TUGAS 5 PO_1202223388_AHMAD RAIHAN ANUGRAH_SI4608.pdf
1. Tugas Perilaku Organisasi Minggu ke-5
Nama : Ahmad Raihan Anugrah
NIM : 1202223388
Kelas : SI-46-08
1. What is perception, and what factors influence our perception?
• Persepsi adalah proses kognitif yang digunakan untuk memahami dan
menafsirkan informasi yang kita peroleh dari indera kita, dan faktor-faktor
tertentu mempengaruhi persepsi, seperti emosi, motivasi, budaya, dan harapan.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada 3 yaitu :
- Faktor pada target → Penampilan (appearance) obyek, cara berkomunikasi
obyek (orang) yang dipersepsi, status seseorang juga akan menentukan
persepsi orang lain.
- Faktor pada perceiver (orang yang mempersepsi) → Konsep diri seseorang,
kompleksitas kognitif, pengalaman, emosi, adanya harapan tertentu.
- Karakteristik situasi → adalah apa yang sedang berkembang, menjadi isu,
menjadi topik pembicaraan, dan apa yang sedang terjadi di kalangan
masyarakat
2. What is attribution theory? What are the three determinants of attribution? What
are its implications for explaining organizational behavior?
• Atribusi adalah membuat judgment (evaluasi) dalam persepsi mengenai alasan
mengapa seseorang berperilaku tertentu. Orang biasanya membuat causal
attribution (atribusi penyebab) terhadap perilaku seseorang, yang belum tentu
benar dengan kenyataan yang sesungguhnya.
- Atribusi Internal: Ini berarti perilaku seseorang disebabkan oleh faktor
internal, seperti kepribadian atau karakteristik individu.
- Atribusi Eksternal: Ini menunjukkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh
situasi atau faktor eksternal.
Berikut tiga Penentu Atribusi:
➢ Konsensus: Sejauh mana orang lain dalam situasi yang sama
berperilaku serupa? Jika banyak orang berperilaku sama, kita cenderung
mengaitkannya dengan faktor eksternal.
2. ➢ Konsistensi: Sejauh mana perilaku individu konsisten dalam situasi
yang sama sepanjang waktu? Jika konsistensi tinggi, kita cenderung
mengaitkannya dengan faktor internal.
➢ Distinctiveness: Sejauh mana perilaku individu berbeda di berbagai
situasi? Jika perilaku sangat khas untuk situasi tertentu, kita cenderung
mengaitkannya dengan faktor eksternal.
Implikasi untuk Perilaku Organisasi:
➢ Dalam lingkungan kerja, atribusi mempengaruhi bagaimana kita
memahami tindakan rekan kerja dan atasan.
➢ Jika kita menganggap perilaku rekan kerja sebagai hasil dari
kepribadian mereka (atribusi internal), ini dapat memengaruhi
hubungan dan kolaborasi di tempat kerja.
➢ Pengelolaan atribusi yang efektif dapat membantu memahami konflik
dan memperbaiki komunikasi antar tim.
3. What shortcuts do people frequently use in making judgments about others?
• Seseorang seringkali menggunakan jalan pintas (shortcut) untuk menilai orang
lain dengan cara mempersepsi obyek, menggunakan pola-pola tertentu, yang
berbeda-beda. Penggunaan pola-pola untuk membuat kesimpulan tentang arti
dari obyek yang dipersepsi disebut sebagai jalan pintas persepsi. Dalam konteks
penilaian terhadap orang lain, ada beberapa pintasan kognitif yang sering
digunakan:
- Persepsi Selektif: Seseorang cenderung mengamati orang secara selektif
dan menafsirkannya berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan
sikap kita sendiri. Misalnya, seorang manajer produksi mungkin selalu
melihat kebutuhan untuk memperkuat sistem produksi, sementara manajer
pemasaran hanya fokus pada riset pemasaran dan aktivitas promosi
penjualan.
- Contrast Effect: adalah evaluasi karakteristik seseorang yang dipengaruhi
oleh perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui, yang memperoleh
nilai lebih tinggi atau nilai lebih rendah untuk karakteristik yang sama.
- Efek Halo: Kebiasaan membuat kesan umum tentang seseorang
berdasarkan satu karakteristik mencolok. Misalnya, jika seseorang fasih
berbicara dalam bahasa Inggris, kita cenderung menganggapnya sangat
berpengetahuan, cerdas, dan rajin.
- Stereotype: Kebiasaan memberi sifat kepada seseorang semata-mata atas
dasar sifat-sifat yang ada pada kelompok, ras, atau bangsa secara umum,
sebagaimana pernah didengar atau diketahui dari sumber yang lain.
3. 4. What is the link between perception and decision making? How does one affect
the other?
