2. Dalam definisi tetang kep klg terdapat tiga
tingkat praktik keperawatan keluarga, Yaitu :
1. Memandang keluarga sebagai konteks
2. Keluarga sebagai kumpulan dari anggota
keluarga
3. Keluarga sebagai klien
3. 1. Family as Context 1. Keluarga Kumpulan Individu
A B
Family Family
Individual Member Member
Family Welfare
Clien Family Family Institution Institution
Member Member
C D
Educational Govermmental
Institution Institution
A B A B
Etc
C E
C D
D
1. Family as Component of
1. Subsystem as CLient Society
1. Family as Client
4. Pada dasarnya proses keperawatan merupakan
suatu proses pemecahan masalah yang
sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada
individu, keluarga, kelompok dan komunitas
Pada keperawatan keluarga, perawat
mengonseptualisasikan keluarga sebagai unit
pelayanan dan keluarga sebagai unit atau sistem,
maka fokusnya adalah Keluarga.
5. Pengkajian terhadap Keluarga Pengkajian Anggota Keluarga
Mengidentifikasi data Sosial Budaya Secara Individual:
Data Lingkungan Fisik
Struktur Keluarga Mental/Emosional
Fungsi Keluarga Sosial
Perkembangan Keluarga Spiritual
Stress koping keluarga
Identifikasi Masalah, Masalah Keluarga
(Diagnosa Keperawatan)
Rencana Keperawatan:
2. Menyusun prioritas
3. Perumusan Tujuan dan Kriteria Hasil
4. Mengidentifikasi sumber-sumber
5. Mengidentifikasi pendekatan alternatif
6. Memilih intervensi perawatan
Implementasi Rencana Keperawatan
(Pengerahan sumber-sumber)
Evaluasi Keperawatan
6. Pengkajian adalah suatu tahapan di mana
seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya
7. Bersifat dinamis, interaktif dan flexibel.
Merupakan syarat utama untuk pengidentifikasian
masalah.
Proses pengumpulan informasi secara terus menerus.
Data dikumpulkan secara sitematis dengan
menggunakan alat pengkajian keluarga.
Jika menemukan data yang bermakna atau berpotensi
masalah maka digali lebih dalam.
8. Wawancara dengan anggota
keluarga yang berkaitan dengan
riwayat kesehatan dan gaya hidup.
1. Wawancara harus terfokus, disusun
berdasarkan struktur dan bertujuan.
2. Memberikan kesempatan kepada
setiap individu untuk mengungkapkan
persepsinya.
3. Memberikan kesempatan kepada
perawat untuk melihat interaksi
anggota keluarga.
9. Observasi secara obyektif, dengan melakukan
pengamatan terhadap lingkungan perumahan dan
fasilitas-fasilitasnya.
1. Dapat menggunakan cek lyst dan inventaris.
2. Cek lyst berkaitan dengan data yang
memerlukan pengamatan
3. Inventaris untuk mengkaji situasi rumah
dalam kaitannya dengan kelayakan rumah.
10. Informasi tertulis maupun lisan dari berbagai
lembaga yang menangani kesehatan keluarga
maupun dari anggota tim kesehatan lainnya.
11. Salah satu fungsi perawat keluarga adalah
menciptakan hubungan saling percaya.
Menciptakan hubungan saling percaya adalah
dimana adanya saling terbuka, saling
menghormati dan komunikasi berjalan dengan
efektif.
Hubungan saling percaya dapat dikembangkan
dengan menyampaikan tujuan kunjungan,
menerima dan mengakui hak-hak keluarga pada
perasaan dan keyakinan mereka sendiri tanpa
keluar dari tujuan, nilai-nilai dan harapan perawat.
Diawali dengan memberi kesempatan keluarga
mengungkapkan persoalan dan masalahnya
sendiri
Assesment
12. Merupakan aspek yang penting bagi keberhasilan
pengkajian keluarga.
