Khutbah Sholat Jumat Oleh Ustadz Prof.Dr. H. Maksum Radji
1. NASKAH KHUTBAH JUM’AT
Disampaikan di Masjid Ash Shofa, Depok.
Tanggal: 27 Desember 2019
Khatib: Ustadz Prof. Dr. H. Maksum Radji.
Khutbah Pertama
ّورُُرش ْنّم ّهللاّب ُذوُعَنَو ،ُهُرّفْغَتْسَنَو ُهُنْيّعَتْسَنَو ُهُدَمْـحَن ّ ه ّلِل َدْمَحالـ َّإناَنّسُفْنَأ
،ُهَل َّيداَه ََلَف ْلّلْضُي ْنَمَو ،ُهَل َّل ّضُم ََلَف ُهللا ّهّدْهَي ْنَم ،اَنّلاَمْعَأ ّتَائهّيَس ْنّمَو
ُهَل َكْي َّرش َال ُهَدْحَو هللا َّالّإ َهَلّإ َّال نَأ ُدَهْشَأَوهُلوُسَرَو ُهُدْبَع ًادَّمَحـُم َّنَأ ُدَهْشَأَو
فى تعالى هللا قالَالَو ّهّتاَقُت َّقَح َ ََّّللا واُقَّتا واُنَمآ َّينذَّلا اَهُّيَأ اَي ،الكريم كتابه
َونُمّلْسُم ْمُتْنَأَو َّالّإ َّنُتوُمَت
،تعالى وقالًادّيدَس ًال ْوَق واُلوُق َو َ ََّّللا واُقَّتا واُنَمآ َّينذَّلا اَهُّيَأ اَي
ُكَل ْرّفْغَيَو ْمُكَلاَمْعَأ ْمُكَل ْحّلْصُياًز ْوَف َازَف ْدَقَف ُهَلوُسَرَو َ ََّّللا ّعّطُي ْنَم َو ْمُكَبوُنُذ ْم
اًميَّظع
Maasyiral Muslimin Jama’ah Shalat Jum’ah Masjid Ash Shofa yang
dimuliakan Allah
Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang
telah melimpahkan untaian nikmat-Nya kepada kita semua, terutama
nikmat Iman, Islam, dan kesehatan pada kita semua, sehingga
meringankan langkah-langkah kaki kita untuk menunaikan ibadah sholat
jum’at berjama’ah di masjid yang mulia ini.
Shalawat beserta salam semoga terlimpahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, kepada para keluarganya, para sahabatnya, serta para
pengikutnya yang istiqomah hingga akhir zaman, yang Insyaa Allah
termasuk kita semua yang hadir disini seraya mengharap dengan izin Allah
supaya kita kelak mendapat syafa’at-Nya di yaumil qiyamah. Amin yaa
Rabbal Aalamiin.
Pada kesempatan khutbah kali ini, pertama-tama khatib mengajak kaum
muslimin umumnya, khususnya pada diri khatib sendiri untuk
meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Ta’ala, dengan sebenar-benarnya
2. taqwa, yaitu melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-
Nya.
Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 197,
ّباَبْلَ ْاْل يّلوُأ اَي ّونُقَّتاَو ۚ ٰى َوْقَّتال ّداَّالز َرْيَخ َّنّإَف ُوادَّوَزَتَو
“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan
bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal”.
Oleh sebab itu marilah kita senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita
karena dengan taqwa-lah bekal yang yang terbaik untuk menghadap-Nya
nanti.
Jama’ah shalat Jum’at yang dimuliakan Allah
Shalat Jum’at hari ini merupakan dengan hari Jum’at terakhir dalam bulan
Desember 2019. Mudah-mudahan pergantian waktu ini memberi makna
tersendiri bagi kita memaknai fenomena alam semesta ini untuk kita
bermuhasabah.
Sehubungan dengan bermuhasabah ini, dalam khutbah kali ini khatib
hendak mengisahkan sebuah dialog spiritual antara seorang Imam besar
(Al-Ghazali) dengan ke empat orang muridnya.
Imam Al-Ghazali, merupakan ulama besar yang hidup di abad
pertengahan. Banyak buku-buku yang telah beliau tulis, salah satu
diantaranya yang terkenal adalah Kitab Ihya Ulumuddin
Ada beberapa pertanyaan yang dilontarkan beliau kepada para muridnya,
dan kesemuanya sangat bagus untuk kita simak niali-nilai yang terkandung
di dalamnya.
1. Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid-muridnya menjawab “orang tua, guru, kawan, dan sahabatnya”.
Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling
dekat dengan kita adalah “KEMATIAN”.
ُةَقِٕٮٓاَذ ٍ۬سۡفَن ُّلُكّت ۡوَمۡٱلَۖونُعَج ۡرُت اَنۡيَلّإ َّمُث
3. “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada
Kami kamu dikembalikan”. (QS. Al Ankabut : 57).
Kematian adalah sesuatu yang tiada seorang pun tahu kapan ia akan
datang. Karena itu manusia harus selalu bersiap diri menghadapinya.
Janganlah kita lengah dalam memahami hal ini, jangan sekali-kali merasa
diri jauh dari mati, karena itu membuat kita besar hati. Dengan menyadari
akan kerahasiaannya tersebut kita harus bersiap bahwa kematian itu mati
bisa terjadi kapan saja dan dimana saja tanpa adanya peringatan dari-Nya.
2. “Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”
Murid-muridnya menjawab “negara Cina, bulan, matahari dan bintang -
bintang”.
Imam Al-Ghazali membenarkan jawaban murid-muridnya.
Tapi yang paling benar adalah “MASA LALU”. Tidak ada ilmu
pengetahuan yang mampu mengembalikan kita ke masa lalu. Oleh sebab
itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan
perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.
Dalam QS Al-Munafikun ayat 10, Allah berfirman:
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia
berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan
(kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?"
Kita sebagai hamba hanya bisa berharap dan berdo’a semoga Allah swt
memberikan anugerah-Nya kepada kita agar mampu memanfaatkan waktu
untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Dalam QS Al Ashr ayat 1-3 Allah berfirman,
ا ْوَصاَوَتَو ّتاَحّلاَّصال واُلَّمعَو واُنَمَآ َّينذَّلا َّالّإ رْسُخ يّفَل َانَسْنّْاْل َّنّإ ّْرصَعْلاَو
ّرْبَّصالّب ا ْوَصاَوَتَو هّقَحْلاّب
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan
nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati
supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr: 1-3).
4. 3. “Apa yang paling besar di dunia ini?”.
Murid-muridnya menjawab “gunung, bumi dan matahari”.
Namun menurut Iman Al-Ghazali yang paling besar dari yang ada di dunia
ini adalah “NAFSU”
Betapa banyak kerusakan di dunia ini yang disebabbkan oleh hawa nafsu
manuasi yang tidak terkendali. Nafsu adalah penentu pada diri manusia.
Ingin bahagia yang hakiki. Kendalikanlah nafsumu, ingin celaka
selamanya. Turutilah nafsumu.
Pengendalian nafsu adalah kunci dalam hidup ini. Itulah pesan
tersembunyi bahwa nafsu adalah hal paling besar, dan hal yang paling
menentukan.
4. “Apa yang paling berat di dunia ini?”.
Murid-murid Ada yang menjawab “besi dan gajah”.
Tapi Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa yang paling berat adalah
“MEMEGANG AMANAH”
Dalam QS. Al-Mukminun, ayat. 8 Allah berfirman,
ْمُه َّينذَّلاَوَُونعاَر ْمّهّدْهَعَو ْمّهّتاَناَمْل
“Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan
janjinya” (QS. Al-Mukminun : 8).
Mereka yang beruntung adalah mereka yang senantiasa berusaha
melaksanakan dan memenuhinya amanah dan jinjinya. Baik amanah yang
di dalamnya terdapat hak Allah maupun yang di dalamnya terdapat hak
manusia. Apa yang Allah wajibkan kepada hamba merupakan amanah,
sehingga seorang hamba wajib melaksanakan perintah-Nya, antara lain
shalat lima waktu, zakat, puasa di bulan Ramadhan, dsb. Sedangkan
amanah yang di sana terdapat hak manusia adalah apa yang dipercayakan
atau dibebankan mereka kepada kita, seperti menepati sumpah jabatan,
menjaga harta yang mereka titipkan, dan melaksanakan tugas yang
dibebankan kepada mereka, dsb.
5. Maasyiral Mukminin rahimakumullah
5. Pertanyaan yang kelima dari Imam Al-Ghazali adalah, “Apa yang
paling ringan di dunia ini?
Murid-muridnya menjawab “kapas, angin, debu dan daun-daunan”.
