan mata - Nyeri mata, nyeri kepala Visus: turun Uji pinhole: membaik Trial and eror refraksi subjektif: lensa spheris negative OD/OS myopia ringan NF: - Visual hygiene - Koreksi mata dengan lensa - Penyakit disebabkan karena bola mata bertambah panjang sehingga bayangan jatuh didepan retina
  • 28. Myopia ringan: -0.25 sd - 3.00 Sedang: -3.25 sd -6.00 Berat: >-6.25 Penunjang: retinoskopi, refraktometer sfereis negative terkecil - Balita <-3 SD tidak dikoreksi karena bisa membaik setelah usia 2th - Preschool dengan S -1.00 sd -1.50, obsv 6 bulan - Adult koreksi sesuai kebutuhan - Untuk membantu keluhan, diberikan kacamata minus sehingga bayangan dapat jatuh di saraf mata - Visual hygiene - Bekerja melihat dekat 20 menit— istirahat 20 detik—melihat keluar jendela 20 kaki/6 meter - Jarak baca min 30cm - Tidak hapean dengan tidur - Penerangan cukup saat membaca Hipermetropi ringan (4A) - Pengelihatan dekat kabur - Asthenophia (mata lelah, pusing) Visus: turun Uji pinhole: membaik Trial and eror: sferis + Penunjang: refraktometer OD/OS hipermetroia ringan OD/OS hipermetropia simplek NF: koreksi hipermetropia dengan kacamata sferis terbesar - Penyakit disebabkan karena bola mata bertambah pendek sehingga jika melihat dekat bayangan jatuh dibelakang retina - Untuk membantu keluhan, diberikan kacamata plus sehingga bayangan dapat jatuh di saraf mata Dry Eye Syndrome - Mata terasa kesat - Rasa berpasir - Gatal - Silau - Px geriatri Konj: hiperemi, kemosis, foamy tear Penunjang: schirmer test, Tear break up time, tear meniscus DD. keratokonjungtivitis, keratitis, konjungtivitis akibat sebab lain F: Artificial tears 6dd gtt 1 OD/OS (tiap 2 jam saat bangun) -Rujuk Sp.M - Mata kering bisa disebabkan karena faktor usia, penggunaan lensa kontak atau kelembaban yang rendah - pemakaian tetes mata buatan ini kebutuhan px dan tidak menjadi ketergantungan, bisa dipakai tiap 1 jm dan tidak ada efek samping kecuali px ada alergi -Eye hygiene - control jika gejala memberat Retinopati HT/DM - Pandangan kabur - Dark spot - Metamorphia: garis lurus terlihat bergelombang - Riwayat DM dan tidak terkontrol Visus: menurun LP: turun Segmen posterior: - Vasa stenosis - Crossing (gunn’s sign) - Pendaraham/eksudat - Cotton wool patch - neovaskularisasi Penunjang: FFA (Fundal Fluorescin Angiography), OD/OS Retinopati HT/DM - Menjelaskn tentang kelainan saraf mata/retina akibat HT/DM dan dirujuk ke Sp.M
  • 29. OCT (Optical Coherence Tomography) Corpus alienum - Mata nyeri - Merah - Riwayat trauma/ riwayat kemasukan benda - Trias kornea: utk membedakan kelaiann di konj atau kornea - Memakai pelindung mata saat itu? MOI? Jam kejadian - Pekerjaan: tukang las/pemotong keramik/ pengerajin kayu/gerindra Visus: turun (kena visual axis) SAODS - palpebral: edema, spasme -Konj: hiperemei, laserasi? Corpal? Penunjang: Fluoresin tes DD: konj akut, keratitis Ekstraksi -Pantokain 1-2 tetes -Irigasi dg NaCl 0.9% -Gunakan slit lamp utk ekstraksi -Gunakan lidi kapas/panto/jarum 23G yg ujungnya sudah dibuat tumpul -Arah pengambilan dari tengah ke tepi (menjauhi visual axis) F: Kloram 1% eo 2dd ue Bebat mata - Tidak menggosok mata - Menggunakan kacamata pelindung saat bekerja atau berkendara - Control jika keluhan tambah berat Hordeolum - Benjolan pada kelopak mata - Rasa mengganjal dan tambah berat saat menunduk (rasa menggajal di dalam—hord interna) - Nyeri spt terbakar - Bengkak, merah (dd dengan kalazion - Sering mengucek mata - Menggunakan makeup tapi jarang dibersihkan Palpebral: edema, hiperemi, nyeri tekan pada nodul, punctate, kalo ada punctate berarti abses Hordeolum ekste (klj zeis dan moll) Hordeolum interna (klj meibom) NF: -Bersihkan kelopak mata dengan lidi kapas dan air hangat + sabun bayi -Kompres hangat selama 20 menit 3dd F: Kloram eo 1% 2dd ue -Jangan memanipulasi benjolan - Hindari memakai makeup sekitar mata -Hindari penggunaan lensa kontak utk mencegah inf. ke kornea -Kontrol jika keluhan menetap atau tambah berat - Jika tdk membaik dalam 48 jam butuh dirujuk untuk di insisi Pterygium - Mata merah - Daging tumbuh mengarah ke bagian hitam mata - Rasa mengganjal - Penurunan pengelihatan (jika sudah sampek kornea) - Pekerjaan: sering terpapar matahari Konj: hiperemi— penebalan konj bulbi ke kornea (jar. Fibrovaskular) Gr I: belum sampai limbus Gr 2: sampai libus <2mm Gr 3: sampai limbus >2mm Gr 4: melewati visual axis OD/OS Pterygium DD: Pseudopterygium Pinguekula (tes sonde +) Indikasi Bedah -Grade 3 atau 4 -Kosmetik -Mata merah, berair, silau NF: Gunakan kacamata anti UV - Jika ringan tidak perlu diobati - Hindari paparan sinar matahari - Pakai kacamata anti UV - Artificial tears
  • 30. F: Jika mata merah dan ada tanda inflamasi Fluorometholone 0.1% Konjungtivitis akut - Mata merah - Ngeres atau berpasir - Gata, panas, kemeng - Secret kental - Sulit membuka mata - R.sos: visual hgiene buruk, jarang cuci tangan, lingkungan kotor -palpebra: edema, psudoptosis, hipertofi papiler, folikulel, cobble stone, mebrane/pseudomembran - Konj: hiperemi, CVI, kemosis, daerah limbal : horner transtat dot - Secret jernih serous: viral - Purulent: bacterial - Mukopurulen banyak: GO Viral: gatal >>, riw bapil Vernal: atopi, alergi serbuk sari, cobble stone (tipe palpebral), horner trantas dot (tipe limbal) Penunjang: Scrapping dan pengecatan gram/giemsa/koh OD/OS Conj akut ec bacterial/viral/vernal DD: Conj alergi, Gonoblenorrhea, Trachoma, Keratokonj NF: - Cuci tangan - Membersihkan secret sesering mungkin (air hangat dan sampo bayi) - Hygiene >> F: Kloram 1% ed 6dd gtt I (bakteri) Amphotericin B 0.1 % 6dd gtt I (fungal) Antazoline 0.5% ed 6gtt I (viral), jika ada gejala gatal Fluorometholon 0.1% ed 4dd gtt I (Vernal) Artificial tear (viral) 4dd gtt I - Penyakit ini akibat radang pada selaput bening mata akibat bakteri, virus, jamur atau alergi - Bisa sembuh dalam 10-14 hari namun jika diobati bisa lebih cepat - Kompres hangat/dingin untuk mengurangi nyeri - Rajin membersihkan secret dengan handuk basah - Untuk kortikosteroid tidak boleh rutin digunakan - Control jika keluhan tetap atau bertambah parah DERMATOVENEREOLOGI Efloresensi Primer Muncul pada permulaan penyakit Efloresensi sekunder Muncul selama perjalanan penyakit Makula Perubahan warna kulit yang tegas tanpa peninggian atau cekungan Skuama Partikel epidermal (kering/berminyak), dilapisi masa keratin, warna bervariasi (keabu-abuan, kuning, atau coklat) Patch Makula >1cm Erosi
  • 31. Hilangnya lapisan kulit sebatas epidermis, dan sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut (Vesikula yang pecah) Papula Peninggian kulit yang solid, diameter <1cm, dan bagian terbesar diatas kulit Ekskoriasi Hilangnya jaringan hingga stratum papillare Plakat Gabungan papula dan diameter >1cm Ulkus Hilangnya kontinuitas jaringan pada dermis, sembuh dengan meninggalkan jaringan parut Nodula Papula bentuk kubah, ukuran >1cm, letak lebih dalam Krusta Pengeringan cairan tubuh bercampur epitel debris bakteri Tumor Massa jinak maupun ganas, ukuran >2cm