Cara yang efektif dalam persiapan adalah:
1. Membaca catatan (Medical Record) dari keluarga yang akan
dikunjungi.
2. Mendiskusikan dengan tim keperawatan yang mengenal
keluarga yang dimaksud.
3. Mengantisipasi kebutuhan-kebutuhan yang mungkin muncul
pada keluarga.
4. Buat kontrak perjanjian dengan keluarga yang akan dikunjungi
(melalui telepon, lisan atau surat).
5. Menyiapkan instrumen pengkajian
TRUST
13. Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
2. Nama kepala keluarga (KK)
3. Umur
4. Alamat dan telephon
5. Pekerjaan kepala keluarga
6. Pendidikan kepala keluarga
7. Komposisi keluarga dan Genogram (Genogram keluarga dalam tiga
generasi) Hubungan dengan
Nama/ inisial kepala keluarga
Jenis kelamin Pendidikan
Tanggal lahir/umur
Pekerjaan
14. 1. Latar Belakang Budaya (Etnis)
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait
dengan kesehatan
3. Identifikasi Religius
Mengkaji agama yang dianut keluarga serta kepercayaan
yang dapat mempengaruhi kesehatan
15. 1. Status Ekonomi
Status ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik
dari kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain
itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga
3. Aktivitas Rekreasi atau Waktu Luang
Aktivitas rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun juga penggunaan waktu
luang/senggang keluarga
16. Riwayat dan Tahap
Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan
yang sesuai dengan tahap perkembangan saat ini
3. Riwayat keluarga inti mulai lahir hingga saat ini, termasuk
riwayat perkembangan dan kejadian-kejadian dan
pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik atau yang
berkaitan dengan kesehatan (perceraian, kematian, hilang,
dll) yang terjadi dalam kehidupan keluarga.
4. Riwayat keluarga sebelumnya : keluarga asal kedua orang tua
(seperti apa kehidupan keluarga asalnya; hubungan masa
silam dan saat dengan orang tua dari kedua orang tua
17. 1. Karakteristik Rumah
2. Karakteristik Lingkungan dan
Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih
Luas
3. Mobilitas Geografis Keluarga
4. Hubungan Keluarga dengan Fasilitas-
Fasilitas Kesehatan dalam Komunitas
5. Sistem Pendukung Keluarga
18. I have role
flexibility……
1. Pola-pola Komunikasi
2. Struktur Kekuasaan
3. Struktur Peran
4. Struktur Nilai-Nilai
Keluarga
19. Pola Komunikasi Keluarga
Apakah pesan /kebutuhan dapat
tersampaikan
Bagaimana keluarga memberikan respon
Langsung atau tdk langsung
Kuantitas dan kualitas komunikasi
Adakah disfungsional komunikasi
20. Struktur kekuatan
Pola pengambilan keputusan dalam keluarga
Siapa
Bagaimana caranya
Model kekuasaan yg digunakan :
penghargaan, keahlian, paksaan,
kekuasaan
Kepuasan keluarga dengan pola tsb
21. Struktur Peran
Peran formal dan peran informal
Peran-peran yang disfungsional
Analisa model peran :
- Siapa yg dijadikan model peran
- Apakah peran yg dijalankan sesuai dg tahap
perkembangan
- Apakah masalah kesehatan mempengaruhi
peran klg
- Adakah pengaturan peran-peran baru
22. Struktur Nilai
Kesesuaian nilai klg dg nilai di masyarakatnya
Pentingnya nilai yg dianut thd keluarga
Adakah konflik nilai dlm keluarga
Apakah nilai-nilai dlm klg berpengaruh thd
status kesehatan klg
23. 1. Fungsi afektif (psikologis, aman, interaksi,
mendewasakan, identitas diri)
2. Fungsi sosial (fungsi dan peran di masyarakat, sarana dan
kontak sosial di dalam dan luar rumah)
3. Fungsi reproduktif (Menjamin kelangsungan generasi,
kelangsungan hidup masyarakat)
4. Fungsi kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan
5. Fungsi pengontrol ( pendidikan dan norma)
6. Fungsi ekonomi
24. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan perilaku keluarga :
1. Definisi dari keluarga tentang sehat / sakit dan tingkat
pengetahuan mereka
2. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang
Praktek diet keluarga
3. Kebiasaan tidur dan istirahat:
4. Latihan dan rekreasi
5. Kebiasaan penggunaan obat-obatan dalam keluarga
6. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri
7. Praktik lingkungan
8. Cara-cara pencegahan secara medis
9. Praktik kesehatan gigi
25. 1. Stressor jangka pendek (< 6 bulan) yang
dirasakan keluarga
2. Stressor jangka panjang (> 6 bulan) yang saat ini
terjadi pada keluarga
3. Cara keluarga dalam mengatasi stressor
4. Strategi koping yang digunakan oleh keluarga
untuk menghadapi stressor tersebut
5. Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-
cara koping terhadap masalah-masalah mereka
sekarang.
26. Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian
terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga
dan koping keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko maupun
sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama
dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya
keluarga
27. 1. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Lingkungan
a. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
(Higienis lingkungan)
b. Resiko terhadap cidera
c. Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit )
2. Diagnosa Keperawatan Keluarga pada
masalah Struktur Komunikasi
a. Komunikasi Keluarga Disfungsional
28. a. Berduka dan diantisipasi
b. Berduka disfungsional
c. Isolasi sosial
d. Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang
sakit terhadap keluarga)
e. Potensial peningkatan menjadi orang tua
f. Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
g. Perubahan penampilan peran
h. Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
i. Gangguan citra tubuh
29. a. Perubahan proses keluarga
b. Perubahan menjadi orang tua
c. Potensial peningkatan menjadi orang tua
d. Berduka yang diantisipasi
e. Koping keluarga tidak efektif, menurun
f. Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
g. Resiko terhadap tindakan kekerasan
30. a. Perubahan proses keluarga
b. Perilaku mencari bantuan kesehatan
c. Konflik peran orang tua
d. Perubahan menjadi orang tua
e. Potensial peningkatan menjadi orang tua
f. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
g. Perubahan pemeliharaan kesehatan
h. Kurang pengetahuan
i. Isolasi sosial
j. Kerusakan interaksi sosial
k. Resiko terhadap tindakan kekerasan
l. Ketidakpatuhan
m. Gangguan identitas pribadi
31. a. Perubahan pemeliharaan kesehatan
b. Potensial peningkatan pemeliharaan
kesehatan
c. Perilaku mencari pertolongan kesehatan
d. Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan
terapeutik keluarga
e. Resiko terhadap penularan penyakit
32. a. Potensial peningkatan koping keluarga
b. Koping keluarga tidak efektif, menurun
c. Koping keluarga tidak efektif,
ketidakmampuan
d. Resiko terhadap tindakan kekerasan
33. 1. Patofisiologis (biologi atau psikologis)
2. Tindakan yang berhubungan situasional
(lingkungan, personal)
3. Maturasional
34. Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi
dari diagnosa keperawatan keluarga
o Adanya Ketidaktahuan (Kurangnya
pengetahuan, pemahaman, kesalahan
persepsi)
o Ketidakmauan (Sikap dan motivasi)
o Ketidakmampuan (Kurangnya
ketrampilan terhadap suatu
prosedur/tindakan, kurangnya sumber
daya keluarga baik financial, fasilitas,
system pendukung, lingkungan fisik
dan psikologis).
35. A. Menetapkan Prioritas Masalah
Menetapkan prioritas masalah
/diagnosa keperawatan keluarga
adalah dengan menggunakan Skala
menyusun prioritas dari Bailon dan
Maglaya, 1978
36. No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
Skala: 1. Aktual 3
1
2. Resiko 2
3. Keadaan sejahtera/diagnosis sehat 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
Skala: 1. Mudah 2
2
2. Sebagian 1
3. Tidak dapat 0
3. Potensi masalah untuk dicegah
Skala: 1. Tinggi 3
1
2. Cukup 2
3. Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala: 1. Masalah dirasakan dan harus segera ditangani 2
2. Ada masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 1
3. Masalah tidak dirasakan 0
37. 1.Tentukan skore untuk setiap kriteria
2.Skore dibagi dengan makna tertinggi dan kalikanlah
dengan bobot.
