SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
1. Pengertian
Sindrom uremik adalah kumpulan tanda dan gejala yang terlihat seperti
insufiensi ginjal progresif dan GFR menurun hingga dibawah 10 ml/menit
(10% dari normal) dan puncaknya pada ESRD. Pada titik ini, nefron yang masih
utuh tidak lagi mampu untuk mengkompensasi dan mempertahankan fungsi
ginjal normal. ( sylvia A. Price, patofisiologi edisi 6 )
2. Manisfetasi klinis sindrom uremia dapat dibagi dalam beberapa bentuk
yaitu:
a. Pengaturan fungsi regulasi dan ekskresi yang kacau, seperti ketidak
seimbangan volume cairan dan elektrolit, ketidakseimbangan asam basa,
retensi nitrogen dan metabolisme lain, serta gangguan hormonal.
b. Abnormalitas sistem tubuh multipel ( sebenarnya pada semua sistem),
dasarnya tidak begitu dimengerti.
3. manifestasi klinis sindrom uremik secara khusus:
a. biokimia:
asidosis metabolic ( HCO3- serum 18 -20mEq/L)
azotemia ( penurunan GFR, menyebabkan peningkatan BUN,kreatinin)
hiperkalemia
retensi atau pembuangan natrium
hipermagnesemia
hiperurisemia
b. genitourinaria :
poliuria, berlanjut menjadi oliguria, lalu anuria
nokturia, pembalikan irama diurnal
berat jenis kemih tetap sebesar 1,010
proteinnuria
hilangnya libido, aminore, impotensi dan sterilitas
c. kardiovaskuler
hipertensi
retinopati dan ensofalopati hipertensif
beban sirkulasi berlebihan
edema
gagal jantung kongestif
perikarditis (friction rub)
disritmia
d. pernafasan
pernapasan kusmaul, dispnea
edema paru
pneumonitis
e. hematologik
anemia menyebabkan kelelahan
hemolisis
kecenderungan perdarahan
menurunnya resistensi terhadap infeksi (infeksi saluran kemih, pneumonia,
septikemia)
f. kulit
pucat, pigmantasi
perubahan rambut dan kuku (kuku mudah patah, tipis, bergerigi, ada garis-
garis merah-biru yang berkaitan dengan kehilangan protein)
pruritis
”kristal” uremik
Kulit kering
memar
g. saluran cerna
anoreksi, mual, muntah, menyebabkan penurunan berat badan
napas berbau amoniak
rasa kecap logam, mulut kering
stomatitis, parotitis
gastritis, enteritis
perdarahan saluran cerna
diare
h. metabolisme intermedier
protein – intoleransi, sintesis abnormal
karbohidrat – hiperglikemia, kebutuhan insulin menurun
lemak – peningkatan kadar trigliserida
mudah lelah
i. neuromuskuler
otot mengecil dan lemah
sistem saraf pusat
- penurunan ketajaman mental
- konsentrasi buruk
- apati
- letargi atau gelisah, insomnia
- kekacauan mental
- koma
- otot berkedut, asteriksis, kejang
neuropati perifer
- konduksi saraf lambat, sindrom ”restless leg”
- perubahan sensorik pada ekstremitas – parestesi
- perubahan motorik – foot drop yang berlanjut menjadi pareplegia
j. gangguan kalsium dan rangka
hiperfosfatemia, hipokalsemia
hiperparatiroidisme sekunder
osteodistrofi ginjal
fraktur patologik (demineralisasi tulang)
deposit garam kalsium pada jaringan lunak (sekitar sendi, pembuluh darah,
jantung, paru)
konjungtivitis (mata merah uremik)
4. Prinsip
a. Kontratraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif
b. Harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif
c. Pemberat tidak boleh diambil kecuali intermiten, dan tergantung bebas
d. Tubuh harus dalam keadaan sejajar
e. Tali tidak boleh macet
5. Jenis-Jenis Traksi
Terdapat dua tipe traksi yaitu kulit dan tulang:
a. Traksi Kulit
1). Traksi Buck merupakan tipe traksi kulit yang sering digunakan sebelum
pembedahan pada fraktur tulang pinggul untuk mengurangi spasmus, reduksi
dislokasi, menghindari kontraktur fleksi tulang pinggul dan mengurangi rasa
sakit pinggang bagian bawah (flow back pain). Hal tersebut dilakukan dengan
cara menghubungkan beban pada spreader bar (papan pembentangan)
dibawah kaki yang disambungkan pada sepatu atau perban elastis yang
diselubungkan pada kaki.
2). Traksi Halter leher-kepala digunakan untuk rasa sakit, strain dan salah urat
pada leher. Beban disambungkan melalui spreader bar ke halter dengan sabuk
pengikat dibawah dagu mengelilingi kepala pada dasar tengkorak.
3). Traksi Russel sama dengan traksi Buck dengan ditambahi dengan suspensi
yang mengangkat keatas yaitu beruapa sling (bidai) dibawah lutut atau paha
bagian bawah. Traksi ini digunakan untuk fraktur tulang pinggul, luka di paha
dan beberapa luka di lutut. Traksi Russel memungkinkan dilakukannya
gerakan.
4). Terdapat dua traksi pelvis. Traksi ini menggunakan sling untuk fraktur
panggul. Sabuk pengikut tersebut akan mengakibatkan tarikan ke bawah pada
pelvis dan biasanya intermiten. Sedangkan sling (bidai) akan menahan bokong
di atas tempat tidur sehingga memberikan stabilisasi dan imobilisasi pada
tulang yang retak.
b. Traksi tulang
1). Penjepit Steinmann atau Tali Kirschner merupakan perangkat yang
dimasukan ke dalam batang tulang kemudian diikat dengan perangkat traksi.
Traksi tulang atau traksi skeletal sering digunakan pada fraktur kaki.
Penggunaan alat ini menjajikan kemungkinan dilihat terhadap luka dan
memberikan akses perawatan pada jaringan yang mengalami trauma.
2). Traksi kepala atau tengkorak menggunakan jepitan Crutchfield atau vinckle
yang dimasukan kedalam tengkorak dan diikat pada beban. Perangkat ini
biasanya merupakan traksi tulang sementara.
3). Perangkat halo(lingkaran) diikat pada tulang tengkorak dan rompi
dipasang pada torso. Traksi tulang ini digunakan untuk fraktur tulang
belakang.
c. Pathways
d. Penatalaksanaan
1). Medis
2). Keperawatan
2. http://meikafitri.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien-
dengan.html
3.