Sikatriks Pembentukan jaringan baru yang lebih banyak mengandung jaringan ikat Vesikula Peninggian kulit berbatas tegas, berisi cairan, diameter <1cm Fisura Retakan kulit linier sepanjang epidermis hingga dermis Bula Gabungan vesikula, diameter >1cm Pustula Peninggian kulit berbatas tegas, berisi pus, terletak diatas kulit yang radang Urtika Peninggian kulit yang datar karena edema pada dermis (cepat, pori-pori melebar, warna pucat) Penyakit Keyword Tx Farmakologis Tx Non farmakologis KIE Morbili (4A) Demam Bercak Merah Imunisasi campak (-) Supportif: Makan makanan bergizi seimbang Penyakit ini disebabkan oleh virus Morbili menular lewat udara, lewat batuk atau bersin Perhatikan tanda-tanda dehidrasi pada pasien Vaksinasi anggota keluarga yang belum Cairan sesuai haliday segar Antipiretik bila demam Suplementasi Vit A: < 6 bulan: 50.000 IU/hari PO 2 hari 6-11 bulan: 100.000 IU/hari PO 2 hari >1 tahun: 200.000 IU/hari PO 2 hari Stomatitis Aptosa Luka di bibir bagian dalam Chlorhexidine 0.2%, kumur 3 kali setelah makan, selama 1 menit Hindari trauma pada mulut Penyakit ini disebabkan oleh trauma, stress, dan infeksi
  • 32. Kemungkinan penyakit imunodefisiensi sistemik Kortikosteroid topical: triamcinolone acetonide 0.1% in ora base 2 dd pc Hindari makanan atau zat yang menyebabkan stomatitis aphtous recurrent Perlu dirujuk kalau ada lesi lain yang tidak membaik dengan pengobatan sementara Penyakit ini dapat berkaitan dengan kondisi imun pasien Hindari makanan atau zat yang mengiritasi dan menyebabkan luka pada mulut Dermatitis Numularis (4A) Bercak merah basah, gatal, bentuk seperti koin Kambuh-kambuhan Vesikel atau papulovesikel, bentuk uang logam, eritematus, edema, berbatas tegas Betametason valerat krim 0.1% 2dd pada lokasi lesi selama 2 minggu CTM 3x4 mg selama 1 minggu Penyakit akibat faktor stress dan infeksi di tempat lain. Infeksi lain perlu diobati juga Penyakit ini dapat berulang dan bersifat kronis Dermatitis Atopi (4A) Riwayat alergi di keluarga Seringnya bayi Makula eritematus dengan vesikel atau papulovesikel, dan disertai likenifikasi Bayi: letak di scalp, muka, leher Anak dan dewasa: fossa cubiti, fossa poplitea, pergelangan tangan, leher Kriteria hanafin rajka: Pruritus Antihistamine: CTM 3-4 mg, 3dd Cetirizine 10mg, 1dd Kortikosteroid (hanya pada kondisi akut, dan tapering off): Prednisone 5-10mg, 2-3dd Anak: 1mg/kg/hari Antibiotik bila ada infeksi sekunder: Eritromisin 250-500mg, 3-4dd Anak: 15-25mg, 3dd Kondisi akut dan eksudatif diberi kompres dengan PZ Kering dan tidak eksudatif diberi krim urea 10% 2dd + hydrocortisone cream 0.1% 2 dd Jelaskan bahwa penyakitnya dicetuskan oleh makanan, obat, maupun zat yang mengakibatkan alergi Hindari menyapu dan pelihara hewan berbulu, dapat menimbulkan keluhan Luka tidak boleh digaruk, dijaga kebersihannya Mandi dengan sabun bayi atau sabun khusus dengan pH normal Apabila keluhan bertambah berat, dapat kontrol kembali Periksa tes cukit kulit untuk mengetahui pencetus penyakit