Skore
X bobot
Angka tertinggi
3.Jumlahkanlah skore untuk semua kriteria.
MERUMUSKAN TUJUAN
38. 1. Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah,
bobot yang lebih berat diberikan pada masalah actual karena yang
pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan
dirasakan oleh keluarga.
2. Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat
diubah perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah
b. Sumber daya keluarga: dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga.
c. Sumber daya perawat: dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
d. Sumber daya masyarakat: dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam
masyarakat dan sokongan masyarakat.
39. 1. Untuk kriteria ketiga, yaitu potensi masalah dapat dicegah, faktor-
faktor yang perlu diperhatikan adalah:
a. Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
b. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau masalah.
c. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
d. Adanya kelompok “high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah
potensi untuk mencegah masalah.
2. Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah
kesehatan tersebut. Nilai skore yang tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keluarga.
40. 1. Tujuan harus berorientasi pada keluarga, dimana keluarga
diarahkan untuk mencapai suatu hasil
2. Tujuan menggambarkan alternatif- alternatif pemecahan masalah
yang dapat dipilih oleh keluarga.
3. Tujuan harus bersifat spesifik / sesuai dengan konteks diagnosa
keperawatan keluarga dan faktor-faktor yang berhubungan.
4. Tujuan harus menggambarkan kemampuan dan tanggung jawab
keluarga dalam pemecahan masalah.
5. Penyusunan tujuan harus bersama-sama dengan keluarga
6. Kriteria hasil atau standar hasil pencapaian tujuan harus benar-
benar bisa diukur dan dapat dicapai oleh keluarga
41. Hal ini bertujuan untuk membedakan masalah yang dapat
diselesaikan sendiri oleh keluarga dan masalah yang harus
diserahkan pada tim keperawatan atau kolektif.
1. Tujuan khusus/jangka pendek sifatnya spesifik, dapat diukur, dapat
dimotivasi/memberi kepercayaan pada keluarga bahwa kemajuan
sedang dalam proses dan membimbing keluarga ke arah tujuan
yang jangka panjang/umum.
2. Tujuan jangka panjang/umum merupakan tujuan akhir yang
menyatakan maksud-maksud luas yang diharapkan oleh keluarga
agar dapat tercapai.
KRITERIA HASIL
42. Karakteristik essential dari criteria hasil adalah
sebagai berikut: criteria hasil harus :
2. Dalam jangka panjang atau jangka pendek (Time
bound)
3. Mempunyai perilaku yang dapat diukur
(Measureable)
4. Spesifik dalam isi dan waktu (Specifik)
5. Harus dapat dicapai (Achieveable)
44. 1. Menyebutkan
2. Melakukan
3. Mengidentifikasi
4. Memperlihatkan penurunan
5. Memperlihatkan peningkatan
6. Melaporkan tidak adanya
7. Menguraikan
8. Memberikan
45. 1. Keluargadapat menyebutkan kembali tentang penyakit ………… setelah diberikan 2
kali penyuluhan
Kriteria hasil :
Menyebutkan pengertian dengan singkat
Menyebutkan 3 faktor penyebab
Menyebutkan 5 tanda-gejala utama
Menyebutkan 3 dampak penyakit
8. Keluarga
dapat mengidentifikasi gaya hidup penderita yang tidak sehat
Kriteria hasil :
Menyebutkan pola makan, kebiasaan-kebiasaan tidak sehat yang
dilakukan oleh penderita
13.Keluarga dapat menjelaskan kembali cara pencegahan dan prinsip perawatan
penyakit setelah diberikan penyuluhan
Kriteria hasil :
Menyebutkan dengan benar 5 cara pencegahan peyakit
Menyebutkan dengan benar 5 prinsip perawatan penyakit
46. Keluarga dapat memelihara kesehatan penderita :
merubah gaya hidup, melakukan pencegahan
penyakit, melakukan perawatan mandiri dalam
waktu 6 bulan
47. Adalah menyusun alternatif-alternatif dan
mengidentifikasi sumber-sumber kekuatan dari
keluarga (kemampuan perawatan mandiri, sumber
pendukung/bantuan yang bisa dimanfaatkan) yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam
keluarga
48. Karena keluarga mempunyai hak dan tanggung jawab untuk
membuat keputusannya sendiri, maka keluarga dapat memilih
tindakan yang sudah terinformasi.