More Related Content

What's hot

Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutRindang Abas
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxHarryJulians
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialisfikri asyura
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)dr. Bobby Ahmad
 
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKSulistia Rini
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiSofiaNofianti
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulindian dian
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)Adam Muhammad
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anakdr.Ade Adra
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisSeascape Surveys
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2Warnet Raha
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorazmiarraga
 
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida)
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asMuhammad Nugroho
 
Mati batang otak mbo
Mati batang otak mboMati batang otak mbo
Mati batang otak mboAmi Febriza
 

What's hot (20)

Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptxANEMIA-INTRODUCTION.pptx
ANEMIA-INTRODUCTION.pptx
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAKPEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
PEMERIKSAAN PALPASI JANTUNG PADA ANAK
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Konsensus insulin
Konsensus insulinKonsensus insulin
Konsensus insulin
 
Laporan kasus ii
Laporan kasus iiLaporan kasus ii
Laporan kasus ii
 
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
ppt_Penatalaksanaan Syok (Adam_FIK UI)
 
Fraktur tibia
Fraktur tibiaFraktur tibia
Fraktur tibia
 
Buku dosis obat anak
Buku dosis obat anakBuku dosis obat anak
Buku dosis obat anak
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Anemia power point 2
Anemia power point 2Anemia power point 2
Anemia power point 2
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolorLaporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
Laporan Kasus Tinea (Pityriasis) versicolor
 
Eritropoiesis
EritropoiesisEritropoiesis
Eritropoiesis
 
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
 
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis asDr.adam trauma urologi dan pelvis as
Dr.adam trauma urologi dan pelvis as
 
Mati batang otak mbo
Mati batang otak mboMati batang otak mbo
Mati batang otak mbo
 

Similar to Sindrom uremik

Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem OtotSains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem OtotHafezah Yusof
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney diseaseAni Nuraeni
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihanpjj_kemenkes
 
Anfis muskuloskeletas
Anfis muskuloskeletasAnfis muskuloskeletas
Anfis muskuloskeletasCahya
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihanpjj_kemenkes
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihanpjj_kemenkes
 
Presentasi askep crf bab 1 5 prin
Presentasi askep crf bab 1 5 prinPresentasi askep crf bab 1 5 prin
Presentasi askep crf bab 1 5 prinEko Deswanto
 
Referat Osteoporosis
Referat OsteoporosisReferat Osteoporosis
Referat OsteoporosisFirda Rani
 
SGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptxSGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptxHorakhtyPride
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikWarnet Raha
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikWarnet Raha
 

Similar to Sindrom uremik (20)

Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem OtotSains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
Sains Sukan & Kejurulatihan : Sistem Otot
 