  • 33. Morfologi dan distribusi lesi khas Ada riwayat dermatitis kronik Riwayat atopi Pediculosis Capitis (4A) Gatal di satu titik di kepala, kemudian menyebar Tampak ada kutu di kepala Jarang mandi dan sering tidur bareng Malathion 0.5% topical lotion atau spray. Cara pakainya dengan keramas dulu setelah itu pake malathion dan ditutup dengan kain. Tunggu bebrerapa waktu. Setelah itu keramas lagi dan sisiran pake sisir serit Permethrin 1% cream rinse Mandi dengan sabun dan shampoo 2-3x sehari Obati keluarga di rumah Menjelaskan bahwa penyebabnya adalah kutu pada rambut Hindari kontak dengan orang lain yang memiliki keluhan gatal Potong rambut sependek mungkin Orang yang memiliki keluhan serupa di tempat tinggalnya perlu diterapi juga Tinea corporis (4A) Gatal di tubuh Gatal saat berkeringat Central healing Lesi bentuk infiltrat eritematus, batas tegas, tepi lebih aktif daripada tengah, konfigurasi polisiklik Kerokan lesi + KOH 20%: hifa panjang dan arthrospora Topikal: digunakan pada Tinea korporis, kruris, manuum dan pedis ringan Mikonazole cream 2%, 2dd, 3 minggu Salep 2-4 / salep 3-10, 2dd Oral: digunakan pada Tinea kapitis, imbrikata, unguium dan barbae atau tinea topikal yg berat, luas, serin kambuh, tdk sembuh dengan topikal atau berambut Griseofulvin 1x500mg/hari Anak: 10mg/kg/hari Sering mandi Kurangi pakai baju ketat Batasi aktifitas, agar tidak terlalu berkeringat Penyakit disebabkan oleh infeksi jamur Hygiene dan pakaian harus terjaga, pemakaian handuk/pakaian harus dihindari Gunakan pakaian yang menyerap keringat Tinea cruris (4A) Gatal di lipatan tubuh Gatal saat berkeringat
  • 34. Central healing Lesi bentuk infiltrat eritematus, batas tegas, tepi lebih aktif daripada tengah, konfigurasi polisiklik Kerokan lesi + KOH 20%: hifa panjang dan arthrospora Tinea Capitis (4A) Infeksi jamur pada scalp Infeksi ektotrik: miselium disekitar batang rambut/bawah kutikula dan ada destruksi kutikula Gray patch (skuama, radang ringan, keabuan, ada alopecia) Kerion (radang berat, rambut mudah lepas) Infeksi endotrik: miselium jadi artrokonidia pada batang rambut (lesi multiple, banyak, terpencar, tidak di semua rambut) Black dot: rambut putus tepat di orifisum folikel rarmbut Pemeriksaan dengan KOH 10- 20% + tinta parker: hifa double contour dan Oral: Griseofulvin 500mg/hari Anak: 10mg/kg/hari Ketoconazole 200mg/hari Anak: 3-6mg/kg/hari Itraconazole: 100mg/hari Anak: 3-5mg/kg/hari Terbinafin 250mg/hari Anak: 3-6 mg/kg/hari Penyakit disebabkan oleh infeksi jamur pada kulit kepala dan rambut Jaga hygiene Keramas tiap hari Obati penyakit yang mendasari secara rutin
  • 35. artrokonidia, kultur dengan Saboraud dextrose agar, lampu wood Dermatitis Kontak (alergi atau iritan) (4A) Lesi polimorf: makula eritematus, batas tidak jelas, diatas makula terdapat papula, vesikula, atau bula (pecah jadi lesi eksudatif) Riwayat paparan dengan allergen atau iritan (cuci baju, kerja di salon, riwayat pake sarung tangan, dll) Kortikosteroid (hanya utk kasus berat) Prednison 5-10 mg/dosis, 2-3dd Anak: 1mg/kg/hari Deksametason 0.5-1 mg/dosis, 2-3 dd Anak: 0.1 mg/kg/hari Antihistamin CTM 3-4 mg/dosis, 2-3dd Anak: 0.09 mg/kg/dosis, 3dd Difenhidramin 10-20mg/dosis, IM, 1- 2dd Anak: 0.5 mg/kg/dosis 1-2dd Loratadin 10mg, 1dd Bentuk akut dan eksudatif: Kompres larutan PZ Bentuk kronik dan kering: krim hidrokortison 1% atau krim diflukortolon valerat 0.1% atau krim betametason valerat 0.1% 2dd + pelembab krim urea 10% 2dd Penyakit disebabkan oleh kontak dengan bahan iritan atau allergen Hindari menggunakan bahan atau alat yang diketahui menyebabkan lesi tersebut Uji tempel (patch test) apabila sudah sembuh, untuk cari tahu bahan yang dicurigai Pindah pekerjaan CLM (Creeping Eruption) (4A) Gatal dan panas di kulit Benjolan berkelok-kelok Riwayat berjalan kaki di taman, pantai, atau tempat yang ada kotoran hewannya Tiabendazole 25mg/kg/hari 2dd (selama 2 hari). Tab 500mg. Maks 3g/ hari Cryotherapy Kloretil spray sepanjang lesi (untuk hilangkan keluhan gatal) Penyakit disebabkan oleh cacing tambang yang ditularkan oleh kotoran anjing maupun kucing Gunakan alas kaki apabila keluar rumah
