Dokumen tersebut membahas penggunaan huruf tebal dan huruf miring dalam penulisan. Huruf tebal digunakan untuk menulis judul, bab, dan indeks pada laporan ilmiah, serta lema dan sublema pada kamus. Huruf miring digunakan untuk menekankan kata, menulis judul buku dan majalah yang dikutip, nama ilmiah, daftar pustaka, memberi perbedaan dalam kalimat, dan menulis alamat website. Dokumen tersebut juga menj
3. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata “tebal” bermakna
berjarak lebih besar. Huruf tebal dapat
diartikan huruf yang dituliskan dengan
jarak yang lebih besar daripada huruf
pada umumnya. Dalam cetakan
komputer, penulisan huruf tebal lebih
mudah dilakukan karena ada ikon “Bold”.
4. Pedoman
Penulisan
Huruf Tebal
1. Huruf Tebal dalam Laporan
atau Karya Ilmiah
Penggunaan huruf tebal dalam laporan
atau karya ilmiah digunakan untuk
menuliskan judul buku, bab, bagian bab,
daftar isi, daftar tabel, daftar lambang/
simbol, daftar pustaka, indeks, dan
lampiran.
Contoh : BAB I PENDAHULUAN
5. Penggunaan huruf tebal dalam cetakan
kamus berfungsi untuk menuliskan lema
dan sublema. Selain itu, huruf tebal
ditujukan untuk menuliskan lambang
bilangan yang menyatakan polisemi.
Polisemi adalah suatu kata yang
bermakna lebih dari satu.
Contoh : Tangisan n 1 tangis; perihal
(perbuatan) menangis
2. Huruf Tebal dalam
C etakan Kamus
3. Huruf Tebal
Tidak Dipakai untuk
Penegasan Huruf
atau Kata Tertentu
Penegasan atau
pengkhususan huruf,
bagian kata, kata, atau
kelompok kata tidak
menggunakan huruf tebal
melainkan huruf miring
6. 4. Huruf Tebal pada Kata
yang Ditulis Miring
Pada kata yang telah ditulis miring,
huruf tebal dapat digunakan.
Contoh :
Arti kata et pada ungkapan divide
et impera adalah ‘dan’.
7. Penggunaan Kata Miring
Pengertian dari huruf miring dalam terminologi tipografi
disebut italic. Huruf italic ini biasanya digunakan untuk
memberikan penekanan pada sebuah kata.
8. Definisi
Penggunaan huruf miring pada bahasa
Indonesia tentu memiliki berbagai fungsi
dan cara penggunaannya masing-
masing. Tentu saja penggunaan dan
fungsi tersebut disesuaikan dengan
konteks yang digunakan saat menulis
sebuah kalimat. Seperti yang dijelaskan
tadi, aturan yang mengikat atau
peraturan cara menulis huruf miring
diatur dalam Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).
9. Aturan Penggunaan
Kata Miring
Penulisan huruf miring dalam cetakan
biasanya memang dipakai untuk
menuliskan nama atau judul buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip di
dalam sebuah tulisan.
Contoh penulisannya misalnya:
– Buku Sejarah Indonesia sudah memuat
berbagai teori mengenai rujukan yang
digunakan untuk penulis.
1. Penulisan Nama Buku, Majalah, dan
Surat Kabar di Dalam Kutipan Tulisan
Huruf miring di dalam sebuah cetakan juga bisa
ditulis atau digunakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan suatu huruf, bagian kata, kata,
atau bahkan kelompok kata.
Contoh penulisannya misalnya:
– Tulisan ini tidak bermaksud untuk
memengaruhi pembaca agar dapat percaya,
tetapi hanya sebagai media informasi yang
seimbang dan pelengkap teori pada penelitian
sebelumnya.
2. Ditulis untuk Mengkhususkan Huruf
10. Huruf miring dalam cetakan juga
biasanya digunakan untuk menuliskan
nama ilmiah atau sebuah ungkapan
asing.
Contoh penulisannya misalnya:
– Mi instan kerap dipercaya sebagai
makanan yang memiliki kandungan
monosodium glutamat yang tidak baik
untuk kesehatan sehingga tidak
disarankan dikonsumsi setiap hari.
3. Menulis Nama Ilmiah
Digunakan untuk Menulis Daftar
Pustaka dalam Karya Ilmiah
Huruf cetak miring juga biasanya
digunakan untuk menulis judul sumber
rujukan.
Contoh penulisannya misalnya:
– Sudayana, Adi Putra. 2002. Filsafat
Komunikasi. Jakarta: Jendela Dunia.
4. Digunakan untuk Menulis Daftar
Pustaka dalam Karya Ilmiah
11. 5. Huruf Miring Digunakan untuk Memberi Perbedaan
dalam Suatu Kalimat
Selain digunakan sebagai penekanan pada unsur
kalimat atau kata, huruf miring juga digunakan
untuk memberi atau menjelaskan perbedaan yang
ada di dalam suatu kalimat. Contoh penulisannya
misalnya:
– Rendah hati, besar kepala, panjang tangan,
merupakan beberapa contoh kata majemuk.
12. 6. Huruf Miring Digunakan untuk Menulis Alamat Website
atau Sebuah Link yang Ditulis dalam Kalimat
Penulisan alamat website atau link atau yang disebut
pranala ditulis dalam huruf yang tercetak miring.
Contoh penulisannya misalnya:
– Sekarang, membaca materi pelajaran lebih mudah
karena Anda bisa mengakses berbagai informasi
mengenai pelajaran di https://penerbitdeepublish.com/.