Bab ii crf AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii crf AKPER PEMKAB MUNA Bab ii crf AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii crf AKPER PEMKAB MUNA
 
Chronic kidney disease
Chronic kidney diseaseChronic kidney disease
Chronic kidney disease
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
 
Anfis muskuloskeletas
Anfis muskuloskeletasAnfis muskuloskeletas
Anfis muskuloskeletas
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
 
Kb 5(1)
Kb 5(1)Kb 5(1)
Kb 5(1)
 
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran PerkemihanAnatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
Anatomi dan Fisiologi Ginjal dan Saluran Perkemihan
 
Sistem Gerak
Sistem GerakSistem Gerak
Sistem Gerak
 
Presentasi askep crf bab 1 5 prin
Presentasi askep crf bab 1 5 prinPresentasi askep crf bab 1 5 prin
Presentasi askep crf bab 1 5 prin
 
Referat Osteoporosis
Referat OsteoporosisReferat Osteoporosis
Referat Osteoporosis
 
SGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptxSGD 1 Kelompok A1.pptx
SGD 1 Kelompok A1.pptx
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Konsep dasar mobilisasi
Konsep dasar mobilisasiKonsep dasar mobilisasi
Konsep dasar mobilisasi
 

More from Yabniel Lit Jingga (20)

Mantri ireng manfaat besar ciplukan
Mantri ireng   manfaat besar ciplukanMantri ireng   manfaat besar ciplukan
Mantri ireng manfaat besar ciplukan
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Tumor tulang shb
Tumor tulang shbTumor tulang shb
Tumor tulang shb
 
Skoliosis shb
Skoliosis shbSkoliosis shb
Skoliosis shb
 
Rematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shbRematoid arthritis shb
Rematoid arthritis shb
 
Perawatan luka
Perawatan lukaPerawatan luka
Perawatan luka
 
Osteoporosis shb
Osteoporosis shbOsteoporosis shb
Osteoporosis shb
 
Osteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shbOsteomalasia pada anak shb
Osteomalasia pada anak shb
 
Osteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shbOsteomalacia dewasa shb
Osteomalacia dewasa shb
 
Lordosis shb
Lordosis shbLordosis shb
Lordosis shb
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8Bahan perkuliahan ke 8
Bahan perkuliahan ke 8
 
Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6Bahan perkuliahan ke 6
Bahan perkuliahan ke 6
 
Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5Bahan perkuliahan ke 5
Bahan perkuliahan ke 5
 
Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4Bahan perkuliahan ke 4
Bahan perkuliahan ke 4
 
Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3Bahan perkuliahan ke 3
Bahan perkuliahan ke 3
 
Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2Bahan perkuliahan ke 2
Bahan perkuliahan ke 2
 
Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1Bahan perkuliahan ke 1
Bahan perkuliahan ke 1
 