Semua itu benar, namun yang paling ringan di dunia ini adalah
meninggalkan Sholat. Karena pekerjaan kita seringkali meninggalkan
sholat, karena rapat kita meninggalkan sholat.
Kita harus ingat bahwa sholat adalah hal pertama yang akan dihisap oleh
Allah kepada manusia. Dan sholat adalah tiang agama. Namun sholat
adalah salah satu hal termudah yang sering dilewatkan oleh orang-orang
muslim.
6. Dan pertanyaan keenam yang terakhir adalah, “Apakah yang paling
tajam di dunia ini?
Murid-muridnya menjawab dengan serentak, “pedang”.
Iman Al-Ghazali membenarkan jawaban murid-muridnya, tapi yang paling
tajam adalah “LIDAH MANUSIA”
Karena melalui lidah, seseorang dapat s menyakiti hati dan melukai
perasaan saudaranya sendiri.
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqoroh ayat 263:
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah
Maha Kaya lagi Maha Penyantun”.
Dalam hadits Mutafaqqun alaih: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Yang disebut dengan muslim sejati adalah orang yang selamat orang
muslim lainnya dari lisan dan tangannya. Dan orang yang berhijrah adalah
orang yang berhijrah dari perkara yang dilarang oleh Allah.” (HR. Bukhari
dan Muslim)
6. Maasyiral Mukminin rahimakumullah
Demikianlah beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh Imam Al-
Ghazali yang disampaikan kepada murud-muridnya. Semoga kita dapat
mengambil IBROH dari dialog tersebut untuk kita senantiasa
bermuhasabah dari waktu ke waktu.
Akhirnya, di penghujung khotbah ini, khatib mengajak khususnya khatib
pribadi dan jama’ah sekalian untuk selalu bermuhasabah bahwa mati akan
segera menjemput kita, insyaallah diri kita akan termotifasi untuk
mengendalikan nafsu, menjalankan sholat dan semua perintah-Nya,
menjaga lidah dan memegang amanah, serta meningkatkan Taqwa kita
kepada Allah Ta’ala.
ِمْيِظَعال ِآنْرُقْلا ْيِف ْمُكَل َو ْيِل ُهللا َكَرَابَنِم ِهْيِف اَمِب ْمُكاَّيِإ َو ْيِنَعَفَن َو
ُر ْوُفَغْلا َوُه ُهَّنِإ ُهَتَو ََلِت ْمُكْنِم َو ْيّنِم ُهللا َلَّبَقَت َو ِمْيِكَحْلا ِرْكِّذال َو ِتاَياآل
ُمْي ِحَّالر
Khutbah Kedua
َال هَنَأ ُدَهْشَأ .ُهالل َانَادَه ْنَأ َال ْوَل َيّدَتْهَنّل هاَنُك َامَو َاذَهّل َانَادَه ْيّذهَلا ّههَلّل ُدْمَحْلَا
ُهُلْوُسَرَو ُهُدْبَع ًادهَمَحُم هَنَأ ُدَهْشَأَو .ُهَل َكْيّرَش َال ُهَدْحَو ُهالل هَالّإ َهَلّإ
ُدْعَب هاَمَأ؛ّهالل َدَابّع َايَف،ّهالل َىوْقَتّب ْيّسْفَنَو ْمُكْيّصْوُأ،ّهّتَاقُت هَقَح َهالل ُواقهَتَاف
.َنْوُحّلْفُت ْمُكهَلَعَل َلْوُسهَرَالو ُهْوُعْيّﻃَأَو
ِهْيَلَع ا ْوُّلَص ا ْوُنَماَء َنْيِذَّلا َاهُّيَأ اَي ،ِّيِبَّنال ىَلَع َن ْوُّلَصُي ُهَتَكِئََلَمَو َهللا َّنِإ
ا ْوُمِّلَس َو.اًمْيِلْسَت
ِلآ ىَلَعَو َمْيِهاَرْبِإ ىَلَع َْتيَّلَص اَمَك ٍدَّمَحُم ِلآ ىَلَعَو ٍدَّمَحُم ىَلَع ِّلَص َّمُهَّللَا
ىَلَع َو َمْيِهاَرْبِإ ىَلَع َتْكَارَب اَمَك ٍدَّمَحُم ِلآ ىَلَعَو ٍدَّمَحُم ىَلَع ْك ِارَبَو ،َمْيِهاَرْبِإ
ٌدْي ِجَم ٌدْيِمَح َكَّنِإ ،َمْيِهاَرْبِإ ِلآ.