  • 36. Papula bentuk linier, berkelok-kelok, warna kemerahan, poliskiklik, serpiginosa, membentuk terowongan Skabies (4A) Lesi gatal dan nyeri, memberat saat malam hari Sarcoptes scabiei var hominis Lesi berupa terowongan kecil, sedikit meninggi, berkelok- kelok, warna putih keabuan, kurang lebih 10mm Predileksi: sela-sela jari tangan, telapak tangan, pergelangan tangan bagian dalam, ketiak, daerah mammae, pusar, genitelia, pantat, dan wajah pada anak Salep 2-4 selama 3-4 hari, diulang setelah 1 minggu Malathion 0.5% dioleskan malam hari, dan dibilas setelah 24 jam, diulang setelah beberapa hari Permethrin 5%, dioleskan pada seluruh tubuh dari leher kebawah, dicuci setelah 8-14 jam kemudian, diulang 1 minggu lagi Antihistamin ½ dosis biasanya, Loratadine tab 10mg S1dd ½ Antibiotik apabila ada infeksi sekunder Cuci pakaian, alat mandi, selimut, sprei, dan barang- barang pasien secara terpisah Rendam pakaian/kain dengan air panas/hangat Gunakan sabun bayi Jangan manipulasi luka, jangan digaruk  bisa infeksi sekunder Infeksi disebabkan oleh tungau yang masuk ke lapisan kulit Infeksi dapat menular karena kontak langsung, maupun kontak dengan pakaian/kain yang digunakan pasien Seluruh anggota keluarga atau seisi rumah yang kontak juga harus diperiksa dan diobati Herpes Simplex Genitalis (4A) Vesikel berkelompok di atas dasar eritem, berulang, mengenai permukaan mukutan Tzanck test (+) Penyebab HSV tipe 2 Lesi primer: Simptomatis: analgesic dan kompres Antivirus: Asiklovir 5x200mg/hari selama 7-10 hari Komplikasi berat: Asiklovir IV 3x5mg/kg/hari selama 7-10 hari Valasiklovir 2x500mg/hari, selama 7- 10 hari Kompres Penyakit terjadi akibat infeksi virus Herpes Simplex 2 Keluhan dapat terjadi 3-7 hari setelah paparan Dibutuhkan pemeriksaan lanjut seperti tzanck test, mikroskop electron, kultur jaringan Stop coitus untuk cegah penularan dan cegah timbulnya keluhan Terapi px dan pasangan
  • 37. Kontrol seminggu kalo ga membaik rujuk Sp.KK Ulkus Durum (4A) Ulkus tidak nyeri (indolen), sekitar teraba keras (indurasi), dasar bersih, warna merah, soliter Riwayat jajan Treponema pallidum, bakteri spiral dilihat dengan dark field microscope Ulkus durum merupakan sifilis stadium 1 Early Pilih salah satu AB, dari: Benzantin Penicillin G 2.4 juta Unit IM single dose Doxycycline 2x100mg/hari oral, 4 minggu Erythromycine 4x500 mg/hari oral, 4 minggu Terapi AB tergantung sifilis early, late, dan latent Penyakit tergolong penyakit menular seksual Stop coitus untuk mencegah penularan dan mencegah timbulnya keluhan Terapi px dan pasangan sex hingga sembuh Ulkus Molle Penyakit infeksi genital akut, lokal, auto-inokulasi Ulkus bentuk makula/papula, pecah dan membentuk ulkus baru. Ulkus multiple, lunak, nyeri tekan, dasar kotor, mudah berdarah, tepi ulkus menggaung, kulit sekitar warna merah Haemophilus ducreyi, gram smear, school of fish AB sistemik Ciprofoxacin 2x500mg, 7 hari Eritromisin 4x500mg, 7 hari Azithromisin 1gram, oral, single dose Ceftriaxone 250mg, single dose, IM Aspirasi abses transkutan pada bubo >5cm atau yang memiliki fluktuasi di tengahnya Kompres dengan PZ 2 kali sehari selama 15 menit Penyakit disebabkan oleh infeksi menular seksual Stop coitus agar tidak menimbulkan penularan dan menimbulkan keluhan Terapi pasien dan pasangan sampai tuntas