Sindrom uremik

  • 1. 1. Pengertian Sindrom uremik adalah kumpulan tanda dan gejala yang terlihat seperti insufiensi ginjal progresif dan GFR menurun hingga dibawah 10 ml/menit (10% dari normal) dan puncaknya pada ESRD. Pada titik ini, nefron yang masih utuh tidak lagi mampu untuk mengkompensasi dan mempertahankan fungsi ginjal normal. ( sylvia A. Price, patofisiologi edisi 6 ) 2. Manisfetasi klinis sindrom uremia dapat dibagi dalam beberapa bentuk yaitu: a. Pengaturan fungsi regulasi dan ekskresi yang kacau, seperti ketidak seimbangan volume cairan dan elektrolit, ketidakseimbangan asam basa, retensi nitrogen dan metabolisme lain, serta gangguan hormonal. b. Abnormalitas sistem tubuh multipel ( sebenarnya pada semua sistem), dasarnya tidak begitu dimengerti. 3. manifestasi klinis sindrom uremik secara khusus: a. biokimia: asidosis metabolic ( HCO3- serum 18 -20mEq/L) azotemia ( penurunan GFR, menyebabkan peningkatan BUN,kreatinin) hiperkalemia retensi atau pembuangan natrium hipermagnesemia hiperurisemia b. genitourinaria : poliuria, berlanjut menjadi oliguria, lalu anuria nokturia, pembalikan irama diurnal berat jenis kemih tetap sebesar 1,010 proteinnuria hilangnya libido, aminore, impotensi dan sterilitas c. kardiovaskuler hipertensi retinopati dan ensofalopati hipertensif beban sirkulasi berlebihan edema gagal jantung kongestif perikarditis (friction rub) disritmia d. pernafasan pernapasan kusmaul, dispnea edema paru
  • 2. pneumonitis e. hematologik anemia menyebabkan kelelahan hemolisis kecenderungan perdarahan menurunnya resistensi terhadap infeksi (infeksi saluran kemih, pneumonia, septikemia) f. kulit pucat, pigmantasi perubahan rambut dan kuku (kuku mudah patah, tipis, bergerigi, ada garis- garis merah-biru yang berkaitan dengan kehilangan protein) pruritis ”kristal” uremik Kulit kering memar g. saluran cerna anoreksi, mual, muntah, menyebabkan penurunan berat badan napas berbau amoniak rasa kecap logam, mulut kering stomatitis, parotitis gastritis, enteritis perdarahan saluran cerna diare h. metabolisme intermedier protein – intoleransi, sintesis abnormal karbohidrat – hiperglikemia, kebutuhan insulin menurun lemak – peningkatan kadar trigliserida mudah lelah i. neuromuskuler otot mengecil dan lemah sistem saraf pusat - penurunan ketajaman mental - konsentrasi buruk - apati - letargi atau gelisah, insomnia - kekacauan mental - koma - otot berkedut, asteriksis, kejang neuropati perifer - konduksi saraf lambat, sindrom ”restless leg” - perubahan sensorik pada ekstremitas – parestesi - perubahan motorik – foot drop yang berlanjut menjadi pareplegia j. gangguan kalsium dan rangka
  • 3. hiperfosfatemia, hipokalsemia hiperparatiroidisme sekunder osteodistrofi ginjal fraktur patologik (demineralisasi tulang) deposit garam kalsium pada jaringan lunak (sekitar sendi, pembuluh darah, jantung, paru) konjungtivitis (mata merah uremik) 4. Prinsip a. Kontratraksi harus dipertahankan agar traksi tetap efektif b. Harus berkesinambungan agar reduksi dan imobilisasi fraktur efektif c. Pemberat tidak boleh diambil kecuali intermiten, dan tergantung bebas d. Tubuh harus dalam keadaan sejajar e. Tali tidak boleh macet 5. Jenis-Jenis Traksi Terdapat dua tipe traksi yaitu kulit dan tulang: a. Traksi Kulit 1). Traksi Buck merupakan tipe traksi kulit yang sering digunakan sebelum pembedahan pada fraktur tulang pinggul untuk mengurangi spasmus, reduksi dislokasi, menghindari kontraktur fleksi tulang pinggul dan mengurangi rasa sakit pinggang bagian bawah (flow back pain). Hal tersebut dilakukan dengan cara menghubungkan beban pada spreader bar (papan pembentangan) dibawah kaki yang disambungkan pada sepatu atau perban elastis yang diselubungkan pada kaki. 2). Traksi Halter leher-kepala digunakan untuk rasa sakit, strain dan salah urat pada leher. Beban disambungkan melalui spreader bar ke halter dengan sabuk pengikat dibawah dagu mengelilingi kepala pada dasar tengkorak. 3). Traksi Russel sama dengan traksi Buck dengan ditambahi dengan suspensi yang mengangkat keatas yaitu beruapa sling (bidai) dibawah lutut atau paha bagian bawah. Traksi ini digunakan untuk fraktur tulang pinggul, luka di paha dan beberapa luka di lutut. Traksi Russel memungkinkan dilakukannya gerakan. 4). Terdapat dua traksi pelvis. Traksi ini menggunakan sling untuk fraktur panggul. Sabuk pengikut tersebut akan mengakibatkan tarikan ke bawah pada pelvis dan biasanya intermiten. Sedangkan sling (bidai) akan menahan bokong di atas tempat tidur sehingga memberikan stabilisasi dan imobilisasi pada tulang yang retak. b. Traksi tulang 1). Penjepit Steinmann atau Tali Kirschner merupakan perangkat yang dimasukan ke dalam batang tulang kemudian diikat dengan perangkat traksi. Traksi tulang atau traksi skeletal sering digunakan pada fraktur kaki. Penggunaan alat ini menjajikan kemungkinan dilihat terhadap luka dan
  • 4. memberikan akses perawatan pada jaringan yang mengalami trauma. 2). Traksi kepala atau tengkorak menggunakan jepitan Crutchfield atau vinckle yang dimasukan kedalam tengkorak dan diikat pada beban. Perangkat ini biasanya merupakan traksi tulang sementara. 3). Perangkat halo(lingkaran) diikat pada tulang tengkorak dan rompi dipasang pada torso. Traksi tulang ini digunakan untuk fraktur tulang belakang. c. Pathways d. Penatalaksanaan 1). Medis 2). Keperawatan 2. http://meikafitri.blogspot.com/2009/12/asuhan-keperawatan-pada-pasien- dengan.html 3.