Keluarga berhak untuk mengetahui konsekuensi dari masing-
masing tindakan, sehingga dapat membuat keputusan yang masuk
akal.
Perawat juga dapat menolak pilihan tindakan yang diputuskan
keluarga bila bertentangan dengan konsep kesehatan.
Perawat dapat meminta bantuan orang lain yang mempunyai
pengalaman terhadap masalah yang sama untuk memberikan
gambaran kepada keluarga.
49. 1. Suplemental
Perawat sebagai pemberi pelayanan langsung dengan
mengintervensi hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh keluarga.
3. Fasiliatif
Perawat menyingkirkan pelayanan-pelayanan yang tidak
diperlukan, seperti: pelayanan medis, kesejahteraan sosial
5. Perkembangan
Perawat membantu keluarga dalam memanfaatkan sumber-
sumber keluarga dan dukungan sosial sehingga tindakan
keperawatan bersifat mandiri/bertanggung jawab atas
kesehatannya sendiri.
50. Diarahkan tiga tingkatan fungsi keluarga:
a). Kognitif
Intervensi diarahkan pada aspek kognitif pada fungsi keluarga,
yang meliputi pemberian informasi, gagasan baru tentang suatu
keadaan dan mengemukakan pengalaman.
b).Afektif
Intervensi diarahkan pada aspek afektif fungsi keluarga, dirancang
untuk mengubah emosi keluarga agar dapat memecahkan
masalah secara efektif. Misal: mengurangi kecemasan orang tua
terhadap anaknya yang sakit.
c). Perilaku
Intervensi diarahkan untuk membantu keluarga
berinteraksi/bertingkah laku, berkomunikasi secara efektif dengan
anggota keluarga lainnya yang sifatnya berbeda-beda.
51. Konsep perubahan dari Wright dan Leahey untuk keluarga yang
bermasalah:
1. Perubahan tergantung pada konteks.
2. Perubahan tergantung pada persepsi klien terhadap masalah.
3. Perubahan tergantung pada tujuan-tujuan yang realistis.
4. Pemahaman itu sendiri tidak menyebabkan perubahan.
5. Perubahan tidak perlu secara merata pada semua anggota
keluarga.
6. Perubahan dapat memiliki banyak penyebab.
52. 1. Keluarga bersikap apatis dan adanya perbedaan
nilai
2. Apatis, Keputusasaan dan Kegagalan
3. Ketidak Tegasan
53. Masalah Tugas Perkembangan Keluarga
1. Perawat membantu keluarga mencapai dan mempertahankan
keseimbangan antara kebutuhan pertumbuhan pribadi dari
anggota keluarga dengan fungsi keluarga yang optimum.
2. Beri penyuluhan pada keluarga tentang tugas-tugas yang
harus dijalankan sesuai dengan perkembangan keluarga.
3. Bantu keluarga mengantisipasi dan melewati transisi
perkembangan dalam keluarga.
4. Rujuk ke tenaga ahli bila masalah tugas perkembangan
keluarga tidak dapat terselesaikan oleh keluarga dan perawat.
54. Masalah Sosial Budaya
Sistem keluarga yang berbeda dengan budaya setempat.
