1. LB
Bahan pangandan hasil pertanianmerupakanbahanyangrentanterhadapperubahansifatsensoris,
seperti perubahan rasa, tekstur, dan bentuk.
Produk olahan pangan setelah diproduksi tidak dapat langsung didistirbusikan karena
produk dapat rusak sebelum sampai ke tangan konsumen. Hal ini disebabkan oleh cemaran
yang terjadi pada produk, yaitu : fisik, biologi, kimia, dan mekanik. Untuk mencegah dan
menghindari bahaya tersebut, produk pangan dikemas karena dapat melindungi produk selama
pendistribusian dari produsen ke tangan konsumen dengan mutu dan kualitas yang tetap terjaga.
Pengemasan adalah cara atau metode untuk memberikan perlindungan pada pangan baik yang
telah diolah maupun belum diolah dalam bentuk bungkusan maupun menempatkan produk ke
dalam suatu wadah agar produk sampai ke tangan konsumen secara kualitas dan kuantitas.
Pengemasan dilakukan agar produk dapat terhindar dari pencemaran (kimia,mikrobiologis),
kerusakan fisik dan mekanik (gesekan, getaran dan benturan), faktor lingkungan, dan
gangguanbinatangsehinggamutudankeamananproduktetap terjaga. Pengemasan yang tepat
dapat meningkatkan umur simpan produk dalam waktu yang lebih lama. Berbagai bentuk
variasi dan jenis material kemasan beredar di masyarakat, misalnya kertas, kaca, logam,
komposit dan plastik mempunyai keunggulan dan kelemahan tertentu. Pemakaian kemasan
harus mempertimbangkan kecocokan dengan sifat bahan pangan yang dikemas dengan struktur
kemasan primer, sekunder atau tersier untuk menciptakan kemasan yang ideal.
2.1 Pengertian Kemasan dan Pengemasan
Pengertian umum dari kemasan adalah suatu benda yang digunakan untuk wadah atau
tempat dan dapat memberikan perlindungan sesuai dengan tujuannya. Adanya kemasan dapat
membantu mencegah/mengurangi kerusakkan, melindungi bahan yang ada di dalamnya dari
pencemaransertagangguanfisiksepertigesekan,benturanataugetaran.Dari segi promosi kemasan
dapat berfungsi sebagai perangsang atau daya tarik pembeli (Esti, 2007).
Esti Rahayu1,Eny Widajati2*.2007. Pengaruh Kemasan,Kondisi Ruang Simpan dan Periode Simpan
terhadap Viabilitas Benih Caisin. Jurnal Penelitian Pertanian. Bul. Agron. (35) (3) 191 – 196 (2007).
Kemasan juga merupakan alat promosi iklan. Produsen dapat memberi informasi dan
membujuk konsumen melalui merek dan desain kemasan. Bahkan, melalui kemasan, produsen
dapat langsungmempromosikanproduknya.Untukmencapai hal tersebut,perencanaan pemasaran
2. harus memperhitungkan hubungan antara kemasan, tema penjualan, promosi, pengiklanan, dan
berbagai komponen pemasaran lainnya (Danger, 1992:7)
Danger, Erik P . (1992). Selecting colour for packaging. England: Gower.
Menurut Saladin (1996 : 28) kemasan adalah wadah atau bungkus. Jadi beberapa
pendapat para ahli tersebut dapat di simpulkan kemasanadalah suatu kegiatan merancang dan
memproduksi bungkussuatu barang yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus
produk tersebut.
Saladin, Djaslim. 1996. Unsur-Unsur Inti Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. CV. Mandar Maju,
Bandung
Pengemasan adalah suatu cara untuk menjamin pengiriman suatu produk yang aman
kepada konsumen dengan kuantitas dan kualitas yang tetap terjaga baik. Fungsi pengemasan
makanan adalah untuk memberikan proteksi sehingga lebih awet, mempermudah penyimpanan,
distribusi,promosi,dansekaligusjaminankepadakonsumensertaberwawasanlingkungan (Syarief,
R., 1989).
Syarief,R.,S.Santausa, St.IsmayanaB.1989. TeknologiPengemasan Pangan. LaboratoriumRekayasa
Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB
Menurut Kotler (1995 : 200) pengemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi
wadah atau bungkus sebagai sebuah produk.
Kotler, Philip. 1995. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Swatha mengartikan (1980 : 139) pembungkusan (packaging) adalah kegiatan-kegiatan
umum dan perencanaan barang yang melibatkan penentuan desain pembuatan bungkus atau
kemasan suatu barang.
Swastha, Basu. (1980). Manajemen Penjualan. Yogyakarta: Liberty.
2.2 Jenis – Jenis Pengemasan
3. Buah dan sayuran sedapat mungkin dapat dihindarkan dari kerusakan fisik, baik saat panen
maupun dalam pruses penanganan pasca panen termasuk dalam proses pengangkutannya.
Terjadinya kerusakan fisik dapat memicu terjadinya peningkatan laju penuaan pada buah dan
sayuran segar, disamping penampakan fisik buah dan sayuran bersangkutan menjadi jelek
sehingga daya jualnya pun akan menurun (Ariono, 2002).
Penanganan pasca panen biasanya menerapkan teknologi yang tinggi, salah satu
contoh teknologi pra pendinginan yang bertujuan untuk mengurangi suhu lapang pada buah
sesaat setelah panen, sehingga proses metabolisme pada sayuran dan buah dapat diperlambat
sebelum dilakukan teknologi penyimpanan lainnya (Edwards, 1987).
Adanya wadah atau kemasan dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan,
melindungi produk yang ada di dalamnya dan melindungi dari bahaya
pencemaran/kontaminasi serta gangguan fisik (gesekan dan benturan). Buah dan sayuran
merupakan komuditi pertanian yang sangat mudah mengalami kerusakan dingin (chilling
injury). Hal ini disebabkan karena komuditi tersebut masih melakukan proses respirasi untuk
kelangsungan hidupnya (Nadika, 1989).
Laju kerusakan yang terjadi berbanding lurus dengan kecepatan respirasi yang
dimiliki komuditi, semakin cepat laju respirasinya semakin cepat pula terjadi kerusakan pada
komuditi tersebut perhatikan beberapa hal agar produk yang dikemas tidak mengalami
kerusakan, diantaranya: kemasan tidak boleh kedap gas,
dapat memberikan efek atmosfir termodifikasi, dan tidak mencemari/bereaksi dengan produk
yang dikemas (Soesarsono, 2003).