• Persepsi mengacu pada bagaimana kita 'melihat' dunia di sekitar kita. Ini adalah
proses memilih, mengatur, dan menafsirkan informasi untuk pemahaman yang
bermakna. Dalam pengambilan keputusan, persepsi memainkan peran
penting. Ini adalah lensa yang digunakan oleh pengambil keputusan untuk
melihat, menguraikan, dan bereaksi terhadap informasi sebelum mereka
mengambil keputusan. Peran persepsi dalam pengambilan keputusan
dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, keyakinan, nilai-nilai, dan harapan; hal
ini dapat secara drastis mengubah jalannya proses pengambilan keputusan.
Persepsi dalam pengambilan keputusan melibatkan dua elemen penting:
- Proses individu dalam menyerap dan memahami informasi.
- Penafsiran dan penilaian atas informasi itulah yang kemudian
mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
Menghilangkan semua pengaruh persepsi dalam pengambilan keputusan
mungkin merupakan metode yang lebih rasional dan adil, sehingga memastikan
hasil yang tidak memihak dan adil. Namun, di sisi lain, unsur kemanusiaan
yang sebuah persepsi dalam pengambilan keputusan tidak bisa diabaikan begitu
saja. Persepsi memperkaya pengambilan keputusan dengan empati,
pengalaman, kreativitas, dan sejumlah faktor lain yang tidak dapat disediakan
oleh data mentah saja. Selain itu, ada bidang pengambilan keputusan yang data
kuantitatifnya sedikit atau tidak ada sama sekali. Di sini, persepsi mengambil
peran yang tidak dapat dinegosiasikan, mengisi kesenjangan tersebut dan
memungkinkan pengambilan keputusan meskipun kurangnya bukti numerik.
5. What is the rational model of decision making? How is it different from
bounded rationality and intuition?
• Model pengambilan keputusan rasional menggunakan langkah-langkah logis
untuk memilih solusi terbaik. Ini melibatkan analisis berbagai alternatif dan
menggunakan data atau fakta yang kredibel untuk memilih di antara pilihan.
Tujuannya adalah untuk memaksimalkan manfaat dan meminimalkan biaya
pengambilan keputusan dengan bersikap objektif. Sedangkan, Intuisi
melibatkan pengambilan keputusan berdasarkan perasaan, insting, atau “rasa”
yang sering digunakan ketika seseorang tidak memiliki cukup waktu untuk
analisis mendalam atau ketika informasi tidak lengkap. Berbeda dengan model
rasional yang mengandalkan logika dan analisis, intuisi lebih bersifat subjektif.
Jadi, sementara model rasional berfokus pada analisis logis dan langkah-
langkah terperinci, keterbatasan rasionalitas mengakui kendala praktis dalam
pengambilan keputusan, dan intuisi melibatkan perasaan dan insting
4. 6. What are some of the common decision biases or errors that people make?
• Bias pengambilan keputusan adalah fenomena psikologis yang menarik yang
memengaruhi pilihan seseorang. Berikut adalah beberapa bias pengambilan
keputusan yang umum:
- Overconfidence Bias: Seseorang cenderung melebih-lebihkan
kemampuannya dan meremehkan risiko.
- Anchoring Bias: Menggunakan informasi awal yang diterima pertama kali
sebagai dasar untuk membuat penilaian selanjutnya.
- Confirmation Bias: Memilih dan menggunakan hanya fakta-fakta yang
mendukung keputusannya.
- Availability Bias: Menekankan pada informasi yang paling mudah didapat.
- Escalation of Commitment: Meningkatkan komitmen terhadap suatu
keputusan meskipun ada bukti bahwa keputusan tersebut salah - terutama
jika bertanggung jawab atas keputusan tersebut.
- Randomness Error: seseorang sering melihat pola dalam peristiwa acak, ini
dapat menyebabkan perilaku takhayul dan pilihan irasional.
- Winner’s Curse
- Hindsight Bias: Setelah hasil sudah diketahui, percaya bahwa hasil tersebut
dapat diprediksi secara akurat sebelumnya.
7. What are the influences of individual differences, organizational constraints,
and culture on decision making?
• Berikut pengaruh perbedaan individu, kendala organisasi, dan budaya terhadap
pengambilan keputusan.
- Perbedaan Individu:
➢ Demografi: Faktor-faktor seperti suku, ras, dan budaya memengaruhi
perilaku kerja individu di suatu organisasi. Misalnya, nilai-nilai yang
dianut oleh individu dapat mempengaruhi preferensi dan keputusan
mereka1.
➢ Kepribadian: Perbedaan dalam kepribadian (misalnya ekstrovert vs.
introvert) memengaruhi cara individu memproses informasi dan
mengambil keputusan.
➢ Pengalaman: Latar belakang pendidikan, pekerjaan sebelumnya, dan
pengalaman hidup memengaruhi perspektif dan preferensi individu.