1. Bantu keluarga menyeleksi sistem yang sesuai untuk digunakan (sistem
perkawinan, sistem hubungan orang tua – anak, sistem tipe keluarga).
2. Menyediakan waktu yang lebih banyak untuk keluarga dalam hal
berakulturasi dengan sosial – budaya setempat.
3. Bantu keluarga mengatasi perbedaan-perbedaan bahasa dengan
masyarakat setempat.
4. Pahami norma-norma keluarga dan norma masyarakat setempat dan
anjurkan keluarga untuk menyesuaikannya.
5. Bantu keluarga untuk mendapatkan akses dengan masyarakat, dengan
memfasilitasi antara keluarga dengan tokoh-tokoh masyarakat setempat.
55. A. Masalah finansial
1. Bantu keluarga dalam memperoleh informasi tentang sumber-sumber
pembiayaan kesehatan baik swasta maupun pemerintah.
2. Jelaskan pada keluarga tentang tatanan pelayanan kesehatan dan
konsekuensi biayanya agar keluarga mempunyai pertimbangan untuk
mengambil keputusan.
3. Beri penyuluhan tentang cara-cara mengurangi pembiayaan yang tidak
perlu dan cara mengalokasikan biaya kesehatan keluarga secara aman.
4. Bantu keluarga untuk melihat situasi keuangan keluarga secara obyektif
dan pemecahan masalah kesehatan secara efektif.
5. Rujuk keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai
56. A. Masalah Rekreasi atau Penggunaan Waktu Luang
1. Tunjukkan pada keluarga bahwa perawat menjadi model bagi
keluarga dalam gaya hidup yang sehat.
2. Bimbing keluarga dalam meningkatkan aktivitas
rekreasi/penggunaan waktu luang dengan memodifikasi
perilaku/gaya hidup keluarga
57. Masalah Kesehatan Lingkungan Keluarga
1. Pencegahan Primer: Peningkatan Kesehatan Lingkungan.
2. Pencegahan Sekunder pada Masalah Lingkungan
3. Pencegahan Tersier
58. Bantu keluarga untuk mampu merasakan ”kerentanan”
terhadap bahaya kecelakaan, luka atau sakit.
Anjurkan keluarga untuk meningkatkan tanggung jawab diri
keluarga dalam mencegah stressor dan meningkatkan
kesehatan dan keselamatan lingkungan.
Beri penyuluhan tentang cara mencegah resiko-resiko:
59. Ajarkan keluarga tentang cara mendeteksi secara dini masalah-
masalah/penyakit akibat lingkungan yang tidak sehat.
Jelaskan pada keluarga tentang prosedur pemanfaatan fasilitas
kesehatan darurat (Gawat Darurat/IRD) dalam penanganan
masalah penyakit/kecelakaan.
Ajarkan keluarga tentang cara penanganan/pertolongan pertama
jika timbul kecelakaan/masalah kesehatan.
60. Strategi
Modifikasi Lingkungan Dikhususkan bagi
Keluarga yang Memiliki Anggota yang Lansia, Cacat Fisik
atau Kelemahan.
Menjaga lantai rumah, kamar mandi agar tidak licin.
Menata perabot rumah untuk memudahkan jalan.
Memberi pegangan pada dinding, kamar mandi untuk
membantu berjalan.
Memasang penerangan yang memadai.
Memodifikasi kamar mandi, WC dengan jenis pancuran, WC
duduk.
61. Masalah Komunikasi dalam Keluarga
1. Mengajarkan keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran.
2. Dorong keluarga untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran mereka
tentang masalah Komunikasi yang disfungsional.
3. Bantu keluarga mengidentifikasi masalah dan faktor penyebab komunikasi
yang disfungsional.
4. Beri dukungan pada keluarga untuk berupaya menyelesaikan/memperbaiki
komunikasi antar mereka sendiri.