  • 38. Riwayat jajan Kondiloma akuminata (3A) Penyakit menular seksual berupa fibroepitelioma pada kulit dan mukosa Akibat infeksi HPV 6 dan 11 Jengger ayam, kutil kelamin, genital warts Ditegakkan dengan dioleskan asam asetat 5% selama 3-5 menit, muncul warna keputihan pada lesi Vegetasi bertangkai yang berjonjot (eksofitik) dan beberapa bergabung dan tampak seperti kembang kol atau plakat yang lebar Kemoterapi: Tingtura podofilin 25% Podofilotoksin 0.5% Asam trikloroasetat 25-50% Bedah: Scalpel Listrik Cryosurgery Laser Karbondioksida Interferon Imunoterapi Penyakit merupakan penyakit menular seksual akibat infeksi virus Stop coitus untuk cegah penularan dan cegah timbulnya keluhan Terapi pasien dan pasangan hingga tuntas Rujuk saja ke Sp.KK untuk diterapi lebih lanjut Gonorea (4A) Penyakit menular seksual yang bersifat akut, edema+eritematus pada uretra, sekret purulen, dysuria Neisseria gonorrhoeae, gram negatif, bentuk biji kopi, letak intra/ekstraseluler Ciprofoxacin 500mg oral single dose Cefixime 400mg oral single dose Ceftriaxone 125 mg IM single dose Kalau curiga ada tambahan infeksi dengan klamidia, tambahkan: Eritromisin 4x500mg oral, 7 hari Doxycycline 2x100mg oral, 7 hari Penyakit merupakan penyakit menular seksual akibat infeksi bakteri Manifestasi klinis bisa bermacam- macam, dari tidak ada gejala, kencing nanah, hingga bisa komplikasi ke radang genitalia dan radang otak Stop coitus untuk cegah penularan dan cegah timbulnya keluhan Terapi pasien dan pasangan hingga tuntas
  • 39. Pemeriksaan: mikroskop basah, gram, percobaan 2 gelas (tes Thomson), kultur, tes definitif (oksidasi/fermentasi/beta laktamase) Dermatitis Insect Bites (4A) Lesi gatal dan perih di kulit Riwayat gigitan serangga, atau riwayat paparan dengan serangga Makula eritematus, papul, urtikaria, vesiula, bula, atau pustule Antibiotika Amoksisilin 500mg, 3-4dd ac 5 hari Anak: 7.5-25mg/kg/dosis 3dd ac Eritromisin 250-500mg, 4dd 5 hari Anak: 12.5-25mg/kg/dosis, 4dd pc, sirup 200mg/5ml Kortikosteroid Hidrokortison 1% sue Betametason valerat 0.005-0.1% sue 2dd Antihistamin (bila gatal) Loratadine 1x10mg Penyakit disebabkan oleh cairan yang dikeluarkan serangga atau akibat serangga memasukkan bahan iritan ke kulit Jangan digaruk, hindari manipulasi luka Antibiotik dikonsumsi hingga habis, untuk mengatasi infeksi sekunder Apabila muncul keluhan lain, langsung kontrol Psoriasis Vulgaris (3A) Penyakit kulit kronis dan residif Makula eritematus, bentuk bulat atau lonjong, tertutup skuama tebal, transparan / putih keabu-abuan Topikal: Salep/krim dengan steroid/tar: Kalsipotriol Takrolimus Sistemik: Methotrexate Psoriasis dapat timbul pada berbagai tempat, termasuk kulit, kuku, dan sendi Ada beberapa hal yang dapat berperan sebagai faktor predisposisi: genetik, trauma, infeksi, stres emosional dan perubahan iklim Rujuk saja ke Sp.KK untuk penanganan lebih lanjut
  • 40. Gatal Karsvlek phenomena + (skuama seperti kerokan lilin), Auspitz sign + (muncul titik-titik perdarahan pada kerokan lesi), Koebner phenomena + (pada kulit yang normal, kalau kena garukan akan muncul keluhan serupa) Morbus Hansen (4A) Infeksi kronis yang disebabkan oleh mycobacterium leprae yang menyerang sistem saraf tepi, kulit, dan jaringan tubuh lain Kelainan saraf: sensorik, motorik dan autonom. Pasien perlu dicek suhu, nyeri (jarum pentul) dan raba (kapas) Penebalan nervus yg dicek: N. Aurikularis magnus (menyilang sternokleidomastoid 1/3 atas dan tengah), N ulnaris, N peroneus lateralis komunis, N tibialis posterior 4A (anhidrosis, anestesi, akromia, atrofi) Kelainan