- Kendala Organisasi:
➢ Struktur Organisasi: Struktur hierarki, pembagian tugas, dan alur
komunikasi memengaruhi bagaimana keputusan dibuat. Misalnya,
5. organisasi dengan struktur yang kaku mungkin menghambat inovasi dan
fleksibilitas dalam pengambilan keputusan.
➢ Sumber Daya Terbatas: Keterbatasan anggaran, waktu, atau tenaga
kerja dapat mempengaruhi keputusan yang diambil. Keputusan harus
seimbang antara tujuan organisasi dan ketersediaan sumber daya.
- Budaya Organisasi:
➢ Nilai dan Norma: Budaya organisasi mencakup nilai-nilai yang dianut
bersama, asumsi dasar, dan jejak-jejak keorganisasian. Nilai-nilai ini
memengaruhi prioritas dan preferensi dalam pengambilan keputusan.
➢ Gaya Kepemimpinan: Budaya organisasi dipengaruhi oleh gaya
kepemimpinan. Pemimpin yang mendukung partisipasi anggota dalam
pengambilan keputusan akan menciptakan budaya yang berbeda dari
pemimpin otoriter
8. Are unethical decisions more a function of an individual decision maker or the
decision maker’s work environment? Explain.
• Keputusan yang tidak etis di tempat kerja dapat dipengaruhi oleh faktor
individu maupun lingkungan kerja.
- Faktor Individu:
➢ Nilai Pribadi: Nilai-nilai, keyakinan, dan moralitas individu memainkan
peran penting dalam pengambilan keputusan. Orang dengan nilai-nilai
yang mendukung kekuasaan atau pencapaian (misalnya, mengutamakan
diri sendiri) cenderung lebih mungkin melanggar kode etik atau norma
sosial.
➢ Kepribadian: Perbedaan kepribadian seperti ekstrovert vs introvert
memengaruhi cara individu memproses informasi dan mengambil
keputusan.
➢ Pengalaman: Latar belakang pendidikan, pekerjaan sebelumnya, dan
pengalaman hidup memengaruhi perspektif dan preferensi individu.
- Lingkungan Kerja:
➢ Kode Etik Organisasi: Kode etik menyediakan pedoman umum bagi
perilaku etis karyawan saat mereka harus membuat keputusan dalam
situasi kompleks atau ambigu. Kesadaran dan pendidikan terkait
pedoman ini dapat membentuk perilaku profesional.
➢ Kebijakan dan Pengawasan: Upaya organisasi untuk mengurangi
perilaku tidak etis, seperti penggunaan komputer pribadi di tempat kerja
(cyberloafing), dapat melibatkan kebijakan eksplisit dan pemantauan
karyawan. Namun, efektivitasnya bervariasi tergantung pada individu.
6. Dalam keseluruhan proses pengambilan keputusan, baik faktor individu
maupun lingkungan kerja berperan. Kesadaran akan perbedaan ini membantu
organisasi mengelola perilaku yang lebih baik dan memastikan integritas di
tempat kerja
9. What is creativity, and what is the three-component model of creativity?
• Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan gagasan, solusi, atau karya
yang baru dan orisinal. Model tiga komponen kreativitas menjelaskan faktor-
faktor yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk berkreasi. Berikut
adalah tiga komponen model kreativitas:
- Keahlian (Expertise):
➢ Komponen ini mencakup segala pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki oleh seseorang, terlepas dari tempat asalnya (pendidikan
formal, pengalaman praktis, atau interaksi dengan orang lain).
➢ Keahlian mencakup pengetahuan teknis, prosedural, dan intelektual.
- Keterampilan Berpikir Kreatif (Creative-thinking skills):
➢ Keterampilan ini menentukan seberapa fleksibel dan imajinatif
seseorang dalam menghadapi masalah.
➢ Berpikir kreatif melibatkan kemampuan melihat masalah dari sudut
pandang baru dan memiliki perspektif yang inovatif.
- Motivasi:
➢ Motivasi didorong oleh minat mendalam dan keterlibatan dalam
pekerjaan, rasa ingin tahu, kepuasan, atau rasa tantangan pribadi.
➢ Motivasi terbagi menjadi dua bagian: intrinsik (dari dalam diri) dan
ekstrinsik (dari luar). Namun, motivasi intrinsik jauh lebih penting
untuk kreativitas.
➢ Motivasi memengaruhi apa yang sebenarnya akan dilakukan oleh
seseorang dan oleh karena itu sangat berpengaruh pada hasil akhir.
Dalam keseluruhan proses kreativitas, keahlian dan keterampilan berpikir
kreatif ada di dalam pikiran individu, sedangkan motivasi menentukan tindakan
nyata yang diambil. Oleh karena itu, motivasi menjadi faktor paling penting
untuk hasil akhir