5. Fasilitasi keluarga untuk menggunakan ”orang ketiga” untuk membantu
menyelesaikan komunikasi disfungsional dalam keluarga.
62. Masalah Struktur Kekuatan Keluarga
Kurangnya pengalaman dalam pengambilan keputusan yang
efektif
Konflik Nilai.
Takut terhadap Akibat dari Suatu Keputusan.
Ketidakcukupan Informasi.
Kontroversi Sistem Pendukung.
63. -Beri kesempatan keluarga mengungkapkan pola – kebiasaan dalam
mengambil suatu keputusan.
-Fasilitasikan proses pengambilan keputusan yang logis:
-Buat daftar alternatif pemecahan masalah.
-Bantu mengidentifikasi dampak dari masing-masing alternatif
(finansial, sosial, nilai, kepercayaan).
-Beri kesempatan keluarga mengambil keputusan dari beberapa
alternatif tersebut.
-Dorong orang terdekat keluarga untuk terlibat dalam pengambilan
keputusan.
-Yakinkan pada keluarga bahwa keputusan yang telah diambil akan
dipatuhi/dilaksanakan.
-Ajarkan tehnik relaksasi bila keputusan yang diambil menimbulkan
kecemasan.
64. Masalah Struktur Peran Keluarga
1. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi ”syarat-syarat” dari
individu dan maksudnya.
2. Bantu mengidentifikasi harapan-harapan keluarga terhadap
suatu peran.
3. Perkuat kemampuan keluarga untuk melaksanakan peran-
peran baru.
4. Beri pengharagaan terhadap perilaku melaksanakan peran
yang sesuai.
5. Bantu memodifikasi suatu peran agar selaras dengan
harapan keluarga.
6. Beri kesempatan orang lain untuk memberikan penguatan
terhadap pelaksanaan peran-peran keluarga.
65. Perawat bertanggung jawab untuk mengevaluasi status
dan kemajuan keluarga terhadap pencapaian hasil dari
tujuan keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya
Kegiatan evaluasi meliputi
mengkaji kemajuan status kesehatan keluarga ,
membandingkan respons keluarga dengan kriteria hasil dan
menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan
pencapaian tujuan keperawatan keluarga
Perawat akan mencatat hasil evaluasi dalam lembar
evaluasi atau dalam catatan kemajuan
66. Format ini digunakan apabila implementasi keperawatan dan evaluasi
didokumentasikan dalam satu catatan yang disebut Catatan
Kemajuan
S: adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subyektif
setelah dilakukan intervensi keperawatan.
O: adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara obyektif setelah
dilakukan intervensi keperawatan
A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada
tujuan keperawatan dan criteria hasil terkait dengan diagnosis.
P: adalah perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisis
respon keluarga .
67. I: adalah implementasi dari perencanaan dengan mencatat
waktu
tindakan dan kegiatan tindakan keperawatan.
E: adalah evaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah
dilakukan
dengan mencatat waktu dan hasil kemajuan yang telah
dicapai
keluarga
R: Revision adalah revisi apabila ada perubahan dalam
rencana keperawatan
68. Dalam menelaah kemajuan keluarga dalam pencapaian
hasil, perawat akan mencatat salah satu dari keputusan
berikut, dalam lembar evaluasi atau dalam
catatan kemajuan pada saat ditentukan untuk
melakukan evaluasi:
1. Lanjutkan: Diagnosa masih berlaku, tujuan dan kriteria standar
masih relevan
2. Direvisi: diagnosa masih berlaku, tetapi tujuan dan tindakan
keperawatan keperawatan memerlukan perbaikan.
3. Teratasi : tujuan keperawatan telah dicapai, dan rencana
perawatan tidak dilanjutkan.
4. Dipakai lagi: diagnosa yang telah teratasi terjadi lagi
69. Literature:
2. Family Nursing, Friedman, edisi 3 (2000)
3. Family Nursing, Friedman, edisi 5 (2003)
4. Keperawatan Keluarga, Imam S (2005)