kulit dan organ lain: fasies leonina, penebalan Pausibasiler: Asimetris, batas tegas kering kasar, hipopigmentasi, BTA (-) Rifampisin 600mg/bulan DDS 100mg/hari Pengobatan teratur selama 6 bulan, diselesaikan dalam waktu maksimal 9 bulan Multibasiler: Simetris, tdk tegas halus berkilat, eritematus, BTA (+) Rifampisin 600mg/bulan Lamprene 300mg/bulan DDS 100mg/hari Lamprene 50mg/hari Pengobatan teratur sebanyak 12 bulan, maksimal dalam 18 bulan Penyakit akibat infeksi bakteri pada saraf tepi dan kulit Keluarga diminta menolong monitor perkembangan pengobatan pasien Apabila terdapat keluhan serupa pada keluarga, dapat langsung dibawa untuk berobat
  • 41. cuping telinga, madarosis (penipisan alis), glove and stocking anaesthesia Makula hipopigmentasi batas tidak tegas, bentuk bulat lonjong, multiple, diameter x x, kulit dibawah lesi kering, punch out lesion, anestesi di tengah lesi Pemeriksaan penunjang: BTA (diambil dari lesi dan cuping telinga), Lepromin test, MLPA, PCR Cardinal sign: anestesi, penebalan saraf tepi, BTA + Folikulitis (4A) Infeksi pada folikel rambut Furunkel: infeksi kena jaringan sekitar Karbunkel: infeksi kena banyak folikel rambut Staphylococcus aureus Topikal: Kotor/basah: kompres dengan PZ Kering: salep Na fusidat atau framisetin sulfat Sistemik: Penisilin G Prokainamid Inj Dewasa: 0.6-1.2 Juta IU Anak: 25.000-50.000 IU/kg 1-2dd Amoxicillin 250-500mg 3dd ac Penyakit disebabkan karena infeksi pada rambut Jaga hygiene kulit Bila ada penyakit yang mendasari, obati secara rutin Gunakan sabun dengan pH normal
  • 42. Anak 7.5-25mg/kg 3dd ac Eritomisin 250-500mg 4dd pc Anak: 12.5-25mg/kg 4dd pc 7-10 hari Insisi bila telah supurasi Pthyriasis versicolor (4A) Infeksi jamur superficial kronik, menyerang stratum korneum Malassezia furfur Gatal bila berkeringat Lesi bervariasi: makuler/papuler, warna putih/kemerahan/kecoklatan, soliter, tertutup skuama Larutan KOH 20% + tinta parker: hifa pendek/lurus/bengkok (i, v, j), gerombolan spora budding yeast (spaghetti and meatball) Lampu wood +, warna kuning emas Topikal: Krim mikonazol 2%, 2dd selama 3-4 minggu Solusio natrium tiosulfas 25% 2dd selama 2 minggu Tretinoin krim 0.05-0.1% untuk lesi hiperpigmentasi 2dd selama 2 minggu Shampoo ketokonazol 1-2%, 10-15 menit pada lesi, sebelum mandi, 2x/minggu, 2-4 minggu Larutan propilen glikol 50% dalam air, dioleskan 2x sehari, selama 2 minggu Sistemik: (bila lesi luas) Ketokonazol 200mg/hari pc, 10 hari Anak: 3.3-6.6 mg/kg/hari Itrakonazol 200mg/hari 2dd, 1 minggu Cegah kekambuhan: Penyakit timbul akibat infeksi jamur Hindari pakaian ketat Kurangi aktifitas fisik berlebih yang mengakibatkan berkeringat Turunkan berat badan Obati penyakit sistemik bila ada
  • 43. Ketokonazol 2x1, sebulan sekali, selama 1 tahun GENITOURINARIA Penyakit Keyword Tx Farmakologis Tx Non farmakologis KIE Pyelonefritis akut (4A) Demam Mual muntah Nyeri pinggang Nyeri ketok CVA (+) Ciprofloxacin 2x250mg selama 7 hari Paracetamol 3x500mg prn Minum yang banyak Diagnosis: penyakit infeksi saluran kencing bagian atas, disebabkan oleh bakteri Rencana pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut: antibiotic harus dihabiskan, diminum 2x sehari dengan selang waktu 12 jam. obat demam hanya digunakan apabila demam Komplikasi: apabila tidak ditangani dengan baik bias menyebabkan gangguan pada ginjal hingga gagal ginjal Prognosis baik Sistitis (4A) Gejala LUTS Frekuensi, urgensi Tidak ada gejala sistemik (demam, mual, muntah) Tidak ada nyeri