1. Menganalisis peran tokoh-
tokoh nasional dan daerah
dalam perjuangan
menegakkan negara Republik
Indonesia.
Disampaikan oleh
Nabilah Nur Kharimah
1801433
3. Cut Nyak Dien adalah seorang pahlawan Nasional wanita
Indonesia yang berasal dari Aceh. Cut Nyak Dien lahir di
Lampadang, yaitu pada tahun 1848 dari keluarga
bangsawan yang agamis di Aceh Besar. Ayahnya yang
bernama Teuku Nanta Setia adalah seorang ulubalang VI
Mukim yang juga mempunyai keturunan dari Datuk
Makhudum Sati perantau dari Minangkabau. Ayahnya
merupakan seorang keturunan Minangkabau. Sedangkan
ibunya adalah putri ulubalang Lampagar.
Cut Nyak Dien
4. Keterlibatan Cut Nyak Dien dalam perang Aceh nampak
sekali ketika terjadi pembakaran terhadap Masjid Besar
Aceh. Bertahun-tahun peperangan kian berkecamuk.
Namun, karena keunggulan Belanda dalam hal
persenjataan membuat satu per satu benteng pertahanan
Aceh berjatuhan, termasuk Kuta (benteng) Lampadang.
Karena terdesak Cut Nyak Dien beserta keluarganya
terpaksa mengungsi. Pada pertempuran di Sela Glee
Tarun, Teuku Ibrahim Lamnga gugur, yang konon hal ini
terjadi karena adanya pengkhianatan dari Habib
Abdurrahman. Meski kematian suaminya menimbulkan
kesedihan yang dalam bagi Cut Nyak Dien, tapi ini tak
membuatnya murung dan mengurung diri. Tetapi
sebaliknya, semangat juangnya kian berkobar.
Rumah Cut Nyak Dien
Peran Cut Nyak Dien
5. AKHIR HIDUP CUT NYAK DIEN
Menjelang akhir hidupnya, di Sumedang, Cut Nyak Dien masih tetap
berperang dalam pertempuran lain, yakni perlawanan terhadap penjajahan
kebodohan. Namun sampai kematiannya, masyarakat Sumedang tidak
megetahui siapa Cut Nyak Dien yang mereka sebut sebagai “Ibu Perbu”
(Ratu).
Cut Nyak Dien wafat pada 6 November 1908 di Sumedang, Jawa Barat.
Namun makam “Ibu Perbu” baru ditemukan pada 1959 berdasarkan
permintaan Gubernur Aceh saat itu, Ali Hasan. Pada tahun 1960, orang lokal
Sumedang mencari tahu kembali tentang siapakah “Ibu Perbu”. Namun
informasi datang dari surat resmi pemerintah Belanda pada “Nederland
Indische”, yang ditulis oleh Kolonial Verslag, bahwa “Ibu Perbu” pemimpin
pemberontakan provinsi Aceh telah dibuang di Sumedang, Jawa Barat.
Hanya terdapat satu tahanan politik wanita Aceh yang dikirim ke
Sumedang, sehingga disadari bahwa Ibu Perbu adalah Cut Nyak Dien, dan
diakui oleh presiden Soekarno sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui
SK Presiden RI No. 106 Tahun 1964 pada 2 Mei 1964.
Makam Cut Nyak Dien
6. PATTIMURA
Pattimura (atau Thomas Matulessy) (lahir di Haria, pulau
Saparua, Maluku, 8 Juni 1783 – meninggal di Ambon,
Maluku, 16 Desember 1817 pada umur 34 tahun), Kapitan
Pattimura adalah pahlawan Maluku dan merupakan
Pahlawan nasional Indonesia. Pattimura tergolong turunan
bangsawan dan berasal dari Nusa Ina (Seram). Ayahnya
yang bernama Antoni Mattulessy adalah anak dari
Kasimiliali Pattimura Mattulessy yang adalah putra raja
Sahulau. Sahulau merupakan nama orang di negeri yang
terletak dalam sebuah teluk di Seram SelatanSebelum
melakukan perlawanan terhadap VOC.
7. PERAN PATTIMURA
Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama
pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-raja Patih dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan
pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan. Kewibawaannya dalam
kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun rakyat biasa. Dalam perjuangan
menentang Belanda ia juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore,
raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi
Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri
Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.
8. AKHIR HIDUP PATTIMURA
Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan
politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh
Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat
ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang
gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota
Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan
Pattimura dikukuhkan sebagai “PAHLAWAN
PERJUANGAN KEMERDEKAAN” oleh pemerinta h
Republik Indonesia. Pahlawan Nasional Indonesia.