ketok CVA Anak: ngompol lagi setelah lama ngga ngompol Cotrimoksazol 2x960mg Anak: amoxicillin 20-40mg/kgbb/hari 3dd1 selama 3 hari. Sirup 250mg/5ml Minum yang banyak Menjaga kebersihan urogenital Diagnosis: penyakit infeksi saluran kencing bagian bawah, disebabkan oleh bakteri Rencana pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut: antibiotic harus dihabiskan, diminum 2x sehari dengan selang waktu 12 jam Komplikasi: bisa menyebabkan infeksi saluran kencing bagian atas Prognosis: baik Nefrolithiasis (3A) Nefrolithiasis: nyeri pada pinggang, nyeri ketok CVA (+) Untuk batu <5mm: diuretik ESWL (batu dipecah menjadi kecil-kecil sehingga mudah dikeluarkan lewat saluran kencing, tanpa pembiusan) Diagnosis: penyakit batu pada ginjal. Rencana pemeriksaan dan pengobatan: akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang, menentukan komplikasi, dan
  • 44. Ureterolithiasis: nyeri yang menjalar hingga ke inguninal PNL (memasukkan alat endoskopi melalui kulit, kemudian batu dipecah menjadi kecil-kecil) Litotripsi (memecah batu dengan alat pemecah masuk melalui buli-buli) ureteroskopi (menggunakan teropong yang dimasukkan melalui saluran kencing) Bedah terbuka (pembedahan dengan menggunakan bius) terapi lebih lanjut (jelaskan pilihan-pilihan terapinya). Komplikasi: bisa menghambat saluran kencing bagian atas dan menyebabkan gagal ginjal, infeksi berat (sepsis) Prognosis: baik, apabila ditangani dengan segera dan belum menimbulkan komplikasi Vesicolithiasis (3A) Gejala LUTS Kencing tiba-tiba berhenti, kemudian lancar kembali dengan perubahan posisi Litotripsi (memecah batu dengan alat pemecah masuk melalui buli-buli) Bedah terbuka (pembedahan dengan menggunakan bius) Diagnosis: penyakit batu pada kandung kemih. Rencana pemeriksaan dan pengobatan: akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang, menentukan komplikasi, dan terapi lebih lanjut (jelaskan pilihan-pilihan terapinya). Komplikasi: bisa menghambat saluran kencing bagian atas dan menyebabkan gagal ginjal, infeksi berat (sepsis) Prognosis: baik, apabila ditangani dengan segera dan belum menimbulkan komplikasi Uretritis GO Keluar nanah pada kemaluan Riwayat unsafe sex Cefixim 400mg single dose (sediaan cefixim 100mg) Diagnosis: penyakit menular seksual akibat hubungan seksual yang tidak aman Rencana pengobatan: antibiotik diminum 1x sebanyak 4 tablet.
  • 45. Pemeriksaan gram diplococcus gram negative Pasangan seksual dianjurkan untuk diperiksa dan diobati Tidak berhubungan seksual dulu sebelum sembuh Menggunakan kondom ketika berhubungan seksual Menyarankan pemeriksaan PMS lainnya seperti HIV, HepB Nefritic syndrome Hipertensi Edema Hematuria Oliguria Eritromisin 50mg/kgbb/hari 3dd1 Antihipertensi nifedipin sublingual Diet rendah garam tinggi karbohidrat kontrol tekanan darah Diagnosis: penyakit akibat system imun yang menyerang diri sendiri. Biasanya karena infeksi sebelumnya. Rencana pemeriksaan dan pengobatan: akan dirujuk untuk pemeriksaan penunjang, menentukan komplikasi, dan terapi lebih lanjut. Komplikasi: bisa menjadi kronik, bisa menyebabkan gagal ginjal Prognosis: apabila menjalani pengobatan kemungkinan sembuh 95%, 2% menjadi kronik, dapat juga terjadi kematian selama fase akut Credit by Ferdian – Yusufa – Nadya – Tera – Tari – Rahayu – Melinda – Aisyah – Nindy Good Luck ‫ن‬ِ‫ا‬ َ ‫ف‬ َ ‫ع‬ َ‫م‬ ‫ر‬ ْ ‫س‬ ُ‫ع‬ ْ ‫ال‬ ‫ا‬ً ْ ‫س‬ ُ ‫ي‬ "Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan," (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)